Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar
di dunia dan terletak di garis khatulistiwa serta memiliki garis
pantai tepanjang kedua di dunia sehingga dengan melihat kondisi
tersebut potensi garam di Indonesia sangat besar. Namun dengan
pengolahan tradisional, panjangnya garis pantai tersebut belum
dimanfaatkan secara maksimal sehingga setiap tahunnya selalu
impor garam karena produksi dalam negeri tidak mencukupi
kebutuhan yang terus meningkat. Produksi garam yang hanya
mengandalkan dari hasil petani tambak lokal serta belum adanya
industri garam yang digarap secara berkelanjutan untuk
mengantisipasi kebutuhan masyarakat membuat pemerintah
masih impor garam, terutama dari Australia (Kompas, 2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor
garam Indonesia periode (Januari-September 2018) mencapai
2.195.827,445 ton. Kebutuhan garam industri pada Tahun 2018
ini juga melonjak 76,19% yaitu sebesar 3.700.000 ton bila
dibandingkan Tahun 2017 kebutuhan garam industri sebessar
2.100.000 ton. Dimana 3.700.000 ton tersebut diserap oleh 11
sektor industri, paling banyak menyerap adalah industri CAP
(Chlor Alkali Plant). Untuk industri CAP kebutuhannya sebesar
1.700.000 ton, untuk industri makanan dan minuman
kebutuhannya sbeesar 460.000 ton dan sisanya digunakan untuk
industri farmasi dan industri penyamakan kulit.
Garam yang diproduksi rakyat pada umumnya tidak
mengalami pencucian, sehingga pada umumnya berkualitas
rendah. Kadar NaCl dalam garam rakyat biasanya bervariasi
sekitar 88%. Oleh karena itu garam rakyat tidak dapat memenuhi

I-1
I-2
BAB I Pendahuluan

standar kualitas dan tidak dapat bersaing dengan garam impor.


Kualitas garam yang dihasilkan oleh petambak garam memiliki
kadar NaCl di bawah 94%, sedangkan garam industri harus
memenuhi kadar NaCl di atas 99%.
Pabrik natrium klorida dengan metode Norbert Rilleux
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dimana
kebutuhan akan natrium klorida ini cenderung meningkat setiap
tahunnya. Disamping itu mengingat produk natrium klorida ini
juga dipakai sebagai produk komoditi ekspor sehingga mampu
meningkatkan devisa negara.

I.1.1 Sejarah
Garam diperkirakan ditemukan pertama kali di Danau
Yungchen, China pada 6000 tahun sebelum masehi. Dimana
warga setempat memanen garam saat danau tersebut mengering
saat musim kemarau. Dan hingga saat itu China menjadi negara
yang sering melakukan perdagangan garam di dunia. Di Cina
sebagian besar garam diperoleh dari penguapan air laut. Selain itu
Serangkaian temuan di Wieliczka dan Bochnia di Polandia
menunjukkan bahwa produksi garam yang luas sudah ada
sebelum tahun 2001, menggunakan air asin yang muncul di
permukaan bumi sebagai bahan mentah (Ullman, 2012).
Pemerintah di Cina dari waktu ke waktu, menyadari
bahwa setiap orang perlu mengonsumsi garam, menciptakan
monopoli garam pemerintah, dan menjadikan pajak garam
sebagai sumber pendapatan utama. Raja-raja Prancis
mengembangkan monopoli garam dengan menjual hak eksklusif
untuk memproduksinya kepada beberapa orang yang disukai yang
mengeksploitasi hak itu sampai ke titik di mana kelangkaan
garam, pajak garam, merupakan penyebab utama Revolusi
Prancis. Demikian pula, pajak garam Rusia Czars adalah sumber
Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-3
BAB I Pendahuluan

pendapatan penting (Ullman, 2012).


Garam merupakan aspek yang sangat penting secara
ekonomi. Perdagangan yang sangat jauh di Yunani kuno yang
melibatkan pertukaran garam untuk budak memunculkan ekspresi
'‘tidak sebanding dengan garamnya’. Kepemilikan garam material
berharga berarti kekayaan dan kekuasaan selama berabad-abad.
Kota-kota seperti Salzburg di Austria dan L € uneburg di Jerman
berkembang dengan produksi garam dan perdagangan garam.
Nilai garam berkurang dengan revolusi industri pada 1800-an.
Karena garam dibutuhkan sebagai bahan baku dalam industri
kimia yang muncul, deposit garam dibuka oleh penambangan
kering dan dieksploitasi dengan teknologi pengeboran yang
ditingkatkan, dan air asin jenuh dari lubang bor semakin
digunakan dalam pekerjaan garam (Ullman, 2012).

I.1.2. Alasan Pendirian Pabrik


Pabrik Natrium Klorida dengan metode Norbert Rilleux
ini memiliki tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dimana kebutuhan akan garam (natrium klorida)
cenderung meningkat setiap tahunnya. Disamping itu mengingat
produk natrium klorida ini juga merupakan produk yang
berorientasi pasar, maka perencanaan pabrik natrium klorida
dengan metode Norbert Rilleux ini juga dipakai sebagai produk
komoditi ekspor sehingga mampu meningkatkan devisa negara.
Industri natrium klorida di Indonesia mempunyai
perkembangan yang stabil, hal ini dapat dilihat dengan
berkembangnya industri-industri makanan siap saji dan industri
kimia pengawetan makanan dan minuman di Indonesia.
Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan natrium klorida yang
luas dalam dunia industri, maka kebutuhan pemenuhan natrium

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-4
BAB I Pendahuluan

klorida masih sangat besar. Pendirian Pabrik Natrium Klorida di


Indonesia mempunyai peluang investasi yang menguntungkan.

I.1.3. Ketersediaan Bahan Baku


Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis
pantai 81.000 km dengan lautan yang merupakan 70% dari luasan
total negara, maka laut menyimpan banyak potensi untuk
dimanfaatkan, antara lain adalah garam. Posisi sebagai negara
kepulauan dengan laut yang sangat luas menyebabkan setiap
daerah berpotensi untuk memproduksi garam. Produsen utama
garam yaitu Provinsi Jawa Timur, terutama kota-kota di Pulau
Madura. Lahan-lahan produksi garam yang terdapat di Pulau
Madura secara keseluruhan adalah 15.347 ha. Luas areal yang
dikelola oleh PT. Garam hanya 5.116 Ha yang seluruhnya berada
di Pulau Madura yaitu Sumenep 3.163 Ha, Pamekasan 907 Ha
dan di Sampang 1.046 Ha. Lokasi lainnya yaitu di NTB seluas
1.155 Ha, Sulawesi Selatan 2.040 Ha, Sumatera dan lain-lain
1.885 Ha, sehingga luas areal penggaraman seluruhnya sebesar
30.658 Ha dimana 25.542 Ha dikelola secara tradisional oleh
rakyat.

I.1.4 Kebutuhan dan Aspek Pasar


Kebutuhan garam industri di Indonesia dari tahun 2013
sampai 2018 mengalam peningkatan. Hal tersebut sejalan dengan
perkembangan penduduk dan pertumbuhan industri. Seperti yang
terlihat pada Tabel I.1.

Tabel I.1 Data Kebutuhan Garam Industri di Indonesia

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-5
BAB I Pendahuluan

Tahun Kebutuhan (Ton)


2014 2.027.500
2015 2.128.875
2016 2.125.000
2017 2.100.000
2018 3.700.000
(Sumber: Analisis Data Pokok Kementerian Kelautan dan
Perikanan 2018)

Kebutuhan gram industri yang semakin meningkat yaitu


dari 2.027.500 menjadi 3.700.000 ton tidak sebanding dengan
produksi garam industri di Indonesia. Oleh karena itu, impor
garam industri di Indonesia setiap tahun relatif tinggi. Hal ini
terkait dengan kadar NaCl yang diharapkan untuk garam industri
yang cukup besar yaitu >99%.

I.1.5 Kapasitas dan Lokasi Pabrik


I.1.5.1 Penentuan Kapasitas Produksi
Penentuan kapasitas pabrik natrium klorida didasarkan
pada kebutuhan natrium klorida di Indonesia, tersedianya bahan
baku serta ketentuan kapasitas minimum. Proyeksi kebutuhan
natrium klorida di Indonesia :
Pembangunan Pabrik Natrium Klorida di rencanakan
pada tahun 2023. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
kebutuhan natrium klorida dalam negeri dapat dilihat pada Tabel
I.1. Dari data kebutuhan impor natrium klorida, diperoleh regresi
linear untuk mendapatkan kenaikan kebutuhan impor natrium
klorida di Indonesia.

Tabel I.2 Data Impor natrium klorida


Tahun Impor (Ton/Tahun)

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-6
BAB I Pendahuluan

2013 1.922.269,02
2014 2.267.094,642
2015 1.861.849,532
2016 2.137.799,008
2017 2.552.459,403
(Sumber: Badan Pusat Statistik 2018)

Tabel I.3 Data Ekspor natrium klorida


Tahun Ekspor (Ton/Tahun)
2013 0,025
2014 18
2015 0
2016 56,025
2017 1,17
(Sumber: Badan Pusat Statistik 2018)
Dari data yang didapatkan dari persamaan linier
kebutuhan natrium klorida di Indonesia adalah y = 113109x +
2E+06. Sehingga dapat diperkirakan bahwa kebutuhan impor
natrium klorida di Indonesia tiap tahun meningkat. Pada tahun
2023 diperkirakan kebutuhan impor natrium klorida mencapai
3.131.090 ton/tahun. Dan untuk kebutuhan ekspor natrium klorida
pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 43,2645 ton/tahun.
Dari data tersebut dapat diperoleh nilai konsumsi pabrik natrium
klorida sebagai berikut :
Kebutuhan = (hasil produksi + Impor) – ekspor
= (420.000 + 3.131.090) – (43,2645)
= 3.551.046,74 ton/tahun

Berdasarkan kebutuhan pasar, kapasitas pabrik natrium


klorida yang akan berdiri pada tahun 2023, memiliki kapasitas
pabrik sebesar 180.000 ton/tahun, dengan pertimbangan

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-7
BAB I Pendahuluan

mengambil 5% dari kebutuhan natrium klorida pada tahun 2023.


Kapasitas pabrik = 5% x 3.551.046,74
= 177.552,34 ton/tahun
= 180.000 ton/tahun
= 600 ton/hari

I.1.5.2 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi suatu pabrik dapat menentukan produktivitas
pabrik secara kontinyu dengan ketersediaan bahan baku, tenaga
kerja, dan utilitas yang lancar. Pemasaran yang mudah dan
terjangkau serta kemungkinan untuk perluasan dan
pengembangan pabrik. Pemilihan lokasi pabrik yang tepat,
ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu faktor primer dan faktor sekunder.
1. Faktor primer
Faktor primer secara tidak langsung mempengaruhi
tujuan utama dari pendirian suatu pabrik. Tujuan ini
meliputi kelancaran proses produksi dan distribusi produk
yang dibutuhkan konsumen pada tingkat harga yang
terjangkau dan masih dapat memperoleh keuntungan.
Yang termasuk faktor-faktor primer tersebut antara lain :
a. Letak pabrik terhadap bahan baku
b. Letak pabrik terhadap ketersediaan tenaga kerja
c. Tersedianya sarana dan prasarana yang meliputi:
listrik, air, jalan raya dan pelabuhan
d. Letak pabrik terhadap lokasi pasar

2. Faktor sekunder
Di samping faktor primer, penempatan lokasi pabrik
harus juga memperhatikan aspek-aspek sekunder.
Adapun faktor sekunder yang perlu diperhatikan adalah :
Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-8
BAB I Pendahuluan

a. Harga tanah dikaitkan dengan rencana di masa


yang akan datang
b. Kemungkinan perluasan pabrik
c. Peraturan daerah setempat
d. Keadaan masyarakat daerah (kultur budaya
setempat)
e. Iklim.
Dengan pertimbangan faktor-faktor di atas, maka
direncanakan lokasi pabrik di Kabupaten Sumenep,
Madura, Jawa Timur karena daerah tersebut memiliki
kandungan garam yang cukup tinggi yaitu sebsar 3,5%.
Selain itu dibutuhkan pertimbangan dan alasan sebagai
berikut:
1. Ketersediaan bahan baku
Wilayah ini merupakan tempat yang paling cocok
untuk mengembangkan industri garam karena
memiliki iklim yang cocok. Musim kemarau di Pulau
Madura dapat mencapai tujuh bulan dalam setahun,
sehingga sangat prospektif bila dibangun pabrik
garam. Luas perairan laut Kabupaten Sumenep ±
50.000 km sehingga dapat menjamin kontinuitas
produksi pda pabrik dalam jangka panjang.
2. Sarana transportasi dan pemasaran
Letak Geografis Kabupaten Sumenep yang terletak di
ujung timur Madura dan begitu strategis (dekat
dengan Pulau Bali) maka untuk menuju wilayah
Kabupaten Sumenep sudah tersedia beberapa fasilitas
untuk menunjang lancarnya sarana transportasi,
antara lain :
 Terminal Bus Arya Wiraraja: merupaan
terminal bus tipe A terbesar di Sumenep
Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-9
BAB I Pendahuluan

melayani seluruh penumpang dari luar daerah


Sumenep.
 Pelabuhan Kalianget: merupakan sarana
transportasi laut yang melayani penumpang
dari daratan Sumenep ke wilayah Kepulauan
maupun sebaliknya, selain itu juga pelabuhan
Kalianget melayani jalur transportasi laut
Kalianget – Jangkar, Situbondo.
 Bandar Udara Trunojoyo Sumenep:
merupakan Bandara yang berdiri pada Tahun
1970an dan beroperasi untuk penerbangan
komersial.
Pabrik yang didirikan letaknya dekat dengan
pelabuhan dan adanya jembatan Suramadu yang
merupakan sarana untuk pemasaran produk tujuan
luar negeri maupun dalam negeri.
3. Tenaga kerja
Jumlah penduduk di Madura yang cukup banyak
dengan berbagai keterampilan yang dimiliki
4. Ketersediaan lahan
Masih banyaknya lahan kosong dengan harga yang
relatif lebih terjangkau di Madura sehingga dapat
menunjang rencana jangka panjang dalam perluasan
atau pengembangan pabrik ini
5. Ketersediaan sarana dan prasarana
Tersedianya suplai air dalam jumlah besar dan telah
terjangkaunya pasokan listrik di daerah ini untuk
menunjang proses produksi pabrik ini.

I.2 Dasar Teori

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-10
BAB I Pendahuluan

Garam merupakan salah satu bahan kimia yang sering


dimanfaatkan oleh manusia khususnya dalam bidang konsumsi.
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih
berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan
bagian terbesar natrium klorida (>80 %) serta senyawa lainnya
seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida
dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik yang mudah
menyerap air, densitas (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan
titik lebur pada tingkat suhu 801ºC (Supriyo, 2002).
Pengelompokan garam di Indonesia berdasarkan SNI
adalah garam konsumsi dan garam industri. Kelompok kebutuhan
garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga,
industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan
dan pengawetan ikan, sedangkan kelompok kebutuhan garam
industri antara lain untuk industri perminyakan, tekstil dan
penyamakan kulit, CAP (Chlor Alkali Plant) industrial salt yang
digunakan untuk proses kimia dasar pembuatan soda dan chlor,
dan pharmaceutical salt (Supriyo, 2002).

Tabel I.4 Syarat Mutu Garam untuk Bahan Baku Industri


No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan
- Bau - Normal
- Rasa - Asin

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-11
BAB I Pendahuluan

- Warna - Putih normal


2. Natrium Klorida % (b/b) Minimal 94,7
(NaCl) adbk
3. Air (H2O) % (b/b) Maksimal 7
4. Bagian tidak larut % (b/b) Maksimal 0,5
dalam air adbk
5. Cemaran logam
- Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 10,0
- Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 10,0
- Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 0,1
6. Cemaran arsen (As) mg/kg Maksimal 0,1
Tabel I.5 Syarat Mutu Garam untuk Konsumsi
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Kadar air (H2O) % (b/b) Maksimal 7,0
2. Kadar NaCl (natrium % (b/b) Minimal 94,7
klorida) dihitung dari adbk
jumlah klorida (Cl)
3. Iodium dihitung sebagai mg/kg Minimal 30,0
kalium iodat (KIO3)
4. Cemaran logam
- Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 10,0
- Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 10,0
- Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 0,1
5. Cemaran arsen (As) mg/kg Maksimal 0,1
Keterangan : b/b= bobot/bobot; adbk= atas dasar bahan kering
Menurut penggunaannya, garam dapat digolongkan
menjadi garam proanalisis (p.a), garam industri, dan garam
konsumsi. Garam proanalisis adalah garam untuk reagen (tester)
pengujian dan analisis di laboratorium, juga untuk keperluan
garam farmasetis di industri farmasi, garam industri yaitu untuk

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-12
BAB I Pendahuluan

bahan baku industri kimia dan pengeboran minyak, sedangkan


garam konsumsi untuk keperluan garam konsumsi dan industri
makanan serta garam pengawetan untuk keperluan pengawetan
ikan. Garam proanalisis dan garam farmasi, mempunyai
kandungan NaCl > 99%, garam konsumsi mempunyai kandungan
NaCl > 94% dan garam untuk pengawetan memiliki kandungan
NaCl > 90%. Semakin besar kandungan NaClnya, akan semakin
kompleks dan rumit proses produksi dan pemurniannya (Yuniarti,
1998).
Garam dapur yang dikonsumsi masyarakat Indonesia ada
tiga jenis yaitu garam konsumsi yang diproduksi PN Garam,
garam ini diawasi dan dibina seksama oleh pemerintah sehingga
yang beredar di pasaran adalah garam yang telah memenuhi
syarat dan standar mutu untuk konsumsi garam dapur. Jenis
garam yang diimpor dari luar negeri merupakan garam yang
dipasok dari luar negeri hanya dalam jumlah kecil dan
pengimpornya dilakukan bila produksi dalam negeri tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya karena musim hujan
berkepanjangan atau kesulitan teknik lainnya dan garam rakyat
produksi pengrajin garam, merupakan garam rakyat yang
mutunya sebagian besar belum memenuhi standar industri bagi
garam konsumsi karena cara pengolahannya masih sederhana
(Supriyo, 2002).
Selama ini garam di Indonesia diproduksi oleh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini PT. Garam (Persero),
dan petani-petani garam atau yang dikenal sebagai penggaraman
rakyat. Sebagian besar sumber garam di Indonesia didapat dari air
laut, dan dalam jumlah yang relatif sangat kecil sekali didapat
dari air garam dalam tanah, Teknologi pembuatan garam yang
digunakan adalah dengan sistem penguapan air laut menggunakan
sinar matahari (solar energy) diatas lahan tanah, namun ada

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-13
BAB I Pendahuluan

beberapa daerah yang memproduksi garam dengan cara memasak


karena kondisi tanah yang porous yaitu provinsi Aceh dan Bali.
Produktivitas lahan garam tiap daerah tidaklah sama, hal ini
sangat dipengaruhi oleh kualitas tanah yang tersedia, kelembaban
udara, kecepatan angin dan sistem teknologi yang digunakan.
Menurut Desrosier (1988), ada tiga sumber utama garam,
yaitu :
1. Garam solar ialah garam yang diperoleh dengan cara
penguapan dari air garam baik yang dari laut maupun yang
dari danau garam daratan.
2. Tambang garam atau garam sumber ialah garam yang
biasanya dinyatakan sebagai batu garam, diperoleh dari
pertambangan yang beroperasi sedalam seribu kaki atau
lebih dibawah permukaan bumi.
3. Garam yang diperoleh dari penguapan dengan sinar matahari
mengandung kotoran kimia dan mikrobia halofisilis yang
toleran terhadap garam. Garam tambang atau garam sumber
pada umumnya bebas dari kontaminasi organisme ini.
Menurut Zaelaniat (2013), garam terdiri dari beberapa jenis
dan memiliki banyak manfaat. Adapun jenis-jenis garam yaitu
sebagai berikut:
a. Garam industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl
sebesar 97% dengan kandungan impuritis (sulfat,
magnesium, dan kalsium serta kotoran lainnya) yang sangat
kecil. Kegunaan garam industri antara lain untuk industri
perminyakan, pembuatan soda dan klor, penyamakan kulit
dan pharmaceutical salt.
b. Garam konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dan kadar NaCl
sebesar 97% atas dasar bahan kering (dry basis), kandungan
Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-14
BAB I Pendahuluan

impuritis (sulfat, magnesium dan kalsium) sebesar 2% dan


kotoran lainnya (lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air
maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan garam
konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri
makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan
pengawetan ikan.
c. Garam pengawetan
Jenis garam ini biasanya ditambahkan pada proses
pengolahan pangan tertentu. Penambahan garam tersebut
bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang
memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan
garam bereaksi menghasilkan produk makanan dengan
karateristik tertentu. Kadar garam yang tinggi menyebabkan
mikroorganisme yang tidak tahan terhadap garam akan mati.
Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang
tahan garam dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu
penambahan garam berfungsi mengawetkan karena kadar
garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang
tinggi dan aktifitas air rendah. Kondisi ekstrim ini
menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat
hidup. Pengolahan dengan garam biasanya merupakan
kombinasi dengan pengolahan yang lain seperti fermentasi
dan enzimatis, contoh pengolahn pangan dengan garam
adalah pengolahan acar (pickle), pembuatan kecap ikan,
pembuatan daging kering, dan pembuatan keju.
d. Garam dapur
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut,
dengan proses sederhana, dan meninggalkan sejumlah
mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah
mineral yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna
pada garam laut. Sehingga, tekstur garam laut di pasaran
Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-15
BAB I Pendahuluan

lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih kasar, namun


ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung ±
0,0016% yodium.
e. Garam meja
Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari
cadangan garam dibawah tanah. Proses pembuatan garam
meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya
mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan.
Kebanyakan dari garam meja dipasaran telah ditambahkan
yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami dalam
jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas yodium,
Mg, Ca dan K2.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan (2013), berikut merupakan kualitas garam
berdasarkan kandungan NaCl :

Tabel I.6 Kualitas Garam Berdasarkan Kandungan NaCl


Kandungan Air
Kualitas I NaCl > 98%
Maksimum 4%
Kandungan Air
Kualitas II 94,4% < NaCl < 98%
Maksimum 4%
Kualitas III NaCl < 94% Kandungan Air > 5%

Menurut Martina (2016), berikut merupakan klasifikasi


garam rakyat dengan kualitas K1, K2, dan K3 :
1. Garam K1 merupakan garam hasil proses kritaslisasi pada
larutan 26 – 29,5°Be. Garam K1 memiliki kadar NaCl
minimum 98%.
2. Garam K2 merupakan garam dengan kualitas lebih
rendah daripada K1. Garam ini merupakan sisa

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-16
BAB I Pendahuluan

kristalisasi pada konsentrasi larutan 29,5 - 35°Be dan


memiliki kadar NaCl antara 94,4% sampai 98%. Secara
fisik, garam K2 berwarna kecoklatan
3. Garam K3 merupakan garam kualitas terendah. Garam ini
merupakan sisa kristalisasi pada konsentrsi larutan di atas
35°Be dan memiliki kadar NaCl kurang dari 94%. Secara
fisik, garam K3 berwarna coklat dan masih bercampur
lumpur.

I.3 Kegunaan
Menurut Zaelaniat (2013), garam terdiri dari beberapa
jenis dan memiliki banyak manfaat. Adapun jenis-jenis garam
yaitu sebagai berikut:
a. Minuman kesehatan Produk
Minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk
minuman untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti
mineral-mineral yang keluar bersama keringat dari tubuh selama
proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada
umumnya produk-produk minuman kesehatan selain
mengandung pemanis dan zat aktif, juga mengandung mineral-
mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na +), kalium (K+),
magnesium (Mg²+), kalsium (Ca²+), karbonat bikarbonat (CO3)2,
dan klorida (Cl).
b. Garam mandi
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan)
untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl,
dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut, kemudian
diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna dan mungkin juga
senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan
keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga
menurunkan kesadahan air. Komponen utama garam mandi
Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-17
BAB I Pendahuluan

adalah garam NaCl yaitu sekitar 90%-95%. Kegunaan garam


mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, diantaranya
adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam,
menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan
sebagai refreshing, suasana relaks terutama akibat adanya
campuran pewangi yang dipercaya dapat mempengaruhi emosi
serta suasana hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus di
bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl adalah
untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada
otot yang sakit, menurunkan inflamasi (peradangan), serta
menyembuhkan infeksi. Untuk fungsi kecantikan, garam mandi
antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing),
memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakannya
(rejuvenating).
c. Garam konsumsi
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan
untuk pemberantasan gangguan akibat kekurangan iodium (gaki),
yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan) garam
menggunakan garam iodide atau iodat seperti KIO 3, KI, Nal, dan
lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data,
garam merupakan bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah
tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam
industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki
akan tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang
mudah larut dalam air, yaitu sekitar 24 gram/100 ml.
d. Cairan infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus
glukosa 5%, cairan infus NaCl 0,9% + KCl 0,3% atau KCl 0,6%,
cairan infus natrium karbonat dan cairan infus natrium laktat.
Cairan infus NaCl adalah campuran aguabidest dan garam grade
farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi
Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-18
BAB I Pendahuluan

pasen yang dirawat di rumah sakit.


e. Sabun dan sampo
Sabun dan sampo merupakan bahan kosmetik yang
digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci rambut. Garam
NaCl merupakan satu bahan kimia diantara beberapa komposisi
bahan dalam pembuatan sabun dan sampo.
f. Cairan dialisat
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan
utama elektrolit (antara lain garam NaCl) dan glukosa grade
farmasi yang membantu dalam proses cuci darah bagi penderita
gagal ginjal. Seperti diketahui pasien gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu.
Dalam proses pencucian darah tersebut darah yang akan
‘dibersihkan’ akan dilewatkan pada suatu alat membran
(hemodialisis) dalam media cairan dialisat.
g. Penyedap rasa
Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak
digunakan di industri pengolahan daging untuk proses
pengawetan.

I.4 Sifat Fisika dan Kimia


Bahan baku yang digunakan dalam pabrik pemurnian
garam ini adalah sebagai berikut:
I.4.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik pembuatan
garam ini adalah sebagai berikut :
1). Air laut
 Sifat fisik
- Bentuk fisik dan tampilan =encer/cairan keruh
Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-19
BAB I Pendahuluan

- Bau = tidak berbau


- Titik didih = >100°C (>212°F)
- Kelarutan (H2O) = larut
- Warna = jernih (putih)
- pH = 6,5-8,5
- Titik beku = -10°C (14°F)
- Specific gravity = 1,2 pada 15°C (60°F)
 Sifat kimia
- Dapat menyebabkan korosi pada logam jika
kontak dengan logam berkepanjangan
- Tidak mudah terbakar
Tabel I.7 Komposisi Air Laut
Komponen % Berat
NaCl 2,76 %
MgCl2 0,32 %
Mg(SO4) 0,22 %
CaSO4 0,12 %
H2O 96,582 %
Total 100 %
(kirk-Othmer, 1967).

I.4.2 Bahan Baku Pendukung


1). Soda Ash (Na2CO3)
 Sifat Fisik
Menurut Perry (1997) soda ash (Na2CO3) memiliki sifat
fisik sebagai berikut :
- Nama lain = Disodium carbonate
- Rumus Molekul =Na2CO3(Komponen utama)
- Rumus Bangun =

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-20
BAB I Pendahuluan

- Berat Molekul = 106


- Warna = putih
- Bau = tidak berbau
- Bentuk = serbuk
- Specific Gravity = 2,533
- Titik Leleh = 851°C
- Titik Didih = terdekomposisi di atas 851°C
- Solubility, Cold Water = 7,1 kg/100 kg H2O
(H2O=0°C)
- Solubility, Hot Water = 48,5 kg/100 kg H2O
(H2O=104°C)
Tabel I.8 Komposisi Soda Ash
Komponen % Berat
Na2CO3 99,80%
Na2SO4 0,10%
NaCl% 0,08
H2O 0,02%
Total 100,00%
(OCl Chemical Corp.)

 Sifat kimia
- Kelarutan dalam air
- Mudah larut dalam kristal, etanol
- Solubility, Cold Water = 7,1 kg/100 kg H2O
(H2O=0°C)
- Solubility, Hot Water = 48,5 kg/100 kg H2O
(H2O=104°C)
2). Caustic Soda (NaOH)
 Sifat fisik
Menurut Perry (1997) caustic soda (NaOH) memiliki sifat
fisik sebagai berikut :
Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-21
BAB I Pendahuluan

- Nama lain = Soda Lye, Soda api


- Rumus Molekul = NaOH (komponen utama)
- Berat Molekul = 40
- Warna = tidak berwarna
- Bau = berbau kaustik
- Bentuk = larutan 48%
- Specific Gravity = 2,130
- Titik Leleh = 318,4°C
- Titik Didih = 1390°C
- Solubility, Cold Water = 42 kg/100 kg H2O
(H2O=0°C)
- Solubility, Hot Water = 347 kg/100 kg H2O
(H2O=100°C)
Tabel I.9 Komposisi Caustic Soda
Komponen % Berat
NaOH 48,00%
H2O 52,00%
Total 100,00%
(PT. Asahimas Chemical)
 Sifat kimia
- Kelarutan dalam air = 111 g/100 mL (20°C)
- Kelarutan dalam ethanol = 13,9 g/100 mL
- Kelarutan dalam methanol = 23,8 g/100 mL
- Larut dalam lemak
3). Barium Chloride (BaCl2)
 Sifat fisik
Menurut Perry (1997) Barium Chloride (BaCl2) memiliki
sifat fisik sebagai berikut :
- Nama Lain = Barium Klorida
- Rumus Molekul =BaCl2 (komponen utama)
- Berat Molekul = 208,23
Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-22
BAB I Pendahuluan

- Warna = tidak berwarna


- Bau = tidak berbau
- Bentuk = monoklinik
- Specific Gravity = 3,856
- Titik Leleh = 925°C
- Titik Didih = 1560°C
4). Air
 Sifat fisik
- Rumus Molekul = H2O
- Berat Molekul = 18
- Titik Lebur = 0°C
- Titik Didih = 100°C
- Densitas = 1000 kg/m3
- Viskositas = 0,001 Pa.s
 Sifat kimia
 Pada fase liquid dapat melarutkan zat-zat kimia
lain
 pH = 7
I.4.3 Produk
Produk utama yang dihasilkan adalah NaCl yang berupa
kristal dengan konsentrasi 99,9%. Produk sampingnya adalah
Mg(OH)2 dan CaCO3.
I.4.3.1 Produk Utama
1). Natrium klorida (NaCl)
 Sifat fisik
Menurut Perry (1997) Natrium klorida (NaCl) memiliki
sifat fisik sebagai berikut :
- Nama lain = Halit, garam
- Rumus Molekul = NaCl (komponen utama)
- Berat Molekul = 58,443 g/mol

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-23
BAB I Pendahuluan

- Warna = tidak berwarna


- Specific Gravity = 2,163
- Titik leleh = 800,4°C
- Titik didih = 1413°C
- Densitas = 2.165 g/cm3
- Solubility, Cold Water = 35 kg/100 kg H2O
(H2O=7°C)
- Solubility, Hot Water = 39,8 kg/100 kg H2O
(H2O=100°C)
- Tidak mudah terbakar
 Sifat kimia
- Kelarutan dalam air = 35,6 g/100 mL (0°C)
= 35,9 g/100 mL (25°C)
= 39,1 g/100 mL
(100°C)
- Kelarutan dalam ammonia = 2,15 g/100 mL
- Kelarutan dalam methanol = 1,49 g/100 mL
- Larut dalam gliserol, etilen glikol, asam format
dan HCl
Produk disesuaikan dengan SNI 0303-2012 tentang syarat
mutu garam untuk industri soda kaustik dan Indian Standard IS:
797-1982 tentang specification for common salt for chemical
industries.
Tabel I.10 Spesifikasi Produk NaCl
Komposisi % Berat
NaCl 99,98
H2O 0,02

I.4.3.2 Produk samping


1. Mg(OH)2
Fungsi Mg(OH)2 : digunakan bersama-sama dengan
Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-24
BAB I Pendahuluan

Alumunium Hidroksida untuk menetralisir asam


lambung. Dan digunakan di dalam pasta gigi, hal ini
berfungsi unutk asam yang ada di dalam mulut dan
mencegah terjadi kerusakan gigi.
 Sifat Fisik
- Berat Molekul = 58,3 g/mol
- Titik lebur = 350°C
- Densitas = 2,36 g/cm3
- System Kristal = heksagonal
- Warna = tidak berwarna
 Sifat Kimia
- Mudah larut dalam HCl
- Tidak larut dalam air
- Mudah larut dalam garam-garam ammonium
- Tidak bereaksi dengan HCl jika pada Mg(OH) 2
terdapat garam-garam ammonium
2. BaSO4
Fungsi BaSO4 : untuk meningkatkan densitas fluida,
komponen pigmen putih untuk cat, pelapis kertas
fotografi, mencerahkan kertas, pengisi plastik, bahan
radiocontrast, dan penyangga katalis.
 Sifat Fisik
- Berat Molekul = 233,43 g/mol
- Titik Leleh = 1345°C
- Titik Didih = 1600°C
- Densitas = 4,5 g/cm3
- Warna = kristal putih
- Bau = tidak berbau
 Sifat Kimia

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS
I-25
BAB I Pendahuluan

- Kelarutan dalam air : 0,0002448 gr/100 ml


(20°C) ; 0,000285 gr/100 ml (30°C)
- Kelarutan dalam pelarut lain: tidak larut dalam
alkohol; larut dalam asam sulfat pekat
- Produk kelarutan, Ksp : 1,0842 x 10-10 (25°C)

3. CaCO3
Fungsi CaCO3 : bahan pembuatan gypsum
 Sifat Fisik
- Berat Molekul = 100,09 g/mol
- Titik Leleh = 825°C
- Titik Didih = 1600°C
- Densitas = 4,5 g/cm3
- Warna = Putih
- Bau = tidak berbau

Departemen Teknik Kimia Industri Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut
Fakultas Vokasi -ITS dengan Metode Norbert Rilleux
I-26
BAB I Pendahuluan

Halaman ini sengaja dikosongkan

Pabrik Natrium Klorida dari Air Laut Departemen Teknik Kimia Industri
dengan Metode Norbert Rilleux Fakultas Vokasi -ITS

Anda mungkin juga menyukai