Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemetaan geologi (geological mapping) pada dasarnya adalah

menggambarkan data pada peta dasar topografi yang menghasilkan cerminan

kondisi geologi pada skala yang diinginkan. Kondisi geologi yang dijumpai di

lapangan berupa penyebaran batuan, struktur geologi, dan kenampakan morfologi

bentang alam. Pengamatan kondisi geologi dilapangan harus dilakukan dengan

baik dan benar supaya kita mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di tempat

itu pada beberapa juta tahun yang lalu sehingga kita dapat merekonstruksi apa

yang sebenarnya terjadi di masa lalu sesuai dengan semboyan “the present is they

key to the past” (Hutton, 1726 - 1797).

Ilmu geologi mulai berkembang pada sekitar tahun 500 hingga 300 tahun

sebelum Masehi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran dan pernyataan–

pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu

berkembang menjadi ilmu pengetahuan tentang bumi dan telah dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan seperti pada bidang pertambangan (geologi

pertambangan), perminyakan (geologi minyak), teknik sipil (geologi teknik),

lingkungan (geologi lingkungan) dan sebagainya. Perkembangan ilmu ini

mendorong para ahli geologi melakukan penelitian geologi berskalakan regional,

akan tetapi masih diperlukan penelitian yang lebih detail untuk melengkapi data

geologi yang mencakup kondisi geomorfologi, struktur geologi, stratigrafi, dan

aspek geologi lainnya (Balfas, 2015).

1
2

Pemetaan geologi yang akan dilakukan oleh peneliti di Kabupaten Luwu

Timur meliputi pengumpulan informasi dasar geologi, yaitu geomorfologi,

stratigrafi dan struktur geologi pada daerah penelitian. Dari informasi tersebut

akan dihasilkan sejarah geologi dan potensi bahan galian daerah penelitian.

Informasi tersebut diharapkan dapat menjadi data awal bagi pemerintah setempat,

terutama yang berkaitan dengan pengembangan wilayah dan pencarian

sumberdaya ekonomi.

Pemetaan yang akan dilakukan peneliti mencakup daerah dengan skala 1 :

25.000. Pemetaan geologi yang lebih detail akan melengkapi data – data geologi

yang telah ada sebelumnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan

geologi permukaan pada daerah penelitian dengan menggunakan peta topografi

skala 1 : 25.000.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah

penelitian, yang meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah

geologi, dan potensi bahan galian pada Daerah Kansintuwu Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada daerah penelitian

berdasarkan pengamatan pada aspek-aspek geologi yang terpetakan pada skala

1 : 25.000, aspek-aspek tersebut meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur

geologi, sejarah geologi dan bahan galian yang terdapat pada Daerah Kansintuwu

Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.


1.4 Letak, Waktu dan Kesampaian Daerah

Secara admistratif, daerah penelitian terletak di Desa Kansintuwu Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Letak astronomis

dari daerah penelitian ini terletak pada koordinat 120° 44' 00" - 120° 48’ 00"

Bujur Timur (BT) dan 02o 24’ 00" – 02°27' 00" Lintang Selatan (LS).

Luas daerah penelitian + 68, 45 km2 yang dihitung dari peta topografi daerah

penelitian sekala 1 : 25.000 yang diperbesar dari Peta Rupa Bumi Indonesia skala

1 : 50.000 Lembar Buyu; Mangkutana dengan Nomor 2113-51,52 yang

diterbitkan oleh BAKOSURTANAL Tahun 1991.

Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Daerah Penelitian

1.5

etode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa

tahapan, yaitu; tahapan persiapan, tahapan penelitian lapangan, tahapan

pengumpulan data lapangan, tahapan pengolahan data, tahapan analisis dan

interpretasi dan tahapan penyusunan laporan.

3
4

1.5.1 Tahapan Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan sebelum melakukan penelitian

lapangan. Adapun tahap persiapan ini terdiri dari beberapa sub tahapan kegiatan

yaitu :

1. Tahap penyusunan proposal penelitian

Tahap ini meliputi kegiatan pembuatan proposal penelitian yang akan

diajukan ke Program Studi Teknik Geologi, sebagai syarat untuk

melakukan kegiatan penelitian geologi.

2. Persiapan Literatur

Tahap ini merupakan awal dari penelitian sebelum melakukan pengamatan

di lapangan tahapan ini berupa studi literatur baik mengenai daerah

penelitian yang dibahas oleh peneliti-peneliti terdahulu, buku-buku materi

kuliah, atau laporan ilmiah yang menyangkut dengan topik bahasan

penelitian maupun penyusunan proposal.

3. Tahap pengurusan administrasi

Tahap ini meliputi pengurusan surat-surat perizinan untuk melakukan

penelitian, yang akan diberikan kepada pihak Program Studi Teknik

Geologi, Universitas Hasanuddin

1.5.2 Tahapan Penelitian Lapangan

Tahap penelitian lapangan terdiri dari pemetaan pendahuluan dan

pemetaan detail. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data lapangan secara

deskriptif dan sistematis.

1. Pemetaan Pendahuluan, yaitu pemetaan dengan melakukan orientasi lapangan

untuk mengetahui kondisi lapangan pada daerah penelitian, serta lintasan


yang akan dilalui untuk mendapatkan data yang akurat dengan memanfaatkan

waktu seefisien mungkin dan dengan sebaik – baiknya.

2. Pemetaan Detail, yaitu pemetaan dengan melakukan pengamatan dan

pengambilan data langsung di lokasi penelitian, yang meliputi :

a. Pengamatan dan pengambilan data serta penentuan lokasi pada peta dasar

skala 1 : 25.000 yang disesuaikan dengan kondisi medan dan kondisi

singkapan.

b. Pengamatan dan pengukuran terhadap aspek-aspek geomorfologi seperti:

relief (bentuk puncak dan lembah, serta keadaan lereng), pelapukan (jenis

dan tingkat pelapukan), soil (warna, jenis dan tebal soil), erosi (jenis dan

tingkat erosi), gerakan tanah, sungai (jenis sungai, arah aliran, bentuk

penampang dan pola aliran sungai serta pengendapan yang terjadi),

tutupan dan tataguna lahan.

c. Pengamatan unsur-unsur geologi untuk penentuan stratigrafi daerah

penelitian, antara lain meliputi: kondisi fisik singkapan batuan yang

diamati langsung di lapangan dan hubungannya terhadap batuan lain di

sekitarnya, dan pengambilan conto batuan yang dapat mewakili tiap

satuan untuk analisis petrografi dan mikropaleontologi. Conto batuan

yang digunakan untuk analisis petrografi adalah sampel yang masih segar

sedangkan sampel untuk analisis paleontologi dipilih berupa conto batuan

sedimen yang segar.

d. Pengamatan dan pengukuran terhadap unsur-unsur struktur geologi yang

meliputi kedudukan batuan, kekar, dan lain-lain.

5
6

e. Pengamatan potensi bahan galian yang terdapat di daerah penelitian, serta

data pendukung lainnya seperti keberadaan bahan galian, jenis dan

pemanfaatan bahan galian.

1.5.3 Tahapan Pengumpulan Data Lapangan

Kegiatan tahap pengumpulan data lapangan menggunakan metode

eksploratif yaitu pengambilan data pada objek-objek geologi dipermukaan,

meliputi kegiatan orientasi lapangan dan pengambilan data geomorfologi,

stratigrafi dan struktur geologi pada lintasan terbuka serta pengambilan sampel

untuk analisa laboratorium. Adapun metode pengumpulan data, meliputi :

1. Pengambilan data dengan cara pencatatan data lapangan, artinya semua data

lapangan yang dijumpai di rekam ke dalam buku pencatatan lapangan.

2. Pengambilan data lapangan dengan menggunakan alat, artinya proses

pengambilan data dilapangan menggunakan bantuan alat seperti pengambilan

titik lokasi tiap stasiun pengamatan dengan menggunakan GPS (Global

Positioning System), pengukuran dimensi singkapan dengan menggunakan

pita meter atau rol meter, pengambilan foto singkapan batuan dan morfologi

dari satuan bentangalam dengan menggunakan kamera, pengambilan conto

batuan dengan menggunakan palu dan pengukuran data kedudukan batuan

dengan kompas geologi.

3. Pemetaan geologi secara detail dimaksudkan untuk memperoleh data geologi

secara terperinci. Secara umum, urutan pengambilan dan pengukuran data

geologi di lapangan, yaitu : penentuan titik pengamatan pada peta dasar skala

1: 25.000, pengamatan kondisi singkapan dan hubungannya dengan batuan

sekitar, pengamatan dan pengambilan data geomorfologi, pengamatan sifat


7

fisik batuan, meliputi: warna, tekstur batuan, struktur batuan, komposisi

mineral penyusun dan penamaan lapangan dan mikroskopisnya, penentuan

dan pengukuran unsur-unsur struktur geologi, pengambilan conto batuan

untuk analisa laboratorium, serta pengamatan bahan galian yang ada pada

daerah penelitian. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap jenis soil

serta vegetasi yang ada di sekitar singkapan. Setelah semua data dicatat dan

diukur, maka dilakukan pengambilan dokumentasi, baik berupa foto maupun

sketsa.

1.5.4 Tahapan Pengolahan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengolahan data mencakup

kegiatan-kegiatan pengolahan data yang telah diperoleh di lapangan, yaitu :

1. Data Geomorfologi, meliputi pembuatan peta pola aliran dan tipe genetik

sungai.

2. Data Petrografi, meliputi pengamatan sayatan tipis dari conto batuan yang

telah diambil dari lapangan untuk mengetahui karakteristik batuan

berdasarkan sifat-sifat optisnya ; jenis mineral, tekstur, ukuran mineral,

persentase kandungan mineral, dll.

3. Data Stratigrafi, meliputi pengamatan fosil makro yang diamati dari samel

sayatan tipis dari conto batuan yang telah diambil dari lapangan untuk

mengetahui kandungan fosilnya.

4. Data Struktur Geologi, meliputi pengolahan data kekar yang dijumpai di

lapangan dengan metode diagram roset untuk mengetahui arah gaya

pembentuk struktur dan metode stereonet untuk memperkirakan jenis sesar

yang terbentuk.

7
8

1.5.5 Tahapan Analisis dan Interpretasi Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis dan interpretasi data

mencakup kegiatan-kegiatan analisa dan interpretasi dari data yang telah diolah

sebelumnya, yaitu :

1. Analisa Geomorfologi, meliputi analisa dalam menentukan satuan

bentangalam, pola aliran dan tipe genetik sungai serta interpretasi stadia 9

sungai dan stadia daerah penelitian.

2. Analisa Petrografi, meliputi analisa dalam menentukan nama batuan secara

mikroskopis dan interpretasi petrogenesa pembentukan batuan.

3. Analisa Stratigrafi, meliputi analisa dalam menentukan batas dan

pengelompokkan setiap satuan batuan berdasarkan litostratigrafi tidak resmi,

serta analisis umur dan lingkungan pengendapan dari kandungan fosil makro

yang dijumpai serta interpretasi tatanan stratigrafi daerah penelitian.

4. Analisa Struktur geologi, meliputi analisa data kekar serta data-data struktur

lainnya yang dijumpai di lapangan, data DEM, data geomorfologi dan

interpretasi jenis struktur geologi dan mekanisme struktur yang berkembang

di daerah penelitian.

1.5.6 Tahap Penyusunan Laporan

Kegiatan dalam tahap penyusunan laporan ini merupakan hasil tulisan

ilmiah secara deskriptif dari hasil pengolahan, analisis dan interpretasi yang

dijadikan acuan dalam penarikan kesimpulan mengenai kondisi geologi daerah

penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan peta geologi, geomorfologi,

struktur geologi, bahan galian, serta pola aliran dan tipe genetik sungai, serta
lampiran berupa deskripsi petrografis dan deskripsi fosil yang tergabung dalam

satu bentuk yang disusun dalam bentuk laporan pemetaan geologi. Penyajian data

dan hasil laporan berupa laporan pemetaan geologi tersebut diseminarkan di

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

9
10

Gambar 1.2 Diagram alir penelitian


11

1.6 Alat dan Bahan

1. Peta Topografi berskala 1 : 25.000 yang merupakan hasil pembesaran

dari peta rupa bumi skala 1 : 50.000 terbitan Bakosurtanal.

2. Kompas Geologi

3. Palu Geologi

4. Global Positioning System (GPS)

5. Loupe dengan pembesaran 10 x

6. Komparator

7. Pita Meter

8. Buku catatan lapangan

9. Kantong sampel

10. Larutan HCl (0,1 M)

11. Kamera digital

12. Alat tulis menulis

13. Clipboard

14. Ransel lapangan

15. Busur dan Penggaris

16. Roll meter

17. Perlengkapan pribadi

Alat dan bahan yang digunakan selama analisis laboratorium adalah

sebagai berikut :

1. Mikroskop polarisasi untuk analisis petrografi

2. Mikroskop binokuler untuk analisis fosil

11
12

3. Sampel

4. Preparat

5. Album Mineral Optik

6. Tabel Michael Levy

7. Kamera digital

8. Alat tulis menulis

9. Kertas A4

10. Sayatan tipis batuan

11. Literatur

1.7 Peneliti terdahulu

Peneliti terdahulu yang pernah mengadakan penelitian yang sifatnya regional

diantaranya sebagai berikut :

 Sarasin (1901), melakukan penelitian geografi dan geologi di Pulau

Sulawesi.

 Van Bemmelen (1949), meneliti tentang Evolusi zaman Tersier dan

Kwarter Sulawesi bagian Selatan.

 Rab Sukamto (1975), penelitian pulau Sulawesi dan pulau-pulau yang ada

di sekitarnya dan membagi kedalam tiga mandala geologi.

 Rab Sukamto (1975), penelitian perkembangan tektonik sulawesi dan

sekitarnya yang merupakan sistem sintesis berdasarkan tektonik lempeng.

 Sartono Astadireja (1981), mengadakan penelitian geologi Kuarter

Sulawesi Selatan dan Tenggara.


 Sukamto dan Simanjuntak (1983) membahas tentang perkembangan

daerah Sulawesi dan sekitarnya yang ditinjau dari aspek sedimentologi.

13
14

Anda mungkin juga menyukai