Anda di halaman 1dari 17

# BELA NEGARA

A. Pengertian Bela negara di Indonesia


Bela  Negara  adalah  sikap  dan  perilaku  warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya 
kepada  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila    dan   
Undang-Undang    Dasar    1945    dalam    menjalin    kelangsungan    hidup    bangsa dan
negara yang seutuhnya.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu
hakikatnya kesediaan  berbakti   pada   negara   dan   kesediaan   berkorban   membela 
negara.  Spektrum  bela  negara  itu  sangat  luas,  dari  yang paling halus, hingga yang
paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama
menangkal  ancaman  nyata  musuh  bersenjata.  Tercakup  di  dalamnya  adalah 
bersikap  dan  berbuat  yang  terbaik  bagi  bangsa  dan  Negara

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945

 Pasal  27  Ayat  3:  “Setiap  warga  negara  berhak  dan  wajib  ikut serta dalam
pembelaan negara.” 
 Pasal 30 Ayat 1: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
 Pasal 30 Ayat 2: “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan  melalui 
sistem  pertahanan  dan  keamanan  rakyat   semesta   oleh   Tentara   Nasional   
Indonesia   dan  Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia  sebagai  kekuatan  utama,
dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.”
 Pasal  30  Ayat  3:  “Tentara  Nasional  Indonesia  terdiri  atas  Angkatan   Darat,   
Angkatan  Laut,   dan   Angkatan   Udara   sebagai alat negara yang bertugas
mempertahankan, melindungi,    dan    memelihara    keutuhan    dan    kedaulatan   
negara.”
 Pasal  30  Ayat  4:  “Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia  sebagai alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban  masyarakat  bertugas  melindungi, 
mengayomi,  melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.”
 Pasal 30 Ayat 5: “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,  Kepolisian 
Negara  Republik  Indonesia,  hubungan  kewenangan  Tentara  Nasional 
Indonesia  dan  Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia  di  dalam  menjalankan 
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha  pertahanan  dan 
keamanan  negara,  serta  hal-hal  yang  terkait  dengan  pertahanan  dan 
keamanan  diatur  dengan undang-undang.”

2. TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis Besar Haluan Negara


Dalam  Bab  IV,  ketetapan  arah  kebijaksanaan  pertahanan  dan  keamanan,  antara  lain 
disebutkan  pengembangan  kemampuan  sistem  pertahanan  keamanan  rakyat  semesta 
yang  bertumpu  pada  kekuatan  rakyat,  TNI  dan  Polri  sebagai  kekuatan  utama  yang 
didukung  komponen  lainnya  dengan  meningkatkan  kesadaran bela negara, melalui
wajib latih dan membangun kondisi juang, serta mewujudkan kebersamaan TNI, Polri, dan
rakyat

3. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Pasal  2:  “Fungsi  Kepolisian  Negara  Republik  Indonesia  adalah  salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

4. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM

 Pasal  68:  “Setiap  warga  negara  wajib  ikut  serta  dalam  upaya  pembelaan 
negara  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan.”
 Untuk  mewujudkan  kesadaran  dan  menyatukan  konsep  pembelaan  negara  di 
tengah  masyarakat,  salah  satunya  dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela
Negara. Mars ini  digubah  oleh  salah  seorang  musisi  Indonesia  yang  memiliki
nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.
 Selain  itu,  dalam  upaya  menjaga  kesadaran  bela  negara,  dibuatlah  sebuah 
momen  untuk  memperingatinya.  Hari  yang  sudah  ditetapkan  sebagai  hari  Bela 
Negara  dipilih  tanggal  19  Desember.  Penetapan  ini  dimulai  tahun  2006  oleh 
Presiden  Susilo  Bambang  Yudhoyono,  yang  dituangkan melalui Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006.

C. Unsur Dasar Bela Negara


Didalam  proses  pembelaan  bangsa,  ada  beberapa  hal  yang  menjadi unsur penting,
diantaranya adalah: Cinta  Tanah  Air,  Kesadaran  Berbangsa  dan  bernegara,  Yakin 
akan Pancasila sebagai ideologi Negara, Rela berkorban untuk bangsa & Negara, Memiliki
kemampuan awal bela Negara

Dari unsur yang ada tersebut, bisa disebutkan mengenai beberapa hal yang menjadi contoh
proses pembelaan negara. Beberapa contoh tersebut diantaranya adalah: 

 Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah


yang beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa  mencegah  adanya  pengakuan  dari 
negara  lain  yang  menyebutkan  kekayaan  daerah  Indonesia  sebagai  hasil 
kebudayaan asli mereka. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan  dengan  sikap  rajin 
belajar.  Sehingga  pada  nantinya  akan  memunculkan  sumber  daya  manusia 
yang  cerdas  serta  mampu  menyaring  berbagai  macam  informasi  yang  berasal 
dari  pihak  asing.  Dengan  demikian,  masyarakat  tidak  akan  terpengaruh 
dengan  adanya  informasi  yang  menyesatkan dari budaya asing.
 Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal  ini  sebagai 
perwujudan  rasa  cinta  tanah  air  dan  bela  bangsa.  Karena  dengan  taat  pada 
hukum  yang  berlaku  akan    menciptakan    keamanan    dan    ketentraman   
bagi    lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat.
 Meninggalkan    korupsi.    Korupsi    merupakan    penyakit    bangsa  karena 
merampas  hak  warga  negara  lain  untuk  mendapatkan kesejahteraan. Dengan
meninggalkan korupsi,  kita  akan  membantu  masyarakat  dan  bangsa  dalam 
meningkatkan kualitas kehidupan.

D. Tujuan Bela Negara


 Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
 Melestarikan budaya Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
 Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
 Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara

E. Fungsi dan Tujuan Bela Negara


 Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman;
 Menjaga keutuhan wilayah negara; 
 Merupakan kewajiban setiap warga negara. 
 Merupakan panggilan sejarah;

F. Manfaat Bela Negara


 Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.
 Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
 Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
 Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
 Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
 Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
 Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
 Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
 Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
 Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

G. Contoh Implementasi Bela Negara


 Menciptakan  suasana  rukun,  damai,  dan  harmonis  dalam  keluarga. (lingkungan
keluarga)
 Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
 Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)
 Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
 Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat)
 Menjaga    keamanan    kampung    secara    bersama-sama    (lingkungan
masyarakat)
 Mematuhi   peraturan   hukum   yang   berlaku   (lingkungan   negara)
 Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)

# NASIONALISME

A. Pengertian Nasionalisme
Secara  bahasa,  nasionalisme  adalah  kata  serapan  yang  diambil  dari  bahasa  Inggris 
yaitu  nation.  Kata  nation  jika  diartikan  ke  bahasa Indonesia artinya adalah bangsa.
Jika  merujuk  pada  arti  dari  asal  katanya,  nasionalisme adalah sesuatu yang berkaitan
dengan bangsa. Bangsa sendiri adalah sebuah  rumpun  masyarakat  yang  tinggal di
sebuah teritorial yang sama dan memiliki karakteristik yang hampir sama.

Menurut  KBBI  (Kamus  Bahasa  Besar  Indonesia),  nasionalisme  adalah sebuah paham
yang mengajarkan untuk mencintai bangsanya sendiri. Dalam hal ini jelas jika nasionalisme
sangat erat kaitannya   dengan   mencintai   negara   baik   budayanya,   masyarakatnya
maupun tatanan yang ada di negara tersebut.

Jika merujuk pada KBBI, maka orang yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi adalah
orang yang mencintai negaranya. Pengertian  nasionalisme  dari  segi  bahasa  berbeda 
dengan  chauvinisme.  Kedua  kata  ini  sama-sama  diartikan  mencintai  bangsa dan
negara.Namun pada paham chauvinisme kecintaan pada  negara  sangat  fanatik 
sehingga  membenarkan  merusak  atau menghancurkan negara lain demi kejayaan
bangsa sendiri. Tentu saja paham cauvinisme ini tidak sejalan dengan nilai nasionalisme,
paham chauvinisme bisa merusak perdamaian dunia.

B. Bentuk-Bentuk Nasionalisme 
> Nasionalisme  Kewarganegaraan  (atau  nasionalisme  sipil). Merupakan  bentuk 
nasionalisme  dimana  negara  memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.

> Nasionalisme Etnis. Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana   negara 


memperoleh   kebenaran   politik   dari   budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

 > Nasionalisme  Romantik/Organik/Identitas.  Dimana  negara  memperoleh 


kebenaran  politik  secara  semula  jadi  (organik)  hasil  dari  bangsa  atau  ras;  menurut 
semangat  romantisme.

> Nasionalisme    Budaya.    Bentuk    nasionalisme    dimana    negara  memperoleh 


kebenaran  politik  dari  budaya  bersama dan bukannya sifat keturunan seperti warna kulit,
ras dan sebagainya.

> Nasionalisme  Kenegaraan.   Variasi   nasionalisme   kewarganegaraan,  selalu 


digabungkan  dengan  nasionalisme  etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga
diberi keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.

> Nasionalisme Agama. Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi


politik dari persamaan agama

C. Nasionalisme Berdasarkan Nilai Pancasila


Di dalam Pancasila nilai-nilai akan nasionalisme juga sudah tertanam  khususnya  pada 
sila  ketiga  yaitu  persatuan  Indonesia.  Dikarenakan  dasar  negara  Indonesia  adalah 
Pancasila,  maka  penting  bagi  kita  mengetahui  pengertian  nasionalisme  sesuai 
dengan Pancasila

Bangsa Indonesia sudah paham betapa pentingnya rasa nasionalisme  bahkan  sebelum 
merdeka.  Rasa  nasionalisme  ini  telah  tertuang dalam peristiwa sumpah pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928.

Kala  itu,  Indonesia  mengaku  jika  berbangsa  satu,  bertanah  air  satu  dan  berbahasa 
satu.  Hal  ini  menandakan  bahwa  bangsa  Indonesia adalah bangsa yang kuat dan
menjunjung tinggi nilai nasionalisme.

Setelah Indonesia merdeka, nilai nasionalisme  dituangkan pada pancasila dan pembukaan
UUD 1945. Namun pada pembukaan UUD 1945 juga ditekankan jika Indonesia yang
mencintai negaranya dan juga ikut menjaga ketertiban dunia.

Hal  ini  jelas  menjauhkan  bangsa  Indonesia  dari  paham  chauvisme.    Pemimpin  dunia 
yang  menganut  paham  chauvisme  adalah Hitler. Hitler menganggap mencintai negara
berarti besedia   melakukan   apapun   untuk   negara   bahkan   bila   perlu   dengan
menghancurkan negara lain.

Jadi,     jika     merujuk     pada     


paham  pancasila  dan  pem-bukaan 
UUD  1945,  nasionalisme    adalah   
sikap    cinta    tanah  air  dan  menjaga 
per-satuan bangsa dengan tetap menjaga   
perdamaian   yang   ada di dunia

Dengan  demikian  bangsa  Indonesia  adalah  bangsa  yang  menjunjung  tinggi  rasa 
kebangsaan  tanpa  harus  menghancurkan  dan  mengganggu  kedaulatan  bangsa  lain. 
Jika  semua  negara  menerapkan  nasionalisme  dengan  benar,  perdamaian  dunia 
mudah di wujudkan. Dalam  kehidupan  berbangsa  dan  bertanah  air,  warga  negara 
yang  baik  adalah  warga  negara  yang  memiliki  sikap  nasionalisme yang tinggi.
Nasionalisme yang tinggi ini bisa dipupuk dari kegiatan-kegiatan yang kecil

D. Contoh Sikap Nasionalisme Awal Kemerdekaan


1. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran  5  Hari  atau  Pertempuran  5  Hari  di  Semarang  adalah  serangkaian 
pertempuran  antara  rakyat  Indonesia  di Semarang  melawan  Tentara  Jepang. 
Pertempuran  ini  adalah  perlawanan  terhebat  rakyat  Indonesia  terhadap  Jepang  pada 
masa transisi (bedakan dengan Peristiwa 10 November  perlawanan  terhebat  rakyat 
Indonesia  dalam  melawan  sekutu  dan  Belanda).  Pertempuran  ini  dimulai  pada 
tanggal  15  Oktober  1945   (walau   kenyataannya   suasana   sudah   mulai   memanas 
sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945

2. Pertempuran Surabaya

Pertempuran  Surabaya  merupakan  peristiwa  sejarah  perang  antara  pihak  tentara 


Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi  pada  tanggal  10  November 
1945  di  Kota  Surabaya,  Jawa  Timur.  Pertempuran  ini  adalah  perang  pertama 
pasukan  Indonesia  dengan   pasukan   asing   setelah   Proklamasi   Kemerdekaan 
Indonesia  dan  satu  pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Setelah   munculnya   maklumat   pemerintah   Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang


menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih
dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan   pengibaran   bendera   tersebut 
makin  meluas  ke  segenap  pelosok  kota  Surabaya.  Klimaks  gerakan  pengibaran
bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera  di  Yamato  Hoteru  /  Hotel 
Yamato  (bernama  Oranje  Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang
bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

3. Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Ing-gris dan Kerajaan Belanda
tercapai suatu persetujuan yang ter-kenal dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam
persetujuan ini  disebutkan  bahwa  panglima  tentara  pendudukan  Inggris  di  Indonesia 
akan  memegang  kekuasaan  atas  nama  pemerintah  Belanda.

Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah  sipil,  pelaksanaannya 


diselenggarakan  oleh  NICA  dibawah  tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu
kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda
membangun rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja
merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan menyelundupkan NICA
Belanda adalah Medan

4. Bandung Lautan Api

Peristiwa   Bandung   Lautan   Api   adalah   peristiwa   kebakaran   besar yang terjadi di
kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia  pada  24  Maret  1946.  Dalam  waktu  tujuh 
jam,  sekitar  200.000    penduduk    Bandung    membakar    rumah    mereka,   
meninggalkan   kota   menuju   pegunungan   di   daerah   selatan   Bandung. Hal ini
dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat
menggunakan kota Bandung sebagai  markas  strategis  militer  dalam  Perang 
Kemerdekaan  Indonesia
5. Pertempuran Laut Aru

Pertempuran  Laut  Aru  adalah  suatu  pertempuran  yang  terjadi  di Laut Aru, Maluku,
pada tanggal 15 Januari 1962 antara Indonesia  dan  Belanda.  Insiden  ini  terjadi 
sewaktu  dua  kapal  jenis  destroyer,   pesawat   jenis   Neptune   dan   Frely   milik 
Belanda   menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau
(654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi  04,49"  LS  dan  135,02"  BT. 
Komodor  Yos  Sudarso  gugur  pada  pertempuran  ini  setelah  menyerukan  pesan 
terakhirnya  yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran"

E. Implementasi Rasa Nasionalisme Saat Ini


Kecintaan  masyarakat  akan  tanah  airnya  mampu  memberi   pengaruh   yang   besar 
terhadap        perkembangan        sebuah   bangsa.   Kita   bisa   melihat       gerakan-
gerakan       yang      sudah      konstruktif      muncul  di  awal  abad  ke  20, 
prakemerdekaan    Republik    ini salah satu faktor terbesar yang    mendorong    adanya   
gerakan itu adalah Nasionalisme.  Kita  bisa  melihat  dari  mulai  tumbuhnya  kesadaran 
masyarakat   yang   awalnya   belum   terpikir   bahwa   kemerdekaan   adalah   sesuatu 
yang   sangat   dibutuhkan,   digerakkan   atau   dipelopori  oleh  sebagian  orang  yang 
sudah  memiliki  nasionalisme, maka rakyat Indonesia terbuka matanya untuk keluar dari
lingkaran kebingungan dari pembodohan yang dilakukan Belanda ratusan tahun lamanya.

Nasionalisme   tidak   bisa   kita artikan hanya sebatas rasa  cinta  kepada  bangsa  dan
negara, tapi nasionalisme    adalah    kesadaran    individu masyarakat suatu bangsa   
akan    tanggung    jawabnya   dalam   kemakmuran    dan    pertahanan    yang  dilandasi 
rasa  cinta  kepada      tanah      airnya.      Senada dengan perkataan Bung  Karno,  bahwa 
nasionalisme  ialah  suatu  iktikad,    keinsyafan    rakyat,    bahwa  rakyat  adalah  satu 
golongan,    satu    bangsa.    Rasa  nasionalistis  itu  menimbulkan   rasa   percaya 
kepada  diri  sendiri.  Rasa  percaya  akan  diri  sendiri  inilah  yang  menimbulkan 
ketetapan hati dalam perjuangan  menuju  Indonesia  merdeka.  Artinya,  nasionalisme  itu 
dimulai  dari  adanya  kesadaran,  dari  kesadaran  itu  tumbuhlah  yang namanya cinta.
Kesadaran akan tanggung jawab sebagai bagian  dari  masyarakat  diiringi  cinta  yang 
tumbuh  kepada  bangsa  inilah  yang  membawa  masyarakat  kepada  perjuangan  yang
tidak setengah-setengah. Jadi, keliru lah jika Nasionalisme itu diartikan hanya sebatas
mencintai bangsa dan negara tanpa ada tindakan nyata

Jika  kita  lihat  realita  yang  ada  hari  ini,  justru  pengertian  yang  keliru  itulah 
kebanyakan  dipakai  oleh  masyarakat  Indonesia,  terlebih para 'pemuda zaman now'.
Tidak sedikit yang menyatakan    cintanya    kepada    Indonesia,    tidak    sedikit    yang   
berkoar-koar  menyuarakan  dukungannya  datang  langsung  ke  studion ketika Indonesia
bertanding sepak bola dengan Negara lain walaupun harus mengeluarkan uang, tapi yang
disayangkan tidak  sedikit  pula  yang  cintanya  itu  hanya  sebatas  kata-kata. 
Nasionalisme  tidak  bisa  hanya  sampai  di  mulut,  nasionalisme  harus  diiringi  dengan 
aksi,  dengan  kontribusi  nyata  walaupun  sederhana. Sesuatu yang kita lakukan,
walaupun terlihat sederhana  tapi  bisa  memberi  pengaruh  besar  jika  kita  tau  hakikat 
dari perbuatan itu, kita tau alasan kita berbuat, kita tau tujuan dan akibat kita bertindak
Adapun contoh-contoh sikap yang didasari nasionalisme adalah sebagai berikut :

1. Aktif dalam Pembangunan Nasional

Turut   aktif   dalam   pembangunan   bangsa   merupakan   salah   bentuk sikap yang
menunjukkan patriotisme dan nasionalisme. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk
mengisi pembangunan seperti halnya:

 Seorang  siswa  belajar  dengan  baik  dengan  harapan  kelak  apa yang ia pelajari
bisa bermanfaat untuk bangsanya;
 Masyarakat yang sadar akan fungsi pemilu sehingga mengunakan   hak   pilihnya 
dan   mengikuti   kegiatan   pemilu   dengan tertib agar didapatkan pemimpin yang
kompeten
 Mahasiswa  yang  kritis  dan  tanggap  memberi  masukan  kepada pemerintah
terkait masalah yang sedang terjadi di dalam negeri termasuk penyalahgunaan
wewenang

2. Menjunjung Tinggi Hukum

Sebagai  warga  negara  yang  baik,  sudah  sepatutnya   kita   memahami   dan   mematuhi
hukum yang berlaku di Indonesia dengan  cara  sebisa  mungkin  tidak  melanggar hukum,
menyerahkan diri jika melanggarnya,  dan  melapor  jika  ada  orang  lain yang melanggar.
Tindakan seperti ini sudah  menunjukkan  sikap  patrotime  dan  nasionalisme kita. Hal-hal
yang dapat kita lakukan misalnya adalah :

 Mematuhi rambu-rambu lalu lintas;


 Membayar pajak tepat pada waktunya;
 Melakukan pekerjaan yang tidak melanggar hukum;
 Menegur orang lain yang hendak mencuri

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar

Dengan   menjaga   kebersihan   lingkungan   berarti   anda   juga   mencintai  lingkungan 


tempat  tinggal  anda  sehingga  sikap  ini  juga   termasuk   dalam   sikap   patriotisme 
dan   nasionalisme.   Hal-hal yang dapat kita lakukan misalnya:

 Ketua RT mengadakan kegiatan kerja bakti di lingkungannya  dan  kita  sebagai 


warganya  mengikuti  kegiatan  kerja  bakti tersebut dengan baik;
 Pemerintah sudah menyiapkan tempat sampah di berbagai titik   di   lingkungan 
desa   maka   kita   harus   membuang   sampah pada tempatnya.

4. Menciptakan Kerukunan Umat Beragama

Penduduk   Indonesia   terdiri   dari   berbagai   pemeluk   agama.   Bangga  menjadi  salah 
satu  penduduk  Indonesia  dan  rela  berkorban  untuk  mereka  merupakan  salah  satu 
perwujudan  sikap  patriotisme  dan  nasionalisme.  Salah  satu  hal  yang  dapat  kita 
lakukan  adalah  menciptakan  kerukunan  antar  umat  beragama.  Untuk  mewujudkan 
hal  tersebut  kita  dapat  melakukan  langkah-langkah konkret seperti:

 Memberikan  izin  kepada  teman  untuk  tidak  mengikuti  belajar kelompok ketika
ada kegiatan keagamaan;
 Tidak   menggangu   orang   lain   yang   sedang   melakukan   ibadah seperti
berteriak di dekatnya;
 Berteman   dengan   semua   orang   tanpa   membedakan   agama.
 Ikut serta kegiatan gotong royong di lingkungan misalnya dalam membangun pos
kampling,
 Saling  tolong  menolong  ketika  ada  tetangga  atau  teman  yang terkena musibah,
 Menghargai pendapat orang lain di dalam musyawarah dan tidak memotong
pembicaraannya.

5. Menggunakan Produk dalam Negeri

Untuk  menunjukkan  sikap  patriotisme  dan  nasionalime  sudah  semestinya  kita 


bangga  dan  sebisa  mungkin  menggunakan  produk dalam negeri. Banyak orang yang
senang menggunakan produk   luar   negeri.   Biasanya   mereka   berpendapat   bahwa 
produk  luar  negeri  pasti  lebih  bagus.  Padahal,  sudah  banyak  juga produk dalam
negeri yang patut diberi apresiasi dari segi kualitasnya.  Beberapa  produsen  Indonesia 
bahkan  mengaku  mereka  banyak  menjual  produknya  ke  luar  negeri  tanpa  merk, 
kemudian perusahaan luar negeri memberikan label, dan menjualnya.  Hal  ini 
membuktikan  bahwa  produk  Indonesia  juga  diakui oleh dunia internasional

6. Melestarikan Budaya

Salah satu dampak globalisasi adalah banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Hal ini dapat mengancam punahnya budaya  Indonesia  sendiri.  Untuk  mengatasi  hal 
tersebut  maka  generasi penerus bangsa harus turut melestarikan budaya Indonesia
sebagai wujud sikap patriotisme dan nasionalismenya.

Salah satu bentuk perwujudan sikap patriotisme dan nasionalime   yang   dapat   kita 
lakukan   adalah   menjunjung   ideologi   bangsa.  Ideologi  bangsa  Indonesia  adalah 
Ideologi  Pancasila.  Dengan  mewujudkan  nilai-nilai  Pancasila  sebagai  ideologi  terbuka 
di  dalam  kehidupan  kita  berarti  kita  bangga  dan  cinta  kepadanya

7. Menjunjung Cita-cita Bangsa

Penting  bagi  sebuah  negara  agar  rakyatnya  mendukung  dan  menjunjung  cita-cita 
bangsa.  Cita-cita  bangsa  Indonesia  terletak  pada  Pembukaan  Undang  Undang  Dasar 
1945  Alinea  IV.  Cita-cita bangsa yang tertuang dalam alinea ini adalah :

 Memajukan kesejahteraan umum;


 Mencerdaskan kehidupan bangsa;
 Melaksanakan ketertiban dunia.
Dengan menjunjung tinggi dan rela berkorban demi terwujudnya cita-cita ini maka kita telah
menunjukkan sikap patriotisme dan nasionalisme yang kita miliki.

F. Identitas Nasional
Identitas     nasional     merupakan     manifestasi      nilai-nilai      budaya      yang   tumbuh 
dan   berkembang   dalam suatu bangsa dan menjadi ciri khas bangsa tersebut sehingga   
dapat     menjadi     pembeda     dengan bangsa lain.

Istilah  identitas  secara  harfiah bisa   kita   pahami   sebagai   ciri,   tanda atau jati diri.
Kata nasional  mengandung  arti  bangsa  (nation),      yang      dalam      konteks     
modern   bisa   diartikan   sebagai   negara.   Jadi   lingkup   identitas   nasional   adalah 
negara   dalam   konteks modern.

Unsur-unsur Identitas Nasional

Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat  askriptif.  Artinya,  individu 
memilikinya  sejak  lahir  dan  bukan  kuasanya  untuk  memilih.  Misalnya,  kamu  sebagai 
orang   Minang,   saya   orang   Asmat.   Minang   dan   Asmat   adalah identias masing-
masing kita. Lebih dari 300 identitas suku bangsa yang tersebar di seantero nusantara.

Agama, yaitu golongan sosial yang klasifikasinya berdasarkan  agama  atau  aliran 
kepercayaan.  Individu  sejak  lahir  biasanya  sudah  berafiliasi  ke  salah  satu  agama. 
Pertama-tama atas arahan orang tua yang punya hak prerogatif menentukan apa agama
anaknya. Seiring kedewasaan dan kematangan intelektual, individu mencari sendiri,
menemukan atau memantapkan kembali agama yang diimaninya.

Bahasa, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada aspek simbolik yang secara arbiter
dibentuk sebagai sarana interaksi. Individu mempelajari simbol-simbol yang membentuk
bahasa  sejak  lahir.  Kemajemukan  bahasa  sangat  berhubungan  dengan  kemajemukan 
budaya  karena  bahasa  merupakan bagian dari budaya.

Budaya, yaitu golongan sosial yang didasarkan pada pengetahuan  manusia  yang  secara 
kolektif  digunakan  untuk  menafsir lingkungannya sehingga menjadi pedoman untuk
bertindak   dan   menghasilkan   karya.   Cakupan   budaya   sangat luas, kita bisa
memahami sistem pengetahuan yang berada   dalam   pikiran   manusia   sebagai 
budaya,   dan   teknologi yang dihasilkannya juga sebagai budaya
Keempat unsur identias tersebut melandasi lahirnya faktor-faktor pembentuk identitas
nasional. Perlu diketahui bahwa identitas nasional tidak muncul dengan sendirinya,
melainkan dibentuk. Pembentukannya tidak terjadi natural namun produk kesepakatan. 
Beberapa  faktor  pembentuk  identitas  nasional  yang  bisa disebutkan di sini antara lain:

Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Primordialisme,  yaitu  sikap  kecintaan  pada  identitas  berdasarkan  golongan, 


kesamaan  etnis  atau  suku.  Biasanya  didasarkan pula oleh sistem kekerabatan dan
kekeluargaan yang  identik  dengan  adanya  hubungan  darah  antar  anggotanya.

Praktik keagamaan, yaitu ritual yang didasarkan pada keyakinan individu dan dipraktikkan
secara kolektif. Unsur keimanan berkontribusi penting pada motivasi untuk berpartisipasi 
pada  ritual  yang  dijalani  secara  kolektif  berdasar  sistem keyakinan yang sama.

Pemimpin  bangsa, yaitu figur atau tokoh kharismatik yang menjadi kebanggaan
rakyatnya. Seorang pemimpin bangsa pada  prinsipnya  adalah  pelayan  masyarakatnya. 
Rakyat  merasa   diayomi   dan   bangga   pada   pemimpinnya   yang   dianggap bagian
dari dirinya.

Sejarah  bangsa,  yaitu  narasi  masa  lalu  suatu  bangsa  yang  membentuk  memori 
kolektif  masyarakat  yang  hidup  di  zaman  kekinian.  Kesamaan  asal-usul  atau  nenek 
moyang  juga bagian dari sejarah yang dapat membentuk solidaritas dan identitas kolektif.

Ciri-ciri Negara yang Punya Identitas Nasional

 Adanya pola perilaku masyarakat menyangkut adat istiadat yang dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Adanya     lambang-lambang     yang     secara     simbolik     mendeskripsikan   visi, 
tujuan   dan   fungsi   didirikannya   negara.
 Adanya alat kelengkapan yang dimiliki negara untuk melayani kebutuhan
masyarakatnya, seperti tempat ibadah, infrastruktur, teknologi komunikasi, dan
sebagainya.
 Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai suatu bangsa yang tercermin dalam
dasar negara dan konstitusinya.
 Bung Karno, merupakan tokoh, figur, sang proklamator, tokoh sentral berdirinya
negara Indonesia.
 Batik, produk budaya berupa corak lilin pada sehelai kain yang mengandung filosofi,
bernilai seni dan ekonomi.
 Borobudur, salah satu tempat ibadah umat Budha, candi Budha terbesar di dunia.
 Rendang,  salah  satu  makanan  khas  Minang  yang  telah  mendunia.
 Pancasila,  ideologi  resmi  negara  yang  terdiri  dari  lima  sila:   Ketuhanan, 
Kemanusiaan,   Persatuan,   Demokrasi,   Keadilan
#INTERGRITAS

A. Pengertian Integritas
Integritas  itu  sendiri  berasal  dari  kata  Latin  “integer”,  yang  berarti: 

 Sikap  yang  teguh  mempertahankan  prinsip,  tidak  mau  korupsi, dan menjadi
dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral. 
 Mutu,  sifat,  atau  keadaan  yang  menunjukkan  kesatuan  yang   utuh   sehingga 
memiliki   potensi   dan   kemampuanyang memancarkan kewibawaan; kejujuran

Menurut  KBBI,  pengertian  integritas  yaitu  mutu,  sifat,  serta  keadaan yang
menggambarkan pada satu kesatuan yang utuh, hingga mempunyai potensi dan
kemampuan untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran

B. Fungsi Integritas
Setelah memahami arti integritas, mungkin sebagian orang bertanya-tanya, apa sih
sebenarnya fungsi integritas itu? Secara garis besar, ada 2 fungsi utama integritas, yaitu:

1. Fungsi Kognitif

Dalam hal ini fungsi kognitif integritas adalah mencakup kecerdasan moral dan juga
wawasan diri (self insight). Dan wawasan diri  itu  meliputi  ilmu  pengetahuan  diri  dan 
refleksi  diri.  Dari penjelasan  itu  maka  dapat  dijelaskan  bahwa  fungsi  kognitif  integritas
merupakan pemeliharaan moral seseorang yang mendorong orang untuk mempunyai
pengetahuan yang lebih luas.
2. Fungsi Afektif

Fungsi afektif adalah mencakup hati nurani dan juga harga diri. Sehingga fungsi afektif
integritas yaitu menjaga nurani manusia agar tetap mempunyai “hati” dan “perasaan”
sebagai manusia.

C. Karakter Yang Berintegritas


Seseorang   dapat   dianggap   berintegritas   saat   mempunyai   kepribadian dan juga
karakter sebaga berikut;

KARAKTER YANG BERINTEGRITAS

 KEJUJURAN. Ajari anak untuk tidak mengambil kepunyaan orang lain, biasakan
meminta ijin sebelum meminjam. ...
 KESEDERHANAAN. ...
 KEGIGIHAN. ...
 KEBERANIAN. ...
 RASA TANGGUNG JAWAB. ...
 KEDISIPLINAN. ...
 KEADILAN. ...
 KEPEDULIAN.

Integritas sangat bermanfaat untuk fisik, intelektual, emosional, dan  juga  spiritual.  Berikut 
adalah  penjelasan  lengkap  tentang  manfaat integritas

1. Manfaat Secara Fisik

Individu  yang  mempunyai  integritas  cenderung  dapat  merasakan manfaat fisiknya.


Misalnya merasa lebih sehat serta bugar di dalam melakukan kegiatan tanpa beban fikiran
yang berlarut

2. Manfaat Secara Intelektual

Individu yang berintegritas akan lebih mampu mengoptimalkan kemampuannya dari pada
individu munafik.

3. Manfaat Secara Emosional

Umumnya seseorang yang mempunyai integritas juga mempunyai  motivasi,  sadar  diri, 
empati,  solidaritas  tinggi,  simpati,  serta emosi yang stabil.
4. Manfaat Secara Spiritual

Integritas menjadikan manusia lebih bijaksana di dalam memaknai pengalaman hidupnya.

5. Manfaat Secara Sosial

Integritas  di  dalam  diri  seseorang  akan  membuatnya  lebih  mudah menjalin hubungan
baik dengan orang lain dan di dalam melakukan kerja di masyarakat

E.Integritas dan Kredibilitas


Kedua istilah ini mempunyai kesamaan yaitu keduanya menjadi sumber pada terbentuknya
“trust” (kepercayaan) bagi pemimpin. Bedanya  jika  kredibilitas  menyangkut  “head” 
(otak)  yaitu  kemampuan pada olah pikir yang mencakup intelegensia, keterampilan,  dan 
kompetensi  (hard  skill).  Sedangkan  integritas  menyangkut “heart” (hati) yaitu
kemampuan nurani yang mencakup kejujuran, ketulusan, komitmen dan sebagainya.

Kredibilitas    terbangun    melalui    2    unsur   yang   sangat   penting   yaitu   kapabilitas 


(kompetensi)  dan  juga  pengalaman. Akan sulit jika seorang pemimpin tidak mempunyai
kompetensi  dan  pengalaman  pada  bidang  yang  ia  pimpin. Integritas  dibangun  pada 3
unsur penting yaitu nilai-nilai yang dianut pada Si Pemimpin (values), konsistensi, dan
komitmen.

Nilai-nilai yaitu pegangan dari pemimpin untuk bertindak. Intergritas ini semakin kokoh jika
pemimpin mempunyai  konsistensi  antara  yang  diucapkan    dengan    yang    dilakukan   
(walk   the   talk)   dan   mempunyai   komitmen  terhadapnya.  Bila  tidak  mempunyai 
integritas,   tentu   akan   kehilangan  kredibilitas  sebab  orang  lain  akan  menjauhi  untuk 
menghindari kekecewaan 

Success without integrity is failure


Dari kutipan di atas dijelaskan bahwasanya integritas merupakan hal terpenting dalam
kehidupan secara menyeluruh. Ketika mencari karakteristik tentang bagaimana cara untuk
membangun kehidupan pribadi, maka dimulai dari;

 Integritas 
 Motivasi
 Kapasitas
 Pengetahuan
 Pengalaman

F. Integritas dan Komitmen Dalam Bekerja


Integritas  dibutuhkan  oleh  siapa  saja,  tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. 
Orang-orang    menginginkan    jaminan bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya   jika 
mereka   harus   menjadi   pengikut-pengikutnya.   Mereka   merasa   yakin bahwa sang
pemimpin memperhatikan  kepentingan  setiap  anggota  tim  dan   sang   pemimpin 
harus   menaruh   kepercayaan     bahwa     para     anggota     timnya      melakukan     
tugas      tanggung-jawab  mereka.  Pemimpin  dan  yang  dipimpin  sama-sama  ingin 
mengetahui bahwa  mereka  akan  menepati  janji-janjinya  dan  tidak  pernah  luntur 
dalam  komitmennya.  Orang  yang  hidup  dengan  integritas tidak akan mau dan mampu
untuk mematahkan kepercayaan dari mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya.
Mereka senantiasa  memilih  yang  benar  dan  berpihak  kepada  kebenaran.  Ini  adalah 
tanda  dari  integritas  seseorang.  Mengatakan  kebenaran  secara  bertanggung  jawab, 
bahkan  ketika  merasa  tidak enak mengatakannya

G. Komitmen
Komitmen  menurut  Kamus  Bahasa  Indonesia:  adalah  suatu  janji  pada  diri  kita  sendiri
ataupun orang lain yang tercermin dalam    tanggung jawab    tindakan    kita    melakukan, 
menjalankan,   memasukkan,   mengerjakan.  Komitmen  dalam  keseharian  diungkapkan 
dalam  perkataan  yang  menyatakan  sebuah  kesanggupan  untuk  berbuat sesuatu.
Komitmen mengandung unsur  kontinuitas.  Artinya  kita  bersedia untuk melaksanakan janji
kita tidak hanya pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus sampai
selesai. Komitmen itu dimulai dengan kata, dan mewujudkannya dengan menjalankan 
kata  tersebut.  Hal  ini  merupakan  tantangan  bagi  kita  yang  membuat  komitmen. 
Jadilah  “walk  the  talk”,  melakukan  apa  yang  Anda  katakan.  Pastikan  Anda  tidak 
menjanjikan  sesuatu  yang  Anda  sudah  tahu  pasti  tidak  mungkin  dapat  tepati.  Orang
sejati selalu menepati apapun yang diucapkannya. Inilah awal  mula  munculnya  rasa 
percaya  pada  diri  sendiri  dan  dari  orang lain

H. Integritas Nasional
Jika  diartikan  dengan  sederhana  integritas  nasional  adalah  integritas yang dijalankan
untuk menjalankan negara. Sedangkan apabila diartikan lebih luas, maka integritas
nasional adalah hasrat  atau  kesadaran  yang  timbul  berkelanjutan  dari  setiap  orang 
yang  mengelola,  tinggal,  dan  juga  menetap  di  suatu  negara  untuk  bisa 
mengembangkan  dan  juga  menarik  negara  yang ditinggalinya menjadi lebih baik dan
lebih maju.

Di  Indonesia,  integritas  nasional  sudah   terjadi   secara   serempak   pada  Tanggal  28 
Oktober  1928,  yaitu  hari  Sumpah  Pemuda.  Pada  saat  itu,  seluruh  pemuda  di 
Indonesia serempak bekerja sama melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.

I. Implementasi Integritas Nasional


Tak hanya ingin jadi slogan semata, kini berbagai pihak berusaha   mengimplementasikan 
Revolusi   Mental.   Revolusi   Mental   mengajak manusia Indonesia untuk memiliki
integritas. Perwujudan integritas bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya 
dengan   berperilaku   jujur,   bertanggung   jawab   dan   dapat  dipercaya  serta  konsisten.
Dengan  berperilaku  jujur,  memegang  teguh  prinsip-prinsip  kebenaran,  etika,  dan 
moral,  serta  berbuat  sesuai  dengan  perkataan  maka  orang  tersebut  bisa  disebut 
bertanggung  jawab  serta  memiliki  integritas.  Hal  tersebut  cukup  untuk  menjadi  modal 
agar  mendapat  kepercayaan dari orang lain. Tak kalah penting adalah kekonsistenan
dalam menerapkan perilaku  jujur  dan  bertanggung  jawab,  sehingga  integritas  tidak  lagi
dipertanyakan

Tak kalah penting adalah kekonsistenan dalam menerapkan perilaku  jujur  dan 
bertanggung  jawab,  sehingga  integritas  tidak  lagi dipertanyakan. Pada  tataran  kolektif, 
nilai  integritas  dapat  memandu  masyarakat  untuk  berkomitmen  pada  tugasnya  serta 
membuat  masyarakat menjadi pribadi yang dapat diandalkan dan dipercaya.Sementara 
di   tataran   negara,   integritas   dapat   mendorong   aparatur pemerintahan bekerja
secara lebih profesional, transparan, jujur, dapat diandalkan, dan terpercaya. Oleh  karena 
itu,  nilai  integritas  penyelenggara  negara  akan  sangat berpengaruh terhadap
kepercayaan publik terhadap kinerja yang dilakukannya

Anda mungkin juga menyukai