Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PROFIL KABUPATEN KAPUAS

RPIJM Kabupaten Kapuas Tahun 2017-2021


Tahun Anggaran 2016

2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Kapuas

Kabupaten Kapuas adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah.


Ibu kota kabupaten ini terletak di Kuala Kapuas. Terdiri dari 17 kecamatan dan
berpenduduk 329.646 jiwa dengan klasifikasi 168.139 laki-laki dan 161.507
perempuan (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Wilayah ini memiliki luas 14.999
km2 atau 1.499.900 ha dengan tingkat kepadatan penduduk 21,97 jiwa/km2. Secara
Geografis terletak pada 00 8’ 48” - 30 27’ 00” LS dan 1130 2’ 36” - 1140 44’ 00’’ BT.

Pada tahun 2009, wilayah Kabupaten Kapuas secara administratif mengalami


pemekaran, terdapat 5 (lima) kecamatan baru yang meliputi Kecamatan Tamban Catur
(dimekarkan dari wilayah Kecamatan Kapuas Kuala), Kecamatan Pasak Talawang
(dimekarkan dari wilayah Kecamatan Timpah), Kecamatan Dadahub (demekarkan dari
wilayah Kecamatan Kapuas Murung), Kecamatan Bataguh (dimekarkan dari wilayah
Kecamatan Selat). Sehingga Kabupaten Kapuas memiliki 17 wilayah kecamatan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -1
Batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas secara administratif sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung
Raya dan Kabupaten Barito Utara
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Barito Kuala
Provinsi Kalimantan Selatan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan
Tengah dan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.

Secara umum Luas Wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kapuas yaitu


14.999 Km2 atau 9,77% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten
Kapuas yang meliputi 17 kecamatan, 17 kelurahan, dan 231 desa. Panjang Pantai ±
189,85 km yang melintasi 5 (lima) desa di Kecamatan Kapuas Kuala. Luas wilayah per-
Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan
Peta Administrasi Kabupaten Kapuas dapat dilihat pada Peta 2.1.

Tabel 2.1
Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan per-Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah
No. Kecamatan Administrasi Terbangun
Kelurahan/ Desa
(Km2) (%) thd total (Km2) (%) thd total
1. KAPUAS KUALA 13 348,08 2,32 5,56 3,69
2. TAMBAN CATUR 10 78,92 0,53 6,24 4,14
3. KAPUAS TIMUR 7 202 1,35 7,59 5,03
4. SELAT 10 111,74 0,74 32,22 21,37
5. BATAGUH 15 282,26 1,88 8,94 5,93
6. BASARANG 14 206 1,37 11,16 7,40
7. KAPUAS HILIR 8 91 0,61 6,33 4,20
8. PULAU PETAK 12 135 0,9 7,56 5,01
9. KAPUAS MURUNG 23 288,45 1,92 5,48 3,63
10 . DADAHUP 13 202,55 1,35 4,91 3,25
11 . KAPUAS BARAT 12 480 3,20 6,49 4,30
12 . MANTANGAI 38 6.128 40,86 34,37 22,79
13 . TIMPAH 9 2.016 13,44 1,80 1,19
14 . KAPUAS TENGAH 13 1.160 7,73 7,41 4,91
15 . PASAK TALAWANG 10 673 4,49 2,17 1,44
16 . KAPUAS HULU 14 1.274 8,49 0,86 0,57

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -2
Luas Wilayah
Jumlah
No. Kecamatan Administrasi Terbangun
Kelurahan/ Desa
(Km2) (%) thd total (Km2) (%) thd total
17 . MANDAU TALAWANG 10 1.322 8,81 1,76 1,17
Total 231 14.999 100 150,82 100
Sumber : Kapuas Dalam Angka 2013
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Kapuas

Sumber: BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Kapuas, 2014

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -3
2.2 Potensi Wilayah Kabupaten Kapuas

Dilihat dari Luas wilayah Kabupaten Kapuas, Kecamatan Mantangai mencapai


40,86 persen dari total seluruh luas wilayah Kabupaten Kapuas yakni 6.128 km2
yang merupakan wilayah yang mempunyai luasan terbesar. Kemudian diikuti
dengan Kecamatan Kapuas Hulu 2.596 km2 dan Kecamatan Timpah 2.016 km2.
Kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Kapuas Hilir dengan
luas 91 km2 atau hanya 0,61 persen dari luas Kabupaten Kapuas. Luas wilayah
Kabupaten Kapuas terbagi menjadi dua kawasan besar yaitu kawasan pasang surut
di bagian selatan dan kawasan non pasang surut dibagian utara.

2.3 Demografi Dan Urbanisasi

Seiring dinamisasi kondisi geopolitik dan ekonomi, Pada pertengahan tahun 2009,
kabupaten kapuas mengalami perkembangan baru dimana beberapa desa
membentuk 5 (lima) wilayah kecamatan baru (batas masih dalam konfirmasi).
Konsentrasi penduduk tinggi disuatu tempat mencerminkan adanya potensi
kegiatan ditempat tersebut. Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Kapuas pada
tahun 2007 seluruhnya berjumlah 338.583 jiwa.
Kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan paling tinggi adalah Kapuas Tengah
sebesar 2,65 % dan Kecamatan Kapuas Hulu 4,10 % dengan jumlah penduduk
masing-masing pada tahun 2007 adalah 19.657 jiwa dan 12.575 jiwa.
Pertumbuhan penduduk yang relatif rendah hanya di jumpai pada Kecamatan
Timpah. Selain memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah yaitu 0,11%. Tingkat
pertumbuhan penduduk pada masing-masing kecamatan secara spesifikk dapat di
pada Tabel dan peta rencana kependudukan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -4
Tabel 2.1
Jumlah, Luas Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kapuas

Sumber: Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten


Kapuas mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah, dimana pada tahun 2003
berjumlah 329.480 jiwa, sedangkan pada tahun 2007 meningkat menjadi 338.583 jiwa.
Jika dilihat dari segi konsentrasi jumlah penduduknya, Kecamatan Selat merupakan
wilayah dengan konsentrasi penduduk tertinggi yaitu sebesar 90.209 jiwa. jumlah
penduduk di Kecamatan tersebut adalah yang terendah diantara kecamatan lainnya
yaitu sebesar 8.067 jiwa.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada Kabupaten Kapuas mempunyai


jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan. Jumlah
penduduk laki-laki sebesar 50,53% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Kapuas,

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -5
sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 49,47% dari seluruh jumlah penduduk
Kabupaten Kapuas.

Masalah demografi yang patut untuk diperhatikan adalah masalah kepadatan


penduduk. Angka kepadatan penduduk ini bervariasi disetiap kecamatan yang
menandakan adanya perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan sumber daya yang
dimiliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata tersebut. Daerah yang memiliki
aktivitas perekonomian tinggi akan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, seperti
halnya Kecamatan Selat yaitu sebesar 2,29 jiwa/ha atau jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Kapuas sebesar 0,23 jiwa/ha.
Selain Kecamatan Selat, Kecamatan Kapuas TImur, Kapuas Hilir dan Pulau Petak adalah
kecamatan-kecamatan yang memiliki kepadatan diatas 1 jiwa/ha. Jika ditinjau dari
keempat kecamatan tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Sedangkan kepadatan penduduk yang rendah dijumpai di kecamatan Timpah dan
Kapuas Hulu, sebesar 0,4 jiwa/ha dan 0,5 jiwa/ha. Kondisi tersebut mengindikasikan,
bahwa peningkatan aktivitas perekonomian disuatu wilayah menyebabkan terjadinya
pertumbuhan penduduk karena mobilitas penduduk, selain pertumbuhan secara alami.
Kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan dan pembukaan usaha mandiri seperti
kesempatan berdagang merupakan daya tarik terjadinya mobilitas penduduk dari wilayah
lain ke wilayah yang merupakan daerah pengembangan ekonomi.

Sesuai perkembangan yang ada, jalur transportasi darat semakin meningkat


sehingga Kawasan Permukiman tidak saja berada pada daerah pinggir sungai namun
juga mengikuti jaringan jalan yang ada. Dan kedepannya dapat diarahkan mengisi
kantong-kantong permukiman yang menjauhi kawasan pinggiran sungai. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -6
2.4 Isu Strategi Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW
Kabupaten Kapuas

Sesuai dengan PERDA NO. 5 THN. 1992 tentang Penetapan Kawasan Perkotaan di
Kabupaten Kapuas, maka ditetapkan bahwa :
1. Kelurahan Selat Hilir
2. Kelurahan Selat Tengah
3. Kelurahan Selat Hulu
4. Kelurahan Selat Dalam
5. Desa Pulau Telo
6. Kelurahan Sei Pasah
7. Kelurahan Hampatung
8. Kelurahan Dahirang
9. Kelurahan Barimba
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021
KABUPATEN KAPUAS | II -7
10. Desa Maluen
Sebagai Kawasan Perkotaan dengan Fungsi Kota, yaitu :
1. Pemerintahan
2. Pendidikan
3. Perdagangan
4. Permukiman
5. Pertanian Dan Perkebunan.

2.4.1 Perkembangan Permukiman


Kondisi permukiman di Kabupaten Kapuas berdasarkan pola dan
kecenderungannya relatif dipengaruhi oleh faktor alam yaitu mengikuti pola aliran sungai
dan jaringan jalan. Jika dilihat dari bentuk tatanan fisiknya, permukiman yang ada dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu permukiman dengan karakter perkotaan dan
permukiman perdesaan.

Permukiman dengan karakter perkotaan mempunyai karakteristik diantaranya


adalah bentukan fisik bangunan sebagaian berupa bangunan semi permanen dan
permanen yang tertata dan terpusat, dominasi kegiatan non pertanian (perkotaan).
Permukiman dengan ciri tersebut dapat dijumpai pada kawasan sekitar ibukota
kabupaten yaitu Kuala Kapuas. Permukiman perdesaan tersebar di wilayah bagian utara
dimana bentuk dan pola permukiman secara fisik cenderung sporadis dan tersebar
dengan mengikuti jaringan jalan dan kanal. Namun pada kedua karakter permukiman
diatas masing-masing mempunyai bentuk khas yang mencerminkan budaya dan adat
setempat. Hal tersebut nampak jelas pada perwujudan ornamen khas dayak pada
bangunan rumah dan pemerintahan.

Pada permukiriman perkotaan yang teraglomerasi di Kota Kuala Kapuas


sebagaian besar masih berada di kawasan pinggir sungai. Hal ini dikarenakan dari
budaya dan kebiasaan pola hidup dari masyarakat setempat yang mengandalkan sungai
sebagai Jalur Transportasi, mata pencaharian maupun untuk kebutuhan sehari-hari

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -8
seperti mencuci, MCK dan lain-lain. Sehingga untuk Kota Kuala Kapuas sendiri memiliki
jargon sebagai Kota Air.

Gambar 2.2
Identifikasi Kawasan Permukiman Perkotaan Kuala Kapuas

2.4.2 Intensitas Kepadatan Bangunan


Dari hasil pengamatan dilapangan Kota Kuala Kapuas paling tinggi Intensitas
Kepadatan Bangunannya yaitu pada kawasan Kota Lama yang merupakan awal
tumbuhnya Kota Kuala Kapuas. Pada kawasan tersebut terdapat pasar utama sehingga
memicu berkembangnya permukiman disekitarnya menjadi lebih padat. Namun pada
umumnya permukiman yang berada di pinggiran sungai cenderung tidak/kurang

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -9
memperhatikan kebutuhan ruang terbuka antar bangunan satu dengan bangunan
lainnya sehingga menjadi rapat dan terkesan kumuh.

Untuk kawasan permukiman yang mengisi lahan-lahan kosong ditengah kota


cenderung intensitas kepadatan bangunannya lebih rendah. Hal ini dilihat dari kapling
tanah yang lebih luas dan masih adanya ruang terbuka hijau private.

2.4.3 Kondisi Bangunan


Pada umumnya kondisi bangunan permukiman di Kota Kuala Kapuas terbuat dari
kayu atau semi permanen, hal ini dipengaruhi oleh struktur tanah yang rawa sehingga
tidak mampu menahan beban bangunan yang terlalu berat. Namun sesuai dengan
kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten dengan Kemenpera Kondisi permanen dan
semi permanen di bedakan dari jenis kayu yang digunakan. Misalnya kayu ulin, jati
masuk golongan Permanen dan jenis kayu yang memiliki beberapa kelas dibawah kayu
ulin masuk dalam katagori bangunan semi permanen.

Namun untuk bangunan-bangunan baru kondisi bangunan merupakan variasi


antara penggunaan kayu dengan batu sebagai bahannya.

2.4.4 Jaringan Infrastruktur


Sistem jaringan Infrastruktur yang akan diuraikan dalam subbab ini meliputi air
bersih, drainase dan prasarana dan sarana pengelolaan lingkungan (sanitasi dan
sampah) maupun jalan lingkungan.

2.4.4.1 Air Bersih


Air bersih merupakan utilitas yang menjadi kebutuhan utama/primer masyarakat
sehari-hari baik untuk keperluan mandi, cuci, memasak, dan keperluan lainnya.. Dalam
penyediaan dan pelayanan air bersih, ada 2 (dua) hal yang perlu dicermati yaitu daya
dukung sumberdaya air dan daya dukung prasarana dan sarana (instalasi bangunan
pengolahan air dan pipa transmini dan distribusi).

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -10
Daya dukung sumberdaya air yang menjadi sumber air baku di Kabupaten Kapuas
relatif cukup berlimpah yakni berasal dari air permukaan (sungai dan danau) dan air
bawah permukaan (air sumber/artesis). Pengambilan air baku melalui sungai yang
dilakukan oleh PDAM dapat ditemukan di Kecamatan Pulau Petak dengan pipa transmisi
berdiameter 400-600 m, sumber air baku diambil dari sungai kapuas murung. Pelayanan
sistem distribusi air bersih oleh PDAM Kabupaten Kapuas melalui pipa terbatas pada
Kecamatan Selat, sebagian Kecamatan Pulau Petak dan sebagian Kapuas Kuala. Lokasi
intake air bersih dan bak penampungan air dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 2.3
Bangunan Intake dan Bak Pengolahan Air Bersih

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan menunjukan bahwa kebutuhan air


bersih penduduk di Kabupaten Kapuas lebih banyak memanfaatkan sumber air
permukaan (sungai) yang ada disekitar permukiman secara langsung karena
keterbatasan jaringan pipa distribusi. Selain memanfaatkan air sungai secara langsung,
kebutuhan air bersih dibeberapa wilayah juga memanfaatkan air bawah permukaan
(artesis) yang digali tidak jauh dari lokasi tempat tinggal.

Pelanggan air bersih rumah tangga menunjukkan bagian yang terbesar jika dilihat
dari pembagian pelanggan menurut jenis tarip yang mencapai 2.132.600 m3, seperti
terlihat pada Tabel berikut:

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -11
Tabel 2.3
Banyaknya Pelanggan dan Jumlah Air Bersih yang Disalurkan
Di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
Kategori Pelanggan Banyaknya Banyaknya Air Bersih Nilai (Rp.
3
Pelanggan yang Disalurkan (m ) 000)

1. Rumah Tempat Tinggal 10. 663 2 .132. 600 10 .429. 952


2. Badan Sosial dan Rumah 82 28 .700 142 .562
Sakit
3. Sarana Umum 95 28 .500 76 .749
4. Perusahaan, 251 62 .750 818 .853
Pertokoan/Industri
5. Instansi Pemerintah 164 49 .200 365 .304
6. Susut/Hilang dalam - 420 .459 735 .803
Penyaluran
7. Lainnya - - -
Jumlah/Total 11 .255 2 .722. 209 12 .569 .223
2007
2006 10 .950 2 .770 .116 10. 922. 022
2005 13 .626 2. 294. 742 5 .047 .325
2004 13 .045 3 .131 .054 4. 549. 601

Sumber: Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2007

Permasalahan dalam penyediaan kebutuhan air bersih oleh PDAM selaku pengelola
adalah:
1. Keterbatasan teknologi dan kapasitas instalasi pengolahan air bersih mengakibatkan
debit air yang dapat diolah dan didistribusikan sangat terbatas, tidak mampu
memenuhi besarnya sisi permintaan.
2. Keterbatasan jaringan pipa distribusi ke beberapa wilayah mengakibatkan pelayanan
kebutuhan air menjadi tidak merata.
3. Besarnya debit air baku yang diambil secara berlebihan mempengaruhi intensitas
rembesan air asin yang masuk ke wilayah darat (intrusi air laut).

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -12
4. Masuknya intrusi air laut dan pencemaran air akibat limbah domestik
mengakibatkan kualitas air baku menjadi menurun (berwarna kekuningan, keruh dan
berasa asin).

Selain permasalahan diatas, fakta lain yang menjadi menarik untuk dicermati adalah
kabupaten kapuas yang dikenal dengan sebutan kota air dalam beberapa waktu
belakangan mengalami krisis air bersih, hal ini menunjukan bahwa pengelolaan potensi
sumberdaya air di Kabupaten Kapuas belum optimal.

2.4.4.2 Drainase, Pematusan dan Irigasi


Daerah Kabupaten Kapuas memiliki daerah/wilayah perairan yang meliputi danau,
rawa dan beberapa sungai besar yang merupakan sarana utama untuk drainase,
pematusan dan irigasi, sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Kapuas adalah :
a. Sungai Kapuas Murung, dengan panjang ± 66,38 Km
b. Sungai Kapuas, dengan panjang ± 600,00 Km
c. Daerah pantai/pesisir Laut Jawa, dengan panjang ± 189,85 Km

Selain sungai-sungai di atas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah


anjir/kanal yaitu :
a. Anjir Serapat sepanjang ± 28 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju
Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah Kalimantan
Selatan 14 km)
b. Anjir Kalampang sepanjang 14,5 km (yang menghubungkan Kota Mandomai
Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau wilayah Kabupaten Pulang Pisau
mengarah ke Palangka Raya)
c. Anjir Basarang sepanjang ± 24 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas ke wilayah
Pulang Pisau)
d. Anjir Tamban sepanjang ± 25 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju
Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah Kalimantan
Selatan 12 km)

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -13
2.4.4.3 Prasarana Pengelolaan Lingkungan
a. Persampahan
Karakteristik sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Kapuas dapat dicermati dari
3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu
 Pekerjaan Pengumpulan Sampah
Kegiatan pengumpulan sampah pada wilayah perencanaan merupakan tanggung
jawab kolektif masyarakat dan pemerintah. Pada lingkup lokal, seperti pada
kawasan permukiman, kawasan komersial, pasar, hotel. Pada beberapa kawasan
yang belum terlayani prasarana pengelolaan lingkungan (tidak dilengkapi bak
sampah sementara), kegiatan pengumpulan sampah dilakukan pada lahan
kosong dipekarangan. Sementara pada kawasan yang telah terlayani prasarana
dan sarana pengelolaan sampah, pengumpulan sampah dilakukan dengan media
bak penampung yang terdapat dibeberapa titik sepanjang ruas jalan utama.

Permasalahan pada tahap pengumpulan adalah


• Belum adanya upaya pemilahan antara sampah organic (sampah basah) dan
sampah anorganik (sampah kering) sehingga jumlah volume sampah yang
ditimbulkan relatif tinggi.
• Belum adanya upaya penggunaan kembali (reuse), daur ulang (revalue)
sebagai upaya mengurangi volume timbulan sampah secara dini menjadi
tidak optimal.
• Kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan secara tradisional yaitu
menampung/mengumpulkan sampah pada lahan yang masih kosong yang
selanjutnya ditimbun dan dibakar menimbulkan dampak negatif yaitu
pencemaran udara (bau) dan pencemaran tanah

 Pekerjaan Pengangkutan Sampah


Pekerjaan pengangkutan sampah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dinas
Pekerjaan Umum (Bidang Kebersihan). Pengangkutan sampah dari beberapa
lokasi sumber timbulan dilakukan dengan menggunakan truk terbuka.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -14
 Pekerjaan Pengolahan Akhir Sampah
Kegiatan pengolahan akhir sampah merupakan pekerjaan terakhir dari proses
pengelolaan persampahan. Kegiatan pembuangan sampah pada lokasi
penampungan skala kawasan menuju TPA Handil Palinget dilakukan dengan
metode sanitary landfill yakni dengan menimbun sampah pada sebuah cekungan
dengan material tanah. Lokasi TPA Handil Palinget dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 2.4
Kondisi Dan Lokasi Pembuangan Akhir Sampah
(TPA Handil Palinget)

b. Sanitasi (Limbah Domestik Dan Non Domestik)

Kondisi sanitasi lingkungan berkaitan dengan pembuangan limbah cair dan padat
domestik (bekas cuci, mandi dan tinja) di Kabupaten Kapuas relatif kurang memadai dan
tidak sehat. Sebagian besar penduduk yang tinggal dikawasan disekitar sungai
melakukan aktifitas mandi, cuci dan membuang tinja secara langsung di badan sungai.
Hal tersebut relatif menjadi tidak menguntungkan bagi penduduk yang tinggal di kawasan
hilir yang memiliki kebiasaan sama. Berikut Gambaran mengenai kondisi sistem sanitasi
lingkungan di sekitar Sungai di Kabupaten Kapuas

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -15
Gambar 2.5
Kondisi Bantaran Sungai yang menjadi Aktivitas Sanitasi Masyarakat

2.4.4.4 . Jalan Lingkungan


Kota Kuala Kapuas pada umumnya telah terlayani oleh jalan lingkungan dengan
kondisi baik. Kecuali di beberapa ruas jalan masih terdapat beberapa lubang maupun
kebutuhan pelebaran jalan. Contohnya untuk beberapa jalan pada kawasan Pulau Telo,
Kapuas seberang, Maluen, dan kawasan padat permukiman.

Fungsi Jalan di Kota Kuala Kapuas meliputi Jalan Arteri yaitu menghubungkan antar PKN
Kota Palangka Raya dengan Kota Banjarmasin, Kolektor yang menghubungkan antar
PKW Kota Kuala Kapuas dengan Kabupaten Lainnya maupun Jalan Lingkungan.

2.4.5 Kondisi Morfologi dan Topografi


Satuan morfologi dataran tersebar pada wilayah Kecamatan Kapuas Kuala,
Kapuas Timur, Basarang, dan Selat. Satuan morfologi perbukitan di wilayah Kabupaten
Kapuas tersebar di Kecamatan Kapuas Hulu, Kapuas Tengah Dan Timpah.

Topografi seluruh bentangan wilayah Kabupaten Kapuas relatif datar (0 - 8%),


dengan ketinggian antara 0 - 500 m diatas permukaan laut. Karakteristik wilayahnya
terbagi menjadi 2 (dua) bagian dengan dua karakteristik yang berbeda, yaitu bagian
selatan merupakan dataran yang berawa-rawa, sedangkan bagian utara berbukit-bukit.
Bagian utara merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian antara 100 - 500 Mdpl

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -16
dan mempunyai tingkat kemiringian antara 8 – 15o, dan merupakan daerah
perbukitan/penggunungan dengan kemiringan ± 15 – 40o,

Bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian antara 0–5
meter dari permukaan air laut yang mempunyai elevasi 0 % - 8 % serta dipengaruhi oleh
pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup besar
(air laut/pasang naik).

Kawasan pasang surut di bagian selatan merupakan daerah potensi pertanian


tanaman pangan dan holtikultura. Sedangkan kawasan non pasang surut di bagian utara
merupakan potensi lahan perkebunan dan pertambangan.

Dominasi morfologi di Kabupaten Kapuas memperlihatkan bentuk morfologi


dataran berelief rendah dengan ketinggian 1 – 4 meter diatas permukaan laut.
Kecamatan Mantangai berada pada wilayah dengan ketinggian 50-100 meter diatas
permukaan laut, Kecamatan Timpah 100-500 meter diatas permukaan laut, sedangkan
Kecamatan Kapuas Tengah dan Kapuas Hulu merupakan wilayah kecamatan yang
berada di kisaran lebih dari 500 meter diatas permukaan laut.

2.4.6 Geologi dan Tanah


Kabupaten Kapuas bagian utara terbentuk dari batuan yang terjadi dalam
cekungan-cekungan sedimen dari Cekungan Barito atau batuan sedimen yaitu batuan
sedimen klastik pada Formasi Dahor di wilayah sebelah utara.

Sedangkan kondisi Geologi Kabupaten Kapuas di wilayah tengah dan selatan


terbentuk dari dari daratan endapan alluvial. Endapan ini merupakan endapan termuda
dari stratigrafi batuan di kalimantan tengah yang terdiri dari pasir, lempung, gambut, dan
lumpur.

Secara umum Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas mengikuti pola
kondisi topografinya. Di bagian dataran rendah di selatan, jenis tanah yang dominan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -17
adalah tanah gambut dan tanah aluvial, Sedangkan jenis tanah yang ada di wilayah yang
lebih tinggi sebelah utara didominasi tanah podsol dan aluvial. Tanah Aluvial merupakan
endapan termuda dari stratigrafi batuan yang terdiri dari pasir, lempung, gambut, dan
lumpur. Sedangkan Podsolik merupakan jenis tanah di wilayah dataran tinggi yang masih
mengalami perkembangan profil yaitu perkembangan liat yang dari lapisan atas ke
bawah cenderung meningkat, tekstur liat-lempung liat berdebu, dan stuktur agak gembur
sampai teguh Pada daerah-daerah pinggir sungai umumnya didominasi oleh tanah aluvial
yang berasal dari endapan sungai.

Berdasarkan peta sebaran sesar dan patahan yang diperoleh dari BMKG,
Kabupaten Kapuas tidak berada pada zona tumbukan (sesar tidak aktif) yang berarti
bahwa wilayah Kabupaten Kapuas tidak memiliki resiko bencana gempa bumi dan
letusan gunung berapi. Akan tetapi jika dilihat dari aspek fisiografis, kemungkinan
bencana yang dapat terjadi di wilayah ini adalah banjir akibat pasang air laut, erosi dan
abrasi pantai, kebakaran gambut.

2.4.7 Hidrologi
1. Air Permukaan
Sungai yang melalui Kabupaten kapuas terdiri dari Sungai Kapuas Murung dan
Sungai Kapuas. Sungai Kapuas Murung memiliki panjang 66, 375 km. Sedangkan Sungai
Kapuas berada di wilayah Kabupaten Kapuas membentang dari utara yaitu kecamatan
Kapuas Hulu sampai ke selatan di Kecamatan Kapuas kuala. Sungai Kapuas melintasi 7
kecamatan yang berada langsung di Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu Kecamatan Kapuas
Hulu, Kecamatan Kapuas Tengah, Kecamatan Timpah, Kecamatan Mantangai,
Kecamatan Basarang, Kapuas Barat,

Kecamatan Kapuas Hilir. Panjang Sungai Kapuas di wilayah Kabupaten Kapuas


kurang lebih 600 km dengan lebar kurang lebih 500 m dengan kedalaman rata-rata 6
meter sehingga dapat dilayari kapal berukuran besar. Untuk Daerah Pesisir/pantai Laut
Jawa yang menjadi bagian dari wilayah kabupaten kapuas adalah sepanjang 189,487 km

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -18
Selain sungai-sungai di atas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah
anjir/kanal yaitu :
• Anjir Serapat sepanjang ± 28 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju
Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah Kalimantan
Selatan 14 km).
• Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km (yang menghubungkan Kota Mandomai
Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau, wilayah Kabupaten Pulang Pisau
mengarah ke Palangka Raya, wilayah Kapuas sepanjang 9 km dan wilayah Pulang
Pisau sepanjang 5,5 km
• Anjir Basarang sepanjang ± 24 km yang menghubungkan Kuala Kapuas ke wilayah
Pulang Pisau, wilayah Kapuas sepanjang 17 km dan wilayah Pulang Pisau
sepanjang 7 km
• Anjir Tamban sepanjang ± 24 km yang meghubungkan Kuala Kapuas menuju
Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah Kalimantan
Selatan 12 km

2. Air Tanah
Data air tanah dapat dipisahkan atas air tanah dangkal dan air tanah dalam yang
masing-masing diupayakan diperoleh besaran potensinya. Air tanah dangkal adalah air
tanah yang umum digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-
sumur sehingga untuk mengetahui potensi air tanah bebas ini perlu diketahui kedalaman
sumur-sumur penduduk dan kemudian dikaitkan dengan sifat fisik tanah/batunya dalam
kaitannya sebagai pembawa air. Selain besarannya air tanah ini, perlu diketahui mutunya
secara umum dan jika memungkinkan hasil pengujian mutu air dari laboratorium.
Sedangkan air tanah dalam adalah air tanah yang memerlukan teknologi tambahan
untuk pengadaannya. Secara umum dapat diketahui dari kondisi geologinya yang
tentunya juga memerlukan pengamatan struktur geologi yang cermat.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -19
2.4.8 Iklim
Kabupaten Kapuas pada umumnya termasuk daerah beriklim trofis dan lembab
dengan temperatur berkisar antara 21o – 23o Celsius dan maksimal mencapai 36o
Celsius. Intensitas penyinaran matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup
banyak sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan
aktif/tebal. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Februari, berkisar diantara 116 –
973 mm, sedangkan bulan kering/kemarau jatuh pada Juli sampai dengan Oktober.

Tabel 2.4
Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Lokasi di Kabupaten Kapuas

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021


KABUPATEN KAPUAS | II -20

Anda mungkin juga menyukai