Anda di halaman 1dari 2

Cara Penyelesaian Sengketa

Ada banyak cara dan sarana yang dapat digunakan dalam


menyelesaikan suatu permasalahan sengketa bisnis. Ditinjau dari
cara kerjanya, ada 2 model penyelesaian:

1) Litigasi (jalur pengadilan).


- Pengadilan Negeri sebagai badan lembaga yang berada
dalam lingkup peradilan umum, sesuai Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum, dalam Pasal
50 menyatakan: Pengadilan Negeri bertugas dan
berwewenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

- Pengadilan Niaga yang juga merupakan badan lembaga


dalam lingkup peradilan umum, sesuai yang dinyatakan
dalam Undang-Undang No. 37 ahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Pembayaran, dalam Pasal 300 mengatakan:
Pengadilan Niaga mempunyai tugas memeriksa dan
memutus permohonan pernyataan pailit dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, berwenang pula memeriksa
dan memutus perkara lain di bidang perniagaan yang
penetapannya dilakukan dengan Undang-Undang.
2) Non Litigasi (jalur diluar pengadilan).
 Arbitrase
Aturan mengenai Arbitrase disebutkan dalam Undang-
Undang No.30 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1, yang menjelaskan
bahwa Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa
perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa.

 Negoisasi (alternative penyelesaian sengketa)


Masih dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999, pada
pasal 6 ayat 2, negoisasi diartikan sebagai penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diselesaikan
dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu
paling lama 14 hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu
kesepakatan tertulis. Negoisasi bisa dikatakan cara yang
paling ampuh dalam penyelesaian sengketa, karena cara
kerjanya bukan win-lose, melainkan win-win alias sama-
sama untung.

Anda mungkin juga menyukai