Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Heriyani
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar
email: riyanirhya@gmail.com
ABSTRAK
Heriyani, 2018. “Eksistensi Perempuan Bali dalam Novel Tempurung Karya Oka
Rusmini : Kajian Feminisme Eksistensialis Simone De Beauvoir.” Skripsi.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar. Dibimbing
oleh Nensilianti dan Hajrah.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan eksistensi perempuan Bali dalam novel
Tempurung karya Oka Rusmini dengan kajian feminisme eksistensialis Simone
De Beauvoir. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan data penelitian berupa
kutipan yang di dalamnya terdapat bentuk takdir dan sejarah, mitos perempuan
dan perempuan masa kini dalam novel Tempurung karya Oka Rusmini. Sumber
data penelitian adalah novel Tempurung karya Oka Rusmini diterbitkan PT
Gramedia Widiasarana Indonesia dengan 460 halaman pada tahun 2010.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan teknik catat. Hasil
penelitian ini secara umum menunjukkan eksistensi perempuan Bali dalam novel
Tempurung masih sangat jauh dari harapan Beauvoir. Meskipun beberapa tokoh
perempuan yang telah berhasil melakukan perlawanan akan kebebasannya akan
tetapi sebagian besar dari mereka masih sangat terkurung dan tidak bisa keluar
dari keadaan yang memaksakan diri mereka untuk mengikuti arus tersebut.
Penyebabnya secara umum yaitu takdir dan sejarah perempuan dalam novel dan
mitos perempuan. Untuk menegaskan eksistensi seorang perempuan, mereka
harus melakukan proses transendensi. Seperti bekerja, mandiri, penolakan
terhadap perkawinan, karena perempuan yang memilih kebebasan beranggapan
perkawinan dapat membunuh perempuan dalam hal ini lebih kepada kebebasan
perempuan sendiri. Meskipun hanya sebagian tokoh perempuan dalam novel
berhasil mencapai itu.
Kata kunci: takdir dan sejarah perempuan, mitos perempuan, perempuan masa
kini.
1
ABSTRACT
Heriyani, 2018. "The Existence of Balinese Women in Novel Tempurung Karya Oka
Rusmini: Existentialist Feminism Study Simone De Beauvoir." Thesis. Department of
Language and Literature Indonesia, State University of Makassar. Guided by Nensilianti
and Hajrah.
This study aims to describe the existence of Balinese women in the novel
Tempurung by Oka Rusmini with the study of existentialist feminism Simone De
Beauvoir. The research is descriptive qualitative with the research data in the
form of quotation in which there is a form of destiny and history, the myth of
women and women today in novel Tempurung by Oka Rusmini. The source of
research data is novel Tempurung works Oka Rusmini published PT Gramedia
Widiasarana Indonesia with 460 pages in 2010. Data collection is done by
reading technique and technique of record. The results of this study generally
show the existence of Balinese women in the novel Tempurung still very far from
the expectations of Beauvoir. Although some female figures have successfully
resisted their freedom but most of them are still very confined and can not get out
of the circumstances that force themselves to follow the flow. The cause is
generally the destiny and history of women in the novel and the myth of women.
To affirm the existence of a woman, they must make the transcendent process.
Such as work, self-reliance, rejection of marriage, because women who choose
freedom assume marriage can kill women in this case more to the freedom of
women themselves. Although only a few female characters in the novel managed
to achieve it.
2
1. PENDAHULUAN perempuan bukan hanya pada realitas
dan material, tetapi juga dikostruksi
Wacana mengenai perempuan secara idiologi dan wacana yang
merupakan perbincangan yang menarik. merupakan suatu pandangan yang
Kajian mengenai perempuan dewasa ini diambil untuk melihat perempuan,
telah menjadi perhatian banyak pihak. begitu pula perempuan dalam karya
Perhatian besar tentunya berangkat sastra.
pada kondisi yang menyatakan bahwa
kaum perempuan masih berada dalam Karya sastra lahir karena adanya
kondisi yang tersisihkan, terpinggirkan, keinginan dari pengarang untuk
dan tertinggal baik secara ekonomi, mengungkapkan eksistensinya sebagai
politik maupun budaya. Budaya manusia yang berisi ide, gagasan, dan
patriarki yang telah mempengaruhi pesan tertentu yang diilhami oleh
pemikiran-pemikiran mendasar seluruh imajinasi dan realitas sosial budaya
masyarakat tentang hakekat manusia pengarang serta menggunakan media
dan hubungannya dengan alam. Tubuh bahasa sebagai pengungkapannya
memiliki tindakan yang merujuk secara menurut Aminuddin (2008:57). Salah
khusus terhadap perempuan sedangkan satu penulis yang mengangkat tentang
lelaki dengan pemikiran. permasalahan perempuan yang tidak
terlepas dari eksistensi tubuh
Menurut Fakih (2008:8) untuk perempuan adalah Oka Rusmini.
pemahaman konsep tersebut, perlu Novel ini mengangkat permasalahan
dibedakan penggunaan kata gender yang dialami perempuan Bali, baik itu
dan seks (jenis kelamin). Pengertian permasalahan tentang rumah tangga,
jenis kelamin merupakan penyifatan agama, maupun tradisi. Oka sangat
atau pembagian dua jenis kelamin kritis dan teliti dalam melihat
manusia yang ditentukan secara persoalan yang menimpa perempuan
biologis yang melekat pada jenis Bali yaitu persoalan tentang tubuh.
kelamin tertentu. Alat-alat tersebut Tubuh seorang perempuan adalah
secara biologis melekat pada manusia sarana utama dari sebuah kekuasaan di
jenis perempuan dan lelaki selamanya. mana dari tubuh-tubuh perempuan
Secara permanen tidak berubah dan itulah muncul berbagai permasalahan
merupakan ketentuan biologis atau yang mendera kaum perempuan Bali.
sering dikatakan sebagai ketentuan
Tuhan atau kodrat. konsep lainnya Menurut Endaswara (2013:143)
adalah konsep gender, yakni suatu hampir seluruh karya sastra, baik
sifat yang melekat pada kaum lelaki yang dihasilkan oleh penulis lelaki
maupun perempuan yang dikostruksi maupun perempuan, dominasi lelaki
secara social maupun Kultural. selalu lebih kuat. Wanita selalu
Ketimpangan terhadap kaum sebagai warga kelas dua dan
3
tersubordinasi. Karena ketimpangan- kebudayaan Bali dalam menempatkan
ketimpangan terhadap kaum eksistensi perempuan. Ketiga,
perempuan itulah lahir feminisme kebudayaan Bali identik dengan sistem
yang menguak masalah kesetaraan. kekerabatan patrilineal.
Pada penelitian ini eksistesi
perempuan merupakan acuan yang Terdapat dua penelitian relevan
penting terutama untuk perempuan yang telah dilakukan sebelumnya
Bali dalam novel Tempurung. dengan novel dan pendekatan atau
Feminisme eksistensial yang teori yang sama, pertama yaitu dari
menyatakan hakekatnya manusia Tripungkasingtyas (2013) penelitian
adalah kebebasan sebebas-bebasnya. sama-sama bertumpuh pada tinjauan
Berdasarkan tiga pembagian teori feminis, peneliti melakukan
feminisme eksistensialis menurut penelitian lanjutan dengan
Simone De Beavoir yaitu takdir dan mengunakan teori feminisme yang
sejarah perempuan, mitos perempuan, lebih mengkhusus yaitu feminisme
dan kehidupan perempuan kini. Maka eksistesialis Simone De Beauvoir.
peneliti dapat melihat eksistensi Adapun hasil penelitian oleh
perempuan Bali dalam novel tersebut. Tripungkasingtyas menyimpulkan
Dalam kehidupan sosial masyarakat bahwa relasi dan peran dalam novel
Bali dan juga dalam perananya di masih didominasi oleh kaum lelaki
masyarakat lelaki Bali memiliki karena faktor kasta, faktor budaya,
kedudukan dan peranan yang faktor kungkungan tradisi, faktor
diistimewakan. Hal ini dapat dilihat lingkungan sosial dan psikologis.
dalam mengambil keputusan penting Penelitian kedua dari Lilis (2016) hasil
di masyarakat hanya lelaki yang penelitian menunjukkan bahwa sistem
berhak untuk memutuskan sedangkan kode yang ditemukan dalam novel
perempuan hanya menerima yang Tempurung karya Oka Rusmini
diputuskan oleh lelaki. menunjukkan bahwa Kode
hermeneutik dalam nonel Tempurung
Berdasarkan ulasan tersebut karya Oka Rusmini menunjukkan
yang menjadi alasan peneliti pertanyaan dan teka-teki yang muncul.
melakukan penelitian terhadap novel
Tempurung. Pertama, karena dalam Berdasarkan penelitian relevan
novel tersebut termasuk dalam karya sebelumnya, peneliti melakukan
sastra tinjauan teori feminisme penelitian lanjutan dengan novel yang
eksistensialis. Kedua, berdasarkan sama yaitu novel Tempurung karya
perspektif penganut feminisme Oka Rusmini. Namun dengan teori
eksistensialis yang beranggapan yang lebih spesifik yaitu feminisme
bahwa manusia adalah bebas sebebas- eksistensialisme Simone De Beauvoir.
bebasnya, yang sangat timpang dengan Simone De Beauvoir membagi
4
feminisme eksistensilis menjadi tiga lain,menjadikan dirinya subjek yang
bagian yaitu takdir dan sejarah konkret yang ada pada tiap-tiap saat.
perempuan, mitos perempuan dan Menurut Kattsoff (1987:50) Eksistensi
kehidupan perempuan kini mengandung pengertian ruang dan
waktu. Sedangkan Lebenswelt dengan
2. KAJIAN LITERASI mengaitkannya pada eksistensi yaitu
Bagi kaum feminis 1970-an, keberadaan manusia dalam kerangka
tubuh harus diperjuangkan dari kontrol ruang (lingkungan sosial-budaya) dan
praktik medis yang membenci waktu (tempralitas dan historis).
perempuan dan didominasi oleh lelaki Dimensi ruang-waktu menjadi sesuatu
ini sehingga, karena tidak lagi menjadi yang sangat penting untuk memahami
objek tatapan medis-ilmiah lelaki, diri manusia (Lubis,2004:212). Salah satu
yang mengalami dan diri yang tokoh feminisme eksistensialis yaitu
mengetahui dapat menjadi satu. “kita Simone de Beauvoir mengatakan
adalah tubuh kita”, demikian menurut bahwa dunia perempuan selalu akan
argument para perempuan Baston dikaitkan dalam dunia lelaki sebagai
(Thornham, 2010:216). Kritik bukti penguasaan lelaki terhadap
feminisme berakar dari intuisi perempuan. Beauvoir memberi contoh
mendasar yang bersifat apriori bahwa pada institusi pernikahan yang
kedudukan perempuan adalah sebenarnya lembaga yang merebut
kesadaran diri bukan orang lain. kebebasan perempuan.
Konsep apriori ini meliputi: (1) Karya The second Sex
perempuan dalam sastra yang ditulis merupakan salah satu bukti konkrit
lelaki sebagian besar dipandang buah pikiran Simone yang
sebagai objek, mereka melayani lelaki mengunakan filsafat eksistensialisme
menggunakan kecantikannya, sastra dalam menjelaskan teorinya mengenai
tersebut adalah sudut pandang perempuan. Sehingga pemikirannya
perempuan karena menyangkal tersebut dapat memberikan pengaruh
kedirian, (2) Asumsi utama seseorang yang signifikan dan mendorong
kritikus dalam citra perempuan harus munculnya berbagai gerakan-gerakan
mampu mengevaluasi keaslian perempuan yang masih terjadi sampai
karakter perempuan. saat ini (Adawiah, 2015:14). Menurut
Kierkegaard yang dianggap Beauvoir, perempuan harus diberikan
sebagai bapak eksistensialisme. kebebasan yang sama dengan
Baginya eksistensi berarti kepenuhan kebebasan yang diberikan pada lelaki
ada, dalam mana individu karena untuk menentukan kehidupannya
persetujuannya dan kemauannya yang sendiri. Maka bagi Beauvoir institusi
merdeka, yaitu karena sikapnya pernikahan merupakan suatu institusi
terhadap manusia dan barang yang merenggut kebebasan
5
perempuan, dimana perempuan menyebabkan opresi terhadap
dengan suka rela menukarkan perempuan. Pembebasan perempuan
kebebasannya dengan ketenangan, membutuhkan paling tidak,
kemapanan, kepuasan dalam berumah penghapusan lembaga yang
tangga. melanggengkan hasrat-hasrat lelaki
untuk menguasai perempuan. Beauvoir
Simone De Beauvoir membagi tidak puas dengan penjelasan
feminisme eksistensialis dalam tiga tradisional berdasarkan alasan-alasan
bagian yaitu takdir dan sejarah biologis, psikologis, dan ekonomi
perempuan, mitos perempuan, dan (Tong, 1998:262-266).
kehidupan perempuan kini.
b. Mitos Tentang Perempuan
a. Takdir dan Sejarah Perempuan
Menurut Tong (1998:167-168)
Beauvoir mencatat bahwa bersamaan dengan perkembangan
biologi menawarkan pada masyarakat kebudayaan, lelaki mendapatkan
fakta yang kemudian oleh masyarakat bahwa mereka dapat menguasai
di interpretasi sesuai kebutuhannya perempuan dengan menciptakan mitos
sendiri. Perempuan adalah manusia tentang perempuan. Irasionalitasnya,
yang mempuanyai alat kelamin yang kompleksnya, dan mitos bahwa
dapat menstruasi, hamil, melahirkan perempuan sulit dimengerti. Melalui
anak serta menyusui. Beauvoir analisisnya tentang mitos yang
berulang-ulang mengatakan bahwa diciptakan lelaki tentang perempuan,
meskipun fakta biologis dan psikologis Beauvoir menekankan bahwa setiap
tentang perempuan misalnya, peran lelaki selalu dalam pencarian akan
utamanya dalam reproduksi perempuan ideal yaitu, perempuan
relatifterhadap peran skunder lelaki. yang akan menjadikannya lengkap.
Kelemahan fisik perempuan Tetapi karena kebutuhan dasar lelaki
relatif terhadap kekuatan fisik lelaki cenderung tampak sama.
dan peran tidak aktif yang Dengan memfokuskan pada
dimainkannya dalam hubungan lima pengarang lelaki, Beauvoir
seksual relative terhadap peran aktif menunjukkan bahwa: Montherlant sang
lelaki dapat saja benar. Bahkan semangat matahari, mencari naluri
dikatakan kalau perempuan memiliki kebinatangan murni dalam perempuan.
volume otak yang lebih kecil Lawrance, si pemuja falus, menuntut
dibandingkan dengan lelaki. Beauvoir perempuan untuk merefleksikan
menekankan: jika kesadaran manusia seksualitas feminim pada umumnya.
tidak termaksuk aspirasi awal untuk Claudel mendefenisikan perempuan
mendominasi Liyan, penemuan sebagai saudara sejiwa. Breton memuja
peralatan tembaga tidak akan dapat Melusine, yang berakar dari alam,
6
menyadarkan harapannya pada Perkawinan menawarkan
perempuan kanak-kanak. Stendhal perempuan kenyamanan, merampok
menginginkan kekasih yang cerdas, perempuan atas kesempatan untuk
berkebudaaan, bebas dalam semangat menjadi hebat. Sebagai imbalan atas
dan perilakunya seseorang yang sejajar. kebebasannya, perempuan diberikan
Meskipun tampaknya kesemua kebahagiaan. Perlahan, perempuan
perempuan ideal ini tampak berbeda , belajar untuk menerima kurang dari
kata Beauvoir, keseluruhan mereka yang sesunguhnya berhak diperoleh.
berbagi sifat fundamental yang sama. Menerima peran sebagai Liyan
Menurut Beauvoir karya sastra menurut Beauvoir adalah menerima
dapat membuktikan fakta ini. Jika status objek yang berarti, seperti
perempuan dapat mengejek citra ideal ditulis Josephine Donovan, “menolak
dirinya, situasi akan menjadi Diri-Subjek yang kreatif dan
berbahaya baginya. Tetapi perempuan mempunyai otonomi terhadap dirinya
tidak dapat melakukan itu karena sendiri” dan mengambil resiko untuk
lelaki memegang kendali akan dirinya- mengalami kegilaan dan
untuk digunakan bagi kepentingan skizofreniayang merupakan akibat dari
lelaki berapa pun harga yang harus “keterlibatan untuk terus menerus
dibayar perempuan. melakukan kebohongan. Disatu sisi,
Diri autentik perempuan hidup sebagai
c. Kehidupan Perempuan Kini Diri-Objek yang dilihat dari dunia
Beauvoir berbicara berdasarkan lelaki. Disisi lain, Diri autentik
pengalamannya sendiri sebagai anak perempuan hidup sebagai diri yang
kecil perempuan Prancis dari kalangan terasingkan dan kasat mata bahkan
borjuis yang tumbuh diantara dua bagi dirinya sendiri. Sebagai akibatnya
peran dunia. Ia menyatakan bahwa perempuan menjadi menjadi Diri yang
perempuan menyadari perbedaan terpecah. (Tong, 1998:47)
tubuhnya dengan tubuh lelaki dari usia Menurut Beauvoir, ada tiga
yang sangat muda, dengan pubertas jenis perempuan yang memainkan
dan semakin tumbuhnya buah peran perempuan sampai ke puncaknya.
dadanya, dan dimulainya siklus Mereka adalah tunasusila, narsis, dan
menstruasinya. Setiap anak-anak perempuan mistis. Dalam proses
dipaksa untuk menerima serta menuju transedensi menurut Beauvoir,
menginternalisasikan bentuk tubuhnya ada empat strategi yang dapat
sebagai Liyan, yang memalukan dan dilancarkan oleh perempuan. Pertama,
inferior. Ke-Liyanan ini menurut perempuan dapat bekerja. Dengan
Beauvoir, direkatkan dalam lembaga bekerja diluar rumah bersama lelaki,
perkawinan. perempuan dapat merebut kembali
transedensinya. Kedua, perempuan
7
dapat menjadi seorang intelektual, mitos perempuan Bali, dan kehidupan
anggota dari kelompok yang akan perempuan kini dalam novel
membangun perubahan bagi Tempurung karya Oka Rusmini.
perempuan. Kegiatan intelektual adalah Sumber data primer yaitu sumber data
kegiatan ketika seseorang berfikir, utama yang langsung diperoleh
melihat, dan mendefinisi, dan bukanlah peneliti. sumber data primer dari
nonaktivitas ketika seseorang menjadi penelitian ini yaitu novel Tempurung
objek pemikiran, pengamatan, dan karya Oka Rusmini. Sumber data
pendefinisian. Ketiga, perempuan dapat sekunder merupakan data yang
bekerja untuk mencapai transformasi berhubungan dengan penelitian yang
sosialis masyarakat. Dan yang eempat telah dilakukan.
perempuan mandiri. Akhirnya, untuk
mentransendensikan batasan-batasanya, Menurut Sugiyono (2014: 59)
perempuan dapat menolak dalam penelitian kualitatif, yang
menginterrnalisasikan ke-Liyanannya- menjadi instrument atau alat penelitian
yaitu dengan mengidentifikasikan adalah peneliti itu sendiri. Teknik yang
dirinya melalui pandangan kelompok digunakan dalam penelitian ini adalah
dominan dalam masyarakat. teknik baca dan teknik catat. Data
yang dikumpulkan dianalisis.
3. METODE PENELITIAN Kemudian, memisahkan data-data
untuk disatukan sesuai dengan
Dalam penelitian ini digunakan jenisnya sebelum menarik kesimpulan.
desain penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2014:270), uji
Bogdan dan Taylor dalam (Moleong, kredibilitas data diantaranya meliputi:
1990:3) mendefenisikan “metodologi (a) perpanjangan pengamatan, peneliti
kualitatif” sebagai prosedur penelitian kembali melakukan pengamatan
yang menghasilkan data deskriptif dengan sumber data yang pernah
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari ditemui maupun yang baru; dan (b)
orang-orang dan perilaku yang dapat meningkatkan ketekunan, melakukan
diamati. Fokus penelitian diarahkan pengamatan secara lebih cermat dan
pada masalah eksistensi perempuan berkesinambungan
Bali dalam novel Tempurung karya
Oka Rusmini dengan tinjauan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
feminisme eksistensialis Simone De Hasil penelitian ini menyajikan
Beauvoir. data-data yang diperoleh dari sumber
Data dalam penelitian ini data yang disesuaikan dengan rumusan
berupa kutipan (kata, frasa, klausa, masalah dan tujuan penelitian yaitu
atau kalimat) yang berkaitan dengan mengenai eksistensi perempuan Bali
takdir dan sejarah perempuan Bali, dalam novel Tempurung karya Oka
Rusmini: Kajian feminisme
8
eksistensialis Simone De Beauvoir. Hukum adat Bali menjadi faktor
Untuk lebih rincinya dibagi menjadi terjadinya diskriminasi terhadap kaum
tiga bagian yaitu (1) Takdir dan perempuan di Bali. Perempuan dalam
sejarah perempuan Bali dalam novel kehidupan sosial di masyarakat telah
Tempurung karya Oka Rusmini. (2) menimbulkan adanya ketimpangan
Mitos perempuan Bali perempuan Bali dan ketidakadilan terhadap perempuan
dalam novel Tempurung karya Oka di Bali, terutama dalam adat
Rusmini. (3) Perempuan masa kini perkawinan.
dalam novel Tempurung karya Oka
Rusmini. Begitupun halnya dengan
pembagian kasta pada masyarakat
a. Takdir dan Sejarah Perempuan Bali. Adapun tokoh dalam novel yang
sebagai Perempuan Bali tidak merasa
Beberapa kutipan memberikan mengalami ketidakadilan gender
bukti bahwa peran reproduksi jantan karena memaknai setiap perannya
lebih dominan pada penjelasan biologi. sebagai sebuah kewajiban, walaupun
Karena menjalankan peran perempuan sebenarnya Perempuan Bali
dari segi biologi mulai dari menstruasi merasakan beban kerja akibat
hingga hamil, lelaki mendapatkan ketimpangan peran yang diterimanya.
penguasaan akan diri perempuan. Tentu
hal tersebut didukung langsung oleh b. Mitos Perempuan
lembaga perkawinan yang telah
dilegalkan oleh masyarakat, begitupun Beauvoir menekankan bahwa
masyarakat Bali. Lelaki pada setiap lelaki selalu dalam pencarian
pandangan psikologi berbeda dengan akan perempuan ideal yaitu,
peran yang dimiliki perempuan. perempuan yang akan menjadikannya
Sedangkan berdasarkan penjelasan lengkap. Kutipan-kutipan dalam novel
perempuan dengan liyan dari segi yang sebelumnya telah dipaparkan
ekonomi yaitu Engles berargumentasi sangat jelas eksistensi perempuan Bali
bahwa dari awal perempuan melakukan ditempatkan dengan lebih rendah,
pekerjaan yang tampak sebagai jenis berdasarkan mitos dari kebudayaan
pekerjaan ada dalam dirinya sendiri Bali itu sendiri, dari lelaki dan bahkan
seperti memasak, membersihkan, dan perempuan sendiri menjadi
mengasuh anak, sementara lelaki menginternalisasikan mitos-mitos
melakukan pekerjaan yang tampak tersebut. Jelas bahwa tokoh
sebagai kategori ada untuk dirinya perempuan dalam novel tersebut
sendiri seperti berburu dan berkelahi menjadi semakin mudah untuk
yang sebagian besar dari pekerjaan itu dikuasai, ditindas dan menjadi pemuas
membutuhkan alat untuk menaklukkan untuk lelaki.
dunia.
9
Hukum adat Bali memiliki hukum c. Perempuan Masa Kini
adat yang dapat dikatakan tekun.
Daerah Bali merupakan wilayah yang Data yang telah diidentifikasi
sangat kuat dalam budaya dan adat dan diklasifikasi pada bagian
istiadatnya. Karena itulah, hukum perempuan masa kini yang dibagi
adat sebagai batasan-batasan atau menjadi dua bagian yaitu perempuan
aturan dalam menjalankan kehidupan yang memainkan peran perempuan
sehari-hari, sangat dijunjung tinggi hingga ke puncaknya dan proses
oleh masyarakat Bali. menuju trandensi. Perkawinan
mentransformasikan perasaan yang
Bali yang menganut agama Hindu tadinya dimiliki, yang diberikan secar
menjadikan perempuan Bali harus tulus, menjadi kewajiban dan hak yang
tunduk terhadap peraturan agama dan diperoleh dengan cara menyakitkan.
adat-istiadat yang dimiliki oleh orang Perkawinan, merupakan bentuk
Bali. Seperti adat yang mengharuskan perbudakan menurut Beauvoir.
istri mesti ikut kemana pun suami Sangatlah jelas bahwa menjadi istri
pergi, namun hal itu berlaku pada dan menjadi ibu adalah dua peran
zaman dulu. Sekarang sudah feminim yang membatasi kebebasan
mengalami perubahan dimana suami perempuan, tetapi hal yang sama juga
atau istri bisa saja ditinggal begitu berlaku bagi peran perempuan pekerja.
saja untuk urusan pekerjaan dalam
sebuah tugas. Perubahan tersebut Dalam novel Tempurung
perlahan mulai melekat pada budaya banyak konflik tokoh perempuan yang
Bali. Masyarakat Bali sangat terikat berada pada pembatasan kebebasan
dengan tradisi, bahkan ada yang karena perannya sebagai seorang Istri
mengatakan bahwa tradisi dijadikan dan seorang Ibu. Ia harus bisa
agama bukan agama yang melayani lelakinya dan melakukan
ditradisikan. Sehingga perempuan berbagai hal dalam urusan rumah
Bali harus mengikuiti budaya seperti tangga. Menurut Beauvoir, ada tiga
ini. Meskipun pada tradisinya jenis perempuan yang memainkan
mendapatkan bayi perempuan adalah peran perempuan hingga ke
suatu kemiskinan bagi orang Bali puncaknya. Mereka adalah tunasusila,
namun apabila tidak memiliki anak narsis, dan perempuan mistis. Dalam
perempuan juga merasa tidak novel ada tokoh yang berhasil
lengkap. Hal tersebut membuktikan mencapai puncak tersebut yaitu
bahwa peran perempuan Bali juga dengan melacurkan dirinya.
masih diharapkan ditengah-tengah Perempuan lebih merdeka dan dapat
kehidupan masyarakat Bali. membalikkan situasi dengan melalui
kebebasan atas tubuhnya, ia bisa
melakukan hal yang sama dengan
10
lelaki yang membatasi kebebasan dibantah oleh Beauvoir sendiri karena
perempuan dengan mengunakan menurutnya penjelasan tersebut
tubuhnya. sangatlah tradisional. Bahkan dalam hal
pembagian kerja yang spesifik lelaki
Beberapa kutipan juga menguasai alat reprodusi dan
menjelaskan tokoh perempuan dalam perempuan pekerjaan yang berbau
novel Tempurung juga ada yang domestik. Begitu pula dalam kehidupan
melakukan perlawanan terhadap sosial di masyarakat, mengambil peran
tubuhnya. Seperti penolakan terhadap penting dalam ketimpangan dan
perkawinan, perkawinan yang ketidakadilan terhadap perempuan di
dipandang sebagai ikatan kecintaan Bali.
terhadap lawan jenis dan perempuan Pada bagian mitos perempuan,
yang memilih kebebasan beranggapan bersamaan dengan perkembangan
perkawinan dapat membunuh kebudayaan. Lelaki dapat menguasai
perempuan dalam hal ini lebih kepada perempuan dengan menciptakan mitos
kebebasan perempuan sendiri. tentang perempuan irasionalitas dan
5. KESIMPULAN kompleks. Banyak tokoh perempuan
yang berperan seperti mitos-mitos yang
Berdasarkan hasil analisis data diciptakan oleh lelaki. Lelaki menang
dan pembahasan, dapat disimpulkan banyak akan hal tersebut. kebudayaan
bahwa eksistensi perempuan Bali Bali juga menempatkan posisi
dalam novel Tempurung masih sangat perempuan begitu rendah dengan
jauh dari apa yang diharapkan oleh berbagai mitos-mitos
Beauvoir. Meskipun dalam novel sudah kebudayaannya.Jelas bahwa tokoh
ada beberapa tokoh perempuan yang perempuan dalam novel tersebut
berhasil melakukan perlawanan akan menjadi semakin mudah untuk
kebebasannya. Namun sebagian besar dikuasai, ditindas dan menjadi pemuas
dari mereka masih sangat terkurung dan untuk lelaki. Ketika perempuan bekerja
tidak bisa keluar dari keadaan yang keras dengan tubuhnya lelaki malah
memaksakan diri mereka harus menjadi semakin sempurna oleh
mengikuti arus tersebut. Seperti dalam perempuan.
tiga pembahasan Beauvoir mengenai Pada perempuan masa kini
eksistensi perempuan yaitu: menurut Beauvoir, ada tiga jenis
Pada takdir dan sejarah perempuan yang memainkan peran
perempuan Bali dalam novel perempuan hingga ke puncaknya.
Tempurung, tokoh perempuan masih Mereka adalah tunasusila, narsis, dan
banyak yang masuk dalam penjabaran perempuan mistis. Dalam novel ada
perempuan berdasarkan aspek biologis, tokoh yang berhasil mencapai puncak
psikologis, dan ekonomi. Nyatanya tersebut yaitu dengan melacurkan
dirinya. Perempuan lebih merdeka dan
11
dapat membalikkan situasi dengan Rusmini.http://eprints.unm.ac
melalui kebebasan atas tubuhnya. .id/79/ (1 November 2016).
Begitupun dalam proses menuju
Lubis, Akhyar Yusuf. 2004. Filsafat
transedensitokoh perempuan dalam
Ilmu dan Metodologi
novel Tempurung juga ada yang Posmodernisme.
melakukan perlawanan terhadap Bogor:Akademia.
tubuhnya. Seperti penolakan terhadap
perkawinan, perkawinan yang Moleong, Lexi J. 1990. Metodologi
dipandang sebagai ikatan kecintaan Penelitian Kualitatif.
terhadap lawan jenis dan perempuan Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
yang memilih kebebasan beranggapan
perkawinan dapat membunuh Rusmini, Oka. 2010. Tempurung.
perempuan dalam hal ini lebih kepada Jakarta: Grasindo.
kebebasan perempuan sendiri.
Meskipun hanya sebgian tokoh Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
perempuan dalam novel berhasil Pendidikan Pendekatan
mencapai itu. Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
6. REFERENSI Thornham, Sue. 2010. Teori Feminis
dan Cultural Studies.
Adawiah, Ocoh. 2015. Pemikiran Yogyakarta: Jalansutra.
Feminisme Eksistensialis
Simone De Beauvoir. Skripsi: Tong, Rosemarie Putnam, 1998.
Universitas Negeri Sunan Feminist Thought.
Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta: Jalansutra.
12