5 Patofisiologi
Meningoensefalitis yang disebabkan oleh bakteri masuk melalui peredaran darah,
penyebaran langsung, komplikasi luka tembus, dan kelainan kardiopulmonal. Mula-mula
terjadi peradangan supuratif pada selaput/jaringan otak. Proses peradangan ini membentuk
eksudat, trombosis septik pada pembuluh darah, dan agregasi leukosit yang sudah mati. Di
daerah yang mengalami peradangan timbul edema, perlunakan, dan kongesti jaringan otak
disertai perdarahan kecil. Bagian tengah kemudian melunak dan membentuk dinding yang
kuat membentuk kapsul yang kosentris. Di sekeliling abses terjadi infiltrasi leukosit
polimorfonuklear, sel-sel plasma dan limfosit. Seluruh proses ini memakan waktu kurang
dari 2 minggu. Abses dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam ventrikulus
atau ruang subaraknoid yang dapat mengakibatkan meningitis.
Meningoensefalitis yang disebabkan oleh virus terjadi melalui virus-virus yang melalui
parotitis, morbili, varisela, dll. masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan.
Di dalam susunan saraf pusat virus menyebar secara langsung atau melalui ruang
ekstraseluler. Infeksi virus dalam otak dapat menyebabkan meningitis aseptik dan
ensefalitis (kecuali rabies). Pada ensefalitis terdapat kerusakan neuron dan glia dimana
terjadi peradangan otak, edema otak, peradangan pada pembuluh darah kecil, trombosis,
dan mikroglia.
2.7 Diagnosis
a) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan serologi untuk mengetahui jenis virus dan menentukan etiologi
infeksi non enterovirus
Pemeriksaan pungsi lumbal untuk mengetahui adanya leukosit dan sensitivitas
mikroorganisme
Pemeriksaan laboratorium
Kultur urin/urinalisis untuk mengidentifikasi organisme penyebab
Kultur nasofaring untuk mengidentifikasi organisme penyebab
Pemeriksaan CT scan dan MRI kepala untuk mengetahui derajat edema otak dan
dapat menyingkirkan kemungkinan lesi massa