Etik UMB
12
Abstract Kompetensi
Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan Setelah membaca modul ini, mahasiswa
hidup dan pengetahuan serta berbagai diharapkan mampu memahami dan
strategi kehidupan yang berwujud aktifitas menjelaskan tentang :
yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam
memenuhi kebutuhan mereka yang meliputi Pentingnya kearifan lokal dan pelestarian
seluruh aspek khidupan seperti, agama, lingkungan, beragam dimensi kearifan lokal,
ilmu pengetahuan ekonomi, teknologi,
organisasi sosial, bahasa serta kesenian dan mampu menerapkan kearifan lokal dan
pelestarian lingkungan.
BERKEARIFAN LOKAL DAN PEDULI TERHADAP
PELESTARIAN LINGKUNGAN
1.1 Pendahuluan
Kehidupan manusia dikelilingi oleh budaya, hal ini disebabkan karena manusia selalu
berupaya mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan yang mengharuskan selalu
bersinggungan dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik dan non fisik. Proses
pembentukan budaya berlangsung berabad-abad dan teruji sehingga membentuk suatu
komponen yang handal, terbukti dan diyakini dapat membawa kesejahteraan lahir dan batin.
Komponen inilah yang disebut dengan jati diri yang mengandung kearifan lokal (local
wisdom) yang merupakan hasil dari Local Genius dari berbagai suku bangsa, kearifan lokal
inilah seharusnya dirajut dalam satu kesatuan kebudayaan (culture) untuk mewujudkan
suatu bangsa yaitu, Bangsa Indonesia.
Kearifan lokal sering juga disebut juga sebagai kebijakan setempat(local wisdom),
pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan setempat (local genius). Secara
umum kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka yang meliputi seluruh
aspek khidupan seperti, agama, ilmu pengetahuan ekonomi, teknologi, organisasi sosial,
bahasa serta kesenian. Dapat juga berupa tradisi, petatah – petitih atau semboyan hidup.
Nilai – nilai positif dari kearifan lokal tersebut merupakan potensi dan modal dasar dalam
pembenukan jati diri dan karakter bangsa. Untuk itu diperlukan inventarsisasi, kodifikasi dan
revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal dengan cara menghidupkan kembali dan
menempatkannya di dalam konteks sekarang. Nilai – nilai itu dapat dilihat dari tradisi
berbagai etnis(lisan dan tulis), seperti budaya gotong royong, budaya disiplin, budaya tepat
waktu, budaya demokrasi, saling menghormati dan toleransi.
Kearifan lokal masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman
dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini, kearifan lokal merupakan perilaku positif
manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat
bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat
yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi
dengan lingkungan di sekitarnya.
Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang
berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah buday suku bangsa yang tinggal
di daerah itu. Dalam pelaksanaan pembenaguna berkelanjutan oleh adanya kemajuan
teknologi membuat orang lupa akan pentingnya tradisi atau kebudayaan masyarakat dalam
mengelola lingkungan, seringkali budaya lokal dianggap sesuatu yang sudah ketinggalan di
abad sekarang ini, sehingga perencanaan pembangunan seringkali tidak melibatkan
masyarakat.
- Sibarani (2012)
Pengertian kearifan loka menurut Sibarani adalah suatu bentuk pengetahuan asli
dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk
mengatur tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal.
- Al Musafiri, Utaya dan Astina (2016):
Peran untuk mengurangi dampak globalisasi dengan cara menanamkan nilai-nilai
positif kepada remaja. Penanaman nilai tersebut didasarkan pada nilai, norma serta
adat istiadat yang dimiliki setiap daerah.
- Warigan (2011):
Nilai-nilai yang ada kearifan lokal di Indonesia sudah terbukti turut menentukan
kemajuan masyarakatnya.
- Paulo Freire (1970):
Pendidikan yang mengajarkan pserta didik untuk selalu konkret dengan apa yang
mereka hadapi. Hal ini sebagai mana Paulo Friere
- Kamus Inggris – Indonesia
Terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local bearti setempat dan
wisdom artinya kebijaksanaan.) Dengan kata lain maka local wisdom bisa dipahami
sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai pandangan-pandangan setempat yang sifatnya
bijaksana, penuh kearifan, nilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
- Apriyanto (2008)
Berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh msyarakat
yang menjadi pedoman hidup mereka.
- UU No 32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup:
Nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain
melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
- Rahyono (2009):
Kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh
melalui pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal disini yaitu hasil dari
masyarakat tertentu melalui pengamalan mereka dan belum tentu dialami oleh
masyarakat lain.
- Haryati Soebadio:
- Kearifan lokal merupakan bentuk warisan peradaban yang dilaksanakan secara terus
menerus dari generasi ke generasi.
- Kearifan lokal dianggap menjadi pengendali berbagai pengaruh dari luar
- Kearifan lokal seringkali berhubungan dengan nilai dan moral pada masyarakat
setempat
- Kearifan lokal tidak tertulis akan tetapi tetap diakui sebagai kekayaan dalam berbagai
segi pandang hukum
- Kearifan lokal adalah bentuk sifat yang melekat pada seseorang menurut pada
asalnya.
Manusia, binatang dan tumbuh – tumbuhan merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan.
Manusia, binatang dan tumbuhan adalah makhluk hidup yang hidup di dalam satu tempat,
planet yang sama, yakni Bumi. Manusia, binatang dan tumbuh – tumbuhan hidup saling
berdampingan antara satu dengan yang lainnya. Manusia, binatang dan tumbuhan
merupakan makhluk yang saling bergantungan antara satu dengan yang lainnya. Manusia
dan binatang membutuhkan tumbuhan, manusia dan tumbuhan membutuhkan binatang,
begitu pula binatang dan manusia juga sangat membutuhkan manusia. Oleh karena itulah
ketiganya saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.
Fungsi Lingkungan
Lingkungan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Baik
manusia, binatang maupun tumbuh – tumbuhan hidup dilingkungan. Lingkungan terdiri atas
lingkungan daratan, perairan dan juga lingkungan udara. Lingkungan sangat berperan
penting bagi kehidupan makhluk hidup. Setidaknya ada beberapa manfaat atau fungsi
lingkungan untuk kehidupan manusia. Beberapa fungsi lingkungan bagi kehidupan makhluk
hidup antara lain adalah sebagai berikut :
Kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) meliputi beberapa aspek yaitu :
- Tekstual
Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang
dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kita
tradisional primbon, kalender dan prasi (budaya tulis di atas lelmbaran daun lontar).
Sebagai contoh, prasi, secara fisik, terdiri atas bagian tulisan (naskah cerita) dan
gambar (gambar ilustrasi)
- Bangunan/Arsitektural
Banyak bangunan – bangunan tradisional yang merupakan cerminan dari bentuk
kearifan lokal, seperti bangunan rumah rakyat di Bengkulu. Bangunan rumah rakyat
ini merupakan bangunan rumah tinggal yang dibangun dan digunakan oleh
sebagaian besar masyarakat dengan mengacu pada rumah ketua adat. Bangunan
ini mempunyai keunikan karena proses pembangunan yang mengikuti para leluhur,
baik dari segi pengetahuan maupun metodenya.
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada juga bentuk kearifan lokal yang tidak
berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang dapat
berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai – nilai ajaran tardisional. Melalui petuah
atau bentuk kearifan lokal ynag tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara
verbal dari generasi ke generasi.
- Papua
Kepercayaan Te Aro Neweak Lako (alam adalah aku). Gunung Erstberg dan
Grasberg dipercaya sebagai kepala mama, tanah dianggapa sebagai bagian dari
hidup manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-
hati – hati
- Serawai, Bengkulu
Keyakinan Celako Kumali, kelestarian lingkungan terwujud dari keuatnya keyakinan
ini yaitu tata nilai tabu dalam berkadang dan tradisi tanam tanjak
- Dayak Kenyah, Kalimantan Timur
Tradisi Tana” Ulen, kawasan hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat.
Pengelolaan tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat
- Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat
Kehidupan manusia dikelilingi oleh budaya. Budaya dilahirkan beribu tahun ynag lalu sejak
manusia sudah ada di bumi. Kebiasaan yang telah menjadi dan membentuk perilaku
manusia tersebut diwariskan dari generasi ke genrasi selanjutnya. Kata kebudayaan sendiri
berasalah dari bahasa Sanskerta, buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Dengan demikian budaya dapat diartikan pula sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal. Proses pembentukan budaya berlangsung berabad –
abad dan teruji sehingga membentuk suatu komponen yang handal, terbukti dan diyakini
dapat membawa kesejahteraan lahir dan batin. Komponen inilah yang disebut dengan jati
diri. Didalam jati diri setiap orang terkandung kearifan lokal (local wisdom) yang merupakan
hasil dari kecerdasan setempat (local genius) dari berbagai suku bangsa, kearifan lokal
inilah yang seharusnya dirajut dalam satu kesatuan kebudayaan (culture) untuk mewujudkan
suatu bangsa yaitu, Bangsa Indonesia. Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan
(wisdom) atau kebijaksanaan dan lokal (local) atau setempat. Kearifan lokal
merepresentasikan sebuah nilai budaya masyarakat yang menaungi keseluruhan
kompleksitas norma dan perilaku yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah belief.
Pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Pendidikan tidak dapat
dipisahkan dengan kebudayaan. Tampa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu
Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan pendidikan yang mengajarkan peserta didik
untuk selalu lekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi. Paulo Freire (Wagiran, 2010)
menyebutkan, dengan dihadapkan pada problem dan situasi konkret dihadapi, peseerta
didik akan semakin tertantang untuk menanggapinya secar kritis. Hal ini selaras dengan
pendapat Suwito (2008) yang mengemukakan pilar pendidikan kearifan lokal yang beberapa
hal yaitu :
Kearifan Lokal merupakan modal pembentukan karakter luhur. Karakter luhur adalah watak
bangsa yang senantiasa bertindak dengan penuh kesadaran, purba diri, dan pengendalian
diri. Pijaran kearifan lokal selau berpusar pada upaya menanggalkan hawa nafsu,
meminimalisir keinginan, dan menyesuaikan dengan Empan Papan. Kearifan lokal adalah
suatu wacana tata moral. Dewasa ini, makin disadari pentingnya karakter dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia suatu bangsa. Berbagai kajian dan fakta
menunjukkan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki karakter kuat. Nilai –
nilai karakter tersebut adalah nilai-nilai yang digali dari khazanah budaya yang selaras
dengan karakteristik masyarakat setempat (kearifan lokal) dan bukan mencontoh nilai-nilai
bangsa lain yang belum tentu sesuai dengan karakteristik dan kepribadian bangsa tersebut.
Jepang menjadi bangsa yang maju berkat keberhasilannya mengimplementalisasi semangat
Bushido yang digali dari semangat nenek moyangnya (kaum samurai). Esensi kemajuan
yang dicapai berbagai bangsa tersebut menunjukkan bahwa pengembangan karakter suatu
bangsa tidak dapat dilepaskan dari aspek budaya yang selaras dengan karakteristik
Berkaitan dengan implementasi strategi pendidikan karakter melalui nilai-nilai kearifan lokal
dalam kegiatan sehari-hari, secara teknis dapat dilakukan melalui keteladanan, kegiatan
spontan, teguran, pengkodisian lingkungan, kegiatan rutin, dan dilakukan oleh semua civitas
pada lingkungan kampus.
Lingkungan merupakan segala aspek yang terdapat di luar manusia yang dapat
mempengaruhi kemampuan hidup manusia(Irwan:1992). Baik lingkungan alam maupun
lingkungan buatan memiliki peran yang besar dalam menunjang kehidupan manusia.
Kerusakan yang terjadi pada lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan buatan
dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia. Namun juga sebaliknya
kerusakan yang terjadi pada lingkungan tersebut kerapkali disebabkan karena ulah manusia
itu sendiri. Berbagai upaya pelestarian lingkungan untuk mengembalikan fungsi lingkungan
tersebut telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, namun tak jarang upaya pelestarian
lingkungan yang dilakukan tersebut mengalami kendala. Salah satu kendala yang dialami
yaitu minimnya dana bagi perbaikan lingkungan jika dibandingkan dengan jumlah kerusakan
lingkungan yang ada. Kerusakan pada lingkungan hidup atau alam sebenarnya bisa
dikatakan akibat ulah perbuatan manusia itu sendiri. Mengapa demikian ? Karena alam ini
sudah terlalu diforsir dalam pemanfaatannya. Alam di muka bumi ini seakan – akan terus
menerus dimanfaatkan isinya, tanpa adanya upaya untuk melestarikan alam. Manusia
seharusnya sadar, bahwa semua bumi dan isinya adalah milik-Nya, kita sebagai manusia
memang boleh untuk memanfaatkan isi alam, tetapi kita juga jangan lupa sebagai manusia
harus memperhatikan keadaan dari alam tersebut, apabila terdapat kerusakan dari alam,
kita haruslah memperbaikinya, atau apabila sebelum adanya kerusakan marilah kita harus
merawat atau melestarikan alam atau lingkungan hidup tersebut. Pada kesempatan kali ini,
akan dibahas tentang contoh – contoh dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
- Reboisasi
- Adanya larangan agar tidak membuang limbah rumah tangga langsung dibuang ke
sungai, agar menghindari terjadinya pencemaran air di sungai.
- Menyediakan tempah sampah pada lokasi wisata yang berada di sekitar pantai, agar
para pengunjung lokasi wisata tersebut tidak membuang sampahnya ke pantai atau
laut untuk menghindari tercemarnya air di laut akibat sampah yang dibuang
sembarangan oleh para pengunjung.
- Adanya upaya dalam menetralisasikan terlebih dahulu pada limbah industri sebelum
dibuang ke sungai. Jadi setiap industri wajib untuk menetralisasikan terlebih dahulu
limbah – limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut agar limbahnya tidak
mencemari lingkungan atau sungai.
Mahasiswa yang mengemban predikat Agent of Change memiliki tanggung jawab moral
yang besar untuk menjaga kelestarian lingkungan untuk beberapa tahun kedepan.
Mahasiswa sebagai pelajar yang terdidik dapat menjadi salah satu contoh baik bagi
masyarakat untuk melestarikan lingkungan sekitar. Jangan sampai seorang yang terpelajar
malah tidak memperdulikan, bahkan merusak lingkungan. Keadaan lingkungan yang buruk
bermuara dari kurangnya kesadaran untuk menjaga lingkungan. Hal inilah yang dialami
kebanyakan mahasiswa saat ini. Hal tersebut terjadi karena berbagai faktor yaitu kurangnya
kesadaran untuk menjaga lingkungan, sistem dan peraturan yang tidak tegas dari
pemerintah serta kebiasaan buruk yang terus menerus dilakukan. Adanya petugas
kebersihan yang bertugas setiap hari, membuat mahaiswa lepas tangan dari tanggung
jawab merawat dan membersihkan lingkungan sekitar. Pola pikir semacam itu membuat
mahasiswa sulit untuk berpikir lebih dewasa dan membuat mahasiswa menjadi pemalas.
Buruknya sistem peraturan dan tidak adanya sanksi yang tegas bagi orang yang melanggar
peraturan cenderung membuat orang berpikir bahwa peraturan hanyalah sebatas peraturan.
Tidak ada ketegasan dalam menegakkan peraturan, sehingga masih banyak mahaiswa
bahkan masyarakat yang seenaknya membuang sampah sembarangan. Di Indonesia
sendiri perbandingan antara orang yang memiliki kesadaran akan kelestarian lingkungan itu
sangat kecil dibanding dengan orang yang kurang memiliki kesadaran akan hal tersebut.
Kebiasaan buruk yang dimiliki mahasiswa, seperti membuang sampah sembarangan dapat
mendukung kerusakan lingkungan. Karena kebiasaan tersebut akan berlanjut, bahkan
menular pada mahasiswa lain. Karena itulah, mahasiswa perlu menyadari kebiasaan
tersebut. Selain itu, mahasiswa perlu mengingatkan sesama mahasiswa untuk mengubah
kebiasaan buruk tersebut menjadi kebiasaan yang lebih baik. Sosialisasi mengenai
kelestarian lingkungan telah banyak dilakukan. Sayangnya, dampak dari sosialisasi tersebut
belum terasa. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan sosialisasi jarang menerapkan ilmu
yang didapat dari kegiatan tersebut. Pada akhirnya, usaha – usaha yang telah disebutkan
diatas tidaklah cukup. Kesadaran mahasiswa sebagai tonggak perubahan diperlukan dalam
menjaga lingkungan sekitar. Karena mahasiswa akan menjadi generasi yang akan
meneruskan warisan lingkungan kepada anak dan cucu. Mahasiswa dapat menggerakkan
orang – orang disekitarnya untuk menjaga lingkungan. Sehingga akan tercipta lingkungan
yang baik, yang menjamin keberlansungan hidup yang lebih baik.
Hasibuan, Malayu, SP., 1996. Manajemn dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Gunung
Agung.
Mulyana, Deddy, 2005. Ilmu Komnikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
Mulyana, Deddy, 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: Rosda.
Sutarto, 1991. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: UGM Press
Stephen P.Robbins.1994. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi,Arcan: Jakarta
Sumber Internet :
https://news.okezone.com/read/2016/11/18/65/1544900/3-alasan-pentingnya-disiplin-dalam-
bekerja
https://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/06/arti-sebuah-rasa-tanggung-jawab-566257.html