Disusun oleh:
Kelompok 5
1.2 Pengantar
Topik : Abstensi Seksual pada Remaja
2
Jam : 08.00 WIB
Waktu : 60 menit
1. Pengertian remaja
2. Tahap-tahap remaja
3. Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi
4. Pengetahuan dasar akan kebersihan alat reproduksi
5. Perubahan pada remaja
6. Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja
7. Abstensi seksual remaja
1.5 Materi
1. Pengertian remaja
2. Tahap-tahap remaja
3. Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi
4. Pengetahuan dasar akan kebersihan alat reproduksi
5. Perubahan pada remaja
6. Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja
7. Abstensi seksual remaja
1.6 Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3
1.7 Media
1. Poster
2. Infocus
3. Laptop
4. Powerpoint
5. Video edukasi
4
menjelaskan
c. Memperbaiki kesalahan dan
menyimpulkan
4. 5 menit Penutup: Menjawab salam
a. Mengucapkan terimakasih
kepada peserta
b. Mengucapkan salam
5
MATERI
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Remaja adalah seseorang yang memiliki rentang usia 10- 19 tahun. Remaja
adalah masa dimana tanda-tanda seksual sekunder seseorang sudah berkembang
dan mencapai kematangan seksual. Remaja juga mengalami kematangan secara
fisik, psikologis, maupun sosial. Remaja merupakan proses seseorang mengalami
perkembangan semua aspek dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa sering disebut dengan masa pubertas
(WHO, 2014).
6
2.2 Tahap-tahap Remaja
Masa remaja memiliki batasan usia, Hurlock berpendapat bahwa awal remaja
berlangsung dari umur 13-16 tahun dan akhir masa remaja bermula dari umur 16-
18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir remaja adalah
periode yang singkat.
1. Fase remaja awal dalam rentang usia dari umur 12-15 tahun.
2. Fase remaja madya (pertengahan) dalam rentang usia dari umur 15-18
tahun.
3. Fase remaja akhir dalam rentang usia dari umur 18-21 tahun.
Pengetahuan akan kesehatan reproduksi sangat lah penting bagi remaja. Akan
tetapi walau hal itu penting dalam kehidupan nyata Sebagian orang masih
menganggap pembahasan akan kesehatan reproduksi ini adaah hal yang tabu.
Bahkan karena hal yang menjadi tabu banyak remaja yang enggan bertanya
kepada orangtua mereka tentang kesehatan reproduksi dan hal yang berkaitan
dengan seksualitas. Sedangkan dalam hal ini memiliki banyak manfaat yang
berguna bagi remaja dan kehidupannya. Adapun manfaat bagi remaja yang
mengetahui kesehatan reproduksinya sebagai berikut:
7
1. Dengan adanya pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi
dapat mencegah perilaku seks remaja yang memiliki dampak kehamilan
yang tidak diinginkan, HIV/AIDS, dan PMS dapat dicegah.
2. Dengan mengetahui dan memahami pendidikan kesehatan reproduksi
maka remaja tidak mudah terbawa arus pergaulan bebas yang marak di
masa remaja.
3. Dapat membantu anak dalam mengambil dan membuat keputusan
mengenai perilaku seksual yang positif bagi dirinya.
4. Anak mampu menghindari dan melindungi diri dari tindak kekerasan
seksual yang merugikan dirinya.
8
5. Pengembangan kemampuan berkomunikasi termasuk membangun
kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative.
9
dipengaruhi oleh hormone pituitary. Hormon ini merangsang testis
yang terdapat pada skrotum sehingga testis menghasilkan hormon
testosteron dan androgen serta spermatozoa.
Pada remaja wanita, perubahan ciri-ciri seks primer pada wanita
ditandai dengan menarche atau munculnya periode menstruasi untuk
pertama kalinya serta ovarium, uterus, vagina, labia dan klitoris yang
mengalami perkembangan pesat. Ini semua dipengaruhi oleh hormon
estrogen dan progesteron.
e. Perubahan Ciri-Ciri Seks Sekunder Pada remaja lelaki, ciri-ciri seks
sekunder yang terjadi antara lain tumbuhnya kumis dan janggut, jakun,
suara menjadi berat, bahu dan dada melebar, tumbuh bulu di ketiak,
dada, kaki, tangan dan daerah kelamin serta otot-otot menjadi kuat.
Pada remaja perempuan tanda-tanda fisik ini berupa payudara dan
pinggul membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan
sekitar organ reproduksi.
2. Perubahan Psikis
Perubahan psikologis ini ditandai dengan peningkatan kekuatan mental,
kemampuan berpikir, kemampuan dalam memahami, dan kemampuan
dalam mengingat.
a. Perubahan emosi:
10
2.6 Permasalahan Prioritas Kesehatan Reproduksi Pada
Remaja
Masalah kesehatan reproduksi remaja yaitu pada saat pertama anak perempuan
mengalami haid/menarche yang bisa beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual
bila kurang pengetahuan dapat terjadi kehamilan diluar nikah, abortus tidak aman,
tertular penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS.
1. Masalah reproduksi
Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan
yang berkaitan denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi
dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasi dari
kehamilan, masalah kemandulan dan ketidak suburan, Peranan atau
kendali sosial budaya terhadap masalah reproduksi.
2. Masalah penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi HIV/AIDS
Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menyerang kelamin
seseorang dan Sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. PMS
akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan.
3. Masalah kekrasan dan perkosaan terhadap perempuan
Kencenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja kepada
perempuan, perkosaan, serta dampaknya terhadap korban Norma sosial
mengenai kekerasan dalam rumah tangga, serta mengenai berbagai tindak
kekerasan terhadap perempuan. Sikap masyarakat mengenai kekerasan
perkosaan terhadap pelacur. Berbagai langkah untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut.
4. Masalah kehamilan yang tidak diinginkan di usia remaja
Kehamilan di usia dini memiliki resiko yang berat. Dimana emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah stress. Sementara kecacatan kelahiran dapat
muncul akibat hal tersebut. Adanya penolakan secara emosional ketika si
ibu mengandung bayi.
5. Masalah Aborsi pada remaja
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika
11
seseorang melakukan aborsi tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh
pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,
terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan
kehamilan yang sudah terjadi.
Abstinensi seks berarti tidak melakukan hubungan seksual secara oral, anal
maupun vaginal. Terdapat beberapa frase dalam mendefinisikan abstinen, yaitu
‘abstain dari seks’, ‘berhenti seks’ dan ‘tidak ingin berhubungan seks’, yang
intinya adalah tidak melakukan hubungan seksual. Ahli kesehatan umumnya
memandang abstinensi sebagai masalah perilaku atau kesehatan, menggunakan
istilah seperti "menunda hubungan seks", "tidak pernah melakukan hubungan seks
vaginal", atau menahan diri untuk tidak melakukan hubungan seksual
(intercourse) lebih lanjut. Abstain dari semua bentuk aktivitas seksual 100 persen
aman dan menjadi cara efektif untuk menghindari KTD pada remaja dan IMS.
12
Remaja dalam mempertahankan abstensi seks atau menghindari Hasrat
seksual biasanya mereka melakukan kegiatan yang positif untuk mengisi waktu
luangnya. Dengan mengikuti kegiatan yang positif ramaja menjadi lebih aktif,
kreatif, percaya diri, memberi kesempatan bersosialisasi, dan akan berdampak
pada pembentukan karakter remaja yang baik.
Inisiasi aktivitas seksual seperti rayuan dan paksaan sebagian besar tidak
dirasakan oleh remaja yang abstensi terhadap seks. Tindakan asertif apabila
bagian tubuh sensitifnya disentuh menunjukkan proporsi yang cukup tinggi pada
remaja yang abstinensi, namun pada yang tidak abstinensi tidak menunjukkan
tindakan asertif sehingga aktivitas seksual dapat dilakukan begitu saja tanpa ada
inisiasi ataupun upaya penolakan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prijatni, Ida dan Sri Rahayu. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Jakarta Selatan. Pusdik SDM Kesehatan.
Rahayu, Atikah. 2017. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia.
Surabaya. Airlangga University Press.
Sabila, Mizna dan Nurfadhilah. 2020. Abstensi Seksual Remaja SMP Di Kota
Tanggerang Selatan. Tanggerang Selatan. Jurnal Kesehatan
Reproduksi. 11(2).
14
Pertanyaan dan Jawaban
1. Natasya Miranda
Bagaimana solusi dari kalian sebagai bidan cara mengatasi atau
menyesuaikan perubahan hormon dari remaja awal ke remaja akhir,
soalnya ada juga saat masa peralihan contoh nya jadi banyak keputihan
dan iritasi?
Jawab:
Untuk perubahan hormon yang terjadi pada individu berpengaruh oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi yang berkaitan dengan diri individu
masing-masing. sebagai tenaga kesehatan, hanya dapat menyarankan agar
individu tidak mengkonsusmi makanan yang berpengaruh dalam
perubahan hormonnya seperti junk food. lau adapun penghindaran diri dari
stress karena stress dapat meingkatkan hormon yang ada pada tubuh
individu tersebut.
2. Siti Husna
Jika ada seseorang yang melakukan hubungan seksual secara oral dan anal
apa saja dampak yang di alami setelah melakukan hubungan seksual
tersebut?
Jawab:
Penetrasi dan seks oral pada anus meningkatkan risiko penularan
penyakit menular seksual.
Dibandingkan aktivitas seksual lainnya, aktivitas seksual yang melibatkan
penetrasi ke anus mempunyai risiko lebih tinggi terhadap penularan
penyakit menular seksual, seperti HIV, herpes kelamin, kutil kelamin,
klamidia, hepatitis B, gonore, dan sifilis. Orang yang melakukan seks
melalui anal 30 kali lebih berisiko terkena HIV dibanding yang melakukan
penetrasi melalui vagina. Paparan human papillomavirus (HPV) dapat
memicu pertumbuhan kutil pada dubur hingga kanker anus.
Anus tidak memiliki pelumas sehingga rentan rusak.
15
Tidak seperti vagina yang terlindung oleh pelumas alami, penetrasi pada
anus dapat merusak jaringan di dalamnya. Menggunakan pelumas tidak
akan mencegah risiko terjadinya luka pada anus
Anus penuh dengan bakteri yang berpotensi menginfeksi
pasangan.
pasangan yang melakukan seks anal tidak mempunyai penyakit menular
seksual, terdapat bakteri yang secara normal memang hidup di anus
sehingga berisiko menginfeksi pasangan.
Penetrasi seks anal berisiko melemahkan cincin otot anus.
Anus didesain dengan otot yang menyerupai cincin untuk mengatur
aktivitas buang air besar. Cincin otot ini disebut sfingter.
Perdarahan setelah seks anal.
Setelah seks anal, dapat terjadi perdarahan akibat hemoroid (wasir), luka
pada anus, dan juga usus besar. Ini merupakan kondisi berbahaya yang
memerlukan penanganan medis, seperti pemberian antibiotik untuk
mencegah infeksi, atau bahkan operasi.
3. Salsabila
Tolong jelaskan secara lebih luas apa itu abstensi?
Jawab:
Abstensi dalam KBBI diartikan sebagai tindakan atau praktik tidak
berpartisipasi. Jadi abstensi seksual ini diartikan tidak melakukan
hubungan seksual baik secara fisik ataupun non fisik. yang artinya
individu tersebut tidak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan seksual.
4. Rizki Pajar Utami
Manfaat pengetahuan kesehatan reproduksi utk remaja?
Jawab:
Mengetahui pendidikan seksual, dan memahami dampak perilaku
tersebut dari sisi kesehatan dan sosial. Sehingga tidak terbawa arus
pergaulan bebas di masa remaja.
Jika telah memahami pendidikan seksual, anak remaja dapat
membuat keputusan mengenai perilaku seksual yang positif untuk
dirinya.
16
Anak juga mampu menghindari tindak kekerasan seksual yang
dapat merugikan dirinya.
Sadar akan keputusan perilaku seksual, termasuk menghindari
seks pranikah. Ini terkait pada kemungkinan terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan.
5. Alivia
Bagaimana sih dampak seorang remaja yang melakukan aborsi?
1. Perdarahan Hebat
2. Infeksi Peradangan Panggul
3. Sepsis
Sepsis adalah infeksi penyebaran bakteri yang lebih meluas ke bagian-
bagian tubuh lainnya lewat aliran darah. Kondisi ini terjadi akibat
peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
4. Kerusakan pada Rahim
5. Endometritis
Jenis peradangan ini juga disebabkan oleh adanya infeksi.
6. Aborsi yang Gagal
7. Kanker
8. Keluhan Psikologis
Tak hanya pada fisik, wanita yang melakukan tindakan aborsi ilegal dapat
mengalami trauma secara psikologis. Ia dapat merasakan perasaan seperti
rasa bersalah, cemas, malu, stres, hingga dapat berujung depresi.
Bila jiwanya tertekan seperti ini, bukan tak mungkin bila sistem kekebalan
tubuhnya dapat berisiko terpengaruh.
9. Kematian
Umumnya, penyebab dari kematian yang berkaitan dengan ibu yang
melakukan aborsi adalah perdarahan hebat, infeksi parah, kehamilan
ektopik yang tidak terdiagnosis, dan emboli paru.
17
POSTER KELOMPOK
18