Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : P102202050
Pascasarjana U
Tugas Resume
Mata Kuliah Kehamilan dan Persalinan Normal Dasar ( Martikulasi )
( Dr.Mardiana Ahmad, S.SiT.,M.Keb)
Hormon merupakan senyawa kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin yang berfungsi
untuk membantu mengendalikan seluruh fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, metabolisme,
hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi wanita. Fungsi reproduksi
manusia diatur oleh Hipotalamus. Sebagai pusat pengaturan homeostasis, hipotalamus mengatur
pengeluaran hormon yang bekerja pada gonad. Gonadotropin releasing hormon (GnRH) yang
disekresikan dari hipothalamus akan berikatan dengan reseptor gonadotrophs di hipofisi anterior
merangsang pengeluaran gonadotropine hormone (LH dan FSH) masuk ke dalam aliran darah
menuju gonad. Di gonad, LH dan FSH menstimulasi sekresi hormon steroid reproduksi seperti
testosteron, estrogen dan progesteron. Hormon Reproduksi menghambat sekresi GnRH dan
gonadotropin hormon melalui umpan balik negatif. Berikut ini merupakan hormon yang berperan
dalam sistem reproduksi wanita.
1. Hormon Estrogen
Hormon Estrogen merupakan Tak lain tak bukan, hormon wanita pertama yang paling
identik dengan kaum hawa. Tak hanya di ovarium, kelenjar adrenal dan sel-sel lemak juga
tak ketinggalan menghasilkan estrogen.Fungsi dari estrogen sangat dominan terutama dalam
hal reproduksi dan seksual. Biasanya, hormon estrogen akan semakin dominan ketika
seorang perempuan menginjak fase puber. Ketika puber, seorang perempuan akan
mengalami beberapa perubahan pada tubuhnya. Mulai dari pembesaran payudara, pinggul
yang lebih lebar, hingga tumbuhnya rambut di area vagina dan ketiak. Ini terjadi karena
pengaruh hormon estrogen. Tak hanya itu, hormon estrogen juga mengatur siklus menstruasi
wanita. Apabila sel telur tidak dibuahi dalam periode masa subur, level estrogen akan turun
drastis dan menstruasi terjadi. Sebaliknya, apabila sel telur berhasil dibuahi, maka estrogen
akan “berkolaborasi” dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan.
Dalam kaitannya dengan pembentukan tulang, estrogen juga tak ketinggalan. Hormon yang
satu ini akan bekerja sama dengan vitamin D, kalsium, dan hormon lainnya untuk proses
pembentukan tulang secara alami.Tak berhenti sampai di situ, hormon estrogen juga
berpengaruh terhadap cara kerja otak. Ada banyak riset – salah satunya dari National Library
of Medicine – yang membuktikan bahwa level estrogen yang rendah menyebabkan mood
seseorang berantakan.
Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain itu,
hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam jumlah
yang sedikit.
Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh
saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses ovulasi
dalam siklus menstruasi bulanan.
Hormon ini juga berperan dalam proses keluarnya ASI setelah persalinan, mengatur mood
atau suasana hati, dan proses penuaan.
Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai gangguan, seperti menstruasi
yang tidak teratur, vagina kering, suasana hati tidak menentu, menopause, dan osteoporosis
pada wanita lanjut usia.
2. Hormon Progesteron
Hormon wanita kedua yang juga tak kalah penting adalah progesteron. Ini adalah
hormon yang meningkat ketika proses ovulasi dan akan terus naik hingga puncaknya selama
proses kehamilan.Hormon progesteron membantu mengendalikan siklus menstruasi dan
mempersiapkan tubuh seorang wanita untuk hamil. Itulah mengapa hormon progesteron
kerap berkaitan dengan kesuburan karena memengaruhi lancar tidaknya menstruasi,
kehamilan, hingga risiko komplikasi saat hamil.Progesteron ini pula yang mempersiapkan
dinding uterus untuk siap “menerima” sel telur yang telah dibuahi agar bisa tumbuh. Tak
hanya itu, hormon progesteron juga mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan
dinding rahim seakan menolak sel telur.Selama proses kehamilan pun, hormon progesteron
juga menjadi stimulus berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara agar siap memproduksi
air susu. Hormon progesteron, ketika proses persalinan, hormon ini akan bergabung dengan
hormon relaxin untuk melunakkan ligamen dan otot. Dengan demikian, sang ibu akan
semakin siap untuk mengeluarkan bayi.
3. Hormon Testosteron
Memang testosteron merupakan hormon yang identik dengan pria. Meski demikian,
testosteron juga ada dalam tubuh wanita dalam jumlah lebih sedikit.Meskipun sedikit, ada
banyak hal yang berpengaruh karena keberadaan testosteron. Di antaranya kesuburan, gairah
seksual, menstruasi, massa tulang, hingga produksi sel darah merah.Idealnya, seorang
wanita perlu memiliki 15-70 nanogram per deciliter (ng/dl) testosteron di darah mereka.
Apabila terlalu rendah, bisa jadi seseorang akan merasa lemas, susah tidur, tidak bergairah,
jadwal menstruasi tidak lancar, masalah kesuburan, hingga vagina terasa kering.
4. Luteinizing Hormon ( LH )
Luteinizing Hormon ( LH ) berfungsi untuk mengatur ovulasi serta siklus menstruasi
perempuan. Kadar LH dalam darah juga dapat meningkat apabila seorang perempuan dalam
keadaan menstruasi dan setelah menopause. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisi
diotak. Umumnya, kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita dapat mengakibatkan
masalah reproduksi.
5. Follicle-stimulating Hormon ( FSH )
Follicle-stimulating Hormon (FSH) merupakan hormon yang berfungsi mengendalikan
dan mengatur siklus menstruasi bagi perempuan dengan menstimulasi perkembangan sel
telur pada indung telur atau ovarium. Kadar FSH yang rendah pada tubuh, menandakan
seorang perempuan tidak mengalami pelepasan sel telur (ovulasi) atau dapat juga
menunjukkan pertanda seorang perempuan sedang hamil. Sedangkan jika kadar hormon
FSH yang tinggi, dapat menandakan seorang perempuan sedang memasuki masa
menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner. Sama
halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisi dan berperan
penting dalam sistem reproduksi.
6. Hormon Oksitosin
Hormon Oksitosi merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini
umumnya akan meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan.
Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan
mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar
payudara untuk menghasilkan ASI.