Anda di halaman 1dari 19

A.

Himpunan 
Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek tertentu yang tercakup dalam satu kesatuan
dengan keterangan yang jelas. Untuk menyatakan suatu himpunan digunakan huruf kapital A,
B, C, … sedangkan untuk menyatakan anggotanya digunakan huruf kecil a, d, c, … .

Untuk menyatakan sebuah himpunan, ada 4 buah cara yang bisa dilakukan. yaitu:
 Enumerasi : cara menyatakan himpunan dengan menuliskan seluruh anggota
himpunan di dalam kurung kurawal. Setiap anggota di dalamnya dipisahkan dengan
tanda koma. Misalnya: x = {s,a,p,i}
 Simbol baku :simbol tertentu yang sudah disepakati untuk menyatakan sebuah
himpunan. sebagai contoh, simbol P biasanya digunakan utnuk menyatakan
himpunan bilangan bulat positif, sedangkan huruf R digunakan untuk menyatakan
sebuah himpunan yang berisi bilangan riil.
 Notasi pembentukan himpunan : himpunan juga bisa dinyatakan dengan cara
menulis ciri-ciri umum dari anggota yang ada di dalam himpunan tersebut. misalnya:
A = {x|x adalah himpunan bilangan riil}
 Diagram venn : cara menyatakan sebuah himpunan dengan menggambarkannnya
dalam bentuk grafis. masing masing himpunan digambarkan dalam sebuah lingkaran
dan dilingkupi olah himpunan semesta yang dinyatakan dalam bentuk persegi empat
seperti pada gambar berikut:

Selain diagram venn, ada juga diagram garis dan diagram cartess, berikut penjelasannya:

 Diagram garis : Diagram dibawah menyatakan bahwa A dan B merupakan himpunan


bagian dari C.
 Diagram Cartes : Rene Descartes menjelaskan suatu himpunan dalam bentuk garis
bilangan seperti gambar di bawah ini:

Ada beberapa jenis himpunan yang dikenal di dalam dunia matematika, yaitu:

 Himpunan kosong : merupakan sebuah himpunan yang tidak ada anggota di


dalamnya, biasanya jenis himpunan ini dituliskan dengan simbol ø atau { }.
Contoh:
Himpunan bilangan genap di antara 6 dan 8.
Pembahasan:
Urutan bilangan genap = 2,4,6,8,10,...
Diantara 6 dan 8 tidak terdapat bilangan genap melainkan angka7 yaitu bilangan
ganjil. Jadi himpunan tersebut adalah himpunan kosong .
 Himpunan Semesta : himpunan yang memuat atau mencakup keseluruhan anggota
yang sedang dibahah, iasanya himpunan ini ditandai dengan huruf S.
Contoh:
Tentukan 2 himpuan semesta dari himpunan berikut.
A = {Jakarta, Serang, Bandung, Semarang,Yogyakarta, Surabaya}
Pembahasan:
A = {Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya}
Himpunan Semesta dari A dapat berupa:
(i){Nama kota di Pulau Jawa}
(ii){ Nama ibukota propinsi di Pulau Jawa}
 Himpunan bilangan, terdiri dari:

 Himpunan terhingga : himpunan yang jumlah anggotanya masih terhingga, meliputi


himpunan kosong dan himpunan yang memiliki n elemen. Contohnya:X = {c, d, e, f} ,
Y={}
 Himpunan tak terhingga : himpunan yang jumlah anggotanya tidak terhingga.
Comtohnya himpunan bilangan ganjil atau genap, himpunan bilangan bulat, dsb.

Beberapa operasi himpunan yang ada :


a.

b.
NB : lambang irisan bisanya ditulis ∩
c.
NB : Selisih bisanya dilambangkan dengan -

d.

Sifat – sifat operasi himpunan

1. Komutatif
Diberikan himpunan A dan B. Maka berlaku AUB = BUA dan juga A∩B = B∩A
2. Asosiatif
Diberikan himpunan A, B dan C, maka berlaku (AUB)
UC = AU(BUC) dan juga (A∩B)∩C= A∩(B∩C).
3. Idempoten
Diberikan suatu himpunan A. Maka berlaku AUA=A dan juga A∩A=A
4. Identitas
Diberikan suatu himpunan A dalam semesta S. Maka AUS=A dan juga A∩S=A
5. Distributif
Diberikan himpunan A,B dan C,
maka AU(B∩C) = (AUB)∩(AUC) dan juga A∩(BUC)=(A∩B) U(A∩C)
6. Komplementer
Diberikan suatu himpunan A dalam semesta S. Maka AUA’  = S dan  A∩A’ = Ø
7. Dalil De Morgan
Diberikan himpunan A dan B. Maka (AUB)’ = A’ ∩ B’  dan (A∩B)’  = A’  U B’

Contoh Soal:
1. a. Berilah dua contoh kumpulan yang bukan merupakan himpunan.
b. Berilah dua contoh kumpulan yang merupakan himpunan.

2. Tulislah anggota himpunan berikut dengan tabulasi.


           a. A = {x2 = 25}
           b. B = {x| x + 3 = 3}
           c. A = {x| x > 3, x bilangan asli ganjil}
3. Tulislah dengan menyebutkan syarat-syarat anggotanya.
          a. E = {a,i,u,e,o}
          b. F = {2,3,5,7,11}
          c. G = {3,6,9,12, …}
4. Tulislah dengan notasi pembentuk himpunan untuk himpunan bilangan asli yang:
          a. kurang dari 5,
          b. Iebih dari atau sama dengan 3,
          c. kelipatan 5 kurang dari 50
5. Dalam suatu kelas terdapat 48 siswa. Mereka memilih dua jenis olahraga yang mereka
gemari. Ternyata 29 siswa gemar bermain basket, 27 siswa gemar bermain voli, dan 6 siswa
tidak menggemari kedua olahraga tersebut.Gambarlah diagram Venn dari keterangan
tersebut.Tentukan banyaknya siswa yang gemar bermain basket dan voli.
6. Suatu kompleks perumahan mempunyai 43 orang warga, 35 orang di antaranya aktif
mengikuti kegiatan olahraga, sedangkan sisanya tidak mengikuti kegiatan apa pun. Kegiatan
bola voli diikuti 15 orang, tenis diikuti 19 orang, dan catur diikuti 25 orang. Warga yang
mengikuti bola voli dan catur sebanyak 12 orang, bola voli dan tenis 7 orang, sedangkan tenis
dan catur 9 orang. Tentukan banyaknya warga yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga
tersebut.

Pembahasan:

1. a. Kumpulan yang bukan merupakan Himpunan


 Kumpulan mata kuliah yang sulit.
 Kumpulan masakan yang enak rasanya.

b. Kumpulan yang merupakan Himpunan


 Kumpulan huruf yang membentuk kata “Matematika Anggota himpunan ini adalah m, a, t, e,
i, dan k.
 Kumpulan orang Solo yang sudah menikah
2. a.   A = {x2 = 25} 
     Jawab : A = {5}
b. B = {x| x + 3 = 3}
Jawab : B = {0}
c. A = {x| x > 3, x bilangan asli ganjil}
Jawab : A = {5, 7, 9, 11, 13, …}
 
3. a. E = {a,i,u,e,o}  
Jawab : E himpunan huruf vocal
b. F = {2,3,5,7,11}
    Jawab : F himpunan bilangan prima kurang dari 13
c. G = {3,6,9,12, …} 
     Jawab : G himpunan bilangan perkalian 3 

4. a. kurang dari 5, 


    Jawab : A = {x| x < 5, x bilangan asli}
b. Lebih dari atau sama dengan 3,
Jawab : B ={x| x ≥ 3, x bilangan asli}
c. Kelipatan 5 kurang dari 50,
Jawab : C = { x| x kelipatan 5 kurang dari 50}

5. Gambar diagram Venn dari keterangan tersebut dapat diperoleh jika banyaknya siswa yang
gemar bermain basket dan voli diketahui, maka cari terlebih dahulu banyaknya siswa yang
gemar bermain basket dan voli:
bermain basket dan voli = (29 + 27) – (48–6)
bermain basket dan voli = 14 orang
Gambar diagram Venn dari keterangan tersebut adalah

Jadi banyaknya siswa yang gemar bermain basket dan voli ada 14 orang.
6. Misalkan yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga tersebut adalah x maka yang ikut:
voli dan tenis saja = 7-x
tenis dan catur saja = 9-x
voli dan catur saja = 12-x
voli saja = 15 –(12-x)-(7-x)-x = -4+x
tenis saja = 19 –(9-x)-(7-x)-x = 3+x
catur saja saja = 25 –(9-x)-(12-x)-x = 4+x

maka diagram vennya menjadi:


dari diagram venn di atas yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga tersebut adalah
=>> 35 = 7-x + 9-x + 12-x + -4+x + 3+x + 4+x +x
=>> 35 = 31 +x
=>> x = 4
Jadi yang mengikuti ketiga kegiatan olahraga tersebut adalah 4 orang.

B. Sistem Bilangan Real

Dari tabel di atas dilihat bahwa bilangan real itu sendiri merupakan bagian dari bilangan
kompleks dan bilangan kompleks tidak hanya terdiri dari bilangan real saja tetapi juga ada
bilangan imajiner. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai bilangan rea, mari kita bahas secara
singkat mengenai bilangan imajiner.

Bilangan imajiner adalah bilangan yang, ketika dipangkat-duakan, memiliki hasil negatif (i2 = −1).
Pada dasarnya, bilangan imajiner memiliki akar kuadrat dari bilangan negatif dan tidak memiliki
nilai nyata. Contohnya :

Bilangan real masih dibagi dalam beberapa bilangan lain, yakni :

1. Bilangan Irasional
Bilangan irasional yaitu suatu bilangan yang tidak dapat dibagi karena hasil
baginya tidak akan pernah terhenti. Jadi pada intinya, jika bilangan tersebut tidak dapat
dijadikan bentuk a/b maka merupakan bilangan irasional. Yang paling populer untuk
contoh bilangan irasional yaitu π,√ 2dan e.
 π =  3,14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510…
 √ 2 = 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694
80731 76679 73798..
 e = 2,7182818….

2. Bilangan Rasional
Dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Bilangan pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan p dan
q adalah bilangan bulat dan q ≠0. Bilangan p disebut pembilang dan bilangan q
disebut penyebut. Pecahan dapat dikatakan senilai apabila pecahan tersebut
mempuyai nilai atau bentuk paling sederhana sama Contoh:
 5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut
 10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut
Bilangan pecahan ada 6 jenis yaitu :
 Pecahan Biasa : pecahan dengan pembilang dan penyebutnya merupakan
bilangan bulat
Contoh:
1/4 , 2/5 , 9/10
 Pecahan Murni : pecahan yang pembilang dan penyebutnya merupakan
bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau lebih kecil dari penyebut.
Pecahan murnai dapat dikatakan sebagai pecahan biasa tetapi pecahan
biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murni
Contoh:
1/6 , 3/5, 7/15
 Pecahan campuran :Pecahan yang terdiri atas bagian bilangan bulat dan
bagian pecahan murni
Contoh:
3 ½, 4 ½, 5 ¾,
 Pecahan desimal : pecahan dengan penyebut 10, 100, 1000, dan seterusnya,
dan ditulis dengan tanda koma,
Contoh:
0,4; 4,6; 9,2
 Persen atau perseratus : pecahan dengan penyebut 100 dan dilambangkan
dengan %
Contoh:
4% artinya 4/100
35% artinya 35/100
 Permil atau perseribu : pecahan dengan penyebut 1.000 dan dilambangkan
dengan %0
Contoh:
8%0 artinya 8/1000
125%0 artinya 125/1000
b. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam notasi desimal dengan
tidak terdapat bilangan dibelakang koma selain nol. Dibagi menjadi 2 yaitu :
 Bilangan bulat negatif
bilangan bulat negatif adalah bilangan yang kurang dari nol dan dalam
penulisannya menggunakan tanda minus (-) didepannya. Contohnya : -1, -2, -3,
-4, ......
 Bilangan cacah
Bilangan cacah di dalam matematika dapat kita definisikan sebagai sebuah
himpunan blangan dimana didalamnya terdiri dari bilangan bulat yang dimulai
dari nol dan bilanhan bulat positif (asli). Tidak pernah ada bilangan cacah yang
memiliki tanda negatif. Contoh : 0, 1, 2, 3, 4 ..........

Bilangan bulat positif (asli) sendiri terdiri dari 3 yaitu :


o Bilangan 1
o Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang faktor
pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri.Contoh :{2, 3, 5, 7, 11, 13,
17, 19, 23, 29, ...}
o Bilangan komposit
Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan
merupakan bilangan prima. Bilangan komposit dapat dinyatakan sebagai
faktorisasi bilangan bulat, atau hasil perkalian dua bilangan prima atau
lebih. Atau bisa juga disebut bilangan yang mempunyai faktor lebih dari
dua.Contoh :{4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, …}

Bentuk desimal bilangan rasional adalah satu dari 2 tipe:


1. Berhenti
14 1014
Contoh : 10,14 = 10 = ϵQ
100 100
2. Berulang
Contoh :
a. 3,333 =x
33,33 = 10x

10x – x = 30
9x = 30
30
x =
9
1
=3
3
b. 7,0125125125… =x
7012,5125125… =x

1000x – x = 7012,5 – 7
999x = 7005,5
70055
x =
9990

Bilangan Riil dalam operasi penjumlahan dan perkalian memenuhi aksioma (pembuktian) berikut
ini. Misalkan x dan y merupakan bilangan riil dimana x+y suatu operasi penjumlahan dan xy suatu
operasi perkalian.

 Aksioma 1 ( hukum komutatif ) yaitu x+y=y+x dan xy=yx


 Aksioma 2 ( hukum asosiatif ) yaitu x+(y+z)=(x+y)+z dan x(yz)=(xy)z
 Aksioma 3 ( hukum distributif ) yaitu x(y+z)=xy+xz
 Aksioma 4 (eksistensi unsur identitas). Identitas untuk penjumlahan 0 dan
untuk perkalian 1 yang menjadikan 0+x=x dan 1.x=x
 Aksioma 5 (eksistensi negatif / invers) terhadap penjumlahan dimana x+y=0
maka dapat ditulis y=-x.
 Aksioma 6 (eksistensi resiprokal/invers) terhadap perkalian dimana xy=1
sehingga kita dapat melambangkan y=1/x

C. Pertidaksamaan
Sifat-Sifat Pertidaksamaan :

a) tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau


dikurangidengan bilangan yang sama. Jika a < b maka:
a+c<b+ ;a–c<b–c
b) tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau
dibagi denganbilangan positif yang sama. Jika a < b, dan c adalah bilangan positif,
maka:
a.c < b.c ; a/b < b/c
c) tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau
dibagi dengan bilangan negatif yang sama. Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif,
maka:
a.c > b.c ; a/c > b/c
d) tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-
masingdikuadratkan. Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka: a2 < b2
1. Pertidaksamaan Linear ( Variabelnya berpangkat 1 )
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan konstanta diletakkan
di ruas kanan
Contoh:

2. Pertidaksamaan Kuadrat ( Variabelnya berpangkat 2 )


Penyelesaian:
 Ruas kanan dibuat menjadi nol
 Faktorkan
 Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor sama
dengan nol
 Gambar garis bilangannya
 Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik hitam

 Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik putih °
 Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis bilangan.
Caranya adalah dengan memasukkan salah satu bilangan pada interval tersebut
pada persamaan di ruas kiri.
 Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap (harga
nol yang muncul 2 kali atau sebanyak bilangan genap untuk pertidaksamaan
tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda
 Tentukan himpunan penyelesaian

jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah
yang bertanda (+)
jika tanda  pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah
yang bertanda (–)

Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
Garis bilangan:

 menggunakan titik hitam karena tanda pertidaksamaan ≥


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1 dan 5, maka daerah tersebut bernilai positif, di kiri
dan kanannya bernilai negatif
 karena tanda pertidaksamaan ≥ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

 Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}

3. Pertidaksamaan Tingkat Tinggi ( Variabel berpangkat lebih dari 2 )


Penyelesaian sama dengan pertidaksamaan kuadrat
Contoh:
(2x + 1)2.(x2 – 5x + 6) < 0
(2x + 1)2.(x – 2).(x – 3) < 0
Harga nol: 2x + 1 = 0 atau x – 2 = 0 atau x – 3 = 0
x = –1/2 atau x = 2 atau x = 3
Garis bilangan:
 menggunakan titik putih karena tanda pertidaksamaan <
 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1/2 dan 2, maka daerah tersebut bernilai positif
 karena –1/2 adalah batas rangkap (–1/2 muncul sebanyak 2 kali sebagai harga
nol, jadi –1/2 merupakan batas rangkap), maka di sebelah kiri –1/2 juga bernilai
positif
 selain daerah yang dibatasi oleh batas rangkap, tanda positif dan negatif
berselang-seling
 karena tanda pertidaksamaan ³ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

 Jadi penyelesaiannya: {x | 2 < x < 3}


4. Pertidaksamaan Pecahan (ada pembilang dan penyebut)
Penyelesaian:
 Ruas kanan dijadikan nol
 Samakan penyebut di ruas kiri
 Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa)
 Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan penyebutnya sama
dengan nol (harga nol untuk pembilang dan penyebut)
 Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan pada langkah
4
 Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambar
dengan titik putih (penyebut suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar
pecahan tersebut mempunyai nilai)
 Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval

Contoh 1:

Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0


–5x = –20 → x = 4
Harga nol penyebut: x – 3 = 0 → x = 3
Garis bilangan:
→ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol untuk penyebut

Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≤ 4}

Contoh 2:

Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0


x = 2 atau x = –1
Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat difaktorkan dan jika
dihitung nilai diskriminannya:
D = b2 – 4.a.c = 12 – 4.1.1 = 1 – 4 = –3
Nilai D-nya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak mempunyai akar real
(Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk mendapat harga nol-
nya)
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≤ –1 atau x ≥ 2}

5. Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar ( variabelnya berada dalam


tanda akar )
Penyelesaian:
 Kuadratkan kedua ruas
 Jadikan ruas kanan sama dengan nol
 Selesaikan seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
 Syarat tambahan: yang berada di dalam setiap tanda akar harus ≥ 0

Contoh 1:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2
x2 – 5x – 6 – x2 + 3x – 2 < 0
–2x – 8 < 0
Semua dikali –1:
2x + 8 > 0
2x > –8
x > –4
Syarat 1:
x2 – 5x – 6 ≥ 0
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 6 = 0 atau x + 1 = 0
x = 6 atau x = –1
Syarat 2:
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
Harga nol: x – 2 = 0 atau x – 1 = 0
x = 2 atau x = 1
Garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya: {x | –4 < x ≤ –1 atau x ≥ 6}

Contoh 2:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 6x + 8 < x2 – 4x + 4
x2 – 6x + 8 – x2 + 4x – 4 < 0
–2x + 4 < 0
–2x < –4
Semua dikalikan –1
2x > 4
x>2
Syarat:
x2 – 6x + 8 ≥ 0
(x – 4).(x – 2) ≥ 0
Harga nol: x – 4 = 0 atau x – 2 = 0
x = 4 atau x = 2
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≥ 4}

6. Pertidaksamaan Nilai Mutlak (variabelnya berada di dalam tanda mutlak | ….. | )


Tanda mutlak selalu menghasilkan hasil yang positif, contoh: |3| = 3; |–3| = 3 .
Pengertian nilai mutlak:
Penyelesaian:
Jika |x| < a berarti: –a < x < a, dimana a ≥ 0
Jika |x| > a berarti: x < –a atau x > a, dimana a ≥ 0

Contoh 1:
|2x – 3| ≤ 5
berarti:
–5 ≤ 2x – 3 ≤ 5
–5 + 3 ≤ 2x ≤ 5 + 3
–2 ≤ 2x ≤ 8
Semua dibagi 2:
–1 ≤ x ≤ 4

Contoh 2:
|3x + 7| > 2
berarti:
3x + 7 < –2 atau 3x + 7 > 2
3x < –2 – 7 atau 3x > 2 – 7
x < –3 atau x > –5/3

Contoh 3:
|2x – 5| < |x + 4|
Kedua ruas dikuadratkan:
(2x – 5)2 < (x + 4)2
(2x – 5)2 – (x + 4)2 < 0
(2x – 5 + x + 4).(2x – 5 – x – 4) < 0    (Ingat! a2 – b2 = (a + b).(a – b))
(3x – 1).(x – 9) < 0
Harga nol: 3x – 1 = 0 atau x – 9 = 0
x = 1/3 atau x = 9
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | 1/3 < x < 4}

Contoh 4:
|4x – 3| ≥ x + 1
Kedua ruas dikuadratkan:
(4x – 3)2 ≥ (x + 1)2
(4x – 3)2 – (x + 1)2 ≥ 0
(4x – 3 + x + 1).(4x – 3 – x – 1) ≥ 0
(5x – 2).(3x – 4) ≥ 0
Harga nol: 5x – 2 = 0 atau 3x – 4 = 0
x = 2/5 atau x = 4/3
Syarat:
x+1≥0
x ≥ –1
Garis bilangan:
Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 2/5 atau x ≥ 4/3}

Contoh 5:
|x – 2|2 – |x – 2| < 2
Misalkan |x – 2| = y
y2 – y < 2
y2 – y – 2 < 0
(y – 2).(y + 1) < 0
Harga nol: y – 2 = 0 atau y + 1 = 0
y = 2 atau y = –1
Garis bilangan:

Artinya:
–1 < y < 2
–1 < |x – 2| < 2
Karena nilai mutlak pasti bernilai positif, maka batas kiri tidak berlaku
|x – 2| < 2
Sehingga:
–2 < x – 2 < 2
–2 + 2 < x < 2 + 2
0<x<4
Daftar Pustaka

http://www.bglconline.com/2014/08/bilangan-imajiner-bilangan-kompleks-dan-penggunaannya/

http://lisna.student.unidar.ac.id/2014/05/soal-dan-jawaban-latihan-2-pengantar.html

http://www.lintas.me/go/rumus-matematika.com/pengertian-dan-contoh-bilangan-imajiner

http://rumus-matematika.com/apa-itu-bilangan-rasional-dan-irasional/

http://matematikakuadrat.blogspot.com/2012/10/pengertian-bilangan-pecahan-dan-jenis_25.html

http://www.matematikatips.tk/2011/12/jenis-jenis-bilangan.html

http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/11/pengertian-bilangan-cacah-dan-contohnya.html

http://tonii13thirteen.blogspot.com/2012/11/macam-macam-bilangan.html

http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/09/pengertian-teori-konsep-dan-jenis-himpunan-
matematika.html

http://rumus-matematika.com/teori-himpunan/

http://belajarmenyukaimatematika.blogspot.com/2012/05/sifat-operasi-pada-himpunan.html

http://rumus-matematika.com/definisi-dan-sifat-bilangan-riil-lengkap/

http://matematikablogscience.blogspot.com/2012/03/pertidaksamaan.html

http://shifanamega.blogspot.co.id/2014/06/mengerjakan-soal-himpunan-diagram-venn.html

http://eddy-soesanto.blogspot.co.id/2014/01/Mathematics-is-easy-Soal-dan-Pembahasan-Topik-
Himpunan.html

Anda mungkin juga menyukai