DISUSUN OLEH :
Wildan Hafiz Harahap (33153093)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENUTUP
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian. Oleh karena itu, saling
membantu merupakan satu hal yang mutlak dalam kehidupan manusia. Proses seorang individu
membantu individu lain dalam mengenali dirinya, dunianya, dan memecahkan masalah pada
dirinya disebut sebagai proses konseling.
Setiap individu memiliki berbagai masalah dalam hidup baik yang terlihat secara
langsung maupun tidak. Bimbingan dan konseling memberikan sebuah upaya untuk mereka agar
dapat memecahkan masalah yang dihadapi, melalui cara pengembangan potensi ataupun cara
lainnya.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada dasarnya merupakan pekerjaan profesional
khususnya dalam pelaksanaan konseling individu. Dalam konseling individu konseli diharapkan
dapat mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat
sekitarnya. Konseling individu/perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan
oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi
Dalam bimbingan dan konseling memiliki beberapa ragam pendekatan dan teknik antara
konselor dengan klien. Pendekatan dan teknik inilah yang dapat terlihat lebih membantu
bimbingan konseling tersebut dalam upaya memecahkan masalah-masalah kliennya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana komponen dan tahap-tahapan konseling
C. Tujuan
1. Mengetahui komponen dan tahap-tahapan konseling
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membuka Wawancara
Disadari bahwa suatu hubungan konseling dibentuk pertama kali melalui komunikasi
verbal atau nonverbal. Konselor hendaknya dapat menyampaikan bahasa yang baik didengar
klien serta dapat menunjukkan sikap yang memberikan kesan bahwa ia bersedia bersedia
menerima klien.
2
Ada sejumlah alasan mengapa klien mendatangi konselor. Sebagian memang ingin
betul-betul mengharapkan bantuan dan mau bekerja keras dalam hubungan tersebut. Mereka
umumnya datang ke dalam pertemuan konseling itu secara sukarela, namun sebagian lagi ada
yang datang tidak secara sukarela karena mereka dikirim oleh Lembaga atau seseorang misalnya
guru.
Dalam kaitan dengan kedatangan klien itu konselor hendaknya menjajaki alasan
keberadaan klien dalam pertemuan tersebut. Dengan mengetahui alasan kedatangan klien,
konselor dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk memulai hubungan konseling,
yaitu melakukan penstrukturan konseling. Misalnya terhadap pelayan yang datang tidak dengan
sukarela konselor dapat menjelaskan terlebih dahulu hakikat sifat serta tujuan dari konseling
yang akan dijalaninya itu sehingga pada akhirnya clean itu betul-betul sukarela di dalam
pertemuan konseling.
3
c. Penjelasan atau proses-proses dapat dipraktekkan
d. Jelas apa yang akan dilakukan konselor dan bagaimana cara dia melakukannya
e. Jelas apa yang dikerjakan klien dan bagaimana ia melakukannya
f. Jelas tujuannya
g. Mengandung Penjelasan bahwa konseling itu adalah kerja bagi klien.
h. Dapat dicek Apakah klien memahaminya atau tidak Dan
i. Jelas Bagaimana menilai kemajuan klien
4
9. Menetapkan struktur konseling
Pada setiap awal konseling, yang terampil berusaha membantu klien memahami struktur
konseling, beberapa lama ia akan memanfaatkannya dan agar pengguna waktu itu efektif, apa
saja Tujuan yang akan dicapainya, bagaimana cara pelaksanaannya, persyaratan apa saja yang
diperlukan untuk pencapaian tujuan konseling tersebut.
5
materi materi pelajaran yang tidak dipahaminya, minimal 1 kali untuk setiap mata pelajaran yang
diikutinya.
B. Tahap-tahap konseling
Dewa Ketut Sukardi mengemukakan ada 2 fase dalam konseling. Kedua fase tersebut
dibaginya menjadi 8 tahap. Pertama adalah fase pembentukan, terdiri dari 4 tahap dan fase kedua
merupakan fase memperlancar pengambilan keputusan positif yang terdiri atas empat tahap.
1. Tahap persiapan, yaitu tahap yang bertujuan untuk mempersiapkan klien memasuki
wawancara konseling
2. Tahap klarifikasi, yaitu tahap menyatakan masalah dan alasan permintaan dilakukan
wawancara konseling
3. Tahap struktur wawancara, yaitu merumuskan kontrak dan struktur wawancara
4. Tahap relasi, yaitu pembentukan hubungan baik dan siap untuk memasuki fase kedua(tahap
lima)
5. Tahap eksplorasi, yaitu tahap melakukan pengolahan masalah, merumuskan tujuan,
merencanakan strategi mengumpulkan fakta-fakta, mengekspresikan perasaan secara
mendalam dan mempelajari keterampilan baru.
6. Tahap konsolidasi, yaitu tahap pengolahan berbagai alternatif tindakan yang dapat dipilih
klien
7. Tahap perencanaan, yaitu pengembangan suatu rencana untuk melaksanakan tindakan
berdasarkan pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah.
8. Tahap penutupan, yaitu tahap penilaian hasil dan penghentian konseling atas kehendak klien
yaitu tahap penilaian hasil dan penghentian konseling atas kehendak klien.
6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan di atas dapatlah diketahui bahwa di dalam
melaksanakan proses bimbingan dan konseling seorang konselor memiliki tanggung
jawab yang besar, sepertihalnya dipaparkan di bab pembahasan di atas bahwa di dalam
untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang di alami oleh klien seorang konselor
harus memiliki teknik-teknik yang digunakan mulai sejak awal pertemuan hingga akhir
penyelesaian masalah. Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa di dalam proses
penyelesaian permasalahan yang dialami klien, memiliki banyak sekali teknik-teknik
yang dapat digunakan, sehingga banyak alternatif-alternatif ketika gagal di dalam
penggunaan satu teknik, bisa diganti dengan penggunaan teknik yang lain.
Konseling pada dasarnya adalah kegiatan wawancara, tidak seperti wawancara
biasa. Dalam wawancara pokok pembicaraan ditentukan oleh pewawancara dalam
konseling pokok pembicaraan ditentukan oleh klien dalam konseling pusat pembicaraan
adalah klien, tentara itu dalam wawancara biasa pusat pembicaraan dapat berpindah-
pindah.
7
DAFTAR PUSTAKA