Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

SENAM LANSIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. BELLA ANJELINA (P05120319008)


2. DWINDA RARA OLVA (P05120319012 )
3. GUSTINA FEBRIANI (P05120319015)
4. HADI YUDHA PRATAMA (P05120315016)
5. PUTRI RETNOWATY (P05120319036)
6. SHERINA INAYAH TRIA ( P05120319043 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + NERS

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah KEPERAWATAN GERONTIK. Selain itu,makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya tulis ilmiah ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bengkulu,……….........2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah. .................................................................................


1.2 Tujuan ………………………………………………………………………..
1.3 Manfaat……………………………………………………………………….
1.4 Sistematika penulisan .......................................................................................

BAB II

A. KONSEP TEORI………………………………………………………………
B. MANFAAT SENAM…………………………………………………………….
C. GERAKAN SENAM LANSIA..........................................................................….

BAB III

SOP SENAM LANSIA ……………………………………..

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
3.2 Saran...................................................................................................................
3.2 Daftar pustaka …………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memasuki usia tua banyak lansia yang mengalami kemunduran fisik yang ditandai dengan
pendengaran berkurang, penglihatan menurun, aktivitas fisik menjadi lambat dan penurunan
nafsu makan serta kondisi tubuh lain juga mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan
biasanya diikuti dengan penurunan kualitas hidup, untuk mempertahankan kualitas hidup tetap
aktif dan produktif lansia perlu memperhatikan masalah faktor gizi dan olahraga (Sugaray,
2012). Olahraga pada usia lanjut dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat kekuatan,
seperti jalan cepat, bersepeda santai dan senam. Bahkan aktivitas sehari-hari seperti
membersihkan rumah, berkebun dan mencuci pakaian dengan intensitas selama 30 menit juga
baik bagi kesehatan. Penting bagi lansia untuk mengikuti senam karena akan membantu tubuh
lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia mampu melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang
terdapat didalam tubuh. Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda
membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya motivasi lansia dalam mengikuti senam lansia yaitu
kurangnya promosi kesehatan menyebabkan lansia cenderung tidak aktif dalam senam lansia
dibandingkan dengan lansia yang didukung oleh promosi kesehatan. Ketidakaktifan lansia dalam
mengikuti senam lansia juga disebabkan karena jarak rumah lansia dengan lokasi senam
diposyandu cukup jauh menurut ukuran lansia yang bersangkutan, lansia yang sakit. Faktor lain
yang ikut mempengaruhi ketidakaktifan lansia adalah masalah waktu senam yang diadakan pada
pagi ari dimana pada jam-jam tersebut lansia mempunyai aktivitas sendiri dirumah seperti
mencuci baju atau membantu memasak (Paryanti, 2011). Kenyataannya melakukan olahraga
secara teratur dapat memperbaiki morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Selain itu senam lansia juga akan membantu meningkatkan kualitas hidup,
menambah kegembiraan dan memaksimalkan sisa kemampuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam eraka Inggris terdapat istilah
exercise atau aerobic yang merupakan suatu aktifitas fisik yang dapat memacu jantung
dan peredaran darah serta pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup
lama sehingga menghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh. Senam berasal dari
eraka eraka yaitu gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang, dimana pada zaman
tersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan maksud agar keleluasaan
gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat terpantau (Suroto, 2004).
Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh untuk mendapatkan
kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keseimbangan gerak, daya tahan,
kesegaran jasmani dan stamina. Dalam latihan senam semua anggota tubuh (otot-otot)
mendapat suatu perlakuan. Otot-otot tersebut adalah gross muscle (otot untuk melakukan
tugas berat) dan fine muscle (otot untuk melakukan tugas ringan).
Senam lansia yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (MENPORA)
merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya
semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai tempat seperti
di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan puskesmas. (Suroto, 2004).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang
diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan
tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan
membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam
lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti
oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
B. Manfaat Senam
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses erakan tive/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka
yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan
senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari
unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular
fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah
volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses
indorfin hingga terbentuk erakan norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira,
rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi.
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia,
senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar. Senam lansia
disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga
berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.
Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu
istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar,
kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast.
Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan
tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi
dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-
tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur
(recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi erak-
menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan
menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto,
2004).

C. Gerakan Senam Lansia


Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap latihan,
meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan) (Sumintarsih,
2006).
a. Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi
organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan
sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain detak
jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1ºC – 2ºC dan
badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cidera
atau kelelahan.

b. Kondisioning
Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau erakan inti yakni
melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan
program latihan.

c. Penenangan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini bertujuan
mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan melakukan serangkaian
erakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan menurunnya frekuensi detak
jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya keringat. Tahap ini juga
bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah
genangan darah diotot kaki dan tangan.
BAB III

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SENAM PADA LANSIA

1. Pengertian
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
& fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa).
2. Tujuan
a. Menguatkan otot otot yang mengontrol aliran urine (air seni)
b. Mencegah prolapse uteri atau turunnya Rahim (pada wanita)
c. Untuk mengatasi urgointence / inkontinenisa urgensi (keingina berkemih yang sangat
kuat sehingga tidak dapat mencapai toilet tepat pada waktunya)
d. Untuk meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini serta
ereksi lebih lama pada pria
e. Mengencangkan otot otot vagina pada wanita
3. Kebijakan
Dilakukan oleh seluruh mahasiswa keperawatan dan kebidanan yang akan melaksanakan
praktik klinik
4. Prosedur latihan senam kegel
Persiapan alat :
a. Arloji
b. Matras
c. Tape recorder + lagu peklengkap
d. Ruangan yang nyaman, tenang
5. Persiapan pasien dan lingkungan
a. Pasien diberi penjelasan dan dianjurkan untuk buang air kecil dulu
b. Pasien dipersiapkan untuk mengikuti senam
c. Pasien dipersilahkan duduk diatas matras atau karpet

6. Pelaksanaan
1. Pasien dianjurkan mengambil posisi duduk atau berbaring
2. anjurkan pasien untuk mengkontraksikan otot panggul dengan cara yang sama ketika
menahan kencing (pasien harus dapat merasakan otot panggul) meremas uretra dan
anus
3. bila otot perut atau pantat juga mengeras maka pasien tidak berlatih dengan otot yang
benar
4. putar music/ lgu lagu yang bernada lembut
5. jika pasien sudah menemukan cara yang tepat untuk mengkontraksikan dalam
hitungan (1-10 ) atau selama 10 detik kemudian istirahat selama 10 detik
6. lakukan latihan ini berulang ulang sampai 10-15 kali persesi
7. latihan ini dilakukan 3 kali sehari
8. latihan kegel hanya efektif bila dilakukan secara teratur dan baru terlihat hasilnya 8-
12 minggu.

7. Terminasi
a. Setelah waktu latihan senam kegel sudah cukup, pasien diberitahu untuk mengakhiri
latihan
b. Pasien dipersilahkan untuk istirahat
c. Latihan senam kegel tidak perlu lama, asal rutin tiap minggunya
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. Senam merupakan bentuk latihan-latihan
tubuh dan anggota tubuh untuk mendapatkan kekuatan otot, kelentukan persendian,
kelincahan gerak, keseimbangan gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah senam lansia memiliki hubungan terhadap
frekuensi pernapasan pada lansia. Senam lansia akan mempengaruhi frekuensi
pernapasan lansia sehingga cenderung lebih teratur dan dalam rentang frekuensi normal.
B. Saran
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi
instansi kesehatan maupun panti werdha dalam melaksanakan program senam lansia.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang standarisasi komponen senam lansia
seperti jenis gerakan, frekuensi, durasi dan intensitas senam lebih terperinci serta
komprehensif untuk medapatkan hasil penelitian yang lebih aplikatif

Anda mungkin juga menyukai