Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 2
JURUSAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Macam Alat Evaluasi” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
salah satu hasil pelaksanaan pemikiran sederhana sebagai wujud partisipasi
penulis dalam mata kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran dan Desain
Pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang memberi bantuan kepada
penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Ni Made Sri Mertasari, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran atas bimbingan serta arahannya yang
telah banyak memberikan masukan dalam proses pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah banyak memberikan dukungan sehingga makalah
ini dapat selesai sesuai dengan apa yang telah diharapkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan
makalah ini. Namun demikian penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB IV PENUTUP...............................................................................................20
4.1 Simpulan..................................................................................................20
4.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Unesco yang dikutip dalam (Muri Yusuf, 2017) merumuskan empat
pilar pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together. Keempat pilar tersebut menunjukkan bahwa
pendidikan tidaklah dapat dipisahkan dari diri individu dan kehidupan,
sehingga individu sebagai produk pendidikan harus dapat mengembangkan
diri sepenuhnya dan mampu hidup dalam masyarakat global yang penuh
dinamika dan kompetisi.
Proses pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berkelanjutan, dan
melibatkan banyak komponen, seperti: peserta didik, pendidik, tujuan,
kurikulum, metode, sarana dan prasarana. Usaha dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Kegiatan evaluasi dianggap
penting dalam berlangsungnya kegiatan pembelajaran karena evaluasi
merupakan salah satu cara memperbaiki dan mengembangkan kemampuan
peserta didik baik secara intelektual maupun spiritual agar dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan hidup dari masa ke masa.
Sebagai pengajar, guru diharapkan tidak hanya dapat memberikan
pelajaran di kelas tetapi juga mampu mengevaluasi pembelajaran dengan
baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih
dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar,
namun perlu penilaian terhadap input, output, dan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri. Untuk itu, dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang konsep alat evaluasi pembelajaran serta macam-macam alat evaluasi
pembelajaran yaitu teknik nontes dan teknik tes.
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengetahui
efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga
pendidik. Selain itu, sebagai calon pendidik tentunya kita harus mengetahui
macam-macam alat evaluasi sehingga bisa melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan. Berangkat dari hal tersebut, pada makalah
ini akan dibahas tentang alat evaluasi pembelajaran.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami pengertian alat evaluasi pembelajaran.
2. Mengetahui dan memahami macam-macam alat evaluasi berdasarkan
pembuatnya.
3. Mengetahui dan memahami macam-macam alat evaluasi berdasarkan
tujuannya.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis, dapat mengetahui dan memahami mengenai alat evaluasi serta
macam-macam alat evaluasi pembelajaran
2. Pembaca, mengetahui mengenai pengelompokan macam-macam alat
evaluasi pembelajaran.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Dari pengertian evaluasi yang dipaparkan oleh para ahli tersebut, maka
secara umum pengertian dari evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau
penaksiran terhadap perkembangan dan keberhasilan peserta didik ke arah
tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum.Salah satu dari tujuan evaluasi
pembelajaran yaitu mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur
sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan kurikuler atau pengajaran.
2.2 Pengertian Alat Evaluasi
Dalam hal evaluasi, alat sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu
penilaian, baik dalam penilaian secara terstruktur maupun tidak terstruktur.
Dari pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai
tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat” biasa disebut juga
denganistilah “instrumen”. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal
dengan instrumen evaluasi.
Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat adalah untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Pemahaman
tentang instrumen ini menjadi penting karena dalam praktik evaluasi dan
penilaian, pada umumnya guru selalu mendasarkan pada proses pengukuran.
Dalam pengukuran tentu harus ada alat ukur (instrumen). Banyak alat atau
instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi hasil pembelajaran,
salah satunya adalah tes. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator
menggunakan cara atau teknik, maka dikenal dengan teknik evaluasi. Seperti
disebutkan di atas, ada dua teknik evaluasi yaitu teknik tes dan non-tes.
4
Tes juga dapat diartikan sebagai berikut:
a) Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi karena
penuh dengan batasan-batasan.
b) Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Namun tes juga dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar bidang afektif dan psikomotoris.
Dilihat dari segi bentuknya, tes ini ada yang diberikan: (a) Tes secara
lisan (menuntut jawaban secara lisan), (b) Tes tulisan (menuntut jawaban
secara tulisan), (c) Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan),
(d) Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam
bentuk esai atau uraian.
Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga dapat
dinilai oleh alat-alat non tes atau bukan tes. Penggunaan non tes untuk menilai
hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan
penggunaan tes dalam menilai hasil dan proses belajar. Para guru disekolah
pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada bukan tes mengingat
alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas
pada aspek kognitif berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Alat bukan tes atau nontes dapat berupa wawancara dan kuisioner.
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara bebas dan
wawancara terpimpin. Kemudian, kuesioner sering disebut juga angket.
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden).
5
Adapun alat evaluasi dapat dibagi berdasarkan beberapa hal baik
kegunaan, tujuan, dan pembuat. Menurut Daryanto (2001), ditinjau dari segi
kegunaan untuk mengukur siswa, alat evaluasi dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Tes Diagnostik
Menurut Suharsimi (2013), tes diagnostik merupakan tes yang
digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, berdasarkan
kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian pemberlakuan yang tepat.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Rasyid dan Mansyur (2007)
menjelaskan bahwa tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan
belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman
konsep.
6
belum) dan biasanya diberikan setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran pada waktu tertentu.
7
dengan menilai ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan
psikomotor.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Tes
8
c. Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).
b. Non-Tes
1. Observasi.
2. Wawancara.
3. Studi kasus.
5. Check list.
6. Inventory.
9
c. Penilaian harus objektif, artinya menilai prestasi siswa sebagaimana
adanya.
d. Hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga
dapat ditafsirkan berdasarkan criteria yang berlaku.
e. Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis,
artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan siswa belajar dan
guru mengajar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru atau penagajar dalam
melaksanakan penilaian, antara lain:
2. Dalam proses mengajar dan belajar penilaian dapat dilaksankan dalam tiga
tahap yakni:
- Pre-test
- Mid-tes
- Post-tes
3. Penilaian dilaksanakan bukan hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas,
bukan hanya pada waktu proses belajar tapi juga diluar proses belajar,
lebih-lebih aspek tingkah laku.
4. Untuk memperoleh gambaran objektif, penilaian jangan hanya tes tetapi
perlu digunakan jenis non-tes.
Dalam menggunakan alat tersbut, evaluator menggunakan cara atau
teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan tekhnik evaluasi.
2. Alat Evaluasi Terstandar
Alat evaluasi terstandar atau alat evaluasi yang dibakukan (standardized)
adalah alat evaluasi yang kualitasnya terjamin sehingga hasilnya
mencerminkan keadaan kemampuan testi sebenarnya. Alat evaluasi ini
derajat validitas dan reliabilitasnya memadai (tinggi). Begitu pula daya
10
pembeda, tingkat pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitasnya memenuhi
kriteria kualitas soal evaluasi yang baik.
Suatu alat evaluasi terstandar sebelumnya telah melalui serangkaian uji-
coba (try-uot) analisis, dan revisi sehingga menghasilkan alat evaluasi yang
benar-benar baik. Alat evaluasi ini biasanya dibuat khusus oleh para
ahlidalam disiplin ilmu masing-masing. Contoh alat evaluasi yang sudah
terstandar adalah alat evaluasi yang sudah diujikan oleh para ahli psikologi,
misalkan tes intelegensi, tes bakat, tes minat. Tes ini sifatnya rahasia karena
pelaksanaan dan pengolahan datanya tidak dapat dilaksanakan oleh orang
lain yang bukan ahlinya. Materi tes ini mencangkup hal-hal yang sifatnya
pengetahuan umum yang memerlukan pola piker logis dan spontanitas.
Dari uraian diatas, alat evaluasi terstandar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Didasarkan atas bahan dan tujuan yang lebih luas ruang lingkupnya
dari pada tes yan dibuat oleh guru
b. Disusun oleh para ahli dan biasanya mempunyai tim
c. Melalui serangkaian uji-coba sehingga criteria alat evaluasi yang baik
dapat dipenuhi
d. Prosedur yang ditempuh biasanya adalah penyusunan pertimbangan
(jundement), uj-coba, analisis, revisi, dan pengeditan
Dalam pelaksanaan tes standar (baku) ini, adapun tujuan yang termuat
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengukur kedudukan peserta didik dalam lingkup yang luas. Tes
ini dilakukan pada tingkat tertentu dan waktu tertentu.
b. Untuk mengukur kemajuan yang dicapai dalam matapelajaran tertentu
yang bersifat umum dan menyeluruh.
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam
menguasai materi matapelajaran tertentu secara luas.
Adapun macam-macam alat tes Standar adalah seperti tes Ujian
Nasional jenjang SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA dan sederajat,
Seleksi Olimpiade Sains. Tes Standar atau baku ini umumnya menggunakan
tes tertulis atau secara online.
11
a. Macam Alat Evaluasi Berdasarkan Tujuannya
1. Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes kecepatan digunakan untuk mengevaluasi kecepatan berpikir
(kognitif) atau keterampilan yang bersifat spontanitas, hafalan maupun
pemahaman, dan ketepatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu dengan
waktu yang telah ditetapkan dan biasanya waktunya relatif singkat. Soal
yang diberikan pada tes kecepatan memiliki bobot soal yang relatif mudah
dengan jumlah yang banyak. Tes kecepatan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu tes intelegensi dan tes keterampilan.
a. Tes Intelegensi
Menurut Thornburg (1984: 179) dalam Purwanto (2010), intelegensi
adalah ukuran bagaimana individu berperilaku. Intelegensi diukur dengan
perilaku individu, interaksi interpersonal dan prestasi. Tes Intelegensi
diberikan berupa tugas yang berkaitan dengan kemampuan berpikir
abstrak, kemampuan mempertimbangkan, memahami dan menalar,
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Tes intelegensi memiliki
beberapa macam jenis. Di Indonesia ada beberapa tes intelegensi yang
diterapkan, yaitu sebagai berikut:
Tes Binet
Tes binet dikembangkan oleh Alferd Binet, dan dipublikasikan
pertama kali pada tahun 1905 di Paris, Prancis. Tes Binet digunakan
untuk mengukur kemampuan mental seseorang. Materi yang digunakan
pada tes binet dengan skala Standford-Binet berupa kotak yang berisi
berbagai macam mainan untuk anak-anak, dua buah buku kecil yang
berisi cetakan kartu, buku catatan untuk mencatat jawaban dan skor,
serta sebuah petunjuk pelaksanaan.
WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale)
12
pengukuran kecerdasan untuk orang dewasa usia 16-75 tahun atau
lebih. Dan dilaksanakan secara individu (Maarif et al., 2017)
SPM dirancang oleh J.C Raven pada tahun 1936. Tes ini mengukur
kecerdasan orang dewasa. Menurut Kumolohadi & Suseno (2012)
SPM adalah alat tes yang lebih sederhana serta tugas yang diberikan
lebih mudah. Namun melalui SPM, seseorang hanya dapat mengetahui
kategorisasi atau tingkatan (grade) rata-rata dari intelegensinya.
b. Tes Keterampilan
Keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan
dan merupakan penerapan atau pengaplikasian dari pengetahuan teoritis
yang telah dimiliki. Contohnya, seseorang telah mengetahui teori
mengenai KPK dan FPB, lalu dapat diterapkan dalam penggunaan alat
peraga matematika. Jika ia dapat menerapkan konsep atau teori dalam
penggunaan alat peraga dan berhasil menggunakannya maka hasil
evaluasi dianggap baik.
2. Tes Kemampuan (power test)
13
Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengukur
kemampuan dasar atau bakat yang dimiliki. Berbeda dengan tes
kecepatan, tes kemampuan berfokus pada evaluasi kemampuan kognitif
maupun psikomotorik dan tidak terpaku oleh waktu dalam
pengerjaannya. Soal yang diberikan pada tes kemampuan biasanya lebih
sedikit namun dengan bobot soal yang lebih sulit. Soalnya berupa konsep
pemecahan masalah, dan siswa mampu menggunakan kemampuannya.
Contohnya, tugas yang diberikan untuk dikerjakan dirumah tentunya
dengan bobot soal yang sulit dan tidak terpaku oleh waktu.
3. Tes Pencapaian (archievement test)
Tes pencapaian adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pencapaian atau prestasi belajar dalam bentuk tugas atau perintah yang
harus dikerjakan. Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi hal yang telah
diperoleh dalam suatu kegiatan, meningkatkan kualitas pembelajaran,
mengukur prestasi, dan mengamati pembelajaran. Tes pencapaian
berfokus pada hasil belajar dibandingkan proses belajar. Contohnya,
pemberian tes harian, UTS, UAS yang diberikan dalam kurun waktu
tertentu guna mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan
sebelumya.
4. Tes Kemajuan Belajar (Assessment Test)
Tes kemajuan belajar juga disebut dengan tes perolehan adalah tes
yang dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pendidik dari
informasi yang relevan tentang peserta didik. Tes kemajuan belajar
berpatokan pada tes yang telah dilaksanakan, yaitu tes awal (pre test) dan
tes akhir (post test), kedua tes ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan
peserta didik dalam pembelajaran. Tes awal yaitu tes yang diberikan pada
awal pembelajaran dan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal peserta
didik sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya. Contohnya pada
awal pembelajaran pendidik akan memberikan tanya jawab mengenai
pemahaman awal mengenai materi barisan dan deret. Tes akhir adalah tes
yang diberikan pada akhir pembelajaran, seperti ulangan harian, UTS,
maupun UAS.
14
5. Tes Diagnostik
a. Tes Diagnostik-1
b. Tes Diagnostik-2
15
pertimbangan dan informasi. Dalam hal ini, tes diagnostik berfungsi
sebagai tes penempatan. Apakah ke dalam kelas tersebut akan
dikelompokkan anak yang pintar saja, ataukah akan diimbagi agar
persebarannya merata.
c. Tes Diagnostik-3
d. Tes Diagnostik-4
Tes ini merupakan tes terakhir dari tes diagnostik. Setelah pada tahap
sebelumnya guru telah menemukan faktor yang menjadi akar
permasalahan anak dan memberikan solusinya. Tes ini diberikan pada
akhir pembelajaran. Bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik, berkaitan dengan materi yang diberikan.
6. Tes Formatif
16
dapat segera diatasi. Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Contohnya: ulangan harian dan kuis
setelah pembelajaran berlangsung. Manfaatnya bagi siswa adalah
melatih dalam mengerjakan soal dan mengetahui kemampuan sendiri.
Sedangkan bagi guru adalah mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa serta dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan nilai
akhir.
7. Tes Sumatif
Pada dasarnya, antara Tes Diagnostik, Tes Formatif dan Tes Sumatif
terdapat hubungan dan ketiganya saling terkait. Jika dikaitkan dengan step
by step secara terurut dalam pembelajaran maka dapat dikatakan bahwa
Tes diagnostik merupakan tes yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan peserta didik beserta faktornya. Setelah itu, peserta didik akan
diberikan tes formatif untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran. Kemudian pada akhir keseluruhan materi pembelajan, akan
diberikan tes sumatif untuk menentukan hasil dan kemampuan peserta
didik. (Widiyanto, 2018).
Agar lebih jelas, akan dijabarkan perbedaan dari tes diagnostik, tes
formatif, dan tes sumatif.
Tabel 1. Perbedaan Dari Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan Tes Sumatif
17
No Aspek
Tes Diagnostik Tes Formatif Tes Sumatif
. Pembeda
Fungsi - Untuk Sebagai bahan Untuk
mengetahui evaluasi dari mengetahui
apakah peserta pelaksanaan tingkat
didik sudah satu Sub keberhasilan
mengusai pokok materi, peserta didik
pengetahuan sehingga dapat berupa hasil,
dasar atau materi memperbaiki kemampuan,
prasyarat atau proses dan kemajuan
belum pembelajaran. peserta didik
- Untuk mencari
acuan yang jelas
1
dalam
mengelompokka
n (memilih kelas)
peserta didik
- Untuk
mengetahui
tingkat
pemahaman
peserta didik
terhadap materi
pembelajaran
2 Waktu - Waktu pertemuan Selama Pada akhir
pertama dengan pelaksanaan semester,
pembahasan program akhir tahun,
materi baru pembelajaran akhir
- Penyaringan semester program, dan
calon siswa dan caturwulan
pembagian kelas
- Selama proses
pembelajaran
18
berlangsung dan
di akhir
pembelajaran
- Tes prestasi - Tes prestasi Tes Ujian
belajar yang belajar yang Akhir
sudah tersusun secara
distandarisasikan baik
Alat
3 - Tes diagnosis - Tes buatan
Evaluasi
yang sudah guru
distandarisasikan
- Tes buatan guru
- Pengamatan
Dicatat dan Prestasi setiap Keseluruhan
dilaporkan dalam peserta didik atau sebagian
Cara
bentuk profil dilaporkan dalam skor dari yang
4 pencatatan
bentuk catatan dicapai
hasil
berhasil atau
menguasai tugas
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
20
e. Tes diagnostik, berfungsi untuk memahami latar belakang (psikologis,
fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
dimana hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitankesulitan tersebut.
f. Tes formatif, merupakan suatu tes yang biasanya diberikan setiap kali
satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir. Contohnya ulangan
harian
g. Tes sumatif merupakan alat evaluasi yang bersifat menyeluruh sehingga
tes ini gunakan untuk mengevaluasi jumlah keseluruhan, maka biasanya
pemberian tes ini dilakukan diakhir pengajaran.
4.2 Saran
Sebagai seorang guru diharapkan mampu memahami macam-macam alat
evaluasi yang ada sehingga bisa menerapkan dalam proses pembelajaran.
Dan, dalam pengimplementasian alat evaluasi, sebagai seorang guru harus
bisa menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan keadaan dilapangan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi & Iskandar. 2012. Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Bandung: Karya
Putra Darwati
Kumolohadi, R., & Suseno, M. N. (2012). Intelligenz Struktur Test Dan Standard
Progressive Matrices: Dari Konsep Intelegensi Yang Berbeda
Menghasilkan Tingkat Intelegensi Yang Sama. Jurnal Inovasi Dan
Kewirausahaan, 1(2), 79–85. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/2825
Maarif, V., Widodo, A. E., & Wibowo, D. Y. (2017). Aplikasi Tes IQ Berbasis
Android. Ijse.Bsi.Ac.Id IJSE – Indonesian Journal on Software
Engineering ISSN, 3(2), 2461–
2690.https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ijse/article/view/2820
Rasyid, H., & Mansyur (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana prima
Ratnawulan, Elis. 2014. Evaluasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Kurikulum
2013. Bandung: Pustaka Setia Bandung
2
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional