Anda di halaman 1dari 11

22

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Semiotika Charles Sanders Peirce

Teori Pierce seringkali disebut sebagai ‘grand theory’ dalam

semiotika. Ini lebih diseabkan karena gagasan pierce bersifat

menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan.

Pierce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan

menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal.

Sebuah tanda atau respresentamen menurut Charles S Pierce adalah

sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam

beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu ole Pierce

disebut interpretant dinamakan sebagai interpretantdari tanda

yang pertama, pada gilirannya akan memacu pada obyek tertentu.

Pierce mengemukakan sebuah tanda atau representamen memiliki

relasi ‘triadik’ langsung dengan interpretant dan objeknya. Proses

“semiosis” disebut Ppierce ssebagai signifikasi. (Indiawan,

2013:167)

Charles S. Pierce mengatakan penalaran manusia senantiasa

dilakukan melalui tanda yang artinya manusia hanya dapat bernalar

melalui tanda. Menurut Pierce semiotik terdiri dari tiga elemen

yakni tanda (sign), acuan tanda (object), dan penggunaan tanda


23

(Interpretant) atau disebut teori segitiga makna atau triangle

meaning (Kriyantono, 2008:265)

Sign

Interpretant Object

(Gambar1“ TriangleMeaning”,Sumber:Kriyantono,2008:266)

Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat

ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang

merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri.

Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari

kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan

Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat).Sedangkan

acuan tanda ini disebut objek.Objek atau acuan tanda adalah

konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang

dirujuk tanda.Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep

pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya

ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak

seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang


24

terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul

dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat

berkomunikasi.Contoh: Saat seorang gadis mengenakan rok mini,

maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada

orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian.

Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat Strowberi

dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para

penonton bisa saja memaknainya sebagai icon wanita muda cantik

dan menggairahkan.

Demikianlah ketiga unsur dalam tanda tadi bekerja.Namun

terdapat syarat agar suatu representamen dapat menjadi sebuah

tanda, yakni adanya ground. Sedangkan ground yang dimaksud

disini adalah pengetahuan yang ada pada pengirim dan penerima

tanda sehingga representamen dapat dipahami (Zaimar, 2008:4).

Lirik Lagu “Menjadi Indonesia” karyaEfek Rumah Kaca dalam

analisis secara semiotik dapat dipetakan dengan menggunakan

triadik tersebut. Hanya saja ketika memahami tanda dalam lirik

lagu tersebut perlu sebuah ground yang harus dimengerti

sebelumnya dengan mempelajari lebih dalam tetang lagu tersebut.


25

2.1.1 Trikotomi Charles Sanders Pierce

a. Trikotomi Pertama

Trikotomi pertama ditinjau dari sudut pandang

hubungan antara representamen dan objek.

Ditunjukkan dengan pembagian tanda secara sederhana

antaralain ikon, kemudian indeks dan yang paling

canggih adalah simbol(Zaimar,2008:5).

I. Ikon

Ikon merupakan hubungan yang

berdasarkan pada kemiripan (Zaimar,2008:5).

Jadi, representamen memiliki kemiripan dengan

objek yang diwakilinya. Sebagaimana

dijelaskan oleh Peirce bahwa ikon adalah

kesamaan alat tanda dengan objeknya

(Noth,2006:121). Dari system triadiksemiotika

ini, pierce membuat tiga subklasifikasi ikon,

yaitu:

Ikon tipologis adalah hubungan yang

berdasarkan kemiripan bentuk, seperti peta dan

lukisan realis (Zaimar,2008:5).

Ikon diagramatik adalah hubungan yang

berdasarkan kemiripan tahapan, seperti diagram


26

(Zaimar, 2008:5). Sejalan dengan Sudjiman

dan Zoest (1996,14-16) memaparkan bahwa

ikon diagramatik adalah adanya gejala

struktural yang ditunjukkan dengan kemiripan

relasional dan berurutan.

Ikon Metafora adalah hubungan yang

berdasarkan kemiripan meskipun hanya

sebagian yang mirip, seperti bunga mawar

dan gadis dianggap mempunyai (kecantikan,

kesegaran). Namun, kemiripan itu tidak total

sifatnya (Zaimar, 2008:5).

II. Indeks

Indeks adalah hubungan yang mempunyai

jangkauan eksistensial (Zaimar,2008:5).

Eksistensial yang dimaksudkan adalah eksisnya

sesuatu tentu disebabkan adanya sesuatu yang

lain, dalam bahasa sederhananya adalah

hubungan sebab akibat. Oleh Karena itu

dijelaskan oleh Zoest(1993:24) bahwa dalam hal

tersebut hubungan antara tanda dengan

detonatum (objek) bersebelahan. Dikatakan

bahwa tidak ada asap bila tidak ada api. Asap


27

dapat dianggap sebagai tanda untuk eksisnya api

dan dalam hubungan seperti ini asap adalah

indeks.

III. Simbol

Simbol yang dimaksudkan Peirce adalah

tanda yang hubungan antara tanda dan objek

ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku

umum (Zoest1993:25). Peraturan yang berlaku

umum di masyarakat misalnya adalah ketika

seseorang bertanya kepada yang lain kemudian

yang lain memberikan tanda dengan

menunjukkan anggukan orang yang ditanya

kepada penanya maka dapat diartikan sebagai

sebuah persetujuan.

b. Trikotomi kedua

Trikotomi kedua Peirce membuat klasifikasi dengan

sudut pandang yakni hubungan representamen dengan

tanda. Tahapan yang dikemukakan yakni (firstness,

secondness,thirdness), sebagaimana dikemukakan

sebagai berikut ini.


28

I. Qualisign

Qualisign yakni sesuatu yang mempunyai

kulalitas untuk menjadi tanda. Ia tidak dapat

berfungsi sebagai tanda sampai ia terbentuk

sebagai tanda (Zaimar, 2008:5). Hal tersebut

berarti sesuatu yang mungkin menjadi tanda maka

bisa disebut Qualisign. Dan Peirce (dalam Zoest

1993:19) mengatakan bahwa Qualisign dapat

menjadi tanda bila Qualisign memperoleh bentuk

(‘embodied’). Misalkan warna merah itu memiliki

kemungkinan untuk menjadi tanda sebagai cinta

dan sesuatu yang bahaya, sehingga warna tersebut

dapat dijadikan sebagai Qualisign.Namun warna

merah tersebut baru bisa menjadi tanda manakala

dia mendapatkan bentuk mawar sebagai tanda

cinta dan bentuk segitiga merah sebagai tanda

bahaya.

II. Sinsign

Sinsign adalah sesuatu yang sudah terbentuk

dan dapat dianggap sebagai representamen, tetapi

belum berfungsi sebagai tanda (Zaimar,2008:5).

Contohnya dapat diambilkan pada bunga mawar


29

merah yang belum diberikan kepada istrinya

merupakan sebuah Sinsign. Karena walaupun sudah

menjadi representamen namun hal tersebut belum

berfungsi menjadi sebuah tanda.

III. Legisign

Legisign yaitu sesuatu yang sudah menjadi

representamen dan berfungsi sebagai tanda. Setiap

tanda yang sudah menjadi konvensi adalah

legisign (Zaimar,2008:5). Sehingga tanda bahasa

merupakan legisign, karena bahasa merupakan

kode yang disepakati oleh masyarakat (konvensi).

c. Trikotomi ketiga

Berdasarkan interpretan maka Peirce

menjelaskan bahwa tanda dapat diklasifikasikan

menjadi tiga tahapan. Berikut ini adalah tahapan

yang berdasarkan hubungan antara interpretan

dengan tanda.

I. Rheme

Rheme adalah tanda yang tidak benar atau

tidak salah, seperti hampir semua kata tunggal

kecuali ya atau tidak. Rheme merupakan tanda

pengganti atau sederhana. Ia merupakan tanda


30

kemungkinan kualitatif yang menggambarkan

semacam kemungkinan objek.(Noth2006:45).

II. Discent

Dalam Zaimar (2008:5) dijelaskan bahwa

tanda yang mempunyai eksistensi yang aktual.

Sebuah proposisi, missalnya merupakan discent.

Proposisi memberi informasi, tetapi tidak

menjelaskan. Discent bisa benar dan juga bisa salah,

tetapi tidak memberikan alasannya kenapa hal

tersebut bisa terjadi.

III. Argument

Argument adalah sebuah tanda hukum (Noth

2006:45) yakni sebuah hukum yang menyatakan

bahwa perjalanan premis untuk mencapai

kesimpulan cenderung menghasilkan sebuah

kebenaran.

2.2 Pengertian Pesan

Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, pesan yang

dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan

dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa

ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.


31

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret

agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan

akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa

suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan

(Cangara, 2006 : 23).

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir yang akan di lakukan penulis untuk

bahan penelitian seperti gambar di bawah ini:

 LIRIK LAGU “MENJADI INDONESIA” KARYA EFEK

RUMAH KACA

Penulis mulai meneliti semua bait di dalam lirik “Menjadi

Indonesia” Karya Efek Rumah Kaca.

 ANALISTIK SEMIOTIKA CHARLES SANDERS

PIERCE

Penulis kemudian mengartikan lirik “Menjadi Indonesia”

Karya Efek Rumah Kaca tersebut menggunakan semiotika

Charles Sanders Pierce ( 3 trikotomi).

 PESAN MOTIVASI LIRIK LAGU “MENJADI

INDONESIA” KARYA EFEK RUMAH KACA

Penulis mulai memilah-milah lirik lagu yang termasuk dalam 3

trikotomi Charles Sandesr Pierce dan di jadikan sebuah pesan

motivasi.
32

 HASIL PENGAMATAN PESAN MOTIVASI DALAM

LIRIK LAGU “MENJADI INDONESIA KARYA EFEK

RUMAH KACA

Pesan kemudian di amati dan di jadikan paragraf sehingga

pesan yang terkandung dapat mudaf di mengerti.

Anda mungkin juga menyukai