Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
2018/2019
JUDUL
DISUSUN OLEH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa karena atas rahmat-Nya
dapat diselesaikan tugas penelitian dengan judul: “OPTIMALISASI MODEL
PEMBELAJARAN EKSPOSITORY DENGAN BANTUAN TUTOR TEMAN SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA BALI SISWA KELAS
IXA SEMESTER II SMP NEGERI 1 TEGALLALANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
tepat pada waktu yang diharapkan.
Penelitian ini dilaksanakan dan dilaporkan dengan maksud memperbaiki
dan meningkatkan hasil belajar siswa asuh sebagai wujud kepedulian penulis
terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan.
Melalui kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Kepala SMP Negeri 1 Tegallalang atas izin dan fasilitas yang diberikan kepada
peneliti;
2. Kepada Guru-guru SMP Negeri 1 Tegallalang yang telah membantu dalam
penelitian ini; dan
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhirnya, betapapun adanya penulis tetap berharap laporan penelitian ini
dapat bermanfaat, bernilaiguna dan berhasilguna.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH ...................................................... ii
PERNYATAAN PERPUSTAKAAN ......................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
ABSTRAK .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 5
A. Model Pembelajaran Ekspository................................. ..... 5
B. Perbedaan Kurikulum antara Problem Based Learning
dengan Pembelajaran Ekspository ..................................... 7
C. Problem Based Learning Dibandingkan dengan Model
Pembelajaran Ekspository .................................................. 8
D. Prestasi Belajar Siswa ........................................................ 9
E. Kerangka Berfikir............................................................... 17
F. Hipotesis Tindakan..................................................... ........ 18
BAB III METODELOGI........................................................................ 19
A. Setting/Lokasi Penelitian............................................ ....... 19
B. Rancangan Penelitian ......................................................... 19
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 21
D. Waktu Penelitian ................................................................ 21
E. Metode Pengumpulan Data ................................................ 22
F. Metode Analisis Data ......................................................... 22
G. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian ..................................... 23
H. Indikator Keberhasilan Penelitian ...................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 26
iii
A. Hasil Penelitian .................................................................. 26
B. Pembahasan ........................................................................ 35
BAB V PENUTUP ................................................................................ 39
A. Simpulan ............................................................................ 39
B. Saran ................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 01. Nama-nama Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Tegallalang .... 21
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 01. Rancangan Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan 1991 .... 20
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik01. Siklus I.................................................................................... 31
Grafik 02. Siklus II .................................................................................. 35
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 01. RPP Awal (ke-1) ................................................................. 43
vii
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar dewasa ini mengalami pergeseran dari
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
siswa. Oleh karenanya, guru-guru diharapkan mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan tersebut untuk menerapkan di lapangan sesuai harapan.
Semua hal tersebut tidak serta merta bisa dilakukan mengingat kondisi daerah
yang sangat berbeda. Perubahan sesuai yang diharapkan tentunya tidak
sesegera mungkin bisa terjadi dan tidak gampang untuk dilakukan mengingat
kelemahan-kelemahan yang ada. Sulitnya perubahan tentu banyak dipengaruhi
oleh faktor dari dalam guru itu sendiri seperti; kemauan menyiapkan bahan
yang lebih baik, termasuk kemauan guru itu sendiri untuk menciptakan
suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan dengan menerapkan metode-
metode ajar yang telah didapat di bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang
mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat
menarik perhatian siswa dan merangsang siswa lebih giat belajar.
Pengetahuan lain yang mesti dikuasai guru-guru, penggunaan model-
model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya
memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model
merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan
bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah.
Jadi model merupakan suatu struktur konseptual yang telah berhasil
dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk
membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam
bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar,
1989: 5).
Dengan penguasaan model pembelajaran, teori-teori pembelajaran,
metode, teknik dan lainnya yang dikuasai guru, semestinya nilai siswa tidak
akan rendah. Namun kenyataannya nilai rata-rata siswa kelas IX pada mata
pelajaran Bahasa Daerah Bali baru mencapai 57,75. Penyebabnya lebih
1
dikarenakan keterbatasan kemauan guru untuk menerapkan semua yang
dikuasai demi pencapaian hasil maksimal dalam pembelajaran. Sedangkan
dari pihak siswa banyak dipengaruhi oleh kebiasaan belajar mereka yang
rendah akibat pengaruh luar, kemampuan ekonomi orang tua dan kebiasaan
belajar yang belum banyak dipupuk. Apabila hal ini terus-menerus dibiarkan
tentu berakibat tidak baik bagi dunia pendidikan dan bagi bangsa Indonesia.
Hal-hal di atas merupakan sesuatu yang mendesak untuk dipecahkan
menuntut guru lebih kreatif dan inovatif menacari jalan keluar dengan
melakukan penelitian-penelitian yang berguna demi meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
2
kemampuan yang matang dalam presentasi, menuntut semangat yang
tinggi untuk mengikuti pelajaran agar dapat mempersiapkan tampilan yang
diharapkan, menuntut sebab akibat dari pelaksanaan diskusi. Contoh sebab
akibat tersebut adalah, apabila siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya
adalah mampu memberi tampilan yang diharapkan. Siswa akan menjadi
aktif akibat diberikan giliran untuk berbicara di depan teman-temannya,
yang sudah pasti akan menimbulkan tuntutan-tuntutan kemampuan yang
tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan. Tanpa keilmuan yang
mencukupi tidak akan mungkin tampilannya akan memuaskan, dalam hal
ini siswa tidak bisa sembarangan saja, mereka harus betul-betul mampu
menyimpulkan terlebih dahulu apa yang mereka akan bicarakan. Tuntunan
langkah-langkah, motivasi, interpretasi yang inovatif dipihak guru akan
menentukan keberhasilan pelaksanaan model ini.
Dari uraian singkat ini jelas bahwa model pembelajaran
Ekspository menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang
disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya di depan siswa-siswa
yang lain. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut,
inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan. Inovasi tersebut
berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-motivasi, interpretasi serta
kemampuan implementasi yang tinggi. Cara inilah yang dapat digunakan
sebagai dasar pemecahan masalah yang ada.
C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah
yang dapat disampaikan adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan aktivitas belajar yang akan
dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran Ekspository dalam
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa akan
terjadi setelah diterapkan model pembelajaran Ekspositorydalam
pembelajaran.
3
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai
acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah,
khususnya SMP Negeri 1 Tegallalang dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru Bahasa Daerah Bali. Di samping itu, penelitian ini juga
diharapkan bermanfaat sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman
guru, kepala sekolah di sekolahnya masing-masing dan peneliti lainnya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
oleh siswa dalam jumlahbesar, 3) pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai
dengan alokasi waktu yang ditetapkan, 4)target materi relatif mudah dicapai.
Sedangkan kelemahannya yang dap terjadi adalah:1) membosankan, 2)
keberhasilan perubahan sikap dan prilaku peserta didik relatif sulit diukur, 3)
kualitas pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan adalah relatif
rendahkarena pendidik sering hanya mengejar target waktu untuk
menghabiskan target materipembelajaran, dan pembelajaran kebanyakan
menggunakan ceramah danjawab(Sudjana, 2005:39) Jadi Kelebihan dari
pendekatan ini adalah mudah dilakukan karenatanpa memerlukan suatu
rangkaian khusus pembelajaran dapat diterapkan pada materiyang mudah
diakses siswa yang lebih bersifat hafalan. Sementara kelemahannya adalah: 1)
kurang memberikan kesempatan bagi berkembangnya kemampuan eksplorasi,
kreativitas, kemandirian dan sikap kritis siswa. 2) cenderung menimbulkan
sikap pasif pada siswa karena terbiasa menerima. 3)kegiatan cenderung
bersifat mekanistis. Jadi model pembelajaran ekspositori tidak dilandasi oleh
paham konstruktivisme (WinaSanjaya,2006).
Penerapan Model ekspository dalam kajian ini adalah menekankan pada
pembelajaran biasa dipergunakan oleh guru dalam praktek pembelajaran
secara aktual di lapangan. Sintak pembelajaran dengan model ekspositori
adalah; 1) pada tahap pendahuluan guru menyampaikan pokok-pokok materi
yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) pada tahap
inti guru menyampaikan materi dengan ceramah, tanyajawab, dilanjutkan
demonstrasi atau eksperimen untuk memperjelas konsep diakhiri dengan
penyampaian ringkasan atau latihan -latihan soal, 3) pada tahap penutup guru
memberikan evaluasi maupun tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah.
Secara sederhanaproses pembelajaran dengan model ekspository
digambarkan sebagai berikut:
6
PENYAMPAIAN
TUJUAN DAN MATERI
PEMBELAJARAN
APERSEPSI
MELAKSANAKAN EKSPOSITORY
1. Penyajian materi pelajaran meliputi penjelasan fakta, konsep,
prinsip, hukum secara langsung, melalui tanya jawab,
ilustrasi, demonstrasi dan penggunaan media untuk
memperjelas konsep
2. Latihan soal
3. Merangkum
EVALUASI
1. Pemberian tes untuk evaluasi
2. Pemberian tugas rumah
7
Perbedaan Kurikulum dalam Problem Based Learning dengan Pembelajaran
Ekspository
8
Perbandingan Pelaksanaan Problem Based Learning dengan Model
Ekspositori
Model Pembelajaran Model Pembelajaran
No Uraian
Ekspositori Problem Based Learning
1 Peran Guru Sebagai ahli, pemimpin Sebagai model dan pelatih,
yang memberikan mempresentasikan situasi
pengetahuan, latihan masalah, berpartisipasi
terbimbing dan mengadakan dalam proses pembelajaran
evaluasi terhadap siswa sebagai pembantu dalam
penyelidikan dan menilai
pembelajaran
2 Peran Sebagai botol kosong yang Sebagai peserta yang kaya
Siswa siap menerima ide secara aktif menyatukan
pengetahuan. Siswa bersifat situasi kompleks,
kurang aktif sebagai menyelidiki dan
pengikut yang menunggu memecahkan masalah dari
untuk diberi petunjuk dalam
3 Fokus Siswa mengkopi, Siswa mensintesis dan
Kognitif mempraktekkan membangun pengetahuan
pengetahuan yang diterima untuk menuntun pada
pemecahan masalah
10
mengajar kurikulum yang berlaku dan efisien lulusannya (Eddy
Soewardi Kartawijaya, 1987: 25-26 ).
Dengan ungkapan teori tentang kegunaan dari prestasi belajar
siswa seperti yang terlukis di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi
belajar itu meliputi beberapa kegunaan dan oleh karena itu, prestasi belajar
siswa menjadi penting dipahami.
Di samping kegunaan prestasi belajar sebagaimana yang
dinyatakan di atas, maka keberadaan prestasi belajar juga memiliki fungsi
seperti yang terungkap dalam kutipan di bawah ini:
a. Untuk memerikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memberikan proses belajar mengajar dan mengadakan remedial bagi
murid.
b. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar siswa.
c. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar yang tepat.
d. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-
kesulitan belajar (Tarbani Rusyan, Zainal Arifin, 1989 : 210)
Prestasi belajar bukan saja dapat ditunjukkan dan difungsikan
seperti yang telah dijelaskan diatas, namun secara kodrati prestasi belajar
khususnya merupakan perwujudan dari bentuk-bentuk keperibadian
manusia, seperti yang dikemukakan Sumadi Suryabrata di bawah ini :
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b. Adanya sifat yang kreatif yang terdapat pada manusia dan keinginan
untuk slalu maju
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman
d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan cara kooperatif maupun dengan jalan
kompetisi.
e. Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir dari pada belajar
(Sumadi Suryabrata, 1984 : 257)
Dengan pemahaman tentang pemahamn kegunaan dan fungsi
prestasi belajar dalam proses pembelajaran di sekolah, maka selanjutnya
11
perlu dibahas tentang faktor-faktor yang memperngaruhi keberadaan
prestrasi belajar itu sendiri dalam kaitannya terutama dengan individu
yang melakukan aktivitas belajar tersebut.
12
gejala-gejala ini adalah menanamkan nilai-nilai dari sifat-sifat dan
sikap terpuji sebagaimana yang dikemukakan Fauzan Naif (1992).
Dalam kegiatan belajar, seorang siswa dituntut untuk dapat
memiliki sifat-sifat yang baik antara lain:
a) Rajin, cermat, tekun dan teliti
b) Tabah, ulet dan percaya pada diri sendiri
c) Disiplin, tahu tugas dan kewajiban
d) Antusias, bersemangat, energik dan kreatif
e) Tak mudah putus asa dan patah hati serta selalu berusaha ingin
maju
f) Lincah, cekatan dan gemar membaca
g) Bersih, rapi, hemat, sederhana
h) Tegas, berprinsip dan tidak mudah terombang ambing (Fauzan
Naif, 1992: 2-3)
Faktor jasmaniah memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
proses belajar. Dengan terjaganya kesehatan dan atau terpenuhinya
unsur-unsur zat yang dibutuhkan badan merupakan salah satu indikasi
untuk dapat tercapainya prestasi belajar yang baik. Faktor jasmaniah
ini berhubungan erat dengan pancaindera yang dipergunakan dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, fungsi pancaindera yang
optimal merupakan syarat yang pertama dalam aktivitas belajar.
Kenyataan ini sebagaimana yang dinyatakan oleh salah seorang
ahli pendidikan sebagai berikut:
Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan
pancainderanya. Baiknya fungsi pancaindera merupakan syarat belajar
untuk dapat berlangsung dengan baik pula. Dalam sistem persekolahan
dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan
dalam belajar adalah mata dan telinga (Sumadi Suryabrata, 1984:156)
Khususnya dunia kedokteran telah mampu membuktikan
bahwa gizi dan atau zat-zat yang lain sangat berperan dalam proses
pembangunan tubuh yang sehat bagi upaya menjalani hidup dan
kehidupan yang bergairah. Dengan demikian proses belajar mengajar
13
yang berhasil akan sangat tergantung dari unsur-unsur makanan yang
dimakan pula. Tanpa adanya gizi, vitamin dan atau unsur-unsur lain
yang cukup untuk membangun vitalitas tubuh, maka dapat dipastikan
bahwa orang orang-orang tersebut akan mengalami gangguan fisik,
misalnya lemah, tidak bergairah, suka mengantuk dan lain-lain.
Dengan tubuh sedemikian ini, maka tidak dapat diharapkan kegiatan
belajar dapat berlangsung secara baik. Di samping itu pula untuk dapat
menghasilkan prestasi belajar yang baik harus diperhatikan pula
faktor-faktor yang lain, misalnya dengan selalu berolahraga secara
teratur, menjaga waktu tidur, dapat meluangkan waktu untuk rekreasi
bagi penyegaran jiwa dan sebagainya. Dengan menjaga ketentuan-
ketentuan tersebut secara konsisten dan berkesinambungan, maka
dapat diharapkan prestasi belajar yang baik sesuai dengan harapan
orang tua, lembaga dan masyarakat. Sesuai dengan fakta-fakta yang
dimaksud, maka tidak sedikit para ahli yang memberikan saran-
sarannya ke arah tersebut dan salah satunya menyatakan bahwa “agar
seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan
yang prima dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan seperti bekerja,
olahraga, makan dan rekreasi” (Slameto, 1985: 57). Oleh karena itu
dalam kegiatan belajar, maka kesegaran, kegairahan, memiliki
semangat yang tinggi menjadi kunci untuk dapat menyerap materi
yang sedang dipelajari secara optimal. Semua itu dapat dicapai
manakala seorang siswa dapat mengatur irama kegiatannya dengan
baik, seperti rekreasi, tidur, bekerja dan olahraga yang teratur. Faktor
yang terdapat dalam rohaniah sebagai unsur yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar anak didik dapat diklasifikasikan dalam bentuk unsur-
unsur sebagaimana yang dijelaskan dalam suatu pendapat bahwa
“sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah:
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan”
(Slameto, 1988: 57).
14
Dari berbagai penjelasan di atas, faktor internal dapat
diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu aspek fisiologis (jasmaniah)
dan aspek Psikologis (rohaniah).
1) Aspek fisiologis (jasmaniah)
Aspek ini meliputi kondisi organ tubuh yang lemah, tuli dan lain-
lain dapat mempengaruhi prestasi belajar mengajar.
2) Aspek psikologis (rohaniah)
Di antara faktor-faktor rohaniah yang pada umumnya dipandang
lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat,
minat dan motivasi (Muhibbin, 1997:113).
b. Faktor Luar
Faktor Luar adalah faktor yang berasal dari luar diri individu.
Faktor eksternal juga dapat dipahami sebagai unsur-unsur yang
terdapat di sekitar subjek yang sedang belajar dan karenanya dalam
faktor eksternal ini terdapat berbagai variabel yang dapat dikategorikan
pada masalah ini, hal ini dapat berbentuk fisik dan tidak sedikit yang
bersifat non fisik. Aktualisasi faktor eksternal dalam belajar dapat
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan
faktor masyarakat (Slameto, 1988 : 62).
Keluarga sebagai salah satu aspek yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar tidak dapat diabaikan peranannya dalam meningkatkan
prestasi anak didik, sebab keluarga itu merupakan lembaga pertama
dan yang utama bagi anak didik untuk mengenal dunianya. Oleh
karena itu, suasana yang damai akan memberikan andil yang tidak
kecil artinya bagi kelahiran prestasi yang baik. Demikian pola
hubungan yang mesra antara anggota keluarga baik antara anak dengan
anak atau lebih-lebih hubungan orang tua dengan anak akan
memberikan corak tersendiri bagi prestasi anak disekolah.
Faktor keluarga ini dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986)
bahwa:Keadaan tiap keluarga berlainan satu sama lain. Ada yang kaya
ada yang kurang mampu, ada keluarga yang memiliki anggota besar
15
dan ada p[ula yang kecil. Demikian pula ada keluarga yang selalu
diliputi ketenangan dan ketentraman serta tidak sedikit keluarga yang
gaduh, bercekcok dan sebagainya. Dengan sendirinya keadaan dalam
keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa
pengaruh yang berbeda-beda terhadap pendidikan anak-anak (Ngalim
Purwanto, 1986: 93).
Sedangkan masyarakat sebagai salah satu unsur yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar anak sebagaimana yang dikemukakan
oleh Ny. Roestiyah NK bahwa yang datang dari masyarakat faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah masa media,
teman bergaul, kegiatan-kegiatan yanga lain, dan cara-cara hidup
lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan yang baik
dalam rangka memberikan pengaruh yang baik kepada anak yang pada
dasarnya berada dalam taraf perkembangan tersebut menjadi kunci
pokok menggelimitir atau meminimalisasi pengaruh-pengaruh negatif
dimaksud.
Dari penjelasan di atas, faktor eksternal meliputi faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Faktor lingkungan sosial
Yang termasuk faktor lingkungan sosial adalah masyarakat
dan tetangga juga teman sepermainan (Muhibbin, 1997: 137).
Lingkungan sosial masyarakat dapat dibagi menjadi dua yaitu
lingkungan sosial masyarakat tempat siswa tinggal seperti orang
tua, adik, kakak dan lain-lain, dan lingkungan sosial masyarakat
tempat siswa belajar seperti guru, teman belajar dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Apabila masyarakat /tetangga dan teman-temannya adalah
orang yang beprestasi maka sangat berpengaruh terhadap dirinya
sebab kodrat manusia ialah meniru orang lain. Jadi apabila
lingkungan sosialnya baik, maka ia pun akan menjadi baik, begitu
pula sebaliknya.
16
b) Faktor lingkungan non sosial
Faktor yang termasu non sosial adalah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan (Muhibbin, 1997:
138).
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka untuk
mendapatkan hasil yang baik dalam kegiatan belajar, maka terdapat
beberapa masalah yang sepatutnya dicermati, sebab masalah-
masalah tersebut baik yang langsung maupun tidak langsung
memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar. Dengan
kata lain bahwa aktivitas belajar itu tidak semata-mata ditentukan
oleh sebuah variabel saja, akan tetapi merupakan akumuasi dari
berbagai faktor, di mana pada dasarnya faktor-faktor dimaksud
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian pokok, seperti juga yang
dijelaskan pada pembahasan sebelumnya yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
E. Kerangka Berpikir
Kemampuan menampilkan sesuatu yang baik tentu memerlukan
bimbingan orang lain, dalam hal ini adalah bimbingan guru terhadap
siswanya. Apabila guru telah melakukan inovasi-inovasi untuk mematangkan
siswanya memperoleh kemampuan yang diharapkan dalam menampilkan
sesuatu tentu dapat diharapkan para siswa akan memiliki kebiasaan-kebiasaan,
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Untuk dapat terwujudnya apa
yang diharapkan tersebut, inovasi langkah-langkah yang diupayakan guru
akan dapat memecahkan permasalahan yang ada seperti menyiapkan siswa
dalam menerima pelajaran, memberikan tugas-tugas, menyiapkan
pembentukan konsep diri, memberi mereka lebih untuk bertanya jawab dan
terakhir evaluasi. Dasar berpikir inilah yang dijadikan acuan dalam
memecahkan masalah yang sedang diteliti.
17
F. Hipotesis Tindakan
Melihat langkah-langkah model pembelajaran Ekspository yang ampuh
dalam memecahkan masalah yang ada, yang lebih diyakini lagi dengan
kebenaran teori yang disampaikan, maka hipotesis tindakan ini dapat
dirumuskan seperti berikut: Implementasi Langkah-langkah Model
Pembelajaran Ekspository maka dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Kelas IX SMP Negeri 1 Tegallalang.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting/Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tegallalang yang terletak di
desa Tegallalang Kabupaten Gianyar. Data statistik sekolah menggambarkan
jumlah siswa 1015 orang, jumlah guru 62 orang. Siswa yang dipakai
penelitian adalah siswa kelas IXA dengan jumlah 20 orang.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.
Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai
tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7).
Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat
penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan
ngawur dalam pelaksanaannya.
Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang
disampaikan oleh Mc. Kernan seperti terlihat pada gambar berikut.
19
Mc. Kernan
TINDAKAN DAUR I
Tindakan perlu perbaikan DAUR 2
dst
Penerapan Definisi Penerapan Redefine
masalah problem
Gambar 01. Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan, 1991 (dalam Sukidin,
Basrowi, Suranto, 2002: 54)
Prosedur:
- Tindakan daur I: mulai dari definisi masalah, berlanjut ke assessment
yang disiapkan, berlanjut ke rumusan hipotesis, berlanjut ke
pengembangan untuk tindakan I, lalu implementasi tindakan, evaluasi
tindakan berlanjut ke penerapan selanjutnya.
- Tindakan daur II: mulai dari menentukan kembali masalah yang ada,
berlanjut ke assessment yang disiapkan, terus ke pemikiran terhadap
munculnya hipotesis yang baru, perbaikan tindakan pada rencana ke 2,
pelaksanaan tindakan, evaluasi terhadap semua pelaksanaan dan
penerapan.
20
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Tegallalang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Tegallalang.
Nama Siswa
1 ADINDA MEISAH RANI M.S NI KADEK
2 ADI WEDANA PANDE WAYAN
3 ADINDA PRADNYASWARI NI MADE
4 AGUS DIMAS ANGGARA I WAYAN
5 ASTRI FITRIA DEWI DEWA AYU
6 BELA ANA DIAH PUTRI NI KADEK
7 BINTANG ERIKA PUTRI NYOMAN
8 CYNTIA UTAMI KOMANG
9 DANU WIRYATAMA I PUTU
10 DEWI FEBRIANTARI NI WAYAN
11 DIAH CAKSU DHARMAYANTI KOMANG
12 DIAN PERMANA I KADEK
13 FERIYANTI DEWI NI KADEK
14 GEDE MAHADIKA I DEWA
15 HARLEYCO NILA PUTRA I WAYAN
16 JESSEN PRATAMA P PANDE KMG
17 JOANDA DWI RADITYA KADEK
18 JULIA ANGGARAWATI KADEK
19 JUNIAWATI NI KOMANG
20 KANAYA PUTRI CAHYANII NI PUTU
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar
siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Tegallalang setelah diterapkan model
Ekspository dalam proses pembelajaran.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Juni 2019.
Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
21
Tabel 02. Jadwal Penelitian
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
N
Kegiatan
o
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Penyusunan X
proposal dan
1.
pelaksanaan
kegiatan awal
Perencanaan
2.
tindakan I
Pelaksanaan
3. tindakan I
Pengamatan/pengu
4.
mpulan data I
5. Refleksi I
Perencanaan
6.
tindakan II
Pelaksanaan
7. tindakan II
Pengamatan/pengu
8.
mpulan data II
9. Refleksi II
Penulisan
10. laporan/penjilidan
22
sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan
pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu
diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung.
Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus,
standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam
bentuk tabel dan grafik.
membaca pantun
2. Instrumen Penelitian
Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa
Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa kelas IXA
adalah tes. Tes ini terdiri dari 10 soal dengan bentuk uraian (tes terlampir).
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan dipaparkan data yang diperoleh dari penelitian
tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri
1 Tegallalang. Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian ada baiknya
dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam menyampaikan
hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian masing-masing
siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan
yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil pembahasan
(kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar,
situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data
yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara
sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83).
Melihat paparan ini jelaslah apa yang harus dilihat dalam Bab ini yaitu
menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, hasilnya apa,
bagaimana pelaksanaanya, apa hasil yang dicapai, sampai pada refleksi
berikutnya semua hasilnya. Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini
dimulai dengan apa yang dilakukan dari bagian perencanaan.
1. Siklus I
1. Rencana Tindakan I
Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:
a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan dengan metode Ekspository seperti terlihat pada
lampiran 5. Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas IX yang
tertera pada latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang
lebih intensif seperti berkonsultasi dengan teman-teman guru dan
kepala sekolah tentang persiapan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Ekspository.
26
b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal,
sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke 2 bulan
Januari 2019.
c. Membuat format-format penilaian
d. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan.
Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan
silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.
e. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber
belajar.
Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi
pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang
mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa,
menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan
sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi
pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.
f. Merancang skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan
tingkat perkembangan siswa, diupayakan variasi dalam
penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah
disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa,
waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam
posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari
pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun
2007.
2. Pelaksanaan Tindakan I
a. Pengelolaan Kelas
Mengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi
dengan benar sesuai perencanaan di RPP dan sesuai alur model
pembelajaran Ekspository.
27
b. Alat Penilaian
Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format
penilaian, memulai dengan pembukaan, pembelajaran inti,
pembelajaran penutup dan dilanjutkan dengan penilaian.
c. Penampilan
Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan
bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan
penggunaan metode pembelajaran Ekspository, peneliti
mengupayakan strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang
belajar. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan
mengadakan pertemuan dengan guru yang mengawasi proses
pembelajaran untuk mendiskusikan hasil pengamatan
3. Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan dilakukan dengan memberikan tes prestasi
belajar kepada siswa.Tes ini diawasi dengan ketat agar peserta didik
tidak bekerjasama dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Hasil observasi/pengamatan pada siklus I disampaikan pada tabel
berikut:
Tabel 04. NilaiPrestasi Belajar Siswa Siklus I
No NomorSubjek Penelitian Nilai KET
1 ADINDA MEISAH RANI M.S NI KADEK 60 Belum Tuntas
2 ADI WEDANA PANDE WAYAN 70 Tuntas
3 ADINDA PRADNYASWARI NI MADE 65 Belum Tuntas
4 AGUS DIMAS ANGGARA I WAYAN 60 Belum Tuntas
5 ASTRI FITRIA DEWI DEWA AYU 75 Tuntas
6 BELA ANA DIAH PUTRI NI KADEK 55 Belum Tuntas
7 BINTANG ERIKA PUTRI NYOMAN 55 Belum Tuntas
8 CYNTIA UTAMI KOMANG 75 Tuntas
9 DANU WIRYATAMA I PUTU 55 Belum Tuntas
10 DEWI FEBRIANTARI NI WAYAN 60 Belum Tuntas
11 DIAH CAKSU DHARMAYANTI Belum Tuntas
55
KOMANG
12 DIAN PERMANA I KADEK 55 Belum Tuntas
13 FERIYANTI DEWI NI KADEK 60 Belum Tuntas
14 GEDE MAHADIKA I DEWA 70 Tuntas
28
15 HARLEYCO NILA PUTRA I WAYAN 70 Tuntas
16 JESSEN PRATAMA P PANDE KMG 70 Tuntas
17 JOANDA DWI RADITYA KADEK 60 Belum Tuntas
18 JULIA ANGGARAWATI KADEK 65 Belum Tuntas
19 JUNIAWATI NI KOMANG 60 Belum Tuntas
20 KANAYA PUTRI CAHYANII NI PUTU 75 Tuntas
Jumlah Nilai 1.270
Rata-rata (Mean) 63,50
Ketuntasan Belajar 70
Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 13
Jumlah Siswa yang Perlu Diberi Pengayaan 7
Prosentase Ketuntasan Belajar 35,00
4. Refleksi Siklus I
Sebelum peneliti memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat
pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi.
Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang
perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin,
1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80).
1) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I
Sesuai data :
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah63,50
2. Median (titik tengahnya) adalah 60
3. Modus (angka yang paling banyak muncul) adalah 60
4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
∑(𝑋−𝑥)2
SD = √ 𝑁−1
1005,00
SD = √ 20−1
SD = 7,27
29
NO NomorSubjek Penelitian Nilai X-x (X-x)2
ADINDA MEISAH RANI M.S NI KADEK 55
1 -8,50 72,25
ADI WEDANA PANDE WAYAN 55
2 -8,50 72,25
ADINDA PRADNYASWARI NI MADE 55
3 -8,50 72,25
AGUS DIMAS ANGGARA I WAYAN 55
4 -8,50 72,25
ASTRI FITRIA DEWI DEWA AYU 55
5 -8,50 72,25
BELA ANA DIAH PUTRI NI KADEK 60
6 -3,50 12,25
BINTANG ERIKA PUTRI NYOMAN 60
7 -3,50 12,25
CYNTIA UTAMI KOMANG 60
8 -3,50 12,25
DANU WIRYATAMA I PUTU 60
9 -3,50 12,25
DEWI FEBRIANTARI NI WAYAN 60
10 -3,50 12,25
DIAH CAKSU DHARMAYANTI KOMANG 60
11 -3,50 12,25
DIAN PERMANA I KADEK 65
12 1,50 2,25
FERIYANTI DEWI NI KADEK 65
13 1,50 2,25
GEDE MAHADIKA I DEWA 70
14 6,50 42,25
HARLEYCO NILA PUTRA I WAYAN 70
15 6,50 42,25
JESSEN PRATAMA P PANDE KMG 70
16 6,50 42,25
JOANDA DWI RADITYA KADEK 70
17 6,50 42,25
JULIA ANGGARAWATI KADEK 75
18 11,50 132,25
JUNIAWATI NI KOMANG 75
19 11,50 132,25
KANAYA PUTRI CAHYANII NI PUTU 75
20 11,50 132,25
Jumlah 1270 0 1005
30
𝑟 20
3. Panjang kelas interval (i) = 𝐾 = = 4,00 → 4
5
𝐹.𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
Frekuensi Relatif = 𝑥 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹.𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑟
SIKLUS I
6
5
Frekwensi Absolut
6
4 55-58
4 3
2 59-62
2 63-66
67-70
0
55-58 59-62 63-66 67-70 71-75 71-75
Frekwensi Relatif
2. Siklus II
31
1. Perencanaan
Melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik refleksi data
kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk perencanaan
pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu
dilakukan yaitu:
a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan
pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab
III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus
I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik serta
membuat instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan
data yang dibuat seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang
meliputi instrumen observasi keaktifan belajar dan instrumen tes
prestasi belajar.
c. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan
melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan
mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan
pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan
yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan
pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu
dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan
model pembelajaranEkspository yang benar sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Uraian tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan
sebagai berikut:
a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai
tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan
yang sudah dibuat. Terkait model pembelajaran Ekspository mulai
diupayakan dalam pembelajaran, pada kali yang kedua ini peneliti
mengajak kepala sekolah untuk ke kelas dan ikut melakukan
32
pengamatan. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih
bersemangat untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius.
Dengan kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang
mesti dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan
mereka yang lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen
pengamatan observasi keaktifan belajar dan instrumen tes prestasi
belajar. Setelah masuk kelas bersama guru yang akan mengamati
proses pembelajaran memulai aktivitas pembelajaran sambil
mempersilahkan kepala sekolah dan guru yang mengamati duduk
di bangku paling belakang yang sudah disediakan. Setelah
pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari
oleh pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan
melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang
penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Di
belakang,guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif
menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian
terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di
depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti
melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasisesuai tuntutan
Permen No. 41 tahun 2007 dan terakhir peneliti melaksanakan
penutupan pembelajaran. Untuk pelaksanaan explorasi, elaborasi
dan konfirmasi bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak
paparkan panjang lebar karena kegiatan yang mesti dilakukan
seperti diskusi, presentasi dan lain-lain sudah bisa dibaca pada
instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan di
lampiran 9.
3. Observasi/Penilaian
Penilaian terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran dilakukan
pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari pelaksanaan tersebut
penulis mengetahui dibagian mana diperbaiki, dibagian mana
33
diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi
saran-saran serta penguatan-penguatan. Disamping itu pada catatan
cepat yang dilakukan peneliti, dicatat juga kreativitas siswa, kemauan
siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara
para siswa.Apabila semua ini terlaksana dengan baik sudah pasti guru
dalam melaksanakan tugas pembelajaran akan cukup profesional.
Pelaksanaan penilaian akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena
setelah guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk
memberikan tes tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya.
4. Refleksi Siklus II
Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus
II
Sesuai data:
1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah 72,75
2. Median (titik tengahnya) adalah 75
3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah75
4. Standar deviasinya adalah: 4,13
5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka
dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:
K = 1 + 3,3 x log N
= 1 + 3,3 x log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29 = 5,29 →5
2) Rentangan dihitung dengan:
r = skor maksimum – skor minimum
= 80 - 65
= 15
3) Panjang kelas interval dihitung dengan:
𝑟 15
i = = = 3,00
𝐾 5
34
i = 3
SIKLUS II
Frekwensi Absolut
20
12 65-67
68-70
10 4
3 71-73
0 1
0 74-76
65-67 68-70 71-73 74-76 77-80
77-80
Frekwensi Relatif
35
B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif
adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahan-
perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang
dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas
internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang
berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbangan-
pertimbangan, perbandingan-perbandingan, komentar-komentar,
tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, summary, pendapat-
pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna
di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi,
standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu,
alasan penggunaan langkah-langkah tertentu, penggolongan-
penggolongan, penggabungan-penggabungan, tabulasi, pemakaian,
kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar
kategori.
36
bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru
berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata pelajaran
Bahasa Daerah Bali menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif,
afektif, dan piskomotor sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari
siswa. Untuk penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode
ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertukar pikiran, mengeluarkan
pendapat, bertanya, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan
masalah yang ada. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam,
lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat
memahami dan meresapi mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih jauh.
Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi
belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai
dengan kriteria keberhasilan penelitian yang diusulkan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini yaitu 70. Oleh karenanya upaya
perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga perlu dilakukan
perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya.
37
Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa
model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan
bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses
pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh
dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain
seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada
dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menitikberatkan kajiannya pada
aspek kognitif, afektif dan piskomotor sebagai pedoman atas kemampuan
siswa baik pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk
semua bantuan terhadap hal ini, model pembelajaranEkspository
menempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa secara
maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah siswa mendapat
nilai di atas KKM, 4siswa memperoleh nilai menengah dan 3 siswa
memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini
bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan model
pembelajaranEkspository. Walaupun penelitian ini sudah bisa dikatakan
berhasil, namun pada saat-saat peneliti mengajar di kelas cara selanjutnya,
cara ini akan terus dicobakan termasuk di kelas-kelas lain yang peneliti
ajar.
Setelah dibandingkan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II,
terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah
57,75naik di siklus I menjadi63,50 dan di siklus II naik menjadi 72,75.
Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini
adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi
peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di
SMP Negeri 1 Tegallalang.
38
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Bertitik tolak prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang
masalah, penggunaan model pembelajaran Ekspository diupayakan untuk
dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yaituuntuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar. Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan
dengan jelas pada akhir analisis.Dari hasil penelitian yang disampaikan di Bab
IV dan melihat semua data yang telah disampaikan, tujuan penelitian yang
disampaikan di atas dapat dicapai dengan bukti sebagai berikut:
Upaya pencapaian kenaikan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari bukti-
bukti berikut:
a. Berdasarkan data awal ada 17 siswa mendapat nilai dibawah KKM75dan
pada siklus I menurun menjadi 13 siswa dan siklus II hanya 3 siswa
mendapat nilai di bawah KKM 70.
b. Bersarkan rata-rata awal 57,75 naik menjadi 63,50 pada siklus I dan pada
siklus II naik menjadi72,75.
c. Berdasarkan data awal siswa yang tuntas hanya 3 orang sedangkan pada
siklus I menjadi lebih banyak yaitu 7 siswa dan pada siklus II menjadi
cukup banyak yaitu 17 siswa.
Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan
pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Ekspository
dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua
ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak
pembuatan proposal, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian sampai
pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.
B. Saran
Bertitik tolak dari temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian,
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dalam bidang studi Bahasa
Daerah Bali., dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
39
1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa
Daerah Bali, penggunaan model pembelajaranEkspository semestinya
menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini
telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif,
bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi,
berargumentasi dan lain-lain.
2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model
pembelajaran Ekspository dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar, sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat
meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat
diteliti.
3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil
penelitian.
40
DAFTAR PUSTAKA
Danar, Ratna Wilis. 1982. Teori – Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Piaget, J. 1969. The Chil’d Conception of Physical Causality. New Jersey: Little
Field, Adam & Co.
41
Sumadi Suryabrata. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
42
Lampiran 01. RPP Awal (Ke-1)
2. Standar Kompetensi
5. Mendengarkan Geguritan
3. Kompetensi Dasar
5.1 Cara menirukan geguritan
5. Tujuan Pembelajaran
▪ Melalui Model Pembelajara Ekspository secara kritis dan kreatif siswa
mampu menjelaskan padalingsa pupuh sinom dengan baik dan benar serta
mampu mencari kata-kata sulit yang terdapat dalam pupuh sinom
6. Materi Ajar
PUPUH SINOM
Pageh baannya ngaba awak
Tahu teken bajang cenik
Dadi ngelah keneh elas
Meme bapanya kaalih
43
Maka kalih katampekin
Negak matimpuh maatur
Inggih meme bapan titiang
Titiang pamit sane mangkin
Pacang nyujur
Masekolah ring Angciu negara
8. Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Discovery Inquiry
2. Model Pembelajaran: : Ekspository
3. Metode Ajar : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
6. Pemecahan masalah
5. Teknik : 1. Ceramah konvensional/bervariasi
(interaktif)
2. Tanya jawab satu arah/ dua arah/ tiga
arah (multi arah)
3. Diskusi kelompok kecil, kelompok besar
4. Penugasan individual/kelompok
5. Demonstrasi individual/kelompok
6. Mendiskusikan masalah
9. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan Alokasi Waktu
1. Salam 5 menit
2. Absensi
44
3. Motivasi
4. Apersepsi
5. Penyampaian tujuan
Kegiatan Inti
A. Explorasi
1. Menjelaskan tentang pupuh sinom
2. Mengontrol siswa agar tidak bermain-main
60 menit
3. Memberi informasi tambahan terhadap materi yang
diajar
4. Memberi pembuktian terhadap pokok-pokok dan isi
Pupuh sinom
B. Elaborasi
1. Secara individu siswa mencatat materi yang telah
di amati dan disampaikan
2. Mengajak anak-anak bertanya jawab tentang
pupuh sinom 5 menit
3. Melakukan diskusi secara berkelompok
4. Memberi bimbingan terhadap siswa yang belum
paham
5. Menyuruh anak mempresentasikan hasil yang
sudah didiskusikan
C. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan
2. Melakukan refleksi, pemantapan terhadap apa 5 menit
yang sudah diajar
3. Melakukan penilaian secara autentik
4. Menyuruh siswa yang belum giat dalam
pembelajaran untuk lebih giat
Penutup
5 menit
Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman pelajaran.
Jumlah waktu keseluruhan yang digunakan 80 menit
45
Jawaban :
1. Adasa baris
2. 8a
46
Lampiran 02. RPP Awal (Ke-2)
2. Standar Kompetensi
5. Mendengarkan geguritan
3. Kompetensi Dasar
5.2 Menirukan pembacaan notasi pupuh sinom
5. Tujuan Pembelajaran
▪ Melalui Model Pembelajara Ekspository secara kritis dan kreatif siswa
mampu menirukan pupuh sinom dengan baik dan benar serta mampu
mencari kata-kata sulit yang terdapat dalam pupuh sinom
5. Materi Ajar
PUPUH SINOM
Pageh baannya ngaba awak
Tahu teken bajang cenik
47
Dadi ngelah keneh elas
Meme bapanya kaalih
Maka kalih katampekin
Negak matimpuh maatur
Inggih meme bapan titiang
Titiang pamit sane mangkin
Pacang nyujur
Masekolah ring Angciu negara
8. Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Discovery Inquiry
2. Model Pembelajaran: : Ekspository
3. Metode Ajar : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
6. Pemecahan masalah
5. Teknik : 1. Ceramah konvensional/bervariasi
(interaktif)
2. Tanya jawab satu arah/ dua arah/ tiga
arah (multi arah)
3. Diskusi kelompok kecil, kelompok besar
4. Penugasan individual/kelompok
5. Demonstrasi individual/kelompok
6. Mendiskusikan masalah
9. Kegiatan Pembelajaran
48
Pendahuluan Alokasi Waktu
1. Salam
2. Absensi
3. Motivasi 5 menit
4. Apersepsi
5. Penyampaian tujuan
Kegiatan Inti
A. Explorasi
1. Menjelaskan materi tentang Puisi
2. Menirukan pembacaan pantun dengan intonasi
60 menit
yang benar
3. Mengontrol siswa agar tidak bermain-main
4. Memberi informasi tambahan terhadap materi yang
diajar
B. Elaborasi
1. Secara individu siswa mencatat materi yang telah di
amati dan disampaikan
2. Mengajak anak-anak bertanya jawab tentang
pantun 5 menit
3. Melakukan diskusi secara berkelompok
4. Memberi bimbingan terhadap siswa yang belum
paham
5. Menyuruh anak mempresentasikan hasil yang
sudah dikerjakan
C. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan
2. Melakukan refleksi, pemantapan terhadap apa yang 5 menit
sudah diajar
3. Melakukan penilaian secara autentik
4. Menyuruh siswa yang belum giat dalam
pembelajaran untuk lebih giat
Penutup
5 menit
Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman pelajaran.
Jumlah waktu keseluruhan yang digunakan 80 menit
50
Lampiran 03. RPP siklus II (Ke-3)
2. Standar Kompetensi
6. Berbicara kesusastraan bali
3. Kompetensi Dasar
6.1 membahas pembicaraan kesusastraan Bali
5. Tujuan Pembelajaran
▪ Melalui Model Pembelajara Ekspository secara kritis dan kreatif siswa mampu
Mendiskusikan kesusastraan Bali dan menyimpulkan ruang lingkup
kesusastraan bali dengan baik dan benar
5. Materi Ajar
51
Kesusastraan bali kapalih dados kalih nggih punika kasusastraan bali
purwa lan kasusastraan Bali Anyar. Kasusastraan Bali Purwa kapalih
dados tetiga :
1. Kasusastraan tembang
2. Kasusastraan gancaran
3. Palawakia
Kasusastraan bali anyar kaperang dados tetiga :
1. Puisi bali anyar
2. Cerpen bali anyar
3. Novel miwah cerpen Bali anyar
7. Alokasi Waktu: 2 x 40 menit = 80 menit
8. Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Discovery Inquiry
2. Model Pembelajaran: : Ekspository
3. Metode Ajar : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
6. Pemecahan masalah
5. Teknik : 1. Ceramah konvensional/bervariasi
(interaktif)
2. Tanya jawab satu arah/ dua arah/ tiga
arah (multi arah)
3. Diskusi kelompok kecil, kelompok besar
4. Penugasan individual/kelompok
5. Demonstrasi individual/kelompok
6. Mendiskusikan masalah
9. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan Alokasi Waktu
52
1. Salam
2. Absensi
3. Motivasi 5 menit
4. Apersepsi
5. Penyampaian tujuan
Kegiatan Inti
A. Explorasi
1. Menyimak tentang materi kesusastraan Bali
2. Menyampaikan tentang materi kasusastraan Bali 50 menit
3. Mengontrol siswa agar tidak bermain-main
4. Memberi informasi tambahan terhadap materi yang
diajar
B. Elaborasi
1. Secara individu siswa mencatat materi yang telah
di amati dan disampaikan
2. Mengajak anak-anak bertanya jawab tentang
bagaimana cara menyimpulkan kasusastraan Bali 5 menit
3. Melakukan diskusi secara berkelompok
4. Memberi bimbingan terhadap siswa yang belum
paham
5. Menyuruh anak mempresentasikan hasil yang
sudah dikerjakan
C. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan
2. Melakukan refleksi, pemantapan terhadap apa 5 menit
yang sudah diajar
3. Melakukan penilaian secara autentik
4. Menyuruh siswa yang belum giat dalam
pembelajaran untuk lebih giat
Penutup
5 menit
Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman pelajaran.
Jumlah waktu keseluruhan yang digunakan 70 menit
53
Kasusastraan tembang ngranjing nranjing ring kasusastraan?
Jawaban :
1. Kalih
2. Bali purwa
54
Lampiran 04 Tes Awal
55
KUNCI JAWABAN SOAL BAHASA DAERAH BALI
SIKLUS AWAL
1. Sinom
2. geguritan
3. Pelog
4. Dasa baris
5. Pada Lingsa
6. Satua bawak
7. Anyar
8. Rare
9. Nuju
10. Alit
Kriteria Penilaian =
56
Lampiran 05. RPP Siklus II
2. Standar Kompetensi
7. Membaca
Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi Bali modern
3. Kompetensi Dasar
7.1 Menemukan tema dan pesan puisi yang dibaca
5. Tujuan Pembelajaran
▪ Melalui Model Pembelajara Ekspository secara kritis dan kreatif siswa
mampu Menemukan tema dan pesan puisi dengan baik dan benar
6. Materi Ajar
MEME
Meme ................
Mangkin wau titiang uning
Sapunapi pisarat meme
57
Miara titiang
Saking kantun taluh
Sesampune tutug wulan
Meme ngarod sasih ambat
Uripe magantung bok akatih
Meme.............
Titiang eling
Titiang budal saking maplalian
Babak belur gelar gelur
Meme gipih ngasab cendana
Ngolesin tur mapasihin
Ngasih-asih
Meme..........
Durung polih titiang yasa
Meme matilar tan matulak malih.......
Inggih.........ratu Betara
Lugrayang memen titiang
Genah patut ring jagate wayah
7. Alokasi Waktu: 2 x 35 menit = 70 menit
8. Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Discovery Inquiry
2. Model Pembelajaran: : Exspository
3. Metode Ajar : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
6. Pemecahan masalah
58
5. Teknik : 1. Ceramah konvensional/bervariasi
(interaktif)
2. Tanya jawab satu arah/ dua arah/ tiga
arah (multi arah)
3. Diskusi kelompok kecil, kelompok besar
4. Penugasan individual/kelompok
5. Demonstrasi individual/kelompok
6. Mendiskusikan masalah
9. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan Alokasi Waktu
6. Salam
7. Absensi
8. Motivasi 5 menit
9. Apersepsi
10. Penyampaian tujuan
Kegiatan Inti
A. Explorasi
5. Menjelaskan materi tentang mambaca intensif
6. Memberi teks bacaan untuk menemukan kalimat
utama melalui membaca intensif
7. Mengontrol siswa agar tidak bermain-main 50 menit
8. Memberi informasi tambahan terhadap materi yang
diajar
9. Memberi pembuktian terhadap cara membaca
intensif dapat menemukan kalimat utama dalam
bacaan
B. Elaborasi
6. Secara individu siswa mencatat materi yang telah
di amati dan disampaikan
7. Mengajak anak-anak bertanya jawab tentang
materi tentang membaca intensif 5 menit
8. Melakukan diskusi secara berkelompok
9. Memberi bimbingan terhadap siswa yang belum
paham
10. Menyuruh anak mempresentasikan hasil yang
sudah dikerjakan
C. Konfirmasi
5 menit
6. Memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan
59
7. Melakukan refleksi, pemantapan terhadap apa
yang sudah diajar
8. Melakukan penilaian secara autentik
9. Menyuruh siswa yang belum giat dalam
pembelajaran untuk lebih giat
Penutup
Bersama-sama dengan peserta didik membuat 5 menit
rangkuman pelajaran.
60
I Wayan Suratna,S.Pd,M.Si Ni keut Armini S.Pd
NIP. 19800204 200903 2 006
NIP. 19611231 198111 1 030
Lampiran 06. RPP Siklus 2
2. Standar Kompetensi
7. Membaca
Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan
membaca peparikan.
3. Kompetensi Dasar
7.2 Membaca nyaring suatu peparikan dengan lafal dan intonasi yang tepat
5. Tujuan Pembelajaran
▪ Melalui Model Pembelajara Ekspository secara kritis dan kreatif siswa
mampu Menyampaikan peparikan secara lisan dan menuliskan contoh
peparikan dengan baik dan benar
6. Materi Ajar
Peparikan
61
Ring sajeroning peparikan puniki sane ngangge patpat baris, kakeniang taler
pantun-pantun sane ketah kanggen ring sajeroning tari janger. Pantun puniki
katembangang olih pragina sane istri.pragina muani-muanine kabaos kicak
Wit peparikan punika parikan, wit nyane saking kruna pari, pari
artinnyane padi riinan yenin sampun usan anake ring uma raris makarya upacara
kasarengin gagendingan. Pari dados parik polih akhiran an dados parikan
8. Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Discovery Inquiry
2. Model Pembelajaran: : Exspository
3. Metode Ajar : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
5. Demonstrasi
6. Pemecahan masalah
5. Teknik : 1. Ceramah konvensional/bervariasi
(interaktif)
2. Tanya jawab satu arah/ dua arah/ tiga
arah (multi arah)
3. Diskusi kelompok kecil, kelompok besar
4. Penugasan individual/kelompok
5. Demonstrasi individual/kelompok
6. Mendiskusikan masalah
9. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan Alokasi Waktu
1. Salam
2. Absensi
3. Motivasi 5 menit
4. Apersepsi
5. Penyampaian tujuan
Kegiatan Inti
62
A. Explorasi
1.Menjelaskan materi tentang peparikan
2.Memberi teks tentang peparikan
3.Mengontrol siswa agar tidak bermain-main 50 menit
4.Memberi informasi tambahan terhadap materi
yang diajar
5. Memberi pembuktian terhadap cara menulis
kalimat utama dalam suatu paragraf
B. Elaborasi
1. Secara individu siswa mencatat materi yang telah
di amati dan disampaikan
2. Mengajak anak-anak bertanya jawab tentang
pengumuman dan menemukan kalimat utama
5 menit
dalam setiap paragraf
3. Melakukan diskusi secara berkelompok
4. Memberi bimbingan terhadap siswa yang belum
paham
5. Menyuruh anak mempresentasikan hasil yang
sudah dikerjakan
C. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik dan penguatan dalam
bentuk lisan
2. Melakukan refleksi, pemantapan terhadap apa 5 menit
yang sudah diajar
3. Melakukan penilaian secara autentik
4. Menyuruh siswa yang belum giat dalam
pembelajaran untuk lebih giat
Penutup
Bersama-sama dengan peserta didik membuat 5 menit
rangkuman pelajaran.
Jumlah waktu keseluruhan yang digunakan 70 menit
63
Jawaban :
1. Patpat baris
2. Janger sareng kicak
64
Lampiran 13 Nilai Siklus II
Jumlah Nilai
1,270 -
Rata-rata (Mean) 63.50
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70
Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 13
Jumlah Siswa yang Perlu Diberi
7
Pengayaan
Prosentase Ketuntasan Belajar 35.00
65
Lampiran. 14 Nilai Siklus II
Jumlah Nilai
1,455 -
Rata-rata (Mean) 72.75
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70
Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi 3
Jumlah Siswa yang Perlu Diberi
17
Pengayaan
Prosentase Ketuntasan Belajar 85.00
66