Anda di halaman 1dari 3

KOMPOSISI ATMOSFER

Udara kering mencakup 96% dari volume atmosfer, yang terdiri dari dua kelompok
yaitu kelompok gas utama yang meliputi 99.99% volume udara kering dan sisanya 0.01%
berupa kelompok gas penyerta. Sebagian dari gas penyerta bersifat permanen karena tidak
mudah mengurai. Sedangkan sebagian kecil berupa gas tidak. permanen karena mudah
bereaksi dengan gas lainya.

Troposfer, dengan puncaknya tropopause. Ketinggian mulai dari permukaan laut hingga
ketinggian 8 km di daerah kutub dan 16 km di ekuator. Rata-rata ketinggian puncak troposfer
seluruh dunia adalah 12 km. Troposfer satu-satunya lapisan yang mengandung air (air, uap,
maupun es) dan berlangsung evaporasi dan kondensasi. Sifat perubahan suhu terhadap
ketinggian adalah inversi suhu

. Stratosfer, dengan puncaknya stratopause. ketinggiannya antara 12-50 km, terdiri dari
bagian stratosfer bawah sampai ketinggiannya 20 km sebagai daerah isotermis, stratosfer
tengah dengan ketinggian 20-35 km sebagai daerah inversi suhu dan stratosfer atas dengan
ketinggian 35-50 km sebagai daerah inversi suhu

Mesosfer, dengan puncaknya mesopause. Ketinggian antara 50-80 km, perubahan suhu
terhadap ketinggian (dT/dz) adalah lapse rate

Termosfer. Ketinggian mulai sekitar 80 km hingga batas yang sulit ditentukan karena sangat
jarangnya partikel gas yang mencapai lapisan Laposan terluar dapat mencapai 250 km.
Lapisan ini terisi molekul dan atom N2, O2, N dan O dengan sifat perubahan suhu terhadap
ketinggian adalah inversi suhu

Komposisi atmosfer

Gas atmosfer sering dikategorikan sebagai bersifat permanen atau variabel, tergantung
kestabilan konsentrasi gas tersebut di atmosfer. Gas-gas permanen (permanent gases) adalah
gas-gas yang membentuk proporsi konstan dari massa atmosfer. Gas-gas permanen
merupakan bagian terbesar dari massa atmosfer - 99,999 persen dan terjadi dalam proporsi
konstan di seluruh atmosfer terendah 80 km (50 mil). Karena homogenitas kimianya, wilayah
ini dalam 80 km dari permukaan Bumi disebut dengan lapisan homosfer.

Di atas homosfer adalah heterosfer, dimana gas lebih ringan (seperti hidrogen dan
helium) menjadi semakin dominan dengan meningkatnya ketinggian. Karena komposisinya
bervariasi dengan ketinggian, neteroster tidak mengandung gas yang benar-benar permanen.

Gas tidak permanen (variable gases) adalah yang distribusinya di atmosfer bervariasi
dalam waktu dan ruang. Yang paling melimpah dari gas tidak permanen adalah uap air yang
menempati sekitar seperempat dari 1 persen dari total massa atmosfer. Sebagian besar uap air
atmosfer ditemukan dalam 5 km terendah (3 mil) dari atmosfer heterosfer tidak mengandung
gas yang benar-benar permanen. Gas variabel penting lain adalah karbon dioksida atau CO₂
(0.037%). Peningkatan konsentrasi CO₂ di atmosfer mungkin memiliki beberapa konsekuensi
iklim yang penting yang bisa sangat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup di bumi. CO₂
dikeluarkan dari atmosfer melalui proses fotosintesis saat tanaman hijau mengubah energi
cahaya menjadi energi kimia.

Uap air berada pada lapisan terbawah atmosfer pada ketinggian antara 8 km di kutub
dan 16 km di ekuator, atau rata-rata 12 km. Kandungan uap air di atmosfer mudah berubah
menurut arah (horisontal dan vertikal) maupun menurut waktu. Di daerah subtropika atau
daerah temperate kandungannya bervariasi dari 0 pada saat angin kering bertiup, hingga 3%
volume pada saat angin laut bertiup pada musim panas. Di atas wilayah tropika kandungan
uap air di atmosfer merupakan nilai tertinggi di dunia yakni sekitar 4 % dari volume
atmosfer, atau 3 % dari massa atmosfer. Adanya uap air akan mengubah komposisi atmosfer.
Perubahan kandungan uap air (kelembaban udara) mudah terjadi. Jumlah uap air selalu
berubah karena terjadinya penguapan dan kondensasi secara terus menerus.

Air terus berputar di antara planet ini dan atmosfer melalui siklus hidrologi. Air terus
menguap dari badan air terbuka dan permukaan daun ke atmosfer, di mana akhirnya
mengembun membentuk droplet cair dan kristal es. Sumber uap air utama adalah lautan.
Hasil kondensasi berupa awan merupakan sumber berbagai peristiwa dimana partikel cair dan
padat ini dikeluarkan dari atmosfer dengan curah hujan seperti hujan, salju, hujan es, atau
hujan es.

Aerosol merupakan berbagai partikel halus dari bahan padat di bumi yang sebagian
terangkat ke atmosfer dan membentuk lapisan aerosol yang bercampur dengan partikel
atmosfer lainnya. Bahan tersebut diantaranya adalah garam laut, debu, abu, asap dan mikro
organisme (virus, bakteri, spora). Aerosol juga berperan dalam berbagai perubahan neraca air
berupa siklus hidrologi termasuk neraca energi di bumi karena padatannya yang dapat
menghalangi radiasi melewati atmosfer dan sampai ke permukaan bumi.

PERANAN ATMOSFER

Secara keseluruhan atmosfer memegang peranan penting bagi sistem bumi pada
proses fisika maupun pada kehidupan makhluk di dalamnya sebagai berikut:

 Atmosfer merupakan sumber gas dan air presipitasi


 Atmosfer adalah penyaring (filter) radiasi surya sehingga kualitas spektrum yang
sampai ke permukaan bumi tidak bersifat merusak organ tubuh makhluk hidup
 Pada sistem neraca energi radiasi, atmosfer merupakan penyangga (buffer) sehingga
permukaan bumi terhindar dari pemanasan dan pendinginan yang berlebihan
 Pada proses fisika di permukaan bumi, atmosfer pengatur kelestarian mekanisme
cuaca dan iklim.
Untuk memenuhi keperluan metabolisme makhluk hidup, atmosfer merupakan
sumber gas CO₂ dan O₂ yang berlimpah. Proses fotosintesis pada tumbuhan di seluruh
permukaan bumi akan mengurangi CO₂ dan menambah kandungan Oz. Sedangkan respirasi
akan mengakibatkan hal yang sebaliknya. Radiasi surya yang memasuki atmosfer mengalami
penyaringan terutama pada spektrum UV. Proses tersebut berlangsung pada lapisan stratosfer,
mesosfer dan termosfer. Spektrum UV diserap oksigen dalam pemecahannya menjadi atom
O, serta oleh gas ozon setelah terbentuk. Dalam proses tersebut, terjadi pengurangan energi
radiasi surya sekitar 3%.

Anda mungkin juga menyukai