Pendonor Plasma Darah kian Langka

*Belum Terima, Keburu Meninggal

BOGOR - Plasma konvalesen sangat dibutuhkan oleh penderita Covid-19 dengan gejala
berat. Sayangnya, jumlah pendonor untuk plasma darah itu masih sangat minim.

Hal itu diakui oleh Inisiator Relawan Teman Lawan Covid-19 (TemanCo), Ara
Wiraswara. Timnya sudah sering melakukan "jemput bola" dengan menggelar posko di
sejumlah titik strategis. Akan tetapi, hasilnya tidak sebanyak pada awal-awal
pandemi. Jumlahnya plasma darah yang bisa dikantongi Temanco sangat jauh dari
permintaan yang selalu masuk ke PMI maupun timnya.

"Kayaknya memang kita perlu kampanye masif. Padahal, kami sebetulnya sudah lakukan
sms blast via WA (mengirimkan pesan kepada para penyintas Covid-19). Saat ini, kita
juga sedang kajian musyawarah untuk bisa kampanye bareng," ungkapnya kepada Radar
Bogor, Selasa (13/7).

Banyaknya permintaan plasma darah yang masuk ke tim TemanCo membuat Ara kewalahan.
Ia kesulitan memenuhi kebutuhan yang terus bertambah setiap harinya. Bahkan, yang
paling memilukan baginya, ketika permintaan itu belum sempat dipenuhi dan pasien
Covid-19 sudah keburu meninggal dunia.

"Yang bikin sedih kalau kita belum bisa berbuat apa-apa, eh pasiennya meninggal.
Banyak kasus seperti itu (yang meninggal dan tak sempat tertolong). Dalam seminggu
ini, ada tiga (kasus). Keluarga pasien mengirimkan kembali pesan bahwa pasien
Covid-19 sudah meninggal," cerita Ara.

Selama ini, Temanco terus berkolaborasi dengan PMI Kabupaten Bogor untuk
mendongkrak kebutuhan plasma darah. Terapi konvalesen masih dianggap sebagai salah
satu siasat menyembuhkan pasien-pasien Covid-19 bergejala berat. Posko-posko telah
disebar ke sejumlah tempat.

Salah satunya, Temanco membuka Posko Donor Plasma di Stasiun Bogor. Posko yang
dibuka sejak Senin (12/7) lalu itu, baru menghimpun lima orang dalam proses
screening. Sampel darah yang dibawa pulang hanya dua orang. Jumlah itu sangat jauh
dari kebutuhan yang terus masuk dari berbagai daerah. (mam)

sosialisasi plasma darah