Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Pengertian BBLR
Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang
dari 2.500 gr, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lebih
rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi keduanya.
Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2500 (Nabiel Ridha,2014).
Menurut Kristiyanasari (2011) BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan
keseragaman pada Kongres “Europan Perinatal Medicine” II di London (1970)
telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Bayi kurang bulan : bayi dengan ,asa kehamilan kurang dari 37 minggu
(259 hari).
2. Bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu (259-293 hari).
3. Bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 40 minggu atau
lebih (294 hari atau lebih).
4. minggu atau lebih (294 hari atau lebih).
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan
bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan
2500 gram disebut low birth weigh infant (bayi berat badan lahir
rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan
(maturitas) bayi tersebut. Pengertian WHO tersebut dapat disimpulkan secara
ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan
berat kurang atau sama dengan 2500 gram. (Ika Pantiawati, 2010).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bayi dengan berat badan rendah merupakan
bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang 2500 gram dimana
penyebabnya karena umur hamil kurang darti 37 minggu, berat badan lebih
rendah dari semestinya maupun keduanya.
B. Klasifikasi BBLR
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas. Berikut
penejelasan lebih lanjut :
1. Prematuritas murni
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, PB 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
c. Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin
d. Kepala lebih besar dari badan
e. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis telinga dan lengan
f. Lemak subkutan kurang
g. Ubun-ubun dan sutura kurang
h. Rambut tipis dan halus
i. Tulang rawan dan daun telinga immatur
j. Putting susu belum terbentuk dengan baik
k. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dpat terlihat
l. Genetalia belum sempurna, labia, minora belum tertutup oleh labia
mayor (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki)
m. Bayi masih posisi fetal
n. Pergerakan kurang dan lemah
o. Otot masih hipotonik
p. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami serangan apnoe
q. Reflek tonik neck lemah
r. Reflek menghisap dan menelan bellum sempurna
Penggolongan derajat prematuritas bayi:
1) Bayi yang sangat prematur (extremly prematur)
a) 24 – 30 mg gestasi.
b) Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang
blm maju.
c) Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif
yang memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang
optimum
d) BB 500-1400 gram
e) 0,8% seluruh kelahiran hidup
f) Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak
disebabkan oleh defek atau trauma lahir
g) Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis.
2) Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur)
a) Gestasi 31-36 mg
b) Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
c) Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan
bayi intensif
d) BB >1500 gram – 2500 gram
e) Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak
rambut halus, genetalia kurang berkemban.
f) Masa gestasi 37mg
g) Mempunyai sifat prematur dan matur
h) Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
i) Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti
sindroma gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
j) Perlu penanganan lebih seksama
k) Borderline prematur
3) Prosentase Kematian
a. Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
b. Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
c. Gestasi 29 minggu: survive 80%
d. Gestasi 30 minggu: survive 85%
2. Dismatur
Preterm : sama dengan bayi prematuritas murni
Post term:
a. Kulit pucat/bernod, mekonium kering keripu, tipis
b. Vernix caseosa tipis / tak ada
c. Jaringan lemak di bawah kulit tipis
d. Bayi tampak gesit, aktif dan kuat
e. Tali pusat berwarna kuning kehijauan
(Kristiyanasari,2011)
Klasifikasi BBLR : (Ridha,2014)

1. Cukup bulan (37-41 minggu), post term (>42 minggu) akan tetapi memiliki

berat badan 2500

2. Kurang bulan (28-<37 minggu) dengan berat badan sesuai dengan usia

kehamilan, juga bisa menyebabkan bayi premature

3. Kurang bulan (28-<37 minggu) dengan berat badan kurang dari usia

kehamilan bisa terjadi premature murni

4. Bila usia kehamilan tidak diketahui atau terjadi pada bayi besar (pada ibu

dengan diabetes mellitus).

Klasifikasi BBLR : (Asrining Surasmi,dkk.,2003)

1. Berdasarkan berat badan

a. Bayi berat badan lahir amat rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 1000 gram

b. Bayi berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 1500 gram

c. Bayi berat badan cukup rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan

1501 -2500 gram

2. Berdasarkan umur kehamilan

a. Bayi premature adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum

mencapai 37 minggu
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42

minggu

c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari

42 minggu.

C. Epidemiologi BBLR
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi
di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat
lahir lebih dari 2500 gram . BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan
mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan
daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter
diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional
berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih
besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi
menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%. (Ika Pantiawati, 2010).

D. Penyebab BBLR
Menurut Kusuma H. dan Nurarif, A. H. (2012) BBLR dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
6) Rahim abnormal
7) Riwayat kehamilan tak baik
8) Infertilitas
b. Usia ibu
1) Usia < 20 tahun
2) Usia > 35 tahun
3) Multi gravid yang jarak kelahirannya terlalu dekat.
c. Keadaan sosial
1) Golongssn sosial ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak syah
3) Ras
d. Sebab lain:
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotika
2. Faktor janin
a. TORCH
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
d. Malformasi
3. Faktor plasenta
a. Penyakit vaskuler
b. Kehamilan ganda
c. malformasi
d. Tumor

E. Patofisiologi BBLR
Menurut Kusuma H. dan Nurarif, A. H. (2012) menyatakan bahwa berat
badan lahir rendah pada bayi premature dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu, faktor ibu, faktor janin dan faktor plasenta. Faktor ibu meliputi umur,
paritas, ras, infertilisasi, riwayat kehamilan tak baik, rahim abnormal dan lain -
lain. Faktor janin meliputi TORCH, kehamilan ganda, kelainan kromosom dan
malformasi. Faktor plasenta meliputi penyakit vaskuler, kehamilan ganda,
malformasi, dan tumor. Sedangkan dismatur disebabkan oleh faktor gangguan
yaitu pertukaran zat antara ibu dan janin. Dimana faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sehingga
mengalami gangguan dan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Hal tersebut
dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram.
Pada prematuritas dan dismaturitas faktor etiologi tersebut akan
menyebabkan bayi lahir prematur (BBLR/BBSLR). Bayi yang mengalami
prematur akan mengalami permukaan tubuh yang relatif luas akan menyebabkan
penguapan berlebih sehingga akan lebih cepat sehingga akan banyak kehilangan
cairan dan akan mengalami dehidrasi. Selain itu bayi juga cepat kehilangan panas
jika terpapar sushu luar sehingga berisiko ketidak seimbangan suhu tubuh, Bayi
prematu juga mengalaminjaringan lemak subkutan lebih tipis, hal ini dapat
menyebabkan kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan cadangan energi
sehingga akan muncul diagnosis medis hipoglikemi.
Pada prematuritas selain berisiko infeksi karena memiliki fungsi organ –
organ belum baik seperti hati yang imatur berisiko ikterus neoatus, kulit yang
halus dan mudah lecet akan menyebabkan sepsis, imaturitas mata, ginjal, paru
dimana pertumbuhan dinding dada belum sempurna vaskuler paru imatur akan
menyebabkan insuf pernapasan sehingga terjadi penyakit membrane hialin. Hal
ini akan menyebabkan ketidakefektifan pola napas. Imaturitas pada otak akan
menyebabkan gangguan regulasi pernapasan dan reflek menelan belum sempurna.
Sehingga timbul diagnosis keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan dan diskontiunitas pemberian ASI. Sedangkan imaturitas usus
menyebabkan peristaltik belum sempurna dan dinding lambung lunak akan
memunculkan diagnosis keperawatan disfungsi mobilitas gastrointestinal.
PATHWAY

Etiologi

Faktor ibu Faktor Faktor janin


plasenta

BBLR

Jaringan lemak prematuritas Fungsi organ-organ


Permukaan
sub kutan lebih belum baik
tubuh
tipis Penurunan daya
relatif lebih
tahan
luas
Kehilangan
panas Ketidakmampuan risiko
Penguapan Pemaparan dengan melalui menghisap yang infeksi
berlebih suhu luar kulit efektif

Kehilangan
Kehilangan
cairan Ketidakefektifan
panas
pemberian asi
Risiko
Termoregulasi
kekurangan
tidak efektif
volume
cairan

Hati usus Paru Ginjal Kulit

Konjugasi Pertumbuhan
Dinding lambung Peristaltik Imaturitas Halus dan
bilirubin blm tulang dada
lunak belum ginjal mudah lecet
baik blm sempurna,
sempurna
Mudah vaskuler paru Sekunder infeksi
hiperbilirubin kembung imatur terapi pioderma
Pengosongan
lambung Sepsis
Ikterus belum baik Peristaltic
belum Mata
sempurna

Otak
Imaturitas lensa
Insuf. mata, sekunder
Imaturitas
pernapasan efek O2
sentrum-
sentrum

Regulasi Penyakit
pernapasan membrane
hialin
Pernapasan
periodik

Pernapasan
biot
Refleks menelan
blm sempurna

ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari ketidakefektifan
kebutuhan tubuh pola napas

F. Manifestasi Klinis BBLR


Menurut Kusuma H. dan Nurarif, A. H. (2015) manifestasi klinis BBLR ada 2
yaitu sebelum bayi lahir dan setelah bayi lahir.
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
a. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45
cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30
cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kepala lebih besar dari badan.
d. Lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan
lengan
e. Lemak sub kutan kurang.
f. Ubun – ubun dan sutura melebar
g. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia
mayora (pada wanita) pada pria testis
h. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
i. Rambut halus dan tipis.
j. Banyak tidur dan tangis lemah.
k. Kulit tampak mengkilat dan licin
l. Pergerakan kurang dan lemah.
m. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang
dan refleks batuk masih lemah.

G. Pemeriksaan Diagnostik BBLR


1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan
12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada
awalnya
7. Pemeriksaan Analisa gas darah
(Kusuma H. dan Nurarif, A. H. ,2015)

H. Penatalaksanaan BBLR
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
3. Membersihkan badan bayi dengan kapas dan baby oil/minyak
4. Memberikan obat mata
5. Membungkus bayi dengan kain hangat
6. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir
rendah
7. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
a. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi dengan
dihangatkan terlebih dahulu
b. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat
dari keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli
panas atau dari botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau
botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri, tutupnya ada
disebelah atas agar air tidak tumpah dan tidak mengakibatkan
luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol-botol inipun
harus dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk
atau handuk yang tebal. Bila air panasnya sudah dingin, ganti
airnya dengan air panas kembali.
c. Suhu lingkungan bayi harus dijaga:
1) Kamar dapat masuk sinar matahari
2) Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk
mengurangi hilangnya panas dari tubuh bayi melalui
proses radiasi dan konveksi.
d. Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah
terjadi evaporasi
8. Pemberian nutrisi yang adekuat
a. Apabila daya hisap belum baik, bayi dicoba untuk menetek
sedikit demi sedikit
b. Apabila bayi belum bisa menetek pemberian ASI diberikan
melalui sendol atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus
dipasang slang penduga/sonde fooding
9. Mengajarkan ibu/orangtua cara:
a. Membersihkan jalan napas
b. Mempertahankan suhu tubuh
c. Mencegah terjadinya infeksi
d. Perawatan bayi sehari-hari
1) Memandikan
2) Perawatan tali pusat
3) Pemberian ASI
10. Menjelaskan pada ibu (orang tua)
a. Pemberian ASI
b. Makanan bergizi bagi ibu
c. Mengikuti program KB segera mungkin
Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan
atau keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit.
Berikan penjelasan kepada keluarga bahawa anaknya harus dirujuk ke
rumh sakit (Kristiyanasari,2011).

I. Prognosis BBLR
Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu juga
tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam
perawatan saat hamil, persalinan dan perawatan post – natal (Sakti, D.A,
Suhindra, F, Aagustina, F, 2013)
.
J. Komplikasi BBLR
Penyakit yang terdapat pada bayi BBLR antara lain :
1. Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran
hialin yang melapisi alveolus perut.
2. Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks
menelan dan batuk pada bayi prematur belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler, adalah perdarahan spontan pada
ventrikel atau lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan
pembentukan membran hialin di paru – paru.
4. Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan
oksigen yang berlebihan.
5. Hiperbillirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada
bayi prematur belum matang. (Sakti, D.A, Suhindra, F, Aagustina,
F, 2013)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN
BBLR

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang dapat dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir
rendah antara lain: pengukuran berat badan kurang dari 2500 gram, panjang
badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada
kurang dari 33 cm, masa gestasinya kurang dari 37 minggu, adanya kulit tipis dan
transparan, adanya kepala lebih besar dari pada badan, adanya lanugu banyak
terutama pada dahi, pelipis telinga dan lengan, jumlah lemak subkutan kurang,
ubun-ubun dan sutura lebar, labia minora tidak tertutup oleh labio mayora (pada
perempuan) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga
imatur, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernapasan kurang teratur
dan sering terjadi apnea, reflek tonus leher lemah, reflex menghisap dan menelan
serta reflex batuk belum sempurna, kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau
tidak ada, kulit pucat atau bernoda mekonium,kering keriput tipis, jaringan lemak
di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning
kehijauan
1. Biodata
a. Identitas bayi : nama, jenis kelamin, BB, TB, LK,
LD
b. Identitas orang tua : Nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat
c. Keluhan utama : BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33
cm, hipotermi
d. Riwayat penyakit sekarang
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat penyakit dahulu
2. Pemeriksaan fisik biologis
Ibu
a. Riwayat kehamilan dan umur kehamilan
b. Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang dahulu
dan sekarang
c. Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian
d. Riwayat penyakit ibu
e. Psikososial dan spiritual ibu
f. Riwayat perkawinan
Bayi
a. Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD
< 30 cm.
b. Inspeksi
1) Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar
2) Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan
3) Kulit tipis, transparan dan mengkilap
4) Rambut halus, tipis dan alis tidak ada
5) Garis telapak kaki sedikit
6) Retraksi sternum dengan iga
7) Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak sub kutan)
c. Palpasi
1) Hati mudah dipalpasi
2) Tulang teraba lunak
3) Limpa mudah teraba ujungnya
4) Ginjal dapat dipalpasi
5) Daya isap lemah
6) Retraksi tonus-leher lemah, refleks moro (+)
d. Perkusi
e. Auskultasi
1) Nadi lemah
2) Denyut jantung 140 – 150 x/menit, respirasi 60 x/menit

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan
BBLR yaitu:
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas organ
pernapasan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan ingest/digest/absorb
3. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan perubahan suhu
lingkungan
4. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan ketidakmampuan
menghisap yang tidak efektif
5. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan
tubuh
6. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan
lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine. (Nabiel
Ridha,2014).

C. Perencanaan Keperawatan
Prioritas diagnosa :
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas organ
pernapasan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan ingest/digest/absorb
3. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan proses adaptasi dengan
lingkungan luar rahim
4. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan ketidakmampuan
menghisap yang tidak efektif
5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak,
ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan
tubuh (Nabiel Ridha,2014).
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.Tindakan mandiri
adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat
dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.Tindakan kolaborasi adalah
tindakan keperawatan yang didasarakan oleh hasil keputusan bersama dengan
dokter atau petugas kesehatan lain.

E. Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan pada BBLR sesuai denagn tujuan yang telah
ditetapkan.Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan.
Adapun sasaran evaluasi pada BBLR sebagai berikut:
1. Pola napas efektif
2. Nutrisi bayi terpenuhi
3. Suhu tubuh bayi dalam batas normal
4. Pemberian asi efektif
5. Kebutuhan cairan terpenuhi
6. Tidak memperlihatkan adanya risiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014. Jakarta: EGC
Hidayat, A.A. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
medika
Pantiawati, I . 2010. Bayi dengan BBLR . Yogyakarta: Nuha Medika.
Kristiyanasari, W. 2011. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta:
Nuha medika
Kusuma, H. dan Nurarif, A.H. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Hardy
Kusuma, H. dan Nurarif, A.H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Ridha, N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sakti, D. A, Suhindra, F, Aagustina, F. 2013. Askep BBLR NICU. Tersedia :
www.academica.edu/AskepBBLRNic-noc (online). Diakses 4 April 2015
Surasmi , Asrining dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi . Jakarta:EGC.

Wilkinson,Judith M.,Nanda NIC NOC. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan


Edisi 9. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai