SENJATA KIAMAT, PEMUSNAH MASSAL MANUSIA SEBELUM ADAM
Diujung akhir perang Baratayudha saat Pandawa menunjukkan tanda tanda kemenangan, Aswathama putra Drona melakukan kecurangan dengan membunuh putra pandawa dan drupadi dengan licik. Semua putra pandawa tewas, Arjuna dan Bima tidak terima dan melakukan pengejaran. Aswatama mengeluarkan senjata pamungkasnya yaitu Brahmasta, sebuah senjata pemusnah massal yang dampaknya sangat mengerikan terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan di muka bumi. Saat Brahmasta dilepaskan timbul ledakan yang maha dahsyat, timbul kilatan cahaya yang sangat terang 10.000 kali lipat cahaya matahari, menghasilkan ledakan vertikal dan awan jamur yang maha dahsyat yang terus meluas dan melebar menutupi permukaan bumi, manusia mati terbakar, hewan dan burung rontok menjadi abu putih, yang masih hidup tersisa terdampak radiasi yang mematikan, bayi-bayi dalam kandungan mengalami mutasi genetik dan mengalami kerusakan organ. Semua bahan makanan terkena racun radioaktif yang sangat mematikan dan tidak mungkin dimakan untuk menopang kehidupan. Sebuah senjata yang menghapuskan dan memusnahkan peradaban manusia yang sangat mengerikan. Seadainya Arjuna yang juga memiliki senjata Brahmasta tidak bisa menahan diri dan juga ikut melepaskan senjata yang sama untuk diadu dengan Aswatama maka planet bumi ini akan hancur terbelah menjadi dua, hancur terkena efek ledakan yang maha dahsyat dari dua senjata Brahmasta sehingga tidak ada lagi planet Bumi ini untuk bisa ditempati kehidupan. Aswathama yang melepaskan senjata pamungkas Brahmasta pada akhirnya harus hidup terkutuk, dia hidup dengan umur yang sangat panjang sampai masa Kaliyuga berakhir, namun dengan keadaan yang terlunta lunta, tubuh yang senantiasa bernanah, berbau busuk, mengalami kerusakan organ karena mutasi gen akibat dampak radioaktif senjatanya, dihukum hidup menderita sambil menyaksikan musnah dan berakhirnya peradaban manusia dalam generasinya akibat perbuatannya. Dalam beberapa penggalan kitab Mahabarata digambarkan tentang dahsyatnya senjata Brahmasta sebagai berikut : “Gurkha, menerbangkan vimana yang cepat dan kuat. Melontarkan sebuah proyektil tunggal Berisi semua kekuatan alam semesta. Kolom asap pijar dan api Seterang sepuluh ribu matahari Awan asap naik sesudah ledakan pertamanya membentuk lingkaran-lingkaran bulat yang meluas seperti pembukaan payung-payung raksasa … Seorang utusan raksasa kematian, Yang menjadikan abu seluruh ras Vrishnis dan Andhakas. Mayat-mayat itu terbakar hebat untuk bisa dikenali. Matahari tampak goyah di langit Bumi berguncang,terbakar hangus oleh kejamnya panas mengerikan dari senjata ini.Gajah-gajah terbakar menjadi api binatang-binatang lain rebah ke tanah dan mati. panah-panah api menghujani terus-menerus dan ganas.“ – Mahabharata Bahkan dampak ledakan Brahmasta masih bisa disaksikan dalam penggalian arkeolog di Mohenjodaro dan Harappa, sebuah dataran kering dan tandus di dekat Pakistan. Sebuah laporan menuliskan sebagai berikut : “Ketika penggalian Harappa dan Mohenjo-Daro sampai ke jalanan, mereka menemukan kerangka- kerangka berserakan di seluruh kota-kota, banyak yang berpegangan tangan dan tergeletak di jalan-jalan seolah-olah kehancuran instan yang mengerikan telah terjadi. Orang-orang hanya tergeletak, tidak dikuburkan, di jalan-jalan kota itu. Dan kerangka-kerangka ini umurnya ribuan tahun, bahkan dalam standar arkeologi tradisional. Kerangka-kerangka ini termasuk yang paling radioaktif dari yang pernah ditemukan, Di satu situs, para ilmuwan Soviet menemukan kerangka yang memiliki tingkat radioaktif 50 kali lebih besar dari normal.” Arkeolog Russia, A. Gorbovsky menyebutkan tingginya insiden radiasi yang berhubungan dengan kerangka-kerangka itu dalam bukunya pada tahun 1966,Riddles of Ancient History. Selanjutnya, ribuan gumpalan-gumpalan yang menyatu, batu-batu hitam yang menyatu, pecahan-pecahan tembikar tanah liat yang meleleh bersama-sama oleh karena panas yang ekstrim telah ditemukan di Mohenjo-Daro. Sebuah tragedi kemanusiaan yang sangat mengerikan yang memusatkan generasi MANUSIA SEBELUM ADAM ...? by Espana de Parfume el Kahfy