Statistik Kuantum
Oleh:
Kelompok :5
Lisna (H0418005)
Sukma (H0418312)
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika statistik adalah cabang fisika yang menggunakan metoda-metoda
probabilitas dan statistik dalam memecahkan masalah-masalah dengan jumlah
partikel yang besar. Ruang lingkup fisika statistik meliputi dua bagian besar,
yaitu teori kinetik gas dan mekanika statistik. Berdasarkan pada teori peluang
dan hukum mekanika, teori kinetic mampu menggambarkan system dalam
keadaan tak seimbang, seperti: proses efusi, viskositas, konduktivitas termal,
dan difusi. Disini, molekul suatu gas ideal tidak dianggap bebas sempurna
tetapi ada antariksa ketika bertumbukan dengan molekul lain atau dengan
dinding. Bentuk antariksa yang batas ini diacukan sebagai antariksa lemah
atau kuasi bebas. Ruang lingkup ini tidak membahas partikel berantariksa
kuat.
Statistika kuantum adalah paradigma statistiki bagi zarah atau system
statistik bagi system zarah yang perilaku penyusunannya harus digambarkan
oleh mekanika kuantum, sebagai ganti mekanika mekanika klasik karena
ukuran mikroskopiknya. Sebagaimana di dalam statistika klasik (statistika
Maxwell-Boltzmann), pusat permasalahannya adalah mencari fungsi distribusi
yang tepat untuk berbagai temperature (melukiskan energi kinetic rerata
system gas). Meskipun demikian, mengingat fungsi distribusi didalam
mekanika statistik klasik menggambarkan jumlah zarah di dalam unsur ruang
fase pada jangkau posisi dan momentum tertentu, di dalam statistika kuantum
fungsi distribusi memberikan jumlah zarah di dalam grup tingkat-tingkat
energi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu partikel identic dan simetri?
2. Apa yang dimaksud dengan statistik foton?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui partikel identic dan simetri
2. Untuk mengetahui statistik foton
BAB II
PEMBAHASAN
i) Partikel dapat dibedakan satu dari lainnya dan satu keadaan yang sama dapat
tidak ditempati atau ditempati oleh satu atau lebih. Partikel didiskripsikan
secara klasik, tanpa simetri.
ii) Partikel tidak dapat dibedakan satu dari lainnya (identic) dan satu keadaan
yang sama dapat tidak ditempati atau ditempati oleh satu atau lebih. Partikel
ini mempunyai spin nulat, 0, 1, 2,… dan simetri genap atau simetri saja.
Partikel kategori ini disebut sebagai boson.
iii) Partikel tidak dapat dibedakan satu dari lainnya dan satu keadaan dapat tidak
ditempati atai ditempati satu partikel saja. Partikel ini mempunyai spin
1 3
tengahan, , , … dan simetri ganjil atau antisimetri (bukan asimetri), artinya
2 2
pertukaran “posisi” dua partikel menyebabkan tanda negatip. Partikel kategori
ini disebut sebagai fermion.
Keadaan yang dimaksud di depan adalah keadaan dari partikel atau system
sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2. Keadaan partikel dalam sumur potensial
satu dimensi sepanjang L sebagaimana Contoh 2.6 diberikan oleh φn( x ) menurut
pers. (2.9). keadaan ini terkait dengan energi partikel En seperti pers (2.10).
Partikel klasik tidak ditandai oleh spin karena spin memang karakteristik perrilaku
atau sifat momentum internal yang diperoleh dari perumusan kuantum.
Kondisi ini dipenuhi oleh tetapan a=b misalkan sama dengan satu, sehingga
Sedangkan anti simetri berarti bahwa penukaran partikel akan mengubah tanda
fungsi
yang memenuhi
φa ( 2,1 )=U ( 2 ) V ( 1 ) +U ( 1 ) V ( 2 )
¿−{ U ( 1 ) V ( 2 ) +U ( 2 ) V ( 1 ) }
¿−φa ( 1,2 )
Fungsi keadaan fermion (6.3a) ini mempunyai sifat yang menarik yakni
dua partikel tidak dapat menempati satu keadaan yang sama. Misalkan pada
contoh ini diatas dua partikel menempati keadaan U, maka
Hasil ini dikenal sebagai prinsip larangan Pauli yang menyatakan dua
atau lebih fermion tidak boleh menempati satu keadaan yang sama.
Contoh 6.1
Dua Partikel Tiga Keadaan. Satu system sederhana terdiri dari dua partikel dan
tiga keadaan. Tentukan formasi yang mungkin jika
Penyelesaian:
1 2 3
AB
AB
AB
A B
B A
A B
B A
A B
B A
Jadi terdapat 9 kombinasi antara dua partikel yang dapat dibedakan dan tiga
keadaan.
b) Partikel tidak dapat dibedakan, karena itu sebut atau identifikasi kedua partikel
dengan A. kedua partikel tersebut akan menempati tiga keadaan dengan pola
sebagai berikut.
Gambar 6.2b Dua partikel identic dan simetrik pada tiga keadaan
1 2 3
AA
AA
AA
A A
A A
A A
Terdapat 6 kemungkinan untuk dua partikel yang tidak dapat dibedakan dan
tiga keadaan.
c) Partikel tidak dapat dibedakan dan diidentifikasi sebagai A. kedua n npartikel
tersebut akan menempati tiga keadaan dengan pola sebagai berikut:
1 2 3
A A
A A
A A
Terdapat 3 kemungkinan.
Contoh 6.2
System di dalam ruang bertemperatur T terdir dari dua partikel identic. Masinng-
masing partikel dapat mempunyai tiga keadaan dengan energi.
E=0 , ε , 2 ε
É=E1 P1 + E 2 P2 + E3 P 3
1+ 2 e−βε +3 e−2 βε
¿ε
1+ e−βε +e−2 βε
Foton memiliki sifat sifat khusus. Pertama, foton mempunyai spin bulat
satu karenanya foton memenuhi statistik Bose-Einstein. Kedua, foton tidak
berinteraksi satu dengan lainnya. Sifat ini berarti bahwa gas foton adalah gas
sempurna. Ketiga, foton dapat terserap rongga atau tercipta karenanya jumlah
foton tidak tetap dan dapat berjumlah berapa saja. Serta dapat memudahkan
perumusan statistik foton.
6.2.1 Fungsi Distribusi Foton
Berdasarkan sifat ke tiga, jumlah foton dapat berapa saja. Yakni
nr =0,1,2 , … sifat sifat ini memberi fungsi partisi sistem foton yaitu
∞ ∞ ∞
Z=∑ ∑ … ∑ … ¿
n1 n2 n3
∞ ∞ ∞
βε 1 βε 2
¿ ∑ e−n 1
∑ e−n 2
… ∑ e−n βε … r r
n1 n2 nr
∞ ∞
¿∏
i= I [∑
ni =I
−ni βε i
e …
]
∞
1
¿∏
i= I [ 1−e
−β ε i ]
Populasi rata rata foton di tingkat energi ke-r
∞ ∞ ∞
¿ nr > ¿ ∑ ∑ … ∑ nr … ¿ ¿
n1 n2 nr
∞ ∞ ∞
1 −1 ∂
¿ ∑ ∑
Z n n
…∑
n β ∂ εr
1
…¿¿¿¿
2 r
[ ]
∞ ∞ ∞
1 −1 ∂
¿
[ ]
Z β ∂ εr
∑ ∑ …∑ …¿¿¿¿
n1 n2 nr
−1 ∂
[ ¿
βZ ∂ ε r ]
−1 ∂ ln Z
[ ¿
β ∂ εr ]
∞
1
ln Z=∑ ln
i= I
[ 1−e−βε i ]
1 1 1
¿ ln
[ 1−e − βε
+ ln
1−e − βε
+…+ ln
1 ] [
1−e− βε
+… 2 ] [ r ]
Maka hanya satu suku yang tidak nol jika ketika didiferensiasi
terhadap ε r yakni sukuk ke- r. Hasilnya
−1 ∂ ln Z −1 ∂ 1
β∂εr
=
β ∂ εr
ln
1−e− βε [ r ]
1
¿ βε r (6.6)
e −1
Dengan demikian, populasi rata rata foton di tingkat energi ke-r
1
¿ nr > ¿ βε r (6.7)
e −1
Contoh 6.3
Perlihatkan bahwa potensial kimia foton adalah nol.
Penyelesaian
Penjumlahan logaritma fungsi partisi bagi foton
1∞
ln Z=∑ ln 1−e−βε ¿
i= I
[ i ]
¿
Digantikan oleh integral, dengan kaitan
❑ ❑
∑ → 2 x (2Vπ )3 ∫ d 3 ⃗k = πV2 ∫ k 2 dk
❑
i ❑ ❑
❑
V
¿ 2 3∫
ε 2 dε (2.49)
π ( hc ) ❑
Dengan faktor 2 berasal dari dua polarisasi foton. Subtitusi integral ini
memberikan.
∞
−V
ln Z= 2 3∫
ln ( 1−e−βε ) ε 2 dε
π ( hc ) 0
∞
−V
¿ 2 3∫
ln ( 1−e−x ) x2 dx
π ( hcβ ) 0
∞ ∞
¿ 2
−V
π ( hcβ )
3 {
ln ( 1−e−x ) x3
3 0
|−
1
∫ e− x 3
3 0 1−e−x
x dx }
∞
−V x3
¿ 3 ∫ −x
dx (6.8)
3 π 2 ( hcβ ) 0 e −1
V π 2 kT 3
¿
45 hc ( )
Tampak bahwa logaritma fungsi partisifungsi partisi foton tidak
bergantung pada jumlah foton. Karena itu, menggunakan hubungan
(4.64) didapatkan
∂ A −∂ ( kT ln Z )
μ= = =0(terbukti) (6.9)
∂N ∂N
V ω2
ρ ( ω ) dω= dω (6.10)
π 2 c3
dn ( ω )=¿ n> ρ ( ω ) dω
V ω2 d ω
¿ 2 3 h ω /kT
π c e −1
dn
u ( v , T ) dv=ε
V
8 πh v 3 dv
¿ 3 hv/ kT (6.12)
c e −1
∞
ú ( T )=∫ u ( v ,T ) dv
0
∞
8 πh v 3 dv
¿ 3 ∫ hv/ kT
c 0 e −1
4 ∞
8 πh kT x3 dx
¿ ( )
c3 h
∫ e−x−1
0
(6.13)
8 π k 4 4 π4
¿
c3 h3
T ( )
15
¿σ T4
Dengan
8 π5 k4
σ= (6.14)
15 c3 h3
Contoh 6.4
Penyelasaian:
Dari definisi nilai rata-rata, energi dalam foton diberikan oleh ungkapan
❑
Ú =∑ p i ε i (6.15)
i
−∂ ε i
Pi= (6.16)
∂V
❑ ❑
∂ εi
Ṕ=∑ p i Pi=−∑ p i (6.17)
i i ∂V
2 1
2 π 2 2π 2
2π
ε i=hω=hc
L {( ) ( ) ( ) }
nx +
L
ny + n
L z
2
1
2π 2 2 2 2
¿ hc ( )
L
( nx +n y + nz ) (6.18)
∂ ε i −1 hc √ n2x +n2y +n 2z −ε i
= 4
= (6.19)
∂V 3 3
3V
V
Subtitusi kembali hasil (6.19) ini ke dalam tekanan rata-rata (6.17), diperoleh
❑
−ε i
Ṕ=−∑ Pi
i
( )
3V
❑
1
¿
3V
∑ p i εi (6.20)
i
Ú
¿
3V
Hasil ini juga dapat diperoleh menggunakan hubungan (4.42) dan (6.8)
∂ V π 2 kT 3
∂ ln Z
P=kT
∂V
=kT { ( )}
∂V 45 hc
π2 k 4T 4
¿
45 h3 c 3
ú
¿
3
Contoh 6.5
Alam semesta kita dipenuhi oleh radiasi benda hitam bertemperatur 3K yang
berasala dari sisa-sisa (relic) saat ledakan besar (the Big Bang). Perkirakan
kT 3
¿ 8 πV
hc( )2ζ (3)
¿ 2,2875 ×1087
8 π k 4 4 π4
¿
c3 h3
T ( )
15
¿ 2,5644 ×10 27 erg
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Partikel klasik tidak ditandai oleh spin karena spin memang karakteristik
perrilaku atau sifat momentum internal yang diperoleh dari perumusan
kuantum. Sifat simetri dan antisimetri dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misalkan terdapat dua partikel identic, untuk mngidentifikasi sebut saja
sebagai partikel pertama (1) dan partikel kedua (2). Kedua partikel tersebut
berada dalam system yang mempunyai dua keadaan sebut saja keadaan
pertama dengan U dan keadaan kedua dengan V.
Foton memiliki sifat sifat khusus. Pertama, foton mempunyai spin bulat
satu karenanya foton memenuhi statistik Bose-Einstein. Kedua, foton tidak
berinteraksi satu dengan lainnya. Sifat ini berarti bahwa gas foton adalah gas
sempurna. Ketiga, foton dapat terserap rongga atau tercipta karenanya jumlah
foton tidak tetap dan dapat berjumlah berapa saja. Serta dapat memudahkan
perumusan statistik foton.
REFERENSI