Edy Karyady, Ryan Jonathan, Siti Masitah, Stepanus Minong, Zada Almira
INTISARI
PENDAHULUAN
Teori graf merupakan salah satu dari sekian banyak bidang ilmu matematika yang
tergolong rumit tentang hubungan antara objek-objek tertentu. Salah satu topik yang
menarik pada teori graf ialah masalah pewarnaan graf (Graph Coloring Problem). Bidang
ini memiliki sejarah yang sangat menarik dan teori-teorinya telah menimbulkan banyak
perdebatan pada kalangan matematikawan.
Pewarnaan pada graf G adalah pemetaan warna-warna pada simpul, sisi, atau wilayah
pada graf sedemikian sehingga setiap simpul, sisi, atau wilayah yang bertetangga
mempunyai warna yang berbeda. Graf dikatakan berwarna jika terdapat pewarnaan dari
yang menggunakan sebanyak warna. Pada pewarnaan simpul dan wilayah, jumlah warna
minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai suatu graf disebut bilangan kromatik,
yang dinotasikan dengan χ (G). Pada pewarnaan sisi, jumlah warna minimum yang dapat
digunakan untuk mewarnai suatu graf disebut indeks kromatik (chromatic index), yang
dinotasikan dengan χ ’ (G). Suatu graf mempunyai bilangan kromatik k (k - chromatic)
jika χ (G)=k atau χ ’ (G)=k .
Pewarnaan wilayah dapat diterapkan pada pewarnaan peta. Pada pewarnaan peta,
misalkan diberikan warna yang berbeda pada setiap provinsi atau kota yang saling
bersebelahan. Dalam mengerjakan pewarnaan wilayah, dapat digunakan prisip pewarnaan
simpul pada graf, misalnya adalah pewarnaan pada peta. Tiap wilayah pada peta
dinyatakan sebagai simpul, sedangkan sisi pada graf menyatakan bahwa terdapat dua
wilayah yang berbatasan langsung (bertetangga).
Graf bunga matahari atau biasa disebut graf sunflower yang dinotasikan dengan 𝑆𝐹𝑛
adalah suatu graf yang serupa dengan graf roda. Perbedaan yang dimiliki graf bunga
matahari dengan graf roda yaitu, graf bunga matahari memiliki simpul tambahan yang
bertetangga dengan dua simpul pada graf roda untuk masing-masing simpul tambahan.
Berikut adalah definisi dari graf bunga matahari.
Pada penelitian kali ini akan dibahas mengenai pewarnaan graf pada graf bunga
matahati yang di mana pewarnaan tersebut akan digunakan dalam menentukan bilangan
kromatik dan kromatik total pada graf bunga matahari serta akan dibahas pengaplikasian
pewarnaan graf pada peta Provinsi Kalimantan Barat.
PEWARNAAN TOTAL
Pewarnaan total pada graf G adalah pemberian warna sisi dan simpul pada G dimana
pembedaan warna ditentukan oleh setiap dua sisi dan setiap dua simpul yang saling
bertetangga, serta setiap sisi dan simpul yang saling bersisian [6]. Pewarnaan yang
menggunakan sebanyak k warna disebut pewarnaan k total. Bilangan kromatik total ¿)
pada G adalah jumlah warna minimum yang dibutuhkan untuk pewarnaan k total pada G .
Jika C adalah himpunan warna simpul dan sisi yang digunakan untuk pewarnaan total dan
v adalah simpul dari G dengan derajat tertinggi ( ∆(G)), maka C ditentukan dari v yang
bersisian terhadap sisi, sehingga saling berbeda warna termasuk terhadap vitu sendiri.
Pada pewarnaan total graf, terdapat konjektur yang menyatakan bahwa
∆ ( G ) +1 ≤ χ ' ' (G ) ≤ ∆ ( G ) +2 dengan ∆ (G) adalah derajat maksimum graf dan X ' ' ( G )
adalah jumlah minimum warna yang di perlukan dalam pewarnaan total. Pewarnaan otal
graf memiliki algoritma yang bertujuan untuk mewarnai graf secara total. diketahui
V (G) adalah himpunan simpul, E ( G ) adalah himpunan sisi dan C adalah himpunan
warna simpul dan sisi. Algoritma pewarnaan graf sebagai berikut.
1. Menentukan himpunan bebas sisi.
2. Menetukan warna sisi berdasarkan langkah satu.
3. Memeriksa warna yang tersisa untuk ∆ ( G ) +2.
4. Mewarnai simpul dengan warna yang tersisa di C . Jika semua simpul dan sisi
telah di warnai, lanjut ke langkah lima. Jika masih ada simpul dan sisi yang
belum mempunyai warna yang tepat, Kembali ke langkah dua dan lakukan
perombakan pada pewarnaan.
5. Berhenti dengan pewarnaan total.
Gambar 2. Graf G
Derajat tertinggi graf G , ∆ ( G )=3 (di simpul v5 dan v3 ). Langkah pertama, di peroleh
himpunan bebas sisi {{ e 2 , e4 } , { e3 , e5 }}dan {e 1 , e6 }. Langkah kedua, berdasarkan
himpunan bebas sisi yang di peroleh, masing-masing di beri warna c 1 , c2dan c 3 untuk
menentukan warna sisi berdasarkan langkah pertama seperti Gambar 3a. Langkah ketiga,
warna yang tersisa adalah c 4 dan c 5. Langkah keempat mewarnai simpul dengan warna
yang tersisa di C seperti Gambar 3b. terdapat simpul v 4 yang tidak dapat di warnai
dengan warna yang tersisa, maka akan di lakukan pewarnaan ulang sisi seperti langkah
kedua pada Gambar 3c. pewarnaan ulang sisi menggunakan warna minimum sebanyak
empat warna sehingga dapat di peroleh X ' ( S )=4. Langkah kelima, berhenti dengan
pewarnaan total seperti pada Gambar 3d.
Gambar 3. (a) Pewarnaan Sisi, (b) Pewarnaan Simpul, (c) Pewarnaan Ulang sisi,
dan (d) Hasil Pewarnaan Total
Gambar 4. Graf S Fn
PEWARNAAN SIMPUL PADA GRAF BUNGA MATAHARI
Pewarnaan titik atau pewarnaan simpul pada graf bunga matahari bertujuan untuk
mendapatkan banyaknya warna minimum dari suatu graf yang biasa disebut bilangan
kromatik. Pewarnaan simpul adalah memberi warna pada simpul-simpul di dalam graf
sedemikian sehingga setiap dua simpul bertetangga mempunyai warna yang berbeda.
Perhatikan Gambar 5 berikut.
Gambar diatas merupakan hasil dari pewarnaan titik atau pewarnaan simpul pada
graf bunga matahari. Dari graf yang di dapat pada gambar SF3 memiliki 4 warna atau
bilangan kromatiknya adalah 4. Pada graf S F 4 memiliki 3 warna yang artinya bilangan
kromatiknya adalah 3 dan graf S F5 memiliki 4 warna yang berarti bilangan kromatiknya
adalah 4. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika n pada graf S Fn adalah ganjil
maka bilangan kromatiknya adalah 4 dan saat n genap maka bilangan kromatiknya
adalah 3.
Dari hasil perhitungan ini didapat bahwa graf S F3 memiliki 6 warna, S F 4 memiliki 7
warna, dan S F5 memiliki 8 warna atau S F3 , S F 4 , S F 5 secara berturut-turut memiliki
bilangan kromatik total yaitu 6,7, dan 8. Sehingga dapat ditarik sebuah pola dari bilangan
kromatik total graf pizza yaitu n+3 .
PEWARNAAN WILAYAH
Pewarnaan wilayah (region coloring) adalah pemberian warna pada setiap wilayah di
graf sehingga tidak ada wilayah yang bersebelahan memiliki warna yang sama. Oleh
karena itu, graf yang terbentuk pada pewarnaan ini adalah graf planar. Graf planar adalah
graf yang dapat digambarkan pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi-
sisinya yang saling berpotongan. Selanjutnya, graf planar dibentuk menjadi graf dual
dengan cara setiap ruang atau wilayah menjadi sebuah simpul. Oleh karena wilayah-
wilayah telah diwakili oleh simpul, maka untuk penggunaannya dapat menggunakan
algoritma pewarnaan simpul. Setelah graf dual diwarnai, warna dapat dikembalikan ke
peta awal kembali.
Pewarnaan wilayah biasanya digunakan untuk pewarnaan peta. Wilayah pada peta
direpresentasikan sebagai ruang atau wilayah dalam graf. Jika wilayah telah terbentuk
menjadi suatu graf, maka wilayah-wilayah tersebut dibentuk menjadi graf planar.
Selanjutnya, graf planar dibentuk menjadi graf dual dengan cara setiap ruang atau
wilayah menjadi sebuah simpul.
Dari peta Provinsi Kalimantan Barat dibentuk graf dual, dimana setiap Kabupaten/Kota
direpresentasikan sebagai simpul dan Kabupaten/Kota yang berdampingan
direpresentasikan sebagai sisi. Berikut merupakan graf dual pada Gambar 9.
Lebih lanjut, yang dilakukan adalah mengurutkan derajat simpul yang tertinggi ke
yang terendah. Dari graf di atas diperoleh bahwa Kabupaten Sanggau memiliki degree
yang paling banyak yaitu 6. Dengan demikian, kabupaten ini memiliki letak wilayah yang
strategis dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Selanjutnya, dilakukan pewarnaan pada
peta dengan cara mencari bilangan kromatik dari graf dual yang telah terbentuk. Simpul
dengan derajat tertinggi terlebih dahulu diberi warna, setelah itu, simpul yang bertetangga
dengannya harus diberi warna yang berbeda. Selanjutnya dilakukan dengan cara yang
sama sehingga dari graf dual diperoleh bahwa jumlah warna untuk pewarnaan peta desa
di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebanyak 4 warna.