Satrio Pamungkas
Abstract
The power representation moves the code and its meaning through rhetoric, so that a construction
process occurs that can become a dominant discourse. Film as an audio and visual text, has the
ability to represent all kinds of meanings that are textual and intertextual, which maybe in fact that
meaning is not much known. Text and intertextuality can also be represented together in a film,
so that the meaning of the narrative can be contemplated clearly and can open a new discourse
of thinking from the meaning obtained. Rhetoric will be stronger if only the power supports or
runs together in each representation, because the power that wins the consciousness of all layers
including the subordinate ones. Rulers and people as givers and recipients of meaning, must be
well aware of the rhetoric given and received from whom and by whom, by looking at the text and
the intertext of the speeches and also those who receive the meaning of the speech.
Abstrak
Representasi kuasa menggerakan kode dan maknanya melalui retorika, dengan begitu terjadi
proses konstruksi yang bisa menjadi wacana dominan. Film sebagai teks audio dan visual, memiliki
kemampuan merepresentasikan segala macam makna yang secara teks dan intertekstualitas,
mungkin saja pada kenyataannya makna itu tidak banyak yang tahu. Teks dan intertekstulitas
dapat juga direpresentasikan bersamaan dalam film, sehingga makna dari naratif bisa direnungi
dengan jelas dan dapat membuka wacana berfikir baru dari makna yang didapat. Retorika akan
semakin kuat jika saja kuasa mendukung atau berjalan bersamaan dalam setiap representasinya,
Karena kuasa yang memenangi kesadaran seluruh lapisan termasuk yang subordinat. Penguasa
dan rakyat sebagai pemberi dan penerima makna, harus sadar betul retorika yang diberikan dan
diterima dari siapa dan oleh siapa, dengan melihat teks dan interteksnya yang berpidato dan juga
yang menerima makna pidato itu.
Pendahuluan: Latar Kisah Bertie dan Lionel Pada 1925, George V memerintah
Inggris secara umum dikenal dengan seperempat penduduk dunia. Pada Penutupan
Britania Raya atau Inggris Raya, adalah sebuah Pameran Kerajaan, George V meminta
negara kesatuan dan negara berdaulat yang puteranya Bertie untuk memberikan pidato di
diatur di bawah monarki konstitusional dan stadion wembley, London. Namun, yang terjadi
sistem parlementer. Britania Raya atau Inggris adalah sebuah hal yang sangat memalukan bagi
Raya memiliki empat negara kedaulatan, kerajaan dan juga pribadi Bertie sendiri. Karena
diantaranya yakni; Inggris, Irlandia Utara, kelemahan dan kekurangan Bertie adalah
Skotlandia, dan Wales. gagap dalam berbicara, dan kegagapan yang
menjadi problemnya pada pidato penutupan
Dalam pemerintahan Britania Raya, sampai itu. Setelah itu, Bertie sangat berniat untuk
saat ini sudah dipimpin oleh raja atau ratu yang memperbaiki kesalahannya dengan mencari
ke 12 yaitu Ratu Elizabeth II yang saat ini masih dokter dan juga melakukan terapi bicara untuk
menjabat ratu. Banyak kisah yang menarik menghilangkan kegagapannya.
dari perjalanan-perjalanan pemerintahan raja
dan ratu Britani Raya, hingga kisah George VI Dalam pencarian Dokter dan juga
dijadikan sebuah cerita film The King’s Speech. pengobatan untuk melatih bicara, Bertie
Menariknya cerita Federick Arthur George dibantu sang istri, pencarian dokter yang cocok
atau George VI atau Bertie ini, bukan hanya dengan jiwa Bertie yang begitu temperamen
sebagai kisah dalam sejarah saja, namun cerita sangat sulit. Beberapa dokter dan ahli dengan
Bertie dengan sahabatnya bernama Lionel, kepakaran bersertifikasi, juga tidak bisa
dan juga konflik yang terjadi dalam dirinya mengendalikan dan berbuat sesuatu terhadap
sangat menarik untuk diperhatikan. Bertie. Hingga pada suatu ketika sang Istri
menemukan Lionel.
Sang istri mengajak Bertie ketempat praktik Lionel memprediksi Bertie menjadi Raja dan
Lionel, dari situlah Bertie menemukan hal Ellizabeth menjadi Ratu yang mewarisi tahta
metode kerja yang berbeda diterapkan oleh Bertie, yang pada adegan di gambar 3 memang
Lionel kepada dirinya. Lionel seperti bukan belum semuanya terjadi.
dokter yang hanya berharap materi dalam
melakukan pengobatannya. Lionel membawa
Bertie seperti dalam hubungan yang tidak
berjarak, dari segi status sosialnya, ekonomi,
dan lainnya. Lionel menganggap Bertie adalah
seorang teman, akhirnya begitu sebaliknya
George VI menjadikannya Lionel adalah teman
dan juga pelatihnya untuk berbicara dengan
lancar.
Pada adegan gambar 3, Lionel mengatakan Metode dalam pembahasan ini dengan
jika Bertie akan jadi Raja dan Putrinya Ellizabeth memahami representasi konsep kuasa yang
akan meneruskannya menjadi Ratu Britania dilakukan, yang sangat berpengaruh dan juga
Raya kelak. Bertie tidak mempercayainya kuat dalam menghegemoni dengan beragam
dan bahkan membalas ucapan Lionel tindakannya. Menjelaskan retorika yang
dengan bernyanyi yang menyatakan ketidak merupakan bagian dari penanaman makna
mungkinan, dengan bernyanyi ucapan Berti kepada si penerima makna. Lalu bagaimana
menjadi lancar. kegagapan dalam melakukan retorika sang
raja yang dihadapi menjadi konflik dalam film.
Pada film The King’s Speech, ironi yang Retorika ini sangat berpengaruh terhadap
terjadi bahkan hadir dari kedua karakter rakyat Britania Raya, sehingga retorika George
ini yakni Bertie dan Lionel. Kedua karakter V sebagai bentuk simbol perlawanan dari
ini memainkan dramatis yang sampai pada Britania Raya terhadap negara-negara yang
ending film seolah mencapai keberhasilan. bertentangan dengannya.
Ketergangguan tokoh utama yakni Bertie sulit
dalam berbicara berhasil mereka selesaikan. Reprensentasi Film The King’s Speech
Bertie dengan cukup lancar membacakan Menyusun Wacana Britania Raya
pidatonya. Ironinya Lionel dan Bertie Representasi merupakan bagaimana dunia
melakukan itu semua semata-mata agar dikonstruksi dan disajikan secara sosial kepada
Bertie lancar untuk menyampaikan sesuatu. dan oleh diri kita sendiri (Chris Barker, 2000:
Retorika dari Bertie sebagai sang raja untuk 10). Representasi dalam pandangan kajian
menyatakan perang dengan Jerman, adalah budaya, merupakan suatu kondisi persoalan
yang memperihatinkan dan membuat rakyat eksistensinya subjek dalam posisinya sebagai
harus waspada. makhluk yang harus dipandang ada oleh
makhluk lainnya, begitu juga yang lain sama
Permasalahan utama dalam sorotan ini seperti itu. Dan akan seperti itu dalam mengisi
adalah bagaimana sebuah retorika penguasa makna budaya, karena subjek-subjek adalah
sangat menghegemoni seluruh lapisan rakyat bagian didalam kebudayaan.
dalam ruang kuasanya. Namun, persoalan
ini terjadi di internal kerajaan Britani Raya Representasi dari teks film The King’s
yang memang pada kala itu adalah kerajaan Speech tidak menggambarkan budaya dan
terpandang. Permasalahan ini bukan hanya kehidupan Britania Raya saja, atau Bertie
sebatas berhasilnya sang raja dalam melakukan sebagai subjeknya. Tapi, Representasi dari teks
tugasnya untuk retorika, tapi kemungkinan- film menyusun wacana Britania Raya sebagai
kemungkinan lain jika saja isi retorika negara yang memiliki pemimpin seoarang raja
mengalami peleburan-peleburan yang bukan atau ratu. Kekuasaan dan kehendak terpusat
hanya dari satu sumber yaitu sang raja, tapi dan dikendalikan oleh satu kekuatan besar
dari berbagai kepentingan-kepentingan lain. yakni raja atau ratu yang memimpin. Wacana
Film The King’s Speech ini sangat terbuka sekali berfikir diluar kerajaan dapat melihat jelas
dalam bertutur, jika saja para penontonnya bagaimana semua lapisan di kerajaan itu
juga mau terbuka dengan memahami sudut memiliki struktur dan terkonstruksi kuat
pandang dari artikulasi kreatornya dalam film. dengan wacana berfikir yang hierarki.
Film The King’s Speech merepresentasikan
seorang raja yang sangat kritis dengan Teks dalam film The King’s Speech
kekurangannya, tapi tetap harus melakukan mengartikulasikan tanda-tanda yang tersusun
tugas besarnya yang sangat mempengaruhi dan bermakna. Jika mengutip pendapat
orang banyak, dengan retorika. Barker soal artikulasi mengandung unsur
mengekpresikan atau merepresentasikan
Di Balik Retorika Sang Raja ke Sebelas Britania Raya:... 11
“Apa dari lahir kau bertangan kanan?” lalu Pada teks film, Colin Firth yang
Bertie menjawab “Ya, Dulu aku dihukum kini mengartikulasikan diri menjadi sebuah
aku bertangan kanan”, lalu Lionel menjawab tanda George VI pada film The King’s Speech,
“Ya, itu hal yang sangat lumrah bagi orang dengan salah satunya yang mempesona adalah
gagap”. Lingkungan kerajaan tidak mau merepresentasikan kegagapan pada saat
Bertie, dianggap sebagai seoarang anak yang bicara. Representasi ke gagapan yang terjadi
kekurangan, lalu dengan paksaan dan juga dalam film The King’s Speech, merupakan
kekerasan yang terjadi pada Bertie, lalu Bertie ciptaan yang dilakukan oleh seniman yang
memaksakannya dengan tangan kanan dalam dapat menciptakan sebuah imaji-imaji aksi
melakukan aktifitas. Keadaan Bertie kala itu dan reaksi dengan seni akting, sehingga
menjadi penemuan menarik bagi para ahli bisa memberikan dampak kepada penonton
kedokteran, penemuan itu tentang kasus seolah yang terjadi memang benar seperti itu.
orang kidal yang dianggap punya kelainan Menurut Jung Seniman Jenius menelaah dan
kala itu. Jika yang kidal memaksakan dengan menciptakan ketidaksadaran kolektif dengan
menggunakan yang kanan, maka akan punya intuisi (Irma Damajanti, 2006:105), sepakat
efek anak itu tumbuh dengan gagap, seperti dengan pendapat Jung soal ketidaksadaran
Bertie dan juga penderita gagap lainnya kala kolektif yang dibuat oleh seniman kepada
itu. Tapi keadaan ini juga jadi hal penemuan, semua yang mengamati hasil karya seni dan
yang mejadi sebuah bentuk keyakinan yang cipta dari seniman, dalam kasus ini Colin Firth
sangat konstruktif. melakukan itu.
Adegan Colin Firth pada gambar 8 mirip Adegan yang terilustrasikan pada gambar 9,
dengan gambar 7, hal itu yang membentuk merupakan bentuk tanda yang mewakili dari
wacana tentang George VI, teks-teks yang keseluruhan masyarakat monarki yang ada di
menyusun struktur dalam film yang berkaitan Britani Raya. Bahwa masyarakat monarki di
satu dengan yang lainnya. Termasuk bentuk Britani Raya, secara empiris mempercayakan
representasi masyarakat monarki di Britania negara dan seluruh negara bagiannya dipimpin
Raya. Masyarakat yang dibentuk dalam film oleh seoarang Raja atau Ratu. Masyarakat
adalah masyarakat yang sangat berharap negara monarki di Britania Raya juga sangat menjujung
dan juga pemerintahan dapat memberikan tinggi segala macam hal apapun yang berkaitan
harapan, rakyat yang selalu bersama-sama dengan pemerintahan kepada sang Raja atau
tetap terjaga, lalu juga masyarakat yang sangat Ratu.
14 Jurnal Seni Nasional CIKINI Volume 4, Desember 2018 - Mei 2019
Dalam Film The King’s Speech semua tanda- sang Edward VIII menjadi raja, maka dalam
tanda yang direpresentasikan adalah tanda waktu 12 Bulan kerajaan akan hancur. Edward
wacana dominan dalam sosial monarki di VIII mempunyai seorang kekasih seoarang
Britania Raya yang tersepekati, sehingga jika wanita yang masih mempunyai suami, dan
menghubungkan semuanya didapat sebuah Edward VIII sangat ngotot untuk menikahinya.
wacana yang menyusun atau membentuk Dalam peraturan gereja dan kerajaan di Britania
struktur Britania Raya dengan kerajaannya. Raya, hal tersebut sangat bertentangan dengan
Kemungkinan lahirnya wacana baru atau hukum dan etika dari gereja dan kerajaan.
mungkin makna wacana lama kembali Namun tidak bisa dipungkuri, sistem kerajaan
terlahir dalam benak para penontonnya, itu tetap berjalan sebagaimana yang sudah
semua sudah menjadi milik penonton sebagai terkonstruksi; Edward VIII menjadi raja.
decoding (pembentuk makna baru).
Ketika tahta Raja bersanding pada Edward
Retorika dan Pengaruhnya Dalam Film VIII, kekacauan-kekacauan kecil mulai terjadi
The King’s Speech seperti melakukan pesta yang berlebihan,
Pada naratif film The King’s Speech, ketika merusak pohon-pohon yang dilindungi
George V wafat maka secara otomatis Edward kerjaaan, dan lainnya. Namun, Bertie juga tidak
Albert Christian George Andrew Patrick David bisa berbuat banyak dengan keadaannnya.
(Edward VIII) kakak dari Federick Arthur George Sampai pada ketika Edward VIII banyak
atau George VI atau Bertie, naik tahta menjadi mengalami tekanan sebagai raja dan dia
raja. Namun, sebelumnya sang Ayah sudah tetap sangat mencintai kekasihnya, dia harus
berpesan kepada Bertie tentang Edward mengundurkan diri dan menyerahkan tahta
VIII yang melakukan sikap dan perilaku yang kerajaan kepada Bertie atau George VI untuk
menyimpang dari etika kerajaan. Sang Raja menjadi raja.
George V, mengatakan kepada Bertie jika saja
Tahta raja yang dimiliki oleh George VI, Walaupun film The King’s Speech ini adalah
nampaknya bukan menjadi suatu kepuasan produksi Inggris, namun kaidah struktur klasik
bagi diri Bertie. Bertie mengalami tekanan yang Hollywood diterapkan dalam film. Terbukti
besar, karena harus menjadi raja yang gagap, ketika penyelesain dalam film ini menjadi
sangat sulit berkomunikasi, apalagi berpidato sebuah bentuk kepuasan, walaupun pada
(retorika). Ini menjadi sebuah konflik naratif nyatanya itu adalah ironi. Ada kemasan
dalam film yang bermain. Konflik naratif yang kepuasan dalam film melihat kondisi yang
datang dari dalam diri, ketergangguan tersebut begitu ironi. Struktur-struktur film The King’s
juga harus diselesaikan oleh Bertie sebagai Speech tersepakati dengan konsep struktur
protagonis. klasik Hollywood.
Gambar 14. Gambar sesungguhnya George VI, Ratu Elizabeth Bowes-Lyon, Elizabeth Alexandra Mary, dan Margaret
Rose yang sedang menyapa rakyatnya.
(Sumber: https://www.telegraph.co.uk/news/0/queen-elizabeth-ii-her-majestys-life-in-pictures/the-royal-family-
after-the-1937-coronation-of-king-george-vi/)
Bertie yang sulit dalam berbicara, tumbuh itu dengan retorika Bertie mengendalikan
sebagai raja Britania Raya yang harus kondisi pemerintahan, karena sangat seringnya
memimpin dalam kondisi perperangan. Bertie menyampaikan retorika dengan isi yang
Sehingga Bertie selalu dibantu oleh Lionel, menyatakan ketegasannya terhadap semua
dalam menyampaikan retorikanya. Sehingga negara yang menentang Britania Raya. Denga
retorika George VI hingga kini disimbolkan isi retorika yang seperti itu, maka retorikanya
sebagai perlawanan dari Britania Raya kepada George VI dikenal sebagai simbol perlawanan
negara yang bertentangan dan berlawanan. Inggris.
Sumber Pustaka
Barker, Chris, Cultural Studies: Theory and
Practice, SAGE Publication, London:
2000
Hoed, Benny H, Semiotik & Dinamika Sosial
Budaya, Komunitas Bambu, Depok:
2014
Storey, John, Cultural Studies dan Kajian
Budaya Pop, Jalasutra, Yogyakarta &
Bandung: 2008
Damajanti, Irma, Psikologi Seni, Kiblat Buku
Utama & ITB Seni Rupa, Bandung: 2006
Hall, Stuart, Representation, SAGE Publication,
London: 2003
Cavallaro, Dani, Critical and Cultural Theory,
The Athlone Press, London and New
Brunswick, NJ: 2007
https://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Raya
https://id.wikipedia.org /wiki/Daftar_
Penguasa_Britania_Raya
https://id.wikipedia.org/wiki/George_VI_dari_
Britania_Raya
http://intisari.grid.id/read/0374616/biarkan-
kidal-atau-menjadi-gagap?page=allz