Anda di halaman 1dari 4

Materi 1 Niat

Muslimah Writerpreneur Serdadu Aksara


Oleh Dian Yuni Pratiwi

1. Tujuan Hidup dan Niat Utama Menulis


Jika ingin berbicara tentang niat dalam menulis, maka perlu menyadari dulu tentang
tujuan hidup manusia. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah sebagai khalifah di bumi dan
juga untuk beribadah hanya kepada-Nya Apa yang dimaksud dengan khalifah? Khalifah dapat
diartikan sebagai yang menggantikan, wakil, atau pemimpin. Ust. Adi hidayat dalam sebuah
kajiannya pernah menyampaikan bahwa khalifah juga dapat berarti sebagai makhluk yang
memberi manfaat. Dengan kata lain, tujuan hidup manusia adalah menjadi pemimpin di bumi
yang memberikan manfaat kepada alam dan isinya dalam rangka beribadah kepada Allah.
Untuk menjalankan peran sebagai khalifah itu, Allah sudah memberikan berbagai
potensi (pengetahuan dan bakat) kepada semua manusia. Dengan potensi itulah, semua
manusia bisa memilih peran untuk bermanfaat. Nah, salah satu potensi yang menurut saya bisa
dikembangkan oleh kita yaitu menulis. Mengapa? Karena dari kecil kita sudah diajarkan
menulis oleh orang tua ataupun guru di sekolah. Seandainya ada yang buta huruf pun, tetap
saja ia punya potensinya dan akan bisa menulis ketika diajari.
Jadi jika ditanya apa niat utama menulis? Alangkah baiknya jika jawabannya
disesuaikan dengan tujuan penciptaan manusia yaitu untuk menjalankan peran sebagai khalifah
yang memberi manfaat kepada sesama melalui tulisan. Menulis dalam rangka beribadah dan
memberi manfaat.

2. Prinsip Menulis
Karena kita menulis dalam rangka beribadah, maka perlu memiliki prinsip-prinsip
dalam menulis. Apa prinsipnya?
Prinsip yang perlu dimiliki adalah berusaha menuliskan hal-hal yang sesuai tuntunan
Allah dan tidak menulis hal-hal yang sekiranya dapat menimbulkan dosa ataupun mendorong
orang lain (pembaca) berbuat dosa.
Misalnya ketika menulis nonfiksi, maka perlu memastikan bahwa tulisan kita tidak
hoaks, tidak menyebarkan fitnah, berisi data yang bisa dipastikan kebenarannya dll. Ketika
menulis fiksi, maka perlu memastikan cerita kita tidak mendorong orang untuk
membayangkan/melakukan hal-hal yang dilarang agama. Misalnya menuliskan tentang
pacaran, lgbt dsb.
Mengapa? Karena tulisan kita akan tersebar dan dibaca oleh orang lain. Jika bermanfaat
dan orang lain tergerak melakukan kebaikan karena tulisan kita, bisa jadi pahala ikut mengalir
untuk kita. Begitu pun sebaliknya, jika tulisan yang ditulis malah mendorong orang lain berbuat
dosa, bisa jadi dosanya juga akan mengalir kepada kita. Oleh karena itu, perlu berhati-hati
setiap kali menulis. Berdoalah terlebih dahulu agar Allah melindungi kita dari hal-hal yang
tidak baik.

3. Strong Why
Terkadang banyak orang yang sudah ingin menulis, tetapi tidak pernah memulai. Atau
sudah mulai tapi tidak diselesaikan karena berbagai alasan. Di sisi lain, ada orang yang bisa
menuliskan lebih dari satu buku/tahun. Kenapa kok bisa beda-beda, padahal sama-sama tertarik
dengan menulis? Kenapa kok beda, Padahal sama-sama berkata ingin menulis buku?
Banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor utamanya adalah karena tidak
adanya alasan yang kuat. Kalau mentor saya Rezky Firmansyah, sering menyebutnya dengan
istilah tidak adanya strong why dalam menulis. Jadi sebelum menulis, kita perlu mencari
tahu atau menemukan strong why ini dulu. Caranya bisa dengan melakukan self coaching.
Metode self coaching ini saya dapat ketika mengikuti pelatihan Self Transformation dari
Siaware.
Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah.....
a. Apa yang membuat kita memilih menulis sebagai cara menjalankan tugas sebagai khalifah?
Mengapa tidak memilih peran lainnya? Bukankah banyak potensi/peran lain yang juga baik
untuk dikembangkan, tapi mengapa memilih menulis?
b. Mengapa perlu menulis?
c. Apa yang diharapkan dari menulis?
d. Risiko apa yang paling ditakutkan terjadi jika tidak menulis? Atau sebetulnya malah tidak
ada risiko sama sekali jika tidak menulis?
e. Adakah orang atau sesuatu yang menghalangi untuk menulis?
f. Jika ada, apa yang akan dilakukan untuk menghadapi orang atau sesuatu itu? Apakah ketika
ada yang menghalangi akan menyerah untuk menulis?
Setelah mencoba menjawab dan menemukan strong why, langkah berikutnya adalah
menentukan visi terkait menulis.
4. Visi
Cara yang bisa kita gunakan untuk menentukan visi yaitu dengan metode SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time bound). Metode ini dikonsep oleh Peter
Drucker pada tahun 1955 dan tetap dipakai hingga saat ini.
Apa maksud dari SMART itu?
a. Specific artinya impian atau target kita harus jelas dan spesifik apa yang ingin diraihnya,
di mana dilakukannya. Semakin spesifik, semakin mudah untuk membantu meraih impian.
b. Measurable artinya dapat diukur dengan jelas dalam sebuah nilai.
c. Achievable artinya dapat diraih. Misalnya saja kita memiliki impian ingin mendaftar haji
satu tahun lagi dengan harga 25 juta. Sedangkan uang tabungan hanya 1 juta rupiah,
penghasilan 3 juta rupiah dan kemampuan kita menabung biasanya sebesar 500 ribu per
bulan. Berarti satu tahun lagi, kalau menabung 500rb per bulan, hanya terkumpul uang
sebesar Rp 6.000.000. Seandainya usaha maksimal pun, berdasarkan perhitungan manusia
akan sulit untuk terkumpul 24 juta dalam satu tahu. Maka hal ini dapat dikatakan
unachievable (dalam ukuran manusia ya).
d. Relevant adalah memastikan bahwa impian tersebut memang berharga dan penting untuk
kita. Tahap ini juga memastikan bahwa impian tersebut realistis dan sejalan dengan impian
yang lain.
e. Time bound artinya terikat waktu. Impian yang kita tetapkan perlu jelas target waktu
tercapainya. Semakin detail waktunya, maka akan semakin mudah bagi kita untuk
merencanakan langkah dalam usaha mencapai impian tersebut.
Contoh visi yang disusun dengan menggunakan konsep SMART di atas yaitu :
- Pada tahun 2030 selesai menulis dan menerbitkan 30 buku solo yang menginspirasi
pemuda
- Di tahun 2060, 7 dari 10 penulis di Indonesia ketika ditanya siapa gurunya, mereka akan
menjawab Brili Agung. (contoh visi mentor saya).
- Pada tahun 2040 berhasil membimbing 1 juta orang untuk menulis buku.
Visi ini tentu berbeda-beda tiap orang karena tergantung dari strong why masing-
masing. Visi di atas hanya contoh, besar kecilnya tidak perlu dijadikan patokan. Yang penting,
visi yang kita susun sesuai dengan prinsip SMART.

5. Target/goal
Untuk meraih visi yang merupakan gambaran besar dalam waktu lama, maka kita perlu
menetapkan target-target kecil dalam jangka pendek. Target 1 tahunan, 5 tahunan, 10 tahunan
dst. Untuk apa? Untuk memudahkan kita mengukur sudah sedekat apa pencapaian kita dengan
visi.
Contoh :
Visi : Pada tahun 2030, menerbitkan 30 buku solo yang menginspirasi pemuda
Target 1 Tahun : Menerbitkan 2 buku
Target 5 Tahun : Menerbitkan 12 buku
Target 10 Tahun : Menerbitkan 25 buku dst
Setelah menentukan target jangka pendek, langkah selanjutnya adalah membuat action plan.
Yang tujuannya agar target kita lebih mudah untuk dicapai.
Untuk memudahkannya, kita bisa membuat tabel goal dan action plannya
Target 1 tahun
Target Aksi Jadwal pelaksanaan Be
1. Ikut kelas menulis Fiksi
2. Ikut Kelas Menulis Januari Disiplin,
Menerbitkan 2 buku Nonfiksi Februari percaya diri
3. Membaca buku tentang Maret dan
cara menulis komunikatif
4. Selesai menulis 1 buku Maret-Juni
per 3 bulan. Juli-September
5. Mengirimkan naskah ke Juni-desember
penerbit
Dan seterusnya
Sekian pemaparan materi pertama pada hari ini. Materi ini perlu dipaparkan di awal
sebagai pondasi dalam materi-materi berikutnya.

Tugas Pertama untuk kelas menulis


1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada self coaching yang telah dipaparkan di materi!
2. Lalu, ringkaslah dalam 1-2 kalimat tentang alasan utama mengapa ingin menulis!
3. Tentukanlah Visi jangka panjang terkait menulis
4. Tentukan target jangka pendek 1 tahun terkait menulis
5. Posting tugas nomor 3-4 di sosial media (ig/facebook/blog)

Anda mungkin juga menyukai