Implementasi Nilai Dasar Pancasila
Implementasi Nilai Dasar Pancasila
STAF AHLI
Pendahuluan
2. TNI sebagai komponen utama bangsa sejak awal kelahirannya dituntut memiliki
karakter sebagai insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (nilai
Ketuhanan), setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (nilai
persatuan dan kerakyatan), bermoral dan tunduk pada hukum serta peraturan perundang-
1 . Alex Lanur. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka:problem dan tantangannya. Kanius. 1995
2
undangan (nilai kemanusiaan dan keadilan). Karakter dasar yang dimiliki prajurit TNI
dimaksud lebih jauh diharapkan setiap prajurit TNI termasuk prajurit TNI Angkatan Udara
menyadari bahwa sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dibangun
dan dikembangkan secara profesional sesuai kepentingan politik negara, mengacu pada
nilai dan prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum
nasional, dan ketentuan hukum internasional yang sudah diratifikasi. Secara historis TNI
memiliki kaitan erat dengan dunia politik, sebagai contoh peristiwa perang gerilya tahun
1948, dimana Jenderal Sudirman ketika itu memilih untuk tetap angkat senjata, padahal
kebanyakan otoritas politik sipil ketika itu menghendaki sikap kooperatif terhadap
Belanda. Langkah Jenderal Sudirman itu merupakan tindakan politik yang dilakukan oleh
militer dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan dengan cara yang berbeda dengan
elit politik sipil pada masa itu. Hal inipun dilakukan oleh prajurit-prajurit Angkatan Udara
yang melaksanakan operasi udara pertama yang dilakukan para cadet penerbang dalam
penyerangan terhadap kedudukan Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga
sebagai tindakan heroik demi eksistensi bangsa dan negara. Seiring berjalannya waktu,
dinamika politik dalam tubuh TNI semakin kuat, misalnya superioritas TNI pada masa orde
baru yang mengubah pandangan dunia tentang TNI. Pada era reformasi, TNI berupaya
membenahi diri terkenal dengan langkah reformasi TNI, baik yang berkaitan erat dengan
masalah kelembagaan, budaya organisasi, kebijakan, doktrin, anggaran pertahanan
maupun penataan hubungan sipil-militer. Pengaruh eksternal terjadinya tarikan-tarikan
dari luar yang mencoba mengganggu profesionalitas TNI, disisi lain secara internalpun
pun terus terjadi kepentingan politik beberapa oknum prajurit TNI. Melihat catatan
sejarah tentang sepak terjang TNI dalam kehidupan bernegara (politik), termasuk
keterlibatan oknum TNI Angkatan Udara dalam catatan sejarah terjadinya G30S/PKI,
maka kembali kepada jati diri sebagai Tentara Nasional dan Tentara Profesional menjadi
modal utama dan keharusan bagi TNI, termasuk TNI Angkatan Udara. Maka, konsistensi
menjalankan pesan undang-undang menjadi mutlak dilakukan TNI Angkatan Udara
sebagai sebuah organisasi yang harus menjalankan politik negara, sebagai kesatuan
maupun sebagai personal prajurit.
3. Jika ditelaah secara seksama tentang karakter dasar prajurit mengenai jati diri
sebagai Tentara Nasional dan Tentara Profesional, prajurit TNI Angkatan Udara harus
memahami bahwa politik TNI AU adalah politik negara sehingga secara hukum
penggunaannya adalah kewenangan Presiden yang mendapat persetujuan DPR.
Namun kenyataannya saat ini terlebih di tahun politik muncul pertanyaan sebagai bentuk
3
keraguan masyarakat tentang netralitas TNI dalam berpolitik. Sejauh mana keraguan
masyarakat terhadap netralitas TNI menjadi tantangan tersendiri bagi TNI untuk
menyikapinya, tidak hanya melalui retorika statement-statement pimpinan TNI saja,
namun sikap kongkrit dari seluruh prajurit TNI sampai di satuan terkecil dalam mengusung
netralitas politiknya. Hal inipun harus menjadi perhatian seksama bagi arah dan
kebijakan pimpinan TNI Angkatan Udara dalam menjaga netralitas politiknya. Prajurit TNI
Angkatan Udara jangan terlibat dalam politik praktis, kepentingan personal bisa merusak
citra institusi TNI AU. Beberapa kegiatan pemilu yang telah berlangsung harus menjadi
perhatian, ditemukannya berbagai pelanggaran yang melibatkan oknum TNI bisa
berpengaruh terhadap sikap politik prajurit TNI Angkatan Udara, sebagai contoh,
sebagaimana disampaikan Sekretaris Badan Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA)
Pusat DPP PDIP terjadinya rangkaian peristiwa keterlibatan oknum TNI dalam politik
praktis di pilkada serentak dengan melakukan secara terbuka pada bentuk-bentuk
organisasi yang dapat menjadi peluang bagi kepentingan politik praktis. Secara
kedinasan maka pelanggaran tersebut digolongkan pada pelanggaran disiplin. Namun
demikian, bentuk pelanggaran tersebut akan bermakna lain dalam situasi politik nasional,
karena dalam melaksanakan tugasnya personel tersebut menyalahgunakan wewenang
dan tanggungjawabnya bagi kepentingan orang lain. Situasi dan kondisi inilah maka
pentingnya implementasi nilai-nilai dasar Pancasila guna memantapkan netralitas TNI
pada umumnya dan TNI Angkatan Udara pada khususnya. TNI Angkatan Udara
diharapkan berperan aktif dalam mewujudkan tahun politik yang kondusif. Implementasi
nila-nilai dasar Pancasila di lingkungan TNI Angkatan Udara harus secara terus menerus
dan berkesinambungan dilaksanakan melalui kebijakan berupa program sosialisasi nilai
dasar Pancasila melalui pembinaan maupun jalur pendidikan secara terstruktur dan
konsisten. Penerbitan peranti lunak sebagai pedoman yang bersifat teknis tentang
implementasi nila-nilai dasar Pancasila sangat diperlukan bagi prajurit TNI Angkatan
Udara. Kondisi saat ini, adanya kecenderungan oknum prajurit yang mengikuti politik
praktis dikhawatirkan berimbas kepada prajurit TNI Angkatan Udara, maka perlu
pemikiran dan langkah-langkah nyata untuk melaksanakan implementasi dari nilai-nilai
dasar Pancasila sehingga menjadi landasan moral bagi arah dan haluan politik prajurit
TNI Angkatan Udara. Pembahasan naskah ini dibatasi pada implementasi nilai dasar
Pancasila guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU
4
a. Landasan Pemikiran
b. Dasar Pemikiran
2) Tahun 2018 dan 2019 adalah tantangan sekaligus momen uji bagi
TNI dalam mengimplementasikan netralitas dan profesionalismenya.
Secara hukum, TNI dan Polri telah ditetapkan sebagai institusi negara milik
rakyat, bukan milik salah satu kelompok politik, dan tidak berpihak kepada
salah satu kelompok politik. Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi, Arief
Hidayat mengatakan, Pilkada serentak 2018, Pemilu dan Pilpres 2019 ada
empat titik (tahap) yang perlu dicermati dan diantisipasi yaitu:
8
6. Daftar Pengertian. Untuk menyamakan persepsi dalam naskah ini maka disusun
daftar pengertian sebagai berikut:
a. Nilai Dasar Pancasila. Nilai dasar pancasila adalah nilai yang memiliki
sifat tetap, mutlak, dan tidak berubah. Nilai-nilai dasar Pancasila ini menjadi
dasar, landasan pokok, atau fundamental bagi penyelenggaraan bangsa Indonesia
yang berideologi Pancasila. Nilai-nilai dasar pancasila meliputi nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.
c. Netralitas TNI. Netral adalah tidak berpihak, tidak ikut, atau tidak
membantu salah satu pihak. Sedangkan Netralitas TNI adalah TNI bersikap netral
dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis5.
8. Berdasarkan kondisi saat ini yang berkaitan dengan implementasi nilai dasar
pancasila guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU dalam rangka
mewujudkan tahun politik yang kondusif ditemukan beberpa permasalahan sebagai
berikut:
13
c. Belum adanya piranti lunak yang bersifat teknis bagi prajurit tentang
implementasi nilai dasar pancasila guna memantapkan netralitas TNI.
b) Disdikau
(2) Kerjasama
c) Komandan Satuan
(2) Kerjasama
b) Diskumau
c) Dispenau
d) Dispamsanau.
a) Spersau
b) Diskumau
c) Dispenau
Penutup
10. Kesimpulan. Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
12. Wusana Kata. Demikian naskah tentang implementasi nilai dasar Pancasila guna
memantapkan Netralitas TNI di lingkungan TNI Angkatan Udara dalam rangka
mewujudkan tahun politik yang kondusif, dibuat sebagai sumbangan pemikiran dan bahan
masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.