Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 2

SI-4143 REKAYASA ANTAR MODA


“KONFIGURASI & PANJANG RUNWAY”

Dosen:
Ir. R Sony Sulaksono Wibowo M.T., Ph.D.

Disusun Oleh:
Alfin Farhan Muhammad 15017062

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
BAGIAN 1
Layout sistem bandara dengan runway sejajar & tidak sejajar tidak sejajar yang diambil sebagai
tinjauan adalah Frankfurt International Airport, Jerman.
a. Tnjukan bagian bagian bandara sebagai berikut

Gambar 1 Layout Bandara Frankfurt Jerman

• Tanda berwarna merah menyatakan Runway (Gambar 1)


• Tanda berwarna oranye menyatakan Exit Taxiway (Gambar 1)
• Tanda berwarna krem menyatakan Taxiway (Gambar 1)
• Tanda berwarna biru menyatakan Air Traffic Controller (Gambar 1)
• Tanda berwarna hijau menyatakan Terminal (Gambar 1)
• Tanda berwarna kuning menyatakan Apron (Gambar 1)
• Tanda berwarna putih menyatakan Jalan Akses & Stasiun (Gambar 1)
Gambar 2 Runway Safety Area & Stopway di Runway Bandara Frankfurt Jerman

• Tanda berwarna merah menyatakan RSA (Runway Safety Area) (Gambar 2)


• Tanda berwarna kuning menyatakan Stopway (Gambar 2)

Gambar 3 KKOP radius 15 km dari ujung runway Bandara Frankfurt Jerman

• Cakupan KKOP (Gambar 3)


o Tanda berwarna oranye menandakan radius 4 km dari ujung landasan = Permukaan
horizontal dalam (Ketinggian bangunan maks. 45 m)
o Tanda berwarna kuning menandakan radius 6 km dari ujung landasan = Permukaan
kerucut (Kenaikan tinggi maks 5%)
o Tanda berwarna merah menandakan radius 15 km dari ujung landasan = Permukaan
horizontal luar (Ketinggian bangunan maks. 150 m)
Pada wilayah radius 15 km tidak boleh ada aktivitas yang dapat menggangu
keselamatan penerbangan, seperti penerbangan layang layang, burung, dll.
b. Posisi orientasi runway yaitu menujut 70 derajat dari arah utara & menuju 250 derajat dari utara
untuk 2 gambar pertama. Menuju 180 derajat dari arah utara & menuju 0 derajat dari arah utara

Gambar 4 Orientasi Runway menuju 250 derajat dari utara

Gambar 5 Orientasi runway menuju 180 derajat dari utara

Gambar 6 Orientasi runway menuju 0 derajat dari utara


c. Jika ditambahkan 1 runway dan 1 gedung terminal. Dibuat dengan sketsa sebagai berikut

Gambar 7 Perencanaan Layout tambahan Runway & Terminal di Frankfurt Jerman

• Orientasi runway dibuat sejajar dengan dengan runway eksisting (menuju 0 derajat dari
arah utara dan menuju 180 derajat dari arah utara) dengan spasi 900 m ke barat runway
eksisting. Hal ini untuk memaksimalkan kapasitas operasi pesawat, dibanding dengan
intersecting runway, menghindari terdampaknya bangunan eksisting yang berada di
kawasan di bagian ujung runway karena adanya wilayah permukaan pendaratan dan
lepas landas serta kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan pada wilayah KKOP.
Memanfaatakan ketersediaan lahan yang ada di kawasan banndara. Lalu, orientasi
runway sebelumnya seharusnya sudah mengikuti proses analisis penentuan orientasi
dengan windrose yaitu menentukan orientasi runway berdasarkan presentase distribusi
arah & kecepatan angin. Maka orientasi ini, dipilih karena dinilai memiliki persentase
yang efektif, berdasarkan analisis windrose dan penggunaan orientasi runway
sebelumnya.
• Lokasi terminal ditempatkan di bagian barat runway baru. Pertimbangan utamanya
berkaitan dengan bagaimana kemudahan akses untuk integrasi sisi darat dan udara. Karena
terdapat jalan akses yang berdekatan dengan lokasi terminal. Selain itu jalan rel juga
dapat mudah dikembangkan untuk mengakses terminal baru. Maka lokasi terminal
tersebut dipilih. Apron ditempatkan di sisi timur terminal terminal yang langsung
berdekatan dengan runway. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi
pesawat sehingga mobilisasi pesawat tidak terlalu jauh untuk menuju runway dari apron.
BAGIAN 2
a. RUNWAY ORIENTATION
Aircraft Design yang digunakan adalah M-300, dengan spesifikasi sebagai berikut:
• Panjang = 61,4 m
• Lebar sayap = 51,9 m
• Tinggi ekor = 16,8 m
• MTOW = 204.120 kg
• ARFL = 2.743 m
Karakteristik runway yang digunakan adalah R-3 Precision Approach Category I/II & Data angin
yang digunakan adalah Data angin 3. Selanjutnya adalah menentukan Code Number & Code Letter
melalui acuan tabel Aerodrome Reference Code

Gambar 8 Aerodrome Reference Code

Dari Aircraft Design didapatkan Aerodrome Reference Codenya adalah


𝑨𝒆𝒓𝒐𝒅𝒓𝒐𝒎𝒆 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒄𝒆 𝑪𝒐𝒅𝒆 = 𝑫 − 𝑰𝑽
Selanjutnya ditentukan nilai design crosswind value berdasarkan tabel berikut
Gambar 9 Design Crosswind Value

1,15 𝑚𝑝ℎ
𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝐶𝑟𝑜𝑠𝑠𝑤𝑖𝑛𝑑 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 20 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠 ( )
1 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠
𝑫𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏 𝑪𝒄𝒓𝒐𝒔𝒔𝒘𝒊𝒏𝒅 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 = 𝟐𝟑 𝒎𝒑𝒉
Selanjutnya berdasarkan data angin, dibuat windrose & orientasi runway yang memenuhi kriteria
desain. Dimana total persentase angin dalam sistem runway harus lebih besar dari 95%. Berikut
adalah tabel data angin 3 untuk pembuatan windrose
Row Label N NNE NE ENE E ESE SE SSE S SSW SW WSW W WNW NW NNW
0-4 0.41 2.06 1.32 1.91 0.15 1.41 1.27 3.05 1.92 0.91 3.46 2.91 0.12 1.91 2.13 1.84
4-8 0.74 0.61 2.91 1.1 0.83 0.58 3.02 1 0.62 0.45 1.66 1.72 1.27 1.32 1.32 0.62
8-12 0.2 1.2 2.09 1.2 0.93 0.82 0.29 1.01 0.46 0.54 4.25 0.87 0.91 0.82 1.21 0.2
12-18 0.12 0.52 1.04 1.33 0.81 0.39 0.17 0.1 0.72 0.45 1.53 1.32 0.62 0.91 0.29 0.08
18-24 0.25 0.47 2.09 0.17 0.64 0.31 0.3 0.12 0.1 0.67 1.21 0.71 0.61 0.26 0.02 0.07
24-31 0.1 0.69 1.09 0.17 0.34 0.21 0.23 0.22 0.2 0.27 0.72 0.68 0.62 0.42 0.39 0.27
31-38 0 0.19 0.77 2.07 0.32 0.22 0.17 0.18 0 0.33 2.01 0.23 0.29 0.2 0.44 0.59
38-47 0.2 0 0.41 0 0.19 0.26 0.19 0.14 0 0.09 0.72 0.18 0.38 0.45 0.12 0.09

Gambar 10 Data angin 3

Tahapan yang dilakukan untuk membuat windrose dan orientasi runway adalah sebagai berikut
• Buat beberapa lingkaran dengan pusat sumbu yang sama namun radius berbeda sesuai
dengan jumlah range kecepatan angin yang ada pada data dan dengan nilai radius yang
menyesuaikan angka kecepatan angin masing masing. Beri keterangan kecepatan angin di
masing masing radius
• Berikan keterangan arah mata angin pada lingkaran terluar dengan mencakup North, North
North Northeast, Northeast, East Northeast, East, East Southeast, Southeast, South
Southeast, South, South Southwest, Southwest, West Southwest, West, West Northwest,
Northwest, North Northwest
• Berikan keterangan sudut derajat lingkaran di sisi terluar
• Buat garis dari pusat sumbu lingkaran yang membagi ke 12 sesuai arah mata angin
• Masukan nilai nilai presentase angin sesuai kecepatan dan arahnya pada bagiannya
• Selanjutnya tentukan arah orientasi runway berdasarkan pengamatan kemungkinan arah
yang memiliki presentase tinggi. Lalu tentukan lebar dari garis orientasi runway sebesar
2xnilai Design Crosswind Value yaitu 2x20 knots=2x23 mph. Jika masih belum didapat
nilai presentase 95%, geser arah orientasi runway per 10 derajat.
• Jika dengan kesegala arah belum didapatkan nilai persentase yang memenuhi 95%, maka
dapat dibuat 2 orientasi arah runway, dengan ketentuan bagian yang berpotongan dengan
runway pertama persentasenya tidak di akumulasi. Namun penjumlahan dari irisan dan
nilai yang tidak berpotongan dari keduanya.

Gambar 11 Windrose & Orientasi Runway


Setelah dilakukan proses penentuan orientasi runway, ternyata untuk memenuhi nilai 95%
tersebut, sistem runway diharuskan menggunakan 2 orientasi yang berbeda. Didapat orientasi yang
memenuhi kriteria desain tersebut adalah 5-23 (Runway dengan orientasi menuju 50 derajat dari
utara dan 230 derajat dari utara) dan 14-32 (Runway dengan orientasi menuju 140 derajat dari
utara dan menuju 320 derajat dari utara). Dengan total presentase sistem bernilai
𝑂𝑟𝑖𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 1 = 91,83%
𝑂𝑟𝑖𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 2 = 5,16%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑟𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 = 91,83 + 5,16% = 96,99%
𝟗𝟔, 𝟗𝟗% > 𝟗𝟓% (𝑴𝒆𝒎𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂 𝒅𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏)

b. AERODROME LAYOUT
1. Lokasi Terminal ditempatkan untuk meminimalisir proses taxi pesawat, menghindari
keharusan menyebrang runway dan memanfaatkan ketersediaan lahan di aerodrome.
2. Lokasi Threshold ditempatkan di ujung runway, dengan asumsi tidak ada objek tinggi tertentu
pada arah sejajar runway yang menyebabkan Threshold harus bergeser (Sepanjang 1200 m dengan
lebar area tinjauan minimal 150 m dari ujung runway)
3. Lebar Runway yang digunakan sesuai Aerodrome Reference Code adalah 45 m

4. Menggunakan Precision Approach Runway Category I/II, dengan dimensi Runway Safety
Area (FAA) atau Runway Strip (ICAO) sebagai berikut:
• Length = 60 m
• Width = 150 m
• Grading = 75 m – 105 m
5.
Sehingga sketsa layout sesuai dengan analisis orientasi runway bandara adalah sebagai berikut:
BAGIAN 3
Normal Landing
• FL = LD (Landing Distance) = 1,667 2550 = 4251 m
Normal Takeoff
• FL = TOD (Take Off Distance) = 1,15 D35 = 1.15 * 2440 = 2806 m
• CL (Clearway) = 0.5 (TOD - 1.15 LOD) = 0.5 (2806-1.15*2140) = 173 m
• FS = TOR (Take Off Run) = TOD – CL = 2806 – 173 = 2633 m
Engineer Failure Continued Take Off
• FL =TOD (Take Off Distance) = D35 = 2790 m
• CL (Clearway) = 0.5 (TOD – LOD) = 0.5 (2790 – 2520) = 135 m
• FS = TOR (Take Off Run) = TOD – CL = 2774 – 137 = 2537 m
Engine Failure Aborted Take Off
• FL = DAS (Distance to Accelerated Stop) = 2910 m
Summary:
• FL = max (LD, TOD, DAS) = 4251 m
• FS = max (TOR, LD) = 2633 m
• SW = (DAS – FS) = 2910-2633= 277 m
• CL = FL – FS = 4251-2633 m = 1618 m

Gambar 12 Basic Runway Length Design


BAGIAN 4
Based from Aircraft Boeing 777-300 design.

Gambar 13 Aeroplane Characteristic & classification by code number & letter

Basic runway length (ARFL): 3140 m


Elevation of the runway: 742 m + MSL
Mean of the average daily temperatures for the hottest month: 21⁰C
Mean of maximum daily temperatures: 30⁰C
𝐵𝑎𝑠𝑖𝑐 𝑅𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 = 3140 𝑚
𝐾𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛 𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 = 742 𝑚
742 7
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 (𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 ) = ( ∗ ∗ 3140) + 3140 = 3684 𝑚
300 100
35 − 21
𝑡𝐴𝑅 = 21 + = 25.6
3
𝑡𝑆𝐴 = 𝑡𝑆𝐿 − 0,0065 ∗ 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 10.18
𝑡𝐴𝑅 − 𝑡𝑆𝐴 = 25.6 − 10.18 = 15.42
15.42
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 (𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑆𝑢ℎ𝑢) = ( ∗ 3684) + 3684 = 4252 𝑚
100
4252 − 3140
𝐶𝑒𝑘 35% → ( ) ∗ 100% = 35%
3140
747 − 743
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = ∗ 100% = 0.09%
4252
0.09 ∗ 10
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑢𝑛𝑤𝑎𝑦 (𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 ) = ∗ 4252 + 4252 = 4290 𝑚
100
𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒏𝒘𝒂𝒚 𝒅𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏 = 𝟒𝟐𝟗𝟎 𝒎
Maka pertambahan panjang runway yang dibutuhkan adalah
4290 − 2244 = 𝟐𝟎𝟒𝟔 𝒎

Anda mungkin juga menyukai