Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam
suatu teori yang disebut teori evolusi.

Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya
tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka
menjadi fondasi teori evolusi.

Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah
dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang
semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup.

 Evolusi sampai saat ini merupakan teori yang masih menjadi perdebatan diantara
para ilmuan di seluruh dunia. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada
makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahan-lahan). Perubahan yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang
baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar ketika dipopulerkan oleh ilmuan Inggris
Charles Darwin (1809-1882).

Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Bahkan, seorang ahli genetika,
Dodzhansky dalam Luthfi dan Khusnuryani (2005) mengatakan bahwa tidak ada yang masuk
akal dalam biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Teori evolusi menjelaskan
mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan sejarah
kehidupan. Secara ringkas evolusi menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan
muncul sebagai hasil perubahan susunan genetikanya. Organisme-organisme modern
merupakan keturunan dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami
modifikasi. Studi evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika,
biokimi, embriologi, biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, bioologi molekuler, dan lain
sebagainya.

Penolakan terhadap teori evolusi terkait dengan pernyataan Darwin bahwa spesies
berkembang dari spesies yang sederhana ke makhluk hidup yang lebih kompleks. Darwin
menyatakan bahwa mutasi adalah sumber keragaman yang selanjutnya melalui seleksi alam
akan menyeleksi varian yang survive, selanjutnya evolusi terus berlangsung dan dapat
menghasilkan spesies yang sangat berlainan dari spesies asalnya. Pernyataan evolusi Darwin
ini mendapat tanggapan di kalangan ilmiah maupun masyarakat awam. Banyak tulisan ilmiah
maupun pandangan tentang evolusi yang menyangkal peran mutasi bagi seleksi alam, mutasi
dianggap tidak berperan karena mutasi bersifat acak, tidak terarah sehingga menghasilkan
mutan yang merugikan, kondisi gen di alam sebagian besar adalah homosigot, mutasi lebih
banyak menyebabkan gen dominan menjadi resesif.
Para kreasionis penentang evolusi memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di
kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun
2001 untuk menandatangani petisi “A Scientific Dissent From Darwinism”
(Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan bahwa terdapat sejumlah
ilmuwan yang meragukan “evolusi Darwin”. Pernyataanpetisi ini tidak secara jelas
menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan “mutasi acak
dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap kompleksitas kehidupan (Wikipedia,
2008).

Berdasarkan hal ini tampak bahwa penolakan teori evolusi didasarkan peranan mutasi
gen dan seleksi alam. Mengapa penganut kreasionisme menentang bahwa mutasi gen dan
seleksi alam bukan merupakan faktor terjadinya proses evolusi? Alasan penolakan mereka
berdasarkan alasan bahwa mutasi gen selalu merugikan, akan tetapi alasan ini tidak
berdasarkan hasil empiris di tingkat penelitian molekuler. (Nusantari, 2013)

Namun seiring dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami penyempurnaan


atau modifikasi hingga sampai saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori
evolusi sintesis modern. Teori tersebut hingga sampai saat ini menjadi populer dikalangan
masyarakat umum. Didalam gagasan teori evolusinya yang Darwin jelaskan dalam bukunya
the Origin of Species terdapat dua pokok gagasan yang Darwin jelaskan dalam bukunya
tersebut. Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari
spesies moyangnya. Diedisi pertama bukunya, Darwin tidak menggunakan kata evolusi.
Darwin menyebutnya modifikasi keturunan (descent with modifcation). Gagasan utama yang
kedua adalah seleksi alam sebagai mekanisme modifikasi keturunan (Luthfi dan
Khusnuryani, 2005).

Sebagian besar kalangan agamawan hingga kini masih menolak teori evolusi.
Kekhawatiran mereka terhadap teori evolusi terutama disebabkan karena penafsiran teori
evolusi cenderung meniadakan Tuhan. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup
termasuk rnanusia, muncul melalui proses seleksi alam 3 (natural selection}
yanggradualsehingga bagi sementara pihak, peran Tuhan sebagai pencipta akan terusik.
Pernyataan teori evolusi tersebut tentang keberadaan makhluk hidup secara kebetulan (by
chance) dan tidak memiliki tujuan(non purposive} membuat signifikansi Tuhan bagi
kehidupan meluntur. Makhluk hidup tidak akan lagi butuh penyelamatan dari Tuhan karena
itu agama tidak lagi dibutuhkan.

Penelitian telah mengungkapkan bahwa sikap guru terhadap mengajar dan pandangan
tentang materi pelajaran dapat berdampak pada kegiatan kurikuler dan instruksional mereka
untuk subyek tertentu. Penerimaan atau penolakan Seorang guru biologi terhadap teori
evolusi sebagai penjelasan ilmiah yang valid berpotensi penting karena evolusi terdapat
dalam kurikulum biologi. Dengan demikian, struktur konsepsi dan pengetahuan guru tentang
evolusi dapat mempengaruhi pemahaman siswa tentang ide yang kuat dan pemersatu ini
(Rutledge & Mitchell, 2002).
Dalam pendidikan di Indonesia, Teori Evolusi diajarkan pada kelas XII semester dua.
Pemahaman dari siswa mengenai teori ini pun berbeda-beda, ada yang setuju adapula yang
tidak setuju yang akan mempengaruhi sikap siswa di dalam kelas. Banyak miskonsepsi dari
pelajaran teori evolusi ini sehinggaberpengaruh pada pengetahuan siswa terhadap Teori
Evolusi. Guru memiliki berbagai tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai
dengan tuntutan profesi guru. Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab
seorang guru adalah merangsang, membimbing dan memajukan siswa dalam proses belajar.
Segala usaha ke arah itu harus dirancang dan dilaksanakan. Kendala-kendala yang
menjadikan teori evolusi sebagai teori yang kontroversial dikarenakan adanya
miskonsepsidan kondisi pembelajaran yang kurang memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki
siswa.

Berdasarkan beberapa penjelasan kami k melakukan penelitian yang berjudul


“Analisis Pengetahuan Terhadap Teori Evolusi Berdasarkan Pendapat Para Ahli dan Cara
Menyikapinya”. Penelitian ini diharapkan dapat mebantu untuk lebih mendalami
pengetahuan terhadap teori evolusi berdasarkan pendapat para ahli dan dapat mengetahui cara
menyikapi hal tersebut secara bijak dan tepat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, identifikasi masalah


dalam penelitian ini adalah:

1. Kurangnya pengetahuan para pelajar mengenai teori evolusi

2. Kurangnya pengetahuan mengakibatkan sikap apatis para pelajar dalam mempelajari teori

evolusi

3. Masih banyaknya miskonsepsi terhadap teori evolusi.

4. Masih banyaknya perdebatan mengenai teori evolusi sehingga mempengaruhi penerimaan


maupun penolakan teori evolusi.
5. Kurangnya bahan penelitian dan bahan masukan yang dibuat oleh kalangan pelajar karena
pembuatan karya ilmiah mengenai teori evolusi di kalangan pelajar masih kurang

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya cakupan penelitian ini, diberikan batasan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pengetahuan terhadap Teori Evolusi diambil dari pendapat para ahli yang sudah
terverifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan mengenai pendapat hasil
penelitiannya mengenai teori evolusi
2. Batas kemampuan berpikir kami dalam membuat penelitian ini. Yang dipengaruhi
oleh banyaknya sumber informasi yang kami ambil, penyaringan informasi yang kami
dapatkan, jumlah artikel yang kami jadikan bahan isi dari artikel ini, dsb
3. Menyesuaikan Hubungan antara ilmu pengetahuan dengan nilai kepercayaan agama
Kami para peniliti terhadap teori evolusi.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a)      Apa pengertian evolusi ?

b)       Siapa saja para ahli yang mencetus tentang teori evolusi ?

c)      Apa saja yang menjadi penentangan terhapad teori evolusi ?

d) Bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat terhadap teori evolusi ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

a) untuk mengetahui pengertian evolusi

b)       untuk mengetahui Siapa saja para ahli yang mencetus tentang teori evolusi

c)      untuk mengetahui Apa saja yang menjadi penentangan kalangan para ahli

terhadap teori evolusi

d) Untuk Mengetahui cara menyikapi adanya perbedaan pendapat para ahli mengenai

teori evolusi

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:


1. Bagi peneliti, sebagai bahan pengetahuan lebih mendalam mengenai pengertian
evolusi, pendapat para ahli mengenai teori evolusi, dan perbedaan pendapat para ahli
mengenai pengertian dan proses terjadinya evolusi pada makhluk hidup
2. Sebagai bahan pembelajaran kepada pelajar lain yang memiliki daya minat serta
ingin meneliti teori evolusi secara lebih mendalam
3. Sebagai bahan masukan kepada para pelajar lain yang ingin melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai teori evolusi di masa yang akan datang.
4. Sebagai bahan pembanding kepada peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan
yang sama di masa yang akan datang.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Evolusi

            Lingkungan hidup yang ada dibumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman dipelajari dalam
suatu teori yang disebut teori evolusi.(D.A.Pratiwi, dkk , 2012)

Evolusi juga berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi
ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari
kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi
juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga
proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.(chelsiekr.blogspot.com)

Pencetus-Pencetus Teori Evolusi

1. Lamarck

Jean Baptiste de Lamarck (1744-1892) ialah seorang ahli biologi Prancis yang menjelaskan
bahwa evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan
oleh lingkungan dan bersifat diturunkan, disebut teori Lamarckisme.

(D.A.Pratiwi, dkk , 2012 )

2. Charles Darwin

Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada
tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama
pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika
sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam  makhluk yang menarik
perhatiannya, terutama burung-burung Finch. Burung Finch banyak juga ditemukan di
Inggris, namun burung Finch yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang
beragam. Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk karena
adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur paru burung Finch bersesuaian
dengan keanekaragaman makanan yang tersedia. Selain burung Finch, Darwin juga
mengamati kura-kura raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan morfologi
yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya, Darwin memperoleh ide
tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :
1. a) Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak
ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)
2. b) Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu
berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan yang cukup. Dan
jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang dapat bertahan hidup.
3. c) Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-
menerus.
4. d) Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu
bertahan hidup.
5. e) Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat
bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
6. f) Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadapa
lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam
akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.
(blogspot.com)

3. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).

Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi.
Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya
metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks. . (chelsiekr.blogspot.com)

4. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.

Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat
bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
(chelsiekr.blogspot.com)

5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).

Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh evolusi
berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional
terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang
menentang teori evolusi dari Lamarck.(chelsiekr.blogspot.com)

6. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).

Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal
berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
(chelsiekr.blogspot.com)
 

7. Alfred Russel Wallace (1923-1913

Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori Wallace adalah
penelitian biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from
the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.
(chelsiekr.blogspot.com)

8. James Hutton (1726-1797)

Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-
lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan
lamabat (dalam waktu lama) . (chelsiekr.blogspot.com)

 
Penentangan Terhadap Evolusi

1. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta

Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi “hanyalah sebuah teori”,
dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu
adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman pada
pengertian teori dalam konteks ilmiah: manakala pada percakapan sehari-hari teori adalah
konjektur dan spekulasi, pada ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang
dapat membuat prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk
pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh evolusi
sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam Darwin dan pewarisan Mendel.
Sebagaimana dengan teori ilmiah, sintesis modern terus-menerus diperdebatkan, diuji, dan
diperbaiki oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan ilmuwan
bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat menjelaskan
fakta-fakta mengenai evolusi. Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah fakta.
Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris yang telah diverifikasi;
dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta dapat merujuk pada apapun yang memiliki bukti
yang sangat banyak. Sebagai contoh, dalam penggunaan sehari-hari, teori seperti “Bumi
mengelilingi Matahari” dan “benda jatuh oleh karena gravitasi” dapat dirujuk sebagai “fakta”,
walaupun mereka sebenarnya hanyalah murni teoretis. Dari sudut pandang ilmiah, evolusi
dapat disebut sebagai “fakta” sama seperti gravitasi adalah fakta sesuai dengan definisi ilmiah
evolusi bahwa evolusi adalah proses perubahan genetika yang terpantau terjadi di suatu
populasi dari waktu ke waktu. Menurut definisi sehari-hari pun, teori evolusi dapat juga
disebut sebagai fakta, jika kita merujuk pada status teori evolusi sebagai teori yang sudah
berkembang dengan baik. Sehingga, evolusi secara luas dianggap sebagai baik teori dan fakta
oleh para ilmuwan. Kerancuan yang sama juga terjadi pada keberatan bahwa evolusi “belum
terbukti”; pembuktian secara cermat hanyalah dimungkinkan dalam bidang matematika dan
logika, dan tidak dimungkinkan dalam ilmu pengetahuan (di mana istilah yang tepat adalah
“memvalidasi”). Dalam hal ini, adalah benar bahwa evolusi hanyalah disebut sebagai “teori”
dan bukanlah “teorema”. Kerancuan dapat terjadi apabila pengertian sehari-hari terhadap kata
pembuktian (proof) disamaartikan dengan “bukti” (evidence). Perbedaan ini merupakan salah
satu bagian penting dalamfilosofi sains, karena ia berhubungan dengan ketiadaan kepastian
absolut pada semua klaim empiris, dan bukan hanya pada evolusi.

Anda mungkin juga menyukai