indica)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
2. Perihal Akar
3. Perihal batang
Dokumentasi Pribadi 12 Juni 2013
4. Perihal Daun
Dokumentasi pribadi, 12 juni 2013
Tangkai daun T. indica memiliki penampang melintang yang bulat dan kecil. Tangkainya
juga memiliki panjang ± 0,2 cm dan berwarna hijau.
Memiliki bagian daun terlebar di tengah-tengah helaian daun, yaitu bangun memanjang
(oblongus), yaitu perbandingan panjang dan lebar daunnya 2,5-3:1. Dimana T.
indica memiliki panjang daun sampai 15 cm, lebarnya 0,5-1 cm.
Ujung Daun (Apex Folii)memiliki ujung daun yang tumpul atau obtusus.Pangkal daun (Basis
Folii)termasuk ke dalam jenis pangkal daun membulat atau rotundatus.Susunan tulang-
tulang daun (Nervatio atau Vernatio) Memiliki susunan pertulangan daun yang meyirip
(penninervis), jadi biasanya disebut daun majemuk menyirip.Tepi daun (Margo Folii)
termasuk ke dalam tepi daun yang rata (integer).Daging daun (Intervenium)memiliki daging
daun yang tipis lunak.Warna daun, hijau, permukaan daun, halus.
5. Perihal Bunga
Termasuk ke dalam bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa) yang terdiri atas
bagian-bagian sebagai berikut:
1. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu : ibu tangkai
bunga (pendiculus, pendunculus communis atau rachis), tangkai bunga (pedicellus), dan
dasar bunga (receptacullum).
2. Bagian- bagian yang bersifat seperti daun, yaitu : daun-daun kelopak (sepala), daun-
daun mahkota (petala), benang sari (stamen), dan daun-daun buah (carpella) penyusun
putik (pistillum).
Termasuk bunga lengkap karena memiliki daun kelopak, daun mahkota, benang sari dan
putik sebagai alat kelamin, dengan demikian juga disebut sebagai
bunga hermaphrodite karena memiliki 2 alat kelamin bunga yaitu benang sari sebagai alat
kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina. Bunga T. indica ini berukuran kecil.
Selain itu bersimetri banyak (polysimetris), memiliki kelopak yang termasuk ke
dalam polysepalus atau antara kelopak yang satu dengan yang lainnya saling lepas yang
berjumlah 4 helai.
6. Perihal Buah
Sumber: wordpress.org
Termasuk ke dalam buah sejati tunggal (buah sungguh) dan kering. Dimana mengandung
banyak atau lebih dari satu biji dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah
(mericarpia). T. indica termasuk buah kotak yang digolongkan ke buah polong (legumen),
yang mempunyai daging dan jika masak juga tidak pecah.
Buahnya yang berbentuk seperti polong itu tidak merekah dan ketika kering akan rapuh,
panjangnya mencapai 5 – 15 cm dengan tebal 2,5 cm, agak melengkung dan membungkus
biji. Kulit cangkang luar lunak dan daging buahnya asam. Daging buahnya asam sedap dan
kulit buahnya coklat. Terdapat 1 – 10 biji setiap polong, dibungkus oleh daging buah yang
lengket.Saat muda daging buahnya berwarna putih kehijauan dan sesudah tua menjadi
coklat.
7. Perihal Biji
Dokumentasi pribadi,16 juni 2013
Dalam satu buah terdapat 1-10 biji yang memiliki panjang sampai 18 mm, bentuk tidak
teratur, warna : kemerah-merahan, coklat tua atau hitam mengkilat.Inti biji :lurus ada putih
lembaga.
Memiliki kulit luar (testa) keras yang halus sedangkan lapisan tengah (sclerotesta) yang kuat
dan keras, serta lapisan kulit dalam (endotesta) yang biasanya tipis seperti selaput, yang
juga disebut sebagai kulit ari.
Jika masak biasanya biji terlepas dari tangkai biji atau tali pusarnya dan biasanya tampak
bekas yang dikenal pusar biji.
Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam
atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan
sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kawak inilah yang biasa
diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan
rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai
bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya adalah menjemur daging buah
asam jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah bulatan-bulatan sekecil telur itik. Lebih
jauh lagi, asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara menjemur asam
kawak dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan coklat kehitaman. Cairan ini
madu asam digunakan untuk mengobati seriawan (sariawan). Sebagai obat sariawan, bisa
juga memakai kulit kayu untuk dikumur-kumur.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu,
biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.
Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan dengan kunyit dan bahan ramuan lain untuk
membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom untuk minuman kesegaran, jamu gepyok
diminum untuk melancarkan dan memperbanyak air susu ibu dan juga bisa digunakan
sebagai tapal (dioleskan pada atau ditempelkan di permukaan kulit) untuk mengurangi
radang dan rasa sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang
direbus untuk mengobati batuk dan demam.
Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan bertekstur
halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung.
Bagi anak-anak di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat
gasing. Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.