Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DEMENSIA DENGAN


MASALAH KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA

Disusun oleh :

1. Alsyifa Sandy Wardany (P27820119052)

2. Anis Sofiyeh (P27820119055)

3. Chrisdani Lois Hasibuan (P27820119090)

4. Dian Alimah Husna (P27820119062)

5. Muhammad Choirizal Khaidir (P27820119077)

6. Riris Vernanda Putri (P27820119090)

7. Syafillah Rahmania Dewi (P27820119094)

8. Zalsabila Ramadhani (P27820119099)

Tingkat 3 Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Lansia Demensia Dengan Masalah Kebutuhan
Psikososial Pada Lansia” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Lansia Demensia Dengan
Masalah Kebutuhan Psikososial Pada Lansia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Irine Christiany, SST., M. Kes.,


selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 29 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.4 Manfaat ..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................3

2.1 Laporan Pendahuluan.........................................................................3


2.2 Asuhan Keperawatan Teori................................................................5

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.......................................13

3.1 Kasus ................................................................................................13


3.2 Pengkajian.........................................................................................13
3.3 Analisa Data......................................................................................17
3.4 Diagnosa Keperawatan.....................................................................18
3.5 Intervensi Keperawatan....................................................................18
3.6 Implementasi Keperawatan..............................................................19
3.7 Evaluasi Keperawatan .....................................................................20

BAB IV PENUTUP.....................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan
(Nasrullah,2016).

Ketika lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang
sering kali paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif pada lansia
yang berupa penurunan daya ingat biasa disebut dengan demensia. Demensia
merupakan suatu sindrom yang biasanya bersifat kronis atau progresif dimana ada
kerusakan fungsi kognitif yaitu kemampuan untuk memproses pikiran di luar apa
yang mungkin diharapkan dari penuaan normal. Hal ini mempengaruhi ingatan,
pemikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan
penilaian. Namun tidak mempengaruhi status kesadaran. Gangguan dalam fungsi
kognitif biasanya disertai, dan kadang-kadang didahului oleh penurunan kontrol
emosi, perilaku sosial, atau motivasi (WHO, 2016).
Menurut Maramis (1995), pada lanjut usia permasalahan yang menarik adalah
kurangnya kemampuan dalam beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan
yang terjadi pada dirinya. Penurunan kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan stres lingkungan sering menyebabkan gangguan psikososial pada
lansia. Masalah kesehatan jiwa yang sering muncul pada lansia adalah gangguan
proses pikir, demensia, gangguan perasaan seperti depresi, harga diri rendah,
gangguan fisik dan gangguan prilaku. (Azizah, 2011: 65)
Salah satu masalah kesehatan pada lansia yaitu demensia dengan
meningkatnya jumlah lansia juga mengakibatkan meningkatnya jumlah lansia
juga mengakibatkan meningkatnya jumlah demensia pada lansia dimana
jumlah penderita demensia di dunia di perkirakan akan 65,7 juta orang pada
2030 dan 115.400.000 pada tahun 2050, dan lebih dari 90% dari semua kasus
3
mulai antara orang-orang dengan usia lebih dari 65(WHO,2012). Di Indonesia,
prevalensi demensia pada lanjut usia yang berumur 65 tahun adalah 5% dari
populasi lansia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut “bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan masakah kebutuhan
psikososial pada lansia?”
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia demensia dengan masalah
kebutuhan psikososial.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan demensia pada lansia
dengan pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Melakukan diagnosa keperawatan demensia pada lansia dengan masalah
pemenuhan kebutuhan psikososial.
c. Melakukan intervensi keperawatan demensia pada lansia dengan
masalah pemenuhan kebutuhan psikososial
d. Melakukan implementasi keperawatan demensia pada lansia dengan
masalah pemenuhan kebutuhan psikososial.
e. Melakukan evaluasi keperawatan demensia pada lansia dengan masalah
pemenuhan kebutuhan psikososial.
1.4 Manfaat
a. Menambah pengetahuan dan wawasan asuhan keperawatan demensia pada
lansia dengan masalah pemenuhan kebutuhan psikosial.
b. Sebagai bahan masukan dan referensi mahasiswa yang akan melakukan
asuhan keperawatan demensia pada lansia dengan masalah pemenuhan
kebutuhan psikosial.
a. Sebagai bahan masukan dan informasi terbaru mengenai asuhan
keperawatan demensia pada lansia dengan masalah pemenuhan kebutuhan
psikososial
4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Laporan Pendahuluan


2.1.1 Definisi penyakit
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi atau
keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian,
dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. Demensia
merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif antara
lain intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah,
orientasi,persepsi perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan
bersosialisasi (Corwin, 2009).
Dimensia alzheimer adalah penyakit deganeratif otak yang progresif, yang
mematikan sel otak sehigga mengakibatkan menurunya daya ingat, kemampuan
berpikir, dan perubahan perilaku. Dimensia alzheimer merupakan penyakit
neurodegeneratif progresif dengan gambaran klinis dan patologi yang khas,
berfariasi dalam awitan, umur, berbagai gambar gangguan kognitif, dan kecepatan
pemburukannya. Penyakit alzheimer ditemukan oleh seorang dokter ahli saraf dari
jerman yang bernama Dr. Alois Alzheimer pada tahun 1906 penyakit ini
60% menyebabkan kepikunan atau dimensia dan diperkirakan akan meningkat
terus, bahkan diramalkan pertumbuhannya akan lebih cepat dari padakecepatan
pertambahan jumlah penduduk usia diatas 65 tahun.
2.1.2 Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia.
Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan
saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan
antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di
atas merupakan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks
serebri.
Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya,
serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak
5
langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui
mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah
neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal.
Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk
proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan
fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium
(perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang
mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau
subkortikal) atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan
patologis dari hal tersebut akan memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-
Darmojo, 2009).
2.1.3 Etiologi
1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak
dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara
biokimiawi pada system enzim, atau pada metabolisme.
2. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,
penyebab utama dalam golongan ini diantaranya : Penyakit degenerasi
spino – serebelar.a). Sub akut leuko-eselfalitis sklerotik fan bogaert dan b)
Khores Hungtington.
3. Sindrome demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam
golongan ini diantranya :
a. Penyakit cerrebro kardioavaskuler
b. Penyakit Alzheimer.
2.1.4 Manifestasi klinis
Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien
dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Gejala
klinik dari demensia Nugroho (2009) menyatakan jika dilihat secara umum
tanda dan gejala demensia adalah :
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa
menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.

6
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,
tahun, tempat penderita demensia berada.
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang
kata atau cerita yang sama berkali-kali.
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang
dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan.
5. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan
tersebut muncul.
6. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah.
2.1.5 Management medis
Penatalaksanaan pada pasien dengan demensia antara lain sebagai berikut :
1. Farmakoterapi
Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan; Untuk
mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatan antikoliesterase
seperti Donepezil , Rivastigmine , Galantamin, Memantine. Dementia
vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti Aspirin ,
Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga
memperbaiki gangguan kognitif. Demensia karena stroke yang berturut-
turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau
bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau
kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
2. Dukungan atau Peran Keluarga
Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap
memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding.
3. Terapi Simtomatik
Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik,
meliputi:
a. Latihan fisik yang sesuai
7
b. Terapi rekreasional dan aktifitas
2.2 Asuhan Keperawatan Teori
2.2.1 Pengkajian
A. Identitas
Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
B. Keluhan Utama
Keluhan Utama yang sering ditemukan pada klien dengan
masalah psikososial Demensia adalah klien kehilangan
ingatan.
C. Riwayat Kesehatan
Informasi yang diperoleh dengan cara menanyakan pertanyaan
tertentu, dan pasien/keluarga dapat memberikan jawaban yang
sesuai. Pertanyaan yang ditanyakan seputar kesehatan dan
penyakit yang pernah diderita oleh pasien.
D. Pola aktivitas sehari – hari
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Klien mengalami gangguan persepsi, klien mengalami
gangguan dalam memelihara dan menangani masalah
kesehatannya.
b. Pola tidur dan istirahat
Klien biasanya mengalami insomnia.
c. Pola aktivitas
Klien biasanya mengalami gangguan dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari karena penurunan minat.
d. Pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran
klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat
tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah
keuangan.
8
e. Pola sensori dan kognitif
Klien mengalami kebingungan, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan minat dan motivasi, mudah
lupa, gagal dalam melaksanakan tugas, cepat marah,
disorientasi.
f. Pola persepsi dan Konsep diri
Klien dengan demensia umumnya mengalami gangguan
depresi, tidak mengalami gangguan kosep diri.
g. Pola mekanisme / penanggulangan stress dan koping
Klien menggunakan mekanisme koping yang tidak efektif
dalam menangani stress yang dialaminya.
h. Spiritual
Keyakinan klien terhadap agama dan keyakinan masih kuat
tetapi tidak atau kurang mampu dalam melaksanakan
ibadahnya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
i. Personal Hygine
Biasanya pada demensia dalam melakukan personal
Hygiene perlu bantuan/tergantung orang lain. Tidak
mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal
yang kurang, kebiasaan pembersihan buruk, lupa pergi
untuk kekamar mandi, lupa langkah-langkah untuk buang
air, tidak dapat menemukan kamar mandi dan kurang
berminat pada atau lupa pada waktu makan dan
menyiapkannya dimeja, makan, menggunakan alat makan,
berhias, maupun kemandirian dalam kebersihan merawat
tubuh.
E. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : Kebersihan: untuk mengetahui adanya ketombe,
kerontokan rambut serta kebersihan secara umum..
2. Mata : adanya perubahan penglihatan

9
3. Hidung : untuk mengetahui hidung bersih, tidak ada luka
atau lessi, tidak ada masa, Nyeri pad sinus
4. Mulut dan tenggorokan :sakit tenggorokan, lesi dan luka
pada mulut, perubahan suara, karies.
5. Telinga : penurunan pendengaran, Telinga Perubahan
pendengaran, Rabas, Tinitus, Vertigo Sensitivitas
pendengaran, Alat-alat protesa, Riwayat infeki.
6. Dada (Torax): mengetahui Bentuk dada dari posisi anterior
dan posterior, ada tidaknya deviasi, ada tidaknya
bendungan vena pada dinding dada.
7. Abdomen: Bentuk distended/flat/lainnya, nyeri tekan,
Bising usus: kali/ menit Genetalia Kebersiha: setiap habis
mandi dibersihkan, tidak ada hemoroid
8. Ekstremitas: Kekuatan otot 5 : melawan grafitasi dengan
kekuatan penuh, tidak menggunakan alat bantu saat jalan,
tidak mengalami nyeri sendi.
9. Integumen : dari hasil pengkajian didapat : kulit tampak
kering, seperti bersisik, kulit tampak pucat, tampak kotor
berwarna hitan karena bekas luka, sering menggaruk
badan.
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut Aspiani (2014), Pemeriksaan fungsi kognitif awal bila
menggunakan Minimental-state examination (MMSE) dari
folstein dengan skor/ angka maksimal 30. Jika mempunyai
skor dibawah 24, pasien patut dicurigai mengalami demensia.
Meskipun nilai skor ini sangat subjektif karena pengaruh
pedidikan juga berperan pada tingginya nilai skor. Tidak ada
perbedaan pada wanita maupun pria. Jadi pemeriksaan MMSE
dianjurkan ditambah dengan clock drawing test, dengan
menggambar jam sekaligus diatur waktu jamnya.
Nilai skor berkisar antara 0-4 dengan perincian skor:
10
a. Dapat menggambar lingkaran bulat yang benar (nilai 1)
b. Penempatan nomor tepat pada tempatnya (nilai 1)
c. Lengkap 12 nomor tepat (nilai 1)
d. Penempatan panah tunjuk pendek/panjang tepat (nilai 1).
2.2.2 Analisa Data
Analisis data yang berisi data subjektif dan data obyektif yang
ditemukan pada klien yang setelah pengolahan data akan muncul suatu
masalah.
2.2.3 Diagnosa Keperawatan
a. Defisit perawatan diri b.d kelemahan (D.0109)
b. Resiko cedera d.d perubahan fungsi psikomotor (D.0136)
c. Gangguan memori b.d proses penuaan (D.0062)
2.2.4 Intervensi Keperawatan
1. Defisit perawatan diri (D.0109)
 Tujuan : kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan
aktivitas perawatan diri dapat meningkat
 Kriteria Hasil : (SLKI, L.11103)
1. Minat melakukan perawatan diri meningkat
2. Kemampuan makan meningkat
3. Kemampuan menggenakan pakaian meningkat
 Intervensi Keperawatan : (SIKI, 1.11348)
Observasi :
1. Identifikasi alat kebersihan diri, berpakaian dan makan
Rasional : agar memudahkan pasien untuk melakukan
perawatan diri
Terapeutik
2. Siapkan keperluan pribadi
Rasional : agar memudahkan pasien untuk melakukan
perawatan diri

11
3. Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
Rasional : agar pasien dapat belajar untuk melakukan
perawatan diri
4. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
Rasional : untuk membantu pasien agar mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri
Edukasi
5. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
Rasional : agar pasien dapat melakukan perawatan diri
secara mandiri
2. Resiko cedera d.d perubahan fungsi psikomotor (D.0136)
 Tujuan : keparahan dari cedera menurun
 Kriteria Hasil : (SLKI, L.14136)
1. Toleransi aktivitas meningkat
2. Toleransi makan meningkat
3. Poa istirahat dan tidur membaik
 Intervensi Keperawatan : (SIKI, 1.14513)
Observasi
1. Identifikasi kebutuhan keselamatan
Rasional : untuk mengetahui kebutuhan klien
Terapeutik
2. Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (pegangan
tangan)
Rasional : untuk memudahkan aktivitas klien
3. Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
Rasional : untuk mencegah terjadinya cedera
Edukasi

12
4. Ajarkan individu dan keluarga resiko tinggi bahaya
lingkungan
Rasional : untuk mencegah terjadinya cedera yang lebih
parah
3. Gangguan memori b.d proses penuaan (D.0062)
 Tujuan : kemampuan mengingat informasi atau perilaku
dapat meningkat
 Kriteria Hasil : (SLKI, L.09079)
1. Verbalisasi mengingat informasi meningkat
2. Verbalisasi mengingat perilaku meningkat
3. Verbalisasi mudah lupa menurun
 Intervensi Keperawatan : (SIKI, 1.06188)
Observasi
1. Monitor perilaku dan perubahan memori selama terapi
Rasional : untuk memantau perkembangan pasien
Terapeutik
2. Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan
pasien
Rasional : menyesuaikan dengan kemampuan dan usia
pasien
3. Stimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang
baru terjadi
Rasional : untuk membantu meningkatkan stimulasi
daya ingat
Edukasi
4. Ajarkan teknik memori yang tepat
Rasional : agar teknik yang dipakai dapat berjalan
dengan tepat
2.2.5 Implementasi Keperawatan

13
Pelaksaan merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang sudah dibuat dan merupakan tindakan atau realisasi dari
rencana yang telah disusun berdasarkan priorotas tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan rencana tindakan.
2.2.6 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan keperawatan dengan
melihat respon klien, mengacu pada kriteria hasil. Tahap ini merupakan
proses yang menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai dan untuk
menilai keefektifan perawat mengkomunikasikan status pasien dan hasil
tindakan keperawatan.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA DENGAN


DEMENSIA

3.1 PENGKAJIAN

Nama wisma : Tanggal Pengkajian: 29 July 2021


1. IDENTITAS KLIEN :
Nama : Ny.A
Umur : 85 Tahun
Agama : Islam
Alamat Asal : Ds. Ngudi, Peterongan, Jombang
Tanggal datang : 28 July 2021
2. DATA KELUARGA :
Nama : Tn. D
Hubungan : Suami
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Ds. Ngudi, Peterongan, Jombang

3. STATUS KESEHATAN SEKARANG


Keluhan utama : Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa
yang baru saja terjadi
Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan : tidak ada
Obat-obatan : tidak ada

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES


MENUA):

FUNGSI FISIOLOGIS

1. Kondisi Umum

15
Ya Tidak

Kelelahan : √

Perubahan BB : √

Perubahan nafsu makan : √

Masalah tidur : √

Kemampuan ADL : √

KETERANGAN :

2. Integumen

Ya Tidak

Lesi / luka : √

Pruritus : √

Perubahan pigmen : √

Memar : √

Pola penyembuhan lesi : √

KETERANGAN :

3. Hematoponic

Ya Tidak

Perdarahan abnormal : √

Pembengkakan kel. : √

Limfe : √

Anemia : √

KETERANGAN :
16
4. Kepala

Ya Tidak

Sakit kepala : √

Pusing : √

Gatal pada kulit kepala : √

KETERANGAN :

5. Mata

Ya Tidak

Perubahan penglihatan : √

Pakai kacamata : √

Kekeringan mata : √

Nyeri : √

Gatal : √

Photopobia : √

Diplopia : √

Riwayat infeksi : √

KETERANGAN :

6. Telinga

Ya Tidak

17
Penurunan pendengaran : √

Discharge : √

Tinitus : √

Vertigo : √

Alat bantu dengar : √

Riwayat infeksi : √

Kebiasaan membersihkan : √

Telinga : √

Dampak pada ADL : √

KETERANGAN :

7. Hidung Sinus

Ya Tidak

Rhinorrhea : √

Discharge : √

Epistaksis : √

18
Obstruksi : √

Snoring : √

Riwayat infeksi : √

KETERANGAN :

8. Mulut, tenggorokan

Ya Tidak

Nyeri tekan : √

Kesulitan menelan : √

Lesi : √

Perdarahan gusi : √

Caries : √

Perubahan rasa : √

Gigi palsu : √

Riwayat infeksi : √

Pola sikat gigi : √

KETERANGAN :

9. Leher

19
Ya Tidak

Kekuatan : √

Nyeri tekan : √

Massa : √

KETERANGAN :

10. Pernafasan

Ya Tidak

Batuk : √

Nafas pendek : √

Hemoptisis : √

Wheezing : √

Asma : √

KETERANGAN :

11. Kardiovaskuler

Ya Tidak

Chest pain : √

Palpitasi : √

Dispnea : √

Paroximal nocturnal : √

Orthopnea : √

Murmur : √

20
Edema : √

KETERANGAN :

12. Gastrointestinal

Ya Tidak

Disphagia : √

Nausea/vomitting : √

Hemateemesis : √

Perubahan nafsu makan : √

Massa : √

Joundice : √

Perubahan pola BAB : √

Melena : √

Hemorrhoid : √

Pola BAB : √

KETERANGAN :

13. Perkemihan

Ya Tidak

Disurya : √

Frekuensi : √

21
Hesitancy : √

Urgency : √

Hematuria : √

Poliuria : √

Oliguria : √

Nocturia : √

Nyeri berkemih : √

Pola BAK : √

KETERANGAN :

14. Reproduksi

Ya Tidak

Lesi : √

Disharge : √

Nyeri pelvis : √

Prolap : √

Riwayat menstruasi : √

Keterangan :

15. Muskoloskuletal

22
Ya Tidak

Nyeri sendi : √

Bengkak : √

Kaku sendi : √

Deformitas : √

Spasme : √

Kram : √

Kelemahan otot : √

Nyeri punggung : √

Pola latihan : √

Dampak ADL : √

Keterangan :

5. Potensi Pertumbuhan Psikososial

Ya Tidak

1. Lesi : √
2. Disharge : √
3. Testicular pain : √
4. Testicular massa : √
5. Perubahan gairah sex : √
6. Keterangan :

6. Lingkungan
1. Kamar : √
2. Kamar mandi : √
23
3. Dalam rumah wisma : √
4. Diluar rumah : √

7. Negative Funcitonal Concequences


a. Kemampuan ADL

No Jenis aktivitas Kemampuan Skor


1 Makan/minum Mandiri 2
Perlu bantuan orang lain untuk 1
memotong makanan
Tergantung penuh pada pertolongan 0
orang lain
2 Pindah dari kursi roda ke Mandiri 3
tempat tidur/sebaliknya Dibantu satu orang 2
Dibantu dua orang 1
Tidak mampu 0
3 Kebersihan diri: cuci muka, Mandiri 1
menyisir, dll Perlu pertolongan 0
4 Keluar/masuk kamar mandi Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tergantung orang lain 0
5 Mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
6 Berjalan (jalan datar) Mandiri 3
Dibantu satu orang/walker 2
Dibantu kursi roda 1
Tidak mampu 0

24
7 Naik turun tangga Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tidak mampu 0
8 Berpakaian/bersepatu Mandiri 2
Sebagian dibantu 1
Tergantung orang lain 0
9 Mengontrol BAB Kontinen teratur 2
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
10 Mengontrol BAK Kontinen teratur 2
Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
Jumlah 20
Kesimpulan : Lansia Mandiri

b. Aspek Kognitif

TES PENILAIAN SKOR SKOR


MAX LANSIA
Orientasi Tanyakan kepada lansia tentang waktu
:
1. Tahun
2. Hari 5 0
3. Tanggal
4. Bulan
5. Tahun
Tanyakan tentang tempat (dimana
kita sekarang ). 1. Nama tempat
2. Kelurahan
5 0
3. Kecamatan
4. Kabupaten
5. Provinsi
25
Registrasi Pemeriksa membutuhkan 3 nama
benda
Meja Kursi Lemari 3 2
(Tiap benda disebutkan dalam
satudetik kemudian meminta pasien
mengingat dan mengulang kembali
tiga objek yang disebutkan
pemeriksaan).
Perhatian dan Menghitung mundur mulai dari
perhitungan angka 100 dikurangi 7, berhenti
setelah jawaban kelima 1. 100-7 = 93
2. 93-7 = 86 5 0
3. 86-7 = 79
4. 79-7 = 42
5. 42-7 = 65
Mengingat Pasien diminta kembali kembali
kembali mengulang 3 nama yang tadi
disebutkan dinomor 3 0
sebelumnya Meja Kursi
Lemari
Bahasa Responden menyebutkan tiga benda
2 2
yang ditunjuk pemeriksa
Pengulanga n Responden mengulang kata-kata yang
diucapkan pemeriksa 1 1
:NAMUN JIKA AKAN TETAPI
Pengertian Pemeriksa meminta pasien melakukan
verbal tiga perintah.
1. Ambil kertas dengan tangan kanan 3 3
2. Lipat kertas menjadi 2 bagian
3. Letakkan kertas dilantai.
Perintah Pemeriksa menulis satu kata

26
tertulis “TUTUP MATA”
Minta responden melakukan perintah 1 0
yang ditulis pemeriksa
Menulis Pemeriksa meminta pasien menulis
kalimat satu kalimat yang bermakna 0
1
(Subyek+Predikat+Obyek+Keterangan
)
Menggamba r Pasien diminta menirukan gambar
konstruksi dibawah ini
1 0

TOTAL 8
Kesimpulan : gangguan kognisi berat

 Kecemasan GDS
Pengkajian Depresi

Skore Uraian

A. Kesedihan

3 Saya sangat sedih /tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya.

2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.

1 Saya merasa sedih atau galau.

0√ Saya tidak merasa sedih.

B. Pesimisme

3 Saya merasa bahwa masa depan adalah siasia


dan sesuatutidak dapat membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandangkedepan.

1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.

0√ Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.

27
C. Rasa Kegagalan

3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai sebagai orang tua.(suami/istri)

2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan.
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.

0√ Saya tidak merasa gagal.

D. Ketidak Puasan

3 Saya tidak puas dengan segalanya.

2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.

1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.

0√ Saya tidak merasa tidak puas.

E. Rasa Bersalah

3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga.

2 Saya merasa sangat bersalah.

1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.

0√ Saya tidak merasa benar-benar bersalah.

F. Tidak Menyukai Diri Sendiri

3 Saya benci diri saya sendiri.

2 Saya muak dengan diri saya sendiri.

1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.

0√ Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri.

G. Membahayakan Diri Sendiri

3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai


kesempatan.
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.

1 Saya merasa lebih baik mati.

28
0√ Saya tidak mempunyai pikiranpikiran
mengenaimembahayakan diri sendiri.
H. Menarik Diri dari Sosial

3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang


lain dan tidak perduli pada mereka semuanya.
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain
dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka.
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari padasebelumnya.

0√ Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I. Keragu-raguan

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.

2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuatkeputusan.

1√ Saya berusaha mengambil keputusan.

0 Saya membuat keputusan yang baik.

J. Perubahan Gambaran Diri

3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.

2 Saya merasa bahwa aada perubahan-perubahan yang permanen


dalam penampilan saya dan ini membuat sayatak menarik.
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik.

0√ Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya.

K. Kesulitan Kerja

3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.

2√ Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan se
suatu.
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukansesuatu.

0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.

L. Keletihan

29
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.

2√ Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.

M. Anoreksia

3 Saya tidak lagi mempunyai napsu makan sama sekali.

2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang.

1 Napsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.

0√ Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Total skor : 5

Kesimpulan : depresi ringan

 Fungsi Sosial Lansia

No Fungsi Uraian Skor


e
1 Adaption Saya puas bisa kembali pd keluarga (teman)
saya untuk membantu saya pada waktu
2
sesuatu menyusahkan saya
2 Paetherenship Saya puas dengan cara keluarga (teman)
saya membicarakan sesuatu dan
2
mengungkapkan maslah dengan saya
3 Growth Saya puas bahwa keluarga ( teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya
2
untuk melakukan aktivitas
4 Affection Saya puas dengan cara keluarga (teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon
2
terhadap emosi saya seperti marah, sedih,
atau mencintai
5 Resolve Saya puas dengan cara teman saya 2
menyediakan waktu bersama-sama
Total Skor : 10
30
Kesimpulan: disungsi keluarga sangat tinggi

3.2 Analisa Data

ANALISA DATA

No Pengelompokan Data Kemungkinan Penyabab Masalah


1. DS: Proses Penuaan Gangguan
- Keluarga Pasien Memori
mengatakan mudah (D.0062)
lupa akan peristiwa
yang baru saja
terjadi.
- Keluarga Pasien
mengatakan tidak
mampu mengenali
orang dan tempat
DO:
- Pasien kehilangan
kemampuannya
untuk mengenali
wajah, tempat dan
objek yang sudah
dikenalnya dan
kehilangan suasana
kekeluargaannya
- Pasien sering
mengulang-ngulang
cerita yang sama
31
karena lupa telah
menceritakannya
- TTV:
TD :130/90 mmHg
S : 37oC-
N : 88x/menit
RR : 22x/menit

3.3 Diagnosis Keperawatan

Diagnosa Ditemukan Masalah Masalah Teratasi


No
Keperawatan Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Gangguan memori 27 27
b.d proses penuaan November November
(D.0062) 2020 2020

3.4 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan & Tindakan
Keperawatan Rasional
Kriteria Hasil Keperawatan
1. Gangguan memori Tujuan: Setelah 1. Monitor 1. Untuk
b.d proses penuaan di lakukan perilaku dan memantau
(D.0062) tindakan perubahan perkembangan
keperawatan memori pasien
1x24 jam selama terapi
diharapkan 2. Rencanakan 2. Menyesuaikan
kemampuan metode dengan
mengingat mengajar kemampuan dan
informasi atau sesuai usia pasien

32
perilaku dapat kemampuan
meningkat pasien
Kriteria Hasil : 3. Stimulasi 3. untuk
(SLKI, menggunakan membantu
L.09079) memori pada meningkatkan
1. Verbalisasi peristiwa stimulasi daya
mengingat yang baru ingat
informasi terjadi
meningkat 4. Ajarkan 4. Agar teknik
2. Verbalisasi teknik yang dipakai
mengingat memori yang dapat berjalan
perilaku tepat dengan tepat
meningkat
3. Verbalisasi
mudah lupa
menurun

3.5 Implementasi Keperawatan

No. No. Diagnosa Tindakan Keperawatan Tanda Tangan


Keperawatan
1. Gangguan memori Jumat, 27 November 2020
b.d proses penuaan Jam 07.00
(D.0062) 1. Monitor perilaku dan
perubahan memori selama
terapi.
Jam 07.10
2. Rencanakan metode
mengajar sesuai kemampuan
pasien
Jam 07.20
33
3. Stimulasi menggunakan
memori pada peristiwa yang
baru terjadi
Jam 07.30
4. Ajarkan teknik memori yang
tepat

3.6 Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Evaluasi Keperawatan Paraf


Keperawatan Catatan Perkembangan
1. Gangguan memori Jumat, 27 November 2020
b.d proses penuaan Jam 07.50
(D.0062) S:
- Keluarga pasien mengatakan
mudah lupa akan peristiwa
yang baru saa terjadi.
- Keluarga pasien mengatakan
tidak mampu mengenali orang
dan tempat.
O:
- Pasien kehilangan
kemampuannya untuk
mengenali wajah, tempat dan
objek yang sudah dikenalnya.
- Pasien sering mengulang cerita
yang sama karena telah lupa
menceritakannya.
TTV :
TD :130/90 mmHg

34
S : 37 o C
N : 88x/menit
- RR : 22x/menit
A : Masalah Belum Teratasi
P : Pasien kunjungan ulang

BAB IV
PENUTUP
35
4.1 Kesimpulan
Lanjut usia (lansia) atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Demensia adalah gangguan fungsi intelektual
tanpa gangguan fungsi atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan
umum, pikiran abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi
tertulis dan lisan dapat terganggu
4.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha ILmu Boedhi


36
Darmojo. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Jakarta: FKUI
Bulechek, G Dkk ., 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). 6th ed.
Missouri:Elsevier Mosby
Copel,L,C. (2007). Kesehatan jiwa dan psikiatri. Edisi 2. Jakarta: EGC. Corwin, J.
Elizabeth. 2009. Buku Saku : Patofisiologi. Ed.3. Jakarta : EGC
Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika.
Nugroho, H. wahjudi. (2006).Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3.
Jakarta: EGC
Nugroho, H. wahjudi. (2009).Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3.
Jakarta: EGC
Santoso, H Dan Ismail A.(2009). Memahami krisis lanjut usia. Jakarta : Gunung
Mulia.
PDF. Kemenkes RI.(2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Jakarta di unduh tanggal 23 juni 2018
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4 vol 1. Jakarta: EGC
PDF Alzheimer’s Disease International, (2009). The global voice on Dementia.
Diunduh tanggal 22 juni 2018.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan
Worl Healt Organitation (2010). Proposes definitation of An Order person in
word. Di unduh tanggal 23 juni 2018

37

Anda mungkin juga menyukai