Anda di halaman 1dari 5

Nama : A. Zaky Muhammad Afif A.

NIM : K011211102

Prodi : Kesehatan Masyarakat (Kelas B)

Identitas dan Integrasi Nasional

Hubungan Identitas dan Integrasi Nasional dalam Menghadapi Permasalahan

Keberagaman

Identitas adalah ciri khusus atau jati diri yang menjadi pembeda diantara

individu, kelompk, ataupun golongan. Adapun identitas yang menjadi ciri sebuah

negara disebut sebagai identitas nasional. Identitas nasional Indonesia terbentuk dari

berbagi macam nilai-nilai kebudayan kelompok masyarakat yang menjadi satu dari

ujung Sabang sampai ujung Merauke. Adapun identitas nasional Indonesia antara

lain : Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Bendera

negara, yaitu Sang Merah Putih. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya. Lambang

negara, yaitu Garuda Pancasila. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila. Konstitusi negara, yaitu UUD 1945. Bentuk

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Konsepsi Wawasan

Nusantara. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.*

Menurut KBBI integrasi adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan

kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan

kewibawaan dan kejujuran. Sedangkan integrasi nasional adalah usaha serta proses

mempersatukan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada suatu negara hingga

tercipta keserasian serta keselarasan secara nasional. Sehingga bangsa

Indonesia yang terdiri atas masyarakat yang multikultural sangat membutuhkan


integrasi nasional untuk menyatukan berbagai macam perbedaan terse but agar

dapat menciptakan keselarasan dalam hidup bermasyarakat.

Keberagam yang dibungkus dalam satu wadah Indonesia seharusnya

dapat menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai bangsa Indonesia.

Kekayaan suku, ras, bahasa, kebudayaan, agama, dan lain sebagainya dapat

menjadi identitas Indonesia sebagai ciri unik yang membedakan negara

Indonesia dengan negara-negara lainnya. Namun sayangnya keberagaman

tersebut dapat pula menjadi faktor penghambat dalam mewujudkan intergrasi

nasional di Indonesia. Konflik dan permasalahan tentang suku, agama, ras, dan

antar golongan (SARA), Intoleransi, dan ketimbangan serta ketidakmerataan

pembangunan yang sering terjadi merupakan faktor-faktor penghambat

terjadinya integrasi nasional.

Konflik Sampit merupakan contoh kasus ketegangann antaretnis yang

terjadi di Sampit pada tahun 2001. Konflik ini terjadi antara suku dayak dan suku

madura yang dikarenakan migrasi yang dilakukan suku madura ke Kalimantan

Tengah membuat suku dayak secara ekonomi merasa tersaingi. Situasi

kericuhan antara suku dayak dengan madura diperparah dengan kebiasaan dan nilai-

nilai berbeda yang dimiliki keduanya. Seperti adat orang Madura yang membawa

parang atau celurit ke mana pun, membuat orang dayak berpikiran bahwa tamunya

ini siap untuk berkelahi. Selain itu konflik antarumat beragama juga sering terjadi,

seperti kasus renovasi total Gereja Paroki Santo Joseph di Tanjung Balai Karimun,

Kepulauan Riau, yang terpaksa dihentikan karena penolakan oleh sekelompok warga

walau pihak gereja telah mendapat izin mendirikan bangunan (IMB) dari pemerintah

kabupaten Karimun sejak 2 Oktober 2019. Renovasi total gereja yang sudah ada sejak
tahun 1928 itu dilakukan karena kapasitas gereja itu dianggap sudah tidak memadai

untuk menampung umat Katolik di wilayah itu. Namun warga menolak pembangunan

bangunan baru gereja tersebut dan menggugat surat IMB yang diberikan pemerintah

kabupaten Karimun dengan alasan Karimun dihuni mayoritas muslim. Permasalahan

juga sering terjadi karena adanya diskriminasi yang sering diterima oleh masyarakat

bagian Indonesia Timur. Tidak meratanya pembangunan nasional di Indonesia sering

kali menjadi alasan merasa terkucilkannya sekelompok etnis terutama di bagian

Indonesia Timur. Berbagai gejolak-gejolak perlawanan sering kali disuarakan oleh

sebagian kelompok-kelompok di Papua. Tidak meratanya pembangunan infrastruktur

dan eksploitasi sumber daya di Papua disuarakan oleh kelompok pemberontak

sebagai alasan untuk melepas diri dari Indonesia.

Untuk mencegah permasalahan dan perpecahan yang dapat terjadi di

Indonesia maka diperlukan integrasi nasional. Untuk mewujudkan integrasi nasional

maka diperlukan berbagai faktor pendorong dan faktor pendukung dalam mencapai

integritas nasional yang ideal. Identitas nasional dapat menjadi faktor pendorong dan

faktor pendukung tersebut. Bahasa Indonesia yang disuarakan kaum pemuda pada

28 Oktober 1928 harus diakui sebagai Bahasa nasional dan dipergunakan dalam

komunikasi sehari-hari agar dapat terjalin komunikasi yang baik bagi seluruh bangsa

Indonesia. Berkibarnya Sang Merah Putih sebagai lambang senasib dan

seperperjuangan kemerdekaan, menjadi arah penghormatan kita tanpa memandang

etnis, agama, atau dari golongan mana kita berasal. Bhineka Tunggal Ika menjadi

semboyan negara kita yang walaupun berbeda-beda tetapi kita tetap satu. Pancasila

yang menjadi ideologi nasional dan menjadi budi luhur serta moral yang megatur

bagaimana kita bertingkah dan berperilaku dalam masyarakat. Dan konstitusi negara

kita yaitu UUD 1945 yang bersumber dari Pancasila dan berfungsi sebagai hukum
yang tertinggi sehingga menjadi sumber dan pedoman hukum bagi setiap peraturan

perundangan yang mengatur masyarakat.

Dari pemaparan diatas maka saya menyimpulkan bahwa identitas nasional

Indonesia yang menjadi wajah bagi Indonesia dimata dunia juga dapat

diimplementasikan kedalam kehidupan bernegara di indonesi sesuai dengan

fungsinya masing-masing. Dengan pemahaman tentang Identitas negara diharapkan

dapat menyadarkan seluruh bangsa Indonesia bahwa kita semua hidup dalam suatu

bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Integrasi nasional tidak akan dapat

terwujud jikalau kita kerap berseteru dengan etnis, agama, dan kebudayaan yang

berbeda dari kita, integrasi nasional juga tidak akan terjadi jika kita hanya

mementingkan kebutuhan kita tanpa memlihat hak orang lain. Dengan adanya

identitas nasional yang menjadi jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, maka

kesadaran persatuan untuk menjunjung persatuan di Indonesia diharapkan tumbuh

dalam diri kita sehingga integrasi nasional dapat terwujud.


Daftar Refrensi :

1. Cahya Dicky Pratama

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/26/175837669/identitas-nasional-bangsa-

indonesia Diakses pada 24 Agustus 2021 pukul :16.30

2. AM Irianto “Pencarian Identitas dan Integrasi Kebudayaan pada Masyarakat

Multikultural” Diakses pada 24 Agustus 2021 pukul :17.02

3. Rifan Aditya https://www.suara.com/news/2021/06/11/144728/integrasi-

nasional-faktor-faktor-pendorong-dan-penghambat?page=all Diakses pada 24

Agustus 2021 pukul :19.20

4. Ari Setiarsih “PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL MELALUI PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL” Diakses pada 24 Agustus

2021 pukul :19.20

5. Ayomi Amindoni https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51444700 Diakses pada

24 Agustus 2021 pukul :19.30

Anda mungkin juga menyukai