Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FIZHAR SETIAWAN

NIM : R1C118081

1. Bentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah


proses kualifikasi akan membentuk bentuk lapisan batubara. Mengetahui bentuk
lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan
merencanakan cara penambangannya. Ada beberapa bentuk lapisan batubara yaitu
:
1. Bentuk lapisan Horse back
2. Bentuk lapisan Pinch
3. Bentuk lapisan Clay vein
4. Bentuk lapisan Burried Hill
5. Bentuk lapisan Fault
6. Bentuk lapisan Fold
http://ilmunyapertambangan.blogspot.com/2016/08/bentuk-lapisan-batubara.html?
m=1

2. Indonesia memiliki cadangan sumber daya batu bara sebesar 147,6 miliar ton
yang tersebar di 21 provinsi. Dari jumlah tersebut, sumber daya paling banyak
terdapat di Sumatera Selatan, yakni 50,2 miliar ton. Meski begitu, Pulau
Kalimantan mendominasi keberadaan cadangan batu bara terbesar.

3. pada 1990 total konsumsi batubara dunia baru mencapai 3.461 juta ton, pada
2007 meningkat menjadi 5.522 juta ton atau meningkat sebesar 59,5%, atau rata-
rata 3,5% per tahun. International Energy Agency (IEA) memperkirakan
konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6% per tahun antara periode
2005-2015 dan kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7% per tahun sepanjang
2015-2030. Meningkatnya konsumsi batubara dunia tidak terlepas dari meningkat
pesatnya permintaan energi dunia dimana batubara merupakan pemasok energi
kedua terbesar setelah minyak dengan kontribusi 26%. Peran ini diperkirakan
akan meningkat menjadi 29% pada 2030. Sedangkan kontribusinya sebagai
pembangkit listrik diperkirakan juga akan meningkat dari 41% pada 2006 menjadi
46% pada 2030. Meningkatnya peran batubara sebagai pemasok energi di masa-
masa mendatang membuat industri ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi
para investor tak terkecuali di Indonesia.

Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan konsumsi batubara yang cukup


spektakuler dalam sepuluh tahun terakhir, yakni dari 13,2 juta ton pada 1997
menjadi 45,3 juta ton pada 2007, atau meningkat lebih dari 3 kali lipat (243%).
Peningkatan jumlah konsumsi yang sangat tajam tersebut disebabkan meningkat
tajamnya permintaan batubara sebagai sumber energi terutama untuk pembangkit
listrik, baik di dalam negeri maupun di negara-negara importir. Tidak
mengherankan apabila sejalan dengan itu jumlah perusahaan pertambangan
batubara di Indonesia pun tumbuh pesat khususnya dalam beberapa tahun
terakhir. Sampai dengan 2003 misalnya tercatat 251 perusahaan penambangan
batubara di Indonesia.

Dalam percaturan perdagangan batubara dunia, Indonesia memiliki peran yang


semakin penting dari tahun ke tahun baik sebagai produsen maupun sebagai
eksportir. Pada 2007 Indonesia berada di posisi ketujuh terbesar produsen
batubara dunia dengan kontribusi 4,2% dan di posisi kedua terbesar sebagai
eksportir batubara dengan total volume ekspor 202 juta ton.

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=724&Itemid=519

4. struktur industri pertambangan batubara Indonesia, yang dilakukan melalui


pengidentifikasian terhadap berbagai karakteristik dominan yang mempengaruhi
ekonomi industri (economic dominant’s features), analisis terhadap pola dan
intensitas persaingan, identifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan industri (driving forces) serta elemen kunci (key success)
keberhasilan industri pertambangan batubara Indonesia. Studi tentang struktur
industri pertambangan batubara Indonesia ini merupakan studi analitis kualitatif,
yang dititikberatkan pada penelitian kepustakaan dengan menggunakan data
sekunder dari berbagai literatur yang telah dipublikasikan. Dari masing- masing
analisis yang dilakukan, diketahui bahwa faktorfaktor dominan yang berpengaruh
dalam ekonomi industri meliputi ukuran pasar (market size) dan tingkat
pertumbuhannya (market growth), global market, inovasi teknologi, sistem distrib
usi, hambatan masuk/keluar (entry/exit barriers), regulasi dan kebijakan
pemerintah (government policy), penyerapan tenaga kerja, kebutuhan modal dan
integrasi vertikal (vertical integration). Dari sisi persaingan, industri batubara
indonesia saat ini mengalami persaingan yang cukup ketat baik dari industri
sejenis maupun industri lain yang merupakan industri substitutor. Driving forces
industry meliputi faktor internal dan eksternal seperti stabilitas sosial, ekonomi
dan politik, kebijakan pemerintah dan ketidakpastian hukum, serta globalisasi.
Analisis terakhir menyimpulkan bahwa untuk bisa sukses pada industri
pertambangan batubara, maka perusahaan/industri harus memenuhi beberapa
kriteria kesuksesan diantaranya: environment sustainability and community
development, penguasaan modal, extensive exploration , inovasi teknologi,
prasarana dan infrastruktur yang memadai serta pengembangan sumber daya
manusia.

http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/31148

Anda mungkin juga menyukai