Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Kerangka Berpikir

LATAR
Menurut UU Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007, wilayah pesisir adalah daerah peralihan
BELAKAN
antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Wilayah pesisir
memerlukan pengelolaan yang berkelanjutan untuk meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat melalui peran serta masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau-
pulau kecil. Pengelolaan wilayah pesisir meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan
pengendalian terhadap interaksi manusia dalam memanfaatkan sumber daya pesisir. Pembangunan
waterfront city yang dilakukan di Kota Tanjungpinang ini sangat berpotensi untuk dikembangkan
mengingat posisinya yang strategis. Di satu sisi Pulau Penyengat merupakan salah satu tujuan
obyek wisata internasional dan di sisi lain sebagai kawasan tepi laut yang mempunyai karakteristik
sebagai kawasan waterfront city yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan hiburan
dengan berbagai macam aktivitas penduduknya.

RUMUSAN
Dengan adanya potensi alam dan lahan yang dmiliki Kota Tanjungpinang yang belum
MASALAH
termanfaatkan dengan maksimal maka dalam proses pembangunan kawasan waterfront
Tanjungpinang secara tidak langsung akan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada
di sekitar kawasan perencanaan kawasan tepi laut Kota Tanjungpinang

TUJUAN
Mengkaji pembangunan waterfront city tepi laut sebagai pengembangan ekonomi dan pariwisata
PENELITI
pesisir Kota Tanjungpinang yang berkelanjutan, khususnya sebagai bagian dari pengembangan
kepariwisataan untuk menjadi sektor andalan yang diharapkan.

Sasaran Sumber Analisis


Mengetahui kondisi Primer:
eksisting kawasan pesisir  Data observasi lapangan Metode Analisis
Kota Tanjungpinang  Hasil wawancara Deskriptif Kualitatif
 Dokumentasi berupa foto-
foto potensi kawasan
Sekunder:
 Data sekunder yang
diperoleh dari dinas-dinas
terakit meliputi data
Menyusun strategi dokumen waterfront city
pengembangan kawasan pesisir  Kebijakan pemerintah
untuk dalam mendukung  Keterleibatan masyarakat Metode Analisis
karakteristik waterfront city di  Kondisi eksisting LFA
Kota Tanjungpinang  Permasalahan yang
ditemui dilpangan

Output
Analisis Strategi Pengembangan Waterfront City di Kawasan Pesisir
Kota Tanjungpinang

Gambar 1.2 Kerangka Berpikir


Sumber: Hasil Analisa,2021

Anda mungkin juga menyukai