Anda di halaman 1dari 32

MATA KULIAH SEJARAH AMERIKA

KOLONISASI BANGSA BARAT DI AMERIKA

Kelas B
Dosen Pengampu :
Drs. Marjono, M.Hum
Robit Nurul Jamil. S.Pd., M.Pd

Oleh
Enis Awalia Fauziah (190210302044)
Handitya Elinia Ningtyas (190210302060)
Nindy Ayu Kustanti (190210302070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amerika Serikat merupakan sebuah wilayah di Benua Amerika terutama


mencakup Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada abad ke 17 para
pendatang baru mulai berdatangan dan menetap di Amerika. Pendatang baru
tersebut umumnya datang dari berbagai benua khususnya Eropa. Di bagian tengah
pendatang baru di dominasi oleh Inggris tetapi juga ada yang berasal dari negara
lain seperti Belanda, Swedia, dan Jerman. Sedangkan di daerah Selatan di
dominasi oleh Spanyol, Italia, dan Portugis. Tujuan dari pelayaran bangsa Eropa
ke Amerika awalnya untuk kepentingan pribadi yaitu untuk mengubah
perekonomian menjadi lebih baik, untuk mendapatkan kebebasan dalam
berpolitik, beragama, maupun penugasan oleh pemerintah asalnya. Pada tahun
1690 populasi Amerika meningkat hingga seperempat juta, kemudian bertambah
dua kali lipat setiap 25 tahun hingga akhirnya pada tahun 1775 mencapai jumlah
lebih dari 2,5 juga penduduk. Penduduk di Amerika umumnya sering berpindah
dari koloni satu ke koloni yang lain. Dari hal tersebut semakin terlihat perbedaan
antara tiga kelompok koloni regional. Tiga koloni regional tersebut mencakup
Koloni Utara, Koloni Tengah dan Koloni Selatan. Koloni Utara umumnya
mempunyai tanah datar yang tipis, berbatu, dan relatif kecil, serta mempunyai
musim dingin yang berkepanjangan sehingga mereka sulit untuk memenuhi
kebutuhan hidup dari bertani. Sedangkan Koloni Tengah penduduk mayoritas
memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bertani dan mendirikan industri
rumahan seperti menenun, membuat kerajinan, dan membuat sepatu. Sementara
itu di Koloni Selatan mayoritas didominasi oleh pemilik perkebunan yang
kemudian dipekerjakan oleh budak. Sebagian dari pemaparan tersebut merupakan
sebuah materi yang membuat kami terinspirasi untuk menyusun makalah yang
berjudul “Kolonisasi Bangsa Barat di Amerika” dengan rumusan masalah sebagai
berikut:

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana awal kedatangan bangsa Eropa dan kehidupan di Koloni Utara?

1.2.2 Bagaimana awal kedatangan bangsa Eropa dan kehidupan di Koloni


Tengah?

1.2.3 Bagaimana awal kedatangan bangsa Eropa dan kehidupan di Koloni


Selatan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui awal kedatangan bangsa Eropa dan kehidupan di Koloni
Utara

1.3.2 Untuk mengetahui awal kedatangan bangsa Eropa dan kehidupan di Koloni
Tengah

1.3.3 Untuk mengetahui awal ketangan bangsa Eropa dan kehidupan di Koloni
Selatan
BAB 2. PEMBAHASAN

2.2 Koloni Tengah

2.2.1 Koloni New York

a. Kontak Pertama

Pada awal tahun 1540 para pedagang Prancis mulai berdagang disepanjang
Sungai Hudson. Jacques Cartier juga telah menjelajahi area Lawrence River dan
menetapkan klaim Prancis ke Kanada bahwa tumpang tindih dengan tanah yang
diklaim oleh Inggris di sebelah timur laut Amerika Utara. Pada tahun 1609 orang
Inggis bernama Henry Hudson berlayar ke hilir sungai yang kemudian sungai
tersebut diberinama Sungai Hudson. Berdasarkan pelayaran Hudson, Belanda
mengklaim sebagian besar dari Amerika Utara dan membagi tanah yang di klaim
oleh Inggris. Pada tahun 1614 sebuah piagam dikeluarkan untuk mendirikan
perusahaan yang memiliki hak eksklusif atas perdagangan bulu di tanah yang di
klaim Belanda di Amerika Utara, adapun nama dari perusahaan tersebut adalah
New Netherland Company. Kemudian pada tahun 1623 perusahaan India Barat
dan penduduk asli Amerika membuat sebuah keputusan untuk mendirikan koloni
di New Netherland.

b. Pemukiman New Netherland

Di pemukiman New Netherland orang-orang berada dibawah kendali satu


direktur, yang ditunjuk oleh perusahaan di Amsterdam. Perusahaan berasumsi
bahwa koloni dapat dengan cepat menjadi mandiri. Menurut catatan perusahaan
mulai tahun 1624 hingga 1628 sebanyak 31.024 berang-berang dan 3.087 kulit
berang-berang bersama dengan barang lain yang kurang berharga di kirim dari
New Netherland. Pada tahun 1629 New Netherland mengeluarkan aturan baru
yang disebut dengan piagam kebebasan dan pengecualian. Aturan tersebut selain
menyediakan pelindung kapal juga menyediakan hibah tanah yang jauh lebih
kecil. Dalam hal ini perusahaan New Netherland menawarkan tanah sebanyak
mungkin untuk siapa saja yang mau datang ke New Netherland. Namun pada
kenyataannya piagam tersebut gagal membawa lebih banyak orang ke New
Netherland. Pada tahun 1630 populasi koloni hanya 350 orang. Sepuluh tahun
kemudian masih ada penduduk sekitar 2000 orang di New Netherland. Salah satu
cara untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di New Netherland adalah dengan
mengimpor tenaga kerja dari Afrika. Pada tahun 1640 perusahaan kembali
mengubah aturannya dengan harapan menarik lebih banyak pemukim. Aturan
baru tersebut adalah Piagam Kebebasan dan Exemptions yang di dalamnya
menjanjikan 200 hektar kepada siapa saja yang membawa lima orang dewasa ke
koloni New Netherland. Seiring berjalannya waktu pola kehidupan di New
Netherland mulai berkembang dengan bisnis utama perdagangan bulu. Mayoritas
bulu yang dikirim dari New Netherland datang dari perdagangan dengan Iroquois.
Pada tahun 1650 lebih dari 45.000 bulu per tahun telah dikirim dari New
Netherland. Sekitar tahun 1663 New Netherland telah menjadi tempat yang cukup
makmur meskipun sebagian besar pemukim di koloni itu bukan orang Belanda,
koloni telah banyak mengadopsi budaya Belanda. Arsitektur, pertanian, struktur
keluarga memiliki cita rasa Belanda yang jelas. Sebagian besar rumah di koloni
itu meniru model Belanda yang mempunyai ciri khas atap yang curam daripada
rumah bergaya Inggris dan ujung atap pelana rumah menghadap ke jalan.
Pemukiman Belanda sering menempatkan nomor besi besar pada rumah mereka
yang menunjukkan tahun dibangunnya. Fitur lain dari rumah pertanian Belanda
yang umum di New Netherland adalah pintu yang terbelah di tengah. Hal ini
dimaksudkan agar orang di dalam bisa membuka pintu bagian atas dan melihat
keluar tanpa membiarkan hewan peliharaan mereka keluar. Beberapa hewan
ternak sering dipelihara di dalam rumah, supaya lebih aman dari predator. Banyak
peternakan di New Netherland sangat sukses dengan berternak seperti sapi, babi,
ayam dan kuda yang tumbuh secara pesat di koloni. Selain itu mereka juga belajar
menanam jagung, kacang-kacangan, dan labu dari penduduk asli Amerika.
Mereka menanam beberapa tanaman yang mereka bawa terutama gandum.
Mereka juga menanam ceri dan apel di perkebunan. Di New Netherland anak laki-
laki maupun perempuan sama-sama diberikan kesempatan yang sama untuk
mengenyam pendidikan. Perempuan juga memiliki lebih banyak hak di New
Netherland. Mereka diizinkan untuk memiliki properti dan banyak yang akhirnya
menjalankan bisnis keluarga setelah suami mereka meninggal dunia.

c. New Netherland Menjadi New York

Banyak orang di Inggris percaya bahwa klaim Belanda di Amerika Utara


tidak sah. Mereka merasa bahwa pelayaran John Cabot pada tahun 1497 memberi
mereka hak ekslusif atas benua tersebut. Mereka juga berpendapat bahwa Henry
Hudson adalah orang Inggris dan tidak bisa mengklaim Belanda. James kemudian
menggunakan posisinya sebagai kepala angkatan laut Inggris untuk mengirimkan
armada kapal ke New Netherland di bawah Kolonel Richard Nicolls. Pada tanggal
14 Mei 1664 Nicolls berlayar dengan empat kapal dan sekitar 300 tentara. Nicolls
pertama kali berlayar ke New England, dimana dia mengirim kabar ke pemukim
Inggris di Long Island, mencari dukungan mereka untuk menggeser Stuyvesant
dan pemerintahan Belanda di New Netherland. Nicolls memberitahukan bahwa
Inggris bermaksud untuk membiarkan orang-orang di New Netherland menjaga
rumah dan bisnis mereka. Selama dua minggu Stuyvesant dan Nicolls
merundingkan persyaratan penyerahan. Pemerintah ernor Winthrop dari
Connecticut bertindak sebagai perantara. Pada tanggal 8 September 1664
perjanjian itu di tandatangani, dan Stuyvesant dan pasukan Belanda di koloni
berbasis keluar dari benteng dan naik kapal menuju Belanda. Nicolls dan anak
buahnya mendarat dan berbaris dibenteng serta mengibarkan bendera Inggris.
Nicolls memproklamirkan koloni bagian dari Kerajaan Inggris dan
menamakannya New York. New Netherland berubah menjadi New York. Adapun
urutan bisnis pertama Nicolls adalah menciptakan seperangkat aturan untuk
mengatur koloni. Piagam dari Charles II memberi adipati kendali mutlak atas
koloni selama dia melakukannya tidak melanggar hukum Inggris.

d. Kehidupan Di Koloni New York


Para penduduk di New York sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani dan masyarakat juga bergantung pada sungai untuk perdagangan. Di bawah
Gubernur Flecher banyak bajak laut yang melakukan perdagangan di New York
untuk menjual barang curiannya. Adapun sistem hukum Belanda dan pengadilan
di gantikan oleh hukum Inggris dengan sistem pengadilan yang berjalan secara
beriringan. Pada masa Koloni New York ini banyak terjadi pembangunan sekolah
bahasa Inggris umum di seluruh koloni, hal ini bertujuan untuk menjadikan orarng
di koloni menjadi orang Inggris yang baik. New York diperebutkan dalam empat
perang, yang pertama perang yang dimulai pada tahun 1689 dan yang keempat
berakhir pada tahun 1763. Adapun pemberontakan pertama adalah pemberontakan
leisler, yang kedua pada abad 17 dan 18 yang disebabkan oleh pemerintah
melakukan pekerjaan secara tidak maksimal dimana beberapa melakukan
pekerjaan dengan baik dalam memimpin koloni, sementara yang lain
menggunakan posisi mereka untuk membantu diri mereka sendiri , yang ketiga
adalah kebebasan pers dimana pada tahun 1732 mantan angkatan laut Inggris
William Cosby diangkat sebagai gubernur kerajaan New York bermaksud untuk
memaksakan kehendaknya dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadinya.
Kemudian yang keempat adalah kongres albany pada bulan Juni dan Juli tahun
1754 perwakilan dari koloni-koloni Inggris di Amerika melakukan sebuah
pertemuan di kogres albany dengan banyak topik yang diagendakan, diantaranya
adalah hubungan antara koloni dan Iroquois.

2.2.2 Koloni New Jersey

a. Kontak Pertama

Pada abad 16 dan 17 beberapa negara di Eropa mengklaim koloni di


seluruh dunia. New Jersey merupakan wilayah yang menjadi klaim dan saling
bertentangan dari sejumlah negara termasuk Inggris, Belanda, Prancis dan
Swedia. Klaim Belanda atas bagian New Jersey didasarkan pada perjalanan ketiga
Henry Hudson. Berdasarkan perjalanan Hudson, Belanda mengklaim tanah di
tempat yang akan menjadi koloni New York, Connecticut, dan New Jersey.
Pemukiman awal orang Eropa di New Jersey dimulai pada tahun 1624.
Pembangunan pemukiman Eropa ini diawali oleh pendirian pos perdagangan. Pos
perdagangan tersebut didirikan di sisi sungai New Jersey dan merupakan
pemukiman pertama di New Jersey. Namun sebelum kedatangan orang Eropa
daerah New Jersey sudah memiliki 8.000 sampai 10.000 penduduk asli Amerika.
Sekelompok penduduk asli Amerika disebut dengan orang Indian. Orang-orang
tersebut berbicara dengan menggunakan dialek bahasa Algonquian dan dibagi
berdasarkan bahasa yang mereka gunakan maka penduduk diwilayah tersebut
dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda. Penduduk asli Amerika di ujung
selatan daerah berbicara dengan dialek Unami Selatan. Orang-orang di area
tengah berbicara dengan dialek Unami Unalachtigo dan di wilayah utara berbicara
dengan dialek Munsee. Para penduduk asli Amerika ini mencukupi kehidupannya
dengan bergantung pada pertanian, berburu dan memancing untuk kelangsungan
hidup mereka. Dalam berburu mereka memakan segala jenis binatang buruan.
Rusa adalah yang paling penting hal ini karena semua bagian dapat digunakan.
Dagingnya dapat dimakan segar dan dikeringkan. Kulitnya digunakan untuk
membuat pakaian. Adapun tulang dan tanduknya digunakan untuk membuat
berbagai macam alat. Di musim semi dan musim panas, mereka tinggal di daerah
dimana mereka menanam tanaman mereka. Adapun tanaman yang mereka tanam
antara lain jagung, kacang-kacangan, dan beberapa jenis labu-labuan. Para
penduduk asli Amerika juga menggunakan berbagai kulit kerang untuk membuat
perhiasan untuk diperdagangkan. Ikan dan kerang biasanya dikeringkan kemudian
ditambahkan ke sup dan semur yang dibuat dengan jagung, kacang-kacangan dan
labu. Orang Amerika asli mempunyai dua jenis tempat penampungan yang
serupa. Di tempat lokasi mereka berburu, memancing, dan bertani, mereka sering
membangun gubuk-gubuk kecil dikenal sebagai wigwams. Pada musim dingin,
Orang Amerika asli cenderung tinggal di desa-desa yang lebih permanen.
Pemukiman desa pada musim dingin sering dibangun di atas bukit dan dikelilingi
oleh benteng atau palisade yang terbuat dari kayu gelondongan. Sungai Deleware
telah menjadi batas barat New Jersey sejak pertama kali menjadi koloni Inggris.
Dalam beberapa tahun kemudian beberapa orang meninggalkan New Netheland
dan menetap di New Jersey. Pemukiman di New Jersey secara perlahan
berkembang seiring dengan bertambahnya penduduk. Bergen merupakan kota
pertama di New Jersey pada tahun 1660.

b. Kehidupan di Koloni New Jersey

Ketika John, Lord Berkeley dan Sir George Carteret menerima semua
tanah, mereka membuat sebuah dokumen resmi tentang hak mereka memiliki
tanah dan hak yang mereka berikan kepada setiap penjajah yang disebut dengan
konsensi dan persetujuan para pemimpin di New Jersey. Dibawah konsensi dan
perjanjian tersebut New Jersey akan diperintah oleh seorang gubernur yang
ditunjuk oleh John, Lord Berkeley dan Sir George Carteret. Gubernur akan
mengizinkan penduduk koloni untuk memilih majelis umum. Disini perempuan
diizinkan untuk menjadi pemegang saham bebas bersama dengan laki-laki. New
Jersey merupakan sebuah koloni yang pertama kali melakukan hal ini. Menurut
konsepsi dan perjanjian semua tanah dimiliki oleh pemilik dan pemukim harus
membayar sewa. Dalam hal ini menyebabkan munculnya konflik antara pemukim
yang pindah setelah Nicolls merebut New Netherland dan pemerintah tuan
pemilik tanah. Ibu kota pertama di New Jersey didirikan oleh Philip Carteret
dengan membeli salah satu dari tanah tersebut. Namun pada tahun 1670 mereka
memegang tanah dari hibah yang dibuat oleh Nicolls dan mereka merasa tidak
perlu untuk membayar. Konflik tersebut berlangsung selama kurang lebih dua
tahun. Ketika adipati York mendengar tentang konflik tersebut dia mengambil
tindakan bahwa hibah tanah dari Nicolls batal demi hukum, dimana semua orang
di New Jersey yang tidak menerima paten baru di tanah mereka maka mereka
akan kehilangan tanah tersebut. New Jersey mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat pada akhir abad ke 17. Setelah kematian Sir George Carteret bagiannya di
New Jersey di lelang dan dibeli oleh orang Inggris. Selain itu pada tahun 1667
koloni terbagi menjadi New Jersey Timur dan New Jersey Barat. Namun koloni
tersebut tergabung kembali pada tahun 1702 ketika menjadi koloni kerajaan. Di
New Jersey terdapat pertanian kecil antara 100 sampai 200 hektar. Banyak
tanaman yang berhasil tumbuh di New Jersey termasuk jagung, oat dan gandum.
Peternakan juga berkembang di padang rumput New Jersey. Pada saat yang sama
ada perkebunan besar lebih dari 1.000 hektar dikerjakan oleh petani penyewa atau
sering disebut dengan budak.

2.2.3 Koloni Pennsylvania

a. Kontak Pertama

Kapten John Smith merupakan salah satu pendiri koloni Inggris permanen
di Amerika Utara tepatnya di Jamestown pada tahun 1607. Kapten John Smith
adalah seorang penjelajah yang memetakan sebagian besar pantai timur laut
Amerika Utara. Pada tahun 1609, Smith berlayar ke Sungai Susquehanna dan
mengklaim bagian dari yang akan menjadi Pennsylvania untuk Inggris. Daerah
Pennsylvania merupakan daerah yang dihuni oleh kelompok penduduk asli
Amerika dan menetap selama ribuan tahun. Diperkirakan sebanyak 15.000
penduduk asli Amerika tinggal di daerah yang akan menjadi Pennsylvania.
Penduduk asli Amerika tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan
bahasa dan geografisnya. Dibagian timur bahasa yang digunakan adalah bahasa
Algonquian, sedangkan bagian barat menggunakan bahasa Susquehannoch.
Penduduk asli Amerika memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani, berburu
dan memancing. Pada musim semi dan musim panas mereka tinggal di daerah
dimana mereka menanam tanaman. Adapun tanaman yang mereka tanam adalah
jagung, kacang-kacangan, dan beberapa jenis labu. Selain tanaman pangan orang
Amerika juga menanam tembakau dalam jumlah kecil untuk merokok di pipa.
Para wanita pada masa ini bertanggung jawab untuk merawat tanaman. Penduduk
Amerika juga memakan kalkun, hal ini karena daerah tersebut mempunyai kalkun
yang cukup berlimpah. Mereka memakan kalkun dan menggunakan bulunya
sebagai dekorasi untuk pakain dan hiasan di kepala mereka. Para penduduk asli
Amerika juga menggunakan berbagai kulit kerang untuk membuat perhiasan
untuk diperdagangkan. Ikan dan kerang biasanya dikeringkan kemudian
ditambahkan ke sup dan semur yang dibuat dengan jagung, kacang-kacangan dan
labu. Orang Amerika asli mempunyai dua jenis tempat penampungan yang
serupa. Di tempat lokasi mereka berburu, memancing, dan bertani, mereka sering
membangun gubuk-gubuk kecil dikenal sebagai wigwams. Dalam musim dingin,
Orang Amerika asli cenderung tinggal di desa-desa yang lebih permanen. Desa
tersebut sering dibangun di atas bukit dan dikelilingi oleh benteng atau palisade
yang terbuat dari kayu gelondongan. Ketika orang Eropa pertama kali tiba di New
Netherland dan akhirnya sampai di Pennsylvania para penduduk asli Amerika
sangat ingin berdagang dengan mereka untuk barang-barang logam, kain dan
barang-barang manufaktur lainnya yang tidak mereka miliki. Begitu juga
sebaliknya orang Eropa ingin mendapatkan kulit dari berbagai hewan terutama
berang-berang yang diminati di Eropa. William Penn seorang pendiri
Pennsylvania memperlakukan orang asli Amerika lebih baik dari pada kelompok
Eropa lainnya. Pennsylvania terletak di sebelah barat sungai Delaware dan
diberikan kepada William Penn pada tanggal 4 Maret 1681.

b. Penciptaan Pennsylvania

Pennsylvania diciptakan oleh William Penn. William Penn lahir dari


keluarga kelas atas di Inggris. Penn dibesarkan dengan segala keistimewaan di
kelasnya. William Penn akan menerima hibah besar berupa tanah di barat sungai
Deleware yang dibatasi oleh Maryland di selatan dan New York di sebelah utara.
Penn ingin menyebut wilayah tersebut dengan sebutan New Wales yang
merupakan bagian dari Inggris. Namun ada beberapa pendapat keberatan atas
pemberian nama tersebut. Penn kemudian menyarankan agar di ganti dengan
sebutan Sylvania, yang berarti negeri hutan. Pada tahun 1681 Charles II
memberikan sebuah piagam atas diciptakannya Pennsylvania oleh William Penn
sebagai pemilik tunggal. Sebagai pemilik tunggal Penn diberikan penuh kontrol
koloni selama dia tidak melawan hukum yang ada yang mengatur orang Inggris.
Penn mulai menciptakan tempat yang memberi penjajah lebih banyak kebebasan
dan lebih banyak hak daripada di salah satu koloni yang ada.

c. Kehidupan di Koloni Pennsylvania

Dibawah pemerintah pertama, Pennsylvania memiliki lebih banyak aturan


liberal untuk memungkinkan orang memilih Pennsylvania daripada memilih
koloni lain. Sekitar setengah orang di Pennsylvania diizinkan untuk memilih. Di
dalam koloni lain hanya sekitar seperempat dari orang yang memenuhi syarat
untuk ikut serta dalam pemilu. Penn memastikan bahwa Pennsylvania akan
memiliki sistem pengadilan yang adil dan tidak memihak dimana individu
memiliki hak untuk menjalani persidangan. Penn juga membuat koloninya
berbeda dengan yang lain. Penn memperlakukan sama antara penduduk asli
Amerika dan oarang lain di koloni. Penduduk asli Amerika juga mendukung dan
di berikan hak yang sama di bawah hukum, dan tanah mereka tidak dapat diambil
tanpa pembayaran seperti norma di sebagian besar lain koloni. Pertumbuhan
koloni yang cepat dan keberhasilannya membuktikan bahwa Penn berada di jalur
yang benar untuk menyediakan lahan kesempatan bagi semua penduduk dengan
adil. Tidak seperti koloni lain yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
menarik pemukim, Pennsylvania sukses hampir sempurna. Pada tahun 1685 lebih
dari 8000 orang pindah ke koloni Pennsylvania. Pennsylvania mempunyai iklim
yang sangat sempurna. Selain itu Pennsylvania juga mempunyai curah hujan yang
cukup, tanah yang subur, dan musim tanam yang panjang membuat Pennsylvania
menjadi sumber penghidupan dari koloni. Bahkan tanaman-tanaman pertanian
banyak di tanam di sana. Para pemukim di Pennsylvania menanam gandum dan
biji-bijian lainnya. Mereka juga mengadopsi tanaman dari pribumi Amerika
seperti jagung dan tembakau yang menjadi hasil panen yang berharga bagi petani
koloni. Selain itu juga banyak petani di Pennsylvania menanam rami. Serat dari
tanaman rami dipintal menjadi benang dan kemudian di tenun menjadi kain yang
disebut dengan kain linen. Selain dalam bidang pertanian di Pennsylvania juga
mengalami perkembangan dibidang peternakan. Adapun beberapa hewan ternak
mereka adalah kuda, sapi, ayam, babi. Selain hewan ternak domestik, hutan di
Pennsylvania penuh dengan satwa liar diantaranya rusa, beruang, kalkun dan
masih banyak burung dan hewan buruan lainnya. Selain itu di Pennsylvania juga
menjadi sentra pembuatan barang seperti pembuat kereta, pembuat furnitur,
pembuat kaca dan benda-benda lainnya yang menguntungkan. Pabrik
penggergajian dan penggilingan gandum bermunculan di seluruh koloni untuk
mengolah hasil panen yang melimpah dari hutan dan ladang. Koloni Pennsylvania
menawarkan peluang bagi orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang ingin
mendapatkan keuntungan dari jaminan kebebasan yang dijanjikan dan
disampaikan oleh William Penn. Bisnis dan pertanian berkembang pesat dan
populasi juga berkembang dengan pesat. Namun William Penn terpaksa kembali
ke London untuk menangani serangkaian masalah yang dihadapi koloni. Namun
sayangnya William Penn tidak pernah kembali lagi ke Pennsylvania dikarenakan
Penn terlilit hutang dan tidak mampu membayarnya. Sehingga Penn dimasukkan
ke dalam penjara selama setahun yang mengakibatkan kesehatan Penn memburuk.
Pada tahun 1718 Penn meninggal dunia dan Pennsylvania dipimpin oleh istri
kedua Penn bernama Hannah.

2.2.4 Koloni Delaware

a. Kontak Pertama

Pada tahun 1609 perusahaan Hindia Timur Belanda mempunyai hak untuk
berdagang dengan Asia atas nama Belanda. Mereka menyewa Hudson untuk
melanjutkan pencariannya. Pelayaran tersebut pada awalnya menuju ke Nova
Zemlya, namun karena musim yang cukup dingin maka pelayaran dibelokkan ke
arah selatan dan barat. Hudson kemudian berlayar kesebuah teluk yang
menjanjikan dan menghabiskan waktu satu bulan untuk menjelajahi teluk dan
sungai. Hudson kemudian menamai sungai selatan dan sungai utara yang
kemudian dikenal dengan Sungai Delaware dan Sungai Hudson. Berdasarkan
perjalanannya Belanda mengklaim semua tanah disepanjang utara dan South
Rivers. Sekembalinya ke Eropa Hudson ditangkap karena bekerja untuk Belanda.
Pada bulan Agustus tahun 1610 Gubernur West mengirim salah satu kapalnya di
bawah komando Kapten Samuel Argall. Pada tanggal 17 Agustus 1610 Kapten
Samuel Argall menemukan pelabuhan di sisi teluk Tanjung Henlopen. Kemudian
Kapten Samuel Argall menggambarkan teluk tersebut ke grafiknya dan
menamakannya Teluk De La Warr. Ejaan tersebut kemudian berubah menjadi
Delaware dan digunakan untuk teluk, sungai, dan koloni yang tumbuh di
pantainya. Penduduk Amerika yang tinggal di daerah tersebut biasa menyebut
dirinya sebagai Lenni Lenape (orang asli Amerika). Dilihat dari garfik yang
dibuktikan oleh perjalanan Half Moon di tahun 1609 lebih banyak penjelajah
Belanda mengunjungi Teluk Delaware. Bagian selatan dari Teluk Delaware ini
merupakan New Jersey. Pada tahun 1631 pemukiman Belanda mulai berpindah ke
Delaware. Namun pada tahun 1632 ketika David Pieterssen de Vries tiba di koloni
ia menemukan pemukiman yang terbakar peserta dengan beberapa penduduknya.
Kemungkinan besar mereka di bunuh oleh penduduk asli Amerika. Orang asli
Amerika ini tinggal disekitar Sungai Delaware. Sama seperti koloni-koloni
sebelumya orang asli yang tinggal disekitar Sungai Delaware ini bergantung pada
pertanian, berburu dan memancing untuk kelangsungan hidup mereka. Pada
musim semi dan musim panas mereka tinggal di daerah dimana mereka menanam
tanaman. Adapun tanaman yang mereka tanam adalah jagung, kacang-kacangan,
dan beberapa jenis labu. Orang asli Amerika ini membersihkan ladang mereka
dengan cara membakar ladang. Ketika sebuah ladang kehilangan kesuburannya
maka daerah baru akan di bakar. Cara menanam mereka diawali dengan membuat
bukit-bukit kecil dari tanah dan setiap bukit tanah tersebut mereka menempatkan
beberapa biji jagung. Kacang ditanam di sekitar bukit jagung dan batang jagung
berfungsi sebagai pendukung untuk merambat tanaman kacang. Kelompok
penduduk asli Amerika juga menanam tembakau dalam jumlah kecil untuk
merokok dalam pipa. Para wanita bertanggung jawab untuk merawat tanaman
sampai tanaman dapat di panen. Penduduk Amerika juga memakan kalkun, hal ini
karena daerah tersebut mempunyai kalkun yang cukup berlimpah. Mereka
memakan kalkun dan menggunakan bulunya sebagai dekorasi untuk pakain dan
hiasan di kepala mereka. Para penduduk asli Amerika juga menggunakan berbagai
kulit kerang untuk membuat perhiasan untuk diperdagangkan. Ikan dan kerang
biasanya dikeringkan kemudian ditambahkan ke sup dan semur yang dibuat
dengan jagung, kacang-kacangan dan labu. Dalam berburu mereka memakan
segala jenis binatang buruan. Rusa adalah yang paling penting dan semua bagian
dapat digunakan. Dagingnya dapat dimakan segar dan dikeringkan. Kulitnya
digunakan untuk membuat pakaian. Adapun tulang dan tanduknya digunakan
untuk membuat berbagai macam alat. Orang Amerika asli mempunyai dua jenis
tempat penampungan yang serupa. Di tempat mereka lokasi berburu, memancing,
dan bertani, mereka sering membangun gubuk-gubuk kecil dikenal sebagai
wigwams. Dalam musim dingin, Orang Amerika asli cenderung tinggal di desa-
desa yang lebih permanen. Desa tersebut sering dibangun di atas bukit dan
dikelilingi oleh benteng atau palisade yang terbuat dari kayu gelondongan. 

b. Delaware Menjadi Sebuah Koloni

Pada tanggal 30 Juli 1673 para pembela New York menyerah kepada
Belanda dan New York menjadi New Amsterdam. Sebagian armada Belanda
berlayar ke Delaware dan bendera Belanda berkibar diatas koloni tersebut. Pada
bulan Februari 1674 Inggris dan Belanda mengakhiri perang mereka dengan
perdamaian dari Westminster. Dalam perjanjian itu Belanda menyerahkan klaim
atas New Netherland dan Delaware akan tetap menjadi wilayah Inggris sampai
bergabung dengan 12 koloni lainnya dalam mendeklarasikan kemerdekaan pada
tahun 1776. Penn menginginkan Delaware agar menjadi koloni baru yang
akhirnya James menyetujui permintaan Penn dan Penn menjadi pemilik dua
koloni yaitu Delaware dan Pennsylvania. Delaware tumbuh menjadi koloni yang
unik meskipun akan tetap berada dibawah otoritas ahli waris Penn sampai 1777.
Kastil Baru menjadi ibu kota Delaware dan akan terus begitu sampai pemerintah
pindah ke Dover selama Revolusi.

c. Kemakmuran di Delaware

Delaware sangat berbeda dari Pennsylvania. Dalam 60 tahun kedepan


populasi Delaware mengalami peningkatan lebih dari 10 kali yaitu pada tahun
1700. Pada tahun 1760 lebih dari 33.000 orang di koloni dan banyak dari mereka
mengalami hidup yang makmur dan layak. Pertanian tetap menjadi aktivitas
terpenting di Delaware. Tanaman biji-bijian, seperti gandum dan gandum hitam
tumbuh dan diekspor ke Karibia dan koloni lain di Amerika Utara. Tembakau
tetap menjadi tanaman yang paling berharga terutama di bagian koloni selatan dari
New Castle. Banyak petani di Delaware dimiliki budak Afrika untuk bekerja
ladang mereka. Pada tahun 1760, hanya 5 persen dari populasi koloni itu dari
keturunan Afrika. Dalam koloni lain, persentase kulit hitam jauh lebih tinggi. Di
sebelah di Maryland, 30 persen dari populasi adalah keturunan Afrika, sedangkan
Virginia adalah 41 persen dan Selatan Carolina adalah 60 persen hitam. Selain
bertani, Delaware memiliki sejumlah keberhasilan pabrik. Bagian utara negara
bagian itu sangat cocok untuk pembuatan pabrik bertenaga air. Pabrik yang
didirikan diantaranya adalah pabrik penggergajian dan tepung berkembang pesat
saat itu. Satu pabrik, di sepanjang Sungai Brandywine, menciptakan tepung yang
disebut Brandywine Superfine, dan dikenal di seluruh koloni. Banyak bangunan
yang dibangun di awal 1700-an di Delaware dibangun dari buatan lokal batu bata
dan masih digunakan sampai sekarang. Salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap keberhasilan koloni adalah perbedaan. Orang-orang keturunan dari
bahasa Swedia asli, Finlandia, dan pemukim Belanda masih menjadi mayoritas
dari orang-orang di koloni. Selain itu, kedatangan lebih baru datang dari semua
bagian dari Kepulauan Inggris serta banyak daerah di Eropa. Ini populasi yang
beragam segera menemukan bahwa bekerja bersama-sama untuk kebaikan koloni
menguntungkan semua orang.  
2.3 Koloni Selatan.
Koloni Selatan terdiri dari Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina
Selatan, dan Georgia. Koloni Selatan sangat cocok untuk bertani. Mereka
memiliki musim dingin yang sejuk dan tanah yang subur. Tanaman tumbuh
dengan baik sehingga gandum tumbuh dengan baik. membangun pertanian besar
yang disebut perkebunan. Banyak perkebunan menanam satu tanaman dalam
jumlah besar yang kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan.

Ekonomi koloni selatan didasarkan pada pertanian (pertanian). Banyak


kolonis yang datang ke koloni selatan adalah bangsawan kaya atau pengusaha dari
Inggris dan mereka ingin menjadi lebih kaya dari memiliki tanah. Tanah datar
baik untuk pertanian dan pemilik tanah membangun pertanian yang sangat besar
yang disebut perkebunan. Tanaman yang ditanam disebut tanaman komersial
karena mereka dipanen untuk tujuan tertentu untuk dijual kepada orang lain.
Tanaman komersial dari koloni selatan termasuk kapas, tembakau, beras, dannila
(tanaman yang digunakan untuk membuat pewarna biru).
Di Virginia dan Maryland, tanaman komersial utama adalah tembakau. Di
Carolina Selatan dan Georgia, tanaman komersial utama adalah nila dan beras.
Tanaman komersial yang ditanam di setiap koloni bergantung pada tanaman mana
yang tumbuh paling baik di jenis tanah koloni tersebut. Ada lebih sedikit kota dan
kota di koloni selatan karena pertanian mengambil banyak tanah yang tersebar
terpisah. Perkebunan Beberapa pendiri koloni selatan menjadi pemilik lahan yang
luas di sana. Mereka tahu bahwa ada tanah yang subur dan cuaca yang hangat
sangat cocok untuk pertanian besar yang disebut perkebunan. Perkebunan sangat
besar, hampir seperti kota mereka sendiri, dan membutuhkan banyak pekerja.
Perkebunan harus dirawat sepanjang tahun dan ada pekerjaan di perkebunan
selain hanya bekerja di ladang. Pemilik perkebunan kesulitan menemukan orang
untuk bekerja di pertanian. Pemilik perkebunan menggunakan pekerja kontrak dan
budak dari Afrika untuk bekerja di ladang. Perkebunan mereka tidak akan berhasil
jika tidak ada begitu banyak orang yang bekerja di sana untuk memanen tanaman
komersial. Budak juga bekerja di rumah utama sebagai pembantu keluarga
pemilik perkebunan. Pemilik perkebunan adalah keluarga terkaya di koloni
selatan. Sebagian besar perkebunan menyediakan segala yang dibutuhkan
keluarga dan pekerja sepanjang tahun, itulah sebabnya perkebunan tersebar begitu
jauh. Mereka juga biasanya di sepanjang dataran pantai, dekat laut atau sungai
untuk membantu pengiriman hasil panen mereka ke koloni atau negara lain.
Anak-anak yang tinggal di perkebunan seringkali memiliki guru privat yang
mengajari mereka membaca dan menulis.

Meskipun ada banyak perkebunan di koloni selatan, sebagian besar koloni


Peternakan kecil yang tersebar di pedalaman. Pedalaman adalah daerah yang
dianggap sebagai piedmont, tepat di luar dataran pantai, lebih jauh ke pedalaman.
Pedalaman lebih jauh dari kota dan sekolah, sehingga anak-anak yang tinggal di
pertanian kecil jarang pergi ke sekolah atau belajar membaca dan menulis, kecuali
orang tua mereka yang mengajari mereka. Peternakan kecil berada di sebidang
tanah kecil. Pemilik tambak seringkali menggarap sawah, yang berbeda dengan
pemilik perkebunan. Ada banyak tanah, tetapi tidak cukup orang untuk
mengerjakan tanah itu. Hal sebaliknya terjadi di Inggris. Banyak pemilik tanah
kehilangan tanah mereka dan kehilangan pekerjaan. Mereka rela pindah ke
Amerika Utara untuk mendapatkan kesempatan memiliki tanah sendiri dan
memulai yang baru. Pemilik tanah di koloni setuju untuk membayar makanan,
pakaian, transportasi, dan tempat tinggal dari orang-orang yang bersedia (pelayan
kontrak) untuk membawa mereka ke Amerika Utara. Sebagai imbalannya, para
pelayan kontrak ini akan bekerja di pertanian pemilik tanah untuk jangka waktu 4
hingga 7 tahun untuk membayar hutang kepada pemilik tanah karena membawa
mereka ke koloni.

Pelayan kontrak adalah orang yang setuju untuk bekerja untuk orang lain
secara gratis dan mereka akan menandatangani perjanjian, atau kontrak, yang
menyatakan syarat-syarat perjanjian. Setelah pelayan kontrak telah bekerja untuk
jangka waktu yang disepakati dalam kontrak mereka, mereka akan diberikan
sesuatu yang disebut iuran kebebasan, yang dapat mencakup pakaian, benih untuk
memulai panen mereka sendiri, atau senjata. Banyak yang berharap mendapatkan
sebidang tanah. Banyak pelayan kontrak akan melunasi hutang yang telah dibayar
pemiliknya dalam waktu satu tahun. Banyak pegawai kontrak tidak bertahan
untuk bekerja selama 4-7 tahun kerja kontrak karena penyakit dan gizi buruk.
Pemilik ingin mendapatkan hasil maksimal dari uang mereka, dan sering kali
membuat pelayan mereka terlalu banyak bekerja. Juga, begitu pemilik tanah
membayar pelayan yang dikontrak, mereka juga menerima 50 hektar tanah lagi
yang bisa ditanami. Banyak pegawai kontrak, yang bertahan 4-7 tahun bekerja,
tidak mendapatkan uang. Setelah perjanjian mereka selesai, mereka terpaksa
memulai perjanjian baru karena mereka tidak mampu untuk menghidupi diri
mereka sendiri. Harapan mereka untuk memulai pertanian baru mereka pupus
dengan tugas untuk mampu memulai pertanian mereka sendiri.

Budak pertama dibeli di Jamestown di 1619. Pemilik perkebunan


kekurangan tenaga dan membutuhkan pekerja yang cakap. Ini memulai
perdagangan budak. Banyak budak dibawa dari Afrika. Budak ditangkap dan
dibawa ke Amerika dan dianggap sebagai milik orang yang membelinya. Pemilik
tanah bertugas menyediakan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Mereka
bekerja secara gratis, tetapi tidak seperti pelayan kontrak, mereka diharapkan
bekerja sepanjang hidup mereka. Budak diperlakukan dengan kejam, sering
dipukuli dan dipaksa untuk menyelesaikan pekerjaan yang sulit selama berjam-
jam setiap hari di perkebunan. Jika seorang anak lahir dari seorang budak, mereka
juga dianggap sebagai budak dan dipekerjakan segera setelah mereka mampu atau
dijual sebagai budak kepada pemilik lain. Budak tidak menerima pendidikan dan
tidak diajarkan membaca dan menulis. Karena tenaga kerjanya bebas, koloni
selatan menjadi tergantung pada budak untuk menjadi sukses. Akhirnya, banyak
koloni lain akan melihat bahwa perbudakan itu salah, tetapi koloni selatan tidak
ingin perbudakan berakhir karena kekayaan mereka bergantung pada para pekerja
ini.

2.3.1 Koloni Virginia

Sekitar 100 pria dan anak laki-laki berlayar ke Virginia pada tahun 1607.
Mereka mendirikan pemukiman. Mereka menamai rumah baru mereka dengan
sebutan Jamestown. Selama tahun-tahun setelah 1646 keluhan dan eksploitasi
menjadi hal biasa di Virginia. Ekonomi, yang terkait erat dengan tembakau pada
tahun 1650, tunduk pada pergeseran dan perubahan kebijakan perdagangan
Inggris yang mungkin tidak terjadi dalam ekonomi yang lebih beragam. Undang-
undang Navigasi Inggris diberlakukan setelah 1651.

Pada tahun 1660-an, Virginia dan koloni Maryland, memproduksi lebih banyak
tembakau daripada yang dapat diserap oleh pasar domestik Inggris. Harga telah
anjlok dan ratusan orang Virginia mendapati diri mereka miskin. Eksploitasi yang
terus-menerus terhadap pegawai kontrak kulit putih. Protes dan protes diajukan,
baik oleh Virginia ke Inggris dan oleh Virginia ke Virginia.

Selain itu, mulai akhir 1640-an dan berlanjut hingga 1675, sejumlah besar
penjajah baru tiba di Virginia untuk memasuki angkatan kerja atau mengambil
tanah baru. Populasi membengkak dari lima belas ribu menjadi empat puluh ribu
dalam periode dua puluh tahun dari 1649 hingga 1670. Banyak dari mereka yang
datang ke koloni itu adalah para pemuda, dengan rentang usia antara enam belas
hingga dua puluh lima tahun. Selain itu, terdapat peningkatan pasokan senjata di
koloni, senjata yang dapat diperoleh banyak pemuda karena satu dan lain alasan.

Selama empat dekade terakhir abad ketujuh belas Majelis Virginia


menciptakan institusi perbudakan dengan cara yang tidak terencana. Meskipun
pengadilan Virginia telah menggunakan perbudakan seumur hidup sebagai
hukuman bagi orang kulit hitam yang dihukum karena pelanggaran ringan
sebelum tahun 1660, orang kulit hitam di koloni itu tidak dimaksudkan sebagai
tenaga kerja permanen. Namun pada tahun 1660-an dimulai proses perbudakan
yang membuat status anak-anak bergantung pada status ibu mereka, sehingga
menjadikan perbudakan sebagai sistem kerja daripada hukuman. Majelis dengan
cara ini memberikan perbudakan permanen tidak hanya untuk individu tetapi
untuk generasi. Selama dekade terakhir abad ketujuh belas. Puncak dari proses
perbudakan terjadi pada tahun 1705 ketika Majelis mengkodifikasikan undang-
undang perbudakan yang telah diberlakukan selama empat dekade terakhir.
Dengan demikian, koloni telah melembagakan penggunaan kekerasan dalam
perlakuan terhadap budak kulit hitam.

Pada 1705 tidak hanya angkatan kerja baru diperkenalkan ke Virginia,


tetapi metode perlakuan kekerasan terhadap budak-budak itu ditulis ke dalam
hukum Virginia. Budak tidak menanggapi dengan patuh perlakuan itu, namun,
menggunakan berbagai bentuk kekerasan untuk melawan institusi. Namun, selama
inisiasi perbudakan, orang kulit hitam tidak menimbulkan ancaman nyata terhadap
keamanan atau keselamatan koloni, karena tidak lebih dari beberapa ribu orang
kulit hitam di Virginia pada saat kodifikasi tahun 1705. Dengan demikian, elemen
produktif koloni terus mengandalkan perbudakan kulit putih untuk pekerjaan
mereka.

2.3.2 Koloni Maryland

Cecil Calvert, Penguasa Baltimore kedua, mendirikan koloni Maryland


pada tahun 1634. Calvert berharap Maryland bisa menjadi koloni di mana Umat
Katolik Inggris dapat datang untuk mempraktekkan agama mereka dan melakukan
bisnis dengan bebas. Pemukiman Katolik dikenal sebagai St. Mary's dan saat ini
merupakan Inggris permanen tertua keempat pemukiman di Amerika. Ketika
populasi dan peluang ekonomi di Maryland tumbuh, dirasa perlu untuk
meningkatkan imigrasi. Ada tiga faktor utama yang membawa pemukim ke koloni
Maryland. Faktor pertama yang membawa pemukim ke Maryland adalah
kebebasan beragama. Faktor kedua adalah keuntungan dari bisnis. Alasan ketiga
yang membantu populasi koloni adalah migrasi paksa.

Pada tahun 1649, Undang-Undang Toleransi Maryland disahkan, yang


menjamin toleransi beragama kepada pemukim sebagai selama agama itu adalah
sekte Kristen. Setelah "Revolusi Agung" Inggris tahun 1688, yang mendirikan
agama Protestan di Inggris, Katolik dilarang di Maryland sampai setelah Perang
Revolusi. Pemerintah Puritan Maryland pada saat itu membakar seluruh wilayah
selatan Gereja Katolik asli Maryland. Pada 1700-an, Maryland dan Virginia
menjadi ekonomi perkebunan dan menanam tembakau. Hingga 40 persen populasi
Maryland adalah budak atau narapidana yang bekerja di pertanian tembakau.
Segera, Baltimore, sebuah pelabuhan besar di Teluk Chesapeake, menjadi pusat
penting untuk ekspor tembakau. (Vanzant. K. 2016)

Banyak perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di Inggris dan seluruh
Eropa. Kekuatan-kekuatan ini mempengaruhi perkembangan Maryland kolonial.
Keberhasilan Maryland bergantung padasukarela dan tidak disengaja imigrasi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, para imigran datang ke Maryland karena
tiga alasan utama. Alasan-alasan tersebut antara lain kebebasan beragama,
kesempatan ekonomi dan paksaanperbudakan akibat migrasi paksa.

2.3.3 Koloni Carolina Selatan

Pada bulan April 1562, dua kapal Prancis yang dikomandoi oleh Jean
Ribaut tiba di Port Royal Sound di pantai Carolina Selatan saat ini. Di atas kapal
adalah orang-orang Huguenot Prancis yang mencari kebebasan beragama, dan
berharap menemukannya di Dunia Baru. Ribaut membangun sebuah benteng di
sana, yang disebut Charlesfort, dan meninggalkan 27 orang di dalamnya saat dia
kembali ke Prancis untuk persediaan lebih lanjut dan lebih banyak kolonis masa
depan. Karena kepulangan Ribaut sudah lama tertunda, orang-orang itu
memberontak, membunuh pemimpin mereka, dan berangkat ke Prancis dengan
perahu yang mereka buat sendiri.

Setahun kemudian, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh komandan


Prancis lainnya, Rene Goulaine de Laudonniere, mendirikan benteng Prancis baru,
di Sungai St. Johns di Florida. Ketika raja Spanyol mengetahui bahwa Prancis
mencoba untuk menyelesaikan apa yang telah lama dianggap (setidaknya oleh
Spanyol) wilayah Spanyol, ia segera mengirim Pedro Menendez de Aviles ke
Florida untuk merebut kembali benteng Spanyol. Menendez tiba di Florida pada
musim gugur 1565, dan dalam beberapa minggu telah membunuh atau menawan
semua orang Prancis yang tersisa di garnisun Fort Caroline di sana. (Meriwether.,
A. 2012)

Pendudukan Spanyol Pertama di Santa Elena (1566-1576) Setibanya di


Florida, Menendez telah mendirikan sebuah pos kecil di St. Augustine sebagai
batu loncatan untuk usahanya melawan Prancis. Begitu dia berhasil mengalahkan
Prancis di Fort Caroline, dia mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat basis
St. Augustine-nya dan mendirikan pos-pos tambahan di sepanjang mantel Florida
dan Georgia. Pada bulan Januari 1566, Menendez mendengar bahwa Prancis
berusaha membangun benteng lain di Florida, jadi dia berlayar ke utara untuk
mengejar. Meskipun dia tidak bertemu orang Prancis dalam perjalanan ini, dia
memutuskan untuk lebih memperkuat klaimnya dengan mendirikan pos terdepan
di Carolina Selatan, di Pulau Parris sekarang, dekat Beaufort. Dia melakukan ini
karena dia takut Prancis suatu hari nanti akan kembali untuk mengklaim benteng
mereka yang kosong, dan dia ingin mencegah kesuksesan mereka. Benteng di
Santa Elena, bersama dengan pos di St. Augustine, menjadi "dua atau tiga kota"
yang telah dijanjikan Menendez untuk dibangun oleh Raja Phillips II.
(Meriwether., A. 2012)

Selama tahun itu, Santa Elena diperkuat, dan pada musim panas 1566,
Kapten Juan Pardo berlayar ke pelabuhan dengan 250 orang lagi. Musim gugur
dan musim dingin itu, Pardo dan separuh krunya dikirim untuk menjelajahi rute
pedalaman yang akan menyelesaikan dua misi: pertama, menjalin hubungan
persahabatan dengan orang Indian; dan kedua, temukan rute darat ke Meksiko.

Selama masa penjelajahan pedalaman Pardo, benteng di Santa Elena terus


berkembang, tetapi bukannya tanpa kesulitan dan kesulitan. Epidemi penyakit
pecah pada tahun 1570-an, dan ada masalah dengan orang Indian di dekat Santa
Elena. Meskipun demikian, ketika koloni terus berkembang, Menendez secara
bertahap memindahkan markas besarnya dari St. Augustine ke Santa Elena.
Ketika istri Menendez dan para pelayannya tiba di Dunia Baru, di Santa Elenalah
dia menempatkan mereka. Setelah kematian Menendez pada tahun 1574,
komandan baru mengalami masalah dengan para pemukim dan orang Indian.
Ketika orang Indian menyerang benteng pada tahun 1576, para pemukim terpaksa
meninggalkannya. Menunggu di kapal mereka untuk berangkat, mereka
menyaksikan kota dan benteng dibakar oleh orang Indian.

2.3.4 Koloni Carolina Utara

Koloni Carolina Utara unik, di mana orang-orangnya memiliki tanah dan


menikmati toleransi agama tetapi terisolasi dari sebagian besar perdagangan
Atlantik. Tidak seperti masyarakat kolonial lainnya, demografi pemukim
termasuk campuran kelas, agama, dan ras di antara pemilik tanah. Pemerintah
lokal terdiri dari pemilik tanah baru, sehingga cenderung informal dan kurang
terstruktur daripada pemerintah kolonial Virginia, menciptakan sistem peradilan
yang santai. Geografi garis pantai Carolina Utara menghadirkan banyak hambatan
bagi kapalkapal besar perdagangan Atlantik tetapi menarik banyak kapal bajak
laut, karena menawarkan teluk dan pulau-pulau yang dapat berfungsi sebagai
tempat persembunyian. Orang-orang yang menetap di Carolina membentuk
masyarakat yang tidak mendefinisikan aktivitas kriminal dengan cara yang sama
seperti tetangga mereka, Virginia.Pada 1696, pembajakan telah menjadi gangguan
terbesar bagi Inggris, dan Raja Charles II ingin Pemilik Carolina memastikan
keamanan barang impor dan ekspor mereka di sepanjang rute perdagangan
perkebunan. Atas nama Raja, Edward Randolph mengusulkan agar Pengadilan
Angkatan Laut didirikan “di semua Koloni & Provinsi di Pantai Amerika.
(Molter.C. 2014)

Meskipun badan pemerintahan koloni Amerika diputuskan oleh Inggris,


hukum kolonial sangat dipengaruhi oleh cita-cita agama saat itu, cita-cita yang
kurang bernilai bagi warga Carolina Utara daripada bagi koloni lain. Reformasi
Protestan di Inggris dan kepercayaan Puritan yang dominan di koloni New
England membuat definisi "kejahatan" identik dengan pendapat tentang apa yang
disebut "dosa", dan ini memengaruhi yurisprudensi koloni. Perbuatan tidak
beragama seperti sumpah serapah, mabuk di tempat umum, dan kekerasan
diklasifikasikan sebagai kejahatan yang pantas dihukum, seperti pencurian dan
pembunuhan. Rebecca Simon menyatakan dalam studi kasusnya tentang
pembajakan: Warga menganggap hukum sebagai mekanisme untuk menjamin
masyarakat yang bebas dari dosa dan korupsi. Koloni Puritan percaya bahwa
pekerjaan menyenangkan Tuhan bila dilakukan secara teratur dan disiplin. Pelaut
dipandang korup karena pekerjaan mereka berganti-ganti antara aktivitas panik
dan kemalasan. Mabuk, pencurian, dan kejahatan moral lainnya adalah kejahatan
yang paling banyak dituntut di koloni Inggris. (Simon. R.2012)

Namun, di Carolina Utara, masyarakat tidak begitu "layak", meskipun


faktanya koloni tersebut memiliki banyak hukum yang sama dengan koloni
lainnya. Karena orang Carolina Utara abad kedelapan belas tidak memiliki
pandangan etis atau keyakinan agama yang sama dengan para penjajah Puritan,
konsep mereka tentang siapa "penjahat" itu mungkin berbeda, meskipun hukum
yang ingin diterapkan oleh Pemilik serupa dengan yang diberlakukan di koloni
lain. Koloni Carolina Utara menikmati lebih banyak toleransi dan keragaman
agama. Ketika Tuan Pemilik mencari individu untuk menetap dan menanam tanah
mereka, mereka mengiklankan bahwa mereka akan memberikan setiap orang
bebas di atas usia enam belas enam puluh hektar tanah untuk disebut miliknya,
selama dia membayar pajak dan berbagi keuntungan yang dihasilkan dari tanah.13
Mereka sangat ingin menarik para pemukim ke wilayah itu untuk mengolah tanah,
menghasilkan panen, dan mulai terlibat dalam perdagangan Atlantik, sehingga
menciptakan sumber keuntungan bagi diri mereka sendiri. Keputusasaan untuk
pekerja berarti bahwa Pemilik menyambut pembangkang politik dari tanah Inggris
dan Skotlandia, pelayan kontrak, budak pelarian, penjahat, Quaker, individu yang
mencoba untuk menghindari kelas elitis pemilik perkebunan, dan orang lain yang
ingin memiliki bagian. padang gurun untuk memanggil mereka sendiri dan
bekerja menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Kolonial Carolina Utara bisa dibilang telah bersosialisasi dengan


kelompok individu lain, seperti bajak laut, yang oleh orang Virginia dan Inggris
akan diklasifikasikan sebagai “tidak diinginkan.” Orang-orang Carolina Utara
dianggap pemabuk pemabuk dan pemalas oleh banyak orang Virginia sebuah
upaya kecil oleh orang-orang Virginia untuk mengurangi keberanian "orang-orang
aneh" yang memiliki keberanian untuk menginginkan tanah dan kebebasan di luar
apa yang akan mereka capai di Virginia.Seorang misionaris bernama Christoph
von Graffenried bahkan menggambarkan Carolina Utara sebagai “sekelompok
orang yang jahat dan tidak saleh di antaranya ada pencuri, pencuri, orang cabul1.

Koloni North Carolina tidak akan menanggapi dengan baik saran bahwa
mereka harus diserap ke dalam koloni Virginia; itu akan menjadi saran yang
menjijikkan bagi individu-individu independen itu, yang meninggalkan koloni
lain untuk memastikan kebebasan pribadi mereka atau pembangkang politik yang
harus membangun kembali kehidupan mereka di hutan belantara dengan sedikit
batasan pemerintah. Di bawah aturan Kepemilikan, Utara Orang-orang Carolinian
memiliki nilai dan norma yang sangat berbeda dari koloni-koloni mapan lainnya,
dan masyarakat santai mereka tampaknya sama mengancam Virginia, khususnya,
seperti tindakan pembajakan yang terjadi di sepanjang garis pantai kolonial.
Seperti yang dikatakan Jonathan Barth dengan fasih, “Kombinasi dari
pemerintahan yang tidak mengganggu dan lebih populis, pendirian gereja yang
lemah, lingkungan fisik yang tidak bersahabat, dan distribusi tanah dan kekayaan
yang lebih merata menciptakan kondisi bagi masyarakat individualistis yang

1
Christoph von Graffenried, “Narrative by Christoph von Graffenried Concerning His Voyage to
North Carolina and the Founding of New Bern [1708],” trans. M. Du Four, The Colonial and State
Records of North Carolina, Vol. 1 (2010): 971
anomali dari bagian Amerika Inggris lainnya.”41 Faktor-faktor itu, ditambah
kesulitan geografis yang menghambat perdagangan Atlantik, memungkinkan
berkembangnya hubungan yang saling menguntungkan dengan bajak laut. Para
perompak dapat mengirimkan barang-barang mewah yang mereka inginkan
kepada warga Carolina Utara dengan harga yang wajar, ditambah memungkinkan
produsen kolonial untuk melikuidasi sebagian ekspor mereka dengan mudah, dan
warga Karolina Utara dapat memberikan perompak dengan pelabuhan yang aman
untuk menemukan kelonggaran sementara dari penganiayaan. (Molter., C. 2014)

2.3.5 Koloni Giorgia

Pada 1730-an, Inggris mendirikan koloni terakhirnya di Amerika Utara.


Proyek ini adalah otak dari James Oglethorpe, seorang mantan perwira militer.
Setelah Oglethorpe meninggalkan tentara, dia mengabdikan dirinya untuk
membantu orang-orang miskin dan terlilit hutang di London, yang dia sarankan
untuk menetap di Amerika. Pilihannya atas Georgia, dinamai sesuai dengan Raja
yang baru, juga dimotivasi oleh gagasan untuk menciptakan penyangga
pertahanan bagi Carolina Selatan, sebuah koloni yang semakin penting dengan
banyak musuh potensial di dekatnya. Musuh-musuh ini termasuk Spanyol di
Florida, Prancis di Louisiana dan di sepanjang Sungai Mississippi, dan sekutu
Indian kekuatan ini di seluruh wilayah.

Pada saat itu, orang-orang di Inggris yang tidak memiliki cukup uang
untuk membayar hutang mereka dimasukkan ke dalam penjara. James Oglethorpe
ingin menemukan cara untuk memberikan awal yang baru kepada debitur dan
semua orang miskin. dia dan sekelompok pengusaha meminta raja untuk
membiarkan mereka memulai sebuah koloni di Amerika Utara. Mereka
memintanya untuk menjadikan koloni tempat bagi orang-orang miskin untuk
memulai hidup baru. James Oglethorpe bermimpi membangun kota besar untuk
koloni Georgia. Dia membawa perencana kota untuk merancang kota baru
Savannah. Jalan-jalannya lebar dan lurus, dan ada banyak taman. Dia bermimpi
menjadikan koloni Georgia tempat perlindungan bagi orang-orang miskindan
untuk orang-orang dari berbagai agama dari seluruh bagian Eropa. Dia juga ingin
menjaga koloni bebas dari perbudakan. Dia pernah ke Charleston, di mana dia
melihat betapa buruknya para pekerja yang diperbudak diperlakukan. Oglethorpe
juga percaya Penduduk asli Amerika harus diperlakukan dengan adil dan dengan
hormat. Dia membuat aturan bahwa "tidak ada orang kulit putih yang boleh
menipu penduduk asli Amerika." (Hirsch,2017)

Dua puluh wali menerima dana dari Parlemen dan sebuah piagam dari
Raja, yang dikeluarkan pada bulan Juni 1732. Piagam tersebut memberikan para
wali kekuasaan sebuah perusahaan; mereka dapat memilih badan pemerintahan
mereka sendiri, membuat hibah tanah, dan memberlakukan undang-undang dan
pajak mereka sendiri. Karena korporasi adalah badan amal, tidak ada wali yang
dapat menerima tanah dari, atau memegang posisi berbayar di, korporasi. Juga,
karena usaha itu dirancang untuk memberi manfaat bagi orang miskin, para wali
menempatkan batas 500 acre pada ukuran kepemilikan tanah individu. Orang-
orang yang telah menerima amal dan yang belum membeli tanah mereka sendiri
tidak dapat menjual, atau meminjam uang, itu. Para wali ingin menghindari situasi
di Carolina Selatan, yang memiliki perkebunan yang sangat besar dan
kesenjangan yang ekstrim antara yang kaya dan yang miskin.

Usaha itu bersifat paternalistik terus menerus. Misalnya, para wali tidak
mempercayai penjajah untuk membuat undang-undang mereka sendiri. Karena itu
mereka tidak membentuk majelis perwakilan, meskipun setiap koloni daratan
lainnya memilikinya. Para wali membuat semua undang-undang untuk koloni.
Kedua, permukiman ditata dalam kota-kota yang padat, terbatas, dan
terkonsentrasi. Sebagian, pengaturan ini dilembagakan untuk meningkatkan
pertahanan koloni, tetapi kontrol sosial adalah pertimbangan lain. Ketiga, para
wali melarang impor dan pembuatan rum, karena rum akan menyebabkan
kemalasan. Akhirnya, para wali melarang perbudakan Negro, karena mereka
percaya bahwa larangan ini akan mendorong pemukiman orang "Inggris dan
Kristen".

Tahun pertama Georgia, 1733, berjalan cukup baik, ketika para pemukim
mulai membersihkan tanah, membangun rumah, dan membangun benteng.
Mereka yang datang pada gelombang pertama pemukiman menyadari bahwa
setelah tahun pertama mereka akan bekerja untuk diri mereka sendiri. Sementara
itu, Oglethorpe, yang pergi ke Georgia bersama para pemukim pertama, mulai
merundingkan perjanjian dengan suku Indian setempat, terutama suku Upper
Creek. Mengetahui bahwa Spanyol, yang berbasis di Florida, memiliki pengaruh
besar dengan banyak suku di wilayah tersebut, Oglethorpe berpikir perlu untuk
mencapai kesepahaman dengan penduduk asli ini jika Georgia ingin tetap bebas
dari serangan. Selain itu, perdagangan Indian menjadi elemen penting ekonomi
Georgia.

Namun, tidak butuh waktu lama, sampai para pemukim mulai menggerutu
tentang semua pembatasan yang dikenakan pada mereka oleh para wali. Sebagian,
keluhan ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar dari mereka
yang pindah ke Georgia setelah beberapa tahun pertama berasal dari koloni lain,
terutama Carolina Selatan. Pemukim ini memandang pembatasan ukuran
kepemilikan tanah individu sebagai jalan pasti menuju kemiskinan. Mereka juga
menentang pembatasan penjualan tanah dan larangan perbudakan karena alasan
yang sama. Mereka tentu saja tidak menyukai kenyataan bahwa mereka tidak
memiliki pemerintahan sendiri dan hak-hak mereka sebagai orang Inggris.
KESIMPULAN

Ketika orang-orang Eropa bergerak melampaui eksplorasi dan kolonisasi


di Amerika, mereka membawa perubahan pada hampir setiap aspek tanah dan
penduduknya, mulai dari perdagangan dan perburuan hingga peperangan dan
kepemilikan pribadi. barang, gagasan, dan lainya. Ketika orang Eropa mendirikan
koloni mereka, masyarakat mereka juga menjadi tersegmentasi dan terbagi
menurut garis agama dan ras. Kebanyakan orang dalam masyarakat ini tidak
bebas; mereka bekerja sebagai pelayan atau budak kontrak, melakukan pekerjaan
yang diperlukan untuk menghasilkan kekayaan bagi orang lain.

Setelah Perang Saudara Inggris, Inggris mulai membentuk kerajaan yang


lebih kuat dan lebih besar di Amerika Utara. Koloni New England termasuk
Massachusetts, Maine, Connecticut, dan Rhode Island; Koloni Tengah kemudian
menjadi negara bagian New York, New Jersey, Pennsylvania, dan Delaware; dan
Koloni Selatan kemudian menjadi negara bagian Maryland, Virginia, Georgia,
dan Carolina Utara dan Selatan. Selain merebut kendali New York dan New
Jersey dari Belanda, Charles II mendirikan Carolina dan Pennsylvania sebagai
koloni kepemilikan.

Masing-masing koloni ini menambahkan sangat banyak ke kekaisaran,


memasok barang-barang yang tidak diproduksi di Inggris, seperti beras dan nila.
Koloni awal juga berkontribusi pada peningkatan populasi di Amerika Inggris
karena ribuan orang Eropa berjalan ke koloni. Koloni berbeda secara substansial
dalam ekonomi mereka; sementara koloni utara sangat bergantung pada
munculnya industri dan produksi barang untuk dijual atau diperdagangkan, koloni
selatan muncul dari pertanian dan produksi tanaman pokok. Koloni selatan
terutama mengandalkan perbudakan, tetapi semua koloni mendapat manfaat dari
institusi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Barth, Jonathan Edward. 2010. The Sinke of America’: Society in the


Albemarle Borderlands of North Carolina, 1663-1729. North Carolina
Historical Review. Vol. 87, no. 1. Pp 1-27.
2. Christoph von Graffenried 2010. Narrative by Christoph von Graffenried

3. Craig A, D., & Katherine M, D. (2005). The Thirteen Colonies New York.
New York: Facts On File, Inc.

4. Craig A, D., & Katherine M, D. (2005). The Thirteen Colonies Delaware.


New York: Facts On File, Inc.

5. Craig A, D., & Katherine M, D. (2005). The Thirteen Colonies Pennsylvania.


New York : Facts On File, Inc.

6. Internasional, B. P. (2005). Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Amerika


Serikat: http://usinfo.state.gov/.
7. Concerning His Voyage to North Carolina and the Founding of New Bern
[1708],” trans. M. Du Four, The Colonial and State Records of North
Carolina, Vol. 1, pp 971
8. Hirsch, Jr. 2017. The Thirteen Colonies. US: Core Knowledge History and
Geography
9. Meriwether. A.B. 2012. A History of Colonial South Carolina. South
Carolina: The Stringer Foundation.
10. Molter, Cheri D. 2014. Colonial North Carolina: A Safe Harbor for Pirates.
Department of History.
11. Simon. R. 2012. "The Social Construction of Crime in the Atlantic World:
Piracy as a Case Study. International Journal of Interdisciplinary Social
Sciences. Vol. 6, no. 6, pp 77
12. Vanzant. Kevin., S.2016. Political Fragmentation in Early Maryland and the
Imperial Origins of North American Liberalism. American Political Thought:
A Journal of Ideas, Institutions, and Culture, vol. 5

Anda mungkin juga menyukai