Anda di halaman 1dari 8

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

KOMUNIKASI DATA

DI SUSUN OLEH:
kelompok 5

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab atas


rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah Sistem Informasi Kesehatan ini merupakan tugas kuliah yang
berisi Komunikasi Data.

Tim penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Septi


Widiyanti selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan yang
telah memberikan tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga penyusun
memiliki kesempatan untuk menambah wawasan dari sumber buku bacaan
yang relevan.

Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat


banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun
sarannya. Sehingga di kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan
mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi terhadap pelaksanaan
program-program Kesehatan. Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian
informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi
sistem yang terkomputerisasi.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan
domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur ini merupakan
jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan
konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi
pembayaran dapat dilakukan dengan cepat, murah dan mudah melalui internet. Kecepatan
evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan
dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan
sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi
yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun
bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen databasedengan “aman” dan “terkendali”,
alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian komunikasi data
2. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi data kesehatan
3. Untuk mengetahui apa manfaat dari komunikasi data kesehatan
4. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penerapan penyebaran informasi data
kesehatan
5. Untuk mengetahui hambatan dan upaya alternatife dalam penyebaran informasi data
kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau
lebih alat (bahasa Inggris: device) (seperti komputer / laptop / telepon genggam / printer /
dan alat komunikasi lain) yang terhubung dalam sebuah jaringan. Baik lokal maupun yang
luas, sepeti internet.
komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan berisi hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan oleh pemberi pesan kepada penerimanya melalui berbagai media yang
dianggap tepat. Pesan-pesan yang terdapat di dalam komunikasi kesehatan tentunya lebih
berfokus dan khusus dibanding komunikasi secara umum, yang biasanya meliputi
mengenai isu-isu kesehatan yang sedang beredar dan bagaimana penjagaaan kesehatan
yang tepat bagi masyarakat.

B. Jenis-jenis
Jenis media atau saluran komunikasi yang digunakan sebagai media promosi kesehatan
maupun media penyuluhan kesehatan meliputi media komunikasi interpersonal, media
komunikasi massa, dan media komunikasi digital.

C. Manfaat
Manfaat dari komunikasi data kesehatan yaitu:
1. Menyampaikan informasi kesehatan dari satu pihak ke pihak lain, yang mana
diharapkan dan ditujukan supaya pihak yang diberi informasi akan menyampaikan lagi
informasi tersebut ke pihak selanjutnya. Dengan begitu terjadi rantai informasi dan
pengetahuan kesehatan yang terus-menerus dan bersambung sehingga dapat diketahui
oleh berbagai kalangan masyarakat.
2. Membuat orang yang diberikan informasi dan edukasi dapat membuat keputusan
mengenai kesehatan, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang sekitar seperti
keluarga atau kerabat. 
3. Terciptanya perilaku hidup yang sehat baik jasmani atau rohani, dimana orang-orang
yang mendapatkan informasi dapat menjaga kesehatan mereka sendiri dan berusaha
keras untuk terus menciptakan lingkungan yang sehat.
4. Mengajak orang untuk memperhatikan dan memelihara kesehatan diri mereka masing-
masing, sehingga dapat terus sehat jasmani dan rohani serta terhindar dari berbagai
ancaman penyakit. 
5. Meningkatkan pengetahuan bagi pelaku kesehatan .

D. Langkah-langkah penerapan penyebaran informasi data kesehatan


Guna mendukung Pengembangan SIK berbasis database berikut langkah-langkah yang
akan ditempuh :
1. Meninjau kembali Sistem yang ada (Reviewing the existing system)
2. Menentukan kebutuhan data (Defining data needs)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alur data (Determining the data flow
4. Desain pengumpulan dan cara pelaporan data (Designing the data collection and
reporting tools)
5. Pengembangan prosedur pemerosesan data (Developing procedures for data processing)
6. Mengembangkan program pelatihan (Developing the training programme)
7. Ujicoba sistem (Pre-testing the system)
8. Monitoring dan Evaluasi pada sistem (Monitoring and evaluating the system)
9. Mengembangkan mekanisme diseminasi dan umpan balik data (Developing data
dissemination and feedback mechanisms)
10. Mengembangkan sistem informasi dan manajemen kesehatan (Enhancing the Health
Management Information Systems

Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari badan kesehatan di Indonesia


maka dibentuklah sistem informasi kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem
informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para
pembuat rancang bangun sistem informasi, yaitu antara lain :
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi
itu sendiri.
5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang
dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan
dilakukan secara menyeluruh.
7. Informasi telah menjadi aset organisasi.
Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang
terdiri dari :
a. Informasi upaya kesehatan.
b. Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.
c. Informasi pembiayaan kesehatan.
d. Informasi sumber daya manusia kesehatan.
e. Informasi manajemen dan regulasi kesehatan.
f. Informasi pemberdayaan masyarakat.
8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah
dipahami.
Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing modul
dapat terdiri dari beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat terdiri dari
beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat
memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan.

E. Hambatan dan upaya alternatife dalam penyebaran informasi data kesehatan


Melihat Sistem Informasi Kesehatan yang ada di Indonesia, maka kita bisa menilai
bahwa penerapannya masih cukup kurang. Sebagai contoh misal gambaran Sistem
Informasi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan. Timbul
berbagai permasalahan tetrkait penerapan Sistem Informasi kesehatan, disana digambarkan
bahwa masih ditemukannya beberapa puskesmas yang tidak sesuai dalam proses
pencatatan dan pendataan. Terbukti dengan masih adanya 5 Puskesmas yang tidak
menggunakan komputer dari 19 Puskesmas yang ada. Tidak hanya masalah tersebut saja,
yang menjadi penghambat atas penerapan SIK (Sistem Informasi Kesehatan) di Dinas
Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan. Melainkan masih banyak sekali
masalah yang timbul, yaitu : a) Untuk mengakses data sulit karena terpisah antara
program. b) Adanya perbedaan data antar bagian dengan data yang sama, misalnya jumlah
bayi. c) Sulitnya menyatukan data karena format laporan yang berbeda-beda. d) Adanya
pengambilan data yang sama berulang-ulang dengan format yang berbeda-beda dari
masing-masing bagian. e) Waktu untuk mengumpulkan data lebih lama, sehingga
pengolahan dan analisis data sering terlambat. f) Pimpinan sulit mengambil keputusan
dengan cepat dan akurat karena data berbeda dan keterlambatan laporan.
Jadi, apabila melihat dari penjabaran di atas maka bisa disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang sering menghambat SIK (Sistem Informasi Kesehatan) yang bersifat daerah (SIKDA)
maupun nasional (SIKNAS) berdasarkan gambaran di Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai
Timur, Propinsi Kalimantan adalah faktor geografis (tempat dan lokasi),human resources
medical atau tenaga kesehatan, infrastruktur pendukung (komputer, software, dan lain-
lain), dan kebijakan mengenai SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah) maupun
SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional).
Pengembangan sistem informasi kesehatan daerah merupakan tanggung jawab
pemerintah daerah. Namun dikarenakan kebijakan dan standar pelayanan bidang kesehatan
masing- masing pemerintah daerah berbeda-beda, maka sistem informasi kesehatan yang
dibangun pun berbeda pula. Perbedaan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan
dalam pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) secara umum,
diantaranya : a. Akurasi data tidak terjamin b. Kontrol dan verifikasi data tidak terlaksana
dengan baik. c. Ketidakseragaman data dan informasi yang diperoleh. d. Adanya
keterlambatan dalam proses pengiriman laporan kegiatan puskesmas/rumah sakit/pelaksana
kesehatan lainnya, baik itu ke Dinas Kesehatan maupun ke Kementrian Kesehatan sehingga
informasi yang diterima sudah tidak up to date lagi. e. Proses integrasi data dari berbagai
puskesmas/rumah sakit/pelaksana kesehatan lainnya sulit dilakukan karena perbedaaan tipe
data dan format pelaporan. f. Informasi yang diperoleh tidak lengkap dan tidak sesuai
dengan kebutuhan manajemen di tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi maupun di tingkat
Kementrian Kesehatan. g. file data tersimpan secara terpisah, h. proses data dilakukan
secara manual dan komputer sehingga menyebabkan tidak mudah dalam akses, informasi
yang dihasilkan lambat dan tidak lengkap.
Selain itu Puskesmas sebagai pelaksana kesehatan terendah, mengalami kesulitan dalam
melakukan pelaporan, dengan banyaknya laporan yang harus dibuat berdasarkan
permintaan dari berbagai program di Kementrian Kesehatan, dimana data antara satu
laporan dari satu program dengan laporan lain dari program lainnya memiliki dataset yang
hampir sama, sedangkan aplikasi untuk membuat berbagai laporan tersebut berbeda-beda.
Sehingga menimbulkan tumpang tindih dalam pengerjaannya, yang menghabiskan banyak
sumberdaya dan waktu dari petugas puskesmas.
Melihat berbagai kondisi diatas maka dibutuhkan suatu Sistem Informasi Kesehatan
untuk digunakan di daerah (Puskesmas dan Dinas Kesehatan) yang sesuai dan dapat
memenuhi kebutuhan berbagai pihak, mulai dari tingkat Puskesmas hingga ke Kementrian
Kesehatan dengan standar minimum atau disebut Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Generik (SIKDA Generik).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Komunikasi data kesehatan merupakan sistem informasi yang menjadi penunjang pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan disemua jenjang,
bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem
informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta

Andri Kristanto, 2003, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media,
Yogyakarta.

Fuad Anis, 2006, Informatika Kesehatan Masyarakat, Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai