PENDAHULUAN
B. Permasalahan
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai
likuidasi, tahap-tahap likuidasi sampai kepada pembagian harta hasil likuidasi. Hal inilah
yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang mudah-mudahan dapat menjawab semua
pertanyaan kita tentang “ Likuidasi Persekutuan ”.
Pengertian Likuidasi
Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan
sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi,
persekutuan tetap bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga
berhenti/bubar secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi.
Kondisi yang mendasari likuidasi :
Proses likuidasi
Pada umumnya likuidasi persekutuan (partnership liquidation) melibatkan hal – hal sebagai
berikut :
deskripsi umum dari proses likuidasi ini mengansumsikan hal – hal sebagai berikut :
apabila asumsi – asumsi tersebut diabaikan, proses likuidasi akan menjadi semakin kompleks,
oleh karena itu, bab ini akan di mulai dengan likuidasi yang sederhana atas persekutuan yang
solven dan berlanjut ke likuidasi persekutuan yang insolven.
Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta
pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang tentang Kepailitan.
Proses likuidasi
Proses likuidasi terdiri dari 3 yaitu:
1. Likuidasi secara langsung/sekaligus:
Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh aktiva
direalisasi. Untuk likuidasi secara langsung, syarat perlu menyusun skedul
pembayaran kas bila memenuhi minimal satu syarat sebagai berikut:
bila ada sekutu yang deficit
bila ada kas yang ditahan
bila masih ada saldo aktiva non kas
2. Likuidasi secara bertahap periodik
Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik
setelah terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur likuidasi secara
berulang-ulang sampai akhirnya semua perkiraan tidak bersaldo.
3. Likuidasi secara bertahap dengan program kas
Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi dilakukan secara
periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama dengan likuidasi secara
bertahap periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih dahulu sebelum
daftar likuidasi disusun, yang menunjukkan bagaimana kas dibagikan kepada para
sekutu dikemudian hari. Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga
agak berbeda dengan likuidasi secara bertahap periodik.
Likuidasi persekutuan sederhana
Likuidasi persekutuan sederhana adalah konversi semua aktiva persekutuan menjadi kas
dengan satu distribusi kas kepada para sekutu dalam penyelesaian akhir atas permasalahan
persekutuan.
Mendebet saldo modal dalam persekutuan yang solven
Likuidasi akan terjadi pada persekutuan yang solven dan tidak solven (insolven). Persekutuan
dianggap tidak solven apabila aktiva tercatat tidak memadai untuk melunasi kewajiban
persekutuan yang ada. Hal ini merupakan pendekatan entirtas terhadap masalah insolvensi.
Dari segi hukum insolvensi persekutuan dilihat dari sisi agregat / kumpulan yaitu persekutuan
yang dinyatakan tidak soven jika harta masing – masing sekutu di tambah harta persekutuan
tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban persekutuan.
Pembayaran terjamin (safe payments) adalah distribusi yang dapat dilkukan kepada sekutu
dengan kepastian bahwa jumlah yang didistribusikan tidak akan dikembalikan lagi kepada
persekutuan beberapa lama kemudian untuk menutupi kewajiban yang ada atau menesuaikan
modal sekutu.
1. Semua sekutu secara pribadi insolven (para sekutu tidak dapat melakukan
pembayaran apa pun ke dalam persekutuan)
2. Semua aktiva nnks mencerminkan kerugian yang mungkin dialami (aktiva nonkas
harus dianggap sebagai rugi untuk menentukan pembayaran terjamin.
Setiap distibusi kepada para sekutu sebelum semua keuntungan dan kerugian direalisasikan
serta diakui memerlukan persetujuan dari semua sekutu.
Peringkat kerentanan
Skedul Absorpasi kerugian yang diasumsikan dibuat sebagai tahap kedua dalam
mengembangkan rencana distribusi kas. Skedul tersebut dimulai dengan ekuitas sebelum
likuidasi dan membebankan ekuitas setiap sekutu dengan bagian mengurangi kerugian yang
akan mengeliminasi ekuitas sekutu yang paling rentan. Langkah berikutnya adalah
membebankan ekuitas setiap sekutu yang tersisa dengan bagian kerugiannya yang akan
mengeliminasi ekuitas sekutu yang paling rentan berikutnya. Proses ini tetap berlanjut hingga
ekuitas semuanya, kevuali sekutu yang tidak rentan telah berkurang menjadi nol.
Apabila persekutuan dianggap insolven kas yang tersedia setelah semua aktiva nonkas
dikonveri menjadi kas tidak cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur
persekutuan akan memperoleh pemulihan sebagian dari aktiva persekutuan (peringkat 1) dan
akan meminta setiap sekutu menggunakan sumber daya pribadinya untuk memenuhi klaim
yang terisa (peringkat 3)
Tahap-Tahap Likuidasi
Dalam hal terjadinya pembubaran Perseroan sesuai yang tercantum dalam pasal 142 ayat (1)
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), maka Pasal 142
ayat (2) huruf a UUPT menentukan bahwa setelah pembubaran perseroan karena alasan-
alasan yang dimaksud dalam pasal 142 ayat (1) UUPT wajib diikuti dengan likuidasi yang
dilakukan oleh likuidator atau kurator.
Berikut ini adalah tahap-tahap Likuidasi sebuah Perseroan, sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 147 sampai dengan pasal 152 UUPT:
Kemudian dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih besar
daripada kekayaan Perseroan, likuidator wajib mengajukan permohonan pailit Perseroan,
kecuali peraturan perundang-undangan menentukan lain dan semua kreditor yang
diketahui identitas dan alamatnya, menyetujui pemberesan dilakukan di luar kepailitan.
(Pasal 149 ayat (2) UUPT).
Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama
Perseroan dari daftar Perseroan, setelah ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 152
ayat (3) dan ayat (4) dipenuhi. Ketentuan ini berlaku juga bagi berakhirnya status badan
hukum Perseroan karena Penggabungan, Peleburan atau Pemisahan (Pasal 152 ayat (5)
dan (6) UUPT).
Selanjutnya, pemberitahuan dan pengumuman sebagaimana dimaksud Pasal 152 ayat (3)
dan (4) UUPT dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal pertanggungjawaban likuidator atau kurator diterima oleh RUPS,
pengadilan atau hakim pengawas (Pasal 152 ayat (7) UUPT).
CONTOH:
Berikut ini adalah contoh persekutuan ABC yang dinyatakan akan dilikuidasi dengan rasio
laba/rugi yaitu A : B : C = 2 : 3 : 5.
Persekutuan ABC
Neraca
Modal A 300
Modal B 200
Modal C 100
Posisi aktiva dan kewajiban pribadi para sekutu adalah sebagai berikut:
A 900 500
B 700 700
C 500 900
Para sekutu bersepakat untuk melikuidasi persekutuan ABC dengan likuidasi secara langsung
karena realisasi seluruh aktiva nonkas dapat dilakukan dengan segera. Hasil realisasi akan
digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar, setelah hutang kepada pihak luar telah
lunas dan apabila masih ada sisa kas maka dibagikan seluruhnya kepada para sekutu sesuai
dengan hak para sekutu. Jika kas yang tersedia setelah realisasi dan pembebanan biaya-biaya
masih tidak mencukupi untuk membayar hutang kepada pihak luar maka sekutu yang solven
yang akan membayar hutang terlebih dahulu. Bila hutang kepada pihak luar telah lunas dan
masih ada sekutu yang bersaldo modal debit setelah kompensasi maka sekutu tersebut
menyetorkan kas ke persekutuan pada saat tidak ada kas lagi. Penyelesaian akhir dilakukan
diluar persekutuan untuk sekutu yang defisit tetapi secara pribadi insolven.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi pembayaran
kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada para sekutu.
Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk melakukan pengurusan dan pemberesan
atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut.
Berikut ini adalah tahap-tahap pembubaran persekutuan :
a. Tahap Pengumuman dan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan.
b. Tahap Pencatatan dan Pembagian Harta Kekayaan
c. Tahap Pengajuan Keberatan Kreditor
d. Tahap Pertanggung Jawaban Likuidator
e. Tahap Pengumuman Hasil Likuidasi
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi para
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah
manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan
saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita
semua.