KELAS :
MK : EVALUASI PENDIDIKAN
JAWABAN
a. Pengkuran
suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,
suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa
dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka,
mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001)
pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu;
b. Penilaian
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar
(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
c. Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk
providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi
adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan
pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini
lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses
taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom dan Krathwohl. Pendekatan
ini kemudian diberi nama Pendekatan/ model Tyler, sesuai nama pengembangnya. Model
Tyler ini kemudian banyak dipakai untuk mengevaluasi hasil atau program pendidikan. Cara
pendekatan berorientasi tujuan ini bisa juga digunakan untuk mengevaluasi program lain
tujuan ini kemudian dikembangkan lagi oleh Metffessel dan Michael tahun 1967, oleh Provus
1973 dan juga oleh Hammond. Dari berapa-berapa model pendekatan baru ini ciri utamanya
tetap sama yaitu jika suatu kegiatan atau program sudah mempunyai tujuan yang hendak
dicapai, maka evaluasinya berfokus pada apakah tujuan itu telah dicapai.
menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pendidikan dari program sekolah atau kurikulum
tercapai. Evaluasi berorientasi program dari Tyler ini didesain untuk menggambarkan sejauh
mana tujuan program telah dicapai. Tyler menggunakan kesenjangan antara apa yang
diharapkan dan apa yang berhasil diamati untuk memberikan masukan terhadap kekurangan
dari suatu program. Pendekatan ini memfokuskan pada tujuan spesifik dari program dan
Pemikiran Tyler ini secara logis bisa diterima dan juga mudah dipakai oleh para
pendidikan pasti kenal denga tujuan umum dan tujuan khusus setiap kegiatan pendidikan.
Tyler juga menggunakan pre-test dan post-test untuk digunakan sebagai salah satu teknik
terjadi pada individu, kegiatan atau program serta besarnya perubahan-perubahan tersebut.
sebagai berikut yaitu: 1) Model ini hanya mengukur aspek tujuan, dengan kata lain apakah
tujuan obyek evaluasi yang ditetapkan secara formal dalam blue print tercapai atau tidak. 2)
Model ini tidak akan mengukur apa yang terjadi di luar tujuan formal program tersebut. 3)
Contoh penerapan model ini: Tujuan program pengentasan 1.000 orang buta huruf Al-
Qur’an. Evaluasi hanya mengukur pada akhir program apakah tujuan tersebut tercapai.
Evaluasi tidak mengukur efek sampingan positif atau negatif dari program tersebut. 4)
Contoh lain penerapan model ini: Evaluasi ujian nasional bertujuan untuk mengukur apakah
rata-rata nilai hasil belajar siswa secara kumulatif siswa mencapai 75. Evaluasi itu tidak akan
mengukur apakah siswa yang tidak lulus mengalami stress dan lain-lain.
Evaluasi menurut Ralph Tyler merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya begitu juga halnya evaluasi dalam
pendidikan berarti penilaian atau penaksiran sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat
dicapai.
4. Evaluasi hasil belajar siswa