ABSTRAK
Pemerintah Kota Bandung mencapai opini WTP untuk pertama kalinya pada tahun laporan 2018. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbaikan pelaksaan penatausahaan aset tetap yang telah dilakukan sehingga
memperoleh opini WTP dengan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi kesesuaian
penatausahaan aset tetap yang dilakukan terhadap Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, identifikasi faktor penyebab permasalahan penatausahaan aset tetap,
dan analisis perbaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif persentase dan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesesuaian penatausahaan aset tetap dengan peraturan yang meliputi kegiatan pembukuan 76,92% (Sesuai),
inventarisasi 81,54% (Sangat Sesuai), dan pelaporan 95,38% (Sangat Sesuai). Faktor penyebab permasalahan
yaitu meliputi kuantitas dan pemahaman SDM, kurangnya peraturan, motivasi berupa reward dan punishment,
aplikasi SIMDA BMD, serta sarana dan prasarana kurang menunjang. Upaya perbaikan yang telah dilakukan
yaitu membuat surat permohonan pendidikan dan pelatihan, kesadaran tertib administrasi, meningkatkan
koordinasi, sosialisasi, penyempurnaan peraturan, komitmen pimpinan, bekerjasama dengan BPKP dalam
mengatasi permasalahan aplikasi SIMDA BMD, inventarisasi sarana dan prasarana, pengawasan koordinasi, dan
pengecekkan ulang.
Kata Kunci
Penatusahaan, Barang Milik Daerah (BMD), Aset Tetap
840
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke
kriteria atau standar laporan keuangan yang baik dan dalam Daftar Barang yang ada pada Pengguna
memadai. Barang/Kuasa Pengguna Barang dan Pengelola
Barang menurut penggolongan dan kodefikasi
1.2 Rumusan Masalah barang. Permendagri No. 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan BMD menjelaskan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam inventarisasi merupakan kegiatan untuk melakukan
penelitian ini adalah: pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil
1. Bagaimana kesesuaian penatausahaan aset tetap pendataan BMD. Pelaporan menurut PMK RI No.
Pemerintah Kota Bandung dengan Peraturan 181/PMK.06/2016 yaitu serangkaian kegiatan
Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2018. penyusunan dan penyampaian data dan informasi
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan yang dilakukan oleh unit akuntansi yang melakukan
permasalahan dalam penatausahaan aset tetap Penatausahaan BMN pada Pengguna Barang/Kuasa
Pemerintah Kota Bandung. Pengguna Barang dan Pengelola Barang.
3. Apa saja upaya perbaikan yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung untuk mengatasi 2.3 Kewajaran Laporan Keuangan Pemerintah
permasalahan penatausahaan aset tetap. Daerah
841
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
keadaan keuangan dan aset Pemerintah Kota menunjukkan perbandingan kriteria yang ditetapkan
Bandung terkait penatausahaan aset tetap. Waktu berdasarkan peraturan yang berlaku serta
pelaksanaan pada Bulan Maret hingga Juli tahun memberikan informasi tingkat kesesuaian
2020 untuk kegiatan pengumpulan, analisis, hingga penatausahaan aset tetap.
penyajian data.
Kriteria penilaian dalam penelitian ini yaitu kriteria
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek pelaksanaan penatausahaan aset tetap yang meliputi
yang berupa opini, sikap, pengalaman atau kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.
karakteristik dari subjek penelitian, diperoleh dari Jumlah pertanyaan setiap kriteria berjumlah 13 (tiga
pertanyaan yang diajukan kepada narasumber yang belas). Penilaiannya jika pertanyaan dari kriteria
melakukan penatausahaan aset tetap. Serta data sesuai dengan fakta (ada/ya), skor yang diberikan 1
dokumenter berupa dokumen daftar aset tetap, IHPS (satu). Apabila pertanyaan dari kriteria belum sesuai
I Tahun 2019, dan LHP BPK RI atas LKPD Kota dengan fakta (tidak ada/tidak), skor yang diberikan 0
Bandung. Sumber data yaitu data primer yang (nol).
diperoleh dari wawancara kepada narasumber. Dan
data sekunder diperoleh melalui pengumpulan data Tingkat kesesuaian dihitung dengan teknik deskriptif
dari dokumen IHPS I Tahun 2019, LHP BPK RI atas persentase. Ritonga (2010) menjelaskan mengenai
LKPD Kota Bandung 2018, serta peraturan terkait. teknik deskriptif persentase, yaitu teknik analisis
dengan membuat persentase berdasarkan data yang
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada kemudian dideskripsikan. Rumus untuk
meliputi: wawancara, yaitu wawancara semi perhitungan deskriptif adalah sebagai berikut:
terstruktur, tidak sepenuhnya terikat dengan
pertanyaan yang sudah disusun agar dapat menggali (1)
informasi lebih dalam atas jawaban dari narasumber Keterangan:
yang meliputi lima pegawai di Sub Bidang % : Persentase yang diperoleh
Inventarisasi Aset BPKA Kota Bandung yang n : Jumlah skor yang diperoleh dari data
terlibat pelaksanakan penatausahaan aset tetap; N : Jumlah skor ideal
dokumentasi, dikumpulkan oleh peneliti selama
proses penelitian untuk mendukung hasil penelitian Untuk mengukur tingkat kesesuaian berdasarkan
dari wawancara; dan observasi, pengamatan secara hasil perhitungan kategori deskriptif persentase yang
langsung yang dilakukan terhadap objek penelitian digunakan sebagai berikut:
dengan penulis sebagai pengamat nonpartisipan.
Tabel 1. Kategori Deskriptif Persentase
3.2 Teknik Analisis Data No Interval (%) Kategori Tingkat Kesesuaian
1 80,01 – 100,00 Sangat Sesuai
Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis 2 60,01 – 80,00 Sesuai
deskriptif persentase dan analisis deskriptif. 3 40,01 – 60,00 Cukup Sesuai
Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2019:68) 4 20,01 – 40,00 Tidak Sesuai
adalah penelitian yang mengukur nilai satu atau 5 00,00 – 20,00 Sangat Tidak Sesuai
lebih secara mandiri. Dengan dilakukannya evaluasi
dengan pendekatan analisis deskriptif persentase dan 4. HASIL PEMBAHASAN
analisis deskriptif dalam penelitian, menurut
Mustika (2015) dapat memberikan perbandingan 4.1 Profil Pemerintah Kota Bandung
kriteria dari penatausahaan aset tetap menurut
peraturan dengan penatausahaan aset tetap yang Kota Bandung adalah Ibu Kota dari Provinsi Jawa
dilakukan. Penelitian ini menggunakan Perda Kota Barat dan merupakan kota metropolitan terbesar di
Bandung No. 12 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Jawa Barat. Kota Bandung dikelilingi oleh beberapa
BMD sebagai kriteria untuk mengevaluasi. Serta pegunungan dan terletak di tengah Provinsi Jawa
dengan analisis deskriptif, penulis dapat mengetahui Barat.
faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan
terkait penatausahaan aset tetap dan upaya perbaikan Struktur organisasi Pemerintah Kota Bandung
atas permasalahan tersebut. berdasarkan Perda Kota Bandung No. 8 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Evaluasi dalam penelitian ini yaitu membandingkan Daerah Kota Bandung sebagai berikut:
penatausahaan aset tetap yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung dengan Perda Kota
Bandung No. 12 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
BMD. Kemudian penilaian dan perhitungan
dilakukan dalam bentuk persentase, sehingga
menghasilkan indeks berupa angka yang
842
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kegiatan Inventarisasi tergolong “Sangat Sesuai”
Kota Bandung dengan peraturan. Dari 13 kriteria, 10 kriteria telah
diimplementasikan dengan skor rata-rata 1.
4.2 Hasil dan Pembahasan Kesesuaian tersebut diantaranya Pemerintah Kota
Bandung telah melakukan inventarisasi secara
Berdasarkan penelitian, hasil yang didapatkan keseluruhan atau sensus sebanyak dua kali pada
penulis untuk menjawab rumusan masalah tahun 2017 dan 2018. Khusus untuk persediaan dan
dijelaskan pada pembahasan berikut. konstruksi dalam pengerjaan yang merupakan
barang tahun berjalan, inventarisasi dilakukan setiap
4.2.1 Kesesuaian Penatausahaan Aset Tetap tahun agar pengecekan selalu dilakukan.
Pemerintah Kota Bandung dengan Peraturan Pelaksanaan inventarisasi (sesus) dilaksanakan oleh
Pengurus Barang Pengelola, yang merupakan
Tabel 2. Evaluasi Pelaksanaan Penatausahaan koordinator dari seluruh Pengurus Barang di
No Kegiatan Persentase Tingkat Kesesuaian Perangkat Daerah Kota Bandung. Setelah selesai,
1. Pembukuan 76,92% Sesuai Sekretaris Daerah menyampaikan laporan hasil
2. Inventarisasi 81,54% Sangat Sesuai
inventarisasi kepada Wali Kota tidak lebih dari 3
3. Pelaporan 95,38% Sangat Sesuai
Rata-Rata 84,61% Sangat Sesuai bulan.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa rata- Namun masih terdapat beberapa hal yang perlu
rata hasil perhitungan evaluasi penatausahaan aset dioptimalkan, yaitu terkait penyertaan modal dengan
tetap untuk kegiatan pembukuan 76,92% (Sesuai), hasil 3 kriteria memiliki skor rata-rata 0,2. Menurut
inventarisasi 81,54% (Sangat Sesuai), dan pelaporan salah satu narasumber, inventarisasi pernyataan
95,38% (Sangat Sesuai). Perolehan persentase modal telah satu kali dilakukan yaitu atas tanah yang
tersebut didapat dari jumlah skor dari masing- digunakan untuk Kiara Artha Park di Jl. Banten Kota
masing kegiatan dibagi 13 kriteria. Rata-rata Bandung. Tetapi inventarisasi tersebut perlu
persentase keseluruhan kegiatan penatausahaan aset diselesaikan seluruhnya dan lebih dioptimalkan
tetap adalah 84,61% atau “Sangat Sesuai” dengan pelaksanaannya. Namun menurut narasumber
Perda Koa Bandung Nomor 12 Tahun 2018 tentang lainnya belum pernah dilakukan.
Pengelolaan BMD.
Kegiatan Pelaporan tergolong “Sangat Sesuai”
Kegiatan pembukuan tergolong “Sesuai” dengan dengan peraturan dengan hasil dari 13 kriteria, 10
peraturan, namun masih terdapat beberapa hal yang diantaranya memiliki rata-rata skor 1. Kriteria yang
perlu diperbaiki agar kegiatan pembukuan dilakukan telah diimplementasikan dengan hasil rata-rata skor
dengan lebih optimal. Sepuluh dari tiga belas kriteria 1 diantaranya Laporan Barang Kuasa
telah diimplementasikan yang meliputi pendaftaran Pengguna/Pengguna Tahunan telah disusun dan pada
dan pencatatan BMD ke dalam daftar barang. akhirnya disampaikan kepada Pengguna Barang
Selanjutnya daftar barang tersebut dihimpun secara yang kemudian dihimpun untuk penyusunan
tidak langsung oleh Pengelola Barang (Sekretaris Laporan Barang Pengguna. Laporan tersebut
Daerah) yang kemudian menyusun Daftar BMD digunakan untuk penyusunan Neraca Perangkat
berdadsarkan himpunan tersebut. Daerah. Laporan tersebut juga disampaikan kepada
Sekretaris Daerah. Selanjutnya Sekretaris Daerah
Walaupun kegiatan pembukuan telah dilakukan telah menyusun Laporan Barang dan menghimpun
dengan baik, ternyata penggologan dan kodefikasi laporan-laporan tersebut untuk meyusun Laporan
BMD belum sesuai dengan peraturan yang berlaku, BMD.
yaitu Permendagri No. 108 Tahun 2016 tentang
Penggolongan dan Kodefikasi BMD. Peraturan Namun terdapat beberapa hal yang belum dilakukan
tersebut belum diterapkan karena pada saat dengan optimal yaitu 3 kriteria yang memiliki skor
Mendagri menetapkan peraturan tersebut di tahun 0,8. Menurut salah satu narasumber, Laporan Barang
2016, Pemerintah Kota Bandung sedang berfokus Kuasa Pengguna Semesteran tidak dibuat karena
843
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
belum menggambarkan pengurangan dan memiliki banyak barang, jaringan yang tersedia
pertambahan dari selain APBD. Begitu pula dengan kurang menunjang, sarana dan prasarana yang
Pengelola Barang yang tidak menyusun Laporan ada sejak lama perlu dilakukan peremajaan agar
Barang Pengelola Semesteran karena laporan yang dapat digunakan dengan optimal, dan masih
disusunnya merupakan akumulasi laporan tahunan membutuhkan jaringan internet yang stabil untuk
dari seluruh SKPD. Karena hal-hal tersebut, maka menjalankan SIMDA BMD.
pelaksanaan pelaporan perlu dilakukan dengan lebih
optimal agar dapat mendukung kegiatan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai faktor-
penatausahaan lebih baik. faktor penyebab permasalahan dalam
penatausahaan aset tetap di Pemerintah Kota
4.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan Bandung yang telah dijelaskan sebelumnya,
Dalam Penatausahaan Aset Tetap terdapat kesamaan faktor-faktor yang sama
dengan penelitian sebelumnya untuk mendukung
1. Sumber Daya Manusia (SDM) hasil penelitian ini. Dalam penelitian yang
SDM di Pemerintah Kota Bandung khususnya dilakukan oleh Arumsari (2017), Mustika (2015),
yang melaksanakan penatausahaan aset tetap, di Nasehati (2017), Sevtimo (2017), SDM
beberapa SKPD yang memiliki aset lebih banyak merupakan faktor yang paling banyak
kekurangan pegawai. Terdapat beberapa pegawai menyebabkan permasalahan yang meliputi
yang masih belum memahami tugasnya kompetensi, sosialisasi serta koordinasi SDM.
dikarenakan pegawai tersebut baru menjabat atau Selain SDM, terdapat pula faktor kurangnya
merupakan pegawai mutasi. Pemahaman pegawai motivasi berupa kompensasi dan sanksi dari
terhadap tugasnya juga dipengaruhi oleh latar pimpinan. Faktor lainnya yaitu terkait aplikasi
belakang pendidikan dan pengalaman, motivasi serta sarana dan prasarana untuk mendukung
pimpinan, serta sarana dan prasarana yang pelaksanaan penatausahaan aset tetap.
tersedia.
2. Peraturan yang Berlaku 4.2.3 Upaya Perbaikan Yang Dilakukan Untuk
Perlu dilakukannya penyempurnaan peraturan Mengatasi Permasalahan Penatausahaan Aset
kebijakan perhitungan penyusutan aset dalam Tetap
proses penghapusan. Juga terdapat suatu
permasalahan yang belum ada peraturannya 1. Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk mengatasi masalah tersebut. Sub Bidang Inventarisasi Aset telah membuat
3. Pimpinan surat permohonan kepada Badan Kepegawaian
Motivasi dari pimpinan dalam bentuk reward dan Pendidikan dan Pelatihan untuk mengadakan
punishment belum diterapkan dengan maksimal. pendidikan dan pelatihan kepada Pengurus
Hal ini menyebabkan tidak adanya efek jera Barang terkait pengelolaan BMD sejak Juli 2019,
untuk pegawai yang kinerjanya kurang lebih baik namun hingga saat ini belum ada tanggapan.
daripada pegawai yang kinerjanya lebih baik Untuk pegawai baru menjabat atau pegawai
dalam pelaksanaan penatausahaan aset tetap. mutasi, agar memahami tugasnya maka belajar
5. Aplikasi SIMDA BMD secara mandiri dengan memahami peraturan yang
SIMDA BMD telah digunakan secara optimal berlaku atau dibimbing oleh pegawai di Bidang
namun hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Pencatatan dan Pelaporan Aset secara tidak
Beberapa bentuk laporan yang tersedia pada resmi. Upaya lainnya yaitu kesadaran agar lebih
aplikasi tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga tertib administrasi dari setiap SKPD.
memperumit pekerjaan para pengguna. Informasi Koordinasi antar pegawai meningkat serta
yang disajikan dalam aplikasi masih kurang, koordinasi terkait laporan keuangan juga telah
seperti tidak adanya informasi suatu gedung yang diperbaiki karena bahan laporan keuangan terkait
berada di atas tanah pemerintah. Error kadang aset telah mengikuti alur dari bidang aset.
terjadi ketika melakukan input dan menampilkan Sosialisasi yang dilakukan telah terlaksana lebih
data barang dengan jumlah banyak serta saat baik terkait kegiatan rekonsiliasi, inventarisasi,
proses mutasi dan penghapusan barang. Setelah peraturan baru, serta penyusunan peraturan baru.
peningkatan versi SIMDA BMD, pengguna 2. Peraturan yang Berlaku
masih belum dapat melakukan input data KIB E Penyempurnaan peraturan yang ada dan
Dinas Pendidikan, sehingga pencatatan dan membuat peraturan terkait beberapa hal yang
pelaporan dilakukan secara manual tanpa aplikasi belum detail peraturannya dan disesuaikan
SIMDA BMD. dengan peraturan yang lebih tinggi. Masih
6. Sarana dan Prasarana terdapat beberapa peraturan terkait
Komputer atau laptop pegawai terkadang error penatausahaan yang sedang dalam proses
karena spesifikasinya tidak menunjang aplikasi, penyusunan, yaitu Peraturan Wali Kota terkait
komputer atau laptop pegawai dengan spesifikasi BMD yang mengatur siklus pengelolaan BMD
yang lebih tinggi diperlukan untuk SKPD yang yang lebih sesuai dan detail.
844
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
845
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
846