Anda di halaman 1dari 31

SISTEM UROGENITAL

Laporan Praktikum

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Biologi Umum

Yang dibina oleh

Hendra Susanto, S.Pd.M.Kes

Nuning Wulandari

Oleh

Kelompok 5

Pipit Yogantari 100321400858

Ika Karunia P. 100321400866

Yulia Nurul M. 100321400872

Arinta Windiyanti R. 100321400891

Anifatul Azizah 100321400983

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURUSAN FISIKA

MARET 2011
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mempelajari struktur anatomi organ-organ penyusun sistem urinaria
2. Mempelajari struktur anatomi organ-organ penyusun sistem
reproduksi pria dan wanita.
3. Mempelajari struktur histologi ginjal, testis, dan ovarium.
4. Menentukan adanya glukosa dalam urin.

B. DASAR TEORI
Sistem urogenital terdiri dari sistem urinaria dan sistem reproduksi.
Sistem reproduksi berfungsi untuk memperbanyak spesies. Sistem reproduksi
tidak ditujukan bagi homeostasis dan tidak penting bagi kelangsungan hidup
individu, tetapi penting bagi kelangsungan hidup spesies. Hanya melalui sistem
reproduksilah cetak biru genetik yang kompleks dari tiap-tiap spesies dapat
bertahan melebihi masa hidup tiap-tiap anggota spesies tersebut. (Sherwood,
2001)

Tidak seperti sistem tubuh lainnya yang pada dasarnya identik pada kedua
jenis kelamin, sistem reproduksi pria dan wanita sangat berbeda, sesuai dengan
perannya dalam sistem reproduksi. Organ genetalia masculina, terdiri dari organ
genetalia masculina interna dan eksterna, begitu pula dengan wanita, terdiri dari
organ genetalia feminina interna dan ekterna, serta terdapat kelenjar-kelenjar
yang dihasilkan masing-masing organ genital.

Organ genetalia masculina interna terdiri dari testis, epididimis, duktulus


aberans inferior, duktus deferens, duktus ejakulatorius, dan urethra pria.
Sedangkan organ genetalia masculina eksterna terdiri dari penis dan skrotum.
Selain itu terdapat pula tiga kelenjar pada organ genetalia maskulina, yaitu
glandula prostata, vesikula seminalis, dan glandula bulbouretralis.

Organ genetalia feminina interna terdiri dari ovarium, tuba uterina,


uterus, dan vagina. Sedangkan organ genetalia feminina eksterna terdiri dari
mons pubis, labia majora, labia minora, klitoris, vestibulum vaginae , bulbus
vestibuli dan glandula vestibularis major atau bartholini. (UNS, 2004)
Ginjal berfungsi sebagai pemelihara keseimbangan lingkungan interna
dengan melakukan proses filtrasi, absorbs, dan sekresi. Dengan proses tersebut
maka akan dihasilkan urin. Semua ion dan molekul kecil dalam darah mula-
mula disimpan dalam nefron ginjal sebagai suatu filtrat bebas protein pada
darah dan dinamakan filtrat nefrik. Kimball (1988: 584)

C. ALAT DAN BAHAN


- Gambar, torso, dan model sistem urinaria dan reproduksi
- Mikroskop
- Preparat ginjal, testis, dan ovarium
- Tabung reaksi beserta rak
- Pemanas
- Pipet
- Larutan Benedict
- Larutan Fehling A dan B

D. CARA KERJA
1. Pengamatan gambar, torso, dan model

Gambar, torso, dan model

- Mengamati bentuk dan topografi organ-organ penyusun


sistem urinaria dan reproduksi.
- Menggambar organ-organ penyusun sistem urinaria dan
reproduksi.

2. Pengamatan preparat ginjal, testis, ovarium

Preparat ginjal
- Mengamati preparat dengan perbesaran 10x10
- Mengamati Badan Malphigi dan tubulus-tubulus ginjal.
- Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan

Preparat testis
- Mengamati preparat dengan perbesaran 10x10
- Dilanjutkan dengan perbesaran 40x10
- Memperhatikan sel-sel spermatogenik, sel Sertoli, dan sel-
sel Leydig
- Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan
gambar

Preparat ovarium
- Mengamati preparat dengan perbesaran 10x10
- Memperhatikan folikel-folikel ovarium dalam berbagai
tingkat perkembangan
- Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan
gambar

3. Penentuan adanya glukosa dalam urin

2 ml urin
- Memasukkan dalam tabung reaksi
- Menambahakan 5 ml benedict
- Memanaskan
- Mengamati perubahan warna yang terjadi
E. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

Sistem urogenital terdiri dari sistem urinaria dan sistem reproduksi. Sistem
urinaria terdiri atas sepasang ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem
reproduksi pria terdiri dari sepasang tetstis, aluran reproduksi berupa vas deferens,
epididimis, vas everen dan uretra tunggal. Pada pria dilengkapi penis sebagai organ
kopulatoris dan kelenjar asesoris. Sedangkan sisem reproduksi wanita terdiri dari
sepasang ovarium, saluran reproduksi berupa sepasang tuba falopii serta uterus dan
vagina tunggal. Pada wanita juga terdapat organ genitalia eksternae dan kelenjar
mammae (Susilowati, dkk. 2003).

Histologi Ginjal

Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah


kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang.

Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain
menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang
membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh,
urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal;
mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan
keseimbangan asam dan basa.

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan
ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron
yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia
dewasa.
Histologi Testis

a. Ductus deferen
Dinding lebih berotot dibanding epididimis
Otot polos tiga lapis
a. Sirkuler ditengah
b. Longitudinal diluar dan dalam
Diinervasi saraf simpatik
Dilapisi oleh epitel pseudokolumner kompleks

b. Efferen ducts
c. Seminiferous Tubulus
d. Epididimis

Histologi Ovarium

Sistem reproduksi pada wanita meliputi indung telur (ovarium), suatu sistem
saluran kelamin (tuba uterina, rahim atau uterus, dan vagina) dan alat kelamin luar.
Kelenjar mamae, satu kelenjar susu walaupun bukan alat kelamin termasuk
kelompok ini karena merupakan kelenjar penting dalam sistem reproduksi wanita.
Fungsi utama sistem ini yang dikelola oleh mekansme hormon dan saraf,
menghasilkan gamet betina yaitu ovum melalui peristiwa oogenesis. Kemudian
menyediakan lingkungan yang cocok untuk terjadi fertilisasi oleh spermatozoa dan
perkembangan fetus, selanjutnya mekanisme untuk pengeluaran janin. Soewolo, dkk
I(1999:313)

1.1 Sistem Saluran Kelamin


Sistem saluran kelamin pada wanita meliputi tuba uterina, rahim atau
uterus, dan vagina.
1.2 Alat Kelamin Luar (Genetalia Eksterna)
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva terdiri dari
mons pubis. Di bawah mons pubis terdapat terdapat lipatan labium mayor atau
bibir besar yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan
labium minor atau bibir kecil yang juga berjumlah sepasang. Gabungan labium
mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil
yang disebut klitoris.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing)
dan vagina (saluran kelamin). Pada daerah dekat saluran ujung vaginaterdapat
hymen atau selaput darah.
1.3 Ovarium
Ovarium tergolong kelenjar ganda karena ia menghasilkan getah
eksokrin dan endokrin. Alat ini tergantung pada mesovarium yaitu
ligamemtum suspensorium ovari. Permukaan ovarium fungsional berbenjol-
benjol karena tonjolan folikel-folikenya. Pembuluh darah utama terletak di
bagian tengah. Lapisan luar ovarium yang sudah berkembang lengkap terdiri
dari epitel (pipih atau kuboid) dan lapisan fibrosa subepitel, disebut tunika
albugenia ovarium yang bertanggung jawab akan warna keputihan dalam
ovarium. Ovarium juga menghasilkan hormone estrogen dan progesterone.
Saluran reproduksi wanita terdiri dari tuba uterina, uterus, dan vagina.

Menentukan adanya glukosa dalam urin


Tabel Pengamatan terhadap Urin

Perubahan warna urin


Sesudah ditetesi larutan
Urin pada Sebelum ditetesi
benedict 5 ml dan
larutan benedict 5 ml
dipanaskan
Subjek I Biru jernih (-) Biru jernih (-)
Subjek II Biru jernih (-) Biru jernih (-)

Keterangan :

Warna Hasil

Biru -

Biru kehijauan ada gula

Kuning kehijauan +
Coklat kehijauan ++

Jingga kuning +++

Merah bata (dengan endapan) + + + +

Berdasarkan hasil pengamatan, warna urin subjek 1 dan 2 sebelum


diberi benedict biru jernih, sedangkan sesudah diberi benedict dan
dipanaskan warna urin tetap sama, yakni biru jernih. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam urin subjek 1 dan 2 tidak mengandung glukosa.

F. PEMBAHASAN

1. Menentukan adanya glukosa dalam urin


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat
(kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar
berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning
keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin
berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi
banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak
sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah
nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan
sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit
(Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin
dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb
Urin yang mengandung glukosa, dapat dideteksi dengan penambahan
larutan benedict kemudian dipanaskan. Apabila setelah dipanaskan, warna urin
tidak mengalami perubahan, maka tidak mengandung glukosa. Jika warnanya
berubah menjadi biru kehijauan, maka dalam urin tersebut ada gula. Apabila
berwarna kuning kehijauan maka kandungan glukosanya (+). Apabila berwarna
coklat kehijauan, kandungan glukosanya (+ +). Apabila berwarna jingga kuning,
kandungan glukosanya (+ + +). Apabila berwarna merah bata (dengan endapan)
kandungan glukosanya (+ + + +).

Pada pengamatan terhadap subjek pertama dan kedua, urin sebelum


dipanaskan berwarna biru jernih. Kemudian setelah dipanaskan warnanya tetap
biru jernih. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam urin subjek 1 dan 2 tidak
mengandung glukosa.

2. Sistem Urinaria beserta Histologi Ginjal

Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah


kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan
lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal
berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram.
Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks
yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal).
Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron
terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas
kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman
pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi
glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus
kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars
ascenden (naik) dan pars descenden (turun).

Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam
penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 –
1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang
mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle
(1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan
lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli
mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694).
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di
dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral
tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.

Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara
lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang
membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh,
urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang
jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal;
mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan
keseimbangan asam dan basa.

 Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :

1. urea, asam urat, amoniak, creatinin

2. garam anorganik

3. bacteri dan juga obat-obatan

 Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah

 Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan


osmotik ektraseluler

 Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa


darah.

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia
dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul.
Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit
fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta
buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator
air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah,
kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang.

Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran


lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula
(atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap
korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang
berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri
aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong
plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah
yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah
dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga
lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus


2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar

3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus,
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula
Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel
darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi
ginjal.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang
mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien
osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang
melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke
dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir
dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:

 tubulus penghubung
 tubulus kolektivus kortikal

 tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus


juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin Cairan menjadi
makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine


dalam ginjal, yaitu :

1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring


darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus
(urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan
garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat
dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan
filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah


menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion
Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang
sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan
disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika
urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

Hal yang perlu diperhatikan meliputi :

 Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein


 Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan
kekurangan hormon insulin

 Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum
dan kadar ADH.

Gangguan pada ginjal :

 Nefritis : disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman, akibatnya


kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia,
yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan
penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki yang disebut oedema.
 Diabetes melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga insulin, akibatnya
kadar glukosa darah meningkat.

 Diabetes inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada hormon adh,


akibatnya urine meningkat.
 Albuminuria : disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan
atau iritasi sel ginjal karena infeksi.

 Batu ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan kencing,


akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.

 Polyuria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan
kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.

 Oligouria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak


berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

2. Sistem Reproduksi Pada Wanita Beserta Histologi Ovarium

Sistem reproduksi pada wanita meliputi indung telur (ovarium), suatu sistem
saluran kelamin (tuba uterina, rahim atau uterus, dan vagina) dan alat kelamin luar.
Kelenjar mamae aatu kelenjar susu walaupun bukan alat kelamin termasuk
kelompok ini karena merupakan kelenjar penting dalam sistem reproduksi wanita.
Fungsi utama sistem ini yang dikelola oleh mekansme hormon dan saraf,
menghasilkan gamet betina yaitu ovum melalui peristiwa oogenesis. Kemudian
menyediakan lingkungan yang cocok untuk terjadi fertilisasi oleh spermatozoa dan
perkembangan fetus, selanjutnya mekanisme untuk pengeluaran janin. Soewolo, dkk
I(1999:313)

2.1 Sistem Saluran Kelamin


Sistem saluran kelamin pada wanita meliputi tuba uterina, rahim atau
uterus, dan vagina. Secara rinci akan diuraikan pada penjelasan berikut.

a. Tuba Uterina
Tuba uterina sangat mobil dan hanya terfiksasi pada sudut uterus dan
lagamentum suspensorium ovari. Tuba uterina terbagi menjadi 3 bagian yaitu
 Fimbrae merupakan jumbai-jumbai terletak pada ujung dekat ovari dan
berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium.
 Ampula , bagian tuba yang melebar.
 Isthmus, bagian menyempit yang masuk ke uterus.
b. Uterus
Uterus atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri
yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut
serviks atau leher rahim. Uterus manusia berfungsi sebagai tempat
perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi.
Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari
beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium atau
dinding Rahim tersususn dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan
endometrium menghasilkan banyak lender dan pembuluh darah. Lapisan
endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium)
dan akan meluruh pada saat menstruasi. Mekanismenya akan dibahas kemudian.
Kelanjutan saluran reproduksi sesudah uterus dan serviks adalah vagina.

c. Vagina
Merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada
wanita. Vagina bermuara pada vulva yang merupakan alat kopulasi pada wanita.
Vagina mempunyai dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa
selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot, dan bagian terdalam berupa
jaringan ikat berserat.
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lender pada saat
terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin.
Jaringan otot dan jaringan ikat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan
uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah
janin dikeluarkan.

2.2 Alat Kelamin Luar (Genetalia Eksterna)


Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan
\celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis.
Mons pubis atau mons veneris merupakan daerah atas dan terluar dari vulva
yang banyak mengandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat terdapat lipatan
labium mayor atau bibir besar yang berjumlah sepasang. Di dalam labium
mayor terdapat lipatan labium minor atau bibir kecil yang juga berjumlah
sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi
vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium
membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis
pada pria. Meskipun klitoris secara structural tidak sama persis dengan penis
pada pria, namun klitoris juga mengandung korpus karvenosa. Pada klitoris
terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa, sehingga
menjadi sangat sensitive.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing)
dan vagina (saluran kelamin). Pada daerah dekat saluran ujung vaginaterdapat
hymen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak
mengandung pembuluh darah.
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan
\celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis.
Mons pubis atau mons veneris merupakan daerah atas dan terluar dari vulva
yang banyak mengandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat terdapat lipatan
labium mayor atau bibir besar yang berjumlah sepasang. Di dalam labium
mayor terdapat lipatan labium minor atau bibir kecil yang juga berjumlah
sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi
vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium
membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis
pada pria. Meskipun klitoris secara structural tidak sama persis dengan penis
pada pria, namun klitoris juga mengandung korpus karvenosa. Pada klitoris
terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa, sehingga
menjadi sangat sensitive.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing)
dan vagina (saluran kelamin). Pada daerah dekat saluran ujung vaginaterdapat
hymen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak
mengandung pembuluh darah.

1.3 Ovarium

Ovarium tergolong kelenjar ganda karena ia menghasilkan getah eksokrin


dan endokrin. Bentuk ovarium lonjong, gepeng dengan ukuran 5 x 21 cm. alat
ini tergantung pada mesovarium yaitu ligamemtum suspensorium ovari yang
berisi pembuluh darah dan saraf ovarium serta ligamemtum ovari proprium.
Permukaan ovarium fungsional berbenjol-benjol karena tonjolan folikel-
folikenya. Jika dipotong melintang akan terlihat bagian korteks dan
medulla/stroma. Pembuluh darah utama terletak di bagian tengah. Lapisan luar
ovarium yang sudah berkembang lengkap terdiri dari epitel (pipih atau kuboid)
dan lapisan fibrosa subepitel, disebut tunika albugenia ovarium yang
bertanggung jawab akan warna keputihan dalam ovarium. Ovarium berperan
secara bergantian untuk menghasilkan ovum (sel telur). Umumnya setiap
ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovarium juga menghasilkan
hormone estrogen dan progesterone. Ovum yang dihasilkan ovarium akan
bergerak ke saluran reproduksi. Saluran reproduksi wanita terdiri dari tuba
uterina, uterus, dan vagina. Soewolo, dkk (1999:313)

Proses pembentukan ovum (oogenesis) terjadi di dalam ovarium. Di


dalam ovarium terdapat banyak sel induk telur (oogonium) yang bersifat
diploid (2n). Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer (oosit I) melalui
pembelahan mitosis. Oosit primer akan membelah secara meiosis
menghasilkan satu oosit sekunder (oosit II) dan satu badan kutub I (badan
kutub primer).

Oosit sekunder akan membelah menghasilkan sebuah ootid dan sebuah


badan kutub II. Ootid akan berkembang menjadi sel telur (ovum), sedangkan
badan kutub II akan luruh atau berdegenerasi. Sementara itu, badan kutub I
juga akan membelah dan menghasilkan dua buah badan kutub II yang juga
akan mengalami degenerasi.
Seperti pada pembentukan sperma, pembentukan sel telur juga
dikendalikan oleh FSH. Hormon yang juga mempengaruhi pertumbuhan sel
folikel ini menghasilkan hormon estrogen dan LH. FSH sendiri dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis. FSH dan LH berfungsi mempengaruhi sel folikel untuk
melepaskan sel telur. Proses pelepasan sel telur dinamakan ovulasi. Sel folikel
yang telah kosong akan menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron. Sementara itu, sel telur yang telah
dilepaskan akan bergerak menuju saluran Tuba Falopii. Di sepertiga permulaan
saluran ini, jika ada sperma yang masuk, sel telur akan dibuahi oleh sperma.
Sel telur akan terus bergerak menuju rahim baik dibuahi maupun tidak dibuahi
(Solichatun, 2006).

Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah berulang kali dan
tumbuh di dalam rahim atau uterus. Agar uterus siap menerima ‘zigot’ dinding
uterus tersebut menebal sebagai akibat pengaruh hormon progesteron. Dinding
uterus mengandung nutrisi dan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan zigot
yang akan tertanam. Proses penanaman zigot tersebut dinamakan implantasi.

Zigot akan tumbuh menjadi embrio yang akan terus berkembang hingga
kelahiran. Pada manusia, waktu yang dibutuhkan zigot hingga menjadi bayi
yang siap lahir sekitar 280 hari atua 9 bulan 10 hari. Bayi akan keluar melalui
saluran yang disebut vagina yang juga berfungsi sebagai tempat keluarnya
darah saat menstruasi. Organ ini juga merupakan tempat penis menyampaikan
sperma ke bagian dalam alat kelamin.

Akan tetapi jika sel telur yang dihasilkan tidak dibuahi maka sel telur
akan dikeluarkan oleh tubuh melalui proses yang biasa disebut menstruasi. Jika
terjadi pembuahan, proses menstruasi tidak akan terjadi.

Pada wanita yang tidak hamil,lapisan mukosa uterinya berlangsung


siklus perubahan yang dinamakan siklus menstruasi. Siklus menstruasi
berlangsung dari masa pubertas sampai masa menopause. Nyayu
Syamsiyar(1988;224)
Silklus menstruasi ini mengalami 3 fase, yaitu:
1. Fase Menstruasi
Keluarnya cairan darah dari rongga uterina disebut menstruasi. Hal ini
dihubungkan dengan terbentuknya lapisan – lapisan endometrium.
Endometrium terdiri dari sel – sel epitel , lendir, cairan interstitial, dan kira-
kira 25-26 ml darah.
Hari pertamakeluarnya darah itulah yang disebut sebagai siklus
menstruasi., lamanya sekitar 4-6 hari. Lapisan superfisial endometrium
mengalami degenerasi yang diikuti dengan pendarahan.
Selama daerah pendarahan berkembang, lapisan endometrium menjadi
sobek. Kelenjar cairan interestrial juga ikut mengaloir bersama aliran
darah.Proses ini terjadi secara berangsur-angsur. Endometrium menjadi tipis,
karena hanya lapisan epitelial basiler saja yang masih ada. Nyayu
Syamsiyar(1988:224)

2. Fase Folikel atau Fase Preovulatori


Fase ini dihubungkan dengan cepatnya pertumbuhan folokel ovarian
dan produksi estrogen. Aktifitasnya tergantung pada 2 hormon gonadotropin
yaitu FSH dan LH.
Selama kurang 7-10 hari atau hari ke 4 hari ke 13 dalam siklus 28 hari,
terjadi reorganisasi dan proliferasi sel-sel endometrium. Bahkan sebelum aliran
menstruasi berhenti, sudah mulai terjadi perbaikan di daerah yang mengalami
kerusakan. Pada sel lapisan basiler berlangsung pembelahan mitosis dan
membantu penumbuhan kembali lapisan-lapisan superfisial yang baru lapisan
epitel. Kemudian lapisan ini tumbuh kurang lebih menjadi 3 kali setebal
lapisan basiler. Fase inilah yang disebut denag proliferasi.
Sementara folikel ovarian terus tumbuh dan juga sekresinya aktif. Jika
FSH dihambat, sekresi LH sangat meningkat dan ovulasi terjadi. Fase folikuler
bercampur ke dalam fase luteal.

3. Fase Luteal
Siklus fase ini disebut fase sekretori karena lumen-lumen lelenjar
endometrium diisi dengan sejumlah sekresi. Endometrium superfinal menjadi
lebih tinggi vaskularnhya, dan kaya akan glokogen. Tebalnya lapisan
superfinal juga termasuk meningkatkan jumlah cairan Interstitial. Perubahan
ini maksimal kira-kira seminggu setelah ovulasi sesuai dengan waktu yang
diharapkan tibanya ovum yang telah dibuahi.
Jika fertilisasi tidak terjadi, peningkatan progesteron dan estrogen
membantu menghambat LH. Akibatnya, korpus luteum mengalami degenerasi,
estrogen dan progesteron menurun dan menstruasi terjadi jika lapisan
superfisial endometrium dihilangkan rangsangan hormonnya. Dengan kata
lain, jika ovum yang sudah dibuahi diimplantasi di dalam uterus, korpus
luteum terus mensekret progesteron selama 3 bulan. Ini mumgkin disebabakan
oleh hormon (Chorionik gonadotropin) yang dihasilkan oleh jaringan
embrionik dapat memproduksi progesterondan estrogen pada moliknya sendiri.
Fase pre-menstruasi atau fase akhir luteal, dua atau tiga hari sebelum
menstruasi dan bertepatan dengan degenarasi di korpus luteum. Pada saat ini
terjadi penyusupan poliformonuklir leukosit dan jaringan pengikat stroma dan
endometrium superfisisal dimulai. Perubahan pada pembuluh darah juga
terjadi sebelum dimulai menstruasi. Arteri-arteri yang memberi bantuan
kepada bagian basiler endometrium tidak dipengaruhi oleh menurunnya suplai
dari progesteron dan estrogen, tetapi khusus arteri yang mensuplai lapisan
superfisial menjadi sangat sempit. Akibatnya , lapisan atas endometrium
kehilangan darah dan menjadi pucat. Pusat vasokonstriktif merusakkan dinding
arteriolar dan pembuluh kapiler, bilamana gulungan arteri-arteri pada akhirnya
melebar, darah lepas dari dinding dan berkumpul dibawah permokaan
endometrial. Darah ini segera pecah melalui endometiral stroma yang
mengalami degenerasi aliran menstruasi dimulai kembali.

3. Sistem Reproduksi pada Pria


Terdapat empat macam organ penyusun sistem reproduksi pria, yaitu
1. Gonad atau kelenjar kelamin (testis), jumlahnya dua buah, disebut juga
testicle, merupakan organ kelamin pria utama;
2. Rangkaian ductus meliputi, dua epididimis, dua ductus seminalis (vas
deferen, dua ductus ejaculatorius, dan satu uretra;
3. Kelenjar tambahan, meliputi dua vesica seminalis, satu kelenjar prostat, dua
kelenjar bulbourethal (Cowperi);
4. Struktur penguat, bagian eksternal meliputi satu skrotum, satu penis,
sedangkan internal terdapat corda spermaticus.

Ductus, organ tambahan, struktur penguat, bersama-sama menyusun kelamin


sekunder pria.

1. Testis atau Buah Pelir


Testis berbentuk oval dan terletak dalam satu kantung terbungkus kulit yang
disebut skrotum. Setiap testis dibungkus jaringan fibrosa, bungkus ini
menembus sampai ke seluruh bagian dalam, memisahkannya menjadi
lobulus-lobulus. Setiap lobulus berisi suatu kumparan kecil, yaitu tubulus
seminiferus. Tubulus ini secara bersama membentuk plexus yang dari sini
muncul beberapa ductus yang segera masuk ke dalam caput epididimis.
Testis mempunyai tiga fungsi:
1. Menghasilkan dan memasakkan gamet jantan atau sel-sel reproduksi
yang dinamakan sel spermatozoa atau sperma. Tubulus seminiferus
sebenarnya sederhana, yaitu kelenjar tubular berupa kumparan yang
mensekresi bagian utama cairan seminalis dan dari epitelium germinalnya
berkembanglah spermatozoa.
2. Mensekresi bagian utama cairan reproduktif pria yang disebut semen atau
cairan seminalis.
3. Mensekresi hormon testosteron secara langsung ke dalam darah, oleh
karenanya ia sebagai kelenjar endokrin. Sel-sel interstitial di dalam
jaringan ikat di antara tubulus-tubulus yang menghasilkan testosteron.
Sekresi internal ini mengendalikan perkembangan ciri-ciri kelamin
sekunder pada pria.

2. Epididimis
Setiap epididimis terdiri dari saluran kumparan rapat, tunggal, terbungkus
selubung fibrosa. Saluran ini berdiameter sangat kecil, tetapi panjangnya
kira-kira 6 meter, terletak di sepanjang bagian atas dan sisi testis.
Fungsi epididimis adalah
1. Sebagai salah satu ductus yang menyalurkan sperma menuju ke luar
testis.
2. Menyimpan sperma sebelum ejakulasi. Selama dalam epididimis sperma
menjadi motil, motilitas ini merupakan ciri penting kesuburannya.
3. Mensekresi bagian cairan seminalis.
4. Kd
3. Ductus Seminalis
Ductus Seminalis atau vas deferen sebagaimana epididimis adalah suatu
saluran, sebagai kelanjutan epididimis.saluran ini melalui kanalis inguinale,
diselubungi oleh suatu silinder fibrosa yang disebut corda spematica, menuju
cavum abdominalis. Seterusnya saluran tersebut menuju ke permukaan atas
lalu turun ke permukaan bawah kantung kemih, kemudian bergabung dengan
saluran dari vesicula seminalis untuk membentuk ductus ejakulatorius.
Ductus seminalis berfungsi sebagai saluran keluar bagi testis, yang
menghubungkan epididimis dengan duktus ejakulatorius. Sterilisasi pria
dapat dilakukan dengan pemotongan saluran ini, biasanya dilakukan
pengirisan pada daerah kunci paha. Dengan pemotongan ini, jalan keluar
sperma tidak dapat meninggalkan epididimis menuju keluar.

4. Ductus Ejakulatorius
Ada dua ductus ejakulatorius, merupakan saluran pendek melalui glandula
pristata dan bermuara ke dalam uretra. Saluran ini terbentuk dari
bergabungnya ductus seminalis engan ductus dari vesicula seminalis.

5. Vesicula Seminalis
Vesicula seminalis merupakan kantung berlekuk-lekuk yang terletak
sepanjang bagian bawah permukaan posterior kantung kemih, di depan
rektum. Vesikula seminalis mensekresi suatu cairan kental yang menyusun
semen, cairan mengandung nutrisi yang mendukung metabolisme sperma.

6. Glandula prostata
Organ ini adalah kelenjar tubuloalveolar, terletak tepat di bawah kantung
kemih. Lewatnya uretra pada lubang kecil di tengah kelenjar ini memberikan
makna klinis. Pembesaran kelenjar ini menimbulkan penderitaan, ia akan
mendesak uretra yang bahkan dapat menyumbatnya sehingga tidak bisa
kencing. Dalam kondisi seperti ini terpaksa sebagai penanggulangannya
dengan pembedahan dan pengambilan kelenjar ini (prostatectomy) bila cara
lain gagal. Kelenjar prostata menambah sekresi alkalin pada cairan seminalis
yang diperkirakan menaikkan motilitas sperma.

7. Kelenjar Bulbourethral
Kelenjar bulbourethral atau kelenjar cowperi ada dua, bentuknya menyerupai
biji kacang panjang, emikian pula ukurannya. Terletak di bawah kelenjar
prostata. Sebuah saluran yang panjangnya kira-kira 2,5 cm
menghubungkannya dengan bagian membran uretra.
Seperti halnya dengan kelenjar prostata, kelenjar ini mensekresi suatu cairan
alkalin yang penting untuk mengimbangi adanya asam pada uretra pria dan
vagina wanita. Sperma mencapai perkembangan optimal motilitasnya pada
pH 6 sampai 6,5 dalam lingkungan yang sedikit asam mendekati netral.

8. Struktur Pendukung Sistem Reproduksi Pria


a. Skrotum
Merupakan kantung kulit yang tergantung dari daerah perineal.
Berpigmen lebih kuat daripada kulit lainnya, padanya tumbuh rambut
kasar. Di bagian dalam dibagi menjadi dua kantung oleh sekat, setiap
kantung berisi satu testis, epididimis, dan bagian bawah corda spermatica.
b. Penis
Terdiri dari tiga massa silinder jaringan erektil atau jaringan cavernosa,
terbungkus selubung fibrosa yang terpisah dan terikat bersama dengan
selubung kulit. Dua massa silindris yang lebih besar dan lebih atas
letaknya dinamakan corpora cavernosa penis, yang lebih kecil, letaknya
lebih bawah, berisi uretra disebut corpus cavernosa uretrae.
Jaringan erektil yang menyusun ketiga struktur di atas menyerupai
struktus karet sponsa, yang terdiri dari banyak rongga cavernosa tak
teratur yang sebenarnya adalah sinus venosus.
Pada ujung distal penis ada struktus yang agak menggembung, yaitu
glans penis, di atasnya terbungkus lipatan kulit sehingga membentuk
bungkus yang dapat memendek-memanjang dan dikenal sebagai kulup.
Bila kulup ini terlalu erat membungkus glans penis, maka perlu dilakukan
pemotongan untuk mencegah terjadinya perlukaan.
Penis mempunya dua fungsi penuh, berisi uretra, seluran terminal baik
untuk saluran urine maupun saluran reproduksi, dan merupakan organ
kopulasi yang memungkinkan gamet jantan menerobos masuk ke dalam
vagina wanita. Skrotum bersama penis menyusun genitalia externa pada
pria.
c. Corda Spermatica
Merupakan bungkus silindris dari jaringan fibrosa putih yang terletak
dalam cabalis inguinale antara skrotum dan vacum abdominalis. Corda
spermatica ini membungkus ductus seminalis, pembuluh darah, limfe dan
syaraf.

Spermatogenesis

Spermatogenesis atau produksi sel-sel sperma dewasa adalah proses yang


terus-menerus dan prilifik pada pria. Setiap ejakulasi setiap laki-laki mengandung
100 sampai 650 juta sel sperma, dan seorang laki-laki dapat mengalami ejakulasi
setiap hari dengan kemampuan untuk membuahi yang hanya berkurang sedikit.
Struktur sel sperma sesuai dengan fungsinya. Terdiri dari kepala yang
mengandung nukleus haploid yang ditudungi oleh badan khusus, yaitu akrosom,
yang mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Di belakang
kepala, sel sperma mengandung sejumlah besar mitokondria yang menyediakan ATP
untuk pergerakan ekor, yang berupa flagela. Campbell (2004:160)

Terjadinya spermatogenesis adalah sebagai berikut.

Sel-sel kecambah (germinal) primordial testes ambrio berdiferensiasi menjadi


spermatogonia, yaitu sel diploid yang merupakan prekursor sperma. Terletak di
dekat dinding bagian luar tubula seminiferus, spermatogonia mengalami mitosis
berulang-ulang, yang menghasilkan sperma potensial dalam jumlah besar. Pada
jantan dewasa, sekitar 3 juta spermatogonia per hari berdiferensiasi menjadi
spermatosit primer. Jumlah kromosom berkurang separuh ketika spermatosit primer
mengalami pembelahan meiosis pertama, dari 46 kromosom pada spermatosit primer
menjadi 23 kromosom pada spermatosit sekunder. Masing-masing spermatosit
sekunder masih tetap diduplikasi, dan masing-masing terdiri atas dua kromaatid yang
identik. Pembelahan meiosis kedua menghasilkan empat spermatid, masing-masing
dengan dua kromosom tunggal. Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi
spermatozoa dewasa atau sel sperma. Hal tersebut melibatkan asosiasi sperma yang
sedang berkembang itu dengan sel sertoli besar, yang memindahkan nutrien ke
spermatid. Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang itu secara
perlahan-lahan didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan menuju epididimis,
tempat sperma mendapatkan motilitasnya (kemampuan bergerak). Proses tersebut,
dari pembentukan spermatogonia hingga ke sperma yang motil, memerlukan waktu
65 sampai 75 hari pada laki-laki. Campbell (2004:161)

3. Menentukan adanya glukosa dalam urin


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat
(kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar
berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning
keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin
berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi
banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak
sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah
nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan
sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit
(Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin
dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur
dsb.

Urin yang mengandung glukosa, dapat dideteksi dengan penambahan


larutan benedict kemudian dipanaskan. Apabila setelah dipanaskan, warna urin
tidak mengalami perubahan, maka tidak mengandung glukosa. Jika warnanya
berubah menjadi biru kehijauan, maka dalam urin tersebut ada gula. Apabila
berwarna kuning kehijauan maka kandungan glukosanya (+). Apabila berwarna
coklat kehijauan, kandungan glukosanya (+ +). Apabila berwarna jingga kuning,
kandungan glukosanya (+ + +). Apabila berwarna merah bata (dengan endapan)
kandungan glukosanya (+ + + +).

Pada pengamatan terhadap subjek pertama dan kedua, urin sebelum


dipanaskan berwarna biru jernih. Kemudian setelah dipanaskan warnanya tetap
biru jernih. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam urin subjek 1 dan 2 tidak
mengandung glukosa.

G. DISKUSI
1. Jelaskan mengenai proses filtrasi, absorbsi, dan sekresi yang dilakukan ginjal
dan dimana terjadinya proses tersebut!
Jawab:
- Filtrasi
Proses filtrasi darah terjadi pada kapiler glomerulus. Hasil filtrasi disebut
filtrat glomerulus (urine primer). Komposisinya adalah asam amino, glukosa,
natrium, kalium, ion-ion dan garam-garam, serta ureum. Hasil filtrasi akan
ditampung pada Kapsula Bowman menuju ke tubulus kontortus proksimal.
- Absorbsi
Urine primer dari hasil filtrasi akan di absorbsi. Terjadi di tubulus
kontortus proksimal yang menghasilkan urine sekunder. Komposisinya air,
asam amino, natrium, kalium, ureum, serta garam-garam. Urine sekunder
mengalir melalui lengkung Henle menuju tubulus kontortus distal.
- Sekresi
Urine sekunder akan mengalami penambahan zat-zat pada tubulus
kontortus distal, yaitu berupa ion-ion H+, ion K+, urea, kreatinin, dan NH3.
Hasil penambahan ini disebut urine sesungguhnya.

2. Jelaskan mengapa testis dan ovarium merupakan organ utama sistem


reproduksi pria dan wanita!
Jawab:
Karena testis merupakan penghasil sperma dan hormon seks pria
(testosteron). Sedangkan ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang
memproduksi sel telur (ovum). Sperma dan ovum tersebut merupakan bahan
utama terbentuknya fertilisasi atau pembuahan.

3. Jelaskan fungsi kelenjar-kelenjar asesoris pria!


Jawab:
- Vesicula Seminalis
Vesicula seminalis merupakan kantong berlekuk-lekuk yang terletak sepanjang
bagian bawah permukaan posterior kantung kemih, didepan rectum. Vesicula
seminalis mensekresi suatu cairan kental yang menyusun semen.
- Glandula prostate
Organ ini adalah kelenjar tubuloalveolar, terletak tepat dibawah kantyung
kemih, berbentuk seperti kue donat. Kelenjar prostate menambah sekresi
alkalin pada cairan seminalis yang diperkirakan menaikkan motilitas sperma.
- Kelenjar bulbourethral
Kelenjar ini juga disebut kelenjar cowperi ada 2, bentuknya menyerupai biji
kacang panjang, demikian pula ukurannya. Terletak dibawah kelenjar
prostate.kelenjar bulbourethral juga mensekresi suatu cairan alkalin yang
penting untuk mengimbangi adanya asam pada urethra pria dan wanita.
-Penis
Terdiri dari 3 buah jaringan kovernosa yang berikatan satu sama lain oleh
jaringan fibrosa dan ditutupioleh kulit, yaitu dua diantaranya adalah korpora
kovernosa, dan satu diantaranya adalah korpus koversonum uretra. Penis
menerima syaraf dari syaraf parasimpatis.

4. Jelaskan fungsi sel Sertoli dan sel Leydig!


Jawab:
 Fungsi sel Sertoli adalah untuk memberi makanan spermatozoa.
 Fungsi sel Leydig adalah menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi
dalam spermatogenesis.

5. Jelaskan fungsi saluran reproduksi pada wanita!


Jawab:
- Uterus
Uterus melakukan 3 fungsi penting yaitu:
1. Menstruasi atau haid, yaitu lepasnya atau tanggalnya lapisan sponsa dan
kompak endometrium yang diikuti dengan pendarahan dari pembuluh
darah.
2. Kehamilan, tertanamnya embrio dalam endometrium dan tinggal disini
sebagai suatu parasit seluruh periode janin.
3. Tenaga kerja yang terdiri dari kekuatan, kontraksi otot uterus yang
berirama dan menghasilkan kelahiran janin.
-Ovarium
Kelenjar ini bentuk maupun ukurannya mirip dengan buah amandel (almond),
terletak pada setiap sisi uterus, dibawah-belakang tuba uterine. Masing –
masing terletak diantara lipatan ligament besar dan diikat pada permukaan
posteriornya oleh ligamentum mesovarian. Ligamen ini mengikat ovari pada
uterus.
-Vagina
Fungsi vagina:
1. Merupakan organ yang menerima cairan seminalis dari pria
2. Melayani tugas sebagai bagian terbawah saluran ke;ahiran
3. Bekerja pula sebagai saluran exkretori bagi sekresi uterunus dan aliran
menstruasi

-Vulva
Vulva mengandung indra peraba, di antaranya meissner dan pacinian
corpuscles. Indra ini berperan dalam hubungan seks. Vulva juga merupakan
struktur yang ikut menyusun genitalia externa wanita.
- Perineum
Perineum adalah daerah diantara lubang vagina dan anus. Tersusun dari otot
yang ditutup kulit dan mempunyai kepentingan klinis besar karena seringkali
sobek terlalu dalam dapat merobek seluruh perineum bahkan sampai anus,
sehingga berakibat penyerapan tak sadar dari rektum sampai pengoyakan yang
harus diperbaiki lagi.
-Kelenjar mammae atau buah dada
Kelenjar mammae terletak diatas otot dada dan terikat padanya oleh selapis
jaringan ikat berupa fascia. Walaupun kelenjar ini ada pada kedua jenis
kelamin, namun umumnya yang berkembang dan berfungsi hanya pada wanita.
Fungsi kelenjar mammae atau kelenjar susu adalah mensekresi susu bagi
makana bayinya. Walaupun mekanisme yang mengendalikan laktasi masih
tetap belu diketahui, namun peran hormon berikut tidak meragukan, seperti
estrogen, progesteron, luteotrophin (LTH)

H. KESIMPULAN

1. Sistem urogenital terdiri dari sistem urinaria dan sistem reproduksi. Sistem
urinaria terdiri atas sepasang ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem
reproduksi meliputi : sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita

2. Sistem reproduksi pria terdiri dari sepasang tetstis, aluran reproduksi berupa
vas deferens, epididimis, vas everen dan uretra tunggal. Pada pria dilengkapi
penis sebagai organ kopulatoris dan kelenjar asesoris.

3. Sistem reproduksi wanita terdiri dari sepasang ovarium, saluran reproduksi


berupa sepasang tuba falopii serta uterus dan vagina tunggal. Pada wanita
juga terdapat organ genitalia eksternae dan kelenjar mammae.

4. Apabila pada urin kita terdapat glukosa maka hal ini menandakan bahwa
terdapat kerusakan ginjal pada tubuh kita.

5. Ginjal berfungsi sebagai pemelihara kaseimbangan lingkungan internal


dengan melakukan proses filtrasi, absorbsi, sekresi. Dan hasilnya adalah urin.

6. Testis merupakan saluran reproduksi pria, sedangka ovarium merpakan


saluran reproduksi wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A dkk. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.


Harnawati,2009. Alat Reproduksi dan Fungsinya. (online)
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/03/alat-reproduksi-dan-fungsinya/

Luis Carlos Junquiera, Jose Carneiro. HISTOLOGI DASAR : Text &


Atlas.EGC;2007

Purnomo, Yudi. 2008. Biologi umum. Surakarta: Tiga Serangkai

Susilowati, dkk. 2003. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Malang: UM

Solichatun, dkk. 2006. Biologi Umum. Surakarta: UNS

Syamsiar, Nyayu. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai