Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMBENTUK KOMUNIKASI WORD OF MOUTH

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


(Studi pada Konsumen Ketan Legenda Batu)

Hosianna Ayu Hidayati


Suharyono
Srikandi Kumadji
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang

Abstract
To the effect of observational it is subject to be know factor that forms communication Word of Mouth
and to know factor influence in communication Word of Mouth to Buy decision. Result observationaling to
point out, formed 2 new factors namely Ministering Factors of variable Organic Word of Mouth and Goal
Factor Perceives of variable Amplified Word of Mouth. Both of ala factor goes together significant to Buy
decision but then partially point out influential more Service Factor dominant. Organic Worth of Mouth
having dominant influence to be pointed out even with majority respondent group in observational it comes
from outside another city Malang and also Batu.

Keywords: Word of Mouth, decision buy

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk komunikasi Word
of Mouth dan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor dalam komunikasi Word of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian. Hasil penelitian menunjukkan, terbentuk 2 faktor baru yakni Faktor Pelayanan dari
variabel Organic Word of Mouth dan Faktor Cita Rasa dari variabel Amplified Word of Mouth. Kedua
faktor secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian akan tetapi secara
parsial menunjukkan Faktor Pelayanan lebih berpengaruh dominan. Organic Worth of Mouth memiliki
pengaruh dominan ditunjukkan juga dengan kelompok responden terbanyak dalam penelitian ini berasal
dari kota lainnya diluar Malang maupun Batu.

Kata kunci : Word of Mouth, keputusan pembelian

1.PENDAHULUAN memberikan standar untuk dapat mengukur


Persaingan bisnis yang semakin ketat keberhasilan dari sebuah kampanye atau promosi.
menyebabkan perusahaan harus mampu Kegiatan pemasaran dikenal dengan konsep
memenuhi kebutuhan konsumen dan bersaing 4P atau bauran pemasaran (produk, price, place,
dalam memasarkan produknya agar dapat promotion) yang harus dikelola untuk memenuhi
diketahui, dikenal dan dijangkau oleh konsumen. kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu
Perusahaan dituntut untuk mengembangkan tercapainya kepuasan pelanggan dan tujuan
strategi pemasaran yang tepat untuk dapat perusahaan. Bauran pemasaran adalah seperangkat
memenangkan persaingan dan mempertahankan alat pemasaran yang dapat dikendalikan produk,
kelangsungan hidupnya, salah satunya melalui harga, tempat, dan promosi yang dipadukan oleh
iklan. Hal ini dapat dilakukan dengan perusahaan untuk menghasilkan respon yang
menggunakan iklan di berbagai media cetak, diinginkan, Kotler (2004:56). Promosi digunakan
radio, televisi, maupun internet. Iklan melalui untuk memberi informasi, mengenalkan serta
media sangat efektif tetapi memerlukan biaya mengingatkan kepada orang-orang tentang produk
relatif tinggi. Namun, iklan yang semakin banyak dan mempersuasi target pasar saluran distribusi
pada masa sekarang ini membuat banyak dan publik untuk membeli produk atau merek
konsumen merasa cukup bosan. Sebuah iklan yang ditawarkan. Hasan (2008:367)
tidak hanya saja efektif bagi penentuan dalam mengemukakan promosi adalah suatu bentuk
pengambilan keputusan pembelian tetapi kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha
untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi,
1
meningkatkan pasar sasaran agar bersedia akan sebuah produk. WOM tidak hanya
menerima, membeli, dan loyal pada keberadaan melibatkan berita baik, namun juga berita buruk
suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang artinya, tidak mempedulikan seberapa
yang bersangkutan. Fridgen dalam Susanto banyak dan efektif iklannya, maka jika ada
(2002:6) menyatakan instrumen promosi terdiri pengalaman buruk mengenai suatu produk
dari personal selling, advertising publicity, public tersebut akan cepat juga menyebarnya sehingga
relation, word of mouth, dan sales promotion. dengan demikian dapat berdampak pada
Instrumen yang ditarik ke dalam penelitian ini penurunan penjualan dan citra merek perusahaan
adalah word of mouth (WOM). terhadap suatu produk tersebut. Seorang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
konsumen pasti akan terlibat dan menjadi bagian
Onbee Marketing Research bekerjasama dengan
dari suatu atau lebih kelompok dalam masyarakat,
Majalah SWA (2009) membuktikan bahwa tingkat
oleh karena itu karakter masyarakat Indonesia
WOM Conversation (menceritakan kembali
kepada orang lain) sebesar 85% dan menjadikan yang demikan merupakan cermin dari kekuatan
WOM sebagai sumber informasi untuk mengubah WOM dapat terbentuk.
keputasannya sebesar 67%. Efek dari adanya Bisnis rumah makan atau kuliner merupakan
WOM ini sangat besar, bahkan banyak pemasar suatu bentuk bisnis yang cukup unik karena
yang telah memanfaatkannya karena berasal dari memiliki keterlibatan langsung dengan
sumber terpercaya dan memberikan pengaruh. konsumennya, dengan demikian WOM
Perusahaan yang berhasil melakukan WOM memungkinkan terbentuknya sikap konsumen
seperti pada contoh pada J.Co, usaha makanan secara efektif, karena memiliki peranan penting
yang dibuat oleh pebisnis Johny Andrean yang dalam mempengaruhi konsumen lainnya.
dikenal sukses membesarkan jaringan Salon Johny Seyogyanya dalam bisnis-bisnis tertentu seperti
Andrean. Berkat Word of Mouth terciptalah bisnis rumah makan, komunikasi pemasaran
antrian pelanggan yang selalu terlihat pada mulut ke mulut dapat menjadi sarana komunikasi
tokonya yang kini membuat usaha tersebut sukses yang efektif bagi perusahaan tanpa harus
dan selalu dibanjiri pelanggan hingga mereka rela menggunakan media promosi yang mengeluarkan
antri panjang hanya untuk mendapatkan donat biaya (Sutisna, 2001 : 185).
J.Co (Hendriani dalam Rahardian, 2009). Objek penelitian ini adalah Ketan Legenda
Jika diartikan secara harafiah, word of Kota Batu yang terletak di kawasan alun-alun
mouth berarti pemasaran dari mulut ke mulut. Kota Batu. Berdasarkan pengamatan penulis
Word of Mouth berawal dari sesuatu yang natural terhadap Ketan Legenda Kota Batu tersebut
dan tidak terencana, apabila diartikan secara strategi promosi yang dilakukan adalah WOM dan
mendalam dapat dimaknai sebagai suatu refrensi didukung juga karena Kota Batu merupakan kota
untuk menyampaikan informasi dari satu orang ke wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Dari
orang lainnnya (www.wikipedia.com). Bahkan segi lokasi, warung kios Ketan Legenda Kota
telah lahir sebuah organisasi resmi untuk Batu ini, merupakan tempat yang strategis dengan
membahas konsep, teori, dan etika di bidang word ukuran ruang kios yang kurang mencukupi atau
of mouth yang bernama Word of Mouth Marketing memadai. Hal ini tidak sepadan jika dibandingkan
(WOMMA) yang menentukan standar dengan jumlah konsumen yang datang untuk
pelaksanaan dan pengembangan program word of menikmati Ketan Legenda Kota Batu tersebut.
mouth bagi pemasar di seluruh belahan dunia. Harga yang ditawarkan juga dapat dijangkau oleh
WOMMA mendefinisikan word of mouth sebagai semua lapisan dan umumnya Ketan Legenda Kota
usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk Batu ini sering dikunjungi oleh kaum muda.
membicarakan, mempromosikan, merekomendasi- Sebagaimana warung-warung tradisional
kan, dan menjual produk / merek kepada penjual lainnnya, bisnis ini tidak menampilkan konsep fast
lainnya, (Harjadi dan Fatmasari, 2009). food, melainkan ketan kukus yang masih hangat
Puspito dalam Fahima (2008) menjelaskan sangat cocok menjadi santapan dengan dinginnya
bahwa hal yang paling mendasar dalam Kota Batu. Citra positif tersebut yang merangsang
terciptanya WOM, yaitu ketika produk tersebut seseorang untuk memberitahukan pengalaman
dapat memberi kepuasan pelanggannya. Maka mereka kepada calon konsumen lainnya, yang
tidak semua produk dapat mendukung konsep mengakibatkan keingintahuan calon konsumen
pemasaran word of mouth, karena hal tersebut tentang Ketan Legenda Kota Batu tersebut.
sangat berkaitan dengan pengalaman penggunaan
2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Schifman dan Kanuk (2002:28) mengemukakan
dan menjelaskan faktor-faktor yang membentuk bahwa komunikasi tidak hanya menghubungkan
komunikasi Word of Mouth dan mengetahui dan konsumen dengan produsen tetapi juga
menjelaskan pengaruh secara bersama-sama menghubungkan konsumen dengan lingkungan
maupun secara parsial faktor-faktor dalam sosialnya, yaitu komunikasi pemasaran yang
komunikasi Word of Mouth terhadap Keputusan berasal dari perusahaan dan yang berasal dari
Pembelian konsumen.
Aktifitas yang dapat meningkatkan Organic
2.KAJIAN PUSTAKA Word of Mouth meliputi:
Word of Mouth (WOM) a. Berfokus pada kepuasan pelanggan
Komunikasi dari mulut ke mulut semakin b. Meningkatkan kualitas produk dan
sering dilakukan oleh konsumen yang ingin kegunaan
merekomendasi kepada calon konsumen lainnya, c. Menanggapi keprihatinan dan kritik
saran yang berupa informasi ini di dalam dunia d. Membuka dialog dan mendengarkan orang
marketing disebut sebagai Word of Mouth. Brown e. Produktif loyalitas pelanggan
et al. (2005) dalam Harsasi (2006) mendefinisikan 2) Amplified Word of Mouth
Word of Mouth sebagai informasi tentang suatu Amplified Word of Mouth adalah Word of
target objek yang dipindahkan dari satu individu Mouth yang terjadi karena di desain oleh
ke individu lain yang dilakukan secara langsung perusahaan. Amplified Word of Mouth dilakukan
atau tidak langsung melalui media komunikasi. ketika perusahaan melakukan kampanye yang
Word of Mouth adalah sebuah strategi pemasaran dirancang untuk mendorong atau mempercepat
untuk membuat pelanggan membicarakan (do the penyampaian word of mouth kepada konsumen.
talking), mempromosikan (do the promotion) dan Perusahaan berusaha menginformasikan
menjual (do the telling) yang disingkat menjadi produknya kepada masyarakat sehingga
TAPS (Talking, Promoting dan Selling) dan masyarakat nantinya mengenal dan kemudian
menjadi acuan dasar dari penelitian word of mouth membeli produk perusahaan tersebut.
marketing pertama di Indonesia. Batler (2005:10) Aktifitas yang dapat memperkuat Amplified
menjelaskan, word of mouth adalah medium yang Word of Mouth meliputi:
paling kuat, merupakan tindakan berbagai a. Menciptakan komunitas
pendapat yang nyata mengenai sebuah produk b. Mengembangkan alat-alat yang
antara dua atau lebih konsumen. memungkinkan orang untuk berbagi
Fokus pertama mengapa konsumen pendapat mereka
menyebarkan pengalaman mereka tentang produk c. Pemberi saran dan penyebar informasi
atau jasa adalah kepuasan dan ketidakpuasan yang untuk secara aktif mempromosikan produk
tinggi, memiliki komitmen terhadap perusahaan, d. Memberikan pendukung informasi yang
hubungan yang dekat dengan perusahaan, dan mereka dapat berbagi
menyukai produk tersebut (Bruyn dan Lilien, e. Menggunakan Man atau publisitas yang
2008). WOM mengacu kepada pertukaran dirancang untuk menciptakan buzz atau
komentar, pemikiran, atau ide-ide diantara dua memulai percakapan
konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan f. Mengidentifikasi dan menjangkau orang-
sumber pemasaran, Mowen dan Minor orang berpengaruh dan masyarakat
(2002:180). Penjelasan dari beberapa teori ini g. Meneliti dan pelacakan percakapan online
dapat ditarik kesimpulan bahwa word of mouth
merupakan alternatif utama dalam komunikasi Keputusan Pembelian
pemasaran dengan berkaitan pengalaman Schifman & Kanuk dalam Sumarwan
penggunaan akan sebuah produk. (2002:289) menjelaskan bahwa “Keputusan
pembelian adalah merupakan suatu keputusan
Model Word of Mouth sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau
Ada dua Model Word of Mouth yaitu Organic lebih pilihan alternatif”. Bagi konsumen, proses
Word of Mouth dan Amplified Word of Mouth keputusan konsumen merupakan suatu kegiatan
dalam (WOMMA , 2007) sebagai berikut: penting karena di dalam proses tersebut memuat
1) Organic Word of mouth berbagai langkah yang terjadi secara berurutan
Organic Word of Mouth adalah WOM yang sebelum konsumen mengambil keputusan.
terjadi secara alami, orang yang merasa puas pada Dalam keputusan membeli suatu produk,
sebuah produk akan membagi antusiasme mereka. seringkali ada dua pihak atau lebih yang terlibat

3
dalam proses pertukaran atau pembelian. Setiap Keputusan tersebut akan mempengaruhi
keputusan pembelian mempunyai struktur keputusan tentang penjual dan jumlah
mempunyai tujuh komponen Swastha & Handoko pembelinya. Dalam hal ini, perusahaan harus
(2008:102-103) sebagai berikut: mengetahui keinginan pembeli terhadap cara
a. Keputusan tentang jenis produk pembayarannya.
Konsumen dapat mengambil keputusan
pembelian suatu produk atau menggunakan
uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, Hipotesis
perusahaan harus memusatkan perhatiannya 1. Organic Word of Mouth dan Amplified Word
kepada orang-orang yang berminat membeli of Mouth secara bersama-sama mempunyai
suatu produk serta alternative lain yang pengaruh signifikan terhadap Keputusan
mereka pertimbangkan. Pembelian.
b. Keputusan tentang bentuk produk 2. Organic Word of Mouth dan Amplified Word
Konsumen dapat mengambil keputusan of Mouth secara parsial mempunyai pengaruh
pembelian dalam suatu produk. Keputusan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
tersebut menyangkut pula ukuran, mutu,
corak dan sebagainya. Dalam hal ini, 3.METODE
perusahaan harus melakukan riset pemasaran Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
untuk mengetahui kesukaan konsumen penelitian kuantitatif. Jumlah sampel dalam
tentang produk yang bersangkutan agar dapat penelitian sebanyak 116 orang konsumen Ketan
memaksimalkan daya tarik mereknya. Legenda Batu . Teknik analisis data yang
c. Keputusan tentang merek digunakan adalah dengan ukuran presentase,
Konsumen harus mengambil keputusan analisis faktor dan analisis regresi linier berganda.
tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap
merek memiliki perbedaan-perbedaan
tersendiri. Dalam hal ini, perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen harus 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
memilih sebuah merek dalam melakukan Hasil Analisis Faktor
pembeliannya, merek yang sudah dikenal a. Pembentukan Nilai Matrik Korelasi
memiliki nama akan memudahkan konsumen 1) Nilai Kaiser-Mayer-Oklin (KMO)
dalam melakukan keputusannya. Nilai KMO sebesar 0,713
d. Keputusan tentang penjualnya berdasarkan Lampiran 7 lebih dari 0,5
Konsumen harus mengambil keputusan yang dianggap mencukupi, karena KMO >
dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam 0,5 memberikan informasi bahwa analisis
hal ini produsen, pedagang besar dan faktor merupakan pilihan yang tepat.
pengecer harus mengetahui bagaimana 2) Uji Barlett Test of Sphericity
konsumen menyukai barang tersebut. Hasil nilai Barlet Test of Spehericity
e. Konsumen tentang jumlah produk adalah lebih besar dengan dengan taraf
Konsumen dapat mengambil keputusan signifikansi 0,000 <0,05 maka dapat
tentang seberapa banyak produk yang akan disimpulkan bahwa variabel-variabel
dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini, saling berkolerasi. Di samping itu, hasil
perusahaan harus mempersiapkan banyaknya Bartlett’s Test of Sphericity memiliki
produk sesuai dengan keinginan yang keakuratan (signifikansi) yang tinggi
berbeda-beda dari para pembeli. (0,000) sehingga memberi implikasi
f. Keputusan tentang waktu pembelian bahwa matrik korelasi cocok untuk analisis
Konsumen dapat mengambil keputusan faktor.
tentang kapan harus melakukan pembelian.
Masalah ini menyangkut tersedianya uang Tabel 1. Anti Image Matrices (Perulangan)
untuk membeli produk. Oleh karena itu
perusahaan harus dapat mengukur waktu Indikator Nilai
produksi dan kegiatan pemasaran. MSA
X1.1 Cita rasa khas 0,722
g. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan X1.2 Ragam varian rasa 0,575
tentang metode atau cara pembayaran produk 0,798
X1.3 Kecocokan dengan cuaca
yang akan dibeli, secara tunai atau kredit.

4
X1.5 Sudah sejak lama dan populer di 0,661
kalangan umum c. Rotasi Faktor
0,740 1) Matriks sebelum rotasi
X1.6 Menikmati hiburan di sekitar tempat
Matriks faktor sebelum rotasi
0,775 merupakan model awal yang diperoleh
X1.7 Harga terjangkau
sebelum dilakukan rotasi. Koefisien yang ada
0,777
X1.8 Pelayanan yang ramah pada model setiap faktor diperoleh setelah
0,695 proses pembakuan terlebih dahulu, dimana
X1.9 Kecepatan pelayanan koefisien yang diperoleh saling dibandingkan.
0,686 Koefisien (Loading factor) yang signifikan
X1.10 Kecekatan pelayanan
(>0,5) dapat dikatakan mewakili faktor yang
0.669 terbentuk. Pada Tabel 3 dapat dilihat
X2.1 Dokumen atau testimonial publik
distribusi indikator yang signifikan kepada
0,792 faktor pada matriks faktor sebelum rotasi,
X2.2 Publisitas
yaitu
0,805
X2.3 Suasana tempat
Tabel 3. Matriks Sebelum Rotasi
0,689
X2.4 Kebersihan tempat
Loading Identifikas
0,742 Indikator
X2.5 Komunitas media sosial dan internet Faktor Faktor
(X1.3) Kecocokan dengan 0,534
0,714
X2.6 Lokasi strategis cuaca 0,663
(X1.8) Pelayanan yang ramah 0,691
X2.7 Salah satu jenis di kuliner terkenal di 0,723 (X1.9) Kecepatan pelayanan 0,676 1
Malang (X1.10) Kecekatan Pelayanan 0,595
(X2.2) Publisitas 0,590
Tabel 1 menunjukkan bahwa seluru (X2.3) Suasana Tempat 0,563
indikator memiliki nilai MSA ≥ 0.5, sehingga (X2.4) Kebersihan Tempat 0,522
(X2.5) Komunitas Media Sosial
tidak ada indikator yang harus dikeluarkan dari dan Internet 0,568
variabel. Oleh karena itu analisis faktor dapat (X2.6) Lokasi Strategis
dilanjutkan ke tahap berikutnya. (X1.1) Cita rasa khas 0,511 2

b. Ekstraksi Faktor
Setelah dilakukan analisis faktor Pada matriks faktor Tabel 3 (distribusi
didapatkan hasil bahwa KMO, Bartlett’s Test of variabel kepada faktor sebelum rotasi), dapat
Sphericity, serta MSA telah memenuhi syarat dilihat bahwa Faktor 1 diwakili oleh 9 indikator,
suatu data dapat dilakukan analisis faktor. Statistik dan faktor 2 diwakili oleh 1 indikator. Matriks
awal atau initial statistic menunjukan bahwa faktor ini (distribusi variabel pada faktor sebelum
metode yang memungkinkan untuk digunakan rotasi) masih dijumpai sebuah data yang belum
dalam melakukan ektraksti adalah Principal bisa dikelompokkan kepada faktor 1 atau 2 maka
Component Analysis (PCA) yang dikenal dapat perlu dilakukan rotasi.
memaksimumkan persentase varian yang mampu
dijelaskan oleh model. Supranto (2004:130) untuk 2) Matriks Faktor Setelah Rotasi
menentukan jumlah faktor yang dapat diterima Model awal yang diperoleh dari matriks
atau layak, secara empirik data dapat dilihat dari: faktor sebelum diulakukan rotasi, belum
a. Eigenvalue suatu faktor yang besarnya ≥ 1 menerangkan sebuah struktur data yang
b. Faktor dengan persentase varian > 5% sederhana, harus dilakukan rotasi faktor. Rotasi
c. Faktor dengan persentase kumulatif < 60% faktor dengan metode varimax menghasilkan
atau < 75% model faktor yang jauh lebih sederhana dari pada
matriks sebelum dilakukan rotasi. Hasil rotasi
Tabel 2. Penentuan Faktor untuk Analisis Selanjutnya faktor dapat dilihat pada Tabel 4.

Presentase Persentase
Faktor Eigenvalue
Varian Kumulatif

1 4.691 29.316 29.316

2 1.626 10.160 39.476

5
Y = Keputusan Pembelian
Tabel 4. Matrik Faktor setelah Rotasi X1 = Faktor Pelayanan
Loading
Identifi- X2 = Faktor Cita Rasa
Indikator kasi
Faktor
Faktor
Berdasarkan koefisien regresi yang
(X1.8) Pelayanan yang Ramah 0,710
(X1.9) Kecepatan pelayanan 0,830 bernilai positif untuk variabel X1 dan X2 maka
(X1.10) Kecekatan Pelayanan 0,788 dapat diinterpretasikan bahwa faktor-faktor Word
(X2.2) Publisitas 0,504 1 of Mouth berpengaruh positif terhadap
(X2.5) Komunitas Media Sosial dan 0,632 KeputusanPembelian. Hal ini berarti semakin baik
Internet
faktor-faktor Word of Mouth yang diberikan oleh
(X1.1) Cita rasa khas 0,718
(X1.2) Ragam Varian Rasa 0,541 pihak penjual Ketan Legenda Batu maka semakin
(X1.7) Harga Terjangkau 0.549 2 tinggi keputusan pembelian konsumen. Koefisien
(X2.3) Suasana Tempat 0,594 regresi yang memilik inilai paling besar adalah
(X2.6) Lokasi Strategis 0,567 koefisien regresi bagi faktor Pelayanan yaitu
(X2.7) Salah Satu Jenis Kuliner 0,644 sebesar 1.187. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
terkenal di Malang
Pelayanan memiliki pengaruh paling dominan
Tabel 4 matriks faktor setelah rotasi diketahui
terhadap keputusan pembelian konsumen.
bahwa tidak terdapat indikator yang memiliki
Interpretasi tersebut hanya berdasarkan koefisien
Loading Factor < 0,5 pada dua faktor sekaligus.
regresi, untuk membuktikan kembali apakah
Faktor 1 diwakili oleh 5 indikator dan faktor 2
variabel X1 dan X2 berpengaruh signifikan
diwakili oleh 6 indikator. Dengan demikian,
terhadap keputusan pembelian maka dilakukan
indikator tersebut dapat diinterpretasikan
pengujian hipotesis secara bersama dan parsial.
mewakili faktor yang terbentuk.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Analisis Regresi
Dalam hipotesis penelitian yang telah
Analisis dilanjutkan dengan melakukan uji
dijelaskan sebelumnya, terdapat dua faktor yang
regresi untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
mempengaruhi Keputusan Pembelian yaitu:
tersebut terhadap keputusan pembelian.
Pelayanan dan Cita Rasa. Berdasarkan Tabel 4.15
dapat diketahui hasil pengujian analisis regresi
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear
Berganda berganda untuk mengetahui pengaruh variabel
Variabel Koefisien
Koefisien
Probab Keputusan bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama
Regresi t i-litas Terhadap
Terikat Bebas (B)
Beta
(sig) Ha maupun parsial.
Keputusan Faktor a. Hasil pengujian secara bersama
Pembelian Pelayanan Diterima
(Y) (X1) 1,187 0.446 5,861 0.000 Pengujian hipotesis secara bersama
Faktor Cita
Rasa (X2) 1,019 0.383 5,028 0.000
Diterima menggunakan statistic uji F akan ditampilkan
n : 116 dalam bentuk Tabel Anova. Hasil uji hipotesis
R : 0,588
R2 :0,345 secara bersama seperti Tabel 6.
Adj. R Square : 0,334
F hitung : 29.820
Sig : 0.000 Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Secara Bersama
t tabel : 1.981 (untuk df = 113 dari n – k-1) ANOVA(b)
F tabel :3.076 ANOVAb
Sum of Mean
Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel- Model Squares df Square F Sig.

variabel Pelayanan dan Cita Rasa berpengaruh 1 Regression 281.404 2 140.702 29.820 .000a

secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian Residual 533.174 113 4.718


yang didukung juga dengan nilai R sebesar 0,588 Total 814.578 115
yang berarti bahwa sebesar 58,8% keragaman a. Predictors: (Constant), REGR factor score 2 for analysis 1,
REGR factor score 1 for analysis 1
variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan b. Dependent Variable: Y
oleh variabel-variabel Pelayanan dan Cita Rasa
dan sisanya 41,2 % dijelaskan oleh variabel lain Hasil pengujian hipotesis secara bersama
yang tidak dimasukkan dalam model. Berdasarkan melalui uji F berdasarkan Tabel 6 diperoleh nilai
hasil analisis regresi dapat dibuat persamaan Fhitung sebesar 29.820 lebih besar dari F tabel
regresi sebagai berikut : 1.342 dan nilai sig sebesar 0.000 lebih kecil
dibandingkan α sebesar 0.05 maka Ho ditolak
Y= 14.440 + 1.187 X1 + 1.019 X2 yang berarti bahwa terdapat pengaruh secara
Keterangan : bersama antara kedua variabel bebas terhadap
6
keputusan pembelian. Ftable didapatkan dengan WOM terjadi secara alami, ketika konsumen
menggunakan microsoft excel untuk tabel merasa sangat menikmati sebuah produk atau jasa
distribusi F, didapatkan nilai Ftabel dengan degrees yang membuat mereka merasa puas dan kemudian
of freedom (df) n1 = 2 (df dari regresi) dan n2 = dengan keinginan sendiri membuat mereka
113 (df dari residual) adalah sebesar 3.076. membagi pengalaman mereka kepada orang lain.
b. Hasil pengujian secara parsial Organic Word of Mouth tidak akan terjadi jika
Hasil pengujian hipotesis secara parsial konsumen tidak merasa puas dalam
melalui uji t diperoleh thitung berdasarkan Tabel menggunakan suatu barang atau jasa sehingga
2 menunjukkan bahwa: mereka tidak akan dengan suka rela membagi
1) Pelayanan memiliki nilai thitung yang pengalaman mereka dan akan lebih berbahaya lagi
diperoleh sebesar 5.861 lebih besar jika konsumen menyebabkan word of mouth
dibandingkan t table 1.981, sig sebesar negatif. Jadi kekuatan yang paling utama dari
0.000 lebih kecil dibandingkan α 0.05 Organic Word of Mouth adalah kepuasan
sehingga Ha diterima dengan demikian konsumen yang menyebabkan mereka secara
dapat disimpulkan bahwa variabel sukarela untuk berbagi informasi dan nantinya
Pelayanan memiliki pengaruh yang akan menimbulkan loyalitas konsumen. Penelitian
signifikan terhadap Keputusan Pembelian terdahulu Milionari (2008) menjelaskan semakin
secara parsial. besar keterlibatan akan sebuah yang dirasakan
2) Cita Rasa memiliki nilai thitung yang maka akan secara aktif mencari informasi word of
diperoleh sebesar 5.028 lebih besar mouth. Penelitian ini juga sejalan dengan yang
dibanding t table 1.981, sig sebesar 0.000 dilakukan oleh Rozaq (2011) yang melakukan
lebih kecil dibanding α 0.05 sehingga Ha penelitian pada pengguna rekeneing BritAma
diterima dengan demikian dapat dimana faktor Organic merupakan hal yang
disimpulkan bahwa variabel Cita Rasa dominan dalam Word of Mouth.
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Dalam konteks hasil penelitian ini juga terbukti
Pembelian secara parsial. bahwa word of mouth memberikan pengaruh yang
signifikan bagi pengembangan usaha Ketan
Pembahasan Legenda, hanya saja berdasarkan hasil analisis
Penelitian ini menggunakan 2 teknis faktor menjelaskan bahwa formasi variabel yang
analisis, yaitu Analisis Faktor dan Analisis terbentuk lebih menonjolkan faktor Pelayanan dan
Regresi Linier Berganda. Setelah dilakukan faktor Cita Rasa. Dimana variabel pelayanan
analisis faktor terdapat 2 faktor baru yang muncul menjadi penentu utama. Artinya dengan
yakni Faktor Pelayanan dari indikator Organic pelayanan dan cita rasa yang memberikan
Word of Mouth dan Faktor Cita Rasa dari kepuasan kepada pelanggan Ketan Legenda, maka
indikator Amplified Word of Mouth. selanjutnya pelanggan tersebut akan
Hasil analisis regresi menjelaskan bahwa mengkomunikasikannya kepada komunitas
faktor Pelayanan (X1) memiliki pengaruh sosialnya masing- masing, sehingga dapat
dominan terhadap Keputusan Pembelian yakni meningkatkan keputusan pembelian. Hal ini
berdasarkan dengan nilai beta tertinggi jika terlihat dari jumlah pelanggan (Responden) yang
dibandingkan dengan faktor Cita Rasa, namun mayoritas adalah pelanggan yang berdomisili di
secara bersama-sama memiliki pengaruh luar Kota Malang atau Mahasiswa yang secara
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. umum adalah pendatang yang menetap selama
Dihubungkan dengan teori yang telah dijelaskan masa studi.
sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa Ketan
Legenda Kota Batu mendorong word of mouth 5.KESIMPULAN DAN SARAN
dengan memberi kesan positif sehingga konsumen Kesimpulan
menginformasikan kepada orang lain, tentang Terdapat 2 faktor yang membentuk
pelayanan maupun cita rasa produk tersebut. komunikasi Word of Mouth yakni Organic word
Hasil penelitian ini sejalan dengan Stabler of mouth dan Amplified word of mouth. Kedua
(2011) yang menyebutkan bahwa ”There are two faktor tersebut memiliki pengaruh secara bersama-
types of WOM, organic and amplified. The most sama yang signifikan terhadap keputusan
influential type of WOM is by far organic” (Ada pembelian, namun secara parsial menunjukkan
dua jenis word of mouth, yaitu organic dan bahwa pengaruh Amplified Word of Mouth lebih
amplified. Jenis word of mouth yang paling kecil dari Organic Word of Mouth untuk
berpengaruh adalah Organic Word of Mouth). meningkatkan keputusan pembelian.

7
Faktor Organic Word of Mouth memiliki Nikhei. 2007. The Influence word of mouth had on
pengaruh yang dominan terhadap Keputusan Purchasing Decision is 76%. Relation
Pembelian, hal ini ditunjukkan dengan kelompok Between Word of Mouth and Masa Media
responden terbanyak adalah responden yang Peter, J.Paul and Olson, Jerry.C. 2000, Perilaku
bukan berasal dari kota Batu dan Malang. (kota Konsumen dan Strategi Pemasaran Ed.4
lain yang masih di provinsi Jawa Timur dan alih bahasa oleh Damos Sihombing. Jakarta
provinsi lainnya). Rangkuti, Freddy. 2005. Riset Pemasaran.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Saran Schiffman, Leon dan Kanuk, Leslie Lazar. 2007.
Ketan Legenda Kota Batu perlu memikirkan Perilaku Konsumen. Terjermahan Ed. 7
bagaimana upaya agar dapat mempertahankan Jakarta : PT. Indeks
ciri khas yang dimilikinya. ShaZheengquan, XieXueyin. The Processes of
Ketan Legenda Batu perlu meningkatkan Online Word of Mouth on the Purchase
strategi dengan membuka cabang atau franchise di Decision
kota lain tempat domisili para pelanggannya Sholihati, Dian. 2010. “Jurus Sukses Menggelar
supaya tidak diduplikasi oleh penjual lain dan WOM” diakses pada 20 Oktober 2012 dari
terjaga loyalitas pelanggan. www.swa.co.id
Ketan Legenda Kota Batu sebaiknya Simamora, 2005. Analisis Multivariat Pemasaran.
mengadopsi strategi bisnis modern terutama Bandung : PT. Gramedia Pustaka Utama
dalam pelayanan dan cita rasa untuk Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran,
mempertahankan dan bahkan untuk meningkatkan Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
usaha tersebut. Gramedia Pustaka. Utama
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
DAFTAR PUSTAKA Cetakan keduabelas Bandung : Alfabeta
Ali Hasan. 2008. Marketting. Media Utama, Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Yogyakarta kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Bruyn, Arnaud De Gary L Lilien. 2008. A Multi Sumardy, Marlin Silviana dan Melina Melone.
Stage Model WOM lnfluence through Viral 2011 Rest in Peace Advertising killed by the
Marketing. Intern. J of Research Marketing, Power of Mouth. Jakarta :Gramedia
25 (1) : 153-161 Sumarmi, Saptaningsih. 2008 Fenomena Word of
Fahima, Lim. 2007. Word of Mouth Kalahkan Mouth Marketing dalam Mempengaruhi
Pengaruh Iklan ATL diakses pada tanggal Keputusan Konsumen diakses pada 28
16 Oktober 2012 dari www.virtual.co.id November 2012 dari www.lipy.ac.id
Harjadi, Didik & Fatmasari,Dewi (2008). WOM Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen
Communication sebagai Alternatif Kreatif Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
dalam Komunikasi Pemasaran Vol 4, No 8, Bogor: Ghalia Indonesia
72-78 diakses pada 16 Oktober 2012 dari Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset
www.equilibrium.com Pemasaran & Perilaku Konsumen.
Harsasi, Meirani. 2006. Word of Mouth dalam Yogyakarta: PT. Buku Seru
Industri Jasa Kaitannya dengan Sikap dan Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat “Anti dan
Kemungkianan Membeli. Jurnal Bisnis Interprestasi. Jakarta : Jineka
Strategis. Vol 15 No.1 ha131-41 Sutisna, 2001. Perilaku Konsumen & Komunikasi
Kotler & Armstrong. 2008. Principles of Pemasaran. Bandung:Rosda
Marketing. New Jersey: Pearson Swastha, Basu dan Irawan. 2008. Manajemen
Education,Inc. Pemasaran. Yogyakarta: BPFE
Kotler, P & Keller, K.L. 2012. Marketing Tciptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran.
Management (14th ed.), Pearson Yogyakarta : Penerbit Andi
Internasional Edtion, New Jersey: Prentice WOMMA. 2007. An introduction to WOM
Hall. Marketing. WOM 101, 1:1-6
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2004. Dasar-
Dasar Pemasaran, alih bahasa Alexander
Sindoro. Jakarta : PT. Indeks
Mowen, J.C and M. Minor.2002.Perilaku
Konsumen Ed.5 alih bahasa oleh Dwi
Kartini Yattya. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai