Anda di halaman 1dari 49

SALINAN

GUBERNUR SUMATERA UTARA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA


NOMOR 8 TAHUN 2OI7
TENTANG
RENCANA AKSI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
PENGEMBANGAN KABUPATEN/ KOTA LAYAK ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA UTARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2L ayat (a) dan ayat (5) Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2Ol4 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan
Anak, yang menyatakan bahwa untuk menjamin pemenuhan
Hak Anak dan melaksanakan kebijakan, Pemerintah Daerah
berkewajiban dan bertanggungiawab untuk melaksanakan
dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan
Perlindungan Anak di Daerah dapat diwujudkan melalui
upaya daerah membangun kabupaten/kota layak anak;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur
tentang Rencana Aksi Daerah Provinsi Sumatera Utara Dalam
Pengembangan Kabupaten / Kota Lay ak Anak;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1956
tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan
Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun L979 tentang Kesejahteraan
Anak ([rmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979
Nomor 32, Tarrrbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 32a31;
-2-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AO2 tentang Perlindungan


Anak {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OA2
Nomor 1O9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4235), sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ot4
Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5606);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2074 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AL4
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 20 15 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 56791;
5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2O1O tentang Pedoman
Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak Tingkat Provinsi;
6. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2OO4 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk
untuk Anak (Lembaran daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2OO4 Nomor 18 Seri E Nomor 12);
7. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2OO4 tentang Penghapusan
Perdagangan {Traffickingl Perempuan dan Anak (Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2AA4 Nomor 19 Seri E
Nomor 13);
8. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2OL4 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2Ol4 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2Ol4
Nomor 2O);
9. Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor
3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak;
-3-

MEMUTUSKAN:
MenetapKan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA AKSI DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM PENGEMBANGAN
KABUPATEN/ KOTA LAYAK ANAK

BAB I
KBTENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
t945.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara.
5. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah KabupatenlKota di Provinsi Sumatera
Utara.
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah yang terkait langsung dengan
Penyelenggaraarl Perlindungan Anak.
7. Anak adalah seseorang yang belum bemsia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.
8. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang serta
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan, eksploitasi,
diskriminasi dan penelantaran.
9. Kabupaten/Kota Layak Anak, yang selanjutnya disebut KLA, adalah sistem
pembangunan suatu wilayah administrasi yang mengintegrasikan komitmen
dan sumberdaya Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana
secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, prograrn dan
kegiatan pemenuhan hak anak.
-4-

10. Rencana Aksi Daerah KabupatenlKota Layak Anak yang selanjutnya


disebut RAD KLA adalah dokumen rencana yang memuat program/kegiatan
secara terintegrasi dan terukur yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi,
Kabupatenf kota, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Dunia Usaha dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun, dalam mewujudkan perencanaan, target
capaian, serta bahan evaluasi dalam pengembangan KLA di Provinsi
Sumatera Utara.

Pasal 2

TUjuan RAD-KLA adalah untuk:


a. Untuk meningkatkan komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha di Kabupaten/kota dalam upaya mewujudkan pembangunan yang
peduli terhadap hak, kebutuhan dan kepentingan terbaik bagi anak;
b. untuk mengintegrasikan potensi sumber daya manusia, keuangan,
sar€Lna, prasar€Lna, metode dan teknologi yang ada pada pemerintah,
masyarakat serta dunia usaha di kabupaten/kota dalam mewujudkan
hak anak;
c. untuk menjadi bahan acuan dalam pelaksanaan Penguatan
Kelembagaan, Pemenuhan hak dan perlindungan khusus bagi anak;
d. mengefektifkan upaya pengembangan partisipasi anak di masyarakat;
e. bahan evaluasi capaian pemenuhan hak dan perlindungan khusus bagi
anak serta penguatan kelembagaan;
f. penyebarluasan informasi tentang pentingnya partisipasi anak dalam
pengambilan keputusan;
g. meningkatkan kapasitas anak dalam memahami permasalahan anak dan
hak-hak anak, proses pen)rusunan kebijakan, dan kapasitas dalam
pengorganisasian kelompok anak dan penyampaian aspirasi anak;
h. memasukan pandangan anak ke dalam pen5rusunan setiap kebijakan
publik yang terkait dengan atau mempunyai dampak terhadap
kepentingan dan kebutuhan anak pada tingkat Provinsi Sumatera Utara.

Pasal 3

(1). Dalam rangka meningkatkan efektivitas dalam implementasi RAD KLA ini,
telah disusun program kegiatan untuk Tahun 2OL7-2O2O dengan
penanggungiawab dan pelaksana sebagaimana tercantum dalam
-5-

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan


Gubernur ini.
(2l.. Pelaksana prograrn kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
ditambah apabila dipandang perlu oleh penanggungiawab program
kegiatan.

BAB II
PELAKSANAAN RAD-KLA
Pasal 4

Pelaksanaan RAD-KLA dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam


suatu program 5 (lima) tahunan yang akan ditinjau dan disempurnakan apabila
diperlukan.

Pasal 5

Untuk efektivitas pelaksanaan RAD-KLA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,


Penanggung Jawab dan Pelaksana Program Kegiatan KLA Provinsi berada di
bawah kordinasi Ketua Sub Gugus T\rgas KLA, dan Ketua Sub Gugus T\rgas
memberikan laporan kepada Ketua Gugus T\rgas dan Ketua Gugus T\rgas
menyampaikan laporan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB III
PEMBIAYAAN
Pasal 6

Pembiayaan dalam implementasi pelaksanaan RAD-KLA dibebankan pada


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Utara dan bantuan
pihak lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IV
EVALUASI DAN MONITORING
Pasal 7

(1) Evaluasi implementasi pelaksanaan RAD KLA minimal dilaksanakan 1

(satu) kali dalam setahun;


(21 Monitoring implementasi pelaksanaan RAD KLA minimat dilaksanakan 2
(dua) kali dalam setahun.
-6-

Pasal 8

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Gubernur ini dengan menetapkannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera
Utara.

Ditetapkan di Medan
pada tanggal 7 Maret 2Ol7

GUBERNUR SUMATERA UTARA,

nd

TENGKU ERRY NURADI

Diundangkan di Medan
pada tanggal 1O Maret 2Ol7

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA,

ttd
HASBAN RITONGA

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2OI7 NOMOR 8

Aslinya
KUM,

Pembina l)tesla Muda (IV/c)


NIP. 19590227 198003 1 004
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA
NOMOR 8 TAHUN 2OL7
TANGGAL 7 Maret 2OL7

RENCANA AKSI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM


PENGEMBANGAN KABUPATEN / KOTA LAYAK ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah merupakan setiap orang yang belum berusia 18 tahun termasuk
yang masih dalam kandungan yang harus diberikan hak dan perlindungan agar
kelak mempunyai potensi dan kreatifitas yang bisa dikembangkan untuk selanjutnya
ikut berpartipasi aktif dalam pembangunan. Mereka perlu dipersiapkan demi
kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa mendatang. Agar setiap anak
Indonesia kelak mampu memikul tanggung jawab masa depan bangsanya, dan agar
generasi sekarang mendukung pencapaian cita-cita masa depan Indonesia, maka
setiap anak Indonesia harus bisa terpenuhi hak-haknya.

Permasalatran anak saat ini oleh sebagian aparatur pemerintah dan


masyarakat masih dilihat bukan sebagai masalah yang krusial, bila dibandingkan
dengan masalah pembangunan infrastruktur, ekonomi, politik dan lainnya. Isu anak
dinilai tidak menarik (non-marketable) dan tidak diacuhkan karena dianggap
"biayanya melebihi manfaat dan kegunaannya."

Kota-kota di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan setiap tahun rata-


rata 4,4Yo (UNICEF, 2OO7: 123), disebabkan pertumbuhan penduduk dan migrasi
penduduk dari desa ke kota yang tidak terkendali. Akibatnya penyediaan layanan
dasar, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan peluang untuk kerja semakin sulit.

Jumlah penduduk Indonesia dalam kategori anak, yaitu <18 tahun t 83,33
juta anak (UMCEF, 20l3l, sementara itu jumlah anak di Provinsi Sumatera Utara t
4,44 juta anak (BPS Sumatera Utara, 20l4l. Mereka merupakan kelompok yang
rentan mengalami berbagai masalah sosial karena mereka selalu menghadapi risiko
kekerasan baik di rumah, di sekolah, di tempat bermain, maupun di tempat-tempat
umum seperti tempat rekreasi, terminal, stasiun, tempat ibadah, dan lain-lain.

Selain itu, ruang bermain anak belum tersedia dalam jumlah yang cukup
karena belum menjadi prioritas pembangunan pemerintah kabupaten fkota, belum
semua rute yang zrman bagi anak ke sekolah maupun ke tempat-tempat aktivitas
anak lainnya, yang ditandai dengan merebaknya berbagai kasus kekerasan terhadap
anak. Dalam hal perencanaan pembangunan kabupaten/kota, hak perlindungan
anak juga belum terintegrasi dalam pembangunan kabupaten/kota.

Mengacu kepada Konvensi Hak Anak (KHA) Pasal 3,"kepentingan anak harus
menjadi pertimbangan utama". Akan tetapi, hat ini agaknya juga masih sulit
diimplementasikan. Anak sampai saat ini masih dikesampingkan dalam proses
pembangunan. kedepankan secara sadar dan sengaja pengambil kebijakan diharap
anak rlilibatkan dalam pembangunan sebagai subjek pembangunan.
Masalah anak memerlukan komitmen yang lebih kuat dari semua pihak
dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Untuk itu perlu upaya
pengembangan K[.A, yaitu sistem pembangunan suatu wilayah administrasi yang
mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha dalam rangka memenuhi hak anak yang terencana secara menyeluruh
lholistikl dan berkelanjutan {sustainable) melalui pengarusutamaan hak anak.
Untuk mewujudkan KLA tersebut, pemerintah kabupaten/kota perlu
melakukan berbagai upaya pengintegrasian sumber daya, isu-isu perlindungan dan
peningfuatan kualitas anak ke da]am dokumen perencanaan dan implementasi
pembangunaur pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten /kota.

Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mempercepat capaian perlindungan


dan pemenuhan hak anak dengan Kabupaten/Kota Layak Anak telah ditunjukart
dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2OL4 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak, pada pasal
2L ayat (5) dan (6).

Untuk kepentingan tersebut diperlukan adanya suatu Rencana Aksi Daerah


Provinsi Sumatera Utara dalam Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (RAD-
KLA) yang dapat menjadi arahan, pedoman dan rujukan dalam pengembangan
Kabupaten/Kota Layak Anak. Kebljakan ini akan ditetapkan berdasarkan Peraturan
Gubernur.

B. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak

Dalam upaya meningkatkan pemenuhan hak dan perlindungan anak perlu


data dan informasi.situasi anak di Provinsi Sumatera Utara sehingga apa yang
menjadi tujuan capaian (Goals) dari RAD KLA dapat diukur perkemba.ngan baik
dalam walrtu satu tahun ataupun lima tahun. Hat ini penting dalam evaluasi
sehingga dari 5 (lima) klaster hak anak dengan 31 Hak anak sebagaimana dalam
Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2OA2, Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2OL4 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2OL6, dapat diukur perkembangan kemajuanya, secara khusus mengukur apa
yang menjadi program kegiatan dalam RAD KLA.

Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk pada tahun 2015


berjumlah 13.718.332 penduduk terdiri laki-laki 6.974.465 jiwa dan perempuan
6.852.657 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut usia dibawah 18 tatrun lebih kurang
4.253.856 jiwa (3O% dari jumlah penduduk), dari jumlah anak tersebut belum
semuanya mendapatkan hak dan perlindungan secara optimal dengan berbagai latar
belakang dan sebab seperti ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan
kewajiban sebagai pihak yang pertama dan utama dalam memberikan hak dan
perlindungan anak. kurangnya pemahaman baik pemerintah dan masyarakat dart
dunia usaha akan pentingnya pemenuhan hak dan perlindungan anak yang
merupakan kewajiban bersama dalam mewujudkannya. kemudian pengaruh
perkembangan kemajuan informasi dan komunikasi yang tidak berpihak kepada
bagaimsla untuk melindung anak dari hal-hal yang tidak sesuai untuk tumbuh
kembang anak dan berbagai hal lainnya yang tidak mendukung untuk terpenuhinya
hak dan perlindungan anak. Berbagai data kondisi anak yang tidak mendapatkan
pemenuhan hak dan perlindungan seperti hak untuk mendapatkan identitas berupa
akte kelahiran tahun 2OL6 baru sekitar 56 % diharapkan pada tahun terakhir RAD
KLA ini minimal 78 o/o. pekeda anak pada tahun 2OLS sebanyak 293 orang, anak
mengalami kekerasan seksual 397 orang, kekerasan psikis 29 orartg, tralficking 82
orang ,kekerasan fisik 236 orang, anak korban laapza 589 orang, Anak Berhadapan
dengan Hukum 4.4OA orang dan pada November 2OL6 sebanyak 520 orang berada di
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1A Tanjung Gusta Medan, anak
berkebutuhan khusus (ABK) dengan 8 {delapan) kategori yang ada data di Sumatera
Utara. gangguan penglihatan, pendengaran, berjalan/naik tangga,
menggunakan / menggerakan tangan/jari, mengingat / konsentrasi,
perilaku / emosional, berbicara/ komunikasi, dan mengums diri sendiri.
Dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, sesuai dengan data
yang diperoleh Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Setdaprovsu s.d
September 2016, terdapat 29 Kabupaten/Kota yang mempunyai data anak
berkebutuhan khusus, yaitu berjumlah 5.428 orarng. Keterbatasan kemampuan ABK
memerlukan perhatian dan penang€aan khusus seperti sarana pendidikan bagi ABK
yang saat ini baru tertangani sekitar 5Oo/o dari jumlah ABK tersebut.
Partisipasi Anak dalam Pembangunan, secara khusus pelibatan Forum Anak
dalam Perencanaan Pembangunan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota
baru ada sekitar 10% dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara.
Berbagai gambaran data informasi yang disampaikan merupakan data
sekunder yang diperoleh Biro Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluaraga Berencana Provinsi Sumatera Utara.

C. Peluang

a. Adanya regulasi daerah berupa Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2OL4


tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak dan peraturan lainnya yang
merupakan landasan untuk pelaksanaan pemenuhan hak dan perlindungan
anak.
b. Komitmen pemerintah baik provinsi maupun Kabupaten/kota, masyarakat,
termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat dan Dunia Usaha.
c. Adanya pengganggaran.

D. Tantangan

Secara umum tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Sumatera


Utara dalam pengembangan KLA antara lain:
a. Kondisi sosial ekonomi yang belum kondusif.
b. Adanya resistensi budaya.
c. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan apxat, masyarakat dan
keluarga tentang hak dan perlindungan anak seperti keterampilan keluarga
mengenai pola asuh anak, ABK, Penyakit d11.
d. Tidak meratanya pemenuhan hak dan perlindungan anak baik dari segi
jangkauan, kualitas layanan, SDM, transportasi, informasi yang diakibatkan
oleh keterbatasan jangkauan baik akibat geografis dan faktor lain.
e. Semakin lemahnya fungsi lembaga ketahanan keluarga dan lembaga
masyarakat.
f. Gaya hidup/perilaku konsumtif.
g. belum maksimalnya pemerintalr dan masyarakat dalam mencegah dan
menanggulangr perdagangan orang.
h. berbagai faktor anak menyimpang dari nortna ataupun susila antara lain
nafza, isi siaran, situs internet, tulisan porno di media informasi.
E. Hambatan
Dala,r pelaksanaan upaya pengembangan KLA, dijumpai hambatan atau
kelemahan baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal antara
lain;
a. Kemauan politik terbatas.
b. Belum tersosialisasinya konvensi dan peraturan perundang-undangan di
bidang anak.
c. Alokasi anggaran implementasi kegiatan pengembangan KLA masih belum
signifrkan.
d. Kurangnya pengawasan kepada Aparatur Pemerintah dalam perbuatan
sarana dan prasarana yang layak bagi anak.
e. Kurangnya pengawasan oleh intansi terkait dalam operasional sarana dan
prasarana di bidang kepariwisataan.
f. Terbatasnya sosialisasi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2Ot4 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang
Perlindungan Anak serta ketentuan dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berkaitan kepada seluruh lapisan masyarakat.
g. Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan serta masih rendahnya
pendidikan kaum perempu€rn (kualitas hidup perempuan).
h. Berubahnya gaya hidup masyarakat menjadi konsumtif dan materialistis.
i. Masih rendahnya produk hukum bagi anak yang bermasalah.
j. Masih rendahnya produk kebijakan yang mendukung program KLA.
k. Masih kurangnya jumlah SDM di SKPD pada Badan PPKB di
Kabupaten / Kota untuk mengembangkan KLA.
1. Masih rendahnya alokasi anggaran untuk kegiatan KI"A.
m. Belum optimalnya Gugus T\rgas KL,A di Kabupaten/Kota.
n. Masih kurangnya wawasan/pemahaman aparat penegak hukum tentang
KLA dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
sehingga kurang terbangunnya persamaan persepsi dalam pengembangan
KLA.
o. Masih kurangnya koordinasi dan kerjasama antar Provinsi, Regional,
Nasional dan Internasional dalam upaya pengembangan KLA.
p. Kurangnya keberpihakan/keterlibatan media massa memperkuat,
memperluas intensitas penyebaran informasi (edukasi) permasalahan KLA
kepada masyarakat.
q. Kurangnya keberpihakan/keterlibatan dunia usaha untuk penguatan
pemberdayaan masyarakat terhadap pendidikan dan ekonomi sebagai upaya
pengembangan KLA.
r. Semakin lemahnya fungsi lembaga ketahanan keluarga dan lembaga
masyarakat atau sikap permisif masyarakat.
s. Kurangnya keterlibatan peran tokoh masyarakat dan tokoh agama didalam
upaya pengembangan KLA.
t. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pendidikan jalur sekolah maupun luar
sekolah bagi kelompok rentan.
u. Sistem administrasi kependudukan dan keimigrasian belum memadai,
sehingga menyebabkan terjadinya penyalahgunaan identitas diri (KK, KTP,
Ali;te kelahiran dan pasport).
BAB II
ARAH KEBIJAKAN

A. Tujuan
1. T\rjuan Umum
Terwujudnya peningkatan efektifitas upaya pengembangan
Kabupaten/Kota Layak Anak yang dilakukan melalui Rencana Aksi Daerah
Provinsi Sumatera Utara dalam Pengembangan KabupatenlKota Layak
Anak (RAD-KLA).

2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak dengan
pelayanan yang memadai untuk pemenuhan hak-hak anak;
b. Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku dan perlindungan
hukum bagi saksi dan atau korban;
c. Membangun dan meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam upaya
pengembangan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara;
d. Terlaksananya keb{jakan lokal tentang pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak Provinsi Sumatera Utara;
e. Untuk meningkatkan komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha di kabupaten/kota dalam upaya mewujudkan pemb€rngunan
yang peduli terhadap hak, kebutuhan dan kepentingan terbaik bagi
anak;
f. Untuk mengintegrasikan potensi sumber daya manusia, keuangan,
sarana prasarana, metode dan teknologi yang ada pada pemerintah,
masyarakat serta dunia usaha di kabupaten/kota dalam mewujudkan
hak anak;
g. Untuk mengimplementasikan kebijakan perlindungan anak melalui
perumusan strategi dan perencanaan pembangunan kabupaten/kota
secara menyeluruh dan berkelanjutan sesuai dengan indikator KL,A;
h. Meningkatkan kapasitas masyarakat secara terpadu dalam
perlindungan anak;
i. Mengefektifkan upaya pengembangan partisipasi anak di masyarakat;
j. Menyediakan panduan bagr pembentukan wadah-wadah kelompok anak
guna mendengarkan dan menyuarakan pendapat dan harapan anak
sebagai bentuk partisipasi anak dalam proses pembangunan;
k. Penyebarluasan informasi tentang pentingnya partisipasi anak dalam
pengambilan keputusan;
1. Mening!<atkan kapasitas anak dalam mematrami permasalahan anak
dan hak-hak anak, proses penJ^rsunan keb{iakan, dan kapasitas dalam
pengorganisasian kelompok anak dan penyampaian aspirasi anak;
m. Memasukkan pandangan anak kedalam penJrusunan setiap kebijakan
publik yang terkait dengan atau mempunyai dampak terhadap
kepentingan dan kebutuhan anak, baik di tingkat nasional maupun
daerah;
n. Membangun dan meningkatkan koordinasi dan jejaring kerjasa:na
dalam upaya pengembangan KLA.
B. Sasaran
a. terlaksananya pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak di Provinsi
Sumatera Utara;
b. terintegrasinya hak dan perlindungan anak kedalam perencanaEul
pembangunan Kabupaten lKota;
c. terlaksananya penegakan hukum terhadap pelaku dan perlindungan
hukumbagi saksi dan atau korban dalam kasus kekerasan terhadap
anak;
d. terwujudnya peningkatan koordinasi dan jejaring kerjasama dalam
upaya pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak di tingkat
Nasional, Provinsi dan Kabupaten Kota;
e. terwujudnya pencatatan kelahiran dan kepemilikan akte kelahiran bagr
anak;
f. terciptanya sarana dan prasarana bermain dan bel4jar yang layak dan
aman bagi anak;
g. anak dapat berpartisipasi dalam pembangunan;
h. irnplementasi Peraturan Daerah Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2OL4
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak;
i. harmonisasi peraturan perlindungan anak level provinsi dengan
peraturan kabupaten/kota dan peraturan level nasional;
j. diperolehnya peta situasi permasalahan dan data kasus-kasus
kekerasan terhadap anak dan juga eksploitasi terhadap anak di
wilayah Sumatera Utara secara periodik;
k. adanya pusat pelayanan krisis untuk perlindungan, rehabilitasi,dan
reintegrasi sosial korban kasus kekerasan terhadap anak dan anak
yang berhadapan hukum;
1. terbangunnya kesadaran pejabat publik dan masyarakat untuk secara
bersama-sama melakukan upaya pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak di Provinsi Sumatera Utara;
m. tersedianya akses pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, sanitasi
yang sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan;
n. tersedianya lingkungan yang aman dan nyaman, sehingga
memungkinkan anak dapat berkembang, berekreasi, belqjar,
berinteraksi sosial, berkembang psikososial dan ekspresi budayanya;
o. tersedianya wadah bag anak-anak untuk berperanserta dalam
pengambilan keputusan yang berpengaruh langsung pada kehidupan
mereka;
p. terbentuknya Jaringan kerjasama (nefitorkingl dalam kemitraan antara
Provinsi dengan Pusat, Kabupaten/Kota dan juga kerjasama regional;
q. pengalokasian anggaran pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
dala:n APBD setiap tahunnya untuk rehabilitasi, reintregrasi sosial,
pencegahan dan implementasi kebljakan Kabupaten/Kota Layak
Anak, juga penggalangan dana dari para donatur yang tidak mengikat
untuk pelaksanaan rencana aksi;
r. adanya penumnan jumlah kasus kekerasan terhadap anak secara
bertahap serta meningkatnya jumlah kasus yang diproses ke
pengadilan;
s. mengembangkan sistem pembangunan partisipasi anak di tingkat
kelompok basis masyarakat;
t. adanya jaminan akses bag anak untuk memperoleh pendidikan,
pelatihan, kesehatan dan pelayanan sosial;
C. Strategi

Berbagai upaya pengembangan KLA yang dilakukan selama ini dirasakan yang
belum-efektif dan-m"idu."*. Untuk itu, perlu kegiatan-kegratan strategis
memifiki keluasan dampak diantaranya melalui:

a. penataal kelembagaan yang efektif untuk pengembangan KLA, dengan


i<erangka kerja sinergis untuk koordinasi, manajemen dan anggaran,
oleh kesekretariatan yang memadai;
dan didukung-korlit"s
b. peningtcatrrt sumber daya manusia dan kuantitas dana dalam
upaya pengembangan KI-A;
c. me*perUait<i Uasis informasi dan menciptakan sistem manqjemen data,
dengan mempertimbangkan pembentukan sebuah unit yang
dide-dikasikan Lntuk pengumpulan data KLA, termasuk monitoring
implementasi RAD-KLA;
d. *"mbangur. aliansi strategis dengan berbagai instansi atau sektor
terkait, serta pemangku kepentingan (stakehalders) untuk membangun
komitrnen ber-sama Jehingga RAD-KLA ini akan menjadi landasan bagi
pengambilan kebijakan ai Uiaang ekonomi, sosial, ketenagakerjaan,
perralaimo, kepariwisataa:l, kesehatan dan lain sebagainya.
e. meningftatkan kesepakatan dengan pihak legislatif agff setiap
p"rrgriUilrt kebijakan daerah mempertimbangkan kepentingan
pemenuhan hak dan perlindungan anak;
f. meningtcatkan koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga-
lembaga non-pemerintah dalam pencapaian KLA;
g. membirikan ruang partisipasi dalam perencanaErn, implementasi,
pengawasan dan evaluasi kebijakan khususnya yang menyangkut
kepentingan pemenuhan hak dan perlindungan anak;
h. menyusun Pros"dur Standar Pelaksanaan (PSP) dalam pengembangan
KLA.
i. menumbuhkan dan memaksimalkan perzul kepemimpinan
Kabupaten/Kota.
j. menglmbangkan pendidikan dan kesadaran publik mengenai visi baru
tentang anak.
k. melakukan analisis situasi anak secara berkelanjutan untuk advokasi,
perencanaan, monitoring dan evaluasi.
1. membuat laporan tahunan kabupaten /kota tentang pemenuhan hak
dan perlindungan anak.
m. membangun kemitraan dan memperluas aliansi untuk anak.
n. memberdayakan keluarga melalui kelembagaan dan program
pembangunan masyarakat.
o. memperkuat jaringan untuk pemantauan pelaksanaan perlindungan
anak dalam situasi khusus.
p. memperkuat peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan
penegakan hukum.
q. memberikan pengfrargaan kepada pimpinan daerah yang berhasil dalam
pengembangan KLA.

D. Pendekatan

Upaya untuk mengembangkan Kl,A dijalankan berdasarkan pendekatan


dan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang terkandung dalam instrumen-
instrumen internasional hak asasi manusia yaitu:

a. Kesetaraan dan non diskriminasi: tidak ada diskriminasi berdasarkan,


sukg ba4gsa, agama, batrasa, keyakinan politik, status migrasi, daerah
asal, dan kondisi anak;
b- Keadilan: memberi perhatian khusus pada kesejahteraan kelompok-
kelompok rentan dan yang terpinggirkan;
c. Partisipasi: upaya pengembangan KLA mengarah pada tingkat partisipasi
masyarakat, anak, dan memandang anak sebagai partisipan aktif dalam
mengembangkan KLA.

BAB III
PROGRAM KEGTATAN TAHUN 2OT7-242O

Rencana Aksi Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam pengembangan KI-A


dituangkan dalam Program Penguatan Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan Khusus
Anak mengacu pada 2 Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

I. Indikatorpenguatankelembagaan
II. Indikator 5 (lima) kluster hak anak yaitu:
a. hak sipil dan kebebaszrn;
b. lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif;
c. kesehatan dasar dan kesejahteraan;
d. pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya;dan
e. perlindungan khusus.
I. Indikator Penguatan Kelembagaan
Indikator
Walrtu Pelaksanaan Penanggu
No Isu Stategis Kegiatan Pelaksana
agJawab
Output 2016 2017 2018 20t9 2020
I Penyusunan Pembuatan Adanya regulasi v Dinas Dinas PPPA,
I berbagai peraturan mengenai PPPA Biro Hukum
I teui3atan daerah pengembangan setdaprovsu,
kabupaten/ kota Bappeda,
layak anak Perguruan
Tinggi, LSM,
Forum
anak, Durda
Usaha,
lnstansi
vertikal, dan
stakeholder

Pembuatan Adanya pergub Lrrnas Dinas PPPA,


peraturan tentang rencana PPPA Biro Hukum
gubernur aksi daerah setdaprovsu,
pengembangan Bappeda,
kabupaten/kota Perguruan
layak anak dan Tinggi, LSM,
pergub Forum
pergarusutamaan anak, Dunia
hak anak, Usaha,
peraturan tentang lnstansi
bentuk-bentuk vertikal, dan
perlindungan stakeholder
ktrusus terhadap lainnya
anak
Pembuatan Rekruhen a,l
Dinas Dinas PPPA,
keputusan angggota komisi PPPA Tim seleksi,
gubernur perlindungan DPRD
anak daerah provinsi,
provsu LSM,rumah
sakit,
psikolog
Dinas PPPA,
Operasional Adacya Bappeda,
Penguatan
kmbaga Gugus Tugas percePatan Dinas
KabuPaten/ pengembangan Pendidikan,
Kota LaYak kabuPaten kota Dinas
Anak layak anak di Kesejateran
sumatera utara n sosial,
LSM, Dunia
Usaha,
Instansi
Vertikal,
Forum Anak

Dinas PPPA,
Mendorong TerbentuknYa KPAD
pemerintah KPAD Provsu,
kabupatenl Kabupaten/Kota LSM, Dunia
kota di Sumatera Usaha,
membentuk Utara instansi
Komisi vertikal,
Perlindungan forum anak
Anak Daerah
(KPAD)
Dinas PPPA,
KPAD
provsu

Dinas PPPA,
Fasilitasi Terselenggarakan ForumAnak
Sekretariat nyakegiatan
ForumAnak selaetariat forum
Daerah anak daerah dan
Provinsi meninglatkan
Sumatera kapasitas dan
Utara dan jaringart
peninglatan kelembagaan
kapasitas forura anak
jaringan daerah
Dinas PPPA,
Fasilitasi TersedianYaTESA Dinas
pengadaan 124 dan Pusat Konrinfo,
telepon informasi LaYak Telkom,
sahabat anak Anak di Forum
(TESA) 124 kabupaten/Kota Anak,
dan pusat di Suoatera V2TP2A,
informasi Utara pemerintah
layak anak di Kabupaten/
Kabupaten/ Kota
kota di
Sumatera
Utara
Dinas PPPA,
PenJ,rusurran fersedianya SOP KPAD
Standar Koordinasi Provsu,
Operasional Lembaga LaYanan LSM, Dunia
Prosedur dalam Usaha,
(soP) Penanganan instansi
Koordinasi Kasus Kekerasan vertikal,
kmbaga forum anak
Layanan
dalam
penanganan
kasus
kekerasan
Dinas PPPA,
Penyusunan Tersedianya Data KPAD
Data Psikolog, Psikolog, Provsu,
Psikiater, Psikiater, LSM, Dunia
PendarnPing PendamPingan Usaha,
an untuk untuk Anak instansi
Aflak BerhadaPan vertikal,
BerhadaPan dengan Hukum forum anak
dengan (ABH) di
Hukum (ABH) Kabupaten/Kota
di Kabupaten/ se Sumatera
Kota Utara
Pembuatan Tersedianya Profl Dinas PPPA,
Profil Kekerasan KPAD
Kekerasan Terhadap Anak di Provsu,
Terhadap Provinsi LSM, Dunia
Anak di Sumatera Utara Usaha,
Provinsi instansi
Sumatera vertikal,
Utara forum anak,
BPS,
Bappeda,
Kepolisian,
kejaksaan

Penyusunan Tersedianya Data Dinas PPPA,


Data Lembaga kmbaga KPAD
Swadaya Swadaya Provsu,
Masyarakat Masyarakat (LSM) LSM, Dunia
(LsM) Pemerhati Anak, Usaha,
Pemerhati Lrmbaga instansi
Anak, Konsultan Anak, vertikal,
Lembaga dan lain-lain forum anak
Konsultan
Anak, darr
lain-lain

Penyusunan Tersedianya Data Dinas PPPA,


Data Pekeg'a Pekerja Anak; KPAD
Anak; Tindak Tindak Pidana Provsu,
Pidana Perdagangan LSM, Dunia
Perdagangan Orang (Traffiking); Usaha,
Orang Anak Berhadapan instansi
(Trafiking); dengan Hukum vertikal,
Anak (ABH); Anak forum anak,
Berhadapan Berkebutuhan BPS,
dengan Khusus (ABK); Bappeda,
Hukum (ABH); Kondisi Kepolisian,
Anak (formal/informal) kejaksaan
Berkebutuhan
Khusus (ABK);
Kondisi
(formal/
informal)

Penyusunan Tersedianya Data Dinas PPPA,


Data Panti Panti Sosial; Rumas
Sosial; Pusat Pusat Rehabilitasi sakit,
Rehahilitasi Mentsl; Rumah Rumah sakit
Mental; Sakit/Rumah jiwa, forrm
Rumah Sakit Jiwa/klinik anak,
Sakit/Rumah bappeda,
Sakit Jiwa/ BPS
Klinik

Rapat-Rapat Terlaksananya Dinas PPPA,


Koordinasi rapat-rapat BAo Hukum
dan Koordinasi dan setdaprovsu,
Konsultasi Ke Konsultasi ke Bappeda,
Luar daerah/ luar Perguruan
provinsi daerah/provinsi Tinggi, LSM,
Forum
anak, Dunia
Usaha,
Instansi
vertikal, dan
stakeholder
lainnya

Advokasi Meningkatnya Dinas PPPA,


Komunikasi jumlah sekolah Dinas
Informasi dan ramah anak, Pendidikan,
Edukasi (KIE) puskesrnas Dinas
untuk ramah anak dan Kesehatan,
pembentukan desa/kelurahan LSM, Forum
sekolah ramah anak Anak,
ramah anak, Pemerintah
Puskesmas kabupaten/
Ramah Anak Kota
dan
Desa/Kelurah
an Ramah
Anak di
Sumut

Pengembang Jumlah Dinas PPPA,


an Kabupaten/Kota Fasilitator
Perlindungan yang mendapat nasional
Anak terpadu Training of PATBM,
Berbasis Fasilitator (TOF) Fasilitator
Masyarakat dan pelatihan Provinsi,
{PATBM) di bagi aktivis kab/ kota,
kabupaten/ko PATBM Pemerintah
ta se Kab/Kota
Sumatera
Utara

Operasional Adanaya Tim Dinas PPPA,


tim gugus Gugus Tugas kepolisian,
tugas Perlirrdungan kejaksaan,
Perlindungan khusus, fasilitasi pengadilan,
Khusus Anak operasional gugus instansi
di Sumatera hrgas vertikal,
Utara Ferlindungan kementerian
Khusus Anak hokum dan
ham,
BAPAS, LSM
dan
Pemerintah
Kab/Kota

Dokumen atau Dinas PPPA,


kebijakan daerah Bappeda,
di bidang Biro
penguatan Keuangan,
kelembagaarrn Biro
PUI{A Hukum,
LSM, Dunia
Usaha,

a. Klaster Hak Sipil dan Kebebasan


Indikator Penang
Isu Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan gung Felaksar
Stategis
Output Outcomes 2016 20L7 2018 2019 2020 Jawab
Belum Peningkata - Persentase "i { ./ Biro Dukcapi
semua n Pelayanan anak yang pemeri Kota/
anak di Pencatatan teregistrasi ntahan Kabupat
Provinsi Sipil di dan umum Camat/
Sumatera kab/kota mendapat Lurah
Utara Pendataan kan Kutipan Badan
memiliki Akte Akta PPPA
akte Kelahtan Kelahiran Kabupat
kelahiran - data akte /Kota
kelahiran

Forum Meningfutny Dinas Dinas


Koordinasi a jumlah PPPA PPPA,Bi
percepatan anak yang pemerin
kepemifikan memiliki han,
akte kelahiran akte Bappeda
bagi anak di kelahiran Inspekto
suEatera t, dinas
utara kependu
ukan
provsu
dan
kabupat
/kota,
kanwil
kemenag
IBI, LSM
Forum
Anak

Data Dukcapi
Penyu.sunan
ProfilKependu informasi Kota/Ka
dukan Provsu kependuduka upaten
11
Camat/I
rahBada
PPPA
Kabupat
/Kota

Regulasi Harmonisasi Kemudahan


Pelayanan dan pelayanan Dukcapi
Kependud peninglatan kependuduka Kota/Ka
ukan pelayanan n upaten
kepndudukan Camat/
antara Lurah
registrasi
penduduk dan Badan
administrasi PPPA
kependuduka Kabupat
n /Kota

Dukcapi
KotalKa
Camat/
Lurah
Badan
PPPA
Kab/Kot

Dukcapi
Kota/Ka
upaten
Camat/
Lurah
Badan
PPPA
Kab/Kor

Kebijakan Menyusun Adanya Dinas


di Bidang berbagai kebijakan di PPPA,Bi
lcesejahter kebijakan di bidang Hukum,
aan dan bidang kesejahteraan Pergurur
perlindung kes{ahteraan dan Tinggi,
an anak dan perlindungan Akademi
perlindungan anak LSM,
anak Bappeda
Instansi
vertikal,
forum
anak

Sosialisasi Tersosialisasik Dinas


dan advokasi arulya PPPA,Bi
peraturan advokasi Hukum,
tentang peraturan Pergurur
kebijakan tentang TinCg,
kesejahteraan kebljakan Akademi
dan kesejahteraan LSM,
perlindungan dan Bappeda
anak perlindungan Instansi
anak vertikal,
forum
anak

Stake
holder
terkait,
dan
pemkab,
pemko
Sumut
Kerjasama/ke Dinas
mitraan lintas PPPA,
sektor/LSM/ Dunia
Dunia Usaha Usaha,
di bidang LSM,
Pemenuhan instansi
Hak Anak Vertikal,
pef8uru{

Masih Sosialisasi Terselenggara


lemahnya dan pelatihan nya sosialisasi
kapasitas tentang dan pelatihan
kelompok permasalahan
anak hak-hak anak
mengenai dan advokasi
hak anak pemenuhan
hak anak
kepada
kelompok
anak

Adanya media
inlornasi dan
komunikasi
sebagai
aspirasi dan
kreasi anak
Masih Melibatkan
terbatasny anak dalam
a kegiatan
partisipasi kajian tentang
kgtempok perlindungan
anak anak dalam
dalam perspektifhak
kajian dan anak
intervensi Memfasilitasi Adanya ./ rJ v
perlindung pengeBbanga rumusan
an anak n pendekatan model
anakke anak pendekatan
dalam anak ke anak
pencegahan, dalam
perlindungan, progrnm
pemulihan perlindungan
serta anak
reintergrasi
korban
melalui
kelompok
anak

Pandanga Sosialisasi Terlaksananya .J

n anak landasan kegiatan


belum hukum dan sosialisasi
dimasuld< kebijakan
an ke tentang
delam partisipasi
penjrusun anak kepada
an kalangan
kebijakan pemerintatr
publik dan lembaga
legislatif

Mereview Terlaksananya
rancangan review
kebijakan rancangan
yang kebijakan
berpotensi yang
merugikan berpotensi
kepentingan merugikan
anak dan dari kepentingan
segi anak
prosedural
tidak memberi
ruangbagr
anakurrtuk
memberikan
masukannya

Melakukan Terselenggara v { v v
temu nya temu
konsultasi konsultasi
anak untuk anak
membahas
fancEagan
kebijakan
yang akan
dibuat oleh
pemerintah
dan pihak
legislatif

Melakukan Terlaksananya
hearing atau hearing atau
lobi kepada lobi kepada
wakil rakyat wakil rakyat
untuk
menyampaika
n aspirasi
anak
Rendahn v Mengalokasik Teralokasikan
a an anggaran nya angtgalan
komihen untuk untuk
stakeholde memfasilitasi fasilitasi
r dalam partisipasi partisipasi
memfasilit anak di sektor anak
asi terkait
keterlibata
11
kelompok Memobilisasi Adanya
anak sumber daya kerjasama
dalam yang tersedia dengan donor
implement dari dunia internasional
asi, swasta dan mengenai
evaluasi, donor partisipasi
dan internasional anak
rerrcana untuk
tindak pengembanga
lanjut n partisipasi
perlindung
an anak

Berperann Memfasilitasi Terfasilitasiny


ya Komite pembentukan a
Anak Komite Anak pembentukan
sebagai Komite Anak
badan
konsultatif
independe
n untuk
memberi
masukan
kepada
pemerinta Memfasilitasi Terfasilitasiny
h guna penyusrulan a penJrusunan
pengemba rekomendasi rekomendasi
ngan komite anak
legislasi, dalam setiap
kebijakan, program
dan pengembanga
program n legislasi
menyangl
ut
perlindung
an anak

b. Klaster Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif


Penangg
Waktu Pelaksanaan uIrE Pelaksar
No Isu Stategis Kegiatan Output Jawab
2016 2017 2018 2019 2020
Linglungan Sosialisasi dan Terbentulrrya { I.siM I.SM
keluarga dan pembentukan kampung ramah
linglrungan kampung ramah anak di sejumlah
masyarakat anak kab/kota
yangbelum
mendukung Pengembangan Adanya a, a, a, a, LSM LSM
perlindungan kampung ramah peninglatan
anak anak di kab/kota jumlah kampung
ramah anak di
kab/kota

Pelatihan hak anak Mening[atnya { { { { Dinas Dinas


bagi kader dan pemahaman PPPA PPPA
masyarahat kader dan Kab/Kot
masyarakat
tentang hak anak

Penyusunan standar Adanya standar Dinas Dinas


perlindungan anak perlindungan PPPA PPPA
yang berbasis anakyang Kab/Kot
masyarakat berbasis
masyarakat

Penguatan pola asuh Mening!atnya Dinas Dinas


anak dalam keluarga pengetahuan PPPA PPPA,
lparentimg skill) di ora,igtua tentang Dinas
Sumatera Utara pola asuh anak sosial,
dalam keluarga LSM,
(parenting skill) di kanwil
Sumatera Utara kemenal
provsu,
kanwil
dan IIAII
Provsu,
Pengadil

Pmerintl
Kabupat
/Kota,
Forum
Pilot proyek Ketahanan Anak
pelaksanaan keluarga Badan
harikeluarga nasional kependu
ukan,
dinas
pendidik
n,
kemenag
Dinas dz
PP dan I
Koordinasi dan Terbinanya
pembinaan keluarga menjadi Badan
pelaksanaan kegiatan keluarga harapan kependu
program keluarga ukan,
harapan Dinas
kesejaht
aan sosir
kanwil
kemente
an agam
provsu,
Dinas
PPPA
Provsu,
Dinas
Kesehatl

Pemerinr
h
Kabupat
/Kota
Orieretasi teknis Pengu.atan PAUD
peningkatan berbasis keluarga Dinas
kapasitas pada pendidik
pem.ahaman program masyarakatdan
n Provsu
penguatan PAUD apao.at
Dinas
berbasis keluarga PPPA
(parenting) Provsu,
Kanwil
Kemente
an Agam
LSM,
Pemerinr
h
Kabupat
/Kota
Sosialisasi Aparat
Pengadopsian Dinas Dinas
pemerintah dan
anak/pengasuhan kesejaht kesejaht,
masyarakat eraan
anak aan sosi:
memahami
sosial Fengadil
peraturan dan
Provsu Tirrgg
mekanisme
adopsi
Uoum
pengangftatan dan
Agama,B
anak dan
pengasuhan anak nwil
Kemeter
n Agama
Dinas
PPPA,
LSM,
Pemerinl
h
Kabupat
/Kota
c. Klaster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Belum meratanya Kampanye Persentase Angka Dinkes


Balita di Sumatera persalinan di KematianBayi
Utara mendapatkan tolong oleh tenaga (AKB}
perlindungan atas kesehatan
kesehatan dasar difasilitas
kesehatan

Belum meratanya Mendorong Mening[atnya


pemerintah daerah kampanye jumlah anakyang
dalam memenuhi pemerintah daeah mendapatkan
hak kesehatan dasar kabupaten/kota layanan BPJS.
anak (BPJS) dalam pemenuhan
hak dasar
kesehatan anak

Dinkes

fuevalensi Dinkes
kekurangan gizi
pada balita

Dinkes

Dinkes

Menyusun kebliakan Membuat Terlaksananya Dinsos,


untuk tumbuh kebijakan, hal-hal Suasana yang Dinkes
kembanganakdan perilaku kondusif dalam
pencegahan penyakit oenyimpang anak proses tumbuh
atau masalah sosial seperti ngelem, kembang anak
spritus, bensin,
alkohol dsb

Meningkatnya
reproduksi, akses informasi Depag,
percegaha[ layanan kesehatan Dinsos
pernikahan dini, reproduksi,
dan HIV/AIDS. pencegahan,
pemikahan dinidan
Hrv/AiDS.

Kampanye Persentase jumlah Dinkes,


makanpn sehat sekolah yang Disdik,
untuk tumbuh menyajikan Balai
kembang anak makanan sehat di POM
kantin sehat (tidak
siap saji)
Menciptakan Adanya kebijakan
tempat- daerah kawasan Dinkes
tempat/kawasan bebas rokok di
publikyang bebas tingkat
asap rokok kabupatenlkota.

Pemantauan Tercegahnya anak


pengawasan eutu sekolah dari Balai
dan keamanan POM
makanan jajanan
makanan jajanan yang Provsu,
anak sekolah membahayakan dinas
kesehatan kesehat
an,
dinas
pendidi
kan,
dunia
usaha
Perencanaaa dan Implerrreatasi RAD
koordinasi Rencana Dinas Dinas
PG Provsu
Aksi Daerah Pertanian Pertani
pangan dan eizi /Badan an/B.ad
Provinsi Sumatera Ketahana €ltl
Utara {RAD PG) n Pangan Ketaha
provsu, nan
Pangan
Provsu,
Bapped
a,
Dinas
Kesehat
aII,
dinas
Pertern
akan,
dinas
kesejah
teraan
sosial,
Dunia
Usaha,
LSM,
Pemerin
tah
Kab/
Kota
Diklat tenaga Adanya tenaga
pelayanan sosial Dinas Dinas
professional,
bagi lembaga kesejatrte kesejah
pelayanan sosial
kesejahteraan raan teraan
anak sosial
sosial anak sosial,
Dinas
PPPA,
Bapped
A, LSM,
Dunia
Usaha,
Pemerin
tah
Kab/
Kota

Forum Dislrusi Meningkatnya Dinas Dinas


Grup (FDG) kesadaran dan pendidika Pendidi
Petugas usaha pengetahuan
kesehatan sekotah
n dan an,
petugas Usaha Balai
(UKS) dan Guru BaIai
Kesehatan Sekolah perlgal{/as pengaw
tentang makanan dan Guru tentang
jqjanan anak an obat asan
makanan dan dan
sekolah jajanan anak obat
makanan dan
sekolah yang am51r Provsu makana
dari peayakit bagi n
tumbuh kembong Provsu,
anak Dinas
PPPA,
Kanwil
Kement
erian
Agama,
MUI,
Dinas
Kesehat
an,
LSM,
Forum
Anak,
Pemerin
tah
Kab/
Kota
Sosialisasi Meningkatnya
raakanan J4ianan pema.heman aparat
Dinas Dinas
anak sekolah di pendidika Pendidi
dan masyarakat di
Kabupaten/Kota n dan Elrl,
kabupaten/kota
Balai Dinas
tentangjajanan pengawas
anak sekolah yang PPPA,
an obat Balai
aman bagi
dan pengaw
kesehatan
makArr4n asan
Provsu obat
dan
makana
1l
Provsu,
Kanwil
Kement
erian
Agama,
MUI,
Dinkes,
LSM,
Forum
Anak,
Pemerin
tah
Kab/
Kota
Orientasi Meningkatnya
Fasyankes swasta peran pelayanan Dinkes,
dalem pelaksanaan Dinas
swasta dalAm
peliayanan KIA PPPA,
layanan kesehatan
sesuai standar LSM,
ibu dan anak sesuai
standar Dunia
Usaha,
pemerin
tah
kab/
kota
Rapat koordinasi Terintegrasinya
LPILS dalam Dinas Dinas
pelaksanaan
pelaksanaan PIPA Kesehata kesehat
pencegahan
n a&,
{pencegahan penularan
penularan HIV/AIDS dari ibu Dinas
HIV/AIDS dari ibu kesejah
ke anak
Ke anak) teraan
sosial,
Dinas
pendidi
kan,
Kanwil
Kement
erian
agama,
LSM,
komisi
penang
gulanga
n HIV/
AIDS
Provsu,
Pemerin
tah
kab/
kota
Orientasi Meninglatnya
perencanaan pemahamsl d4lam Dinas
terpadu kesehatan perencanaan kesehat
ibu dan anak kesehatan ibu dan an,
anak Bapped
a,
Rumah
sakit
pemerin
tah/sw
asta,
IDI, IBI,
PKK
Refreshing Adanya kartu
pencatatan dan pencatatan Dinas
pelaporan pelaporan kesehat
kesehatan anak kesehatan anak an'
dengan Kohort rumah
sakit
pemerin
tsh,
PKK,
pemerin
tah
kabupa
ten/kot
a
Peningkatan Meningkatnya
kemampuan dokter kemampuan dokter Dinkes,
urrrum dalam umum dalam rumah
Pen4rgenafl bayi aenangani bayi dan sakit,
dan balita sakit balita PKK,
pemerin
tah
kabupa
tenlkot
a
Pednglatao Meninglatraya
kapasitas dan kemampuan tenaga Dinkes,
kemampuan tenaga PKK,
kesehatan dalam
kesehatan dalam penanganan ibu, pemerin
kelas ibu,bayi dan bayi danbdita sak)t tah
balita sakit kabupa
ten/kot
a
Pengembagan Terintegrasinya
integrasi posyandu posyandu denagr: Dinkes,
PAUD PAUD,
PAUD
Prc(,
pemerin
tah
kab/
kota
Meninglabrya
kesehatan $8r dan Dinkes,
mulut anak sekolah Disdik,
kemeter
ian
agama
Meningkatnya
Dinkes,
kesadaran institusi
pendidikan anak Disdik,
pemerin
pentingnya
kebersihan tangan
tah
kab/
kota
Koordinasi LPILS Terintegrasinya
dalam 1s1gL" peningfuatan usaha Dinkes,
peningkatan Usaha Disdik,
kesehatan sekolah
Kesehatan Sekolah (uKS) dinas
(uKS) kesejah
teraan
sosial,
pemerin
tah
kab/
kota
Pertemuan Terintegrasinya
Koordinasi LplLS peningkatan Dinkes,
dalam rangka pelayanan kanqril
peningkatan posyandu kement
posyandu erian
terintegrasi agama,
PKK,
pemerin
tah
kab/
kota
Jambore posyandu Terwujudnya
dngkat provinsi peningkatan Dinkes,
PKK,
kapasitas pengelola
posyandu LSM,
organis
asi
kewanit
iutn,
Disik,
pemerin
tah
kab/
kota
Pening|<atan Meninglatnya
kapasitas kapasitas Dinkes,
tatalaksana gizi tatalaksana gizi dinas
bunrk petugas kesejah
burukpetugas
kesehatan di kesehatan di teraa!
kabupaten/kota pemerintah sosial,
katrupaten/kota Dinas
PPPA,
PKK,
pemerin
tah
kabl
kota
Pendampingan Adanya
balita gizi buruk penanganzul Dinkes,
dinas
terhadap balita
penderita giziburuk kesejate
raan
sosial,
bapped
a, PKK,
LSM,
pemerin
tah
kab/
kota
Penyediaan Tesedianya
pemberian Dinas Dinas
makanan tambahan peternaka
makanan pertern
bagi anak sekolah n
tambahan anak akan,
sekolah (PMT-AS) Dinkes,
dinas
pendidi
kan,
dinas
pertani
anlbad
alt
ketahan
an
pangan,
LSM,
pemerin
tah
kab/
kota
Pertemuan Terwujud:eya
manajemen pengembangan Dinkes,
program gizi di IDI,
progr?m glzi bagr
kabupaten/kota dinas
anak di
kesejate
kabupatea/kota raan
sosial,
Dunia
usaha,
LSM
pemerin
tah
kabupa
ten/kot
a
Pelatihan Terbentuknya
pemantauan petugas gizr- untuk Dinkes,
pertumbuhan bagi pemantauan IDI,
LSM,
petugas gizi di pertumbuhan eiai di
kabupaten/kota pemerin
kabupaten/kota tah
kab/
kota
Penyediaan Tersedianya Dinas Dinkes,
makanan makanan pengganti kesehata
pengganti air susu dinas
air susu ibu (MP- n pertani
ibu (MP-ASIIbagi ASI) uotuk bayi dan
bayi6bulan-1 anlbad
balita an
tahun dan balita
(>1 tahun]
ketahan
pangan,
LSM,,
IDI, IBI,
PKK,
pemerin
tah
kab/
kota

Dinkes,
IDI

Penguatan Terwujudnya Dinas


aanajemen progra:aa g"i yang
kesehat
program gizi berkualitas an, IDI,
LSM,
pemerin
tah
kabupa
ten/kot
a
Bimbingan tekrris Terprogram eizi ke Dinles,
program gizi ke kabupaten/kota dinas
kab/kota pendidi
karr,
LSM,
pemerin
tah
kabupa
ten/kot
a
Pilot project Terbentuknya kota Dinas Dinkes,
pembentukan kota sehat kesehata pemerin
sehat n tah
kabupa
ten/kot
a, dinas
tata
kota,
dinas
tarukim
, badan
linglrun
8an
tudup,
dinas
pertama
nan

Dinkes,
dinas
pendidi
kan,
tah
kabupa
ten/kot
a, dinas
tarukim
, badan
lingkun
gzm
hidup
Pemantapan Terwujudnya
imunisasi lanjutan Dinkes,
imunisasi lanjutan
anak balita dan anak balite dan IBI,
anak usia sekolah PKK,
anak usia sekoilah
LSM,
dinas
pendidi
kan
pemerin
tah
kab/
kota
Pertemuan Tertata laksananya
penatalaksanaan Dinas
bayi premature dan
bayi prematur dal kesehat
bayi berat badan
bayi berat badan an, IBI,
lahir rendah di
lahir rendah di LSM,
rumah sakit
rumah sakit PKK,
pemerin
tah
kabupa
ten/kot
a
Pertemuan Peningkatan
peningkatan Dinas
layanan ibu drn
pelayanan rumah kesehat
bayi di rumah sakit
477,
sakit sayingibu
dan bayi IDI,IBI,
rumah
sakit,
pemerin
tah
kabupa
ten/kot
a
Kerjasama tenaga
Dinas
institusi kesehatan kesehat
dan masyarakat
an'
uretuk perrurunan LSM,
kematian ibu dan
Ormas,
anak IBI
Pilot project Mck di Terbentuk4ya mck
provinsi sumatera Diaas
di provinsi tarukim
utara sumatera utara
, dinas
kesehat
an,
badan
lingkun
gan
hidup,
dinas
pertama
nan,
pemerin
tah
kab/
kota
d. Klaster Pendidikan, pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni
Budaya

Perlunya
peningkatan
aksestabilitas dan
fasilitasi wajib
bela$ar 12 tahun

Meningfuatnya
profesionalitas
Dishub,
dinas
Guru PAUD PU,
daerah
disdik,
tertinggal dan pemerint
perbatasan
ah
kab/kot
a
Minimnya Sekolah
Raeah Anak di
SumateraUtara

Pembuatan Tersedianya
zona selamat
Dinas
salzlua zona perhubu
sekolah aman sekolah ngan,
dinas
PU,
dinas
pendidik
?lf,
pemerint
ah
kab/kot
a
Perancangan Adanya Dinas
program kebijakan pendidik
pendidi4<an pendidikan anl'
layanan layanan khusus Bappeda
khusus
, Dinas
PP dan
PA,
Forum
Anak,
PSGP/
PSW
Miaimnya ruang
ekqrresi untuk
pengembangan dan
pelestarian seni
budaya lokal

Terselenggarany
a lomba dan
festival
permainan
tradisional anak
Dinas Dinas
Pendidikan Mening!<atrrYa Pendidik Pendidik
dan life skill aksesABK arl an,
pelatihan dalam Dinas
keteramPilan pendidikan dan Tenrga
baei ABK pelatihan life Kerja,
skill LSM,
Dunia
Usaha,
pemerint
ah
kabuPat
en/Kota

Dinas Dinas
Jamboree ABK TerwujudnYa pendidik pendidik
jenjang SLB/ partisiPasi anak all all,
SDLB dan ABK dinas
SMPIB tingkat PPdan
provinsi PA,
dinkesso
s,
pemerkrt
ah
kablkot
a

Dinas
Gebyar TampilnYa budaya
budaya dalt budaya dan dan
seni siswa seni lndonesia pariwisat
Indonesia oleh anak a, dinas
(Gebunesa) pendidik
an,
forum
anak,
Dinas PP
dan PA

Dinas
Pelatihan Siswa SD, SLB perhubu
pembetajaran merrdaPatkan ngan,
alrlif, kreatif, layanan khusus dinas
efelrtif dsn pelatihan PU,
menyenangla pembelqjaran Disdik,
n (pakem) bagi aktif, kreatif, pemerint
pendidik efektif dan ah
jeajang menyenangftan kab/kot
SD/SLB a

Disdik,
peaerint
ah
kab/kot
a

Disnaker
Pembinaan Terfasilitasi trans
dan bantuan Anak Putus provsu,
remajaputusa sekolah dalam dinkesos
sekolah peningftatan
, disdik,
kemampuan life dinas
skill PPPA,
LSM dan
forum
anak

Pendukungan TersedianYa a,
sanggar- sanggar seni provsu,
sanggar seni budaya di dinkesos
budaya di kab/kota untuk , disdik,
kab/kota aksebilitas dinas PP
penyaluran dan PA,
bakat seni LSM dan
budaya anak forum
Disbudp Disbudp
Pameran dan TerlaksananYa ar AT
pergelaran pameraa dan provsu,
seni dan pargelaran dinkesos
Festival/karna Festival/Karnav , disdik,
val budaYa di al seni budaYa dinas PP
dalam dan dan PA,
diluar Provinsi LSM dan
forum
anak,
pemerint
ah
kab/kot
a

Dinas Disbudp
Lomba TerlaksananYa peadidik ar
mewamai, lomha EIII provsu,
melukis, baca mewarnai dinkesos
puisi, gerakan tingkat Taman , disdik,
cinta museum Kanak-Kanak, dinas PP
bagi anak Iombamelukis dan PA,
dan bacaPuisi LSM dan
Tingkat forum
SD,SLTP,SMA, arrak,
gerakan cinta pemerint
museum tingkat ah
SLTP, SMA, kab/kot
a

Dinas
Pelatihan TersosialisasinY pertania,
pengenalan a proses disdik,
padibagr pembibitanPadi LSM dan
siswa SLTA bagi siswa forum
etak,
peaerint
ah
kab/kot
a

Dinas
femUentutanT Mening!<atnYa PPPA,
penguatall Partisipasi anak Forum
forum anak anak,
daerah LSM,
Sumatera Dunia
Utara sebagai Usaha,
ranglaian Pemerint
memperingati ah
hari anak kabupat
nasional eolkota
ting[at
Provinsi
Sumatera
Utara
Forum Dinas
Penguatan MeninglatnYa Anak PPPA,
forum anak peran Forum Daerah Forum
daerah Anak Daerah Proviosi Anak
Kabupaten/Ko Kabupaten/Kot Srrmater daerah
ta a a Utara Provinsi
Sumater
a Utara,
Forum
Anak
Kabupat
en Kota
Provsu
Dinas
Jambore anak TerlaksanarrYa PPPA,
Provinsi jambore anak di Forum
Sumatera Sumatera Utara anak,
Utara LSM,
Dunia
Usaha,
Pemerint
ah
kabupat
en/kota

Dinas
Pembinaan Jumlah PPPA
dan Pembinaen, dan
Monitoring Monitoring dan stakehol
dan evaluasi Evaluasi se der
Programi Kegia SumateraUtara terkait
tan Pmenuhan
Hak Anak di
kabupaten/kot
a se Sumatera
Utara
Badan Dinas
Penambahan TersedianYa perpusta perhubu
eerpustakaan anak
koleksi buku dan kaan ngan,
perpustakaan fasilitas bacaac provsu dinas
layanan anak lainnya PU,
dan remaja dinas
pendidik
an,
pemerint
ah
kab/kot
a

Badart
Pengembanga Ter*dianya perpusta
n perpustakaan kaan
perpustakaan SD/MI, SLTP provsu,
SD/MI, SLTP, dan SLTA Dinas
SLTASumut pendidik
an
provsu,
Pemerint
ah Kab/
Kota

Badan
Pengadaan Adanya koleksi perpusta
Koleksi layanan kaan
Layanan perpustakaan provsu,
Terpadu terpadu dr Dinas
Perpustakaan sekolah pendidik
Sekolah {LTPS) an
provsu,
Pemerint
ah Kab/
Kota

Badan
Layanan perpusta
Terpadu kaef,i
Perpustakaan provsu,
Sekolah Dinas
pendidik
afl
provsu,
Pemerint
ahld.ab/
Kota

Badan
perpusta
kaan
provsu,
Dinas
pendidik
provsu,
Pemerint
ah Kab/
Kota

Anak Cerdas Dialog, RRI


penampilan Medan,
anak berbakat Dislsomi
nfo
Provsu,
Dinas
pendidik
an

Pendidikan Terpenuhinya pendidik


karakter bagi sifat-sifat an,
etika/moral dinkesos
bagi anak ,kemena
g, dinas
PP dan
PA
pemerint
ah
kab/kot
a

Kaderisasi siswa Dinas


SMA pendidik
an'
dinas
pemuda
dan
olahraga

Linglungan hidup Pembinaan Siswa Badan


pfogram memahami lingkung
sekolah pentingnya an hidup
adiwiyata kelestarian provsu,
lingkuagan dinas
hidup pendidik
an,
dinas
pariwisat
a, dinas
PU

Insinyur cilik Adanya Badan


provsu pemahrman lingkung
dalamkreasi pengolah.ar an hidup
daur ulang sampah oleh provsu,
sampah anak dinas
pendidik
an,
dinas
pariwisat
a, dinas
PU

e. Klaster Perlindungan Khusus

Waktu Pelaksanaan Penangg


Pelaksarr
No Isu Stategis Kegiatan Output ung
2016 2017 2014 2019 2020 Jawab
a
Tingginya Kampanye Persentase anak { Unit PPA
angka Pencegahan yangmengalami Poldasu
kekerasan Kekerasan kekerasan yang
terhadap anak terhadap anak memperoleh
(fisik, psikis, pelayanan
seksual,
traftcking Pembentukan tim Terbentuknya .J { .J { Dinas Dinas
,D.af?a, advokasi tim advokasi PPPA PPPA
peneliantaran perlindungan Perlindungan
Anal< dalam anak Anak
situasi
darurat
pencana alam Optimalisasi
dan konflik), gugirs firgas
eksploitasi kablkota laYak
ekonomi) snak

Pelatihan
pencegahan
kekerasan
terhadaP anak
pada masYarakat,
aparathukum &
pendidik

Dinas
Rapatkoordinas Terkorrlinasinya PPPA,
pencegahan dan upaya unhrk Kepotisia
penaflgzurarl mecegah dan n,
kekerasan menangani kejaksaa
terhadaP anak, kekerasan n,
pekerja anak, terhadaP, Kanwil
anak dalam pekerja anak, Kemenag
situasi darurat' anak dalam , dunia
serta tindalc situasi darurat usaha
pidana serta tindak LSM,
perdagangan pidana Organisa
orang perdagangan si
orang masyala
kat,
pemerint
ah
kabupat
enlkota,
forum
anak

BNN,
Pendidikan Anak terhindar dinas
damF* dari narkoba pendidik
penyalahgulaan all,
narkoba bagi forum
siswa SMA/anak anak,
dinas
PPdanPA
, LSM,
pemerint
ah
kab/kot
a

Dinas Dinas PP
Pelatihan Adanya data PPdanPA danPA,
pembahasan/ kasus anak BPS,
pencatatan kasus LSM,
(Case Conference) kemkum
ham,
kepolisia
n,dinkes
os,
disnaker
trans,
PJTKI,
BP2TKI
Disnaker
Pembinaan dan Korban
trans
pelatihan kekerasan
provsu,
keteramPilan bagi mendapatkan
dinkesos
korban tindak pelatihan
kekerasan keterampilan ,dinas
(life sldll) pendidik
a, LSM,
dunia
usaha,
forum
anak

Terlaksananya Dinas
bimbingan PPPA,
dan supervisi
tentang tekrris dan Kepotsia
pencegahan dan supervisi n,
penanganan di tentang Kejaksaa
bidang pencegahan dan an'
perlindungan penanganan di Kemente
khusus bidang rian
perlindungan Hukum
l*rusus dan
Ham,
LSM,
BAPAS,
Forum
Anak
kabupat
en/kota

Sosialisasi Meningkatnya Dinas


pemahaman PPPA,
kebljakan tefltang
petlindungarr aparat, Kepolisia
khusus di masyarakat n,
sumatera utara teotang Kejaksaa
perlindungan AIl,
khusus bagi Kemente
anak rian
Hukum
dan
Ham,
LSM,
BAPAS,
Forum
Anak
kab/kot
a

Kerjasana/kemitr Adanya Dinas


aan di Bidang kerjasama PPPA,
Perlindungan kemitraan di instansi
Ktrusus Anak perlindungan pemerint
(Penanganan anak dengan ah, LSM,
kasus/korban, lebaga-lembaga pergurua
pendampingan, terkait dengan n tinCg,
penganggaran, perlindungan dan
rehabilitasi, khusus bagi dunia
pemulangan dan anak usaha
pemantauaa
korban pasca
pemulangan)

Monitoring dan Adanya Dinas


evaluasi monitoring dan PPPA,
penerapan evaluasi instansi
kebiiakan penerapan terkait
perlindungan kebliakan
ktrusus anak di perlindungan
kabupaten/kota ktrusus anak di
se su-mat€ra utara kabupaten/kota
se sumatera
utara

Badarr
pen€mgg
ulangan
bencana,
dinkesos
PP
bencana di sumut thdakan danPA,
n kepentingan penyelamatan dinas
anak pendidik
diri dalm
bencana an, LSM,
pemerint
ah
kablkot
a, forum
anak

BPBD,
Peninglatan TerlatihnYa dinas
kapasitas Pehrgas petugas kesehata
kab/kota dalam kab/kota dalam n,
perawatan.. penanggulanga dinkesos
gangguanJrwa n gangguan jiwa , R$,
masyarakat anakkorban RSUD,
secara khusus bencana BPtsD
anak pada Pra, kab/kot
masa, dan Pasca a, LSM,
bencanra Psikolog,
forum
anak

BPBD,
Pembinaan TerlatihnYa dinas
manajemen SDM kablkota kesehata
bencana dalam n,
kab/l<ota' penangulanga dinkesos
n bencana
kab/kot
a, LSM,
forum
anak

BPBD,
Rapid hea-lth Tergambarkann dinas
as-sessment (RHA) ya aktivitas kesehata
pada k{adian manusiaPada 1l'
bencana saat kejadian dinkesos
berrcana
sehingga bisa kab/kot
menjadi bahan a, lSM,
perbaikan forum
maaajemerr anak
keadaan
bencana
Dinas PP
Pemutaram film Mengarangi dan PA,
keliling Pada trauma anak Diskomi
lokasi bencana korban bencana nfo,
dan daerah rawan dan pemefint
bencana meningkatkanP ah
emahanan kab/lota
dalam , LSM,
menglradaPi forum
bencana anak

Dinas PP
Aflak MeneraPkan Persentase dan PA,
Berhadapan restorative justice kasus anak Diskomi
dengan bagi anak berhadapan nfo,
Hukum bermasalah dengan hukum pemerint
dengan Hukum (ABH) yang ah
diselesaikan kab/1ota
dengan , LSM,
pendekatan forum
keadilan anak
restoratif
{restorative
justice) dan
diversi
Dinas
Sosial,
Dinas
PPPA
Dinas
PPPA,
Dinsos

Belum Penyusunan Profll Adanya profil Dinas


tersedianya Anak ABK provsu PPPA,
Data/Profil, Berkebutuhan pergurua
sar{rna Khusus (ABK) n tinggi
aksibilitas LSM,BPS
yang memadai ,Pemerin
bag anak tah
berkebutuhan Kabupat
khusus (ABK) err/Kota

Pilot project Adanya sarana Dinas Dinas


penyediaarr aksibditas pifiata ?arukim
aksebilitas bagunan/ ruang i PU,
bangunan bagi gedung bag pemuki Bappeda
penyandang cacat penyandang man
{ABK) cacat (ABK) Provsu/ Pemerint
PU ah
kabupat
en/Kota
dinas
Perhubu
ngan,
dinas
kesejaht
eraan
social

Penlr:sunan Meningkatnya Dinas Dinas


pengelolaan area ruang tata tarukim/
ruang terbuka terbuka hijau ruan8 PU,
hijau dan Badan
pemuki Lingkun
man/PU gan
Hidup,
Bappeda

Pertania
n, Dinas
Kehutan
ffi,
Dinas
PPPA,
Lsm,
Pergurua
n Tinggi,
Forum
Anak,
Pemerint
ah
kabupat
en/kota

A. Program Penyediaan dan Pengembangan Ruang Partisipasi Anak


Penanggung Jawab: Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provsu

T\rjuan : Meningkatkan kapasitas anak dalam memahani


permasalahan anak dan hak-hak anak, proses
pen5rusunan kebijakan, dan kapasitas dalam
pengorganisasian kelompok anak dan penyampaian
aspirasi anak.

Target/output:
1. Terbentuknya kelompok-kelompok anak beserta jaringan-
jaringannya,
2. Meningkatnya pemahaman anak tentang permasalahan
hak-hak anak dan proses advokasi kebijakan publik.
Masalah Kegiatan Indikator Walitu Pelaksanaan Penanggung Pelaksana
(situasi saat Ou@ut Outcomes 2015 zo 16 20t7 2018 20t9 Jawab
inil
Belum Mengindentifikasi Daftar Menjamin Dinkes sos Dinkessos
terbentuk dan melakukan kelompok anak prinslp non Disdik
nya penjangkauan berserta diskriminasi Biro/Dina
ksl6mpok- kepada semua perwakilan s PPAKB
kelompok kelompok anak sementaranya LSM
anak serta yang ada agar Kelompok
jaringan nya semuanya bisa Anak
di tingkat terwakili
nasional
dan daerah Memfasilitasi Terbentulooya Terwadahinya \J \l Biro/Dinas Biro/Dina
pembenttrkan kelompok- aspAasi anak PPAKB s PPAKB
kelompok- kelompok anak melalui Dinkessos
kelompok anak di tingkat kelompok Disdik
serta penJrusunan nasionaf dan anak LSM
ADIART-nya disetiap provinsi Kelompok
dan kab./kota Tersusunnya Anak
aturan main
Adanya dalam
Sekretariat berorganisasi
Forum Anak

Adanya AD/ART
Forum Anak

kmahnya Memfasilitasi Terbentuknya Suara anak Biro/Dinas BAo/Dina


kapasitas pembentukan jaringarr lebih mudah PPAKB s PPAKB
anggota jaringan ftsl6mFok anak didengar para Dinkessos
kelompok kelompok anak di di tingkat pengambil LSM/Orm
anak di tingkat nasional nasional keputusan as
bidang hak dan daerult sejumlah Meluasnya Sekolah
anak propinsi, pemahaman Kelompok
propinsi dan anak akan Anak
kabupaten/kota kerl'a jaringan

Sosialisasi dan Terselenggarany Anak sebagai BAo/Dinas Biro/Dtna


pelatihan tentang a sosialisasi dan narasumber PPAKB s PPAKB
permasalahanhak pelatihan dan m2mpu Dinkessos
-hak anak dan melakukan Disdik
proses advokasi advokasi LSM/Orm
kebljakan publik as
lnstansi
Sekolah
Kelompok
Anak
Memfasilitasi Terselenggarany Tersalurkanny Biro/Dinas Biro/Dina
pelaksanaan a semua a aspirasi dan PPAKB s PPAKB
kegiatan-kegiatan kegiatan Forum kreasi anak Dinkessos
Forum Anak Anak Disdik
(children centre, Bappeda
call LSM/Orm
centre/hotlineke as
mah, sarasehan, Instansi
dll. terkait
Sekolah
Kelompok
Arrak

Pelatihan Terselenggarany Adanya ./ Dinkes sos Dinkessos


fasilitator dan a kegiatan jaminan Disdik
pendamping anak pelatihan dukungan Biro/Dina
untuk orang fasilitasi s PPAKB
dewasa teknis LSM
kegiatan anak Kelompok
Anak
Pelatihan Dinkessos
kepemimpi nan Disdik
dan LSM
pengorganisasian Kelompok
bagi anak Anak

Diskominf
o
Disdik
LSM
Kelompok
Anak

Masih Melibatkan anak Rumusan Anak menjadi Biro/Dinas Biro/Dina


sangat dalam kegiatan kajian yang subjek dalam PPAKB s PPAKB
terbatasnya kajian tentang melitratlaa setiap Dinkessos
partisipasi perlindungan anak penelitian LSM/Orm
kelompok anak dalam tentang anak AS
anak dalam perspektif hak Jumlah kqjian Perguruan
studi dan anak yang Meluasaya TinCgt
Progem melibatkan perspektif hak Icmbaga
intervensi anak anak dalarr Perelitian
perlindu k4jian tentang Sekolah
ngan anak anak Kelompok
Anak

Memfasilitasi Adanya Terimplentasi BAo/Dina


pengemba ngan rumusan model kannya s PPAKB
pendekatan anak pendekatan pendekatan Dinkessos
ke anak dalam anak ke anak anak ke anak LSM
pencegahan, dalam prgg'am dalam Kelompok
perlindungan, perlindungan proSrzm Anak
pemulihan serta anak perlindungan
reintergrasi anak
korban melalui
kelompok anak

B. Program Pengarusutamaan Partisipasi Anak dalam Perumusan Kebijakan


Pubtk
Penanggung Jawab: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Provsu

T\rjuan Memasukan pandangan anak ke dalam penyusunan setiap


kebijakan publik yffLg terkait dengan atau mempunyai
dampak terhadap kepentingan dan kebutuhan anak, baik
di tingkat nasional maupun daerah.
Target/output:
Adanya inisiatif dan keterlibatan orang dewasa sebagai
pendamping dan fasilitator anak untuk memahami isu
partisipasi anak.
Masalah Kegiatan Indikator Walfir Pelaksanaan Penanggu
(situasi saat Ou@ut Outcomes 2At5 2AK zo77 201t 2419 ngJawab
ini)
Pandangan Sosialisasi lerlaksananya Terpahamin Biro Biro/Dinas
anak belum landasan hukum kegiatan ya hak PPAKB PPAKB
dima51{dss1 dan kebijakan sosialisasi partisipasi KPAID
ke dalam tentang anak di LSMIOrmas
penJrusunan partisipasi anak kalangan KelompokAnak
kebijakan kepada kalangan pemerintah
publik pemerimtab d.an dan anggota
lembaga dewan
legislative

Mereview Terlaksanarry Berkurangn Biro Biro/Dinas


r€urcangan a review ya / tidak PPAKB PPAKB
kebijakan yang rancangan adanya KPAID
berpotensi kebi.jakan kebijakan IfM/Ormas
mc-nrsikan van9 vens ddek KelomnokAnak
kepentingan anak
dan dari segi
prosedural tidak
memberi ruang
$egi anak untuk
memberikan
masukannya

Melakukan tenou Terselenggara


konsultasi arak Biro/Dinas
nya temu PPAKB
untuk membahas konsultasi KPAID
rancangan anak Dinkessos
kebijakan yang
Disdik
akan dibuat oleh LSM/Onnas
pemerintah dan
pihak legislatif Sekolah
KelompokAnak
Lembaga Doaor
Melakukan
Dinkessos
hearing atau lobi
LSM
kepada wakil KelompokAnak
ralryat untuk
menyampaikan
aspirasi anak

Penyelenggaraan
forum-forum anak Biro/Dinas
PPAKB
Dinkessos
LSM
Iembaga Donor
KelompokAnak
Dunia Usaha
Rendahnya Mengalokasikan Teralokasikan Adanya Bappeda
komitnnen anggara[ yang nya .mggaran ,rnggar€m Biro/Dinas
stakeholder tersedia untuk untuk rutin untuk PPAKB
dalam memfasilitasi fasilitasi memfasilitas
memfasilitasi partisipasi anak Dinkessos
partisipasi i partisipasi LSM/Ormas
keterlibatan di selrtor terkait anak anak di
kelompok Dunia Usaha
sektor
dalarr terkait
implementasi,

perlindungan

perlakuan salah

Memobilisasi MoU dengan Termobilisas Biro PPAKB


sumber daya donor ikannya Pemda
tersedia dari duni internasitiona sumber lnstansir/Lembaga
swasta, I mengenai daya dari terkait
intemasional pendampinga dunia
dialokasi se n partisipasi swasta dan
uotuk anak donor
pengembangur internasiona
partisipasi I
Perumusan
kebijakan
perlindungan
kalangan
bisnis ktrusu
sektor pariwisata
dunia usaha

Berperannya Memfasilitasi
Komite Anak pembeatukan a PPAKB
sebagai badan Komite Anak pembentukan Dinkessos
konsultatif Komite Anak
independen
LSM/Ormas
LPA
untuk
memberi KelompokAnak
DPRD
masukan
kepada
guna
pengembanga Memfasilitasi Terfasilitasiny Rumusan
n legislasi, LSM/Ormas
penJnrsunan a penyusunEur rekomendasi
kebiLjakan,
Instansi terkait
rekomendasi rekomendasi Komite Anak LPA
dan program komite anak menjadi KelompokAnak
menyangkut dalam setiap bahan DPRD
perlindungan progrAm penyusunan
anak dari pengemba ngan kebijakan
berbagai legislasi
perlakuan
salah

BAB IV
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

A, GUGUS TUGAS

Dalam implementasi RAD Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak


sangat kompleks, membutuhkan waktu, biaya, tenaga serta komitmen yang
tinggi. Upaya-upaya yang akan dilakukan sangat mempertimbangkan aspek
hukum, sosial dan budaya masyarakat. Gugus Thgas Provinsi Sumatera Utara
memiliki peranan strategis dalam mengkoordinasikan instansi terkait dan
stakeholders ditingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota.
Peran dan Tanggung Jawab Gugus Ttrgas Provinsi yang selanjutnya menjadi
kebijakan institusi adalah:
1. Menentukan dan Menetapkan Arah Kebijakan KabupatenlKota Layak Anak
di Sumatera Utara;
Penentuan arah kebijakan dilakukan melalui pemetaan dan kajian yang
cermat serta laporan perkernbangan dengan mempertimbangkan besaran
dan kompleksitas masalah. Hasil pemetaan, kajian dan laporan
perkembangan ini selanjutnya ditetapkan
sebagai tahapan program untuk
jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Kebijakan tahapan program
yang tersusun untuk selanjutnya didistribusikan kepada masing-masing
instansi terkait dan stakeholders.
2. Mengkoordinir instansi terkait dan stakeholders ditingkat provinsi dan
Kabupaten /Kota;
Instansi pemerintahan, aparat penegak hukum, Lembaga/organisasi
swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggr serta pihak-pihak d.an elemen
masyarakat lainnya tidak akan mampu menyelesaikan masalah
pelanggaran-pelanggaran dan pengabaian hak dan perlindungan anak
secara parsial dan sektoral. Akan tetapi dibutuhkan adanya kolaborasi
yang terpadu dan terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu, Gugus T\rgas
Provinsi memiliki peranurn yang sangat penting dalam mengkoodinasi dan
mensinergikan program dan kebijakan yang dimiliki oleh instansi/lembaga
terkait.
3. Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga, dunia usaha sebagai
mitra dalam mempercepat capaian RAD KLA. Menyadari berbagai
keterbatasan sarana dan prasarana, SDM dalam mewujudkan program
kegiatan pemenuhan hak dan perlindungan anak, maka kerjasama dan
bantuan teknis dari berbagai lembaga dan dunia usaha rliperlukan untuk
mendukung terlaksananya program aksi.
4. Advokasi Kebijakan Publik;
Gugus T\rgas KLA Provinsi berperan sebagai leading sector dalam
mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan terkait pemenuhan hak dan
perlindungan anak. Selain itu juga berperan mensinkronisasi kebijakan
nasional, regional dan internasional dalam keb{jakan lokal, sehingga
mampu mengoptimalkan pelaksanaan RAD KLA secara komprehensif.
5. Penguatan Kapasitas Publik;
Untuk meningkatkan kapasitas stakeholders dalam menjalankan fungsi
masing-masing institusi / lembaga, Gu gus T\rgas KLA Provinsi berkewaj iban
untuk memfasilitasi penguatan kapasitas institusi stakeholder terkait.
Upaya ini dapat dilakukan melalui pen5ruluhan, diskusi, pelatihan-
pelatihan dan sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan hak dan
perlindungan anak, sehingga secara bertahap tingkat kemampuan dan
pemahaman stakholders semakin terarah dan sinergis.
6. Melakukan Koordinasi dan Pertemuan Berkala;
Dalam upaya meningkatkan capaian (goals) pelaksanaan Rencana Aksi
Daerah Provinsi, Gugus T\rgas KLA Provinsi dapat melakukan koordinasi
dan pertemuan berkala dengan instansi terkait dan para stakeholder.
Upaya ini dilakukan baik melalui pertemuan /rapat koordinasi berkala
sesuai ketetapan bersama untuk mengetahui perkembangan implementasi
Rencana Aksi Provinsi yang dilakukan oleh Penanggung Jawab dan
Pelaksana program kegiatan RAD KLA dan Para Stakeholders minimal 1

(Satu) kali per triwulan, maupun koordinasi sesuai dengan kebutuhan.


B. STAKEHOLDERS
Dalam upaya pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak pihak-pihak
terkait berperan dan bertanggung jawab sesuai dengan fungsidan kewenangannya.

INSTITUSI PERAN YANG DAPAT DILAKUKAN


Gubernur Pembina
Sumatera Utara

Wakil Gubernur Pembina


Sumatera Utara

Sekretaris Penanggung Jawab


Daerah Provinsi
Sumatera Utara

Kepala Dinas Sebagai Ketua Gugus T\rgas mempunyai tugas antara 1ainj
Pemberdayaan a. mengkoordinasikan program kegiatan penanggung jawab
Perempuan dan dan pelaksana Rencana Aksi Daerah provinsi KLA;
Perlindungan b. melakukan asistensi dan supenrisi KLA sebagai bagian dari
Anak fungsi desentralisasi dan dekonsentrasi pada gugus tugas.
Setdaprovsu c. mengusulkan pendar:aar. implementasi Gugus Ttrgas dan
Program Rencana Aksi Daerah provinsi tentang
Pengembangan KLA dalam APBD setiap tahun anggaran.

Dinas Sebagai Ketua Sub Gugus T\rgas Bidang penaialtan


Pendidikan mempunyai tugas antara lain:
Provinsi a. menJrusun laporan berkala pelaksanaan Rencana Aksi
Sumatera Utara Daerah Provinsi sub gugus tugas bidang pendidikan;
b. melakukan pendataan terhadap anak-anak buta huruf dan
putus sekolah;
c. memberikan kesempatan anak-anak putus sekolah untuk
memperoleh akses pendidikan forman dan non formal;
d. melaksanakan program pendidikan luar sekolah untuk
tingkat pendidikan dasar 9 tahun dan SMU melalui kejar
paket A setara SD, paket B setara SLTP dan paket C setara
SLTA;
e. mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan bagr
anak;
f. mensosialisasikan pentingnya partisipasi anak datam
pembangunan kepada pendidik dan siswa;
g. melakukan pendidikan keterampilan (lifeskill) kepada
anak;
h. memberikan data dan laporan secara berkala ke
sekretariat gugus tugas Kabupaten/Kota tayak Anak di
Provinsi Sumatera Utara;

Dinas Sebagai Ketua Sub Gugus T\rgas Bidang Kesehatan


Kesehatan mempunyai tugas antara lain:
Provinsi a- mengkoordinasi pelaksanaan Rencana Aksi provinsi sub
Sumatera Utara gugus tugas bidang rehabilitasi kesehatan;
b. menJrusun laporan berkala pelaksanaan Rencana Aksi
Provinsi sub gugus tugas bidang rehabilitasi kesehatan
untuk diteruskan pada Gubernur Sumatera Utara;
C. memberikan pelayanan kesehatan secara gratis yang dapat
diakses bagr anak di puskesmas dan Rumah Sat<it
Pemerintah dengan alokasi dana yang tersedia;
d. memberikan pelayanan kesehatan secara gratis untuk
pemeriksaan infeksi Penyakit Menular Seksual (pMS) dan
HIV/AIDS yang dapat diakses bagi anak dengan alokasi
dana yang tersedia;
e, mengidentifikasi dan menanggulangi penyebaran infeksi
Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS;
memberikan pelayanan Visum Et Repertum secara gratis
bagi korban kekerasan terhadap perempu€ul dan anak di
rumah sakit pemerintah dengan alokasi dana yang
tersedia;
C'
D' memberikan data dan laporan secara berkala ke
sekretariat gugus tugas kabupaten/kota layak anak di
Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Sebagai Ketua Sub Gugus T\rgas bidang sosial mempunyai


Kesejahteraan tugas antara lain:
dan Sosial a. mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Aksi provinsi
Provinsi sub guglrs tugas bidang sosial kepada keluarga dan
Sumatera Utara masyarakat;
b. men5rusun laporan berkala pelaksanaan Rencana Aksi
Provinsi sub gugus tugas bidang sosial kepada keluarga
dan masyarakat utnuk diteruskan kepada Gubernur
Sumatera Utara;
c. pemetaan daerah-daerah yang memiliki kerawanan sosiar
dimana perempuan dan anak-anak rentan menjadi korban
kekerasan;
d. mendirikan pusat perlindungan dan partisipasi anak
secara terpadu dan mengalokasikan dana operasional
serta pemeliharaannya pada setiap tahun anggaran;
e. memberikan data dan laporan secara berkala ke
sekretariat gugus tugas Kabupaten/Kota Layak Anak di
Provinsi Sumatera Utara.

Biro Hukum Sebagai Ketua Sub Gugus T\rgas bidang fruhm mempunyai
Setdaprovsu tugas antaralain:
a. mengkoordinasi pelaksanaan Rencana Aksi provinsi sub
gugtrs tugas bidang hukum;
b. men5 rsun laporan berkala pelaksanaan Rencana Aksi
Provinsi sub gugus tugas bidang hukum untuk diteruskan
pada Gubernur Sumatera Utara;
c. memberikan pelindungan hukum pada hak-hak anak
sesuai ketentuan perundang-udangan;
d. menindak pelaku kekerasan terhadap anak sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam
rangka penegakan hukum;
f. memberikan data dan laporan secara berkala ke
sekretariat gugus tugas KabupatenlKota tayak Anak di
Provinsi Sumatera Utara;
g. sosialisasi dan penyuluhan hukum kepada masyarakat;
h. Mengalokasikan anggaran untuk sosialisasi dan
perlindungan hukum terhadap hak-hak anak.

Badan Sebagai Ketua Sub Gugus T\rgas perenc€ulaan mempunyai


Perencanaan tugas antara lain:
Pembangunan a. memasukkan program kegiatan pemenuhan hak dan
Daerah perlindungan anak dalam Rencana Strategis Daerah
Sumatera Utara (Renstrada) setiap tahun anggaran;
b. memberikan saran dan pertimbangan kepada gugus tugas
provinsi untuk memasukkan program rencana
pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak datam setiap
tahun anggaran;
c. memastikan SKPD yang tergabung datam gugus tugas
provinsi untuk memasukkan program, anggaran dan
kegiatan pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak
dalam Renja pada setiap tahun untuk dialokasikan dalam
APBD;
d. mengalokasikan dana untuk program Rencana Aksi
Daerah Provinsi dan Gugus Tlrgas provinsi
Kabupaten/Kota Layak Anak di Provinsi Sumatera Utara
dalam APBD pada setiap tahun anggaran.

Kantor Wilayah Sebagai Sub Gugus Ttrgas bidang sinkronisasi Hukum dan
Hukum dan HAM mempunyai tugas antara lain:
Ham Provsu a. mendorong, memotivasi terbentuknya gugus tugas KLA di
kabupaten /kota;
b. harmonisasi dan sinkronisasi berbagai bentuk peraturan
perundang-undangan serta kebijakan lainnya yang terkait
dengan pemenuhan hak dan perlindungan anak;
c. bantuan dan perlindungan hukum hak-hak anak;
d. penyuluhan hukum pada masyarakat tentang
perlindungan anak;
e. mengalokasikan anggaran untuk harmonisasi dan
sinkronisasi hukum; bantuan dan perlindungan hukum
$agi korban kekerasan terhadap anak serta penyuluhan
hukum pada masyarakat.

Biro Bina Sebagai Ketua Sub Gugus Tugas bidang Sosial


Kemasyarakatan Kemasyarakatan mempunyai tugas antara lain:
dan Sosial a. mengalokasikan dana untuk program Kabupaten/Kota
Setdaprovsu Layak Anak di Provinsi Sumatera Utara;
b. memfasilitasi organisasi sosial kemasyarakatan daram
melakukan pemberdayaan masyarakat yang ramah anak.

Dinas Sebagai Kefua Sub Gugus Tugas bidang Komunikasi aan


Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas antara lain:
Informatika a. melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi tentang
Provsu manfaat pengembangan kabupaten/kota layak anak serta
pentingnya partisipasi anak dalam pembangunan;
b. melakukan penga\Masan dan pembinaan terhadap media
massa dan elektronik dalam upaya pengembangan
partisipasi;
c. pengembarngan metode sosialisasi KIE kepada masyarakat
secara tepat melalui berbagai media massa dalam
pengembangan kabupaten /kota layak anak di provinsi
Sumatera Utara;
d. mengalokasikan anggaran untuk sosialisasi dan
penyebaran informasi tentang pentingnya partisipasi anak
dalam pengembangan kabupaten/kota layak anak di
Provinsi Sumatera Utara;

Kesbangpolimas Sebagai Ketua Sub Gugus Ttrgas bidang Kesbangpotimas


Lembaga mempunyai tugas antara lain:
Swadaya a. turut serta melakukan penyadaran dan penguatan kepada
Masyarakat, masyarakat untuk pemenuhan hak dan perlindungan
Organisasi anak;
Pemerhati Anak b. mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan publik untuk
dan Organisasi penegakan hak dan perlindungan anak;
Kemasyarakatan c. melakukan penyebarhrasan informasi melalui sosialisasi,
lainnya dialog interaktif, pencetakan booklet, poster, stiker, leaIlet,
brosur;
d. berperan dalam mendukung upaya perlindungan dan
rehabilitasi korban kekerasan dan eksploitasi anak;
e. melakukan peng!<ajian dan penelitian model-model
pendekatan pengembangan kabupatenf kota layak anak.

Balitbang Sebagai Ketua Sub Gugus Ttrgas bidang pengembangan darr


Provsu, penelitian mempunyat tugas antarala)n:
Perguruan a. melakukan kajian dan penelitian;
Tingg/ b. mengupayakan isu pemenuhan hak dan perlindungan
PSW/PSGA anak menjadi bagran dari kurikulum pengajaran;
c. melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi tentang
dampak pengabaian hak dan perlindungan anak kepada
mahasiswa di Perguruan Tinggi.

Pemerhati dan Sebagai Ketua Sub Gugus T\rgas bidang penyebaran informasi
Penulis pengembangan KLA mempunyai tugas antara lain:
Pemberdayaan a. sosialisasi, penyebaran informasi serta pengawasan
Perempuan dan terhadap upaya pengembangan KLA termasuk pengawasan
Perlindungan implementasi kebijakan dan peraturan perundang-
Anak (PsA), undangan;
Media Massa, b. sosialisasi serta pengawas€ul terhadap peliputan dan
Organisasi pemberitaan perkembangan implementasi kebijakan KLA
Media dan sesuai dengan prinsip jurnalistik dan hak-hak korban;
Organisasi c. pengembangan metode sosialisasi KIE kepada masyarakat
Insan Media secara tepat tentang pedoman pelaksanaan pengembangan
kabupaten /kota layak anak.

Instansi Lintas a. mendukung dan memfasilitasi upaya pengembangan


Sektor Lainnya kabupaten/kota layak anak di Sumatera Utara.
b. mengalokasikan anggaran dalam upaya pengembangan
kabupaten /kota layak anak.
BAB V
PENUTUP

KabupatenlKota Layak Anak merupakan upaya sistematis yang dilakukan


secara bersama antara Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usatr.a sec€rra terencana,
menyeluruh dan berkelaljutan dengan program kegiatan pemenuhan hak anak.
Kabupaten/Kota Layak Anak sebagai suatu system, tidak dapat berjalan dengan
baik apabila ada unsur yang tidak melakukan fungsinya.
Rencana Aksi Daerah Kabupaten/Kota Layak Anak sebagai suatu rencana
kerja yang dituangkan dalam program kegiatan untuk 5 (iima) tahun merupakan
instrumen yang diharapkan dapat mendorong setiap unsur baik pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha untuk melakukan upaya-upaya percepatan pemenuhan
hak dan perlindungan anak.
Sebagai rencana kerja, RAD KLA juga merupakan tolak ukur untuk menilai
peningkatan ataupun untuk mencapai capaian {Goals} dari program kegiatan dalam
mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak. Tiga unsur datam
mewujudkan K["A tersebut harus dipahami bahwa unsur pemerintah bukan hanya
unsur eksekutif tetapi juga di dalamnya legislatif, yudikatif dan unsur pemerintahan
lainnya demikian juga masyarakat datam arti masyarakat umum, LSM, Perguruan
Tinggi, unsur profesi lainnya dan bahkan anak itu sendiri. Dalam Rencana Aksi
Daerah Kabupaten /kota Layak Anak ini anak sangat berperan dalam pelaksanaan
dari pada program kegiatan yang dituangkan di dalam RAD KLA sebagai wujud dari
partisipasi anak sebagaimana telah diamanahkan oleh undang-undang perlindungan
anak, demikian juga unsur dunia usaha bukan hanya perusahaan-perusahaan
pemerintah, swasta bahkan asing yang ada di dalam provinsi Sumatera Utara atau di
Wilayah RI.
Rencana Aksi Daerah Provinsi Kabupaten/Kota Layak Anak baru merupakan
acuan dasar dalam rencana kerja 5 (lima) tahun ke depan dalam pengembangan
Kabupaten/kota Layak Anak di Sumatera Utara yang tentu masih banyak hal-hal
yang belum dapat diwujudkan ataupun dituangkan di dalam Rencana Aksi Daerah
Kabupaten/kota Layak Anak sehingga berbagai unsur tersebut diharapkan untuk
dapat mengembangkan program kegiatan dalam rangka mewujudkan pemenuhan
hak dan perlindungan anak didalam program kegiatan masing-masing.
Pemerintah Kabupaten/kota didorong untuk juga menyusun Rencana Aksi
Daerah Kabupaten/kota l-ay* Anak sesuai dengan amanah Peraturan Menteri
Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2}tl tentang
Panduan Pengembangan Kabupaten/kota Layak Anak hal ini juga merupakan
tahapan dari pada komitmen pemerintah kabupaten /kota dalam pelaksanaan,
implementasi kabupaten/kota layak anak. Program kegiatan yang telah disusun
dalam Rencana Aksi Daerah Provinsi di atas tidak akan dapat berjalan secara optimal
tanpa ada komitmen dan kepedulian dari pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
secara optimal. Untuk ini diharapkan
semua komponen agar secara terintegrasi
mempunyai rasa tanggung jawab sehingga apa yang menjadi tuJuan akhir dari pada
Kabupaten /kota Layak Anak untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
dimulai sejak dini yaitu mulai dari masa kandungan sampai dengan sebelum usia 18
tahun dapat terlaksana, sehingga kelak anak yang telah diupayakan pemenuhan
hak dan perlindungannya secara optimat kelak setelah menjadi dewasa dan menjadi
generasi penerus bangsa yang mempunyai kualitas yang dapat mempunyai daya
saing tinggi baik di tingkat nasional maupun global tidak hanya dari seg
intelektualnya tetapi juga dari karakter ataupun kepribadian dari generasi penerus
tersebut.
Demikian Rencana Aksi Daerah Provinsi Kabupaten/kota layak anak disusun
dengan harapan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan implementasi
pengembangan Kabupaten/kota Layak Anak di sumatera utara.

GUBERNUR SUMATERA UTARA,

ttd

TENGKU ERRYNURADI

Aslinya
UKUM,

Pembina Muda (IVlc)


NrP. 19590227 198003 1 004

Anda mungkin juga menyukai