Anda di halaman 1dari 32

TUGAS PAPER BAB I

MATA KULIAH PENDIDIKAN BELA NEGARA

Kelompok 4 :
1. Irham Dwi Leksono (20013010044)
2. Winda Ayu Nindhya (20013010045)
3. Nadira Querida Dinarzade (20013010054)
4. Rizky Embun Arifah (20013010063)
5. Fatma Aulia Wardani (20013010066)
6. Ruth Stephany Marbun (20013010069)
7. Vina Yulia Mita (20013010070)
8. Miya Wahyu Apriyani (20013010084)
9. Fikri Fajar Nugraha (20013010085)

Kelas G108
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya sehingga paper ini dapat diselesaikan
dengan baik dan sesuai dengan harapan kami. Paper ini disusun guna memenuhi tugas dosen
mata kuliah Pendidikan Bela Negara di UPN “Veteran” Jawa Timur. Kelompok kami berharap
agar paper ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai topik yang kami bahas.
Dengan maksud penyelesaian paper ini agar memenuhi tugas Pendidikan Bela Negara, kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Indrawati Y, MM.Ak, CA, CMA &
Oryza Tannar, S.Ak., M.Acc., Akt selaku dosen mata kuliah “Pendidikan Bela Negara”. Kami
ucapkan terima kasih juga terhadap teman-teman mahasiswa yang sudah ikut memberi kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan paper ini. Tugas paper
yang telah diberikan ini dapat menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan kami.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa di dalam penulisan paper ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran, kritik dan tanggapan yang
bersifat positif guna untuk penyempurnaan paper ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Surabaya, 4 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan Masalah.................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Pendidikan Bela Negara ............................................................... 3
B. Landasan Pendidikan Bela Negara ......................................................................... 4
C. Maksud dan tujuan pendidikan bela neagara ........................................................ 6
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 8
B. Saran .......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesadaran Bela Negara merupakan satu hal yang mendasar yang harus dimiliki oleh
setiap Warga Negara Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian hak dan kewajibannya
dalam upaya bela negara, dalam rangka menjaga keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia. Sikap bela negara perlu dilakukan siswa dan
ditanamkan dalam kehidupan siswa melalui pelajaran Pendidikan Bela Negara sebagai
pembinaan kesadaran bela negara sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan WNI yang
memahami dan menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan kewajibannya.
mengingat rendahnya pemahaman masyarakat terhadap makna Pancasila. Akibatnya
masyarakat Indonesia mengalami kesulitan dalam proses pengimplementasian nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui Pendidikan Bela Negara mahasiswa dapat memahami dan menunaikan hak
dan kewajibannya dalam kegiatan dirumah, di sekolah sampai dimasyarakat. bangsa
Indonesia ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian
dapat dicapai apabila masyarakat dan bangsa kita juga merupakan masyarakat dan bangsa
yang baik (good society and nation), damai, adil dan sejahtera, sebagaimana yang telah
diwasiatkan oleh para pendiri bangsa (founding fathers) dalam Pembukaan UUD 1945.
Pendidikan kesadaran bela negara memerlukan landasan-landasan yang jelas dan
kokoh, agar pelaksanaannya tepat sasaran. Landasan-landasan tersebut meliputi landasan:
yuridis, filosofis, historis, sosiologis, dan religius.
Maksud dari Pendidikan Bela Negara adalah sebagai cara untuk memberikan
pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara,
dengan menumbuhkan kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk bangsa dan
negara, serta memberikan kemampuan awal bela negara, baik psikis maupun fisik. Tujuan
Pendidikan Bela Negara adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki tekad,
sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut guna meniadakan
setiap ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan
yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Cara Mahasiswa Mampu Menggambarkan dan Menjelaskan Latar Belakang
Pendidikan Bela Negara?
2. Bagaimana Cara Mahasiswa Mampu Menjelaskan Landasan-Landasan Pendidikan Bela
Negara?

1
3. Bagaimana Cara Mahasiswa Mampu Menjelaskan Maksud dan Tujuan Pendidikan Bela
Negara?

C. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH


1. Agar Mahasiswa Mampu Menggambarkan dan Menjelaskan Latar Belakang Pendidikan
Bela Negara.
2. Agar Mahasiswa Mampu Menjelaskan Landasan-Landasan Pendidikan Bela Negara.
3. Agar Mahasiswa Mampu Menjelaskan Maksud dan Tujuan Pendidikan Bela Negara.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mengembangkan pendidikan yang berkaitan dengan materi buku ajar
Pendidikan Bela Negara.
b. Untuk memecahkan permasalahan pendidikan yang berkaitan dengan materi buku
ajar Pendidikan Bela Negara.

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi mahasiswa
1) Menambah pengetahuan tentang pendidikan bela negara.
2) Memotivasi siswa untuk memiliki wawasan bela negara.

b. Manfaat bagi dosen (pengajar)


1) Untuk menambah wawasan dosen dalam mengembangkan materi pendidikan
bela negara.
2) Sebagai wawasan dosen dalam memahami pentingnya pendidikan bela negara.

c. Manfaat bagi kampus


1) Untuk mengembangkan pendidikan bela negara pada mahasiswa.
2) Untuk memperbaiki penanaman pendidikan bela negara di kampus.

d. Manfaat bagi Pemerintah


1) Untuk membantu Pembinaan Moral Sikap Bela Negara melalui bidang
pendidikan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN BELA NEGARA


Tujuan nasional NKRI seperti tercantum pada Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan
umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam pencapaian tujuan
tersebut tentu saja tidak lepas dari ancaman dan hambatan. Oleh karena itu, ancaman dan
hambatan tersebut harus dihadapi secara langsung maupun tidak langsung. Sesuai dengan
UUD 1945 pasal 27 ayat (3) bahwa semua warga negara harus bisa melakukan bela negara.
1. Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut(Biro PSP Setjen Wantannas,2018). Warga memiliki kewajiban dalam
melaksanakan bela negara, tanpa memandang apapun. Kewajiban bela negara harus
dilakukan untuk kesejahteraan bersama. Seperti yang dikatakan (Abidin Z,dkk.,2014:3).
Dalam mengembang tugasnya setiap negara manapun di dunia memiliki 3 tugas yang
sama, yaitu:
a. Melindungi ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri
b. Mendukung dalam penyediaan berbagai pelayanan bagi kehidupan masyarakat serta
meningkatkan kemampuan warga dalam membemberantas kemiskinan.
c. Tidak memihak apabila terjadi suatu konflik dan menjadi peradilan bagi masyarakat.
Tiga hal tersebut merupakan tugas yang dilakukan negara untuk masyarakat demi
tercapainya cita-cita yang dimiliki negara.

2. Perlunya Pendidikan Bela Negara


Bela negara didalam suatau negara tidak bisa tumbuh dengan sendirinya dalam diri
setiap warga negara. Perlu upaya yang dilakukan agar sikap bela negara tersebut bisa
tertanam dan warga negara dapat mewujudkannya untuk kesejahteraan bersama. .
Diperlukan upaya-upaya sadar dan terencana secara matang untuk menanamkan dalam diri
warga negara landasan dan nilai-nilai bela negara sebagai berikut, yaitu : (a). cinta
terhadap tanah air, (b).sadar berbangsa dan bernegara, (c). yakin akan Pancasila sebagai
ideologi negara dan (d). rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia serta (e).
memiliki kemampuan awal bela negara (Abidin,Z.,dkk.,2014:3). Kelima hal tersebut
merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan bela negara dalam diri warga
negara.
Dalam perguruan tinggi, juga terdapat pendidikan bela negara yang diajarkan kepada
mahasiswa. Hal tersebut berguna untuk menyadarkan warga negara khususnya mahasiswa

3
yang merupakan pewaris negara untuk bisa membela negaranya. Menggerakkan warga
negaranya untuk berjuang mati-matian dalam melakukan pembelaan kepada negaranya
yaitu Indonesia. Tugas membela negara merupakan kewajiban semua warga negara, tidak
hanya pemerintah atau warganya tetapi semua warga negaranya.
Bela negara merupakan suatu upaya pertahanan agar bangsa ini jauh dari ancaman dan
terhindar dari hambatan yang ada. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan ketahanan
nasional yang sesuai dengan tubuh bangsa. Dalam upayanya bisa dilakukan secara fisik
maupun non fisik. Secara fisik, bela negara diartikan sebagai suatu upaya melakukan
pertahanan dari serangan yang berbentuk fisik. Sedankan, secara non fisik bisa dilakukan
dengan pendidikan, perbaikan moral, dan kesejahteraan bangsa.

B. LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN BELA NEGARA


Pendidikan kesadaran bela negara memerlukan landasan-landasan yang jelas dan kokoh,
agar pelaksanaannya tepat sasaran. Landasan-landasan tersebut meliputi landasan :
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa
peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan
hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat dalam
penyelenggaraan bela negara dan pendidikan kesadaran bela Negara diperlukan dasar-
dasar hukum sebagai landasan yuridis sebagai pedoman dan titik tolak
penyelenggaraannya. Dasar-dasar hukum tersebut adalah:
- Bela Negara
a. Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
b. Pasal 30 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945
c. Pasal 68 Undang-Undang R.I. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
d. Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang R.I. No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
e. Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara
- Pendidikan Bela Negara
a. Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
b. Pasal 3 Undang-Undang R.I. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional

2. Landasan Filosofis
- Upaya Membangun Kesadaran Bela Negara
Diatas telah dikemukakan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

4
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Tujuan-tujuan luhur tersebut didasarkan pada Pancasila sebagai
ideology dan falsafah bangsa dan negara dan Undang Undang Dasar 1945.
- Pendidikan kesadaran bela negara dari aspek ilmu filsafat.
Dalam konteks pendidikan kesadaran bela negara, ontologi meneropongi negara dan
nilai-nilai dasar bela negara. Nilai-nilai dasar bela negara, yaitu :
1) Cinta terhadap tanah air
2) Sadar berbangsa dan bernegara
3) Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4) Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
5) Memiliki kemampuan awal bela negara.
Nilai-nilai tersebut diteropong dan merupakan keutamaan-keutamaan hidup warga
Negara yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
- Aspek Epistemologis
Istilah “epistemologi” berasal dari bahasa Yunani “episteme” yang berarti
mendudukkan, menempatkan atau meletakkan sesuatu. Jadi, epistemologi merupakan
metode untuk menempatkannya menjadi suatu kenyataan yang lebih jelas dan terukur.
- Aspek Aksiologis
Aksilogi berbicara tentang manfaat dari “yang ada” itu untuk menghasilkan suatu
tindakan. Dalam kontek pendidikan kesadaran bela negara, yang ada itu adalah Negara
dan nilai-nilai dasar bela negara yang diberikan melalui proses pendidikan kesadaran
bela Negara.

3. Landasan Historis
Masa lampau negeri ini tidak lepas dari catatan hitam penjajahan, baik oleh Belanda
maupun Jepang. Kelahirannya sebagai suatu negara merdeka dan berdaulat, dengan nama
Negara Kesatuan Republik Indonesia, berlangsung dalam suatu rangkaianbertahap yang
berawal dari tahap perjuangan kemerdekaan dan memuncak pada momen proklamasi
kemerdekaan sebagai tahapan yang nmengantarkan bangsa Indonesia sampai pintu gerbang
kemerdekaan. Sejak awal kemerdekaan hingga era reformasi sekarang ini, peristiwa
sejarah sebagai wujud hak dan kewajiban bela negara itu dapat dikelompokkan
berdasarkan periodisasi sebagai berikut :
a. Periode 1945 – 1949, yakni perang kemerdekaan menghadapi Belanda yang ingin
kembali menjajah Indonesia.
b. Periode 1950 – 1965. Pada periode ini bangsa Indonesia mengalami berbagai bentuk
gangguan keamanan dalam negara.
c. Periode 1966 – 1998 atau periode Orde Baru

5
d. Periode reformasi sejak tahun 1998, tantangan kebangsaan Indonesia semakin maya
karena pengaruh arus globalisasi yang menuntut transparansi dan kehidupan bangsa
yang lebih demokratis.

4. Landasan Sosiologis
Landasan Sosiologis bagi pendidikan kesadaran bela negara bertumpu pada negara
sebagai kesatuan atau ikatan sosial terbesar yang memiliki kekuasaan tertinggi atas bentuk-
bentuk masyarakat lainnya, dan manusia (rakyat, warga negara) sebagai makhluk sosial
yang membentuk negara.

5. Landasan Religius
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada hakikatnya bukan negara agama dan juga
bukan negara sekular. Namun hampir seluruh rakyatnya menganut salah satu dari agama-
agama besar dunia, dan percaya akan suatu Wujud Tertnggi yang Esa. Oleh karena itu,
sejak awal para pendirinya mendasarkan bangunan bangsa dan negara ini di atas landasan
iman-kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dijiwai semangat kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan dan kesatuan bangsa, dan kerakyatan untuk menciptakan suatau
keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Oleh sebab itu, nasib bangsa dan negara ini ke
depannya, tidak bisa bertumpu semata-mata pada kekuatan duniawi dan manusiawi seluruh
rakyatnya, tetapi lebih-lebih harus bertumpu pertama-tama pada iman-kepercayaan yang
kukuh akan penyertaan Allah yang Maha Kuasa.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENDIDIKAN BELA NEGARA


1. Maksud Pendidikan Bela Negara
Maksud yang ingin dicapai dari pendidikan bela negara ini adalah untuk memberikan
pemahaman tentang hak dan ewajiban warga negara indonesia dalam upaya untuk
pembelaan negara, dengan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap tanah air, kesadaran
untuk berbangsa dan berbegara, serta yakin akan pancasila sebagai ideologi negara, dan
rela berkorban untuk bangsa dan negara indonesia. Selain itu juga pendidikan bela negara
ini bermaksud untuk memupuk semangat jiwa nasionalisme dan semangat membela
negara.

2. Tujuan Pendidikan Bela Negara


Selain maksud dari pendidikan bela negara diatas, pendidikan bela negara juga memliki
beberapa tujuan, yaitu :
a.) Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
b.) Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
c.) Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d.) Menanamkan rasa cinta pada bangsa dan patriotisme dengan kemampuan diri.
6
e.) Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
f.) Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
g.) Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
h.) Agar mampu memahami dan menghayati nilai-nilai bela negara.
i.) Agar dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai bela negara serta
mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Usaha pembelaan negara dan pertahanan keamanan negara sebenarnya bertumpu pada
kesadaran setiap warga negara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu
ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
membela pertahanan dan keamanan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan
bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan kelebihan negara dan
bangsanya. Di samping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan
segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.

B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan di atas maka Pendidikan Bela Negara dapat dilaksanakan
dengan baik jika semua warga negara paham akan pentingnya bela negara.
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan tugas paper ini, akan
tetapi pada kenyataannya, masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kebaikan penyusunan karya lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abidin.Z.,dkk.,2014.Buku Ajar Pendidikan Bela Negara.Surabaya:Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Biro PSP Setjen Wantannas.2018.Bela Negara:Pengertian, Unsur, Fungsi, Tujuan dan


Manfaat Bela Negara. Dipetik dari https://www.wantannas.go.id/2018/10/19/bela-
negara-pengertian-unsur-fungsi-tujuan-dan-manfaat-bela-negara/ pada 3 September
2021. Pukul 08.00 WIB.

Hasanah, Sovia. 2018. Arti Landasan Filosofis,Sosiologis dan Yuridis. Dipetik dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59394de7562ff/arti-landasan-
filosofis--sosiologis--dan-yuridis/ Pada 3 September 2021. Pukul 11.40 WIB.

Zulfikar, F. (2021, juni 11). Pengertian Bela Negara, lengkap dengan Tujuan, Fugsi, dan
Manfaatnya. Diambil kembali dari detik.com:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5601438/pengertian-bela-negara-lengkap-
dengan-tujuan-fungsi-dan-manfaatnya.

Siahaan, M. (2016). PERSEPSI SISWA TERHADAP SIKAP BELA NEGARA MELALUI


PEMBELAJARANPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELASIX SMPNASRANI 1
MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 (Doctoral dissertation, UNIMED).

9
TUGAS PAPER BAB III
MATA KULIAH PENDIDIKAN BELA NEGARA

Kelompok 4 :
1. Irham Dwi Leksono (20013010044)
2. Winda Ayu Nindhya (20013010045)
3. Nadira Querida Dinarzade (20013010054)
4. Rizky Embun Arifah (20013010063)
5. Fatma Aulia Wardani (20013010066)
6. Ruth Stephany Marbun (20013010069)
7. Vina Yulia Mita (20013010070)
8. Miya Wahyu Apriyani (20013010084)
9. Fikri Fajar Nugraha (20013010085)

Kelas G108
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya sehingga paper ini dapat diselesaikan
dengan baik dan sesuai dengan harapan kami. Paper ini disusun guna memenuhi tugas dosen
mata kuliah Pendidikan Bela Negara di UPN “Veteran” Jawa Timur. Kelompok kami
berharap agar paper ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai topik yang kami
bahas.
Dengan maksud penyelesaian paper ini agar memenuhi tugas Pendidikan Bela Negara,
kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Indrawati Y, MM.Ak, CA,
CMA & Oryza Tannar, S.Ak., M.Acc., Akt selaku dosen mata kuliah “Pendidikan Bela
Negara”. Kami ucapkan terima kasih juga terhadap teman-teman mahasiswa yang sudah ikut
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan
paper ini. Tugas paper yang telah diberikan ini dapat menambah dan memperluas wawasan
dan pengetahuan kami.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa di dalam penulisan paper ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran, kritik dan tanggapan
yang bersifat positif guna untuk penyempurnaan paper ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Surabaya, 5 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan Masalah .................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Tataran Bela Negara ................................................................................................. 4
B. Bela Negara dalam Sistem Pertahanan Negara ...................................................... 6
C. Hakikat Ancaman ...................................................................................................... 8
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga Negara terlebih
pada Pendidikan Bela Negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam
menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap
ancaman dari luar negeridan/atau dari dalam negeri, suatu negara tidak akan dapat
mempertahankan keberadaannya. Bangsa Indonesia yang memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 bertekad bulat untuk membela,
mempertahankan, dan menegakkan kemerdekaan, serta kedaulatan negara dan bangsa
berdasarkan Pancasila. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara serta
Undang-Undang Dasar 1945.
Berbagai Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) yang dihadapi setiap
bangsa terus mengalami perubahan seiring dengan situasi dan kondisi yang berkembang, tidak
terkecuali bagi Indonesia. Memasuki era milenium abad ke 21, dimana perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) sangat cepat dan canggih, serta perkembangan
globalisasi yang sangat dinamis, telah menimbulkan bentuk-bentuk AGHT yang semakin
kompleks, sulit diprediksi, dan cenderung semakin mengkhawatirkan dalam semua aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Ancaman yang dihadapi tidak hanya menyasar pada satu
dimensi, melainkan multidimensional yang saling terkait antarsatu dengan yang lainnya.
Komitmen kebangsaan tersebut dilandasi oleh sikap dan karakter bela negara dari setiap
lapisan masyarakat, yang berciri pantang menyerah, rela mati demi bangsa dan negara, serta
konsisten dan konsekuen terhadap cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. Untuk membangun
karakter warga negara yang memiliki ciri karakteristik di atas, maka diperlukan kesamaan
pemahaman dari seluruh komponen bangsa akan konsepsi bela negara, utamanya mengenai
nilai-nilai dasar bela negara, konsensus dasar berbangsa dan bernegara untuk persatuan dan
kesatuan bangsa, konsepsi kebangsaan, integritas moral, etika, dan supremasi hukum, serta
Kearifan dan keunggulan lokal untuk kesejahteraan masyarakat.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, telah diidentifikasi bahwa masalah penelitian
adalah:
1. Bagaimana cara mahasiswa mampu untuk mengimplementasikan nilai nilai dan bentuk
pembelaaan terhadap negara?
2. Bagaimana cara mahasiswa mampu mengatasi masalah ancaman dan gangguan yang
mungkin terjadi di indonesia?
3. Bagaimana pelaksanaan penanaman pendidikan bela negara terhadap para pemuda
terutama mahasiswa dalam pembelajaran pendidikan bela negara?

C. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH


1. Diharapkan Mahasiswa saat ini mampu dan mengerti akan pentingnya pembelaan
terhadap negara melalui pendidikan bela negara yang terdapat pada mata kuliah.
2. Menumbuhkan semangat juang dan cinta tanah air terhadap para pemuda pemuda
Indonesia terutama di kalangan Mahasiswa.
3. Diharapkan para pemuda pemuda Indonesia ini memahami apa dan bagaimana bentuk
ancaman yang terjadi terhadap negara, sehingga mereka akan siap ketika menghadapi
ancaman ancaman yang datang.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memberikan pemahaman dan pengertian mengenai pendidikan bela negara
sesuai dengan materi buku ajar Pendidikan Bela Negara.
b. Untuk dapat bisa para Mahasiswa ini mengimplementasikan segala bentuk
Pertahanan dan Pembelaan terhadap gangguan dan ancaman yang akan datang sesuai
dengan materi buku ajar Pendidikan Bela Negara.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Mahasiswa
1) Menumbuhkan semangat juang yang tinggi tentang Pembelaan terhadap Negara.
2) Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai seputar apa itu bela
negara.
b. Manfaat bagi Dosen

2
1) Menambah wawasan Dosen dalam mengembangkan ilmu lebih dalam seputar
pengetahuan bela negara.
2) Sebagai sarana dan upaya pembelaan terhadap negara melalui pengajaran
pendidikan bela negara.
c. Manfaat bagi Kampus
1) Memperbaiki kualitas mahasiswa dalam segala bentuk pembelaan kepada negara.
2) Menjadikan mahasiswa mahasiswa yang berkompeten dan berpatriotik sesuai
dengan UUD 1945 dan Pancasila melalui pendidikan bela negara di kampus.
d. Manfaat bagi Pemerintah
Mendukung upaya pemerintah terhadap para pemuda pemudi Indonesia khususnya
Mahasiswa untuk mencintai tanah air melalui pendidikan bela negara.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. TATARAN BELA NEGARA


1. Pengertian Bela Negara
Tidak perlu diragukan lagi bahwa “bela negara” merupakan persoalan penting bagi
kelangsungan hidup suatu negara-bangsa (nation states). Sejak terbentuknya Negara
modern, persoalan itu menjadi semakin terkait dengan banyak hal, mulai dari rasa
nasionalisme, semangat patriotisme, sampai dengan bagaimana aktualisasi bela Negara
dalam bentuk program (tindakan nyata).
Bela Negara juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu Negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok
atau seluruh komponen dari suatu Negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi
Negara tersebut.
Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara.
Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah
memberikan kehidupan padanya. Hal ini terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta
dalam upayanya mencari penghidupan.
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik secara
fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan
mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa.
Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk
menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam
negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Selain itu,
pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif
untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

2. Spektrum Bela Negara


Sebelum penjelasan tentang spektrum bela negara, perlu kita ingat apa itu spektrum.
Spektrum adalah suatu kondisi yang tidak terbatas pada serangkaian situasi tertentu
terhadap nilai-nilai, tetapi dapat bervariasi dan tidak terbatas dalam sebuah peristiwa yang
secara terus-menerus. Demikian juga dengan spektrum bela negara, dalam menghadapi
ancaman harus diketahui watak ancaman. Ketentuan perundangan yang berlaku, misalnya
UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, tersirat pemahaman ancaman secara
multidimensional, tanpa pembatasan apakah itu ancaman bersifat militer ataupun
nonmiliter. UU.RI.No.34 tahun 2004 tentang TNI, membatasi peran utama TNI untuk

4
menghadapi ancaman militer (bersenjata). Dengan adanya ancaman militer dan non-
militer, maka cara menghadapinya dikaitkan dengan struktur kekuatan pertahanan negara.
Ancaman militer dihadapi dengan membangun spektrum keras bela negara berupa
pelatihan dasar kemiliteran dan pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
serta sebagai anggota komponen cadangan dan anggota komponen pendukung pertahanan
negara. Namun spektrum keras ini dapat juga dilakukan oleh seluruh warga negara tanpa
harus ia menjadi anggota TNI. Bila suatau profesi benar-benar dibutuhkan oleh pertahanan
negara, misalnya dengan senjata konvensional, dan alat utama sistem senjata (Alutsista)
yang memerlukan keahlian tertentu merupakan wujud lain dari spektrum keras bela Negara
diluar menjadi anggota TNI.
Sedangkan implementasi menghadapi ancaman non-militer dilakukan melalui spektrum
lunak, yang dapat dilakukan dalam profesi masing-masing warga negara. Wujudnya
dilakukan dengan sungguh-sungguh memegang teguh etika profesi yang mencerminkan
dari sikap moral dan kesadarn profesionalismenya dalam mendukung politik kebangsaan
dan pertahanan.
Jadi spektrum bela negara sangat luas mulai yang paling halus sampai dengan yang
paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga sampai bersama-sama menagkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Bela negara semestinya tidak dipahami sebagai upaya
bersifat militer, apalagi semata-mata tugas TNI, selayaknya bela Negara menjadi
kewajiban segenap warga negara sesuai dengan kemampuan dan profesinya.

3. Esensi Bela Negara


Esensi adalah hakikat, inti atau hal yang pokok dari sesuatu. Kaitannya dengan bela
negara maka esensi bela negara adalah inti atau hal yang pokok dari bela negara itu sendiri.
Kita pahami bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara adalah : cinta terhadap
tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara,
rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara.
Maka setiap warga negara yang memahami dan mengahayati serta mengimplementasikan
nilai-nilai bela negara tersebut maka dia telah menghayati esensi bela negara.

4. Makna Bela Negara


Makna adalah arti atau maksud, dalam kaitannya dengan bela negara maka makna bela
negara lebih tepat bila digolongkan dengan makna luas yaitu arti yang lebih luas dari arti
(definisi) yang sesungguhnya. Ataupun dapat digolongkan dengan makna kontekstual yaitu
adanya hubungan antara arti (definisi) sesungguhnya dengan situasi yang menggunakan
arti tersebut. Bila bela Negara didefinisikan dengan “tekad, sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan negara” Maka

5
makna bela negara adalah sebagai panggilan konstitusional, nilai luhur yang mutlak perlu
dalam semua bidang kehidupan bangsa dan Negara dan, harus dimasyarakatkan dan
diberdayakan secara nyata.

5. Implementasi Bela Negara


Implementasi atau penerapan bela negara dilakukan oleh setiap warga negara dewasa
yang sehat jasmani dan rohani. Warga negara kita terdiri dari berbagai golongan dan
profesi. Dengan demikian implementasi atau penerapan bela negara perlu ada ketentuan
ataupun arahan yang jelas.
Kementerian Pertahanan sebagai instansi yang menyelenggarakan pendidikan atau
pembinaan kesadaran bela negara, mengklasifikasikan sasaran pembinaan dalam tiga
lingkup yaitu, pendidikan, pekerjaan dan permukiman. Dengan demikian maka
implementasi bela negara adalah dijadikan gerakan nasional pendidikan mencapai watak
dan kepribadian serta perilaku seganap warga Negara,
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara sesuai dengan pasal 9 ayat (2)
UU.RI.No. 3 tahun 2003 tentang Pertahanan Negara diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sesuai dengan
profesi dan, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib.

B. BELA NEGARA DALAM SISTEM PERTAHANAN NEGARA


1. Sistem Pertahanan Negara
Pasal 30 Ayat 2 dalam Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen kedua menyebut
bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan
dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) oleh TNI dan Kepolisian Negara RI
sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Pertahanan Negara sesuai
dengan pasal 30 UUD 1945 adalah resultante dari pasal 27 ayat (3) UUD 1945 (tentang
upaya bela negara). Kemudian lebih rinci diatur dengan UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara. Beberapa ketentuan pokok dalam undang-undang ini yang terkait
dengan bela negara antara lain :
Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara. Usaha pertahanan negara tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan adanya dinamika bentuk ancaman yang dihadapi.
a. Pertahanan Negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.

6
b. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumberdaya nasional lainnya serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dari segala ancaman.
c. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui :
1) Pendidikan Kewarganegaraan.
2). Pelatihan Dasar Kemiliteran secara wajib.
3). Pengabdian sesuai dengan profesi.
4). Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib.

2. Komponen-Komponen Pertahanan Negara.


Dalam sistem pertahanan semesta, maka pertahanan negara melibatkan seluruh
komponen pertahanan negara yang terdiri atas komponen utama, komponen cadangan dan
komponen pendukung.
a. Komponen Utama.
Komponen Utama dalam Sistem Pertahanan Negara adalah Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.
TNI Ketentuan tentang peran, fungsi, tugas pokok dan hal-hal yang terkait dengan
kedudukan TNI diatur dengan UU.RI.NO. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
1) TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang menjalankan
tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik Negara
2) Dalam sistem pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai :
 Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari
luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa.
 Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud tersebut di
atas.
3) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan, mempertahankan keutuhan
wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap bangsa dan negara.

7
b. Komponen Cadangan.
Komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen Utama. (pasal 1 ayat 6 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara). Namun sebagai gambaran keterkaitan dengan bela negara dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Komponen Cadangan dibentuk dengan tujuan untuk memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan TNI sebagai Komponen Utama dalam
upaya penyelenggaraan peratahanan negara untuk menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa
danri segala ancaman.
b) Komponen Cadangan merupakan salah satu wadah dan bentuk keikutsertaan
warga negara dan seluruh sumber daya nasional lainnya dalam usaha bela negara.
c. Komponen pendukung.
Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
(pasal 1 ayat 7 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahahan Negara).

C. HAKIKAT ANCAMAN
1. Pengertian Ancaman
Ancaman adalah sebuah usaha atau kegiatan, baik yang dilakukan di dalam negeri
maupun luar negeri dan dinilai membahayakan kedaulatan negara beserta keutuhan
wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

2. Perkiraan Ancaman
Dilihat dari geopolitik yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai negara yang terletak
diantara 2 Samudera (Pasifik dan Hindia) serta berada diantara 2 Benua (Asia dan
Australia) mengakibatkan terjadinya saling ketergantungan yang melibatkan kepentingan-
kepentingan tertentu pada kepentingan nasional dengan kepentingan negara lain serta
sebaliknya.
Melihat dari hal tersebut, maka ancaman dapat berbentuk ancaman keamanan
tradisional dan non-tradisional. Ancaman tradisional berupa agresi militer dari negara lain
diperkirakan kecil kemungkinannya terjadi diakibatkan adanya peran dari PBB yang
mengatur hal itu.

8
Sedangkan ancaman dari luar diperkirakan kemungkinannya lebih besar terjadi yang
mungkin berasal dari kejahatan lintas negara yang didalangi oleh pihak non negara atau
terkadang disebut globalis. Adapun beberapa kemungkinan ancamannya seperti :
Kejahatan Lintas Negara (Penyelundupan, penangkapan ikan illegal, perusakan
lingkungan, imigrasi gelap, dan pembajakan), Radikalisme, Terorisme, Separatisme,
Dampak Bencana Alam, Konflik Komunal.

3. Ancaman Militer
Ancaman ini dapat bersifat terorganisir dengan memakai beberapa komponen yang
mampu menggoyahkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa.
Selain itu, ancaman ini dapat pula bersumber dari militer atau kelompok bersenjata dari
negara lain yang sama sama memiliki kemampuan untuk mengancam suatu bangsa
tertentu.
a. Bentuk Ancaman Militer
Menurut UU no. 3 tahun 2002 pada penjelasan pasal 7 adalah sebagai berikut :
1) Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselatan segenap bangsa atau dalam
bentuk dan cara-cara,antara lain :
 Invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain, terhadap wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara, Negara Kesatuan
Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain .
 Serangan nunsur angkatan bersenjata negara lain terhadap terhadap unsur
satuan darat atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
 Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah NKRI
berdasarkan perjanjian yang yang tindakan atau keberadaannya bertentangan
dengan ketentuan dalam perjanjian.
 Tindakan suatu negara yang mengijinkan penggunaan wilayah oleh negara lain
sebagai darah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
 Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain utnuk
melakukan tindakan kekerasan diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
atau melakukan tindakan seperti tersebut diatas.
9
2) Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik yang mengunakan
kapal atau pesawat non komersial.
3) Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
4) Sabotase untuk merusak intalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan bangsa.
5) Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau
yang bekerja sama dengan terorisme dalam negara atau terorisme dalam negeri
yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
6) Pemberotakan bersenjata.
7) Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan
kelompok masyarakat bersenjata lainnya.

b. Strategi Pertahanan Militer


Sebagaimana diatur dalam pasal 7 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan TNI sebagai Komponen Utama didukung oleh Komponen Cadangan
dan Komponen Pendukung.
Agresi militer dihadapi menggunakan sistem pertahanan berlapis. TNI sebagai
komponen utama kemudian lapis diplomasi sebagai pertahanan non-militer
yangmana keduanya sama-sama merupakan lapis pertama pertahanan negara. Lapis
diplomasi dilakukan disertai dukungan oleh lapis perlawanan tidak bersenjata dan
lapis pertahanan militer serta apabila diperlukan pasukan tambahan dapat
menyiagakan Komponen Cadangan melalui mobilisasi. Dalam melaksanakan
pertahanan mengadapi ancaman, TNI menerapkan dua jenis operasi yakni Opersai
Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

c. Operasi Militer Perang


OMP alias Operasi Militer Perang merupakan tindakan pengerahan kekuatan TNI
guna melawan militer negara lain disaat terjadi agresi maupun konflik bersenjata
terhadap Indonesia namun didahului dengan pernyataan perang dan mengikuti
hukum perang internasional

d. Operasi Militer Selain Perang


Pasal 7 ayat (1) UU RI No.34 Tahun 2004 tentang TNI menyatakan bahwa tugas
pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan
10
wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945, serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.
Keterkaitan TNI dalam melaksanakan tugas pokok melalui operasi militer selain
perang (OMSP) antara lain :
 Mengatasi gerakan separatis bersenjata
 Mengatasi pemberontakan bersenjata
 Mengatasi aksi terorisme
 Mengamankan wilayah perbatasan
 Mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis.

4. Ancaman Non Militer


Dapat didefinisikan sebagai ancaman yang bersifat non militer yang dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa .
a. Bentuk-bentuk Ancaman Non Militer
Bentuk ini digolongkan kedalam ancaman yang berdimensi Ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, informasi dan teknologi, serta keselamatan umum. Bentuk-
bentuk ancaman non militer dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
 Berkaitan langsung dengan dengan pertahanan negara
 Tidak berkaitan langsung dengan pertahanan negara
Namun seiring berkembangnya zaman globalisasi, tentu mempengaruhi karakteristik
ancaman dengan munculnya isue-isue keamanan baru, yang diantaranya beraspek
maya, dikenal dengan istilah cyber –war atau the brain-war, seperti perang selisih
keunggulan, perang daya cipta dalam percaturan ekonomi, tekhnologi dan ilmu
pengetahuan.
Bentuk Perang dalam Era Globalisasi adalah perang informasi, perang ekonomi,
perang budaya, perang politik bahkan perang peradaban.

b. Perkembangan Global, Regional dan Nasional.


1) Perkembangan Global.
Globalisasi serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya di bidang
Informasi, komunikasi dan transportasi telah merubah tatanan kehidupan
masyarakat dunia dimana kini informaasi dapat dengan mudah dan cepat

11
menyebar kemanapun. Kondisi tersebut berpengaruh pada bidang sosial, budaya,
iptek, ideologi, politik, ekonomi dan juga pertahanan keamanan.yang tidak
mungkin untuk dihindari.
2) Perkembangan Regional
Selain mempengaruhi secara global, globalisasi juga mempengaruhi kondisi
regional. Interaksi kehidupan masyarakat akan semakin kuat sehingga akan terjadi
perubahan kultur sesuai dengan intensitas kehidupan dimana pengaruh negara-
negara yang lebih maju akan lebih kuat sehingga sejalan dengan perkembangan
tersebut maka mobilitas masyarakat akan semakin tinggi pula di suatu regional.
3) Kondisi Nasional
 Aspek Geografi
Terletak terletak diantara 2 benua dan 2 samudera. Selain itu, negara ini juga
merupakan negara kepulauan. Faktor negara dengan ribuan pulau yang
dihubungkan oleh laut tentunya rawan menimbulkankan disintegrasi bangsa.
Kerawanan sosial tersebut diakibatkan oleh bedanya karakteristik masyarakat
serta perbedaan daerah baik wilayah, infrastruktur, sumber daya, dan kekayaan
alam masing-masingnya.
 Aspek Demografi
Jumlah penduduk yang besar, persebarang penduduk tidak merata, kualitas
SDM rendah, tinggi nya kemiskinan, rendahnya pendapatan, ketidakmampuan
bersaing, dan mudah diperalat oleh tokoh / elit politik untuk kepentingan
pribadi maupun golongan.
 Aspek Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia terbilang cukup melimpah baik hayati dan non
hayati. Walau masih belum dapat diberdayakan secara optimal namun
kedepannya harus dipelihara dan dikembangkan dengan optimal dan lebih baik
lagi guna mendukung kepentingan nasional.
 Aspek Ideologi
Pancasila yang merupakan dasar negara dan alat pemersatu bangsa Indonesia.
Ideologi Pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok
tertentu yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas.
Apabila hal itu tidak ditangani maka rawan menimbulkan disintegrasi bangsa.
 Aspek Politik
Ancaman ini dapat bersumber baik dalam maupun luar negeri. Adapun dari
faktor luar seperti tekanan politik, intimidasi, provokasi, dan pelemparan isu

12
politik. Sedangkan faktor dari dalam seperti kekuatan massa untuk kepentingan
politik tertentu.
 Aspek Ekonomi
Ancaman yang berdimensi ekonomi dikelompokkan jadi dua yaitu internal dan
eksternal. Ancaman internal berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur tidak
memadai, penetapan sistem ekonomi yang belum jelas. Eksternal berbentuk
indikator kinerja ekonomi yang buruk, daya saing lemah, ketidaksiapan hadapi
era globalisasi dan tingkat ketergantungan yang tinggi.
 Aspek Sosial Budaya
Ancaman sosial budaya dari sisi internal dikuatkan oleh isu-isu kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan. Sedangkan ancaman dari luar
muncul sejalan dengan dinamika era globalisasi. Masuknya nilai-nilai budaya
dari luar negeri sulit dibatasi sehingga berpengaruh pada nilai-nilai di
Indonesia.
 Aspek Pertahanan dan Keamanan
Bersifat multidimensional yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Demikian pula sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk
ancaman yang bersifat multidimensi yang bersumber dari permasalahan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

c. Tantangan di abad 21
1) Pada Lingkup Global
Hingga saat ini, dunia masih berkutat dengan isu-isu tradisional seperti sengketa
perbatasan, perlombaan persenjataan atau proleferasi senjata nuklir dan senjata
pemusnah massal. Kekuatiran dan ketidakpastian yang melanda bangsa-bangsa di
dunia menjadi semakin kompleks dengan timbulnya isu keamanan baru seperti
terorisme, konflik antar etnis, pembajakan, dan kriminalitas lintas negara.
2) Pada Lingkup Regional
Beberapa isu di lingkup global non tradisional juga menjadi isu utama di lingkup
regional. Selain itu, konflik yang sering terjadi seperti yang menyangkut klaim
teritorial, jalur komunikasi laut dan jalur perdagangan melalui laut.
3) Pada Lingkup Domestik
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di lingkup Global dan
Regional. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menjadi tantangan di lingkup
domestik antara lain, akibat kemajemukan suku bangsa, situasi ekonomi yang

13
menyebabkan beban hidup semakin berat, serta faktor politik dan sosial. Hal ini
dikhawatirkan dapat mengganggu kestabilitasan domestik.

d. Pertahanan Non Militer dan Pembinaannya.


Sebagaimana diatur dalam pasal 7 UU.RI. No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-militer
menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama,
sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh
unsurunsur lain dari kekuatan bangsa.
Warga negara yang memiliki kesadaran bela negara dapat mengabdikan dirinya
sebagai Komponen Cadangan dan dikembangkan secara bertahap dan berlanjut
sampai mencapai kekuatan yang proporsional. Komponen cadangan terdiri atas
warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana
nasional yang telah disiapkan. Sedangkan Komponen Pendukung terdiri atas warga
negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana dan prasarana.

e. Pembinaan Kekuatan Pertahanan Non-militer.


Dalam konteks non militer, penerapannya dapat bentuk diplomasi, pelayanan publik,
meningkatkan daya saing dalam ekonomi, memperkuat ikatan sosial budaya,
menjaga ketersediaan pasokan energi dan jaminan beroperasinya sistem distribusinya
secara baik, fasilitas umum dan kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat, serta jaminan keamanan sosial.
Kesemestaan yang merupakan sifat Sistem Pertahanan Negara (Total Defence) dalam
konteks pertahanan negara mempunyai dua fungsi, yaitu dalam bentuk Pertahanan
Militer (Military Defence) dan Petahanan Non-militer (Non Militery Defence) yang
dilaksanakan TNI meliputi fungsi Operasi Militer Perang (OMP / War) dan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP / Other Then War). Untuk pertahanan non-militer
dibentuk Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung guna memperkuat
Komponen Utama, sedangkan Petahanan Sipil (Civil Defence) untuk menghadapi
ancaman non-militer.

14
Adapun visualiasi kesemestaan pertahanan negara, sebagai berikut :

Pertahanan Semesta

Militer Non Militer

Operasi Militer Operasi Militer Selain Kekuatan Pertahanan Sipil


Perang Perang Non-Militer
 KAM Publik
 Atasi separatis  KomCad  Tanggulangi
 Atasi  KomDuk Bencana
pemberontakan  OPS
 Atasi terorisme Kemanusiaan
 Pam perbatasan  Bantuan
 Pam obvitstrat Sosial
 Misi perdamaian  Ekonomi
dunia
 Bantu pemda
 Bantu polri
 PAM tamu negara
 Tanggulangi
bencana
 SAR
 PAM penerbangan
atau pelayaran
 Bantu binpotnas

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Usaha pembelaan negara dan pertahanan keamanan negara sebenarnya bertumpu pada
kesadaran setiap warga negara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu
ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
membela pertahanan dan keamanan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan
bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan kelebihan negara dan
bangsanya. Di samping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan
segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.

B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan di atas maka Pendidikan Bela Negara dapat dilaksanakan
dengan baik jika semua warga negara paham akan pentingnya bela negara.
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan tugas paper ini, akan
tetapi pada kenyataannya, masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kebaikan penyusunan karya lainnya

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Z.,dkk.,2014.Buku Ajar Pendidikan Bela Negara. Surabaya : Universitas


Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Biro PSP Setjen Wantannas.2018.Bela Negara:Pengertian, Unsur, Fungsi, Tujuan dan
Manfaat Bela Negara. Dipetik dari https://www.wantannas.go.id/2018/10/19/bela-
negara-pengertian-unsur-fungsi-tujuan-dan-manfaat-bela-negara/ pada 3 September
2021. Pukul 10.38 WITA.
Kementrian Pertahanan,2012.KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN
PERTAHANAN NEGARA. Dipetik dari https://www.kemhan.go.id/ppid/wp-
content/uploads/sites/2/2016/10/Permenhan-Nomor-16-Tahun-2012-Lampiran.pdf
Pada 3 September 2021. Pukul 09.00 WIB.
Muladi, Diah Sulistyani. 2019. Operasi Militer Selain Perang. Dipetik dari
http://medianotaris.com/operasi_militer_selain_perang_berita365.html. Pada 3
September 2021. Pukul 13.47 WITA.
Perpusnas, 2021.Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Dipetik dari
https://www.perpusnas.go.id/artikel-dan-opini-
detail.php?lang=id&id=210309035926mAq79FL1E4 Pada 3 September 2021. Pukul
09.00 WIB.
Prawiro. 2019. Pengertian Ancaman: Arti, Jenis-Jenis, dan Contoh Ancaman. Dipetik dari
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-ancaman.html. Pada 3 September
2021. Pukul 03.42 WITA.

17

Anda mungkin juga menyukai