Oleh :
Sucita Alifadindah
(B2019001)
A. PENGERTIAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan
yang menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik)
dan atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo 201)
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016)
B. ETIOLOGI
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut :
Aspani, (2016)
1. Disfungsi miokard
2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload)
3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, gagal
jantung disebabkan dengan berbagai keadaan seperti :
1. Kelainan otot jantung Gagal jantung
sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati. Peradangan dan penyakit
miocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini
secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun
2. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan
pengurangan kontraktilitas, menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan
mengubah daya kembang ruang jantung .
3. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertrofi serabut otot jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung
melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi
ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan
meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk
terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial maupun aritmia ventrikel.
4. Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan
aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan
jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif
atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load. Regurgitasi mitral dan
aorta menyebabkan kelebihan beban volume (peningkatan preload) sedangkan
stenosis aorta menyebabkan beban tekanan (after load)
5. Faktor sistemik Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme
(misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan
suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan
abnormalitas elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nurfari (2015) manifestasiklinis untuk gagal jantung adalah :
1. Gagal Jantung Kiri
a. Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi
oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3
atau “gallop ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
b. Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
(PND).
c. Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah
menjadi batuk berdahak.
d. Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
e. Perfusi jaringan yang tidak memadai.
f. Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam hari)
g. Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejalagejala seperti:
gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas,
sianosis, kulit pucat atau dingin dan lembab.
h. Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
2. Gagal Jantung Kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan jantung
tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak
dapat mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari
sirkulasi vena.
a. Edema ekstremitas bawah
b. Distensi vena leher dan escites
c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena dihepar.
d. Anorexia dan mual
e. Kelemahan
D. PATHWAY GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Kontraktilitas
Hambatan Pengosongan
Ventrikel
COP
CHF
CHF
Suplai darah jar. Suplai O2 otak Renal flow Tek. Vena pulmonalis Bendungan atrium kanan
Reflek Batuk
Mendesak diafragma
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Sucita Alifadindah
(B2019001)
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA 2021
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguna pertukaran gas b.d edema paru paru
- Penurunan curah jantung b.d penurunan kekuatan kontraksi ventrikel kiri
- Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Waktu Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional TTD
o. (Hari/Tgl/ keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
Jam)
1. Minggu, Gangguan Tujuan : O: O:
13 Juni pertukaran gas Setelah dilakukan - Monitor - Untuk memantau
2021 b.d edema paru tindakan frekuensi perkembangan
paru keperawatan selama frekuensi, irama,
irama,
3x 24 jam kedalaman
diharapkan kedalaman pernapasan
gangguan dan upaya -
pertukaran gas nafas N:
pasien teratasi - Monitor pola - Untuk memantau
dengan kriteria nafas bunyi tambahan
hasil : pernafasan pasien
- Monitor nilai
- TTV normal : - Mengurangi sesak
- Td; 180/120 AGD pasien
mmhg, n ; E:
84x/mnt, rr N: - Agar pasien tidak
15x/mnt, s; - Auskultasi merasa sesak
36,5◦c bunyi nafas -
- pasien dapat - Dokumentasik
bernafas dengan an hasil
normal pemantauan
- Suara nafas
normal. - Posisikan
- Pola nafas pasien semi
teratur, fowler
- Tidak terdapat E:
bunyi nafas - Anjurkan
tambahan untuk tidak
- Warna kulit memakai
normal
pakaian ketat
- Anjurkan
untuk
meminum air
hangat
2 Minggu, penurunan - Setelah O: O:
13 Juni kekuatan dilakukan - Untuk memantau
2021 tindakan - Identifikasi tanda tanda vital
kontraksi keperawatan tanda/gejala pasien
ventrikel kir 3x24 jam maka primer - Indicator klinis dari
diharapkan penurunan keadekuatan curah
penurunan curah jantung jantung, pemantauan
curah jantung memungkinkan
pasien teratasi, - Identifikasi tindakan terhadap
dengann kriteria tanda/gejala dekompensasi
hasil sekunder N:
- Denyut jantung - Untuk mengetahui
penurunan
kembali normal kondisi jantung
- TTV normal curah jantung - Umtuk menghindari
- Td; 180/120 - Monitor kelelahan
mmhg, n ; - Agar tidak
84x/mnt, rr intake dan menghambat
15x/mnt, s; output cairan kesembuhan pasien
36,5◦c E:
- Dapat N: - Agar pasien tau cara
mentoleransi - Auskultasi menurunkan stres
aktivitas, tidak bunyi jantung
ada kelelahan
- AGD dalam - Atur periode
batas normal latihan dan
- Warna kulit istirahat
normal - Minimalkan
stress
lingkungan
E:
- Ajarkan pasien
cara mengatasi
stres
Tujuan : O: O:
Setelah dilakukan - Untuk memantau hal
- Monitor
tindakan hal yang
kelelahan fisik
keperawatan selam mempengaruhi
dan emosional
3x24 jam kelahan fisik dan
diharapkan - Monitor pola emosi pasien
toleransi aktifitas dan jam tidur - Untuk memantau
meningkat. Kriteria perkembangan
N:
hasil : toleransi fisik pasien
1. kemampuan - Sediakan - Untuk mengatur pola
melakukan aktifitas lingkungan istirahat yang baik
sehari-hari yang nyaman bagi pasien
meningkat 2.Pasien dan rendah N:
Mampu berpindah stimulus (mis: - Agar pasien merasa
dengan atau tanpa cahaya, suara, nyaman sehingga
bantuan 3.Pasien kunjungan) perkembangan
mangatakan toleransi aktifitas
dipsnea saat - Bantu aktifitas pasien meningkat
dan/atau setelah kebersihan - Agar pasien merasa
aktifitas menurun pasien seperti lebih nyaman dan
oral hygine atau kebersihan pasien
pun terjaga
memandikan E:
pasien - agar pasien dapat
E: beristirahat dengan
baik
- Anjurkan tirah - agar pasien merasa
baring terbiasa dengan
- Anjurkan aktifitas dimulai dari
melakukan aktifitas yang kecil
aktifitas secara
bertahap
E. IMPLEMENTASI KEPEAWATAN
Hari pertama
No. Waktu Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Respon TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1. Selasa, 29 Juni Gangguan O: S:
2021 pertukaran gas b.d - Memonitori frekuensi - Pasien mengeluh
09.00 WIB edema paru paru irama, kedalaman dan upaya sesak nafas
nafas - Pasien mengeluh
- Memonitor pola nafas pusing, penglihatan
- Memonitor nilai AGD kabur
O
10.00 - Auskultasi bunyi nafas - TTV :
- Dokumentasikan hasil TD : 90/80 mmHg
pemantauan N : 58X/menit
R : 25 X/menit
S : 36, 5 C
- Hasil auskultasi
paru paru crackles
11.00 WIB - Posisikan pasien semi - Pasien tampak
fowler gelisah
- Anjurkan untuk tidak - Pasien tampak
memakai pakaian ketat pucat
- Anjurkan untuk meminum - Nafas cuping
air hangat hidung
AGD :
PCO2 : 30 mmhg
PO2 : 75
Ph : 7,32
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
2 Selasa, 29 Juni Penurunan curah O: S:
2021 jantung b.d - Pasien mengeluh
- Mengidentifikasi
13.00 WIB penurunan merasa lemas dan
tanda/gejala primer
kekuatan lelah
penurunan curah jantung
kontraksi O:
ventrikel kir - Mengidentifikasi - TTV :
tanda/gejala sekunder TD : 90/80 mmHg
penurunan curah jantung N : 58X/menit
R : 25 X/menit
- Memonitor intake dan
S : 36, 5 C
output cairan
- Terdapat bunyi
tambahan jantung
murmur
- CVP meningkat
13.45 N:
A : masalah belum
- Mengauskultasi bunyi
teratasi
jantung
P : intervensi
- Mengatur periode latihan dilanjutkan
dan istirahat
- Meminimalkan stress
lingkungan
E:
15.00WIB - Mengajarkan pasien cara
mengatasi stres
- Meminimalkan stress
lingkungan A : masalah belum
teratasi
E:
P : intervensi
15.00WIB - Mengajarkan pasien cara dilanjutkan
mengatasi stres
Hari ke-3
- Meminimalkan stress
lingkungan
E:
15.00WIB - Mengajarkan pasien cara
mengatasi stres
3 Kamis, 31 Juni Intoleransi O: S:
2021 aktifitas - Pasien
- Monitor kelelahan fisik dan
16.00 WIB berhubungan mengatakan
emosional
dengan sudah merasa
kelemahan fisik - Monitor pola dan jam tidur lebih kuat
- Keluarga pasien
mengtakan
pasien sudah bisa
melakukan
aktifitas secara
16.30 WIB N: mandiri
O:
- Sediakan lingkungan yang - TTV :
nyaman dan rendah stimulus TD : 120/80mmHg
(mis: cahaya, suara, N : 84X/menit
kunjungan) R : 20 X/menit
17.00 WIB - Bantu aktifitas kebersihan S : 36, 5 C
pasien seperti oral hygine - Pasien tampak
atau pun memandikan lebih segar
pasien - Pasien tampak
bisa melakukan
E: aktifitas dan bisa
berjalan jalan
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
F. EVALUASI FORMATIF
No Waktu Diagnosa Evaluasi Respon TTD
. (Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1. Selasa, 29 Juni Gangguan S:
2021 pertukaran gas - Pasien mengatakan masih merasa sesak nafas
- Pasien mengeluh pusing,
b.d edema paru
- penglihatan kabur
paru O
- TTV :
TD : 90/80 mmHg
N : 58X/menit
R : 25 X/menit
S : 36, 5 C
- Hasil auskultasi paru paru crackles
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak pucat
- Nafas cuping hidung
AGD :
PCO2 : 30 mmhg
PO2 : 75mmhg
Ph : 7,32
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
G. EVALUASI SUMATIF
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan