Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

KELAS VPADA MATERI GAYA DAN PEMANFATANNYA

Yuyu Hendawati1, Cici Kurniati2

yuyuhendawati@upi.edu, cici.kurniati.@student.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep siswa


mengenai materi gaya dalam pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan metode
pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan tidak menggunakan
media dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari
guru, akibatnya siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan sehingga pencapaian hasil belajar masih rendah. Tujuan
penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi
gaya dan mengetahui aktivitas yang terjadi selama pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas dengan mengadaptasi desain penelitian
Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN
Legokhuni dengan jumlah 30 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tes dan observasi. Berdasarkan data hasil penelitian dengan
menerapkan metode eksperimen diperoleh hasil yang cukup memuaskan. Hal
ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan klasikal yang mengalami
peningkatan. Pada siklus I sebesar 66,7% meningkat menjadi 86,7% pada
siklus II. Selain itu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Dari data di atas, disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA di SD dengan menerapkan metode eksperimen dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas belajar siswa.

Kata Kunci: Metode Eksperimen, Pemahaman Konsep, Gaya dan


Pemanfaatannya

A. PENDAHULUAN jumlah 30 orang, diperoleh nilai rata-rata


54. Nilai ini masih jauh dari yang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan yaitu berdasarkan KKM yang
adalah salah satu mata pelajaran yang ditetapkan sekolah sebesar 69, hanya 7
diajarkan di sekolah dasar. Mempelajari siswa (23,3%) yang tuntas dari jumlah
IPA tidak hanya sekedar menghafal, tetapi keselurahan siswa kelas V sebanyak 30
juga harus memahami konsep-konsep 0rang.
materi pelajaran. Kondisi ini terjadi karena siswa
Berdasarkan hasil tes awal kesulitan dalam memahami materi
pemahaman konsep siswa pada pelajaran. Pembelajaran yang biasa
pembelajaran IPA tentang gaya, yang dilakukan masih belum dapat
dilakukan pada siswa kelas V dengan mengembangkan pemahaman konsep

15
siswa. Metode pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam belajar suatu
digunakan kurang bervariasi dan tidak konsep materi yang dipelajari. Siswa
menggunakan media pembelajaran. terlibat aktif dalam pembelajaran dengan
Siswa hanya duduk mendengarkan mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran.
penjelasan dari guru, akibatnya siswa Sehingga, siswa dapat menemukan
kurang dapat memahami materi pelajaran sendiri tentang konsep yang sedang
yang disampaikan dan perolehan nilai dipelajarinya sesuai dengan yang
hasil belajar siswa pun rendah. diperoleh dalam pembelajaran.
Salah satu cara mengajar guru yang
dapat membantu siswa memahami B. KAJIAN TEORITIK
konsep dari materi yang diajarkan yaitu 1. Metode Eksperimen
dengan belajar bermakna, artinya dengan Metode eksperimen menurut Sagala
cara mempraktekkan langsung materi (2005, hlm. 220) adalah “Cara penyajian
yang diajarkan. Sesuai dengan sebuah pelajaran yang mengarahkan siswa untuk
pendapatyang menyatakan bahwa IPA melakukan percobaan dengan mengalami
membahas tentang gejala-gejala alam sendiri apa yang sedang dipelajarinya.
yang disusun secara sistematis Metode eksperimen mampu menciptakan
berdasarkan pada hasil percobaan dan kondisi belajar yang dapat
pengamatan yang dilakukan oleh manusia mengembangkan kemampuan berpikir dan
(Samatowa, 2010, hlm. 03). Dengan kata kreativitas siswa secara optimal”.
lain, IPA tidak dapat dipisahkan dari Sedangkan Djamarah dan Zain
percobaan dan pengamatan. (2006, hlm. 84) mengungkapkan bahwa,
Salah satu alternatif untuk metode eksperimen adalah cara penyajian
membantu siswa memahami konsep pelajaran, dimana siswa melakukan
materi IPA tentang gaya dan percobaan dengan mengalami dan
pemanfaatnannya adalah dengan membuktikan sendiri sesuatu yang
menngunakan metode eksperimen dalam dipelajari. Dalam proses pembelajaran
pembelajaran. dengan metode eksperimen ini, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami
Roestiyah (2008, hlm. 80) sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
mengemukakan bahwa metode suatu proses, mengamati suatu objek,
eksperimen ialah cara mengajar, di mana menganalisis, membuktikan dan menarik
siswa melakukan percobaan tentang kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,
sesuatu hal, diamati prosesnya, keadaan atau proses sesuatu. Dengan
laludituliskan hasil percobaan tersebut, demikian, siswa dituntut untuk mengalami
kemudian hasilnya dipresentasikan di sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba
kelas dan dilakukan evaluasi oleh guru. mencari suatu hukum atau dalil, dan
Sehingga dengan melakukan eksperimen, menarik kesimpulan atas proses yang
siswa lebih mudah memahami konsep dialaminya itu.
apa yang dipelajari karena mengalami Berdasarkan pengertian di atas,
sendiri sesuatu yang sedang dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
dipelajarinya. Adapun tahapan-tahapan eksperimen adalah metode belajar
pelaksanaan metode eksperimen menurut mengajar yang sesuai untuk pembelajaran
Palendeng (dalam Hamdayama, 2014, IPA dengan memberikan kondisi belajar
hlm. 126) sebagai berikut: 1) percobaan kepada siswa agar dapat
awal, 2) pengamatan, 3) hipotesis awal, 4) mengembangkan kemampuan berpikir dan
verifikasi/ melakukan percobaan, dan 5) kreativitas secara optimal.
evaluasi.
Dengan menerapkan metode Tujuan metode eksperimen yaitu
eksperimen akan melatih dan agar siswa mampu mencari dan

16
menemukan sendiri berbagai jawaban kehidupan manusia; (3) Hasil-hasil
atau persoalan-persoalan yang percobaan yang berharga dapat
dihadapinya dengan mengadakan dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
percobaan sendiri. Juga siswa dapat manusia.
terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.
Dengan eksperimen siswa menemukan Sedangkan kekurangan dari
bukti kebenaran dari teori sesuatu yang metode eksperimen menurut Djamarah
sedang dipelajarinya.
Langkah-langkah eksperimen yang dan Zain (2006, hlm. 84), yaitu:
dikemukakan Ramyulis (2005, hlm. 250) (1) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-
bidang sains dan teknologi; (2) Metode
sebagai berikut: ini memerlukan berbagai fasilitas
1) memberi penjelasan secukupnya peralatan dan bahan yang tidak selalu
tentang apa yang harus dilakukan dalam mudah diperoleh dan mahal; (3) Metode
eksperimen; 2) menentukan langkah- ini menuntut ketelitian, keuletan, dan
langkah pokok dalam membantu siswa katabahan; (4) Setiap percobaan tidak
dengan eksperimen; 3) sebelum selalu memberikan hasil yang diharapkan
eksperimen di laksanakan terlebih dahulu karena mungkin ada faktor-faktor tertentu
guru harus menetapkan: alat-alat apa yang yang berada diluar jangkauan
diperlukan, langkah-langkah apa yang kemampuan atau pengendalian.
harus ditempuh, hal-hal apa yang harus 2. Pemahaman Konsep
dicatat, dan variabel-variabel mana yang a. Pengertian Pemahaman Konsep
harus dikontrol; dan 4) setelah eksperimen Bloom (Widodo, 2006, hlm. 6)
dilakukan guru harus menentukan tindak mengemukakan bahwa, ‘comprehension
lanjut eksperimen contohnya : is understand the meaning, paraphrase a
mengumpulkan laporan mengenai concept’. Siswa dapat memahami ketika
eksperimen tersebut, mengadakan tanya mereka mampu membuat hubungan
jawab tentang proses, melaksanakan teks antara pengetahuan baru untuk
untuk menguji pengertian siswa. ditambahkan dan pengetahuan
Menurut Winataputra (Tsuraya, sebelumnya. Pengetahuan yang masuk
2013, hlm. 9) “Karakteristik metode didintegrasikan dengan model mental
eksperimen serta hubungannya dengan dan kerangka kognitif yang ada.
pengalaman belajar siswa, yaitu: 1) ada Pengetahuan konseptual memberikan
alat bantu yang digunakan; 2) ada tempat dasar untuk sebuah pemahaman.
untuk melakukan metode eksperimen; 3) Berdasarkan taksonomi Bloom,
ada pedoman (petunjuk kerja) untuk siswa; pemahaman merupakan jenjang kognitif
4) ada topik (materi pelajaran) yang C2.
dieksperimenkan; dan 5) ada temuan- b. Indikator Pemahaman Konsep.
temuan”. Anderson dan Krathwohl (2010,
Menurut Djamarah dan Zain (2006, hlm. 106) mengemukakan bahwa, “…
hlm. 84) kelebihan metode eksperimen dalam kategori memahami mencakup
tujuh proses kognitif, meliputi:
adalah sebagai berikut: menafsirkan (interpreting), memberikan
(1) Membuat siswa lebih percaya atas contoh (exemplifying),
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan mengklasifikasikan (classifying),
percobaannya; (2) Dapat membina siswa meringkas (summarizing), menarik
untuk membuat terobosan-terobosan inferensi/ menyimpulkan (inferring),
baru dengan penemuan dari hasil membandingkan (comparing), dan
percobaannya dan bermanfaat bagi menjelaskan (explaining)”.

17
(1). Menafsirkan (interpreting), yaitu refleksi. Keempat komponen tersebut
mengubah dari suatu bentuk informasi ke dianggap sebagai satu siklus.
bentuk informasi lainnya, misalnya dari Penelitian dilakukan di SDN
kata-kata ke grafik atau gambar, atau Legokhuni, Kecamatan Wanayasa,
sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau Kabupaten Purwakarta. Subjek penelitian
sebaliknya, maupun dari kata-kata ke yaitu siswa kelas V berjumlah 30 siswa
kata-kata, misalnya meringkas atau dengan komposisi 13 siswa laki-laki dan
membuat paraphrase; 2) Memberikan 17 siswa perempuan.
contoh (exemplifying), yaitu memberikan Penelitian ini, menggunakan dua
contoh dari suatu konsep atau prinsip jenis instrumen, yaitu instrumen
yang bersifat umum. Memberikan contoh pembelajaran dan instrumen pengumpul
menuntut kemampuan mengidentifikasi data. Instrumen pembelajaran terdiri dari
ciri khas suatu konsep dan selanjutnya RPP dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
menggunakan ciri tersebut untuk Sedangkan instrumen pengumpul data,
membuat contoh; 3) Mengklasifikasikan terdiri dari lembar observasi dan juga
(classifying), yaitu mengenali bahwa lembar tes.
sesuatu (benda atau fenomena) masuk Pengumpulan data dilakukan dengan
dalam kategori tertentu; 4) Meringkas observasi dan tes.Observasi dilakukan
(summarizing), yaitu membuat suatu saat berlangsungnya kegiatan
pernyataan yang mewakili seluruh pembelajaran untuk mengukur aktivitas
informasi atau membuat suatu abstrak belajar siswa dan kinerja guru ketika
dari sebuah tulisan; 5) Menarik inferensi menggunakan metode eksperimen.
(inferring), yaitu menemukan suatu pola Sedangkan, tes dilakukan sebanyak 2 kali
dari sederetan contoh atau fakta; 6) dalam setiap siklus yaitu sebelum proses
Membandingkan (comparing), yaitu pembelajaran menggunakan metode
mendeteksi persamaan dan perbedaan eksperimen (pretes) dan evaluasi setelah
yang dimiliki dua objek, ide ataupun proses pembelajaran dengan
situasi; dan 7) Menjelaskan (explaining), menggunakan metode eksperimen
yaitu mengkonstruk dan menggunakan (postes).
model sebab-akibat dalam suatu sistem. Analisis data dalam penelitian ini
c. Materi Gaya dan Pemanfaatannya dilakukan dengan mengolah data yang
Berdasarkan Kurikulum Tingkat berasal dari lembar observasi dan lembar
Satuan Pendidikan 2006 (KTSP 2006) tes. Langkah analisis data dilakukan
dengan Standar Kompetensi (SK) sebagai berikut:
Memahami hubungan antara gaya, gerak, 1. Data hasil observasi aktivitas siswa
dan energi, serta fungsinya. Pada dan guru, didapat dengan pemberian
Kompetensi Dasar (KD) Mendeskripsikan skor pada lembar observasi. Skor yang
hubungan antara gaya, gerak dan energi digunakan adalah skala likert: 1 = tidak
melalui percobaan pada kelas V SD. baik, 2 = kurang baik, 3 = cukup baik, 4
= kurang baik, dan 5 = sangat baik.
C. METODE (Sugiyono, 2009, hlm.137)
Kemudian data skor yang diperoleh
Penelitian tindakan ini dikembangkan dihitung persentasenya dengan rumus
dengan menerapkan metode Penelitian berikut:
Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
digunakan adalah desain penelitian yang 𝑁= 𝑥 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
(Sudjana, 2006, hlm. 78)
yang terdiri dari empat komponen, yaitu
Keterangan:
perencanaan, tindakan, observasi, dan
10% - 29% = Sangat kurang

18
30% - 49% = Kurang dengan metode eksperimen dalam
50% - 69% = Cukup meningkatkan pemahaman konsep.
70% - 89% = Baik Sebelum melakukan penelitian, langkah
90% - 100% = Baik sekal
pertama yang dilakukan adalah melakukan
Apabila persentase observasi wawancara dengan guru kelas V dan
telah mencapai 70% ke atas, maka observasi untuk mengetahui data awal
tujuan pembelajaran telah berhasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12
dicapai. April 2016 di SDN Legokhuni.
2. Data hasil tes pemahaman konsep Pada data awal didapat hasil
siswa, dihitung sebagai berikut. observasi dan wawancara diketahui bahwa
pembelajaran IPA tentang materi gaya di
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ kelas V SDN Legokhuni belum
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 menerapkan metode pembelajaran yang
(Aqib, dkk., 2010, hlm. 40) bervariasi. Cara mengajar guru hanya
Siswa dikatakan tuntas dengan metode ceramah yang didominasi
belajarnya apabila mencapai KKM oleh guru, lalu diselingi dengan tanya
yang ditentukan sekolah sebesar 69. jawab. Setelah itu, siswa mengerjakan
Selain menghitung skor total, dihitung soal latihan yang dibuat guru. Siswa belum
pula nilai rata-rata hasil tes siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, karena
menggunakan rumus berikut:
hanya duduk, dengar, catat, dan diam.
𝑥
𝑋= (Aqib, dkk., 2010, hlm. 40) Siswa cpat bosan dan kurang fokus pada
𝑁
Keterangan: pelajaran. Hal ini berakibat pada
X = Nilai rata-rata kurangnya pemahaman siswa pada
x = jumlah nilai seluruh siswa pembelajaran IPA tentang konsep gaya.
N = Jumlah siswa Hasil prestes pemahaman konsep gaya
Untuk menghitung ketuntasan siswa kelas V SDN Legokhuni sebelum
belajar siswa secara klasikal dapat tindakan disajikan dalam Tabel 1.
menggunakan cara sebagai berikut: Tabel 1. Persentase Hasil Pretes Siswa
𝑃 No KK Juml Persent Persenta
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 . M ah ase se
= Sisw Ketuntas
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
× 100% a an
1. < 69 23 76,7 %
(Aqib, dkk., 2010, hlm. 40) 2. = 69 0 0%
23,3%
3.  69 7 23,3 %
Ketuntasan belajar klasikal Jumlah 30 100 %
dinyatakan berhasil apabila persentase Keterang Belum Tuntas
ketuntasan mencapai ≥ 85%. an
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 1. Dapat diketahui
bahwa sebelum dilakukan tindakan, dari
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 36 siswa kelas V SDN Legokhuni yang
Pelaksanaan tindakan berupa mempu mencapai KKM 69 hanya 7 siswa
implementasi tindakan-tindakan yang telah atau 23,3%. Sedangkan yang belum
direncanakan sebelumnya berkaitan mencapai KKM sebanyak 23 siswa atau
76,7%.

19
akan dicapai hari itu yaitu memahami
konsep tentang gaya gravitasi dan
B. Temuan Pelaksanaan Tindakan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-
1. Siklus I
hari.
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan
2) Kegiatan Inti
pada hari Senin, tanggal 18 April. Pokok
a) Tahap pecobaan awal, guru
bahasan gaya pada siklus I ini adalah
melakukan demonstrasi untuk
tentang gaya gravitasi, dengan tahapan
menampilkan masalah yang
sebagai berikut:
berkaitan dengan materi IPA yang
a. Tahap Perencanaan
akan dipelajari.
Sebelum diadakan pembelajaran
b) Tahap pengamatan, siswa
terlebih dahulu dibuat perencanaan
mengamati demonstrasi guru.
sebagai berikut:
c) Tahap hipotesis awal, yaitu siswa
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan
diharapkan merumuskan hipotesis
Pembelajaran (RPP). RPP dibuat
awal dari masalah yang
berdasarkan silabus dengan mengacu
didemonstrasikan guru.
kepada SK, KD, dan Indikator tentang
d) Tahap verifikasi/ melakukan
gaya gravitasi.
percobaan, pada tahap ini siswa
2) Mempersiapkan instrumen penelitian
bekerja dalam kelompoknya
yang akan digunakan, diantaranya:
masing-masing untuk melakukan
Lembar observasi aktivitas siswa
eksperimen dengan mengikuti
maupun guru, lembar kerja kelompok
langkah-langkah yang terdapat
yang digunakan pada saat siswa
dalam LKK, mengamati percobaan
melakukan percobaan, dan lembar tes
yang dilakukan, menjawab
pemahaman berupa soal pilihan ganda
pertanyaan arahan dalam LKK, dan
yang dibuat sesuai indikator
membuat kesimpulan dari hasil
pemahaman konsep yang diukur
percobaan yang dilakukan. Guru
dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan,
mengawasi dan membimbing siswa
memberikan contoh, menafsirkan,
dalam melakukan eksperimen,
membandingkan, dan menyimpulkan.
sambil mengisi format penilaian
3) Mempersiapkan sumber, bahan ajar,
observasi yang telah disiapkan.
dan media yang sesuai dengan pokok
Setelah LKK selesai dikerjakan,
bahasan gaya gravitasi.
guru memberikan kesempatan
kepada setiap perwakilan
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
kelompok untuk melaporkan hasil
Pelaksanaan penelitian tindakan
percobaannya.
kelas siklus I dilaksanakan hari Senin, 18
e) Tahap evaluasi, guru memberikan
April 2016 dimulai pukul 07.20 s/d 08.30
postes kepada setiap individu. Nilai
WIB.Materi yang dibahas yaitu konsep
tes tersebut nantinya dijadikan
gaya gravitasi dengan menerapkan
sebagai bahan untuk merefleksi
metode eksperimen.
pembelajaran yang telah
1) Kegiatan Awal
dilaksanakan untuk perbaikan pada
Pada kegiatan awal, pembelajaran
siklus berikutnya.
dibuka oleh guru dengan kegiatan berdo’a
3) Kegiatan Akhir
dan absensi.Kemudian siswa dikondisikan
Guru dan siswa bersama-sama
untuk memulai pembelajaran. Guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
melakukan apersepsi untuk menggali
memberi penguatan positif, dan berdoa
pengetahuan awal siswa yang berkaitan
bersama untuk menutup pembelajaran.
dengan gaya gravitasi. Lalu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
c. Observasi Tindakan Siklus I

20
Berdasarkan observasi pada pembelajaran, beberapa siswa masih
tindakan siklus I diperolah data aktivitas kesulitan dalam menyelesaikan soal tes
siswa dengan menerapkan metode pemahaman, dan siswa masih kurang
eksperimen yaitu sebagai berikut: serius dalam aspek mengajukan atau menjawab
dalam mengikuti pembelajaran 70%, pertanyaan. Sehingga dapat disimpulkan
mengamati demonstrasi guru 70,7%, bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
mengajukan pertanyaan 57,3%, dengan menggunakan metode eksperimen
mengutarakan jawaban, 59,3%, aktif sudah terjadi peningkatan dibandingkan
berpartisipasi dalam kelompok 69,3%, dengan sebelum adanya tindakan, akan
melakukan eksperimen sesuai dengan tetapi nilai pencapaian aktivitas siswa dan
langkah kerja 69,3%, menggunakan media guru serta hasil tes pemahaman konsep
pembelajaran 66%, mengamati percobaan siswa belum mencapai target yang
yang dilakukan 65,3%, aktif berdiskusi direncanakan sehingga masih perlu
dalam kelompok 66%, dan mengerjakan dilakukan perbaikan pada siklus II.
tes secara individu 74,7%. Berdasarkan
data tersebut, nilai rata-rata keseluruhan 2. Siklus II
aktivitas siswa dengan menerapkan Siklus II dilaksanakan pada hari
metode eksperimen mencapai 66,8% Rabu, tanggal 27 April. Kegiatan
artinya termasuk dalam kategori cukup. pembelajaran pada siklus II merupakan
Sedangkan, nilai pemahaman konsep upaya perbaikan dari siklus sebelumnya.
siswa setelah penerapan metode Pokok bahasan gaya pada siklus ke-II ini
eksperimen pada siklus I diuraikan adalah tentang gayagesek, dengan
sebagai berikut: indikator pemahaman tahapan sebagai berikut:
menjelaskan tercapai 70%, indikator a. Tahap Perencanaan
mencontohkan tercapai 70%, indikator 1) Menyusun RPP perbaikan untuk
menafsirkan tercapai 58,3%, indikator pembelajaran pada siklus II. RPP
membandingkan tercapai 73,3% dan dibuat berdasarkan silabus dengan
indikator menyimpulkan tercapai 76,7%. mengacu kepada SK, KD, dan
Dari hasil postes pemahaman konsep Indikator tentang gayagesek.
pada siklus I sudah memperoleh hasil 2) Mempersiapkan instrumen penelitian
yang cukup baik, hanya masih ada satu yang akan digunakan, diantaranya:
indikator pemahaman yang Lembar observasi aktivitas siswa
pencapaiannya kurang dari 70%. maupun guru, lembar kerja kelompok
Adapun nilai rata-rata hasil tes yang digunakan pada saat siswa
pemahaman konsep setelah melakukan percobaan, dan lembar tes
menggunakan metode eksperimen pada pemahaman berupa soal pilihan ganda
siklus I adalah sebesar 68,3 dengan yang dibuat sesuai indikator
ketuntasan klasikal sebeesar pemahaman konsep yang diukur
66,7%.Sementara itu, hasil pengamatan dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan,
yang dilakukan untuk mengukur kinerja memberikan contoh, menafsirkan,
guru pada siklus I ini termasuk kategori membandingkan, dan menyimpulkan.
cukup dengan persentase 69,3% sehingga 3) Mempersiapkan sumber, bahan ajar,
masih perlu perbaikan pada siklus dan media yang sesuai dengan pokok
selanjutnya. bahasan gayagesek.

d. Refleksi Siklus I b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


Berdasarkan hasil tes dan observasi Penelitian siklus II dilaksanakan hari
pada siklus I, diperoleh hasil refleksi dan Rabu, 27 April 2016. Materi yang dibahas
analisis sebagai berikut: siswa belum yaitu konsep gaya gesek dengan
sepenuhnya berpartisipasi aktif di dalam menerapkan metode eksperimen. Adapun

21
proses kegiatannya adalah sebagai pembelajaran yang telah
berikut: dilaksanakan untuk perbaikan pada
1) Kegiatan Awal siklus berikutnya jika target
Kegiatan awal, pembelajaran dibuka penelitian belum tercapai.
oleh guru dengan kegiatan berdo’a dan 3) Kegiatan Akhir
absensi kehadiran siswa. Kemudian siswa Menyimpulkan materi pelajaran yang
dikondisikan untuk siap mengikuti telah dipelajari, guru memberi penguatan
pembelajaran. Guru melakukan apersepsi positif, dan berdoa bersama untuk
untuk menggali pengetahuan awal siswa menutup pembelajaran.
yang berkaitan dengan gayagesek. Lalu
menyampaikan tujuan pembelajaran yang c. Observasi Tindakan Siklus II
akan dicapai pada hari itu yaitu memahami Berdasarkan observasi pada
konsep tentang gaya gesek dan tindakan siklus II diperolah data aktivitas
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari- siswa dengan menerapkan metode
hari. eksperimen yaitu sebagai berikut: serius
2) Kegiatan Inti dalam mengikuti pembelajaran 77,3%,
a) Tahap pecobaan awal, guru mengamati demonstrasi guru 73,3%,
melakukan demonstrasi untuk mengajukan pertanyaan 64%,
menampilkan masalah yang mengutarakan jawaban 66%, aktif
berkaitan dengan materi IPA yang berpartisipasi dalam kelompok 72,7%,
akan dipelajari. melakukan eksperimen sesuai dengan
b) Tahap pengamatan, siswa langkah kerja 70%, menggunakan media
mengamati demonstrasi guru. pembelajaran 73,3%, mengamati
c) Tahap hipotesis awal, yaitu siswa percobaan yang dilakukan 68%, aktif
diharapkan merumuskan hipotesis berdiskusi dalam kelompok 68,7%, dan
awal dari masalah yang mengerjakan tes secara individu 79,3%.
didemonstrasikan guru. Berdasarkan data tersebut, nilai rata-rata
d) Tahap verifikasi/ melakukan keseluruhan aktivitas siswa dengan
percobaan, pada tahap ini siswa menerapkan metode eksperimen
bekerja dalam kelompoknya mencapai 71,3% artinya sudah termasuk
masing-masing untuk melakukan dalam kategori baik.
eksperimen dengan mengikuti Hasil nilai pemahaman konsep
langkah-langkah yang terdapat siswa setelah penerapan metode
dalam LKK, mengamati percobaan eksperimen pada siklus II diuraikan
yang dilakukan, menjawab sebagai berikut: indikator pemahaman
pertanyaan arahan dalam LKK, dan menjelaskan tercapai 78,9%, indikator
membuat kesimpulan dari hasil mencontohkan tercapai 75%, indikator
percobaan yang dilakukan. Guru menafsirkan tercapai 71,7%, indikator
mengawasi dan membimbing siswa membandingkan tercapai 75% dan
dalam melakukan eksperimen, indikator menyimpulkan tercapai 73,3%.
sambil mengisi format penilaian Dari hasil postes pemahaman konsep
observasi yang telah disiapkan. pada siklus II sudah memperoleh hasil
Setelah LKK selesai dikerjakan, yang baik, semua indikator pemahaman
guru memberikan kesempatan tercapai ≥ 70%.
kepada perwakilan kelompok untuk Adapun nilai rata-rata hasil tes
melaporkan hasil percobaannya. pemahaman konsep setelah
e) Tahap evaluasi, guru membagikan menggunakan metode eksperimen pada
soal postes kepada setiap individu. siklus II adalah sebesar 75,3 dengan
Nilai tes tersebut dijadikan sebagai ketuntasan klasikal sebeesar 86,7%.
bahan untuk merefleksi Sementara itu, hasil pengamatan yang

22
dilakukan untuk mengukur kinerja guru 2. Pemahaman konsep siswa terhadap
pada siklus II ini sudah termasuk kategori pembelajaran IPA materi gaya setelah
baik dengan persentase 82,7%. menerapkan metode eksperimen
mengalami peningkatan yang optimal
d. Refleksi Siklus II daripada siklus sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi setelah Berdasarkan hasil perbandingan nilai
melakukan tindakan pada siklus II tes pemahaman konsep gaya pada
diketahui bahwa penerapan metode siklus I dan siklus II. Hal ini dilihat dari
eksperimen untuk meningkatkan adanya peningkatan nilai rata-rata
pemahaman konsep siswa telah siswa dan ketuntasan siswa secara
menunjukkan hasil yang signifikan. Secara klasikal. Secara rinci dapat dilihat pada
keseluruhan terjadi peningkatan yang Tabel 2.
sangat baik dari siklus sebelumnya. Dalam
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes
melakukan percobaan siswa sudah mulai
Pemahaman Siklus I dan Siklus II
terbiasa dan tidak terlihat ragu-ragu lagi,
Kriteria Siklus I Siklus II
sebagian besar siswa dapat
Nilai
menyelesaikan soal pemahaman dengan 20 40
Terendah
baik, siswa sudah mulai aktif dan berani
dalam mengajukan dan menjawab Nilai
100 100
pertanyaan, serta dilihat dari pencapaian Tertinggi
secara klasikal sudah mencapai 86,7%. Nilai Rata-
68,3 75,3
Dengan kata lain, penelitian dapat rata
dikatakan telah berhasil mencapai tujuan Jumlah
yang diharapkan dan tidak dilanjutkan siswa tuntas 20 26
pada siklus selanjutnya. KKM
Jumlah
C. Pembahasan Hasil Penelitian siswa belum 10 4
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tuntas
IPA materi gaya dengan menerapkan Persentase
66,7% 86,7%
metode eksperimen, berdasarkan hasil Ketuntasan
observasi yang telah dilakukan, dapat Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat
dilihat adanya peningkatan nilai rata- terjadi peningkatkan dari siklus I ke siklus
rata aktivitas, yaitu pada siklus I II, nilai rata-rata siswa meningkat sebeesar
sebesar 66,8% dengan kategori 7 poin dari siklus I 68,3 pada siklus II
Cukup, kemudian meningkat pada menjadi 75,3. Selain itu, persentase
siklus ke II menjadi 71,3% artinya ketuntasan klasikalpun meningkat dengan
sudah termasuk dalam kriteris Baik. signifikan. Pada siklus I hanya66,7% lalu
Peningkatan ini terjadi karena adanya meningkat sebesar 20% pada siklus II
keterlibatan siswa dalam proses menjadi 86,7%. Sehingga dapat dikatakan
pembelajaran, siswa melakukan tujuan pembelajaran telah tercapai karena
percobaan sendiri, mengamti telah mencapai target ketuntasan klasikal
prosesnya, dan menuliskan hasil dari hasil tes pemahaman konsep siswa pada
percobaannya. Sejalan dengan tahap perencanaan yaitu sebesar 85%.
pengertian metode eksperimen Peningkatan tidak hanya dilihat dari
menurut Djamarah (2006, hlm. 84), nilai rata-rata dan persentase ketuntasan
“Metode eksperimen merupakan cara klasikal siswa, namun dilihat juga dari
penyajian pelajaran, dengan cara persentase pencapaian siswa terhadap
siswa melakukan dan membuktikan setiap indikator pemahaman konsep yang
sendiri apa yang dipelajari”. diukur dalam penelitian ini. Lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 3.
23
Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Hasil Tes 1. Aktivitas siswa dalam proses
Pemahaman pada Tiap Indikator pembelajaran IPA materi gaya dan
Indikator Persentase pemanfaatannya dengan menerapkan
Pemahaman Siklus I Siklus II metode eksperimen menunjukkan
70% 78,9% adanya peningkatan. Hal ini terlihat
Menjelaskan dari aspek kemampuan merumuskan
Mencontohkan 70% 75% hipotesis, melakukan percobaan,
58,3% 71,7% mengamati percobaan, dan
Menafsirkan mengerjakan soal evaluasi yang telah
Membandingkan 73,3% 75% telah meningkat dari siklus I ke ssiklus
76,7% 73,3% II. Pada siklus I rata-rata nilai
Menyimpulkan persentase aktivitas siwa sebesar
Rata-rata 69,6% 74,8% 66,8% yang artinya termasuk dalam
kriteria Cukup, lalu pada siklus II
Berdasarkan Tabel 3. menunjukan meningkat menjadi 71,3% yang artinya
bahwa pada siklus pertama masih ada sudah termasuk dalam kriteria Baik.
indikator yang pencapaiannya kurang dari 2. Pemahaman konsep siswa pada
60%, sedangkan pada siklus kedua pembelajaran materi gaya dan
persentase pada setiap indikator pemanfaatannya setelah menerapkan
pemahaman konsep sudah melebihi 60% metode eksperimen mengalami
semua, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan yang signifikan.
peningkatan pemahaman konsep pada Dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil
setiap indikator dengan menerapkan postes dan persentase ketuntasan
metode eksperimen ini telah berhasil. klasikal siswa yang diperoleh dalam
Peningkatan ini menjadi bukti bahwa setiap siklusnya yang meningkat. Pada
metode eksperimen dapat digunakan siklus I nilai rata-rata siswa adalah 68,3
untuk meningkatkan pemahaman konsep dengan persentase ketuntasan klasikal
siswa pada pembelajaran IPA mengenai 66,7%. Pada siklus II nilai rata-rata
materi gaya di SD. Hal ini dikarenakan meningkat menjadi 75,3 dengan
dengan menggunakan metode eksperimen persentase ketuntasan 86,7%. Hal ini
siswa dilatih melatih dan diajarkan untuk mengindikasikan bahwa tujuan
belajar konsep suatu materi yang sedang pembelajaran yang telah direncanakan
dipelajari dengan cara melakukan telah tercapai yaitu mencapai
percobaan sendiri. Roestiyah (2008, hlm. ketuntasan klasikal ≥ 85%.
80) menegaskan bahwa “Metode Dengan demikian, dapat
eksperimen mempunyai tujuan supaya disimpulkan secara umum bahwa
siswa dapat mencari dan menemukan penerapan metode eksperimen dalam
bukti kebenaran dari teori tentang sesuatu pembelajaran IPA materi gaya dan
yang sedang dipelajarinya”. pemanfaatannya terbukti dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan DAFTAR RUJUKAN


kelas pada proses pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen di kelas Anderson, L., dan Krathwohl, D. (2010).
V SD Negeri Legokhuni untuk Kerangka landasan untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa pembelajaran, pengajaran, dan
dalam pembelajaran IPA materi gaya yang assesmen. Yogyakarta: Pustaka
dilaksanakan sebanyak dua siklus, Belajar.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

24
Aqib, dkk. (2010). Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. (2006). Model kurikulum
tingkat satuan pendidikan SD dan MI.
Solo: Tiga Serangkai.

Djamarah, S, B., dan Zain, A. (2006).


Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode
Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia
K. Roestiyah, N. (2008). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramyulis. (2005). Langkah-langkah
metode eksperimen. Bandung:
Angkasa Bandung.

Sagala, S. (2005). Konsep dan makna


pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA


di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Tsuraya, N, M. (2013). Penerapan metode
eksperimen untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Skripsi. Program Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Kampus
Purwakarta.

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan


Pengembangan Butir Soal. Buletin
Puspendik, 3 (2), hlm.18-29.

25

Anda mungkin juga menyukai