Anda di halaman 1dari 160

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Medan Magnet dan Induksi


Elektromagnetik
Penulis:
Drs. Kandi, MA

Penyunting:
Lia Laela Sarah, S.Pd., MT
Dede Saepudin, M.Si, M.Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis
Zonasi ini dapat diselesaikan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan


Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah
kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills
(HOTS). Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks
dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru profesional.

Guru profesional memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan


prestasi peserta didik. Penelitian menunjukkan bahwa 30% prestasi peserta
didik ditentukan oleh faktor guru. Dengan demikian, guru harus senantiasa
memutakhirkan dirinya dengan melakukan pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Jika program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
sebelumnya didasarkan pada hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), berfokus pada
peningkatan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogi dan
profesional, maka Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis
Zonasi yang lebih berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui

iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penentuan


program berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia.
Zonasi diperlukan guna memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu
pendidikan di lingkungan terdekat, sehingga peningkatan pendidikan dapat
berjalan secara masif dan tepat sasaran.

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan


proses dan hasil belajar. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan
untuk Pendidikan Menengah yang dalam hal ini akan melibatkan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK, Musyawarah Guru Bimbingan dan
Konseling (MGBK), Musyawarah Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
(MGTIK).

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan
Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt.
senantiasa meridai upaya yang kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2019


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Unit Pembelajaran Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Berbasis Zonasi. Unit Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, serta analisis
soal-soal Ujian Nasional (UN).

UN merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan


nasional. UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah
secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan). Hasil pengukuran
capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA (Programme
for International Student Assessment) maupun TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study). Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa
siswa-siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking skills) seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
Oleh karena itu, siswa harus dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran
yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills) agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa dengan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini dikembangkan
dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).

v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan
kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini,
pengelolaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK,
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), Musyawarah Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi (MGTIK) dapat terintegrasi melalui
zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan
keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,
seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata
UN sekolah, dan pertimbangan mutu lainnya.

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk


mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para penulis dan semua pihak terkait
yang dapat mewujudkan Unit Pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai
upaya yang kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Direktur Pembinaan Guru


Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus,

Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.


NIP. 196007091985032001

vi
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

Hal

KATA SAMBUTAN __________________________________ III


KATA PENGANTAR __________________________________ V
DAFTAR ISI ______________________________________ VII
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 1 MEDAN MAGNET _________________ 3
UNIT PEMBELAJARAN 2 INDUKSI ELEKTROMAGNETIK _____ 73
PENUTUP _______________________________________ 147
DAFTAR PUSTAKA _________________________________ 149

vii
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

Paket unit Medan Magnet dan Induksi Elektromagnetik disusun sebagai


kumpulan sumber bahan ajar alternatif bagi guru yang tersusun atas Unit
Medan Magnet dan Unit Induksi Elektromagnetik. Melalui bahan bacaan pada
paket unit tersebut diharapkan guru mendapatkan tambahan pengetahuan
dan keterampilan untuk mengajarkan materi tersebut ke peserta didiknya
sesuai target kompetensi dasar (KD), terutama dalam memfasilitasi
kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga aplikatif bagi
guru dan peserta didik agar dapat menerapkan dasar-dasar pengetahuan
medan magnet dan induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.

Paket unit Medan Magnet dan Induksi Elektromagnetik terdiri dari komponen
penting dalam setiap unitnya yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator
pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN,
aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik. Komponen-
komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik medan
magnet dan induksi elektromagnetik masing-masing dengan tujuan agar dapat
dilihat kesesuaian dengan strategi pembelajaran yang digunakan.

LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sain dengan mendayagunakan media yang tersedia di sekolah. LKPD tersebut
disajikan melalui serangkaian aktivitas pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang di rekomendasikan dalam
Kurikulum 2013.

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keberhasilan Saudara dalam memahami paket ini, dapat direfleksi melalui


instrumen pada umpan balik setelah melalui serangkaian proses penelaahan
yang akan dimatangkan selanjutnya melalui serangkaian implementasi di
kelas masing-masing.

2
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Medan Magnet
Penulis:
Drs. Kandi, MA

Penyunting:
Lia Laela Sarah, S.Pd., MT

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR _______________________________ 7
DAFTAR TABEL _________________________________ 8
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 11
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ________________________________________ 12
APLIKASI DI DUNIA NYATA ______________________ 13
Empat Penyebab Starter Mobil Tak Mau Berfungsi _________________________ 13
Galvanometer __________________________________________________________________ 14
Maglev Train ____________________________________________________________________ 15
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 17
A. Contoh Soal UN tahun 2016 _______________________________________________ 17
B. Contoh Soal UN tahun 2017 _______________________________________________ 18
C. Contoh Soal UN tahun 2018 _______________________________________________ 19
BAHAN PEMBELAJARAN _________________________ 20
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 20
Aktivitas Pembelajaran 1 ___________________________________________________________ 23
Aktivitas Pembelajaran 2 ___________________________________________________________ 26
Aktivitas Pembelajaran 3 ___________________________________________________________ 28
Aktivitas Pembelajaran 4___________________________________________________________ 31
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 34
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ______________________________________________________ 34
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ______________________________________________________ 37
Lembar Kerja Peserta Didik 3 ______________________________________________________ 40
C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 42

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Medan Magnet dan Gaya Magnet __________________________________________________ 42


Gaya Magnetik (Gaya Lorentz) _____________________________________________________ 47
Motor Listrik _________________________________________________________________________ 54
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________57
A. Pembahasan Soal-soal ______________________________________________________ 57
B. Pengembangan Soal HOTS _________________________________________________ 60
C. Refleksi Pembelajaran ______________________________________________________ 65
KESIMPULAN _________________________________67
UMPAN BALIK_________________________________69

6
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Dinamo/Motor Starter Mobil ________________________________________ 13


Gambar 2 Galvanometer _________________________________________________________ 14
Gambar 3 Maglev _________________________________________________________________ 16
Gambar 4 Kaidah tangan kanan _________________________________________________ 42
Gambar 5 Induksi magnetik di sekitar penghantar berarus listrik ___________ 43
Gambar 6 Induksi magnetik disekitar penghantar lurus panjang berarus __ 44
Gambar 7 Induksi magnetik pada sumbu lingkaran penghantar berarus ___ 45
Gambar 8 Solenoida ______________________________________________________________ 46
Gambar 9 Toroida_________________________________________________________________ 47
Gambar 10 Kaidah tangan kanan kedua ________________________________________ 49
Gambar 11 Lintasan partikel berupa lingkaran ________________________________ 50
Gambar 12 Lintasan partikel berupa heliks ____________________________________ 51
Gambar 13 Gaya Magnetik pada Penghantar ___________________________________ 51
Gambar 14 Kaidah tangan kanan ________________________________________________ 52
Gambar 15 Dua Kawat Sejajar ___________________________________________________ 53
Gambar 16 Skema Motor Listrik DC _____________________________________________ 55

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar _______________________________________________ 11


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi _____________________________________ 12
Tabel 3. Indikator Desain Aktivitas Pembelajaran _____________________________ 21
Tabel 4. Kisi-kisi Soal HOTS ______________________________________________________ 61

8
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya
magnetik. Melalui pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat
memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta
didiknya yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan terutama
dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini
juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya
magnetik dalam kehidupan sehari-hari, soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun
terakhir sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif
aktivitas pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat
digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat
dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur
mengembangkan soal HOTS. Komponen-komponen di dalam unit ini
dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi
peserta didik menganalisis medan magnetik, induksi magnetik pada produk-
produk teknologi, melakukan aktivitas praktik medan magnetik di sekitar
kawat lurus, medan magnetik di sekitar kawat melingkar, gaya magnetik, dan
motor listrik sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

Topik medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik yang


dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas subtopik medan magnet di

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

sekitar penghantar berarus, induksi magnetik di sekitar penghantar lurus


panjang berarus listrik, induksi magnetik pada sumbu lingkaran penghantar
berarus listrik, induksi magnetik di pusat dan di ujung solenoida, induksi
magnetik di pusat dan di ujung solenoida, dan gaya magnetik (gaya Lorentz).
Selain itu, unit ini dilengkapi dengan 3 buah LKPD, yaitu 1) Medan Magnetik di
Sekitar Kawat Berarus, 2) Medan Magnet Kawat Melingkar Berarus Listrik, dan
3) Motor Listrik DC. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah
mengimplementasikannya di kelas.

10
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas XII:

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.3 Menganalisis medan 1. Menganalisis medan magnetik pada XII
magnetik, induksi berbagai produk teknologi
magnetik, dan gaya 2. Menganalisis induksi magnetik pada
magnetik pada berbagai produk teknologi
berbagai produk 3. Menganalisis gaya magnetik pada
teknologi berbagai produk teknologi
4.3 Melakukan percobaan 1. Melakukan percobaan tentang XII
tentang induksi induksi magnetik disekitar kawat
magnetik dan gaya berarus listrik
magnetik disekitar 2. Mempresentasikan hasil percobaaan
kawat berarus listrik induksi magnetik disekitar kawat
berikut presentasi berarus listrik
hasilnya 3. Melakukan percobaan tentang gaya
magnetik disekitar kawat berarus
listrik
4. Mempresentasikan hasil tentang gaya
magnetik disekitar kawat berarus
listrik

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi


INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN
(IPK) PENGETAHUAN KOMPETENSI (IPK) KETERAMPILAN
IPK Pendukung
3.3.1 Menjelaskan medan magnetik 4.3.1 Menyajikan hasil identifikasi
disekitar kawat berarus faktor-faktor yang
3.3.2 Mengidentifikasi besar induksi mempengaruhi induksi magnetik
magnetik di sekitar kawat lurus di sekitar kawat berarus
berarus 4.3.2 Menyajikan hasil identifikasi
3.3.3 Menentukan arah medan magnetik di faktor-faktor yang
sekitar kawat lurus berarus mempengaruhi besar gaya
3.3.4 Menjelaskan besar induksi magnetik magnetik pada kawat lurus
di sekitar kawat melingkar
3.3.5 Menjelaskan induksi magnetik pada
sumbu solenoida
3.3.6 Menjelaskan gaya magnetik pada
partikel bermuatan yang bergerak
dalam medan magnetik
3.3.7 Menentukan arah gaya magnet yang
dialami oleh muatan listrik
3.3.8 Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi besar gaya magnetik
pada kawat lurus
3.3.9 Menentukan arah gaya magnetik pada
kawat lurus
3.3.10 Menganalisis gaya magnetik di antara
dua kawat sejajar berarus
IPK Kunci
4.3.3 Melakukan percobaan tentang
induksi magnetik disekitar kawat
lurus berarus listrik
3.3.11 Menganalisis medan magnetik pada 4.3.4 Melakukan percobaan tentang
berbagai produk teknologi induksi magnetik disekitar kawat
3.3.12 Menganalisis induksi magnetik pada melingkar berarus listrik
berbagai produk teknologi 4.3.5 Melakukan percobaan tentang
3.3.13 Menganalisis gaya magnetik pada gaya magnetik disekitar kawat
berbagai produk teknologi berarus listrik
4.3.6 Mempresentasikan hasil
percobaan tentang gaya magnetik
disekitar kawat berarus listrik
IPK Pengayaan

3.3.14 Membandingkan prinsip kerja motor


listrik dan alat ukur listrik.

12
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Empat Penyebab Starter Mobil Tak Mau Berfungsi

Dinamo starter, merupakan salah satu komponen mesin kendaraan yang


berfungsi untuk menghidupkan mesin. Dinamo starter mengubah energi
listrik menjadi energi gerak, yang kemudian dipakai untuk memutar poros
mesin (crankshaft).

Gambar 1 Dinamo/Motor Starter Mobil


Sumber: https://www.viva.co.id/otomotif/mobil/830267-empat-penyebab-starter-mobil-tak-mau-
berfungsi

Seperti kebanyakan komponen mesin lainnya, dinamo starter juga bisa rusak.
Akibatnya, pengguna kendaraan tidak bisa menghidupkan mesin.

Jika hal ini terjadi pada sepeda motor, masih ada solusi menghidupkan mesin
dengan mengunakan engkol. Namun, untuk mobil, khususnya yang memakai
transmisi manual, satu-satunya cara menghidupkan mesin tanpa dinamo
starter adalah dengan mendorongnya.

"Ada beberapa hal, penyebab dinamo starter tidak mau menyala. Salah satu
contohnya, carbon brush habis," kata pemilik bengkel khusus servis dinamo
Angkasa Teknik, Supardi, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Jalan Panjang,
Jakarta Barat, Selasa 4 Oktober 2016.

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ada empat penyebab yang dapat membuat dinamo starter tidak berfungsi
dengan sempurna, yakni:
1. Pasokan listrik dari aki kurang. Jika aki lemah, dinamo starter tidak mau
berputar. Dinamo membutuhkan arus listrik yang besar, sehingga aki
harus benar-benar sehat.
2. Solenoid starter rusak. Solenoid memiliki dua fungsi, menghubungkan
listrik dari aki ke starter dan sebagai penghubung antara starter dengan
mesin.
3. Carbon brush habis. Komponen ini berfungsi sebagai titik penghubung
antara listrik dari solenoid dengan kumparan starter.
4. Kumparan di dalam motor starter terbakar. Umumnya ini terjadi saat
starter dipaksa bekerja keras, sehingga panas yang dihasilkan bisa
membuat kumparan starter terbakar.

Galvanometer

(a) (b)

Gambar 2 Galvanometer
Sumber: Giancoli. [1998]. Fisika.
https://physicsmax.com/moving-coil-galvanometer-7907

Galvanometer adalah komponen utama dalam kebanyakan alat ukur listrik


seperti amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 2(b), galvanometer terdiri dari kumparan kawat yang dipasang
sehingga bebas berputar pada poros yang berada di dalam medan magnet

14
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

yang berasal dari magnet permanen. Jika arus mengalir melalui loop kawat,
yang biasanya berbentuk persegi panjang, medan magnet memberikan torsi
pada loop. Torsi yang dialami kumparan sebanding dengan arus yang
melewatinya dan jumlah lilitan kawat loop, yaitu 𝜏 = 𝑁𝐼𝐴𝐵 sin 𝜃. Torsi ini
akan dilawan oleh torsi yang dihasilkan oleh pegas. Sehingga kumparan dan
jarum yang terpasang hanya akan berotasi sampai titik dimana torsi pegas
mengimbangi torsi yang disebabkan oleh medan magnet. Penyimpangan
jarum berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada kumparan. Tetapi
penyimpangan ini juga bergantung pada sudut  yang dibentuk oleh
kumparan terhadap medan magnet B.

Maglev Train

Magnetically levitated train atau biasa disingkat dengan maglev train adalah
jenis kereta api yang menggunakan kekuatan magnet untuk melayang di atas
jalan penuntunnya. Karena kereta ini bergerak secara melayang beberapa
sentimeter diatas jalan penuntunnya sehingga gaya gesek dapat dikurangi dan
tidak membutuhkan roda. Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai
pendorong. Besarnya gaya dorong dan kecilnya gaya gesek menyebabkan
kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 600 km/jam, jauh lebih
cepat dari kereta biasa. Perbedaan besar antara kereta maglev dan kereta
konvensional adalah bahwa kereta maglev tidak memiliki mesin - setidaknya
bukan jenis mesin yang digunakan untuk menarik kereta biasa di sepanjang
rel baja. Mesin untuk kereta maglev agak tidak mencolok dan tidak
menggunakan bahan bakar fosil melainkan oleh medan magnet yang
diciptakan oleh kumparan listrik di dinding jalur pemandu (guideway) dan
trek bergabung untuk mendorong kereta.

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 3 Maglev
(a) The Transrapid maglev (b) Sistem tenaga penggerak magnetik
Sumber: Physics. John D. Cutnell & Kenneth W. Johnson

Prinsip kerja maglev menggunakan prinsip medan magnet. Ketika arus dikirim
ke elektromagnet, medan magnet yang dihasilkan menciptakan magnet yang
diinduksi dalam rel yang dipasang di jalur pemandu. Gaya tarik ke atas dari
magnet yang diinduksi diimbangi oleh berat kereta, sehingga kereta bergerak
tanpa menyentuh rel atau jalur pemandu.

Levitasi magnetik hanya mengangkat kereta dan tidak bergerak maju. Gambar
4b menggambarkan bagaimana tenaga penggerak magnetik dicapai. Selain
elektromagnet levitasi, elektromagnet penggerak juga ditempatkan di
sepanjang jalur pemandu. Setiap elektromagnet di kereta ditarik dan didorong
ke depan oleh elektromagnet di jalur pemandu. Dengan menyesuaikan waktu,
kecepatan kereta bisa disesuaikan. Membalik kutub di elektromagnet jalur
pemandu berfungsi untuk mengerem kereta.

16
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal UN topik medan magnetik, induksi magnetik, dan
gaya magnetik pada Kompetensi Dasar 3.3 Menganalisis medan magnetik, induksi
magnetik, dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi (Permendikbud
Nomor 37, 2018). Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana
berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini
juga dapat menjadi acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang
setipe pada topik Medan Magnet.

A. Contoh Soal UN tahun 2016

No Soal
1 Sebuah muatan listrik positif q, bergerak dengan kecepatan v dalam
sebuah medan magnet homogen seperti ditunjukkan pada gambar.
Arah gaya magnetik F yang dialami muatan listrik q adalah....
A. ke atas tegak lurus arah v
B. ke bawah tegak lurus arah v
C. ke luar bidang gambar
D. ke dalam bidang gambar
E. ke kanan searah v

Identifikasi
Level Kognitif : Pemahaman (Level Kognitif 1)
Indikator yang 3.3.7 Menentukan arah gaya magnet yang dialami
:
bersesuaian oleh muatan listrik
Arah medan magnetik dan arah gerak muatan
Diketahui :
positif
Ditanyakan : Arah gaya yang dialami muatan
Materi yang Gaya magnetik yang dialami oleh muatan listrik yang
:
dibutuhkan bergerak dalam medan magnetik

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh Soal UN tahun 2017

No Soal
1 Perhatikan gambar berikutdi bawah! Dua kawat lurus sejajar berarus
listrik i1 = 2A dan i2 = 3A terpisah pada jarak a seperti pada gambar.
Sebuah kawat penghantar yang lain (3) berarus listrik akan
diletakkan di sekitar kedua kawa sehingga kawat tidak mengalami
gaya magnetik. Kawat (3) tersebut harus
diletakkan pada jarak....
A. 0,5 a di kiri kawat (1)
B. a di kiri kawat (1)
C. 2 a di kiri kawat (1)
D. a di kanan kawat (2)
E. 2a di kanan kawat (2)
Identifikasi
Level Kognitif : Penalaran (Level Kognitif 3)
Indikator yang 3.3.10 Menganalisis gaya magnetik di antara dua
:
bersesuaian kawat sejajar berarus
Besar dan arah arus pada kawat 1 dan 2 serta besar
Diketahui :
gaya yang dialami kawat 3
Ditanyakan : Letak kawat ke 3
Materi yang
: Gaya magnetik di antara dua kawat sejajar berarus
dibutuhkan

18
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

C. Contoh Soal UN tahun 2018

No Soal
1 Sebuah muatan positif bergerak di bawah sebuah kawat berarus
listrik yang arah arusnya searah sumbu x (+) seperti gambar. Muatan
bergerak searah dengan arah arus listrik. Arah gaya Lorentz yang
dialami oleh muatan tersebut searah
sumbu....
A. y (+)
B. y (–)
C. x (+)
D. x (–)
E. z (+)
Identifikasi
Level Kognitif : Aplikasi (Level Kognitif 2)
Indikator yang 3.3.7 Menentukan arah gaya magnet yang dialami
:
bersesuaian oleh muatan listrik
Diketahui : Arah arus listrik dan arah gerak muatan positif
Ditanyakan : Arah gaya yang dialami muatan
Materi yang Gaya magnetik yang dialami oleh muatan listrik yang
:
dibutuhkan bergerak dalam medan magnetik

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik.
Bahan pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta
didik dan berusaha memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan
pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan
peserta didik yang digunakan, dan bahan bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik medan
magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik. Sebelum menguraikan
aktivitas pembelajaran, terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran
yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai


masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam
empat kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi empat skenario pembelajaran. Pengembangan skenario
pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses
(Permendikbud nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.

20
Tabel 3. Indikator Desain Aktivitas Pembelajaran

Indikator Pencapaian Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis


Media Alokasi Waktu
Kompetensi Submateri Pembelajaran Penilaian
3.3.1 Menjelaskan medan Medan Magnetik 1. Praktikum tentang 1. Tes  Lembar 8 x 45’
magnetik disekitar kawat disekitar kawat medan magnetik Pengetahuan Kerja
Dilaksanakan
berarus berarus disekitar kawat lurus Peserta
a. Tes tulis dengan 4
3.3.2 Mengidentifikasi besar berarus Didik
PG pertemuan
induksi magnetik di sekitar 2. Memerinci faktor-faktor  Alat dan
b. Tes tulis
kawat lurus berarus yang mempengaruhi
Uraian bahan
3.3.3 Menentukan arah medan medan magnetik praktikum
Terbuka
magnetik di sekitar kawat disekitar kawat berarus
lurus berarus 2. Observasi
3. Diskusi medan magnetik
kegiatan
disekitar kawat berarus
praktik
3.3.4 Menjelaskan besar induksi Medan Magnetik 4. Praktikum tentang 3. Observasi
magnetik di sekitar kawat disekitar kawat medan magnetik keterampilan
melingkar melingkar disekitar kawat presentasi
berarus melingkar berarus
4. Penilaian
produk

Paket Unit Pembelajaran


3.3.5 Menjelaskan induksi Medan Magnetik 5. Praktikum tentang
magnetik pada sumbu disumbu medan magnetik pada 5. Penilaian sikap

Pembelajaran Aljabar
solenoida solenoida sumbu solenoida
3.3.6 Menjelaskan gaya magnetik Gaya Lorentz 6. Praktikum tentang gaya
pada partikel bermuatan Lorentz pada kawat lurus
yang bergerak di dalam
medan magnetik
3.3.7 Menentukan arah gaya
magnet yang dialami oleh
21
22

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Indikator Pencapaian Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis
Media Alokasi Waktu
Kompetensi Submateri Pembelajaran Penilaian
muatan yang bergerak di
dalam medan magnetik
3.3.8 Mengidentifikasi faktor- 7. Mengamati animasi
faktor yang mempengaruhi muatan listrik yang
besar gaya magnetik pada bergerak di dalam medan
kawat lurus magnetik
3.3.9 Menentukan arah gaya
magnetik pada kawat lurus
8. Diskusi tentang gaya
3.3.10 Menganalisis gaya atara dua kawat lurus
magnetik di antara dua
kawat sejajar berarus
3.3.11 Menganalisis medan 9. Praktikum tentang motor
magnetik pada berbagai listrik
produk teknologi
3.3.12 Menganalisis induksi
magnetik pada berbagai
produk teknologi
3.3.13 Menganalisis gaya
magnetik pada berbagai
produk teknologi
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Aktivitas Pembelajaran 1

Medan magnet adalah ruangan yang dipengaruhi oleh gaya magnet. Adanya
medan magnet di dalam suatu ruangan dapat ditunjukkan dengan mengamati
pengaruh yang dialami oleh benda magnetik yang berada di ruangan tersebut.
Medan magnet biasanya ditimbulkan oleh sebuah magnet permanen. Apakah
medan magnet bisa ditimbulkan oleh benda lain selain magnet permanen?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas pembelajaran 1.

Aktivitas pembelajaran 1 ini akan mencapai indikator 3.3.1, 3.3.2, 3.3.3, 4.3.1
dan 4.3.3 pada submateri medan magnetik disekitar kawat penghantar lurus
yang berarus listrik. Pertemuan ke-1 ini menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning dengan sintak sebagai berikut.
1. Pemberian rangsangan (Stimulation). Stimulasi berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan
pembelajaran. Pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan kebingungan dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas
belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement). Setelah
dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).
3. Pengumpulan data (Data Collection). Pada saat peserta didik
melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan
kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya


hipotesis.
4. Pengolahan data (Data Processing). Pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
5. Pembuktian (Verification). Pada tahap ini peserta didik melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil pemrosesan
data. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang
ada, hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6. Menarik simpulan (Generalization). Tahap generalisasi/menarik
kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.

Medan Magnetik di Sekitar Kawat Penghantar Lurus yang Berarus

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan percobaan, diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan medan magnetik disekitar kawat penghantar berarus
listrik
2. Mengidentifikasi besar induksi magnetik dan menentukan arah medan
magnetik di sekitar kawat penghantar lurus yang berarus listrik

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 menit

24
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Media, Alat, dan Bahan


 Kawat tembaga/nikelin (±50 cm)
 Statif (2 buah)
 Jarum kompas (4 buah)
 Power supply (1 buah)
 Ampermeter (1 buah)
 Rheostat/potensiometer (1 buah)
 Saklar (1 buah)

Apa yang Saudara lakukan:


1. Menunjukkan magnet batang dan jarum kompas, kemudian bertanya
“Bagaimana caranya untuk membuktikan bahwa batang besi ini sebuah
magnet?”
2. Mengajukan pertanyaan: “Apakah jarum kompas akan menyimpang
jika didekatkan dengan seutas kawat penghantar?”
3. Menunjukan seutas kawat dan baterai, “Apa yang akan terjadi jika
kawat didekatkan ke jarum kompas? Apa yang akan terjadi jika kawat
dihubungkan ke baterai kemudian didekatkan kembali ke jarum
kompas?
4. Memfasilitasi peserta didik membuat hipotesa tentang pengaruh kawat
berarus terhadap jarum kompas dan kemana arah simpangan jarum
kompas.
5. Membimbing peserta didik melakukan praktikum “Induksi Magnetik”
secara berkelompok untuk membuktikan hipotesanya.
6. Membimbing peserta didik dalam mengumpulkan data pengamatan
hasil percobaan pada kolom yang tersedia pada LKPD 1.
7. Membimbing peserta didik dalam mengolah data pengamatan hasil
percobaan untuk menjawab beberapa pertanyaan di LKPD.

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8. Membimbing peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan dengan


memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan dan
membandingkan pengolahan dengan data-data pada buku sumber.
9. Membimbing peserta didik dalam menyimpulkan hasil percobaan
tentang besar induksi magnetik dan arah medan magnetik di sekitar
kawat penghantar lurus yang berarus listrik.

Aktivitas Pembelajaran 2

Sebelumnya kita sudah membahas besar induksi magnetik disekitar kawat


pengahantar lurus yang dialiri arus listrik. Bagaimana besar induksi magnetik
jika kawat bukan berbentuk lurus dan panjang melainkan berbentuk
melingkar. Bagaimana hubungan jari-jari lingkaran terhadap besar induksi
magnetik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas
pembelajaran 2.

Aktivitas pembelajaran 2 ini akan mencapai indikator 3.3.4, 3.3.5, dan 4.3.4
pada submateri medan magnetik disekitar kawat penghantar melingkar yang
berarus listrik dan solenoida. Pertemuan ke-2 ini menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1) Pemberian rangsangan
(Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); 3)
Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5)
Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi
(Generalization).

26
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Medan Magnetik di Sekitar Kawat Penghantar Melingkar yang Berarus

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan percobaan, diharapkan peserta mampu menjelaskan besar
induksi magnetik di sekitar kawat melingkar yang berarus dan sumbu
solenoida.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 menit

Media, Alat, dan Bahan


 Kawat melingkar (3 buah: r ±4cm, r ±8cm, dan r ± 10 cm)
 Solenoida (lilitan kawat) (1 buah: r ± 5 cm, p ± 10 cm)
 Jarum Kompas (4 buah)
 Power supply (1 buah)
 Ampermeter (1 buah)
 Rheostat/potensiometer (1 buah)
 Saklar (1 buah)

Apa yang Saudara lakukan:


1. Menunjukkan sebuah kawat melingkar dan solenoida kemudian
mengajukan pertanyaan “Minggu lalu kalian sudah mempelajari medan
magnetik di sekitar kawat lurus, sekarang apakah yang terjadi terhadap
jarum kompas jika didekatkan ke kawat berarus listrik yang berbentuk
melingkar? Bagaimana pula jika didekatkan ke lilitan kawat
(solenoida)?
2. Mengajukan pertanyaan: “Apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya
induksi magnetik disekitar kawat melingkar dan solenoida?”
3. Membimbing peserta didik membuat hipotesa tentang besar induksi
magnetik disekitar kawat melingkar dan solenoida.

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Membimbing peserta didik melakukan praktikum “Medan magnetik di


sekitar kawat melingkar dan solenoida” secara berkelompok untuk
membuktikan hipotesanya.
5. Membimbing peserta didik mengumpulkan data pengamatan hasil
percobaan pada kolom yang tersedia pada LKPD 2
6. Membimbing peserta didik mengolah data pengamatan hasil
percobaan untuk menjawab beberapa pertanyaan di lembar kerja
peserta didik (LKPD).
7. Membimbing peserta didik dalam mendiskusikan hasil pengamatan
dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan
dan membandingkan pengolahan dengan data-data pada buku sumber
8. Membimbing peserta didik dalam menyimpulkan hasil percobaan
tentang besar induksi magnetik di sekitar kawat penghantar melingkar
dan solenoida.

Aktivitas Pembelajaran 3

Sebelumnya sudah diketahui bahwa seutas kawat penghantar yang dialiri arus
listrik akan menghasilkan medan magnetik. Apa yang akan terjadi jika kawat
penghantar listrik yang dialiri arus ditempatkan di dalam medan magnet lain?
Apa yang terjadi jika muatan bergerak di dalam medan magnet tetap? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas pembelajaran 3.

Aktivitas pembelajaran 3 ini akan mencapai indikator 3.3.6, s.d. 3.3.10 dan
4.3.5 s.d 4.3.6 pada submateri Gaya Magnetik (Gaya Lorentz) pada kawat
penghantar lurus yang dialiri arus listrik dan pada muatan yang bergerak
dalam medan magnetik. Pertemuan ke-3 ini menggunakan pembelajaran
saintifik yang meliputi aktivitas:

28
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

1. Mengamati (Observing). Mengamati dengan indra (membaca,


mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan
atau tanpa alat.

2. Menanya (Questioning). Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya


jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi
tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

3. Mengumpulkan informasi/mencoba (Experimenting). Mengeksplorasi,


mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, melakukan eksperimen,
atau membaca sumber lain selain buku teks.

4. Menalar (Associating). Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,


menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

5. Mengomunikasikan (Communicating). Menyajikan laporan dalam


bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

Gaya Magnetik (Gaya Lorentz)

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan gaya magnetik dan menentukan arah gaya magnetik pada
partikel bermuatan yang bergerak di dalam medan magnet.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besar gaya dan
arah gaya magnetik pada kawat lurus.
3. Menganalisis gaya magnetik di antara dua kawat sejajar berarus

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 menit

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Media, Alat, dan Bahan


 Kawat tembaga/nikelin (±50 cm)
 Statif (2 buah)
 Power supply (1 buah)
 Ampermeter (1 buah)
 Rheostat/potensiometer (1 buah)
 Saklar (1 buah)
 Magnet ladam (1 buah)

Apa yang Saudara lakukan:


Kegiatan 1
1. Membimbing siswa untuk mengunduh animasi muatan yang bergerak
di dalam medan magnet dari link berikut:
http://phys23p.sl.psu.edu/phys_anim/EM/indexer_EMB.html atau
dari link lain yang sesuai.
2. Memfasilitasi peserta didik mengamati arah gaya Lorentz pada muatan
yang bergerak di dalam medan magnetik dari animasi tersebut.
3. Memfasilitasi peserta didik untuk menuliskan pertanyaan yang
berkaitan dengan gaya Lorentz pada muatan yang bergerak di dalam
medan magnetik. Menuliskan pertanyaan peserta didik di papan tulis.
4. Membimbing peserta didik mencari dan mengumpulkan berbagai
literatur dan referensi yang mendukung pemecahan permasalahan
yang mereka temukan berdasarkan pengamatan.
5. Membimbing peserta didik melakukan praktikum “Gaya Lorentz pada
kawat lurus”
6. Membimbing peserta didik menganalisis informasi dari berbagai
sumber data yang terkumpulkan.
7. Membimbing peserta didik menganalisis kesesuaian antara informasi
dari literatur dan referensi dengan hasil eksperimen yang diperoleh

30
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

8. Membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil percobaan gaya


Lorentz pada kawat lurus
9. Membimbing peserta didik dalam menyimpulkan tentang arah gaya
Lorentz yang bekerja pada muatan yang bergerak di dalam medan
magnetik.
10. Membimbing peserta didik dalam membandingkan arah gaya Lorentz
pada kawat lurus dengan gaya Lorentz pada muatan yang bergerak
dalam medan magnetik
11. Memfasilitasi masing-masing kelompok secara bergiliran untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Aktivitas Pembelajaran 4

Pada pertemuan sebelumnya kita sudah membahas tentang medan magnetik


yang timbul karena kelistrikan, sehingga kita bisa melihat bahwa ada
hubungan antara kemagnetan dan kelistrikan. Apa manfaatnya bagi
kehidupan kita? Produk teknologi apa saja yang bekerja berdasarkan prinsip
induksi magnetik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas
pembelajaran 4.

Aktivitas pembelajaran 4 ini akan mencapai indikator 3.3.11 s.d. 3.3.13 pada
submateri penerapan medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik
pada berbagai produk teknologi. Pertemuan ke-4 ini menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1) Pemberian rangsangan
(Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); 3)
Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5)
Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi
(Generalization) (Aryana, dkk, 2018).

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penerapan Gaya Magnetik dalam Berbagai Produk Teknologi

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:

Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu menyimpulkan


prinsip kerja produk teknologi yang bekerja berdasarkan prinsip medan
magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran: 2 x 45 menit

Media, Alat, dan Bahan


 Motor listrik
 Galvanometer
 Obeng

Apa yang Saudara lakukan:

1. Meminta siswa untuk mengamati produk teknologi yang bekerja


berdasarkan induksi magnetik seperti pompa air, kipas angin, mobil
tamiya dan alat ukur listrik (Galvanometer). Kemudian mengajukan
pertanyaan “Bagaimana cara kerja alat-alat tersebut?”

2. Memberikan masalah yang berkaitan dengan cara kerja komponen


yang bisa menggerakkan mobil tamiya dan menggerakan jarum
Galvanometer, contohnya:
a. Mengapa mobil ketika saklarnya ditutup bisa bergerak?
b. Apa yang menyebabkan mobil tamiya bisa bergerak ?
c. Bagaimana proses perubahan energi listrik dari baterai
sehingga menjadi energi mekanik (gerak)?
d. Bagian apa sebenarnya dari mobil tamiya yang menyebabkan
bisa bergerak?

32
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

e. Terbuat dari komponen apa sajakah bagian yang menggerakkan


mobil tamiya tersebut?
f. Mengapa ketika dihubungkan ke baterai jarum Galvanometer
bergerak dan menunjukkan nilai tertentu?
g. Mengapa ketika dilepaskan dari baterai, jarum kembali ke posisi
semula?
h. Terhubung kemanakah sebenarnya jarum Galvanometer
tersebut?
3. Memfasilitasi peserta didik untuk mencari dan mengumpulkan
berbagai literatur dan referensi yang mendukung pemecahan
permasalahan yang mereka temukan berdasarkan pengamatan motor
listrik dan Galvanometer.
4. Membimbing peserta didik dalam melakukan praktikum “Motor
Listrik” secara berkelompok dengan menggunakan LKPD yang
tersedia.
5. Membimbing peserta didik dalam mengumpulkan data pengamatan
hasil percobaan pada kolom yang tersedia pada LKPD.
6. Membimbing peserta didik dalam mengolah data pengamatan hasil
percobaan untuk menjawab beberapa pertanyaan di lembar kerja
siswa.
7. Membimbing peserta didik dalam mendiskusikan hasil pengamatan
dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan
dan membandingkan pengolahan dengan data-data pada buku sumber.
8. Membimbing peserta didik dalam menyimpulkan prinsip kerja produk
teknologi yang bekerja berdasarkan prinsip medan magnetik, induksi
magnetik, dan gaya magnetik.

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

MEDAN MAGNETIK DI SEKITAR KAWAT BERARUS

Tujuan
1. Menyelidiki medan magnetik di sekitar kawat berarus
2. Menemukan hubungan kuat arus dengan besar induksi magnetik pada
kawat berarus lsitrik
3. Menemukan hubungan jarak dengan besar induksi magnetik
4. Menentukan arah medan magnetik disekitar kawat lurus berarus

Alat dan Bahan


 Kawat tembaga/nikelin (±50 cm)
 Statif (2 buah)
 Jarum Kompas (2 buah)
 Power supply (catu daya) (1 buah)
 Ampermeter (1 buah)
 Rheostat (1 buah)
 Saklar (1 buah)
 Gauss meter (menggunakan aplikasi di HP)

Percobaan/ Prosedur
1. Rangkailah alat dan bahan seperti gambar
2. Letakkan masing-masing 1 jarum kompas di atas kawat dan di bawah
kawat.
3. Hubungkan kedua ujung kawat dengan catu daya (power supply), pilih
pada tegangan 6 volt atau 9 volt.
4. Tutuplah saklar, amati simpangan yang terjadi pada jarum kompas.

34
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

5. Ubah-ubah posisi kawat terhadap jarum kompas dengan cara memutar


salah satu statif mulai dari 0o, 45o, dan 90o, amati apa yang terjadi.
6. Letakkan posisi kawat sejajar jarum kompas
7. Ubah arah arus dengan menukar kedua ujung kawat yang terhubung ke
power supply.
8. Amati simpangan yang terjadi pada jarum kompas, kemudian
tuliskan/gambarkan arah simpangan jarum pada tabel 1.
9. Ulangi langkah 6 dengan mengubah-ubah reostat/potensiometer.
Ukurlah besar induksi magnet dengan gaussmeter untuk tiap-tiap kuat
arus dan masukkan ke dalam tabel 2.
10. Ulangi langkah 6 dan 9 dengan mengubah jarak jarum kompas
terhadap kawat. Ukur besar induksi magnet dengan gaussmeter untuk
masing-masing jaraknya dan masukkan ke dalam tabel 3.

Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1
Letak Jarum
No Arah Arus Arah Simpangan Jarum Kompas
Kompas
1 Bawah Dari A ke B
Dari B ke A
2 Atas Dari A ke B
Dari B ke A

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kesimpulan :
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

Tabel 2
Besar Kuat arus Besar simpangan Besar induksi
No
(Ampere) magnet jarum magnet
1
2
3

Kesimpulan :
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

Tabel 3
Jarak jarum
Besar simpangan Besar induksi
No magnet ke kawat
magnet jarum magnet
(cm)
1
2
3

Kesimpulan :
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

Pertanyaan

1. Berdasarkan kegiatan tersebut, bagaimanakah skema arah medan


induksi dengan arah kuat arus?
2. Bagaimanakah bentuk grafik antara kuat arus dengan medan magnet
induksi?
3. Berdasarkan kegiatan tersebut, bagaimanakah grafik hubungan antara
jarak titik terhadap kawat dengan medan magnet induksi?

36
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Lembar Kerja Peserta Didik 2

MEDAN MAGNET KAWAT MELINGKAR BERARUS LISTRIK

Tujuan

1. Menemukan hubungan jumlah lilitan dengan besar induksi magnetik


pada kawat melingkar berarus lsitrik
2. Menemukan hubungan jari-jari lingkaran kumparan kawat dengan
besar induksi magnetik pada titik tersebut.
3. Menemukan hubungan arus listrik dengan besar induksi magnetik.

Alat dan Bahan


 Kawat melingkar dengan jumlah lilitan dan jari-jari berbeda (3 buah: r
±4cm, r ±8cm, dan r ± 10 cm)
 Power supply (1 buah)
 Amperemeter (1 buah)
 Jarum kompas (4 buah)
 Busur derajat (1 buah)

Percobaan/ Prosedur
1. Rangkai alat dan bahan seperti gambar

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Letakkan magnet jarum di bawah kawat seperti pada gambar dengan


posisi jarum tepat menunjuk ke arah utara (posisi 0o)
3. Gunakan kawat dengan jumlah lilitan terkecil.
4. Hubungkan baterai dengan ujung-ujung kawat supaya arus mengalir
dalam rangkaian. Amati besar arus listrik yang terukur pada ampere
meter dan simpangan yang terjadi pada jarum kompas kemudian
tuliskan pada tabel 1.
5. Lepaskan hubungan baterai pada rangkaian.
6. Ganti jumlah lilitan kawat dengan yang lebih besar kemudian
hubungkan kembali baterai pada rangkaian. Amati kembali besar arus
listrik dan besar simpangan jarum kemudian tuliskan pada tabel 1.
7. Ulangi langkah 5 dan 6 untuk jumlah lilitan berbeda.
8. Lepaskan hubungan baterai pada rangkaian.
9. Ganti kumparan kawat dengan diameter/jari-jari yang lebih
kecil/besar
10. Lakukan kembali langkah 5 dan 6 namun dituliskan pada tabel 2.
11. Lakukan pengamatan untuk menemukan hubungan kuat arus listrik
dengan medan magnet induksi.. Tuliskan hasilnya pada tabel 3

Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1
Besar simpangan
No Jumlah lilitan (N) Arus listrik (A)
magnet jarum
1
2
3

Kesimpulan :
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

38
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Tabel 2
Besar simpangan
No Jari-jari kumparan (r) Arus listrik (A)
magnet jarum
1
2
3

Kesimpulan :
.................................................................................................................................................................

Tabel 3
Besar Kuat arus
No Besar simpangan magnet jarum
(Ampere)
1
2
3

Kesimpulan :
.................................................................................................................................................................

Pertanyaan
Simpangan jarum menunjukkan besar medan magnet induksi yang
dihasilkan (B), maka:
1. Semakin banyak jumlah lilitan (N), maka medan magnet induksi (B)
di titik tersebut semakin ............................................................................................
Tuliskan formula matematis (kesebandingan): ..............................................
2. Semakin besar jari-jari kumparan, maka medan magnet induksi (B)
yang dihasilkan semakin ............................................................................................
Tuliskan formula matematis (kesebandingan): ...............................................
3. Semakin besar arus listrik pada kumparan, maka medan magnet
induksi (B) yang dihasilkan semakin ...........................................................
Tuliskan formula matematis (kesebandingan): ......................................
4. Buat kesimpulan umum dari seluruh hasil percobaan.
.........................................................................................................................................

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 3

MOTOR LISTRIK DC

Tujuan

1. Mengenali bagian bagian motor listrik


2. Merakit motor listrik
3. Menjelaskan cara kerja motor listrik

Alat dan Bahan

 Motor listrik 3 volt


 Perkakas obeng (-) kecil

Percobaan/ Prosedur

1. Amati motor listrik kecill dan lepaslah bagian-bagiannya (G-A) menjadi


(G-B) dengan cara membongkarnya, lihat gambar berikut.

2. Kenali dan sebutkan nama dan kegunaannya dari bagian-bagian yang


telah dilepas tersebut?
Bagian a adalah ..............................................................................................................
Kegunaannya adalah untuk .....................................................................................
...............................................................................................................................................
Bagian b adalah .............................................................................................................
Kegunaannya adalah untuk .....................................................................................
Bagian c adalah .............................................................................................................

40
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Kegunaannya adalah untuk .....................................................................................


...............................................................................................................................................
Bagian d adalah .............................................................................................................
Kegunaannya adalah untuk .....................................................................................
...............................................................................................................................................
Bagian e adalah .............................................................................................................
Kegunaannya adalah untuk .....................................................................................
...............................................................................................................................................
Bagian f adalah .............................................................................................................
Kegunaannya adalah untuk .....................................................................................
...............................................................................................................................................
3. Gambarkan bentuk ilustrasi motor listrik tersebut dalam bentuk
perbagiannya yang sudah dirakit?

4. Konsep-konsep IPA apa saja yang terkait, yang bisa dipelajari dari hasil
kegiatan bongkar pasang tersebut?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
5. Jelaskan cara kerja motor listrik tersebut ketika diberi arus listrik dari
baterai 3 volt?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
6. Manfaat apa dari kegiatan bongkar pasang motor listrik ini ?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

Medan Magnet dan Gaya Magnet

Medan magnet adalah daerah/ruangan yang dipengaruhi oleh gaya magnet.


Adanya medan magnet di dalam suatu ruang/daerah dapat ditunjukkan
dengan mengamati pengaruh yang dapat ditimbulkan di ruang/daerah
tersebut, di antaranya:
 Bila di dalam ruang tersebut ditempatkan benda magnetik maka benda
tersebut mengalami gaya.
 Bila di ruang tersebut terdapat partikel bermuatan, maka partikel
muatan tersebut mengalami gaya.

Medan Magnet di Sekitar Penghantar Berarus

Mulanya gejala kelistrikan dan kemagnetan dianggap sebagai dua hal yang
terpisah, hingga pada tahun 1819 Hans Christian Oersted menemukan bahwa
magnet jarum kompas bila didekatkan ke kawat penghantar berarus listrik
arahnya akan berubah. Hal tersebut menunjukan bahwa disekitar kawat
berarus terdapat medan magnet. Arah penyimpangan magnet jarum kompas
bergantung kepada arah arus listriknya. Untuk memudahkan menentukan
arah medan magnet dapat menggunakan kaidah tangan kanan, yaitu arah ibu
jari menunjukkan arah aliran arus listrik dan arah lipatan jari-jari yang lainnya
menunjukkan arah putaran garis-garis medan magnet (lihat Gambar 4).

Gambar 4 Kaidah tangan kanan


Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

42
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Contoh:
Arus listrik mengalir sepanjang kawat listrik dari kiri ke kanan, kemanakah
arah medan di atas dan di bawah kawat?

Jawab: Arah medan magnetik di atas kawat adalah tegak lurus keluar buku
yang sedang Saudara baca (digambarkan dengan tanda titik) dan arah medan
magnetik di bawah kawat tegak lurus menembus buku yang sedang Saudara
baca (digambarkan dengan tanda x).

Kekuatan dan arah medan magnetik di sekitar arus listrik dinyatakan dengan
besaran induksi magnetik (B). Besarnya induksi magnetik pada suatu titik di
sekitar penghantar berarus pertama kali diukur oleh ilmuwan Perancis, Jean
Bastiste Biot dan Felix Savart. Menurut Biot-Savart, induksi magnet (B) di
suatu titik P yang berjarak r dari kawat penghantar dL yang berarus listrik I
adalah sebagai berikut.
1. Berbanding lurus dengan kuat arus listrik (I).
2. Berbanding lurus dengan panjang kawat (dL).
3. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik P ke elemen
kawat penghantar (r).
4. Berbanding lurus dengan sinus sudut apit  antara arah arus dengan
garis hubung antara titik P ke elemen kawat penghantar.

Gambar 5 Induksi magnetik di sekitar penghantar berarus listrik

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Secara matematik dinyatakan sebagai

𝐼𝑑𝐿 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜇𝑜 𝐼𝑑𝐿 𝑠𝑖𝑛𝜃


𝑑𝐵 = 𝑘 =
𝑟2 4𝜋 𝑟2

Persamaan in dikenal sebagai Hukum Biot-Savart.

dengan :
dB = Induksi magnet di titik P (Wb/m2 atau Tesla)
I = kuat arus listrik (A)
dl = panjang elemen kawat berarus (m)
 = sudut antara arah I dengan garis hubung P ke dl
k = = bilangan konstanta = 10-7 Wb A-1m-1
r = jarak dari P ke dl (m)

Induksi Magnetik di Sekitar Penghantar Lurus Panjang Berarus Listrik

Gambar 6 Induksi magnetik disekitar penghantar lurus panjang berarus

Besarnya induksi magnetik di suatu titik P yang terletak seajauh r dari kawat
penghantar lurus dan panjang yang dialiri arus sebesar I dapat diturunkan dari
hukum Biot-Savart. Dengan cara mengintegralkan dimana bawah 1 dan batas
atas 2 , maka akan diperoleh besar induksi magnetik

44
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

𝜇𝑜 𝐼
𝐵𝑃 =
2𝜋𝑎

dimana
BP = induksi magnetik di titik P (Wb/m2 atau Tesla)
o = permeabilitas ruang hampa (4 ×10-7 Wb A-1m-1)
I = kuat arus yang mengalir dalam kawat (A)
a = jarak titik P ke kawat penghantar (m)

Induksi Magnetik pada Sumbu Lingkaran Penghantar Berarus Listrik

Gambar 7 Induksi magnetik pada sumbu lingkaran penghantar berarus

Besar induksi magnetik pada sumbu lingkaran penghantar berarus listrik


dengan jari-jari R dapat dicari dengan cara mengintegralkan dari persamaan
Hukun Biot-Savart. Misalkan kita akan mencari besar induksi magnetik di titik
P yang berjarak r dari elemen kawat dl seperti tampak pada Gambar 7, maka
𝜇𝑜 𝐼𝑑𝐿 𝑠𝑖𝑛𝜃
dengan mengintegralkan persamaan 𝑑𝐵 = akan diperoleh
4𝜋 𝑟2

𝜇𝑜 𝐼 𝑠𝑖𝑛3 𝜃
𝐵=
2𝑎

Jika titik P berada di titik pusat lingkaran, maka 𝜃 = 90𝑜 dan r = a, maka
demikian induksi magnetik di titik pusat lingkaran adalah:

𝜇𝑜 𝐼
𝐵=𝑁
2𝑎

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dimana
B = induksi magnetik (Wbm-2 atau T)
µ0 = permeabilitas udara/vakum (4π × 10−7 WbA−1m−1)
I = kuat arus yang melalui penghantar (A)
A = jari-jari lingkaran (m)
N = jumlah lilitan kawat

Induksi Magnetik di Pusat dan di Ujung Solenoida

Gambar 8 Solenoida
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Induksi magnetik di pusat solenoid:


𝜇0 𝑁𝐼
𝐵=
𝐿

Induksi magnetik di ujung solenoida:


𝜇0 𝑁𝐼
𝐵=
2𝐿
dimana
B = induksi magnetik (Wbm-2 atau T)
µ0 = permeabilitas udara/vakum (4π × 10−7 WbA−1m−1)
I = kuat arus yang melalui penghantar (A)
N = jumlah lilitan kawat
L = panjang solenoida (m)

46
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Induksi Magnetik di Sumbu Toroida

Gambar 9 Toroida
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Induksi magnetik di sumbu toroida adalah

𝜇0 𝑁𝐼
𝐵=
2𝜋𝑎

dimana
B = induksi magnetik (Wbm-2 atau T)
µ0 = permeabilitas udara/vakum (4π × 10−7 WbA−1m−1)
I = kuat arus yang melalui penghantar (A)
N = jumlah lilitan kawat
a = jari-jari toroida (m)

Gaya Magnetik (Gaya Lorentz)

Gaya pada Partikel Bermuatan yang Bergerak dalam Medan Magnetik

Di atas sudah dijelaskan bahwa adanya medan magnet di dalam suatu ruang
dapat ditunjukkan dengan cara menempatkan suatu partikel bermuatan di
dalam ruang itu. Jika partikel muatan tersebut mengalami gaya, maka ruang
itu memiliki medan magnet. Berapakah besar gaya yang dialami oleh partikel
bermuatan tersebut?

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan hasil eksperimen pada berbagai partikel bermuatan yang


bergerak dalam medan magnet diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
 Besarnya gaya magnet yang diberikan pada partikel sebanding dengan
muatan q dan kecepatan v partikel.
 Ketika partikel bermuatan bergerak sejajar dengan vektor medan
magnet, gaya magnet yang bekerja pada partikel adalah nol.
 Ketika vektor kecepatan partikel membentuk sudut berapapun (  0)
terhadap medan magnet, gaya magnet mengarah ke arah tegak lurus
terhadap garis yang dibentuk oleh vektor kecepatan dan vektor medan
magnet.
 Gaya magnet yang diberikan pada muatan positif berlawanan arah
dengan arah gaya magnet yang diberikan pada muatan negatif yang
bergerak dalam arah yang sama.
 Besarnya gaya magnet yang diberikan pada partikel bergerak
sebanding dengan sin , di mana  adalah sudut yang dibentuk oleh
vektor kecepatan partikel dengan arah medan magnet.

Secara matematik dapat disimpulkan bahwa

𝐅⃗ = q𝐯 ⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝐱 𝐁

Jadi besar gaya magnetik (gaya Lorentz) yang dialami sebuah muatan yang
berada di dalam medan magnetik adalah

𝑭 = 𝒒𝒗𝑩 𝒔𝒊𝒏𝜽

dimana
F = gaya Lorentz (N)
Q = muatan partikel (C)
V = kecepatan partikel (m/s)
B = medan magnetik (T)
 = sudut antara kecepatan partikel v dan medan magnetik B

48
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Karena gaya Lorentz merupakan besaran vektor tentu memiliki arah.


Kemanakah arah gaya Lorentz yang dialami oleh partikel bermuatan yang
memasuki medan magnetik? Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan
menggunakan kaidah tangan kanan kedua seperti tampak pada Gambar 10.

Gambar 10 Kaidah tangan kanan kedua


Sumber: Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII, Suharyanto dkk.

Arah dari pergelangan tangan menuju jari-jari menyatakan arah medan


magnetik (B), arah ibu jari menyatakan arah gerak muatan (v), dan tegak lurus
terhadap telapak tangan menunjukkan arah gaya Lorentz (F). Hal yang perlu
diperhatikan adalah, jika partikel bermuatan positif (misal proton), maka arah
gaya Lorentz searah dengan gaya F yang diperoleh dari kaidah tangan kanan
kedua. Tetapi jika partikel bermuatan negatif (misal elektron), maka arah gaya
Lorentz berlawanan arah dengan gaya F yang diperoleh dari kaidah tangan
kanan kedua atau dapat menggunakan kaidah tangan kiri.

Gaya magnetik pada partikel bermuatan mempunyai ciri, yaitu:


 Vektor gaya magnetik tegak lurus terhadap medan magnet.
 Gaya magnetik bekerja pada partikel bermuatan hanya ketika partikel
bergerak.
 Gaya magnetik yang terkait dengan medan magnet stabil tidak bekerja
ketika partikel dipindahkan karena gaya tegak lurus terhadap
perpindahan titik aplikasinya.

Bentuk lintasan partikel bermuatan dalam suatu medan magnetik tergantung


pada arah gerak partikel tersebut saat memasuki medan magnetik.

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Jika partikel bermuatan bergerak sejajar terhadap medan magnet,


maka lintasan partikel adalah berupa garis lurus. Hal ini terjadi karena
partikel tidak mengalami gaya (F = 0) akibat θ = 0 o sehingga sin θ = 0.
 Jika partikel bermuatan bergerak tegak lurus terhadap medan magnet,
maka lintasan partikel adalah berupa lingkaran karena gaya magnetik
yang timbul berlaku sebagai gaya sentripetal.

Gambar 11 Lintasan partikel berupa lingkaran


Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Jari-jari lintasannya diberikan oleh persamaan:


𝑚𝑣
𝑅=
𝐵𝑞
dimana :
R = jari-jari lintasan muatan listrik (m)
m = massa benda bermuatan listrik (kg)
v = kecepatan partikel bermuatan (m/s)
B = induksi magnet (T)
q = muatan listrik benda (C)

 Jika partikel bermuatan bergerak dengan membentuk sudut terhadap


medan magnet, maka lintasan partikel adalah berupa heliks.

50
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Gambar 12 Lintasan partikel berupa heliks


Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Gaya yang Dialami Penghantar Berarus dalam Medan Magnetik

Jika gaya magnetik bekerja pada satu partikel bermuatan yang bergerak
melalui medan magnet, tentu tidak mengejutkan bahwa kawat penghantar
berarus juga mengalami gaya ketika ditempatkan di dalam medan magnet.
Arus adalah sekumpulan banyak partikel bermuatan yang bergerak, oleh
karena itu, gaya yang dihasilkan oleh medan magnet pada kawat adalah jumlah
vektor dari gaya individu yang diberikan pada semua muatan.

Gambar 13 Gaya Magnetik pada Penghantar


(a) Kawat penghantar lurus tanpa arus terletak di dalam medan magnet ladam, (b) Kawat
penghantar lurus terletak di dalam medan magnet ladam tampak depan, (c) Kawat penghantar
menyimpang ke kiri ketika dialiri arus yang arahnya ke atas, (d) Kawat penghantar
menyimpang ke kanan ketika dialiri arus yang arahnya ke bawah
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan menggunakan kaidah tangan kanan kedua
(lihat Gambar 14) dengan mengganti arah v menjadi arah arus I. Arah dari
pergelangan tangan menuju jari-jari menyatakan arah medan magnetik (B),
arah ibu jari menyatakan arah arus listrik (I), dan tegak lurus terhadap telapak
tangan menunjukkan arah gaya (F).

Gambar 14 Kaidah tangan kanan


Sumber: Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII, Suharyanto dkk.

Besarnya gaya Lorentz dinyatakan oleh persamaan


𝐹 = 𝐼𝑙𝐵 𝑠𝑖𝑛𝜃
dimana
F = gaya Lorentz (N)
I = arus listrik (A)
L = panjang kawat (m)
B = medan magnetik (T)
 = sudut antara arah arus I dan medan magnetik B

Gaya Magnetik diantara Dua Kawat Sejajar Berarus

Kita sudah tahu bahwa ketika kawat penghantar dialiri arus listrik, maka
disekitarnya akan timbul medan magnetik. Apa yang akan terjadi ketika dua
utas kawat penghantar yang dialiri arus listrik diletakkan sejajar dan
berdekatan? Gambar 15 menunjukkan dua penghantar lurus paralel panjang
1 dan 2 dipisahkan oleh jarak a dan membawa arus (paralel) masing-masing
I1 dan I2. Penghantar 1 menghasilkan, medan magnetik B1 yang sama di semua
titik di sepanjang penghantar 2. Kaidah tangan kanan memberi tahu kita

52
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

bahwa arah medan magnetik ini adalah ke bawah (ketika penghantar


ditempatkan secara horizontal).

Gambar 15 Dua Kawat Sejajar


(a) Dua kawat penghantar paralel lurus panjang membawa arus stabil I1 dan I2 dan
dipisahkan oleh jarak a. B1 adalah medan magnet oleh penghantar 1 di penghantar 2.

Penghantar 2 membawa arus I2 akan mengalami gaya ke samping karena


pengaruh medan B1. Arah gaya ini adalah ke arah pengahantar 1 (coba
buktikan), kita sebut gaya ini sebagai F21. Sebalikan, penghantar 1 akan
mengalami gaya F12 karena pengaruh medan magnet dari penghantar 2.
Apabila arah arus pada kedua kawat penghantar searah, maka akan terjadi
gaya tarik-menarik dan sebaliknya jika arus pada kedua kawat penghantar
berlawanan, maka akan tolak-menolak.

Besarnya gaya tarik atau gaya tolak antara dua kawat penghantar lurus
panjang sejajar dan berarus diberikan oleh

𝐹 𝜇0 𝐼1 𝐼2
=
𝑙 2𝜋𝑎
dimana
F = gaya magnetik pada kawat kedua kawat penghantar (N)
I1 = arus listrik pada kawat penghantar 1 (A)
I2 = arus listrik pada kawat penghantar 2 (A)
µ0 = permeabilitas udara/vakum (4π × 10−7 WbA−1m−1)
a = jarak antar kedua kawat penghantar (m)
l = panjang kawat penghantar (m)

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Motor Listrik

Pernahkah Saudara memperhatikan alat-alat elektronik yang ada di rumah?


Mungkin Saudara memiliki dan sering menggunakannya, seperti pompa air,
kipas angin, blender, pengering rambut, penyedot debu, mesin cuci, bor listrik,
dan obeng listrik. Komponen apakah yang menjadi bagian terpenting sehingga
alat-alat tersebut dapat berfungsi? Bagaimana cara kerjanya? Semua alat-alat
elektronik tersebut memiliki prinsip kerja yang sama yaitu mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik karena memiliki komponen utama yang sama,
yaitu motor listrik. Bagaimanakah prinsip kerja motor listrik tersebut?

Sebelum kita membahas tentang prinsip kerja motor listrik, mari kita kenali
terlebih dahulu jenis-jenis motor listrik. Pada dasarnya motor listrik dapat
dibedakan berdasarkan jenis sumber tegangan yang digunakan. Berdasarkan
jenis sumber tegangannya motor listrik dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Motor
listrik arus searah DC (Direct Current) dan Motor listrik bolak-balik AC
(Alternating Current). Dari dua jenis motor listrik tersebut dikelompokkan lagi
menjadi beberapa jenis motor listrik yang diklasifikasikan berdasarkan
konstruksi, prinsip kerja, dan operasinya.

Pada Unit ini hanya akan dibahas jenis motor listrik DC. Pada prinsipnya
sebuah motor listrik DC terdiri atas dua bagian, yaitu bagian stator dan bagian
rotor. Bagian stator adalah bagian motor listrik yang tidak bergerak, yang
umumnya terdiri atas magnet tetap. Sedangkan bagian rotor merupakan
bagian motor listrik yang bergerak, yang umumnya terdiri atas kawat angker
penghantar listrik yang dililitkan pada jangkar. Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 16 skema motor listrik DC.

Rotor diskemakan dengan sebuah kawat angker penghantar listrik (armature)


yang membentuk persegi panjang. Pada kedua ujung kawat angker terpasang
komutator berbentuk lingkaran yang terbelah di tengahnya, komponen ini
lebih dikenal dengan sebutan cincin belah. Sedangkan stator motor tersusun

54
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

atas dua magnet dengan kutub berbeda yang saling berhadapan. Pada bagian
yang kontak langsung dengan cincin belah, stator dilengkapi dengan sikat
karbon yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari sumber
tegangan ke kumparan rotor.

Gambar 16 Skema Motor Listrik DC


Sumber: Physics. John D. Cutnell & Kenneth W. Johnson

Sekarang mari kita bahas bagaimana prinsip kerja motor listrik tersebut. Pada
saat kumparan belum dihubungkan dengan sumber tegangan, kumparan akan
tetap diam pada posisinya karena tidak ada arus yang mengalir di dalam
kumparan tersebut. Ketika kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan,
kumparan tersebut akan berputar. Mengapa berputar? Hal ini terjadi karena
menurut Oersted, ketika kumparan dialiri arus maka akan timbul medan
magnet disekitarnya. Sementara kumparan tersebut berada di dalam medan
magnet lain yang berasal dari magnet permanen, maka terjadi interaksi antara
medan magnet yang berasal dari kawat berarus dengan medan magnet dari
magnet permanen, interaksi ini berupa gaya. Kemanakah arah gaya pada
kawat penghantar tersebut? Untuk menjelaskan arah gaya pada kawat
penghantar ingatlah prinsip kaidah tangan kanan (lihat Gambar 14).

Garis gaya magnet dari magnet permanen yang disimbolkan dengan anak
panah warna merah dan huruf (B) mengarah dari kutub utara (N) ke kutub

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

selatan (S) seperti tampak pada Gambar 16. Berdasarkan kaidah tangan kanan,
maka kedua sisi kawat angker akan mendapatkan gaya (F) yang berlawanan
arah. Gaya dorong yang tegak lurus langsung terhadap kawat angker kanan
dan kiri ini menghasilkan torsi yang paling besar pada rotor motor. Gaya torsi
inilah yang akan memutar rotor motor. Energi putar yang dihasilkan rotor ini
disalurkan ke poros untuk memutarkan benda lain seperti kipas angin, baling-
baling pada pompa air, atau roda pada mobil mainan tamiya.

56
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik medan magnetik, induksi magnetik,
dan gaya magnetik yang muncul di UN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil
dijawab oleh peserta didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang
cara mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar
dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik
ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara
dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik medan magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik merupakan


topik yang muncul pada soal UN di tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil
analisis PAMER UN, topik ini termasuk yang kurang berhasil dijawab oleh
peserta didik di lingkup nasional. Berikut ini pembahasan soal-soalnya.

Soal UN tahun 2016


Sebuah muatan listrik positif q, bergerak dengan kecepatan v dalam sebuah
medan magnet homogen seperti ditunjukkan pada gambar. Arah gaya
magnetik F yang dialami muatan listrik q adalah....
A. ke atas tegak lurus arah v
B
B. ke bawah tegak lurus arah v
C. ke luar bidang gambar q +

D. ke dalam bidang gambar


E. ke kanan searah v

Kunci Jawaban: B

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan
Untuk menentukan arah gaya magnetik kita bisa
menggunakan kaidah tangan kanan seperti
tampak pada gambar di samping. Arah dari
pergelangan tangan menuju jari-jari menyatakan
arah medan magnetik (B), arah ibu jari
menyatakan arah gerak muatan (v), dan tegak
lurus terhadap telapak tangan menunjukkan arah gaya (F). Berdasarkan
kaidah tangan kanan, arah gaya magnetik F yang dialami muatan listrik q
adalah ke bawah tegak lurus arah v.

Soal UN tahun 2017


Perhatikan gambar berikut!
Dua kawat lurus sejajar berarus listrik i1 = 2A dan i2 = 3
A terpisah pada jarak a seperti pada gambar. Sebuah
kawat penghantar yang lain (3) berarus listrik akan
diletakkan di sekitar kedua kawat sehingga kawat tidak
mengalami gaya magnetik. Kawat (3) tersebut harus
diletakkan pada jarak....
A. 0,5 a di kiri kawat (1)
B. a di kiri kawat (1)
C. 2 a di kiri kawat (1)
D. a di kanan kawat (2)
E. 2a di kanan kawat (2)

Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Untuk menjawab soal tersebut kita bisa menggunakan persamaan gaya
𝐹 𝜇0 𝐼1 𝐼2
magnetik di antara dua kawat sejajar berarus: =
𝑙 2𝜋𝑎

58
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Misal kawat (3) kita simpan di sebelah kiri kawat (1) pada jarak x atau berjarak
a + x dari kawat (2). Kawat (3) akan mengalami gaya dari kedua kawat (1) dan
𝐹 𝜇0 𝐼1𝐼3 𝐹 𝜇 𝐼 𝐼
(2) dengan besar masing-masing = dan 𝑙 = 2𝜋(𝑎+𝑥)
0 2 3
.
𝑙 2𝜋𝑥

Berdasarkan soal kawat (3) tidak mengalami gaya atau dengan kata lain
resultan gayanya harus nol. Dengan demikian gaya yang dialami oleh kawat
(3) karena kawat (1) harus sama dengan gaya yang dialami oleh kawat (3)
karena kawat (2) dan arahnya berlawanan. Berdasarkan rumus di atas maka
bisa kita tuliskan sebagai berikut.
𝜇0 𝐼1 𝐼3 𝜇0 𝐼2 𝐼3
=
2𝜋𝑥 2𝜋(𝑎 + 𝑥)
𝜇0 𝐼1 𝐼3 𝜇0 𝐼2 𝐼3
=
2𝜋𝑥 2𝜋(𝑎 + 𝑥)
𝐼1 (𝑎 + 𝑥 ) = 𝐼2 𝑥
2(𝑎 + 𝑥 ) = 3𝑥
2𝑎 + 2𝑥 = 3𝑥
𝑥 = 2𝑎
Jadi jawabannya 2a di kiri kawat (1).

Soal UN tahun 2018


Sebuah muatan positif bergerak di bawah sebuah kawat berarus listrik yang
arah arusnya searah sumbu x (+) seperti gambar. Muatan bergerak searah
dengan arah arus listrik. Arah gaya Lorentz yang dialami oleh muatan tersebut
searah sumbu....
a. y (+)
b. y (–)
c. x (+)
d. x (–)
e. z (+)

Kunci Jawaban: A

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan
Sebelum kita menentukan arah gaya, terlebih dahulu kita
harus menentukan arah medan magnetik. Arah medan
magnetik bisa menggunakan kaidah kaidah tangan kanan
seperti gambar berikut. Ibu jari menyatakan arah arus
listrik, dan lipatan jari yang lain menunjukkan arah
medan magnetik. Sehingga arah medan magnetik
dibawah kawat pada soal di atas adalah searah sumbu z (–).
Untuk menentukan arah gaya magnetik kita bisa
menggunakan kaidah tangan kanan seperti tampak
pada gambar dibawah. Arah dari pergelangan tangan
menuju jari-jari menyatakan arah medan magnetik
(B), arah ibu jari menyatakan arah gerak muatan (v),
dan tegak lurus terhadap telapak tangan
menunjukkan arah gaya (F). Jadi berdasarkan kaidah tangan kanan, arah gaya
magnetik F yang dialami muatan listrik q adalah ke arah sumbu y (+).

B. Pengembangan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

60
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

Tabel 4. Kisi-kisi Soal HOTS


Indikator Nomor Level
Kompetensi Lingkup Bentuk
No. Materi Soal Kogni
Dasar Materi Soal
Soal tif

1 2 3 4 5 6 7 8
1 3.3 Menganalisis Medan Medan Disajikan dua 1 L3 Pilihan
medan magnetik, magnetik d kawat yang Ganda
magnetik, induksi sekitar kawat saling tegak
induksi magnetik, berarus lurus, peserta
magnetik, dan gaya didik dapat
dan gaya magnetik menganalisis
magnetik medan
pada magnetik
berbagai disekitar
produk kedua kawat
teknologi tersebut
2 Medan Disajikan 2 L3 Pilihan
magnetik d empat Ganda
sekitar kawat gambar arus
berarus melingkar,
peserta didik
dapat
menganalisis
besar medan
magnetik
dipusat
lingkaran
3 Gaya Lorentz Disajikan 3 L3 Pilihan
antara dua gambar Ganda
kawat lurus partikel
bermuatan di
sekitar kawat
berarus,
peserta didik
dapat
menganalisis
gaya
magnetik
yang dialami
partikel.

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
medan magnetik,
induksi magnetik, Nomor
dan gaya magnetik Soal
pada berbagai
produk teknologi 1
LINGKUP MATERI
Medan magnetik,
induksi magnetik,
dan gaya magnetik Dua kawat panjang dan lurus saling bersilangan pada sudut tegak
lurus, dan masing-masing membawa arus I yang sama besar (lihat
MATERI
gambar). Pernyataan berikut ini berkenaan dengan medan magnet
Medan magnet Kunci total di suatu titik akibat pengaruh kedua kawat pada gambar?
disekitar kawat Jawaban (1) Medan magnet terkuat di titik B dan D.
lurus berarus (2) Medan magnet terkuat di titik A dan C.
A (3) Medan magnet di titik B menembus keluar kertas dan di titik D
menembus masuk ke dalam kertas
INDIKATOR SOAL (4) Medan magnet di titik C dan di titik D menembus ke luar kertas
Disajikan dua kawat (5) Medan magnet di ke empat titik memiliki besar yang sama
yang saling tegak Pernyataan yang benar adalah....
lurus, peserta didik A. (1), (3)
dapat menganalisis
B. (1), (5)
medan magnetik
disekitar kedua C. (2), (4)
kawat tersebut D. (2), (5)
E. (3), (4)

62
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
medan magnetik,
induksi magnetik,
dan gaya Nomor Masing-masing dari empat gambar menunjukkan tiga loop kawat
magnetik pada Soal konsentris yang sama. Arus dalam loop memiliki besar I yang sama
berbagai produk dan memiliki arah yang ditunjukkan oleh gambar. Urutan besarnya
teknologi 1 medan magnet total yang dihasilkan di tengah masing-masing dari
LINGKUP
keempat gambar, dari yang terbesar ke terkecil adalah ....
MATERI

Medan magnetik,
induksi magnetik,
dan gaya
magnetik
A. 1, 2, 3, 4
MATERI
B. 1, 2, 4, 3
Medan magnet C. 1, 3, 2, 4
Kunci
disekitar kawat Jawaban D. 1, 4, 3, 2
melingkar E. 1, 4, 2, 3
berarus D
INDIKATOR
SOAL
Disajikan empat
gambar arus
melingkar,
peserta didik
dapat
menganalisis
besar medan
magnetik dipusat
lingkaran

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalara
DASAR n
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
medan magnetik,
induksi magnetik, Nomor
dan gaya magnetik Soal Gambar di bawah menunjukkan kawat lurus sangat panjang
pada berbagai yang membawa arus 3.0 A. Sebuah partikel bermuatan
produk teknologi 3
+6,5x10-6 C dan bergerak paralel dengan kawat pada jarak
LINGKUP MATERI 0,050 m. Kecepatan partikel adalah 280 m/s. Tentukan besar
Medan magnetik, dan arah gaya magnet yang diberikan kawat terhadap partikel.
induksi magnetik,
dan gaya magnetik

MATERI

Gaya Lorentz pada Kunci


partikel bermuatan Jawaban

INDIKATOR SOAL
Disajikan gambar
partikel bermuatan
di sekitar kawat A. 2, 2 x 108 N ke kiri medekati kawat
berarus, peserta B. 2, 2 x 108 N ke kanan menjauhi kawat
didik dapat
menganalisis gaya C. 2, 2 x 108 N ke depan menjauhi kawat
magnetik yang D. 2, 2 x 108 N ke belakang menjauhi kawat
dialami partikel. E. 2, 2 x 108 N ke bawah berlawanan dengan v

64
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi dalam proses


pembelajaran materi Medan Magnet. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan
melihat kesesuaian antara proses pembelajaran, peserta didik, penilaian, dan
ketercapaian KD.
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran dapat mengarahkan dan
mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang
disajikan sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu
tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal
peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang
telah dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat
melatih siswa berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model
pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas
yang akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam
mengatasi masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang
diberikan pada bagian aktivitas pembelajaran ?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian
yang dikembangkan ?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan
pembelajaran yang telah dikembangkan ?
10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap meteri pelajaran?

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai


kompetensi dasar (KD) pada meteri terpilih sebagaimana mestinya?
(Jika tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian
aktivitas pembelajaran pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apakah kelemahan yang akan Saudara dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apakah kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai dalam
mempelajari aktivitas pembelajaran ?

66
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.3. Menganalisis medan


magnetik, induksi magnetik, dan gaya magnetik pada berbagai produk
teknologi dan 4.3 Melakukan percobaan tentang induksi magnetik dan gaya
magnetik disekitar kawat berarus listrik berikut presentasi hasilnya.
Menyajikan hasil praktik dan diskusi tentang medan magnetik, induksi
magnetik, gaya magnetik, dan motor listrik. Berdasarkan KD pengetahuan
dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu mencapai level
analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara melatihkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan
menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan. Hal ini
berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik
untuk mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa
laporan hasil percobaan medan magnetik, induksi magnetik, gaya magnetik,
dan motor listrik.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada subtopik medan magnetik di sekitar kawat penghantar
lurus dan melingkar yang berarus, gaya magnetik (gaya Lorentz), dan
penerapan gaya magnetik dalam berbagai produk teknologi menggunakan
pembelajaran model discovery learning dan saintifik, dengan metode praktik
dan diskusi melalui empat kali pertemuan. Seperti telah diketahui, kedua
model pembelajaran ini merupakan model yang dapat membekalkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Ketika
implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD yang
dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya
dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme.

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Artinya, peserta didik memperoleh konsep dengan merumuskannya terlebih


dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik medan magnetik, induksi


magnetik, dan gaya magnetik tediri atas: 1) Medan Magnet di Sekitar
Penghantar Berarus, 2) Induksi Magnetik di Sekitar Penghantar Lurus Panjang
Berarus Listrik, 3) Induksi Magnetik pada Sumbu Lingkaran Penghantar
Berarus Listrik, 4) Induksi Magnetik di Pusat dan di Ujung Solenoida, dan 5)
Gaya Magnetik (Gaya Lorentz). Subtopik ini merupakan konten yang kaya akan
pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya, Saudara dapat
mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena di
kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi
dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi medan magnetik dan gaya magnetik
pada produk teknologi yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari
sehingga peserta didik dapat memahami prinsip dan juga manfaat dari medan
magnetik.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN


selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah sampai ke
level L3 penalaran. Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta
didik memahami subtopik ini dengan baik agar siap mengahadapi UN. Lebih
dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan subtopik ini
pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut
dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat memecahkan soal-soal yang
mengedapankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara
perlu terus menyusun bank soal yang relevan dengan indikator yang telah
dikembangkan.

68
Unit Pembelajaran
Medan Magnet

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya.
Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur
dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut saudara
tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator yang
1
telah dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
3 pembelajaran yang disusun dapat
mengembangkan HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
4
pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
Memahami prosedur penyusunan soal HOTS
9
dengan baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan
10
dengan tepat.
Jumlah
Jumlah Total

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan
1= tidak menguasai Pedoman Penskoran
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
< 70 penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
70-79
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
80-89
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
> 90
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

70
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Induksi Elektromagnetik
Penulis:
Drs. Kandi, MA

Penyunting:
Dede Saepudin, M.Si, M.Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 75


DAFTAR GAMBAR ______________________________ 77
DAFTAR TABEL ________________________________ 78
PENDAHULUAN _______________________________ 79
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 80
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 80
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ________________________________________ 80
APLIKASI DI DUNIA NYATA ______________________ 82
Dinamo Ampere ________________________________________________________________ 82
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 87
A. Contoh Soal UN tahun 2016 _______________________________________________ 87
B. Contoh Soal UN tahun 2017 _______________________________________________ 88
C. Contoh Soal UN tahun 2018 _______________________________________________ 88
BAHAN PEMBELAJARAN _________________________ 91
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 91
Aktivitas Pembelajaran 1___________________________________________________________ 93
Aktivitas Pembelajaran 2 ___________________________________________________________ 95
Aktivitas Pembelajaran 3 ___________________________________________________________ 98
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 102
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ____________________________________________________ 102
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ____________________________________________________ 105
Lembar Kerja Peserta Didik 3 ____________________________________________________ 109
Lembar Kerja Peserta Didik 4 ____________________________________________________ 111
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 113
Hukum Faraday ___________________________________________________________________ 113
GGL Induksi pada Konduktor yang Bergerak dalam Medan Magnetik ______ 117
Hukum Lenz _______________________________________________________________________ 119

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penerapanan Hukum Faraday ___________________________________________________ 120


Induktansi__________________________________________________________________________ 125
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________129
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 129
B. Pengembangan Soal HOTS _______________________________________________ 133
C. Refleksi Pembelajaran ____________________________________________________ 138
KESIMPULAN ________________________________140
UMPAN BALIK________________________________142

76
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Dinamo Ampere _______________________________________________________ 82


Gambar 2 Lampu Indikator Accu ________________________________________________ 83
Gambar 3 Komponen-komponen Alternator ___________________________________ 85
Gambar 4 Mikrofon kumparan-bergerak _______________________________________ 85
Gambar 5 GGL Induksi ___________________________________________________________ 113
Gambar 6 Percobaan Faraday __________________________________________________ 114
Gambar 7 Fluks Magnetik _______________________________________________________ 116
Gambar 8 GGL Induksi pada Konduktor _______________________________________ 117
Gambar 9 GGL Induksi pada Kumparan Tertutup ____________________________ 118
Gambar 10 Penentuan Arah Arus Induksi _____________________________________ 119
Gambar 11 Skema Diagram Generator AC _____________________________________ 121
Gambar 12 Grafik GGL Induksi Bolak Balik ____________________________________ 122
Gambar 13 Skema Diagram Generator DC _____________________________________ 122
Gambar 14 Transformator Step Up _____________________________________________ 123
Gambar 15 Induktansi Bersama ________________________________________________ 125
Gambar 16 Induktansi Diri ______________________________________________________ 127

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar _______________________________________________ 80


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi _____________________________________ 80
Tabel 3. Indikator Desain Aktivitas Pembelajaran _____________________________ 92
Tabel 4. Kisi-kisi Soal HOTS ____________________________________________________ 134

78
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik induksi elektromagnetik. Melalui pembahasan materi
yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik induksi elektromagnetik dalam kehidupan
sehari-hari, soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan
dalam menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran,
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar
guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik menganalisis fenomena
induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari, melakukan aktivitas
praktik GGL induksi, transformator, dan generator sekaligus mendorong
peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Topik induksi elektromagnetik yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri


atas subtopik hukum Faraday, GGL induksi, hukum Lenz, induktansi,
penerapan induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
unit ini dilengkapi dengan 3 buah LKPD, yaitu 1) GGL Induksi (Hukum
Faraday), 2) GGL Induksi (Hukum Lenz), 3) Transformator Step-up Step-down,
dan 4) Efisiensi Transformator.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas XII:

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.4 Menganalisis 1. Menganalisis fenomena induksi XII
fenomena induksi elektromagnetik dalam kehidupan
elektromagnetik sehari-hari
dalam kehidupan
sehari-hari
4.4 Melakukan percobaan 1. Melakukan percobaan tentang XII
tentang induksi induksi elektromagnetik
elektromagnetik 2. Mempresentasikan hasil percobaaan
berikut presentasi dan pemanfaatannya dalam
hasil percobaan dan kehidupan sehari-hari
pemanfaatannya
dalam kehidupan
sehari-hari

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi


IDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN
(IPK) PENGETAHUAN KOMPETENSI (IPK) KETERAMPILAN
IPK Pendukung
3.4.1 Mengidentifikasi faktor-faktor 4.4.1 Menyajikan hasil identifikasi
yang mempengaruhi besar induksi elektromagnetik
kecilnya ggl induksi 4.4.2 Merangkai alat-alat percobaan
3.4.2 Menjelaskan timbulnya ggl 4.4.3 Menggunakan alat ukur listrik
induksi dalam kumparan
3.4.3 Menentukan besar GGL induksi
dari persamaan fluks magnet

80
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

yang berubah menurut fungsi


waktu.
3.4.4 Menentukan grafik dari
persamaan GGL induksi magnet
yang berubah menurut fungsi
waktu.
3.4.5 Menentukan arah arus induksi
dalam kumparan berdasarkan
hukum Lenz
3.4.6 Menjelaskan cara kerja generator
berdasarkan konsep induksi
elektromagnetik.
3.4.7 Mengidentifikasi kerugian pada
transformator
3.4.8 Menjelaskan cara kerja
transformator berdasarkan
konsep induksi elektromagnetik.
3.4.9 Menggunakan persamaan
efisiensi transformator dalam
perhitungan
IPK Kunci
4.4.4 Melakukan percobaan tentang
induksi elektromagnetik
4.4.5 Membuat laporan hasil
percobaan tentang
penyelidikan gaya gerak listrik
(GGL) induksi
3.4.10 Menganalisis fenomena induksi
4.4.6 Mempresentasikan hasil
elektromagnetik dalam
percobaan tentang induksi
kehidupan sehari-hari
elektromagnetik
4.4.7 Membuat generator sederhana
4.4.8 Mempresentasikan
pemanfaatan induksi
elektromagnetik dalam
kehidupan sehari-hari
IPK Pengayaan

3.4.11 Membandingkan prinsip kerja


generator listrik AC dan DC

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Induksi elektromagnetik merupakan fenomena yang menunjukkan adanya


hubungan timbal balik antara medan magnet dan medan listrik. Penemuan
konsep ini membuka cakrawala dunia dalam pengembangan teknologi listrik
dan komunikasi. Salah satu penerapan terpenting dari induksi
elektromagnetik adalah pengembangan generator listrik atau dinamo dan
transformator.

Dinamo Ampere

Aki adalah salah satu komponen mobil yang sangat penting. Karena aki
berfungsi sebagai sumber listrik untuk kebutuhan perangkat mobil termasuk
sistem kelistrikan seperti starter, lampu dan lainnya. Darimanakah aki
mendapatkan daya listrik tersebut? Jawabannya adalah dinamo ampere. Aki
dapat terus terisi berkat kehadiran komponen satu ini, yang kerap juga sering
disebut sebagai alternator. Cara kerjanya adalah dengan mengubah energi
mekanik menjadi listrik arus bolak-balik. Perlu diketahui, bila alternator mobil
rusak, penggunaan daya bisa menjadi lebih besar dari pemakaian. Jika ini
terjadi, suplai tenaga dari aki bisa habis dalam kurun waktu kurang dari 30
menit. Mobil menjadi bermasalah dan bisa mogok secara tiba-tiba.

Gambar 1 Dinamo Ampere


Sumber: https://carvaganza.com/ini-6-ciri-alternator-bermasalah/

82
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Supaya hal ini tak terjadi, kenalilah ciri yang menunjukkan kondisi rusaknya
alternator seperti berikut ini.
1. Lampu Indikator Bergambar Accu Menyala
Energi listrik dari baterai yang kian menurun, akan ditunjukkan oleh
sistem mobil melalui lampu indikator yang menyala. Lampu ini terletak
pada bagian dashboard mobil dengan gambar berbentuk baterai accu.
Selain karena kondisi baterai yang melemah, bisa jadi hal ini pun
menunjukkan terjadinya masalah pada dinamo ampere. Bila lampu
tersebut menyala, namun tidak ada masalah pada aki, segera lakukan
pengecekan pada komponen alternator.

Gambar 2 Lampu Indikator Accu


Sumber: https://otospector.co.id/5-ciri-dinamo-ampere-mobil-bermasalah/

2. Headlamp Meredup
Suplai listrik yang mulai melemah akibat rusaknya alternator pun dapat
Anda ketahui dari intensitas cahaya lampu mobil. Saat tengah berkendara
di malam hari, cahaya lampu tersebut akan makin kelihatan terangnya. Bila
makin meredup, cobalah lakukan pengecekan pada komponen alternator.

3. Tercium Bau Terbakar


Kerusakan pada dinamo ampere mobil bisa diketahui dengan indera Anda.
Pertama, biasanya tercium bau karet terbakar, bisa jadi kabel alternator
terbakar akibat gesekan karena belt yang tidak terpasang dengan baik.
Pastikan dari mana bau tersebut berasal, jika dari alternator, segera bawa
ke bengkel terdekat.

4. Terdengar Decitan
Hal kedua adalah bila terdengar bunyi mendecit dari ruang mesin.
Umumnya bila muncul suara seperti itu, berarti ada posisi pulley yang tidak

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

sejajar. Kondisi ini pun membuat belt alternator menjadi melintir sehingga
suara decitan pun keluar.

5. Baterai Tidak Berfungsi


Ada dua penyebab baterai tidak berfungsi, yaitu memang baterainya rusak
atau karena kegagalan fungsi alternator. Untuk mengetahuinya, ketika
mobil mati dikarenakan kelistrikan yang lemah, coba jumper baterai Anda
dan nyalakan kendaraan kemudian segera cabut kabel jumper tersebut.
Apabila mobil terus menyala dipastikan baterai rusak. Namun jika mesin
mobil Anda perlahan-lahan mati, hampir dipastikan ini merupakan
kerusakan pada sistem alternator.

6. Deteksi Sederhana Alternator


Untuk mengecek apakah alternator kendaraan melemah cukup
menggunakan sebuah obeng panjang atau besi panjang. Caranya dalam
keadaan mesin hidup tempelkan obeng tadi ke pulley alternator, harap
berhati-hati dalam melakukannya. Jika Anda merasakan semacam tarikan
magnet yang cukup kuat maka alternator Anda masih berkerja dengan baik
dan bila sebaliknya maka dipastikan alternator dalam kondisi gagal fungsi.

Penyebab Kerusakan Alternator

Perlu Anda ketahui, dinamo ampere mobil dikenal sebagai komponen yang
jarang mengalami kerusakan. Namun begitu, umumnya penyebab
kerusakannya diakibatkan oleh beberapa hal di bawah ini.
1. Output energi alternator tidak sesuai (terlalu tinggi). Hal ini biasanya
diakibatkan oleh pemasangan komponen elektrik yang tidak standar dan
dengan beban yang besar.
2. Kondisi yang tidak baik pada kontak antara carbon brush dengan rotor slip
rings sehingga arus listrik ke rotor coil pada alternator jadi terhambat.
3. Belt yang kendur hingga lepas dari putarannya pun dapat membuat
alternator tidak berjalan dengan baik. Jika dibiarkan, maka ciri yang sudah

84
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

disebutkan di atas seperti munculnya bau terbakar dan suara berdecit pun
akan muncul.

Gambar 3 Komponen-komponen Alternator


Sumber: www.teknik-otomotif.com

Mikrofon

Gambar 4 Mikrofon kumparan-bergerak


Sumber: Physics. John D. Cutnell & Kenneth W. Johnson

Ada sejumlah jenis mikrofon, salah satunya adalah mikrofon kumparan


bergerak seperti tampak pada Gambar 4. Ketika gelombang suara melalui
diafragma mikrofon, diafragma bergetar bolak-balik, dan kumparan yang

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terpasang bergerak bersamanya. Di dekatnya ada magnet yang tidak bergerak.


Ketika kumparan secara bergantian mendekati dan menjauhi magnet tersebut,
maka fluks melalui kumparan berubah. Akibatnya, GGL AC diinduksikan ke
dalam kumparan. Sinyal listrik ini dikirim ke amplifier dan kemudian ke
speaker. Dalam mikrofon magnet yang bergerak, magnet tersebut melekat
pada diafragma dan bergerak relatif terhadap kumparan stasioner.

86
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal UN topik induksi elektromagnetik pada


Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis fenomena induksi elektromagnetik dalam
kehidupan sehari-hari (Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-soal ini disajikan
agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk
menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika
Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada topik induksi
elektromagnetik.

A. Contoh Soal UN tahun 2016

No Soal
1 Berikut pernyataan tentang trafo:
(1) Trafo menggunakan tegangan DC
(2) Trafo dapat menaikkan tegangan DC
(3) Trafo dapat menurunkan tegangan AC
(4) Trafo ideal, daya primer sama dengan daya sekunder

Pernyataan yang benar adalah....


A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)
Identifikasi
Level Kognitif : Pemahaman (Level Kognitif 1)
Indikator yang
: 3.4.7 Mengidentifikasi kerugian pada transformator
bersesuaian
Diketahui : Fungsi trafo
Ditanyakan : Fungsi trafo yang benar
Materi yang
: Trafo
dibutuhkan

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh Soal UN tahun 2017

No Soal
1 Sebuah trafo step down memiliki tegangan primer 220 volt dan
tegangan sekunder 110 volt. Pada kumparan primer mengalir arus 3
ampere dan trafo memiliki efisiensi 60%, daya yang hilang akibat
panas atau penyebab lainnya adalah....
A. 264 watt
B. 396 watt
C. 464 watt
D. 482 watt
E. 660 watt
Identifikasi
Level Kognitif : Aplikasi (Level Kognitif 2)
Indikator yang 3.4.9 Menggunakan persamaan efisiensi
:
bersesuaian transformator dalam perhitungan
Tegangan primer, tegangan sekunder, arus primer
Diketahui :
dan efisiensi trafo
Ditanyakan : Daya yang hilang
Materi yang
: Efisiensi trafo
dibutuhkan

C. Contoh Soal UN tahun 2018

No Soal
1 Sebuah kumparan terdiri atas 50 lilitan berada dalam fluks magnetik
yang berubah terhadap waktu, yang dinyatakan dengan: 𝜙 = 5𝑡 2 +
10𝑡 + 1 dimana  dalam weber dan t dalam detik. Besar ggl induksi
yang terjadi pada ujung-ujung kumparan saat t = 2 detik adalah....
A. 1500 volt
B. 1000 volt
C. 950 volt
D. 900 volt
E. 700 volt
Identifikasi
Level Kognitif : Aplikasi (Level Kognitif 2)
3.4.3 Menentukan besar GGL induksi dari
Indikator yang
: persamaan fluks magnet yang berubah menurut
bersesuaian
fungsi waktu.

88
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Diketahui : Persamaan fluks magnetik


Ditanyakan : Besar ggl induksi
Materi yang
: Hukum Faraday
dibutuhkan

No Soal
2 Grafik berikut ini hubungan antara GGL () terhadap waktu (t) yang
dipasang pada tegangan AC.

Jika kumparan itu diputar dengan kecepatan sudut empat kali dan
jumlah lilitannya dijadikan ½ kali semula, maka grafiknya adalah....

Identifikasi
Level Kognitif : Pemahaman (Level Kognitif 1)

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator yang 3.4.4 Menentukan grafik dari persamaan GGL induksi


:
bersesuaian magnet yang berubah menurut fungsi waktu.
Diketahui : Grafik GGL induksi
Grafik GGL induksi jika kecepatan sudut dan jumlah
Ditanyakan :
lilitannya diubah
Materi yang
: GGL Induksi
dibutuhkan

90
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik induksi elektromagnetik. Bahan pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha
memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini
berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang
digunakan, dan bahan bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik induksi
elektromagnetik. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran, terlebih
dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai


masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam
empat kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi empat skenario pembelajaran. Pengembangan skenario
pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses
(Permendikbud nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3. Indikator Desain Aktivitas Pembelajaran

Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis


Indikator Pencapaian Media Alokasi Waktu
Submateri Pembelajaran Penilaian
Kompetensi
3.4.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang GGL induksi 1. Praktikum tentang 1. Tes  Lembar 12 x 45’
mempengaruhi besar kecilnya ggl induksi GGL induksi Pengetahuan Kerja
Dilaksanakan
3.4.2 Menjelaskan timbulnya ggl induksi dalam Peserta
2. Memerinci faktor- A. Tes tulis dengan 4
kumparan Didik
faktor yang PG pertemuan
3.4.3 Menentukan besar GGL induksi dari persamaan
mempengaruhi besar  Alat dan
fluks magnet yang berubah menurut fungsi waktu B. Tes tulis
kecilnya GGL induksi bahan
3.4.4 Menentukan grafik dari persamaan GGL induksi Uraian
magnet yang berubah menurut fungsi waktu 3. Diskusi tentang besar, Terbuka praktiku
3.4.5 Menentukan arah arus induksi dalam kumparan arah, dan grafik GGL m
2. Observasi
berdasarkan hukum Lenz induksi
kegiatan
3.4.6 Menjelaskan cara kerja generator berdasarkan Generator 4. Diskusi tentang praktik
konsep induksi elektromagnetik tentang generator 3. Observasi
3.4.7 Mengidentifikasi kerugian pada transformator Transforma 5. Diskusi tentang keterampilan
3.4.8 Menjelaskan cara kerja transformator tor transformator presentasi
berdasarkan konsep induksi elektromagnetik 4. Penilaian
3.4.9 Menggunakan persamaan efisiensi transformator produk
dalam perhitungan
3.4.10 Menganalisis fenomena induksi elektromagnetik Perapan 6. Diskusi tentang 5. Penilaian sikap
dalam kehidupan sehari-hari induksi penerapan induksi
3.4.11 Membandingkan prinsip kerja generator elektromag elektromagnetik
listrik AC dan DC netik

92
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Aktivitas Pembelajaran 1

Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik (GGL)


induksi pada ujung-ujung kawat penghantar bila terjadi laju perubahan fluks
magnet yang dilingkupi kumparan tersebut. Fakto-faktor apa saja yang
mempengaruhi besar kecilnya GGL induksi yang timbul dalam suatu
kumparan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas
pembelajaran 1.

Aktivitas pembelajaran 1 ini akan mencapai indikator 3.4.1 s.d. 3.4.5 dan 4.4.1
s.d. 4.4.6 pada submateri GGL induksi dan Hukum Lenz. Pertemuan ke-1 ini
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1)
Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah
(Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan
data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization) (Aryana, dkk, 2018).

GGL INDUKSI

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan percobaan, diharapkan peserta mampu menganalisis
fenomena induksi elektromagnetik dan mempresentasikan hasilnya.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 4 x 45 menit (2 pertemuan)

Media, Alat, dan Bahan


 Kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan (@ 1 buah)
 Inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
 Galvanometer/voltmeter (1 buah)
 Magnet batang 2 buah berbeda kekuatan
 Kabel penghubung secukupnya

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Apa yang Saudara lakukan:


1. Memberikan stimulus dengan menayangkan video tentang cara kerja
dinamo sepeda, peserta didik diminta untuk mengemukakan pendapat
berdasarkan pengamatan video tersebut (Apa yang anda amati dari
video tersebut?)
2. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan peserta didik, guru
mengarahkan peserta didik pada materi yang akan dipelajari yaitu
tentang gaya gerak listrik (GGL) induksi
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
4. Untuk mengidentifikasi masalah, peserta didik diarahkan untuk
bertanya yang berkaitan dengan pengamatan video. Pertanyaan yang
diharapkan:
o Prediksikan mengapa lampu sepeda bisa menyala tanpa
dihubungkan dengan baterai?
o Mengapa ketika sepedanya bergerak lebih cepat nyala lampu
semakin terang dan sebaliknya?
o Apa saja komponen yang ada dalam dinamo?
o Prediksikan bagaimana cara kerja dari dinamo sehingga dapat
menyalakan lampu sepeda?
o Faktor-faktor apakah yang berperan besar dalam konversi
energi dalam dinamo sepeda?
5. Membagi peserta didik kedalam kelompok kecil secara heterogen.
6. Membagikan LKPD 1 dan LKPD 2 tentang gaya gerak listrik (GGL)
induksi.
7. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan tentang gaya gerak
listrik (GGL) induksi.
8. Memfasilitasi peserta didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam LKPD.

94
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

9. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil percobaan.


10. Meminta perwakilan peserta didik dari salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknnya dan meminta peserta
didik dari kelompok lain untuk menanggapinya.
11. Hasil diskusi yang diharapkan:
o Penyebab timbulnya gaya gerak listrik (GGL) induksi
o Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya gerak listrik
induksi
o Persamaan hukum Faraday
o Cara menetukan arah arus induksi dalam kumparan
berdasarkan Hukum Lenz
12. Menyampaikan penguatan dan koreksi dari materi ajar dan hasil
diskusi yang dilakukan mengenai Gaya gerak listrik (GGL) induksi.
13. Mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan dan
rangkuman materi ajar dari pembelajaran yang baru saja diselesaikan.

Aktivitas Pembelajaran 2

Salah satu penerapan konsep induksi elektromagnetik adalah transformator.


Transformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak
balik (ac). Transformator untuk menaikkan tegangan disebut trasformator
step up dan untuk menurunkan tegangan disebut transformator step down.
Transformator bekerja berdasarkan hukum induksi Faraday. Pada saat
tegangan ac diberikan pada kumparan primer maka akan timbul perubahan
medan magnetik, perubahan medan magnetik ini akan menginduksi tegangan
ac yang berfrekuensi sama ke kumparan sekunder. Bagaimanakah hubungan
antara jumlah lilitan dan tegangan pada kumparan primer dan kumparan
sekunder? Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas
pembelajaran 2.

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas pembelajaran 2 ini akan mencapai indikator 3..4.7 s.d. 3.4.9 pada
submateri transformator. Pertemuan ke-2 ini menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning dengan sintak 1) Pemberian rangsangan
(Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); 3)
Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan data (Data Processing); 5)
Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi
(Generalization) (Aryana, dkk, 2018).

Transformator

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan percobaan, diharapkan peserta mampu menjelaskan
hubungan antara jumlah lilitan dan beda potensial pada kumparan primer dan
sekunder.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 menit

Media, Alat, dan Bahan


 Kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan
 Voltmeter AC (0 – 150 v) (2 buah)
 Amperemeter AC (2 buah)
 Catu daya (1 buah)
 Inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
 Kabel penghubung secukupnya

Apa yang Saudara lakukan:


1. Memberikan stimulus dengan menayangkan video tentang cara kerja
transformator dari link: https://youtu.be/UchitHGF4n8 atau
https://youtu.be/Cx4_7lIjoBA. Peserta didik diminta untuk
mengemukakan pendapat berdasarkan pengamatan video tersebut
(Apa yang anda amati dari video tersebut?)

96
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

2. Mengajukan pertanyaan ”Apa bedanya transformator step up dan step


down?”
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung.
4. Untuk mengidentifikasi masalah, peserta didik diarahkan untuk
bertanya yang berkaitan dengan pengamatan video. Pertanyaan yang
diharapkan:
o Bagaimana transformator bisa mengubah tegangan?
o Bagaimana hubungan antara tegangan dan jumlah lilitan pada
kumparan primer dan sekunder?
o Apakah daya input sama dengan daya output?
5. Membagi peserta didik kedalam kelompok kecil secara heterogen.
6. Membagikan LKPD 3 tentang transformator.
7. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan tentang
transformator.
8. Memfasilitasi peserta didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam LKPD.
9. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil percobaan.
10. Meminta perwakilan peserta didik dari salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknnya dan meminta peserta
didik dari kelompok lain untuk menanggapinya.
11. Hasil diskusi yang diharapkan:
o Prinsip kerja transformator
o Hubungan antara tegangan dan jumlah lilitan pada kumparan
primer dan sekunder.
o Persamaan efisiensi transformator
12. Menyampaikan penguatan dan koreksi dari materi ajar dan hasil
diskusi yang dilakukan mengenai transformator.
13. Mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan dan
rangkuman materi ajar dari pembelajaran yang baru saja diselesaikan.

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran 3

Pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari bagaimana cara


menghasilkan sebuah GGL induksi. GGL induksi bisa dihasilkan dengan cara
menggerakkan magnet di dalam sebuah kumparan atau sebaliknya
memutarkan kumparan di dalam suatu medan magnet. Pada aktivitas
pembelajaran 3 kita akan melaksanakan pembelajaran berbasis projek (PjBL)
membuat pembangkit listrik sederhana (generator DC).

Aktivitas pembelajaran 3 ini akan mencapai indikator 3.4.6, 3.4.10, 4.4.7 dan
4.4.8 pada submateri generator listrik. Pertemuan ke-3 ini menggunakan
pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dengan tahap-tahap: 1) penentuan
pertanyaan mendasar, 2) mendesain perencanaan proyek, 3) menyusun
jadwal, 4) memonitor peserta didik dan kemajuan proyek, 5) menguji hasil,
dan 6) mengevaluasi pengalaman

Generator

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
1. Merancang generator listrik sederhana
2. Membuat generator listrik sederhana dengan menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik
3. Membuat laporan tugas proyek generator listrik sederhana

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 4 x 45 menit

Media, Alat, dan Bahan


Alat dan bahan pembuatan generator mini dibebaskan kepada siswa untuk
memilihnya sendiri sesuai dengan rancangan masing-masing.

98
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Apa yang Saudara lakukan:


1. Memberikan pertanyaan mendasar, diantaranya:
• Bagaimana prinsip kerja generator listrik?
• Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam generator
listrik?
• Bagaimana kita membuat generator listrik?
• Bagaimana kita membuat generator listrik sederhana (model
generator listrik)?
2. Dalam mendesain perencanaan proyek, yang harus dilakukan
diantaranya:
• Mengarahkan peserta didik berdiskusi merencanakan sebuah
proyek membuat generator listrik sederhana
• Memberikan penjelasan/aturan main berkaitan dengan proyek
“generator listrik sederhana”, misal dilakukan secara
berkelompok, waktu pengerjaannya dan penyelesaian proyek
serta jenis-jenis penilaian yang akan dilakukan.
• Memfasilitasi peserta didik mengumpulkan informasi mengenai
komponen-komponen dan prinsip kerja sebuah generator
listrik
• Memfasilitasi peserta didik membuat rancangan proyek
pembuatan generator listrik sederhana secara kolaboratif
dengan guru
• Memfasilitasi peserta didik membuat strategi penyelesaian
proyek “Generator Listrik Sederhana”, misalnya:
i. Penentuan ketua kelompok
ii. Tempat pengerjaan proyek
iii. Waktu pengerjaan perancangan
iv. Komponen/bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
membuat generator sederhana

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

• Memfasilitasi peserta didik melaporkan hasil rancangan


generator listrik sederhana dan jadwal proyek di depan kelas
• Memberikan masukan kepada peserta didik terhadap
rancangan proyek
3. Selanjutnya mengarahkan peserta didik untuk menentukan jadwal
penyelesaian proyek di kelompoknya masing-masing. Berikut ini
contoh jadwal dalam kegiatan proyek pembuatan generator listrik
sederhana.
Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu
Perancangan • Mengkaji konsep induksi 1 Juli
proyek (di elektromagnetik dari buku
pertemuan sumber, internet atau para ahli
keempat) pembuatan generator
• Merancang pembuatan generator
listrik sederhana
• Melaporkan rancangan generator
listrik sederhana
Tugas proyek • Memperbaiki rancangan 2 Juli
di rumah generator listrik sederhana
(di luar kelas) • Membuat generator listrik 3 Juli
sederhana berdasarkan
rancangan yang sudah diperbaiki
• Mencatat proses pembuatan 3 Juli
generator listrik sederhana
Pelaporan proyek • Peserta didik melakukan ujicoba 4 Juli
(pertemuan kelima) generator listrik sederhana
• Peserta didik mencatat dan 4 Juli
mengolah data hasil ujicoba
• Membuat laporkan proyek 4 Juli
pembuatan generator listrik
sederhana

4. Selama penyelesaian proyek, memonitor aktivitas yang penting dari


peserta didik, misal:
• waktu dan tempat pengerjaan proyek
• menanyakan kesulitan yang mereka temui pada saat pembuatan
proyek generator listrik sederhana

100
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

5. Pada saat menguji hasil, meminta peserta didik mempresentasikan


hasil proyek pembuatan generator listrik sederhana di depan kelas
yang berkaitan dengan
• desain/rancangan “generator listrik sederhana”,
• pelik-pelik pembuatan generator sederhana,
• pengujian keberfungsian “generator sederhana” yang telah
mereka buat.
6. Menfasilitasi peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan guru dan peserta didik lainnya berkaitan dengan generator
listrik sederhana yang telah mereka buat
7. Menilai laporan rancangan generator listrik sederhana, laporan hasil
pembuatan generator listrik sederhana sesuai rancangan
8. Memberikan saran-saran untuk perbaikan pembuatan generator listrik
sederhana.
9. Pada bagian mengevaluasi pengalaman
• Peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamannya
selama menyelesaikan proyek generator listrik sederhana.
• Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas selama merancang dan
membuat generator listrik sederhana.
• Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk
memperbaiki kinerja selama pembuatan generator listrik
sederhana dan proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru menjawab pertanyaan yang
diajukan pada tahap awal pembelajaran.

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

GGL INDUKSI (HUKUM FARADAY)

Tujuan

1. Menjelaskan penyebab timbulnya gaya gerak listrik (GGL) induksi


2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya
gerak listrik induksi pada kumparan
3. Memformulasikan persamaan hukum faraday

Alat dan Bahan

 Kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan (@ 1 buah)


 Inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
 Galvanometer/voltmeter (1 buah)
 Magnet batang 2 buah berbeda kekuatan
 Kabel penghubung secukupnya

Prosedur Percobaan

1. Siapkanlah peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan.


2. Rancanglah suatu percobaan untuk menyelidiki peristiwa ggl induksi
pada suatu kumparan menggunakan alat dan bahan yang sudah
disebutkan di atas.
3. Lakukan percobaan sehingga Saudara dapat:
a. membedakan pengaruh jumlah lilitan kumparan terhadap ggl
induksi.
b. membedakan pengaruh kuat medan magnet terhadap ggl
induksi.

102
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

c. membedakan kecepatan perubahan medan magnet terhadap ggl


induksi.
d. membedakan arah gerakan magnet batang terhadap arah
simpangan jarum galvanometer.
4. Buatlah tabel pengamatan yang disesuaikan dengan empat percobaan
yang Anda lakukan.

Pertanyaan
1. Apa fungsi dari galvanonometer?
.................................................................................................................................................
2. Bagaimana posisi jarum galvanometer saat magnet diam di dalam
kumparan?
.................................................................................................................................................
3. Bagaimana posisi jarum galvanometer saat magnet batang digerakan
keluar masuk kumparan? Mengapa demikian?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Jelaskan bagaimana pengaruh kecepatan gerakan magnet batang
terhadap besar simpangan jarum galvanometer!
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
5. Jelaskan bagaimana pengaruh kekuatan magnet batang terhadap besar
simpangan jarum galvanometer!
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
6. Jelaskan bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap besar simpangan
jarum galvanometer!
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kesimpulan

Berdasarkan analsis hasil percobaan buatlah kesimpulan tentang:


1. Penyebab timbulnya GGL induksi.
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Faktor-faktor yang menyebakan besarnya GGL induksi.
..................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Simpangan jarum galvanometer pada percobaan GGL Induksi
menunjukkan bahwa dalam rangkaian ada arus yang mengalir
walaupun tidak ada sumber arus (misal: baterai). Beda potensial ini
ditimbulkan oleh adanya perubahan fluks magnetik.
a. Berdasarkan hasil percobaan, tuliskan hubungan antara gaya
gerak listrik (GGL) induksi dengan jumlah lilitan kumparan.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b. Kecepatan gerak magnet pada kumparan menyebabkan adanya
perubahan fluks magnetik pada kumparan. Tuliskan hubungan
antara gaya gerak listrik (GGL) induksi dengan kecepatan gerak
magnet pada kumparan!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
c. Tuliskan persamaan hubungan antara jumlah lilitan kumparan
dan kecepatan gerak magnet pada kumparan dengan gaya gerak
listrik (GGL) induksi!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

104
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Lembar Kerja Peserta Didik 2

GGL INDUKSI (HUKUM LENZ)

Tujuan

Menentukan arah arus induksi dalam kumparan berdasarkan Hukum Lenz

Alat dan Bahan

 Kumparan
 Magnet batang
 Galvanometer
 Kabel Penghubung

Prosedur Percobaan

1. Siapkanlah peralatan sesuai dengan daftar alat/bahan!


2. Rangkaikan alat seperti pada gambar 1!

3. Gerakkan kutub utara magnet masuk ke dalam kumparan, selama


geraknya amati penyimpangan jarum galvanometer. Catat hasil
pengamatan secara kualitatif ke dalam tabel hasil pengamatan
4. Gerakkan kutub utara magnet keluar dari kumparan, selama geraknya
amati penyimpangan jarum galvanometer. Catat hasil pengamatan
secara kualitatif ke dalam tabel hasil pengamatan

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Gerakkan kutub selatan magnet masuk ke dalam kumparan, selama


geraknya amati penyimpangan jarum galvanometer. Catat hasil
pengamatan secara kualitatif ke dalam tabel hasil pengamatan
6. Gerakkan kutub selatan magnet keluar dari kumparan, selama
geraknya amati penyimpangan jarum galvanometer. Catat hasil
pengamatan secara kualitatif ke dalam tabel hasil pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan


Penyimpangan Jarum
No Kutub Magnet Gerakan Magnet
Galvanometer
1 Utara Masuk
2 Utara Keluar
3 Selatan Masuk
4 Selatan Keluar

Pertanyaan

1. Apa fungsi dari galvanonometer?


..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Ketika kutub utara magnet didekatkan dan masuk ke dalam kumparan,
apakah ada perubahan pada jarum galvanometer? Jika ada, kemanakah
arah perubahan jarum galvanometer?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Mengapa ketika kutub utara magnet digerakkan masuk ke dalam
kumparan dapat merubah posisi jarum pada galvanometer dengan
arah sedemikian rupa?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

106
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

4. Saat magnet berada diam di dalam kumparan, apakah ada perubahan


posisi pada jarum galvanometer? Mengapa?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
5. Ketika kutub utara magnet digerakkan keluar dari kumparan, apakah
ada perubahan pada jarum galvanometer? Jika ada, kemanakah arah
perubahan jarum galvanometer?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
6. Mengapa ketika kutub utara magnet digerakkan keluar kumparan
dapat merubah posisi jarum pada galvanometer dengan arah
sedemikian rupa?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
7. Ketika kutub selatan magnet didekatkan dan masuk ke dalam
kumparan, apakah ada perubahan pada jarum galvanometer? Jika ada,
kemanakah arah perubahan jarum galvanometer?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
8. Mengapa ketika kutub selatan magnet digerakkan masuk ke dalam
kumparan dapat merubah posisi jarum pada galvanometer dengan
arah sedemikian rupa?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
9. Ketika kutub selatan magnet digerakkan keluar dari kumparan, apakah
ada perubahan pada jarum galvanometer? Jika ada, kemanakah arah
perubahan jarum galvanometer?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Mengapa ketika kutub selatan magnet digerakkan keluar kumparan


dapat merubah posisi jarum pada galvanometer dengan arah
sedemikian rupa?
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
11. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka gambarkan arah
garis-garis gaya magnet ketika kutub utara magnet masuk dan keluar
dari kumparan!
a. Kutub utara masuk ke kumparan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b. Kutub utara keluar dari kumparan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
12. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka gambarkan arah
garis-garis gaya magnet ketika kutub selatan magnet masuk dan
keluar dari kumparan!
a. Kutub selatan masuk ke kumparan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
b. Kutub selatan keluar dari kumparan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Kesimpulan

.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

108
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Lembar Kerja Peserta Didik 3

TRANSFORMATOR STEP-UP STEP-DOWN

Tujuan

Menyelidiki hubungan perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder


dengan perbandingan tegangan primer dan sekunder.

Alat dan Bahan

 Kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan


 Voltmeter AC (0 – 150 v) (2 buah)
 Amperemeter AC (2 buah)
 Catu daya (1 buah)
 Inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
 Kabel penghubung secukupnya

Percobaan/ Prosedur

1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar di bawah.


2. Pasanglah kumparan primer dan kumparan sekunder dengan jumlah
lilitan yang berbeda (jumlah lilitan primer lebih kecil dari jumlah lilitan
sekunder), lalu ukurlah besar tegangan pada kumparan primer dan
sekunder catat hasil pengukurannya pada tabel pengamatan 1.

3. Ulangi langkah no. 2 dengan menukar lilitan kumparan primer dengan


kumparan sekunder, catat hasil pengukurannya pada tabel
pengamatan 2.

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel Pengamatan 1
Kumparan Kumparan Tegangan Tegangan 𝐍𝐒 𝐕𝐒
No Primer Sekunder Primer Sekunder
𝐍𝐏 𝐕𝐏
(NP) (NS) (VP) (VS)
1. 300 1200
2. 600 1200
3. 600 12000

Tabel Pengamatan 2
Kumparan Kumparan Tegangan Tegangan 𝐍𝐒 𝐕𝐒
No Primer Sekunder Primer Sekunder
𝐍𝐏 𝐕𝐏
(NP) (NS) (VP) (VS)
1. 1200 300
2. 1200 600
3. 12000 1200

4. Apakah yang dimaksud dengan efisiensi transformator dari hasil


percobaan di atas? Jelaskan!
5. Kesimpulan apakah yang Anda peroleh dari data hasil percobaan pada
tabel 1 dan tabel 2?

110
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Lembar Kerja Peserta Didik 4

Efisiensi Transformator

Tujuan

Menghitung efisiensi transformator

Alat dan Bahan

 Kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan


 Voltmeter AC (0 – 150 v) (2 buah)
 Amperemeter AC (2 buah)
 Catu daya (1 buah)
 Hambatan 33Ω , 1 buah
 Hambatan 47Ω, 1 buah
 Inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
 Kabel penghubung secukupnya
 Saklar

Percobaan/ Prosedur

1. Rangkailah alat-alat diatas seperti skema di bawah.

2. Hubungkan tegangan AC 3 volt yang berasal dari catu daya ke


kumparan primer transformator kemudian tutup saklar, catatlah
tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter dan arus yang ditujukkan
oleh amperemeter, tuliskan hasilnya pada tabel pengamatan.

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengubah hambatan beban (RL = 47


).
Beban VP VS IP IP
(volt) (volt) (mA) (mA)

4. Hitunglah daya yang masuk kedalam transformator pada kumparan


primer, hitung pula daya yang keluar dari transformator pada
kumparan sekunder.
5. Hitung efisiensi transformator

Kesimpulan

.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................

112
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

C. Bahan Bacaan

Hukum Faraday

Percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday di Inggris pada tahun 1831
dan secara terpisah oleh Joseph Henry di Amerika Serikat pada tahun yang
sama, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa ggl akan timbul jika terjadi laju
perubahan fluks. Seperti yang akan kita lihat, ggl dapat diinduksi dalam
banyak cara, misalnya dengan menggerakkan batang magnet kedalam
kumparan, menggerakkan batang kumparan ke dalam medan magnet tetap,
atau memutar lilitan kawat di dalam medan magnet tetap.

Gambar 5 GGL Induksi


(a) Ketika sebuah magnet digerakkan ke dalam loop kawat yang terhubung ke sebuah
galvanometer, jarum galvanometer menyimpang hal ini menunjukkan adanya arus induksi
dalam loop kawat. (b) Ketika magnet diam terhadap loop, tidak ada arus induksi dalam loop.
(c) Ketika magnet digerakkan menjauhi loop, jarum galvanometer menyimpang ke arah yang
berlawanan, menunjukkan bahwa arus induksi mengalir dalam arah yang berlawanan.
Sumber: Halliday, D., Resnick, R. (1988). Fundamentals of Physics

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mari kita perhatikan bagaimana ggl dapat diinduksi oleh medan magnetik
yang berubah. Gambar 5 menunjukkan sebuah loop kawat yang terhubung ke
sebuah galvanometer. Ketika magnet batang digerakkan ke arah loop, jarum
galvanometer menyimpang ke arah kanan seperti ditunjukkan pada Gambar
5a. Ketika magnet batang ditarik menjauhi loop, jarum galvanometer
menyimpang ke arah yang berlawanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5c. Ketika magnet diam terhadap loop, jarum galvanometer tidak menyimpang
(Gambar 54b). Penyimpangan jarum juga terjadi jika magnet diam dan loop
yang digerakkan baik menuju atau menjauhi magnet.

Dari percobaan ini, dapat kita simpulkan bahwa jarum galvanometer akan
menyimpang jika terjadi perubahan fluks (garis gaya magnet) di dalam loop.
Hasil ini sangat luar biasa karena fakta menunjukkan bahwa timbul arus dalam
loop kawat walaupun tidak ada baterai dalam rangkaian tersebut. Arus yang
timbul akibat perubahan medan magnetik ini disebut arus induksi karena
diproduksi oleh ggl induksi.

Selanjutnya mari kita perhatikan percobaan yang dilakukan oleh Faraday


seperti diilustrasikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Percobaan Faraday


Ketika saklar di rangkaian primer ditutup, jarum galvanometer di rangkaian sekunder
menyimpang sesaat. GGL induksi di rangkaian sekunder disebabkan oleh medan magnetik
yang berubah melalui kumparan sekunder.
Sumber: Halliday, D., Resnick, R. (1988). Fundamentals of Physics

Kumparan primer dihubungkan dengan baterai dan dililitkan pada cincin


logam, dan ketika saklar ditutup arus dalam kumparan akan menghasilkan

114
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

medan magnetik. Kumparan sekunder juga dililitkan pada cincin dan


dihubungkan ke galvanometer. Tidak ada baterai yang terhubung ke
kumparan sekunder dan kumparan sekunderpun tidak terhubung ke
kumparan primer jadi pasti tidak akan ada arus listrik yang terdeteksi oleh
galvanometer. Tapi ketika saklar pada kumparan primer tiba-tiba ditutup atau
dibuka ternyata jarum galvanometer menyimpang hal ini menunjukkan
bahwa ada arus pada kumparan sekunder.

Arah penyimpangan jarum galvanometer pada saat saklar ditutup berlawanan


arah dengan simpangan jarum ketika saklar dibuka dan jarum akan berhenti
bergerak jika tidak ada arus dalam kumparan primer. Mengapa terjadi
demikian? Pada saat saklar ditutup, arus dalam kumparan primer
menghasilkan medan magnetik di daerah kumparan tersebut, dan medan
magnetik ini menginduksi daerah kumparan sekunder. Ketika saklar ditutup
dan dibuka maka akan terjadi perubahan besar arus, hal ini menyebabkan
terjadi perubahan medan magnetik di dalam kumparan. Perubahan medan
magnetik ini menimbulkan arus induksi di dalam kumparan sekunder.

Berdasarkan percobaan ini, Faraday menyimpulkan bahwa arus listrik dapat


dinduksikan ke dalam kumparan sekunder dengan cara mengubah besar
medan magnetik yang menembus kumparan tersebut. Secara umum Faraday
mengemukakan hukumnya tentang induksi yaitu: besarnya ggl induksi yang
timbul pada ujung-ujung kumparan sebanding dengan kecepatan perubahan
fluks magnetik yang dilingkupinya.

Pernyataan ini dinyatakan secara matematik sebagai:

𝑑Φ𝐵
𝜀=−
𝑑𝑡

di mana 𝚽𝑩 = ∫ 𝑩. 𝒅𝑨, yaitu fluks magnetik melalui rangkaian.

Jika rangkaian terdiri dari N lilitan, maka besar ggl induksi total yang timbul
dinyatakan sebagai:

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

𝑑Φ𝐵
𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡

𝒅𝚽𝑩
 dinyatakan dalam volt jika dalam Wb/s. Tanda negatif (-) pada
𝒅𝒕

persamaan tersebut menandakan bahwa arah arus induksi yang dihasilkan


sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang
berlawanan dengan perubahan medan magnetik penyebabnya (hukum Lenz).

Misalkan loop meliputi daerah A terletak pada medan magnetik seragam B,


seperti tampak pada Gambar 7. Fluks magnetik melalui loop sama dengan BA
cos .

Gambar 7 Fluks Magnetik


Sebuah loop konduktor yang melingkupi daerah A ditembus oleh medan magnet seragam B.
Sudut antara B dan normal loop adalah .
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Oleh karena itu ggl induksi dapat dinyatakan sebagai:

𝑑
𝜀=− (𝐵𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝜃)
𝑑𝑡

Dari persamaan ini, kita melihat bahwa ggl dapat diinduksikan dalam
kumparan melalui beberapa cara:
 Mengubah besarnya induksi magnetik (B) terhadap waktu.
 Mengubah luas bidang kumparan yang melingkupi garis gaya medan
magnetik terhadap waktu.
 Mengubah sudut antara arah medan magnetik dengan garis normal
bidang kumparan terhadap waktu.
 Gabungan perubahan dari besaran-besaran di atas.

116
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

GGL Induksi pada Konduktor yang Bergerak dalam Medan


Magnetik

Pada bagian ini, kita akan membahas ggl induksi yang muncul dalam
konduktor yang bergerak melalui medan magnetik. Untuk itu coba perhatikan
sebuah konduktor lurus panjang bergerak dengan kecepatan konstan melalui
medan magnetik seragam yang menembus masuk halaman buku seperti
tampak pada Gambar 8.

Gambar 8 GGL Induksi pada Konduktor


Sebuah konduktor listrik lurus dengan panjang l bergerak dengan kecepatan v melalui medan
magnetik seragam B yang tegak lurus terhadap v.
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Kita asumsikan bahwa konduktor bergerak dengan kecepatan v tegak lurus


terhadap medan magnetik B. Elektron-elektron di dalam konduktor
mengalami gaya sepanjang konduktor sebesar |𝐹𝑏 | = |𝑞𝑣 𝑥 𝐵| = 𝑞𝑣𝐵 .
Berdasarkan Hukum kedua Newton, elektron-elektron mengalami percepatan
akibat pengaruh gaya tersebut dan bergerak sepanjang kawat.

Elektron-elektron bergerak ke ujung bawah kawat, mereka menumpuk di


sana, meninggalkan muatan positif di ujung atas konduktor. Akibat pemisahan
muatan ini menghasilkan medan listrik E dalam konduktor. Muatan-muatan
yang menumpuk di ujung-ujung konduktor bertambah sampai terjadi
keseimbangan antara gaya magnetik qvB dan gaya listrik qE yang bekerja pada
sebuah elektron dalam konduktor tersebut seperti tampak pada Gambar 8.
Pada keadaan ini, muatan berhenti mengalir. Dalam keadaan ini, gaya total
pada elektron adalah nol sesuai dengan hubungan antara medan listrik dengan
medan magnet:

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

∑ 𝑭 = 𝑭𝑒 − 𝑭𝑩 = 0 → 𝑞𝐸 = 𝑞𝑣𝐵 → 𝐸 = 𝑣𝐵

Karena medan listrik yang dihasilkan dalam konduktor adalah seragam, maka
hal itu berkaitan dengan perbedaan potensial pada ujung-ujung konduktor
menurut hubungan ∆V = El. Dengan demikian,
∆𝑉 = 𝐸𝑙 = 𝐵𝑙𝑣
di mana ujung atas memiliki potensial yang lebih tinggi daripada ujung bawah.
Perbedaan potensial ini dipertahankan selama konduktor bergerak melalui
medan magnetik. Jika gerakannya terbalik, maka polaritas ∆V juga terbalik.

Apa yang terjadi jika konduktor yang bergerak tersebut merupakan bagian
dari sebuah kumparan yang tertutup. Misalkan konduktor sepanjang l
dipasang pada kumparan tertutup seperti tampak pada Gambar 9. Anggap
hambatan konduktor sama dengan nol sementara hambatan kumparan
tetapnya R. Kemudian konduktor tersebut ditarik dengan gaya F sehingga
bergerak dengan kecepatan v dengan arah tegak lurus terhadap medan
magnetik tetap B. Karena konduktor yang bergerak merupakan bagian dari
kumparan tertutup maka akan timbul arus listrik pada kumparan tersebut.

Gambar 9 GGL Induksi pada Kumparan Tertutup


(a) Sebuah batang konduktor bergerak pada kumparan dengan kecepatan v karena ditarik
dengan gaya F. (b) Diagram rangkaian tertutup sebagai representasi dari gambar (a).
Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Laju perubahan fluks magnetik melalui loop dan ggl induksi yang timbul
sebanding dengan perubahan luas daerah kumparan yang bergerak melalui
medan magnetik. Jika konduktor ditarik sejauh x maka besar fluks magnetik
sekarang adalah 𝚽𝑩 = 𝑩𝒍𝒙. Sehingga besarnya ggl induksi yang timbul adalah

118
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

𝑑Φ𝐵 𝑑 𝑑𝑥
𝜀=− = − (𝐵𝑙𝑥) = −𝐵𝑙 = −𝐵𝑙𝑣
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

Karena hambatan kumparan adalah R maka besar arus induksi pada


kumparan adalah
𝜀 𝐵𝑙𝑣
𝐼=| |=
𝑅 𝑅

Hukum Lenz

𝑑Φ𝐵
Tanda negatif pada hukum Faraday (𝜀 = −𝑁 𝑑𝑡
) berhubungan dengan arah

arus induksinya. Arah ggl induksi dan arus induksi dapat diperoleh dari
hukum Lenz: Polaritas ggl induksi adalah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan arus induksi yang menimbulkan fluks magnetik yang
menentang perubahan fluks magnetik penyebabnya. Untuk lebih memahami
hukum Lenz, perhatikan Gambar 10.

Gambar 10 Penentuan Arah Arus Induksi


(a) Ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks
magnetik di daerah yang dilingkupi kumparan. Perubahan fluks ini menimbulkan arus induksi
dalam kumparan yang arahnya seperti terlihat pada gambar. (b) Arus induksi ini
menimbulkan medan magnetik sendiri yang arahnya ke kiri melawan perubahan fluks yang
ditimbulkan oleh magnet batang. (c) Pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka
akan terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul
arus induksi yang arahnya seperti tampak pada gambar. (d) Arus induksi ini menimbulkan
fluks magnetik yang arahnya ke kanan menentang pengurangan fluks magnetik dari magnet
batang.
Sumber: Halliday, D., Resnick, R. (1988). Fundamentals of Physics

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks
magnetik dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan
mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik di daerah yang
dilingkupi kumparan. Perubahan fluks ini menimbulkan arus induksi dalam
kumparan yang arahnya ditunjukkan seperti Gambar 10a. Arus induksi ini
menimbulkan medan magnetik sendiri yang arahnya ke kiri melawan
perubahan fluks yang ditimbulkan oleh magnet batang (Gambar 10b). Dengan
demikian fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan. Begitu juga
pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi
pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan
timbul arus induksi yang arahnya seperti ditunjukkan pada Gambar 10c. Arus
induksi ini menimbulkan fluks magnetik yang arahnya ke kanan menentang
pengurangan fluks magnetik dari magnet batang (Gambar 10d). Dengan
demikian fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan.

Penerapanan Hukum Faraday

Generator AC

Salah satu penerapan induksi elektromagnetik yang sangat penting adalah


pembangkit arus bolak-balik (AC). Generator AC modern dengan kapasitas
keluaran 100 MW adalah mesin yang sangat berkembang. Pada bagian ini, kita
akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar generator. Generator listrik
merupakan perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Untuk memahami bagaimana generator bekerja, mari kita perhatikan
generator arus bolak-balik (AC) sederhana seperti tampak pada Gambar 10.

Dalam bentuk yang paling sederhana, generator ac terdiri dari loop berputar
yang ditempatkan di dalam medan magnetik seragam. Dalam pembangkit
listrik komersial, energi yang dibutuhkan untuk memutar loop dapat berasal
dari berbagai sumber (air terjun dalam pembangkit listrik tenaga air, uap
dalam pembangkit listrik tenaga uap). Pada saat loop berputar dalam medan

120
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

magnetik, fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop berubah terhadap waktu
sehingga menimbulkan ggl dan arus induksi dalam loop. Ujung loop
dihubungkan dengan cincin selip yang ikut berputar dengan loop. Koneksi dari
cincin selip ini, yang bertindak sebagai terminal output generator, ke
rangkaian luar yang diwakili oleh sikat tetap yang berkontak dengan cincin
selip ini.

Gambar 11 Skema Diagram Generator AC


Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Misalkan loop memiliki N lilitan dengan luas penampang A dan berputar di


dalam medan magnetik dengan kelajuan sudut konstan . Jika  adalah sudut
antara medan magnetik dan garis normal loop, maka fluks magnetik yang
menembus loop dalam waktu t adalah
Φ𝐵 = 𝐵𝐴 cos 𝜃 = 𝐵𝐴 cos 𝜔𝑡

Sehingga besar ggl induksi sesaat dalam loop adalah


𝑑Φ𝐵 𝑑
𝜀 = −𝑁 = −𝑁𝐵𝐴 (cos 𝜔𝑡) = 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin 𝜔𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Dari persamaan nampak bahwa harga ggl induksi bervariasi secara sinusoidal
terhadap waktu seperti ditunjukkan oleh Gambar 11.b. Dari persamaan ini
diperoleh bahwa GGL induksi maksimum adalah
𝜀𝑚𝑎𝑥 = 𝑁𝐵𝐴𝜔

yang dicapai ketika sin 𝜔𝑡 = ∓1 atau ketika 𝜔𝑡 = 900 𝑎𝑡𝑎𝑢 2700 . Dengan kata
lain, ketika medan magnetik pada bidang kumparan dan laju perubahan fluks

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

magnetik adalah maksimum. Selanjutnya, ggl sama dengan nol ketika 𝜔𝑡 =


00 𝑎𝑡𝑎𝑢 1800 , yaitu ketika B adalah tegak lurus terhadap bidang kumparan dan
laju perubahan fluks magnetik adalah nol. Untuk lebih jelas bagaimana
hubungan antara perubahan besar ggl induksi dan putaran loop,
perhatikanlah Gambar 12.

Gambar 12 Grafik GGL Induksi Bolak Balik


Sumber: Modul PKB KK G

Generator DC

Generator dc sangat mirip dengan generator ac, kecuali kontak pada loop yang
berputar menggunakan satu cincin selip bercelah yang disebut komutator
seperti diilustrasikan pada Gambar 13.

Gambar 13 Skema Diagram Generator DC


Sumber: Physics for Scientists and Engineers, Serway

Dalam konfigurasi seperti ini tegangan keluaran selalu memiliki polaritas yang
sama dan berdenyut terhadap waktu seperti tampak pada Gambar 12b. Hal ini

122
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

dapat dipahami karena kontak ke cincin selip bercelah berbalik setiap


setengah siklus. Pada saat yang sama, polaritas ggl induksi berbalik; maka,
polaritas cincin selip bercelah (yang sama dengan polaritas tegangan output)
tetap sama. Bentuk grafik keluaran berupa denyut tidak cocok untuk sebagian
besar aplikasi alat elektronik. Untuk mendapatkan keluaran dc yang lebih
halus saat ini, generator dc komersial menggunakan beberapa kumparan
sehingga ketika pulsa ini ditumpangkan, output dc hampir bebas dari fluktuasi.

Transformator

Transformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak


balik (ac). Transformator untuk menaikkan tegangan disebut trasformator
step up dan untuk menurunkan tegangan disebut transformator step down.
Sebuah transformator memiliki dua buah kumparan kawat (kawat berisolasi)
yang dililitkan pada inti besi yang dilaminasi seperti tampak pada Gambar 14.

Gambar 14 Transformator Step Up


Sumber: Modul PKB KK G

Lilitan pada bagian kiri yang dihubungkan ke sumber tegangan ac disebut


kumparan primer dan lilitan sebelah kanan yang dihubungkan ke beban
disebut kumparan sekunder. Tujuan penggunaan inti besi adalah untuk
meningkatkan fluks magnetik yang melalui kumparan dan sebagai media agar
semua garis gaya magnetik di dalam kumparan primer melewati kumparan
sekunder. Sementara tujuan inti besi dilaminasi adalah untuk mengurangi
kerugian akibat arus Eddy. Kerugian akibat arus Eddy dan juga akibat adanya
perubahan energi listrik menjadi panas pada lilitan kawat tidak bisa

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dihilangkan sama sekali, sehingga transformator yang digunakan sehari-hari


hanya memiliki efisiensi sekitar 90% sampai 99%.

Transformator bekerja berdasarkan hukum induksi Faraday. Pada saat


tegangan ac diberikan pada kumparan primer maka akan timbul perubahan
medan magnetik. Perubahan medan magnetik ini akan menginduksi tegangan
ac yang berfrekuensi sama ke kumparan sekunder.

Berdasarkan hukum Faraday, ggl induksi atau tegangan pada kumparan


𝑑Φ𝐵
primer adalah 𝑉𝑃 = −𝑁𝑃 𝑑𝑡

di mana B adalah fluks magnetik yang melalui setiap lilitan. Jika kita
menganggap semua garis medan magnetik tetap ada di dalam inti besi, fluks
yang melalui lilitan primer sama dengan fluks yang melalui lilitan sekunder
sehingga tegangan sekunder adalah
𝑑Φ𝐵
𝑉𝑆 = −𝑁𝑆
𝑑𝑡
Besar tegangan sekunder ini bergantung pada jumlah lilitan pada setiap
kumparan. Jika fluks yang hilang sangat kecil atau diabaikan, maka berlaku
hubungan:
𝑉𝑆 N𝑆
=
𝑉𝑃 𝑁𝑃

Jika 𝑁𝑆 > 𝑁𝑃 kita dapatkan transformator step up dan jika 𝑁𝑆 < 𝑁𝑃 kita
dapatkan kita dapatkan transformator step down. Untuk transformator ideal
dimana tidak terjadi kehilangan daya, yaitu daya yang disuplai sumber 𝑉𝑃 𝐼𝑃
sama dengan daya pada lilitan sekunder 𝑉𝑆 𝐼𝑆 , berlaku hubungan
𝐼𝑆 𝑉𝑃
𝑉𝑃 𝐼𝑃 = 𝑉𝑆 𝐼𝑆 atau =
𝐼𝑃 𝑉𝑆

Persamaan untuk efisiensi transformator adalah


𝑃 𝐼 𝑉
𝜂 = 𝑃𝑆 = 𝐼𝑆 𝑉𝑆
𝑃 𝑃 𝑃

124
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Induktansi

Induktansi Bersama

Induktansi bersama adalah peristiwa munculnya ggl dalam sebuah kumparan


akibat adanya perubahan arus di dalam kumparan lain yang berada
didekatnya.

Gambar 15 Induktansi Bersama


Perubahan arus pada kumparan 1 menginduksi arus pada kumparan 2
Sumber: Kandi, Modul PKB, KK G

Gambar 15 menunjukkan dua buah kumparan yang saling berdekatan dimana


pada kumparan 1 mengalir arus I yang menghasilkan medan magnetik. Jika
arus pada kumparan 1 berubah maka akan menginduksi ggl pada kumparan 2.
Menurut hukum Faraday, ggl 2 yang diinduksikan ke kumparan 2 sebanding
𝑑Φ12
dengan laju perubahan fluks magnetik yang melewatinya ( ). Karena fluks
𝑑𝑡

sebanding dengan arus yang melewati kumparan 1, 2 harus sebanding dengan


laju perubahan arus pada kumparan 1. Secara matematis dinyatakan sebagai
berikut.
𝑑𝛷12 𝑑𝐼1
𝜀2 = −𝑁2 = −𝑀12
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya, jika pada kumparan 2 terjadi perubahan
𝑑I
arus ( 𝑑𝑡2 ) maka akan terjadi perubahan fluks magnetik pada kumparan 2
𝑑Φ21
( 𝑑𝑡
), perubahan fluks magnetik ini menginduksi kumparan 1 sehingga pada

kumparan 1 akan terjadi ggl induksi sebesar:

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

𝑑𝛷21 𝑑𝐼2
𝜀1 = −𝑁1 = −𝑀21
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Jadi dalam induksi bersama, ggl induksi dalam suatu kumparan selalu
sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan lain. Walaupun
penulisan konstantan M12 dan M21 dibedakan, tetapi kenyataannya keduanya
sama dan dituliskan sebagai M saja. Karena M12 = M21 = M, maka kedua
persamaan di atas dapat dituliskan menjadi

𝑑𝐼1 𝑑𝐼2
𝜀2 = −𝑀12 dan 𝜀1 = −𝑀21
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Konstanta M dinamakan induktansi bersama antara kumparan 1 dan


kumparan 2 yang memiliki satuan henry (H) mengikuti nama Joseph Henry
dan besarnya dinyatakan dengan persamaan:

𝑁2 𝛷12 𝑁1 𝛷21
𝑀= =
𝐼1 𝐼2

Apabila fluks magnetik yang ditimbulkan arus I 1 yang mengalir pada


kumparan yang terdiri atas N1 lilitan dengan luas penampang bidang
𝜇0 𝐼1 𝑁1𝐴
kumparan A, maka Φ12 = 𝐵1 𝐴 =
𝑙
. Jika nilai ini disubstitusikan pada
persamaan di atas akan kita dapatkan

𝜇0 𝑁1 𝑁2 𝐴
𝑀=
𝑙

Induktansi Diri

Konsep induktansi berlaku juga pada kumparan tunggal yang terisolasi.


Gambar 16 menunjukkan lilitan kumparan pada silinder inti besi. Jika sumber
arus dalam kumparan berubah terhadap waktu maka akan timbul perubahan
fluks magnetik dalam kumparan. Ketika arah arus sumber seperti ditunjukkan
pada gambar, maka medan magnetik dalam kumparan akan mengarah dari
kanan ke kiri, seperti yang terlihat pada Gambar 16a. Karena arus sumber
berubah terhadap waktu, maka fluks magnetik melalui kumparan juga

126
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

berubah dan menginduksi ggl dalam kumparan. Dari hukum Lenz, polaritas ggl
induksi ini harus sedemikian rupa sehingga menentang perubahan medan
magnetik dari arus sumber. Jika arus sumber meningkat, polaritas ggl induksi
adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16b, dan jika arus sumber
menurun, polaritas ggl induksi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15c.
Efek ini disebut induktansi diri karena perubahan fluks melalui kumparan dan
resultan ggl induksi timbul dari kumparan itu sendiri. GGL yang timbul pada
peristiwa ini disebut ggl induksi diri atau sering disebut ggl balik

Gambar 16 Induktansi Diri


(a) arus dalam kumparan menghasilkan medan magnetik yang mengarah ke kiri. (b) Jika arus
meningkat, fluks magnetik meningkat pula dan menciptakan ggl induksi dengan polaritas
seperti ditunjukkan oleh baterai putus-putus. (c) Polaritas ggl induksi akan terbalik jika arus
berkurang.
Sumber: Kandi, Modul PKB, KK G

Secara kuantitatif, induksi diri dapat dijelaskan dengan hukum Faraday, yaitu
bahwa besarnya ggl induksi sama dengan negatif laju perubahan fluks
𝑑Φ𝐵
magnetik (𝜀 = − ). Fluks magnetik sebanding dengan medan magnetik
𝑑𝑡

yang ditimbulkan oleh arus sumber, yang pada gilirannya sebanding dengan
arus sumber dalam kumparan. Oleh karena itu, ggl induksi diri ε_L selalu
sebanding dengan laju perubahan arus sumber terhadap waktu. Untuk
kumparan yang memiliki N lilitan (toroida atau solenoid ideal) yang membawa
arus sumber I, besarnya ggl induksi diri adalah
𝑑Φ𝐵 𝑑𝐼
𝜀𝐿 = −𝑁 = −𝐿
𝑑𝑡 𝑑𝑡
dengan L adalah induktansi kumparan yang besarnya tergantung pada
geometri kumparan dan karakteristik fisik lainnya. Berdasarkan persamaan di
atas akan didapatkan:

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

𝑑𝐼 𝑑Φ𝐵
=𝑁
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝐿 ∫ 𝑑𝐼 = 𝑁 ∫ 𝑑Φ𝐵

𝐿𝐼 = 𝑁Φ𝐵
𝑁Φ𝐵
𝐿=
𝐼
Dari persamaan di atas kita juga dapat menuliskan induktansi kumparan
sebagai perbandingan
ε𝐿
𝐿=−
𝑑𝐼⁄𝑑𝑡

1 V.s
Satuan SI dari induktansi adalah: 1 H = A

Pada unit sebelumnya sudah dijelaskan bahwa induksi magnetik pada


𝜇0 𝐼𝑁
solenoida atau toroida yaitu 𝐵 = 𝑙
dengan l adalah panjang solenoida atau

keliling toroida, sehingga berlaku


𝜇0 𝑁 2 𝐴
𝐿=
𝑙

Apabila kumparan itu berintikan bahan dielektrikum tertentu, maka


induktansi kumparan dinyatakan sebagai:
𝜇𝑁 2 𝐴
𝐿=
𝑙

128
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik induksi elektromagnetik yang


muncul di UN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta
didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar
dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik
ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara
dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik induksi elektromagnetik merupakan topik yang muncul pada soal UN di


tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil analisis PAMER UN, topik ini termasuk
yang kurang berhasil dijawab oleh peserta didik di lingkup nasional. Berikut
ini pembahasan soal-soalnya.

Soal UN tahun 2016


Berikut pernyataan tentang trafo:
(1) Trafo menggunakan tegangan DC
(2) Trafo dapat menaikkan tegangan DC
(3) Trafo dapat menurunkan tegangan AC
(4) Trafo ideal, daya primer sama dengan daya sekunder
Pernyataan yang benar adalah....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kunci Jawaban: E
Pembahasan
Sudah jelas

Soal UN tahun 2017


Sebuah trafo step down memiliki tegangan primer 220 volt dan tegangan
sekunder 110 volt. Pada kumparan primer mengalir arus 3 ampere dan trafo
memiliki efisiensi 60%, daya yang hilang akibat panas atau penyebab lainnya
adalah....
A. 264 watt
B. 396 watt
C. 464 watt
D. 482 watt
E. 660 watt

Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Penyelesaian:
𝑃𝑠
𝜂 = (𝑉 ) 𝑥100%
𝑝 .𝐼𝑝

𝑠 𝑃
0,6 = (220.3) 𝑥100%

Ps = 0,6 x 660
Ps = 396 watt
Daya yang hilang:
P = Pp − Ps
P = 660 − 396 = 264 watt

Soal UN tahun 2018


1. Sebuah kumparan terdiri atas 50 lilitan berada dalam fluks magnetik yang
berubah terhadap waktu, yang dinyatakan dengan: ϕ=5t2+10t+1 dimana ϕ

130
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

dalam weber dan t dalam detik. Besar ggl induksi yang terjadi pada ujung-
ujung kumparan saat t = 2 detik adalah....
A. 1500 volt
B. 1000 volt
C. 950 volt
D. 900 volt
E. 700 volt

Kunci Jawaban: A
Pembahasan
𝑑𝜙
Rumus ggl induksi/ hukum faraday: 𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡
𝑑𝜙
𝜀 = −50 𝑑𝑡 = −50(10𝑡 + 10) volt

𝜀 = 50(10.2 + 10) = 1500 volt

2. Grafik berikut ini hubungan antara GGL () terhadap waktu (t) yang
dipasang pada tegangan AC.

Jika kumparan itu diputar dengan kecepatan sudut empat kali dan jumlah
lilitannya dijadikan ½ kali semula, maka grafiknya adalah....

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Ɛ = N B ω A = 4 . ½ N B ω A = 2 kali semula

132
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

B. Pengembangan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4. Kisi-kisi Soal HOTS

No Nomor Level Bentuk


Kompetensi Dasar Lingkup Materi Materi Indikator Soal
. Soal Kognitif Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2.4 Menganalisis Induksi Penerapan Disajikan sebuah gitar listrik, 3 L3 Uraian
fenomena induksi elektromagnetik induksi peserta didik dapat menganalisis
elektromagnetik elektromagnetik cara menghasilkan suara dalam
dalam kehidupan gitar listrik
2 sehari-hari Induksi GGL induksi Disajikan gambar loop kawat di 1 L3 PG
elektromagnetik sekitar kawat lurus berarus,
peserta didik dapat menganalisis
arah arus induksi dalam loop
Induksi Arus induksi Disajikan gambar cincin tembaga 2 L3 P3
elektromagnetik yang memasuki medan magnet,
peserta didik dapat menganalisis
arah arus induksi dalam cincin

134
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Kandi

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.4 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
fenomena induksi Nomor
elektromagnetik Soal
dalam kehidupan
sehari-hari
1
LINGKUP MATERI
Induksi
elektromagnetik
Sebuah loop kawat ABCD bergerak menjauhi penghantar kawat
MATERI
lurus dan panjang yang dialiri arus I. Bagiamanakah arus induksi di
GGL Induksi dalam loop kawat tersebut?
Kunci
Jawaban A. Arus induksi hanya mengalir dari A – B
B. Arus induksi hanya mengalir dari D – C
C C. Arus induksi mengalir dari A – B – C – D
D. Arus induksi mengalir dari A – D – C – B
INDIKATOR SOAL E. Arus induksi hanya mengalir dari A – B dan dari D – C
Disajikan gambar
loop kawat di
sekitar kawat lurus
berarus, peserta
didik dapat
menganalisis arah
arus induksi dalam
loop

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : PG
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Kandi

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.4 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
fenomena induksi Nomor
elektromagnetik Gambar di atas menunjukkan
Soal
dalam kehidupan medan magnet di daerah
sehari-hari empat persegi panjang yang
2
LINGKUP MATERI arahnya tegak lurus keluar
Induksi bidang kertas. Di luar bidang
elektromagnetik itu tidak ada medan magnet.
Sebuah cincin tembaga
MATERI dijatuhkan ke dalam medan
magnet tersebut mulai posisi
GGL Induksi Kunci 1 sampai posisi 5. Karena
Jawaban tidak ada medan magnet
diluar bidang segi empat,
E maka tidak ada fluks yang
INDIKATOR SOAL melalui cincin pada posisi 1
dan 5. Sehingga tidak ada ggl
Disajikan gambar
induksi atau arus induksi
cincin tembaga
yang memasuki pada cincin di posisi tersebut.
medan magnet, Berikut ini yang benar
peserta didik dapat tentang arus induksi pada
menganalisis arah cincin di posisi 2, 3 dan 4
arus induksi dalam adalah....
cincin A. arah arus I2 searah jarum jam, arah I3 dan I4 berlawanan
arah jarum jam
B. arah arus I2 berlawanan arah jarum jam, I3 dan I4 searah
jarum jam
C. arah arus I2 dan I3 searah jarum jam dan I4 berlawanan
arah jarum jam
D. arah arus I2 searah jarum jam, I3 = 0 dan I4 berlawanan arah
jarum jam
E. arah arus I2 berlawanan arah jarum jam, I3 = 0 dan I4 searah
jarum jam

136
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Kandi

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.4 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
fenomena induksi Nomor
elektromagnetik Aplikasi yang menarik dari hukum Faraday adalah produksi suara
Soal
dalam kehidupan dalam sebuah gitar listrik seperti terlihat pada gambar.
sehari-hari
3
LINGKUP MATERI
Induksi
elektromagnetik

MATERI

Penerapan induksi
elektromagnetik

INDIKATOR SOAL
Sebuah kumparan yang disebut kumparan pickup dililitkan pada
Disajikan sebuah sebuah magnet yang ditempatkan di dekat senar gitar. Senar gitar
gitar listrik, peserta
tersebut terbuat dari logam yang dapat dimagnetisasi. Berdasarkan
didik dapat
menganalisis cara konsep induksi elektromagnetik, bagaimanakah suara dalam gitar
menghasilkan suara listrik tersebut dapat dihasilkan?
dalam gitar listrik

Pedoman Penskoran

No. Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor

1 Kumparan pickup, ditempatkan di dekat senar gitar, yang terbuat dari logam yang 2,5
dapat dimagnetisasi. Magnet permanen di dalam kumparan memagnetisasi bagian
senar yang terdekat ke kumparan.
Ketika senar bergetar pada beberapa frekuensi, bagian yang termagnetisasi 2,5
menghasilkan fluks magnet yang berubah melalui kumparan.
Perubahan fluks menginduksikan ggl dalam kumparan yang diumpankan ke amplifier. 2,5
Keluaran dari amplifier dikirim ke pengeras suara, yang menghasilkan gelombang
suara yang kita dengar. 2,5
Total Skor 10

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi dalam proses


pembelajaran materi Induksi Elektromagnetik. Refleksi pembelajaran
dilakukan dengan melihat kesesuaian antara proses pembelajaran, peserta
didik, penilaian, dan ketercapaian KD.
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran dapat mengarahkan dan
mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang
disajikan sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu
tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal
peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang
telah dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat
melatih siswa berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model
pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas
yang akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam
mengatasi masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang
diberikan pada bagian aktivitas pembelajaran ?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian
yang dikembangkan ?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan
pembelajaran yang telah dikembangkan ?
10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap meteri pelajaran?

138
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai


kompetensi dasar (KD) pada meteri terpilih sebagaimana mestinya?
(Jika tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian
aktivitas pembelajaran pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apakah kelemahan yang akan Saudara dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apakah kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai dalam
mempelajari aktivitas pembelajaran ?

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan 3.4 Menganalisis fenomena


induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari dan 4.4 Melakukan percobaan
tentang induksi elektromagnetik berikut presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Menyajikan hasil praktik dan
duiskusi tentang GGL induksi, transformator, dan generator. Berdasarkan KD
pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu
mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara
melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun
KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan. Hal ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada
peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan
produk berupa laporan hasil percobaan GGL induksi, transformator, dan
generator.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada subtopik hukum Faraday, GGL induksi, hukum Lenz,
induktansi, penerapan induksi elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari
menggunakan pembelajaran model discovery learning dan saintifik, dengan
metode praktik dan diskusi melalui empat kali pertemuan. Seperti telah
diketahui, kedua model pembelajaran ini merupakan model yang dapat
membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik.
Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD
yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat
kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan
konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh konsep dengan
merumuskannya terlebih dahulu.

140
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik induksi elektromagnetik


tediri atas: 1) Hukum Faraday, 2) GGL Induksi, 3) Hukum Lenz, 4) Induktansi
dan 5) Penerapan Induksi Elektromagnetik. Subtopik ini merupakan konten
yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya, Saudara
dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk menemukan
fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini. Sebagai
contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi induksi
elektromagnetik pada produk teknologi yang sering dipakai dalam kehidupan
sehari-hari sehingga peserta didik dapat memahami prinsip dan juga manfaat
dari medan magnetik.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN


selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah sampai ke
level L3 penalaran (C4). Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa
peserta didik memahami subtopik ini dengan baik agar siap mengahadapi UN.
Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan subtopik
ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut
dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat memecahkan soal-soal yang
mengedapankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara
perlu terus menyusun bank soal yang relevan dengan indikator yang telah
dikembangkan.

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya.
Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur
dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut saudara
tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator yang
1
telah dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Memahami dengan baik bahwa aktivitas
3 pembelajaran yang disusun dapat
mengembangkan HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
4
pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
Memahami prosedur penyusunan soal HOTS
9
dengan baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan
10
dengan tepat.
Jumlah
Jumlah Total

142
Unit Pembelajaran
Induksi Elektromagnetik
Keterangan
1= tidak menguasai Pedoman Penskoran
2 = cukup menguasai 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑥 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
< 70 penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
Saudara memahaminya.
Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
70-79
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian
yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
80-89
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
> 90
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan unit ini.

143
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

Besar harapan kami, Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan ini


dapat menjadi acuan Saudara dalam mengembangkan desain pembelajaran
dan penilaian yang berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang
terintegrasi dengan 5 (lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dan literasi dalam rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya,
saudara dapat menerapkan desain yang telah disusun dalam pembelajaran
kepada peserta didik di kelas masing-masing.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara perlu memahami unit-unit


ini dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit perlu dipelajari dan dikaji lebih
lanjut oleh Saudara bersama guru-guru IPA lainnya dalam Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) di MGMP di Zona masing-
masing. Saudara bersama guru-guru lainnya perlu mengkaji dengan baik
semua komponen unit pembelajaran yang disajikan sehingga dapat
memudahkan Saudara mengimplementasikannya di kelas. Selain itu, saudara
dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi.

Unit-unit pembelajaran dikembangkan agar memudahkan Saudara dalam


menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini karena aktivitas
pembelajaran yang disajikan merupakan acuan umum langkah pembelajaran
untuk mencapai masing-masing KD. Saudara perlu memerinci aktivitas
pembelajaran menjadi skenario di dalam RPP agar lebih mudah
diimplementasikan. Selain itu, Saudara masih perlu mengembangkan soal-soal
tes dan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS dengan mengacu
pada contoh yang disajikan.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan
yang terdapat di lingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam

147
mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikannya.
Selain itu, Saudara dapat mengadaptasi langkah-langkah pembelajaran yang
disajikan di unit pembelajaran untuk mengembangkan RPP topik-topik
lainnya.

Selama mengimplementasikan unit-unit ini, Saudara perlu terus


merefleksikan dan mengevaluasi keefektifan, keberhasilan serta
permasalahannya. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dapat
langsung didiskusikan bersama guru lainnya, instruktur, kepala sekolah, atau
pengawas agar dapat dengan segera menemukan solusinya. Setiap
keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan selama pembelajaran
perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best practice atau lainnya.
Pada akhirnya, Saudara dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik,
peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal, sekaligus Saudara dapat
menghasilkan karya tulis yang berguna bagi pengembangan keprofesian.

Dalam rangka perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya, Kami


mengaharapkan saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail).

148
Paket Unit Pembelajaran
Paket Judul Unit

_____________. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22


Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

_____________. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37


Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.

_____________. (2019, 06 26). Ayo, Kenali 5 Ciri yang Menunjukkan Dinamo


Ampere Mobil Bermasalah! Diambil kembali dari Ottospector:
https://otospector.co.id/5-ciri-dinamo-ampere-mobil-bermasalah/

Cutnell, J. J. (2012). Physics, 9th Edition. New York: John Wiley & Sons Inc.

Febrian, R. (2019, 06 26). Ini 6 Ciri Alternator Bermasalah. Diambil kembali


dari Carvaganza: https://carvaganza.com/ini-6-ciri-alternator-
bermasalah/

Giancoli, D. (2005). Physics: Principles with Applications 6th Edition. New


Jersey: Prentice Hall.

Halliday, D. R. (2014). Fundamentals of Physics Extended, 10th Edition. New


York: Wiley & Sons, Inc.

R.A. Serway, J. J. (2010). Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics, 8th Edition. California: Thomson Brooks/Cole.

Suharyanto. (2009). Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

149
Viva, T. (2019, 06 19). Empat Penyebab Starter Mobil Tak Mau Berfungsi.
Diambil kembali dari VIVA.co.id:
https://www.viva.co.id/otomotif/mobil/830267-empat-penyebab-
starter-mobil-tak-mau-berfungsi

150
148

Anda mungkin juga menyukai