Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH QUENCHING DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR DAN AIR

GARAM TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA EMS 45

THE EFFECT OF QUENCHING WITH WATER AND SALT WATER COOLING


MEDIA ON HARD STEEL EMS 45
Aziz Fitrianto1
Email :azizfitrianto11@gmail.com, Prodi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Semarang
Sunyoto2
Email: sunyoto@mail.unnes,ac.id. Prodi Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis media
pendingin pada proses quenching terhadap nilai kekerasan pada dudukan poros roda
mobil listrik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yang
bertujuan untuk mengetahui sebab akibat berdasarkan perlakuan yang diberikan
pada saat penelitian. Pada penelitian ini, perlakuan yang diberikan adalah perlakuan
proses quenching dengan variasi media pendingin air aquades dan campuran air
aquades dan garam perbandingan 30% : 70%. Setelah proses quenching,
selanjutnya dilakukan pengujian kekerasan dengan metode microvikers. Analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif, Hasil penelitian
menunjukkan nilai yang paling tinggi kekerasannya adalah campuran air aquades
dan garam perbandingan 70% : 30% yaitu 423,66 kg/mm2, kemudian disusul air
aquades dengan rata-rata sebesar 310,55 kg/mm2.
Kata kunci: quenching, media pendingin, kekerasan.
Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of the type of cooling
media on the quenching process on the hardness value of the electric car wheel axle
holder. The research method used is an experimental method, which aims to
determine the cause and effect based on the treatment given at the time of the study.
In this study, the treatment given was the quenching process treatment with a variety
of distilled water cooling media and a mixture of distilled water and salt with a ratio
of 30%: 70%. After the quenching process, the hardness test is then carried out
using the microvikers method. The data analysis used in this research is descriptive
statistics. The results showed that the highest value of hardness was a mixture of
distilled water and salt with a ratio of 70%: 30%, namely 423.66 kg / mm2, then
distilled water was followed with an average of 310, 55 kg / mm2.
Keywords: quenching, cooling media, hardness.

1
PENDAHULUAN

Pada era yang modern ini dalam dunia industri dibutuhkan baja dengan sifat

dan karakteristik yang sesuai terhadap kondisi pada saat diaplikasikan. Salah satu

aplikasi baja karbon menengah EMS 45 adalah penggunaannya sebagai bahan

pembuatan roda gigi, poros, rel serta bagian-bagian konstruksi pemesinan dan

komponen otomotif lainnya. Permasalahan yang terjadi pada baja dalam

aplikasinya terhadap kons-truksi pemesinan dan komponen otomotif adalah

keterbatasan pada pemakaian bagian-bagian yang mendapatkan beban yang tidak

terlalu berat dan tidak menerima gesekan yang terlalu tinggi karena kurang keras.

Untuk memperoleh material dengan kekerasan dan kekuatan yang tinggi

dapat dengan cara pengecoran dan metalurgi dengan mengatur komposisi dan

unsur-unsurnya, tapi dianggap tidak efisien karena dilakukan untuk produksi dalam

jumlah banyak (masal) dan mahal. Cara lain yang memungkinkan dilakukan adalah

proses pengerasan (hardening) pada baja, dan hardening itu sendiri merupakan

salah satu metode dari heat treatment yang memiliki makna sebuah proses

kombinasi antara proses pemanasan dan pendinginan dari suatu logam atau

paduannya dalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.

Pendinginan cepat hardening itu dinamakan dengan proses quenching. Proses

quenching adalah pendinginan secara cepat berupa pencelupan baja yang telah

berada pada temperatur pengerasannya pada udara, air, air garam, oli dan lainnya

sebagai media pendingin. Kemampuan jenis media pendingin dalam mendinginkan

sebuah spesimen uji bias berbeda-beda, jika semakin cepat logam didinginkan maka

akan semakin keras sifat logam tersebut (Trihutomo, 2015:29).

2
.

Perlakuan quenching akan optimal atau sempurna jika memperhatikan

factor dari temperature dan menggunakan media holding time. Temperatur proses

hardening akan menentukan terhadap tingkat ketahanan dan kekuatan material

tersebut. Pemanasan material hingga suhu di daerah atau diatas daerah kritis 900˚C

akan terbentuk struktur austenite yang merupakan larutan solid dari karbon dalam

baja. Struktur austenite ini akan berubah menjadi struktur martensite saat benda

didinginkan atau dicelupkan ke media pendingin. Struktur martensite itu sendiri

akan terbentuk menjadi optimal atau sempurna tergantung laju pendinginannya.

Laju pendinginan itu sendiri bergantung pada media quenching yang dipergunakan,

karena setiap media pendingin mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda-

beda (Syuffi dan Irfa’i, 2014:107).

Pada dunia industri khususnya industri otomotif penggunaan baja karbon

sudah tidak asing lagi. Baja karbon sedang sering digunakan karena sifatnya yang

ulet, kuat, dan mudah dibentuk jika dibandingkan dengan baja karbon rendah

maupun baja karbon tinggi. Material yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah baja karbon EMS-45. Baja karbon EMS 45 mempunyai spesifikasi unsur

kandungan kimia antara lain, C = 0,52, Mn = 0,65, Si = 0,31, S = 0,02, Cu = 0,01.

Bahan ini lebih sering dipakai dipasaran industri dan bahan ini lebih mudah dalam

pengerjaan mesin perkakas pada proses-proses perlakuan tertentu pada bahan

tersebut, cukup keausan dan mempunyai kekuatan bahan yang bagus (Farokhi et

all, 2017:88).

3
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pendingin

pada proses quenching terhadap nilai kekerasan pada poros roda mobil listrik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian

kuantitatif yang digunakan utuk mengetahui pengaruh variabel independen

(treatmen/perlakuan), terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang

terkendali (Sugiyono, 2012: 160). pengaruh media pendingin pada proses

quenching terhadap niali kekerasan pada dudukan poros roda mobil listrik.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian

kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(treatmen/perlakuan), terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang

terkendali (Sugiyono, 2012: 160). Penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh media pendingin yaitu air PDAM, air garam 25% setelah dilakukan

proses quenching terhadap nilai kekerasan pada baja EMS 45. Tabel ini untuk

mempermudah dalam pendekatan hasil pengujian. Agar penelitian yang dilakukan

berjalan dengan baik, maka perlu dibuat diagram alir penelitian dan tabel lembar

pengumpulan data penelitian.kemudian data dari hasil uji kekerasan berupa

dokumentasi foto. Seperti pada Gambar 1, tabel 1.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

statistik deskriptif data mentah yang diperoleh dari pengujian, kemudian diolah

dalam persamaan statistika yaitu persamaan nilai tengah (mean) sebagai berikut:

4
Σn
X= N

Dimana: X = nilai tengah (mean)


n = nilai akhir/skor tiap variabel
N = jumlah variabel

Data yang diperoleh merupakan data yang bersifat kuantitatif berarti data

berupa angka-angka yang memberikan penjelasan atau memberi tentang

perbandingan antara data material awal tanpa proses quenching dengan setelah

proses quenching.

5
Mulai

Studi pustaka

Perumusan alat dan bahan

Pembuatan
spesimen

Pemanasan material dengan suhu 800 0C selama 14 menit

Air Aquades Air garam 30%

Pengujian Vickers

Analisis Data

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 1 Diagram alir penelitian


(sumber: desain penulis)

6
Tabel.1 Lembar Hasil Pengujian Kekerasan

Nilai Kekerasan (HVN)


Kode Media
Spesimen Rata-rata HVN
Material Pendingin
1 2 3

1 Air aquades 2

2 Air garam 30% 2

Teknik pendukung lainya untuk pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi mengarah pada catatan peristiwa

yang dicatat guna untuk membuktikan persepsi yang ada. Dokumen dapat berupa

tulisan, gambar, atau benda-benda yang konkret.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan Pengujian Kekerasan microvickers

Pengujian kekerasan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan suatu

beban terhadap suatu pembebanan ketika gaya tertentu diberikan pada suatu

material uji. Pengujian kekerasan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode uji kekerasan vickers. Hasil pengujian kekerasan microvikers

dari material baja EMS 45 yang sudah diberikan perlakuan heat treatment pada

proses Quenching disajikan didalam tabel Lembar Hasil Pengujian Kekerasan

microvikers lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Lembar Hasil Pengujian Kekerasan mikrovikers

Nilai Kekerasan Rata-


Kode Media (kg/𝑚𝑚2 )
Spesimen Rata-rata rata
Material Pendingin
1 2 3 akhir
RM 226 227 224 225 225
312 307 297 305,33
1
310,55
AA Air Aquades 2 311 318 291 306,66
3 310 324 325 319,66
AIR Aquades 407 426 325 419,33 423,66
AG 1
Dan Garam

Pengujian nilai kekerasan dilakukan dengan metode uji Microvickers.

Dalam pengujian ini menggunakan pembebanan sebesar 100 gf, setiap spesimen

diuji 3 titik. dan dari setiap masing-masing specimen memiliki nilai kekerasan yang

berbeda, material yang mengalami poses Quenching memliki nilai kekerasan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan material tanpa proses Quenching (Raw Material).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik Gambar 2:

8
450 423,66
400
350 310,55
kg/〖𝑚𝑚〗^2)
300
250 225
200
150
100
50
0
RM Air Aquades Air Garam
Spesimen Media Pendingin

Gambar. 2 Grafik Hasil Nilai Kekerasan Material


Terbukti bahwa nilai yang paling tinggi kekerasannya adalah campuran air

aquades dan garam dengan perbandingan 30 % : 70 % yaitu 423,66 kg/mm2 dan ini

lebih tinggi dari pada variabel kontrolnya yaitu raw material EMS 45. Kemudian

disusul oleh media pendingin air aquades 310,55 kg/mm2, hasil ini lebih besar dari

raw material EMS 45.

9
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

a. Dari penelitian variasi media pendingin air aquades pada proses quenching

yang di lakukan, dapat menghasilkan nilai kekerasan rata-rata 310,55

kg/𝑚𝑚2 .

b. Pengaruh variasi media pendingin air garam terhadap nilai kekerasan baja

EMS 45 pada proses quenching, menghasilkan nilai kekerasan rata-rata

yaitu 423,66 kg/𝑚𝑚2 .

c. Jenis pendingin yang paling baik antara media pendingin air aquades dan air

garam 30% terhadap baja EMS 45 pada proses quenching yaitu media

pendingin air garam 30%.

Saran

Saran yang dapat direkomendasikan oleh peneliti setelah dilakukan proses

penelitian yaitu sebagai berikut :

a. Diharapkan penelitian kedepannya melakukan pengembangan pada variasi

media pendingin yang lebih variatif , suhu, dan holding time.

b. Untuk mendapatkan hasil nilai kekerasan lebih maksimal, harus

diperhatikan dalam kerataan dan kehalusan permukaan, sehingga waktu

pengambilan data bidang kerataan bisa terlihat secara jelas.

c. Untuk penyimpanan spesimen setelah pengambilan data spesimen harus

dikasih pelumas, karena permukaan mudah berkarat.Untuk penyimpanan

10
spesimen setelah di etsa harus diperhatikan karena permukaan yang sudah

di etsa jika tegores sedikitpun akan memberikan luka atau muncul goresan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Farokhi, M., W. Sumbodo, dan Rusiyanto. 2017. Pengaruh Kecepatan Putar Spindle
(RPM) Dan Jenis Sudut Pahat Pada Proses Pembubutan Terhadap Tingkat
Kekasaran Benda Kerja Baja EMS 45. JURNAL SAINTEKNOL 15(1): 85-94.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Syuffi, R. F. dan M. A. Rifa’i. 2014. Pengaruh Variasi Temperatur Hardening


Terhadap Kekerasan Baja S45C Dengan Media Pendingin Air. JTM 3(1):
106-112.

Trihutomo, P. 2015. Analisa Kekerasan Pada Pisau Berbahan Baja Karbon


Menengah Hasil Proses Hardening Dengan Media Pendingin Yang
Berbeda. Jurnal Teknik Mesin 23(1): 28-34

12

Anda mungkin juga menyukai