Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

TH DENGAN FRAKTUR CLOSE


FRAKTUR FEMUR(S) DI RUANGAN ORTOPEDI RUMAH SAKIT
UMUM FAUZIAH KABUPATEN BIREUN

DISUSUN OLEH:

AINA RIZKIA
NPM: 19010663

DOSEN PEMBIMBING: NS. FAUZIAH,M,KEP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BUMI PERSADA


LHOKSEUMAWE

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasrkan praktek klinik keperawatan dasar di rumah sakit umum fauziah


kabupaten bireun dengan judul laporan “Asuhan Keperawatan An.K Dengan
Close Fraktur Femur Di Ruangan Ortopedi”

Telah di setujui

DOSEN PEMBIMBING CI RUANGAN

Ns.Fauziah,M.Kep Ns.Sri Mulyani,S.Kep


NIDN. 1311028201
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bireun, 04 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. LATAR BELAKANG..........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................
C. TUJUAN ..............................................................................................
D. MANFAAT ..........................................................................................

BAB II TINJAUN PUSTAKA ........................................................................

A. PENGERTIAN ....................................................................................
B. PATOFISIOLOGI ...............................................................................
C. TANDA DAN GEJALA.......................................................................
D. ANATOMI ..........................................................................................

BAB III KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN DASAR DENGAN


TINDAKAN ....................................................................................................

BAB IV TINJAUN KASUS.............................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

A. KESIMPULAN ....................................................................................
B. SARAN ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi discontinuitas tulang,
penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan tetapi factor lain seperti proses
degeneratife juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur. Fraktur terjadi
jika tulang dikenai stress atau beban yang lebih besar dan kemampuan tulang
untuk mentolelir beban tersebut. Fraktur dapat menyebabkan disfungsi organ
tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau kehilangan fungsi
ekstremitas permanen,selain itu komplikasi awal yang berupa infeksi dan
tromboemboli (emboli fraktur) juga dapat menyebabkan kematian beberapa
minggu setelah cedera, oleh karena itu radiografi sudah memastikan adanya
fraktur maka harus segera dilakukan stabilisasi atau perbaikan fraktur.
( Brunner & Sudart, 2002)
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat terdapat lebih dari 7 juta orang
meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami
kecacatan fisik. Usman (2012) menyebutkan bahwa hasil data Riset Kesehatan
Dasar (RIKERDAS) tahun 2011, di Indonesia terjadinya fraktur yang
disebabkan oleh cedera yaitu karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma
tajam / tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur
sebanyak 1.775 orang (3,8 %), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas,
mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari 14.127 trauma benda
tajam / tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7 %). (Depkes
2009) Dan menurut data depkes 2005 kalimantan timur korban fraktur akibat
dari kecelakaan berkisar 10,5%, sedangkan bedasarkan data yang diperoleh
dari catatan medical record di rumah sakit islam samarinda, data pada tahun
2012 (periode januari – juni ) didapatkan 14 kasus fraktur, sedangkan untuk
bulan juli ada 7 kasus fraktur.
Dampak masalah dari fraktur yaitu dapat mengalami perubahan pada
bagian tubuh yang terkena cidera, merasakan cemas akibat rasa sakit dan rasa
nyeri yang di rasakannya, resiko terjadinya infeksi, resiko perdarahan,
ganguan integritas kulit serta berbagai masalah yang mengganggu kebutuhan
dasar lainnya, selain itu fraktur juga dapat menyebabkan kematian. Kegawatan
fraktur diharuskan segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan klien dari
kecacatan fisik.
B. TUJUAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan duharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu dalam menerapkan asuhan keperawatan yang
bermutu pada pasien
C. MANFAAT
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penulisan laporan praktek ini diharpkan dapat digunakan sebagai
dasar pengembanagn manjemen asuhan keperawatan dan membantu
perawat di ruang perawatan dalam menjaga kepuasan klien terhadap
pelayanan asuhan keperawatan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan laporan praktek ini diharapkan menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan khususnya dibidang medical bedah pada klien Tn.TH
dengan close fraktur femur diruang perawatan.
c. Bagi Penulis
Hasil penulisan laporan praktek ini diharapkan memberikan pengetahuan
dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan
menyusun asuhan keperawatan pada pasien striktur uretra sebagai salah
satu syarat menyelesaikan tugas praktek klinik keperawatan dasar (KD)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Smeltzer& Bare, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur biasanya disebabkan oleh
trauma atau tegangan fisik. (Mansjoer, 2002)
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat
total maupun sebagian. (Muttaqin,.2008 )
Femur merupakan tulang yang terpanjang pada badan, dimana fraktur dapat
terjadi mulai dari proksimal sampai distal tulang. Fraktur femur atau patah
tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu
seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
B. ETIOLOGI
Tulang bersifat relatif rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya
pegas untuk menahan tekanan dan fraktur dapat terjadi karena:
a. Trauma
Sebagian fraktur terjadi karena kekuatan yang tiba-tiba dan berlebih yang
dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekanan,
pemuntiran/penarikan. Bila terjadi kekuatan langsung tulang bisa patah
pada tempat yang terkena, jaringan lemak juga pasti rusak.
b. Pemukulan
Menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit.
c. Penghancuran
Menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lemak yang
luas. Bila terkena kekuatan tak langsung dapat mengalami fraktur pada
tempat yang jauh dari tempat yang terkena kerusakan jaringan lemak
ditempat fraktur mungkin tidak ada.
d. Kelelahan/tekanan berulang-ulang
Retak dapat terjadi pada tulang, misal: pada logam/benda lain akibat
tekanan berulangulang. Keadaan ini dapat terjadi pada tibia/fibula, radius/
ulna. Biasanya pada olahragawan/atlit (bola volley, senam, bola basket).
e. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologis)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal, kalau tulang itu lemah
(tumor) atau sangat rapuh (osteoporosis) penderita kanker/infeksi
f. Fraktur stress/fatique fracture akibat peningkatan drastis tingkat latihan.
D. TANDA DAN GEJALA
a. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti:
- Rotasi pemendekan tulang
- Penekanan tulang
b. Bengkak
Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
jaringan yang berdekatan dengan fraktur
c. Ekimosis dari perdarahan subculaneous
d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur
e. Tenderness
f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spame otot berpindah tulang dari
tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
g. Kehilangan sensani (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/
perdarahan).
h. Pergerakan abnormal
i. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
j. Krepitasi
E. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan fraktur prinsipnya adalah dengan 4-R :
1) Recognisi: riwayat dari terjadinya fraktur sampai didiagnosa fraktur
2) Reduksi: upaya memanipulasi fragmen tulang
3) Retensi: memelihara reduksi sampai penyembuhan
4) Rehabilitasi: upaya untuk pencapai kembali fungsi tulang secara normal

b. Beberapa intervensi yang diperlukan

1) Intervensi Terapeutik atau konservatif


 Proteksi dengan mitela atau pembebatan fraktur diatas dan dibawah
sisi cidera sebelum memindahkan pasien. Pembebatan atau
pemdidaian mencegah luka dan nyeri yang lebih jauh dan
mengurangi adanya komplikasi.
 Immobilitas
Dilakukan dalam jangka waktu berbeda-beda untuk kesembuhan
fragmen yang dipersatukan dengan pemasangan gips.
 Memberikan kompres dingin untuk menentukan perdarahan, edema
dan nyeri
 Meninggikan tungkai untuk menurunkan edema nyeri
 Kontrol perdarahan dan memberikan penggantian cairan untuk cegah
syock
 Traksi untuk fraktur tulang panjang
Sebagai upaya menggunakan kekuatan tarikan untuk meluruskan dan
immobilisasi fragmen tulang
 Reposisi tertutup atau fiksasi dengan gips
Pada fraktur supra kondilus, reposisi dapat dilaksanakan dengan
anestesi umum atau lokal.
2) Pemberian Diet
Pemberian diet TKTP dan zat besi untuk mencegah terjadinya anemia.
3) Intervensi farmakologis
 Anestesi local, analgesic narkotik, relaksasi otot atau sedative
diberikan untuk membantu klien selama prosedur reduksi tertutup.
 Anestesi dapat diberikan
 Analgesic diberikan sesuai petunjuk untuk mengontrol nyeri pada
pasca operasi
 ATS diberikan pada pasien tulang complicated
4) Intervensi operatif
 Reduksi untuk memperbaiki kontinuitas tulang
1) Reduksi Tertutup
Fragmen tulang disatukan dengan manipulasi dan traksi manual
untuk memperbaiki kesejajaran gips atas bebat dipasang, untuk
mengimmobilisasi ekstremitas dan mempertahankan reduksi.
Diperlukan suatu kontrol radiology yang diikuti fiksasi interna.
2) Reduksi terbuka dan fiksasi internal / ORIF
Fiksasi interna dengan pembedahan terbuka akan
mengimmobilisasi fraktur. Memasukkan paku, sekrup atau pen
atau plat ke dalam tempat fraktur untuk memfiksasi bagian
tulang yang fraktur secara bersamaan. Fragmen tulang secara
langsung terlihat dan alat fiksasinya digunakan untuk memegang
fragmen tulang dalam posisi. Terjadi penyembuhan tulang dan
dapat diangkat bila tulang sembuh. Setelah penutupan luka,
beban atau gips untuk stabilisasi dan sokong tambahan.

3) Penggantian endoprostetik
Penggantian fragmen dengan alat logam terimplantasi dan
digunakan bila terakhir mengganggu nutrisi tulang atau
pengobatan pilihan adalah penggantian tulang.
BAB III
KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN DASAR DENGAN
TINDAKAN

NO Tanggal dan Jam Tindakan


1 03 September 2021, Injeksi Bolus ( ketorolac)
19:00
2 03 September 2021, Injeksi bolus (Cefriaxone dan
23:00 rantidine )
3 04 September 2021, Ganti cairan infus RL
15:00
4
5
6
7

BAB IV
TINJAUN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
A. DENTITAS PASIEN
Nama : Taufik Hidayat
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 18 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Pemekatan, Kab.Bandung
Tanggal Masuk Rs : 01 September 2021
No. Register : 401236
Ruangan/Kamar : Ortopedi
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 02 September 2021
Diagnosa Medis : Close Fraktur Femur

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ardian
Hubungan Dengan Pasien : Keluarga
Pekerjaan : ABRI
Alamat : Blang Keutumba

I. KELUHAN UTAMA
Pasien dating dengan keluhan luka robek dikepalad an nyeri dikaki kiri
setelah kecelakaan, penurunan kesadaran diri, dan luka lecet.
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
-
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua : Tidak ada
B. Saudara Kandung : Tidak ada
C. Penyakit Keturunan Yang Ada : Tidak ada
D. Anggota Keluarga Yang Meninggal : Tidak ada
E. Penyebab Meninggal : Tidak ada

F. Genogram

Keterangan:
Laki-Laki Hidup
Perempuan Hidup ------------- : Tinggal Serumah
Laki-Laki Meninggal
Perempuan Meninggal

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum: Sadar Penuh
TB : 140cm
BB : 40 Kg
B. Tanda Tanda Vital
Suhu Tubuh : 36,7 C
TD : 111/61mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 22 x/m
C. Pemeriksa Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut dan leher
Kepala :
- Bentuk : Simetris
- Ubun-ubun : Tertutup Rambut
- Kulit Kepala : Bersih
a. Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut lurus dan berwarna
hitam
- Bau : Normal
- Warna : Hitam
b. Wajah : Simetris
- Warna Kulit : Sawo Matang
2. Mata
a. Kelengkapan dan keseimetrisan : Simetris
b. Palpebra :
c. Konjungtiva : Normal
d. Selera : Putih
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : tidak dilakukan pemeriksaan
h. tekanan bola mata : Normal
3. Hidung
a. Tulang Hidung dan posisi septum : Simetris
b. lubang hidung : Bersih dan Lembab
c. Cuping hidung : ada pernafasan cuping
hidung
d. Fungsi Penciuman : Normal
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : Simetris dan lengkap
b. Ukuran Telinga : simetris
c. Lubang Telinga : tidak dikaji
d. Ketajaman Pendengaran : Normal
5. Mulut Dan Faring
a. keadaan bibir : simetris, bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak dikaji
6. Leher
a. Posisi Trachea : Normal , simetris
b. Thyroid : tidak ada pembersaran
kelenjar thypoid
c. Suara : jelas dan normal
d. Kelenjar Linfe : tidak dikaji
e. Fena Jugularis : tidak dikaji
f. Denyut Nadi Karotis : denyut nadi teraba
D. Pemeriksaan integuman
1. Kebersihan : Normal
2. Kehangatan : hangat
3. Warna : sawo matang
4. Turgor : elastis
5. Kelembaban : Lembab
6. Kelainan Pada Kulit : Tidak Ada
E. Pemeriksaan Payudara dan ketiak
1. Ukuran Dan bentuk Payudara : Tidak ada
2. Warna dan bentuk payudara : Tidak ada
3. Kelainan payudara dan puting : Tidak ada
4. Aksila dan clavikula : Tidak ada
F. Pemeriksaan Thoraks dan dada
1. Inspeksi Thoraks
a. Bentuk Thoraks : simetris
b. Pernafasan : rochi
- Frekuensi : 22 x/menit
- Irama : reguler
c. Tanda Kesulitan Bernafas : ada
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : Vokal fremitus paru
sebelah kanan dan kiri normal
b. Perkusi : fremitus pada seluruh
bidang paru normal
c. Auskultasi : tidak ada bunyi pernafasan
rinki pada paru saat bernafa
- Suara Nafas : vasukulat
- Suara tambahan : ada
3. Pemeriksaan jantung
a. insfensi : Simetris, ictus cordis tidak
tampak
b. Palpasi : ictus cordis teraba, teratur
dan tidak terlalu kuat
c. Perkusi : Bunyi pekak, tidak ada
pelebaran
d. Auskultasi : Bunyi jantung murni, tidak
ada suara tambahan
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi : simetris dan distensi
2. Auskultasi : peristalticusus menurun
3. Palpasi : adanya nyeri tekan
3. Perkusi : Timpani
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia :
a. Rambut pubis :
b. Lubang uretra : Tidak ada
c. Kelainan pada genetalia eksterna : Tidak ada
d. Kelainan pada genetalia interna : Tidak ada
2. Anus
a. Lubang Anus : Tidak ada
b. Kelainan pada lubang anus : Tidak ada
c. Perincum : Tidak ada
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal/ekstremitas
1. ekstremitas Atas : Tidak ada
a. Kesimetrisan Otot : Simetris
kiri kanan
b. Edema (derajat) : tidak ada
c. Kekuatan Otot : 65
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada

2. Ekstremitas Bawah

a. Kesimetrisan Otot : simetris


Kiri Kanan
b. Edema : tidak ada
c. Kekuatan Otot : Tidak ada
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada
e. Varies : tidak dilakukan
pemeriksaan
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
E: 4 M: 5 V:6
2. Meningeal sign : Tidak Ada
3. Status mental : Compos Mentis
a. Kondisi emosi dan perasaan : Stabil
b. Orientasi : Stabil
c. Proses berfikir (ingatan, keputusan, perhitungan) : Normal
d. Motivasi (kemauan) : ada
keinginan untuk sembuh
e. Bahasa : aceh
Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius/NI/Penciuman (hidung) : Normal
b. Nervus Optikus/N II/Penglihatan (mata) : Normal
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV, Abdusen/N
VI/Bergeraknya bola mata : Normal
d. Nervus Trigeminus /N V/Sentuhan Halus (dgn kapas) : Normal
e. Nervus Fasialis /N VII/Wajah /(otot wajah) : Normal
f. Nervus Vestibulo cochlearis /N VIII/Acusticus )Pendengaran) : Normal
g. Nervus Glosso pharingeus/N IX, Vagus/N X/Menelan (Tenggorokan)
:Normal
h. Nervus Asesorius /N XI/Bahu : Normal
i. Nervus Hipoglosus/N XII/Lidah : Normal
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : Bisa berjalan
b. Romberg Test : Tidak ada
c. Test Jari Hidung : Tidak ada
d. Pronasi Suvinasi Test : Tidak ada
e. Heel to shin test : Tidak ada
6. Fungsi Sentuhan Ringan
a. identifikasi sentuhan ringan : Kurang terasa
b. Test Tajam Tumpul : terasa
c. Test Panas Dingin : terasa
d. Test Getaran : terasa
VII. POLA KEBIASAAN SEHARI HARI
A. Pola Tidur
a. Sebelum sakit
- Waktu tidur : Teratur
- Waktu Bangun : Teratur
- Masalah tidur : Normal
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur : Tidak ada
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur : Tidak ada
b. Selama sakit
- Waktu tidur : Tidak Teratur
- Waktu bangun : Tidak Teratur
- Masalah tidur : Banyak Pikiran
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur : nyeri
- Hal-hal yang mempermudah tidur : Tidak ada

B. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
1. BAB
- Pola BAB : Normal
- Karakteristi Fases : Normal
Warna : Normal
Konsistemsi : Normal
Bau : Normal
- Penggunaan Laksatif : Tidak ada
- BAB Terakhir : tadi pagi
- Riwayat pendarahan : Tidak ada
2. BAK
-Pola BAK : Normal
- Karakter Urine : Normal
- Nyeri/Kesulitan BAK : Tidak ada
- Inkontinentia : Tidak ada
- Retensi : Tidak ada
- penggunaan deuretik : Tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
- Berat Jenis : Tidak ada
b. Selama sakit
1. BAB
- Pola BAB : Tidak ada
- Karakteristi Fases : Tidak ada
o Warna : Kuning
o Konsistemsi : Padat
o Bau : Bauk
- Penggunaan Laksatif : Tidak ada
- BAB Terakhir : Tadi pagi
- Riwayat pendarahan : Tidak ada
2. BAK
-Pola BAK : sering
- Karakter Urine : Tidak ada
- Nyeri/Kesulitan BAK : Tidak ada
- Inkontinentia : Tidak ada
- Retensi : Tidak ada
- penggunaan deuretik : Tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal: Tidak ada
- Berat Jenis : Tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
a. Sebelum Sakit
1. Pola makan
- Diet (type) : padat
- Jumlah/Porsi : satu porsi
- Pola Diet : baik
- Anoreksia : tidak Ada
- Mual-Muntah : tidak Ada
- Nyeri ulu hati : Tidak Ada
- Alergi makanan : Tidak ada
- BB biasa (sebelumnya):
2. Tanda Objek
- BB Sekarang : 140 Kg
- TB : 40 Cm
- Bentuk Tubuh : Tidak ada
3. Waktu Pemberian makanan : Tidak ada
4. Masalah makanan
- Kesulitan Mengunyah : Tidak ada
- Kesulitan menelan : Tidak Ada
- Tidak dapat makan sendiri : Tidak Normal
5. Pola minum
- Jumlah/porsi : Normal
- Kesulitan Menelan : Tidak
b. Selama Sakit
1. Pola makan
- Diet (type) :
- Jumlah/Porsi :
- Pola Diet :
- Anoreksia :
- Mual-Muntah : Tidak Ada
- Nyeri ulu hati : Tidak Ada
- Alergi makanan : Tidak Ada
- BB biasa (sebelumnya) :
2. Tanda Objek
- BB Sekarang : 40 Kg
- TB : 160 Cm
- Bentuk Tubuh :
3. Waktu Pemberian makanan :
4. Masalah makanan
- Kesulitan Mengunyah : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak dda
- Tidak dapat makan sendiri :
D. Kebersihan Diri/Personal hygiene
a. sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan : Ada
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Ada
3. Pemeliharaan kuku : Ada
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan : Tidak ada
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Tidak ada
3. Pemeliharaan kuku : Tidak ada
E. Pola kegiatan/Aktifitas
a. Sebelum Sakit : Bekerja
b. Selama Sakit : Tidak Ada
F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum Sakit : Ada
b. Selama Sakit : Ada

VIII. TERAPI OBAT

No Jenis Obat Dosis


1 Ceftriaxon 1 gr/ 12 jam
2 Ketorolac 1 ampul / 8 jam
3 Omeprazole 1 gr /12 jam

IX. ANALISA DATA


No Waktu Data Fokus Masalah Etiologi

1. Ds: pasien mengeluh nyeri di kaki Nyeri Pergeseran


kiri fragmen tulang

Do:

- skala nyeri 4

- k/u sedang

- kesadaran : CM

TD: 110/80 mmHg

T: 36,5 C

N: 76 x/m

RR : 22 x/m

2 DS: Hambatan Keterbatasan


Mobilitas
Pasien mengatakan kaki sulit aktivitas dan
Fisik
diangkat dan tidak dapat bergerak Gerak
dan aktivitas sehari-hari di bantu
oleh keluarganya
DO:
- ADL di bantu keluarga
- kekuatan otot : 2
C. DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari, Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Tangga Keperawatan
l
1 Nyeri akut
Dalam waktu 3 x 24 jam - kaji skala nyeri
berhubungan
diharapkan nyeri hi;ang atau
dengan - atur posisi yang nyaman
berkurang , Dengan kriteria hasil:
pergeseran - ajarkan teknik relaksasi
fragmen tulang 1. Pasien tampak tenang
- pantau TTV
2. Skala nyeri kembali normal
0-1 - kolaborasi dengan tim medis

3 Hambatan Setelah di lakukan asihan 1) Kaji kemampuan pasien dalam


mobilitas fisik mobilisasi
keperawatan diharapkan pasien
berhubungan
dengan mampu melaksanakan aktivitas
2) kaji kekuatan otot
keterbatasan
fisik sesuai kemampuannya,
aktivitas dan 3) instruksikan pasien melakukan
gerak dengan kriteria hasil: latihan ROM akif
1. Pasien tidak mengalami
4) pertahankan tirah baring
kontraktue sendi
kekuatan otot
bertambah
2. Pasien menunjukkan
peningkatan mobilisasi
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No DX Implementasi Evaluasi

1 1 - mengkaji skala nyeri S: S: pasien mengeluh kaki kiri sulit


( Hari 1 ) - mengatur posisi nyaman diangkat atau digerakkan
- mengajarkan teknik relaksasi O:
- memantau TTV - K/u sedang
- mengkolaborasi dengan tim medis - kesadaran : compos mentis
- skala nyeri : 4
TD: 110/80 mmHg
T: 36,5 C
N: 76 x/m
RR : 22 x/m
A: hambatan monilitas fisik

P: lanjutkan intervensi

2 2 - mengkaji tingkat mobilisasi S: pasien mengeluh kaki kiri sulit


- mengkaji kekuatan otot diangkat atau digerakkan
- menginstruksikan pasien melakukan O:
latihan ROM aktif - K/u sedang
- mempertahankan tirah baring - kesadaran : compos mentis
- kekuatan otot : 2
- ADL dibantu keluarga

A: hambatan monilitas fisik

P: lanjutkan intervensi

3 1 - mengkaji skala nyeri S: S: pasien mengeluh kaki kiri sulit


( Hari 2 ) - mengatur posisi nyaman diangkat atau digerakkan
- mengajarkan teknik relaksasi O:
- memantau TTV - K/u sedang
- mengkolaborasi dengan tim medis - kesadaran : compos mentis
- skala nyeri : 3
TD: 110/80 mmHg
T: 36, C
N: 80 x/m
RR : 22 x/m
A: hambatan monilitas fisik
P: lanjutkan intervensi

2 - mengkaji tingkat mobilisasi S: pasien mengeluh kaki kiri sulit


- mengkaji kekuatan otot diangkat atau digerakkan
- menginstruksikan pasien melakukan O:
latihan ROM aktif - K/u sedang
- mempertahankan tirah baring - kesadaran : compos mentis
- kekuatan otot : 3
- ADL dibantu keluarga

A: hambatan monilitas fisik


P: lanjutkan intervensi
1 - mengkaji skala nyeri S: S: pasien mengeluh kaki kiri sulit
( Hari 3 ) - mengatur posisi nyaman diangkat atau digerakkan
- mengajarkan teknik relaksasi O:
- memantau TTV - K/u sedang
- mengkolaborasi dengan tim medis - kesadaran : compos mentis
- skala nyeri : 2
TD: 110/80 mmHg
T: 36,5 C
N: 76 x/m
RR : 22 x/m
A: hambatan monilitas fisik
P: Masalah teratasi
2 - mengkaji tingkat mobilisasi S: pasien mengeluh kaki kiri sulit
- mengkaji kekuatan otot diangkat atau digerakkan
- menginstruksikan pasien melakukan O:
latihan ROM aktif - K/u sedang
- mempertahankan tirah baring - kesadaran : compos mentis
- kekuatan otot : 2
- ADL dibantu keluarga

A: hambatan monilitas fisik


P: masalah tertasi

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Smeltzer & Bare, 2002).
Femur merupakan tulang yang terpanjang pada badan, dimana fraktur dapat
terjadi mulai dari proksimal sampai distal tulang. Fraktur femur atau patah
tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu
seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
Smeltzer & bare (2002) menyebutkan penyebab fraktur dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
1.      Trauma lansung: kecelakaan lalu lintas
2.     Trauma tidak lansung: jatuh dengan ketinggian dengan berdiri atau duduk
sehingga terjadi fraktur tulang belakang
3.     Proses penyakit (osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis)
4.     Secara spontan di sebabkan oleh stress tulang yang terus menerus
misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di kemiliteran
5.     Serta kelainan bawaan sejak lahir, dimana tulang seseorang sangat rapuh
sehingga mudah patah.
B. SARAN

Sebagai perawat diharapkan mampu untuk melakukan asuhan


keperawatan terhadap klien striktur uretra. Perawat juga harus mampu
berperan sebagai pendidik. Dalam hal ini melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya hal-hal yang dapat memperparah penyakit, hal-hal yang harus
dihindarkan dan bagaimana cara melakukan pengobatan dengan baik

DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M.1993.Medical Surgical Nursing.W.B.
Sainders.Company:Philadelpia.
Doengoes, Marylinn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Mansjoer, Arif. dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius. FKUI.
Muttaqin, Arif. 2005. Ringkasan Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Sistem Muskuloskletal. Edisi 1.

Anda mungkin juga menyukai