Disusun oleh:
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DI
PUSRI-IIB
Mengetahui, Menyetujui,
Badge Badge
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DI
DEPARTEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
PUSRI-IIB
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
iii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya akhirnya penyusun berkesempatan untuk menyelesaikan laporan
kerja praktik di PT. PUPUK SRIWIDJAJA ini.
Laporan ini disusun berdasarkan orientasi lapangan yang telah kami
laksanakan mulai 07 Juli – 07 Agusutus 2020 di Departemen Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Pada laporan ini berisi bagian-bagian yang telah
dikunjungi dan dipelajari di Unit Operasi Pusri – IIB ditambah dengan tugas
khusus di bagian Urea Pusri – IIB.
Terima kasih kami haturkan kepada PT. PUPUK SRIWIDJAJA yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kerja praktik, penyusun
telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta atas dukungan dan doanya.
2. Bapak selaku pembimbingan selama Kerja Praktik.
3. Bapak selaku Supervisor Operasi Bagian Urea Pusri – IIB yang telah
banyak membimbing selama melakukan tinjauan lapangan.
4. Para Operator pabrik Amonia, Urea, dan Utilitas PUSRI II-B yang telah
memberi penjelasan saat tinjauan lapangan.
5. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang telah
membantu hingga terselesaikannya kerja praktik dan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa ketidaksempurnaan akan ditemui dalam
laporan ini. Oleh karena itu, kritik, dan saran dari para pembaca sangat penyusun
harapkan sebagai upaya peningkatan kualitas dari laporan ini.
Penyusun
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ivii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
II.3.Tujuan Perusahaan, Visi, Misi, Tata Nilai, dan Makna Logo Perusahaan PT.
Pupuk Sriwidjaja...........................................Error! Bookmark not defined.
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
II.6.2.2 Pembahasan..............................................................................47
III.1 Kesimpulan..................................................................................................50
III.2 Saran............................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.5 Grafik Pengaruh Ekses NH3 dan Temperatur terhadap Tekanan
Kesetimbangan...............................................................................26
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR TABEL
Tabel II.8 Komponen Masuk Reaktor pada Data Aktual tanggal 23 Mei 2020..41
Tabel II.9 Produk Keluaran Reaktor pada Data Aktual tanggal 23 Mei 2020.....42
Tabel II.10 Komponen Masuk Reaktor pada Data Aktual tanggal 25 Juli 2020..42
Tabel II.11 Produk Keluaran Reaktor pada Data Aktual tanggal 25 Juli 2020....43
Tabel II.12 Komponen Masuk Reaktor pada Data Aktual tanggal 21 November
2020....................................................................................................43
Tabel II.13 Produk Keluaran Reaktor pada Data Aktual tanggal 21 November
2020…............................................................…………....................44
Tabel II.14 Rasio NH3/CO2, H2O/CO2, dan Konversi CO2 pada Setiap Data....44
viii
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
1
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Perusahaan Negara, tetapi dengan PP No. 20 tahun 1969 dikembalikan lagi status
hukumnya menjadi Perseroan Terbatas.
Pada tahun 1997, PT. Pupuk Sriwidjaja ditunjuk sebagai induk
perusahaaan yang membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri
pupuk dan petrokimia, yaitu PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang Cikampek,
PT. Pupuk Kaltim dan PT. Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN yang bergerak
dibidang engineering, procurement & construction (EPC), yaitu PT. Rekayasa
Industri. Pada tahun 1998, anak perusahaan PUSRI bertambah satu BUMN lagi,
yaitu PT. Mega Eltra yang bergerak dibidang perdagangan.
Pada tahun 2010 dilakukan pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)
kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang didalam RUPS-
LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan
PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan
pupuk yang baru, menggantikan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero). Hingga
kini PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang
PT. Pupuk Sriwidjaja. Program yang dilakukan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
telah dapat membuahkan hasil dengan meningkatkan jumlah produksi amoniak
dan urea dengan mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan. Dengan
keberadaan empat pabrik yang dimiliki saat ini, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
telah menjadi produsen pupuk urea terbesar di Indonesia.
Pabrik pertama yang didirikan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah
PUSRI I diresmikan pada tanggal 4 November 1969 dengan kapasitas terpasang
sebesar 180 ton amoniak/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana PUSRI I
pada tanggal 16 Oktober 1963. Pada tahun 1965, direncanakan perluasan pabrik
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui penandatanganan perjanjian kerjasama
antara Departemen Perindustrian dan Perusahaan Toyo Engineering Corp dari
Jepang. Namun rencana tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya
2
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
3
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
dimiliki PT. PUSRI Palembang adalah sebesar 4542 MTPD amoniak dan 6900
MTPD urea.
Tahun 2012, untuk menggantikan PUSRI II yang sudah berumur 40 tahun
dan dinilai tidak efisien dalam pemakaian bahan bakar, maka pada tanggal 31
Januari 2012 dimulai pra kualifikasi lelang pembangunan pabrik PUSRI II-B .
pembangunan PUSRI II-B dibuka pada tanggal 7 Februari 2013 dengan masa
pembangunan 34 bulan.
Pabrik PUSRI II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Tekcnology
untuk amoniak dan teknologi Advanced Cost and Energy Savings (ACES) milik
Toyo Engineering sebagai co-lisensi untuk unit urea. Pabrik PUSRI II-B dengan
teknologi terbaru yang ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yaitu dengan
rasio pemakaian gas perton produk 31,49 MMBTU/Ton amonia dan 21,18
MMBTU/Ton urea. Sehingga akan mengemat pemakaian gas sebesar 14,87
MMBTU/Ton urea dengan kapasitas terpasang 660 ribu ton amonia per tahun dan
907 ribu ton urea per tahun sehingga menambah produksi PT. PUSRI menjadi 2,6
juta ton per tahun.
4
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Visi:
Misi:
Tata Nilai:
Makna Perusahaan:
5
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
(AS)
Kellog Advance
Amoniak: PT. Rekaysa
PUSRI Process for Cost and
1995 446.000 Industri
I-B Enegy Saving. ACES
Urea: 570.000 (Indonesia)
of Toyo Engineering
KBR Purifier
Amoniak: PT. Rekaysa
PUSRI Technology and
2016 660.000 Industri
II-B Energy Saving. ACES
Urea: 907.000 (Indonesia)
of Toyo Engineering
6
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
7
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
3. Direktur Pemasaran
4. Direktur Keuangan
1. Direktur Produksi
2. Direktur Komersil
8
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
1. Direksi
2. General Manager
3. Manager
4. Superintenden
5. Asisten Superintenden
6. Foreman senior
7. Foreman
8. Operator
9
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
3. Membuat sendiri peralatan dan suku cadang yang mampu dibuat dengan
tetap memperhatikan segi teknis dan ekonomis.
10
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
11
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
c. Membawahi STG
2. Teknik Proses 2
c. Membawahi NPK
3. PPP
4. PMP
12
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
tugasnyadibantu oleh :
c) Departemen Laboratorium
mutu bahan baku dan bahan penunjang serta hasil produksi pabrik.
Departemen laboratoriumterdiridaritigaorangkepalabagianyaitu :
13
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
14
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
(http://www.pusri.co.id/ina/laporan-laporan-tahunan/)
a. Produksi Amonia
Diagram Proses Pembuatan Amonia:
Secara garis besar proses produksi amonia dibagi menjadi 4 unit, dengan
urutan sebagai berikut:
15
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
16
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang di-supply
dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6
unit, yaitu:
1. Unit Sintesa
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea, untuk
mensintesa urea dengan mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2 di
17
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
dalam urea reaktor dan ke dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan
recycle karbamat yang berasal dari bagian recovery.
Tekanan operasi di unit sintesa adalah 175 kg/cm2 G. Hasil
sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium
karbamat dan kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh
CO2.
2. Unit Purifikasi
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan
amonia di unit sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara
penurunan tekanan dan pemanasan dengan dua step penurunan
tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian
yang berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery, sedangkan
larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
3. Unit Kristaliser
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara
vakum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Panas
yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel
larutan urea, panas kristalisasi urea, dan panas yang diambil dari
sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai menjadi
99,8% berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas
Prilling Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh
distributor. Dari distributor kristal urea dijatuhkan ke bawah sambil
didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea
butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
5. Recovery Unit
Gas amonia dan gas CO2 yang dipisahkan di bagian purifikasi
diambil kembali melalui 2 step absorbsi dengan menggunakan mother
18
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
19
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Manfaat:
1. Pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman menjadi optimal (tanaman
akan lebih cepat tinggi, jumlah anakan banyak & memiliki cabang yang
banyak).
2. Membuat daun tanaman menjadi hijau segar serta memperkuat akar dan
batang tanaman.
3. Meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah penyebab kesuburan.
4. Menambah kandungan protein dalam tanaman.
5. Digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
hortikultura & Perkebunan.
c. Pupuk NPK
Spesifikasi/Formula:
- 15 : 15 : 15
- 12 : 12 : 17 : 2
- 13 : 6 : 27 : 4 + 0,6B
Standard : SNI No. 2803 : 2012
Manfaat:
1. Pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman menjadi optimal (tanaman
akan lebih cepat tinggi, jumlah anakan banyak & memiliki cabang yang
banyak)
2. Membuat daun tanaman menjadi hijau segar serta memperkuat akar dan
batang tanaman.
3. Meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah penyebab kesuburan.
4. Menambah kandungan protein dalam tanaman
5. Digunakan untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
hortikultura dan Perkebunan.
d. Bioripah
Pupuk yang dilengkapi dengan mikroorganisme bermanfaat untuk tanah.
Penambahan Bioripah ke dalam tanah mampu menyediakan unsur hara
kedalam tanah sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bioripah juga
20
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Manfaat:
- Meningkatkan ketersediaan Nitrogen, fosfor dan kalium dalam
tanah
- Mengandung hormon pertumbuhan tanaman.
e. Nutremag
Pupuk hara mikro untuk melengkapi kandungan unsur mikro yang
umumnya sedikit tersedia di dalam tanah. Mengandung unsur mikro yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga walaupun digunakan dalam
dosis yang rendah, mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Cocok
untuk digunakan di tanah masam.
Spesifikasi:
Komposisi : Zinc, Boron, Cooper dan Manganese
Bentuk : Granul
Manfaat:
Merangsang pembentukan titik tumbuh, serbuk sari, bunga dan akar
Sebagai aktivator dan katalisator berbagai macam enzim.
( http://www.pusri.co.id )
21
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
BAB II
PROSES PRODUKSI AMONIA PUSRI II-B
22
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
23
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
bisa menghambat penyerapan sulfur pada zinc oxide yang bereaksi dengan
zinc oxide membentuk hidrat atau karbonat. Pada kondisi operasi yang
ditentukan, reaksi yang merugikan tersebut tidak akan terjadi.
Katalis Desulfurizer butuh pada kondisi sulfide untuk aktif sebagai
katalis untuk hidrogenasi sulfur organik. Selama operasi normal dengan
adanya sulfur di gas alam, katalis Desulfurizer akan tetap pada kondisi
sulfide. Namun jika kondisi tak terduga, gas alam disuplai benar-benar
bebas dari sulfur dalam jangka waktu yang lama, H2 perlu dikurangi atau
dihentikan untuk menghindari reduksi katalis Desulfurizer unsulfide yang
dapat merusak katalis.
Selama start up awal, akan ada periode waktu sampai Methanator
online, dimana tidak ada hidrogen tersedia. Selama periode ini, hidrogen
dapat bersumber dari OSBL untuk memenuhi kebutuhan hidrogen di
reaktor Desulfurizer. Setelah pabrik menghasilkan hidrogen dari
Reforming/Shift Section, gas yang mengandung hidrogen ini didinginkan
di HE downstream reformer, dan hidrogen dapat diambil dari outlet
Methanator Separator (144-D). Hidrogen impor dapat dihentikan setelah
hidrogen yang diproduksi di 101-B cukup. H2 sangat penting dialirkan ke
Desulfurizer jika gas alam mengandung sulfur organik.
c. Primary Reformer
Gas alam yang sudah didesulfurisasi dicampur dengan proses
steam dari proses condensate stripper (130-D) untuk memberikan rasio
molar Steam terhadap Carbon (S/C) sebesar 2,7 : 1. Flow gas dikontrol
oleh rasio terhadap flow steam proses. Fitur ini melindungi katalis
reformer jika terjadi kehilangan steam proses. Mixed feed gas dipanaskan
dalam mixed feed coil yang terletak di convection section (101-B). Feed
gas yang sudah panas didistribusikan ke tube katalis (101-B). Tube high-
alloy ini dipasang di radiant section (101-B) dan diisi dengan katalis
berbasis nikel. Mixed feed gas mengalir ke bawah melalui katalis reformer,
terjadi reaksi steam reforming dan reaksi water gas shift membentuk
24
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Hidrogen, CO dan CO2. Temperatur inlet 101-B adalah 488oC dan tekanan
inlet 44,2 kg/cm2(G).
Reaksi steam reforming mengkonversi hidrokarbon dalam gas
alam menjadi hidrogen dan karbon monoksida:
CnHm + nH2O + heat nCO + (2n + m)/2 H2
Reaksi: CH4 + H2O + heat CO + 3H2
CO + H2O CO2 + H2 + heat
Reaksi steam reforming untuk hidrokarbon berat selesai, tetapi steam
reforming metana dan reaksi shift air dibatasi oleh kesetimbangan kimia.
Secara keseluruhan, kombinasi reaksi yang terjadi di 101-B adalah sangat
endotermis. Panas reaksi disuplai oleh fuel gas yang dibakar melalui
burner, terletak di top section 101-B, dan dipasang di antara deretan tube
katalis. Burner beroperasi dengan mode pembakaran ke bawah (top firing).
Hal ini mengakibatkan flux panas tertinggi ada di bagian atas tube, di
mana temperatur gas proses paling rendah dan sebagian besar reaksi
endotermis berlangsung. Mode ini menghasilkan temperatur dinding relatif
merata sepanjang tube katalis. Kondisi keluaran reformer 722 °C dan 40,5
kg/cm2(G). Outlet gas dari 101-B mengandung 28,50 %-mol CH 4 yang
tidak bereaksi. Karena temperatur yang relatif rendah di radiant section,
sehingga tube tidak mudah retak dan lebih handal serta pengoperasian
yang lebih fleksibel dan berumur lebih lama. Temperatur maksimum
dinding tube adalah 864 oC.
101-B dirancang untuk mendapatkan efisiensi termal maksimum.
Panas dari flue gas dimanfaatkan di bagian convection section untuk:
o Preheating mixed feed untuk Primary Reformer 101-BCX (feed
gas dan steam proses).
o Preheating Udara Proses 101-BCA2 dan 101-BCA1 (hot dan cold
coil)
o Superheating steam HP 101-BCS2 dan 101-BCS1 (hot dan cold
coil)
25
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
26
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
27
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
28
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
katalis saat rasio steam terhadap gas rendah. Temperatur operasi pada
EOR (end of run) adalah 371°C pada inlet HTS. Sekitar 70% dari karbon
monoksida outlet Secondary Reformer 103-D, dikonversi menjadi CO 2 di
104-D1. Kandungan karbon monoksida outlet 104-D1 adalah sekitar 3,41
%-mol basis kering.
Gas outlet 104-D1 didinginkan dengan memanaskan BFW dan
menghasilkan steam HP di HTS Effluent/BFW Preheater dan Steam
Generator 103-C1/C2. Line bypass dipasang di 103-C2 sisi BFW untuk
mengontrol temperatur inlet LTS.
Reaksi shift hampir sempurna di LTS Converter 104-D2A/B.
Temperatur yang lebih rendah memberikan konversi keseimbangan karbon
monoksida yang lebih tinggi. 104-D2A/B mengandung katalis
Copper/Zinc, yang lebih mahal daripada katalis 104-D1, dan juga lebih
sensitif terhadap kotoran seperti sulfur dalam gas proses. Temperatur inlet
pada saat EOR 104-D2A/B adalah sekitar 205°C. Outlet dari 104-D2A/B
mengandung karbon monoksida sisa sekitar 0.31%-mol basis kering.
Pressure drop sepanjang HTS dan LTS adalah 0.26 kg/cm2 dan 0,41
kg/cm2.
Panas direcover dari gas outlet LTS menggunakan tiga HE :
- LTS Effluent /BFW Preheater 131-C
- CO2 Stripper reboiler 105-C
- LTS Effluent/DM water Exchanger 106-C
Air yang terkondensasi dari effluent LTS dipisahkan dalam Raw Gas
Separator (142-D1). Kondensat ini dipompakan oleh pompa Kondensat
Proses 121-J/JA ke Proses Condensate Stripper 130-D. Temperatur di
142-D1 dikontrol untuk menjaga keseimbangan air di downstream sistem
CO2 removal. Temperatur yang lebih tinggi di 142-D1 akan meningkatkan
jumlah uap air yang masuk sistem CO2 removal. Proses gas dari 142-D1
mengalir ke Absorber CO2 121-D dalam sistem CO2 removal.
29
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
30
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
31
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
32
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
33
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
34
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
h. Metanasi
Gas proses dari 142-D2 dipanaskan dari 50 oC sampai 316 oC di
Methanator Feed/Effluent Exchanger (114-C) dan di Methanator Start up
Heater (172-C). Pemanas di 172-C menggunakan steam HP jenuh. Line
bypass gas dipasang di 114-C untuk mengontrol temperatur inlet
Methanator 106-D. Gas kemudian mengalir melalui 106-D, dimana oksida
karbon yang masih tersisa bereaksi dengan hidrogen di katalis nikel untuk
membentuk metana dan air:
CO2 + 4H2 CH4 + 2 H2O
CO + 3H2 CH4 + H2O
Reaksi Metanasi sangat eksotermis dan berpotensi menyebabkan
overheating di 106-D. Hal ini bisa terjadi jika terjadi upset di LTS atau
sistem CO2 removal, yang menyebabkan CO2 atau CO lolos ke 106-D.
Sistem shutdown otomatis (interlock system) dipasang untuk mencegah
overheating. Hal ini akan dijelaskan lebih detail dalam filosofi operasi.
Reaksi eksotermis metanasi menyebabkan kenaikan temperatur di
106-D. Sebagai perkiraan kasar, setiap kenaikan 1% konsentrasi CO dalam
gas proses dapat menghasilkan kenaikan temperatur sebesar 74 oC,
35
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
i. Drying
Dalam persiapan untuk drying, gas outlet 106-D didinginkan
terlebih dahulu dengan bertukar panas di Methanator Feed/Effluent
Exchanger (114-C). Kemudian didinginkan lagi oleh CW di Methanator
effluent Cooler (115-C) sampai 38 °C, Setelah itu gas digabungkan dengan
purge gas dari Amonia Scrubber (124-D) (untuk kasus 2160 MTPD) dan
o
selanjutnya didinginkan sampai 4 C oleh refrigerant amonia di
Methanator effluent Chiller 130-C1/C2.
Chiller 130-C1/C2 menggunakan pool amonia cair mendidih pada
15,3 °C/ 1,1 °C. Amonia cair ke 130-C1 disuplai dari 149-D melalui level
control valve. Shell kompartemen vapor 130-C1 terhubung dengan
kompartemen 120-CF4. Vapour dari 130-C2 terhubung dengan 120-CF3
melalui pressure control valve untuk memastikan bahwa temperatur gas
outlet 130-C selalu terjaga di atas temperatur titik beku air. Kondensat dari
130-C dipisahkan dari gas proses di Methanator effluent Separator (144-
D) dan dipompa oleh pompa kondensat 122-J/JA ke Raw Gas Sepatator
(142-D1).
36
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
37
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
38
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
39
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
40
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
line dari 132-C ke 137-D. Dari sini, nitrogen dapat dialirkan mundur ke
belakang melalui line feed 132-C (dengan 131-JX terbypass dan valve
outlet terbuka), selanjutnya melalui line syn gas 137-D, 132-C, dan
dialirkan lagi melalui line waste gas 137-D, 134-C, 132-C. Kemudian
nitrogen dibuang melalui vent ke atmosfer.
41
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
42
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
D dan mengatur flow BFW dan bypass 123-C, temperatur inlet untuk
masing-masing bed dapat dikontrol secara individual.
Berikut ini adalah perkiraan temperatur inlet dan outlet gas setiap
bed, pada EOR, temperatur optimum aktual, umumnya lebih rendah dari
EOR, akan ditentukan dalam operasi setelah commissioning untuk
memaksimalkan konversi amonia per bed:
Temperatur Inlet Temperatur Outlet Konsentrasi NH3 Outlet
EOR Operasi o o
C C % mol
Bed-1 380 527 10.89
Bed-2 400 478 16.25
Bed-3 A/B 391 446 20.31
Katalis converter amoniak yang baru, harus direduksi terlebih dahulu.
Reduksi dilakukan dengan menggunakan syngas front end. Syngas
disirkulasikan ke sintesis loop oleh 103-J dan dipanaskan di Startup Heater
(102-B). Pembakaran di 102-B menggunakan fuel gas alam.
Kondisi di 105-D dikontrol dengan hati-hati untuk mendapatkan
rate reduksi katalis yang tepat. Bed katalis tereduksi secara berurutan.
Proses reduksi menghasilkan air, yang dipisahkan dalam 146-D. Untuk
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk reduksi katalis, bed pertama
biasanya diisi dengan katalis pre-reduced. 102-B juga digunakan selama
start-up, untuk memanaskan katalis di 105-D sampai tercapai temperatur
di mana reaksi sintesis terjadi dengan sendirinya. Reduksi katalis
dilakukan dengan mengikuti kriteria pemanasan yang disediakan oleh
vendor katalis. Kandungan air dalam gas yang melewati katalis sama
seperti kenaikan temperatur dikontrol sampai katalis aktif sepenuhhnya.
43
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
44
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
147-D, syngas yang terlarut dalam amoniak terlepas. Gas yang terlepas
dikirim ke LP Ammonia Scrubber (123-D).
Amonia cair dari bottom 147-D dikirim ke Ammonia Refrigerant
Receiver (149-D), kemudian ke kompartemen 4 120-CF4 dan
kompartemen 1 120-CF1 Unitized Chiller sebelum ditransfer ke tangki
Storage Amonia. Amonia panas dari 149-D langsung ditransfer ke pabrik
Urea menggunakan 113-J/JA. Sejumlah kecil amoniak selalu dialirkan ke
top bed 149-D untuk keperluan penyerapan amonia.
Gas dari 146-D dipanaskan kembali di 120-C dan kemudian
kembali ke suction kompresor 103-J. Untuk mencegah akumulasi inert
(metana dan argon) di sintesis loop, sekitar 2,7% gas dari 146-D
dipurging. Flow gas yang dibuang diatur untuk menjaga kandungan inert
total di inlet converter sekitar 3,5 %-mol. Untuk kasus produksi 2160
MTPD, purge gas dikirim ke HP Ammonia Scrubber (124-D) untuk
menyerap amonia yang terkandung dalam purge gas sebelum digabung
dengan umpan purifier.
m. Sistem Refrigerasi Amonia
Sistem refrigerasi menyediakan proses berikut :
- Pendinginan gas outlet converter di 120-C untuk
mengkondensasikan amonia
- Memproduksi produk amoniak cair dingin (-33 oC)
- Memproduksi produk amoniak cair panas (38 oC)
- Pendinginan make up syngas di Methanator Effluent Chiller 130-
C
- Kondensasi vapor amoniak yang direcover dari Ammonia
Distillation Column 125-D untuk kasus 2160 MTPD
- Kondensasi Vapor amoniak dari storage.
Produk amonia dingin diproduksi di kompartemen 1 120-CF1, dengan cara
flashing produk amonia cair produk dari 147-D. Jika dibutuhkan, sistem
dapat memproduksi seluruh produk amonia sebagai amoniak dingin. Hal
45
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
ini dilakukan jika pabrik urea, yang menggunakan produk amonia panas,
shutdown. Amonia dingin dikirim ke tangki storage menggunakan Cold
Ammonia Produk Pump 124-J/JA. Sekitar 0,2% kondensat diinjeksian ke
dalam produk amoniak dingin, untuk mencegah stress corrosion cracking
di tangki storage.
Ketika pabrik urea shutdown, Kompressor 105-J didesain pada
kapasitas penuh untuk bisa memproduksi semua produk sebagai amonia
dingin. Ketika pabrik urea beroperasi, 1.595 MTPD amonia diproduksi
sebagai produk amonia panas dan 405 MTPD sebagai produk amonia
dingin. Refrigerant dan vapor amonia yang dikembalikan 130-C
terintegrasi dengan kompartemen panas dari 120-C, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Vapor amonia dari keempat kompartemen 120-C, dan dari storage
amonia ditarik oleh Amonia Refrigeration Compressor 105-J. 105-J
mempunyai kickback untuk mencegah surging. Vapor amonia dikompresi
ke tekanan 16,2 kg/cm2A, tekanan ini cukup untuk memungkinkan
terjadinya kondensasi dengan cooling water.
105-J merupakan kompresor sentrifugal yang terdiri dari empat
casing dan digerakkan oleh turbin steam 105-JT menggunakan steam HP
dan outlet turbin ke header steam MP. Amonia yang sudah dikompresi
dikondensasikan di Refrigerant Kondensor 127-C, dan mengalir ke
Refrigerant Receiver 149-D. Dari sini, amonia dapat dikirim sebagai
produk amonia panas menggunakan Warm Amonia Produk Pump 113-
J/JA. Produk amonia panas dialirkan ke pabrik urea. Sejumlah kecil
amonia digunakan sebagai refluks di sistem recovery amonia.
Pompa injeksi amonia 120-J disediakan untuk digunakan selama
reduksi katalis converter amonia. Pompa digunakan pada saat awal
menginjeksikan amonia ke gas proses untuk menghindari pembekuan air
dalam amonia pada tahap awal reduksi katalis.
46
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
47
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
p. Sistem Steam
Pabrik amonia menggunakan tiga tingkat tekanan steam yaitu HP,
MP, dan LP. Header MP steam terhubung ke sistem steam pabrik OSBL
48
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
49
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
50
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
51
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
52
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
53
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
BAB III
TUGAS KHUSUS
54
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
combustion air preheater coil. Untuk itu, kinerja dari alat primary reformer harus
dipastikan dalam keadaan yang baik karena kinerja dari suatu alat dalam suatu
sistem (pabrik) akan mempengaruhi kinerja dari alat-alat lainnya. Untuk
memastikan kinerja dari unit primary reformer, salah satunya adalah dengan
menganalisis neraca massa dan neraca panas dari reaktor unit primary rerformer.
III.3. Tujuan
Mengevaluasi kinerja primary reformer dengan menghitung neraca massa
dan neraca panas reaktor dari primary reformer pada proses pembuatan amonia.
55
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
56
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
57
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Gambar 3.2 Konsentrasi CH4 dalam kesetimbangan pada berbagai nilai S/C
(Appl, 1999).
58
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
3A Reaktor
Primary Reformer
101-B
6
4
59
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
nC6H14 0,03 0
Ar 0,1 0
Data aktual tanggal 26 Februari 2020:
Flow natural gas + H2 recycle masuk (arus 3A) = 2537,529 kmol/jam
Flow steam masuk (arus 4) = 7856,289 kmol/jam
Suhu masuk = 476,19 °C
Suhu keluar = 711,29 °C
P masuk = 40,359 kg/cm2(G)
P keluar = 38,101 kg/cm2(G)
3A Reaktor
Primary Reformer
101-B
6
4
60
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
nC4H10 0,34 0
iC5H12 0,13 0
nC5H12 0,09 0
nC6H14 0,22 0
Ar 0,04 0,04
nC6H14 86,170
Ar 39,950
H 2O 18,016
61
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
ΔHf298
Komponen
(kJ/kmol)
H2 0
N2 0
CH4 -74850
Ar 0
CO -110500
CO2 -393500
C2H6 -84680
C3H8 -103850
iC4H10 -134520
nC4H10 -126150
iC5H12 -154470
nC5H12 -146440
nC6H14 -167190
H2O -241800
62
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
3A Reaktor
Primary Reformer
101-B
6
4
Menghitung Q reaksi
asumsikan massa yang terakumulasi sama dengan 0 karena operasi dalam keadaan steady state
Menentukan limitingGambar
reaktan dengan membuat
3.3 Diagram Alir tabel stiokiometri
Perhitungan
Mengambil
Menghitung
1. dan mengumpulkan
neraca massa keluar reaktordata
Data yang diambil adalah data perbulan yaitu pada tanggal 29 Januari 2020 dan
26 Februari 2020. Data didapatkan dari Main Menghitung
Laboratory PT Pupuk
Q yang Sriwidjaja,
dipertukarkan
Control Panel PUSRI-IIB, Departemen Perencanaan dan Pengendalian
Produksi.
Menghitung konversi CH4
2. dan rasio steam
Menghitung to carbon
neraca massa
Secara umum, neraca massa dapat dirumuskan sebagai berikut:
Massa masuk = Massa keluar
3. Menghitung % Konversi CH4
% Konversi CH4 dapat dihitung dengan persamaan:
CH 4 masuk−CH ₄ keluar
% Konversi = x 100%
CH 4 masuk
4. Menghitung carbon number
Σ ( % mol carbon x jumlah atom carbon )
carbon number=
100
5. Menghitung steam to carbon ratio
Flow steam masuk
Steam¿ carbon=
( ( Flow natural gas+ H 2 recycle masuk) x Carbon number )
Sumber : (PUSRI-2B Operating Conditions, 2017)
64
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
Tout
Panas keluar reaktor ( Qout ) =n x ∫ Cp dT
Tref
65
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
steam to carbon ratio tidak boleh terlalu tinggi karena dapat meningkatkan
konsumsi energi.
66
Laporan Kerja Praktik
Unit Primary Reformer PUSRI II-B
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Filosofi Proses Pabrik Ammonia P-IIB. Palembang : PT. PUSRI
Palembang.
Anonim. 2017. Process Description Ammonia P-IIB. Palembang : PT. PUSRI
Palembang.
Appl, M. 1999. Ammonia principles and industrial practice. Wiley-VCH,
Weinheim.
Green, D.W dan Perry , R.H. 2008. “Perry’s Chemical Engineers Handbook” 8th
Ed. McGraw-Hill’s : New York.
Yaws, Carl L. 1999,” Handbook of Thermodynamic and Physical Properties of
Chemical Compounds”, Mc GrawHill Book Company, Inc. New York,
United States.
Anonim. 2021. Visi dan Misi Pupuk sriwidjaja Palembang :
http://www.pusri.co.id/ina/pedoman-etika-usaha-dan-tata-perilaku-sekilas-
pedoman-etika-usaha-amp-tata-perilaku/
Anonim. 2021. Organ-Organ Perusahaan Pupuk sriwidjaja Palembang :
http://www.pusri.co.id/ina/pedoman-tata-kelola-perusahaan-organ-organ-
perusahaan/
Anonim. 2021. Standar safety Pupuk Sriwidjaja Plaembang :
http://www.pusri.co.id/eng/news-amp-event-latest-news/pabrik-pusri-
aman-sesuai-standard-safety/
Sigit Abdurahman. 2021. Studi simulasi pada unit Reformer Primer di PT Pupuk
Sriwidjaya Palembang.Yogyakarta : UGM
67