Perilaku
AJENG GALUH WURYANDARI,S.ST,.MPH
Konsep Dasar Perilaku Dan Perubahan Perilaku
1. Pengertian perilaku
Batasan
Perilaku (Behavior)
S-O-R
Stimulus-Organisme-Respons
Dari segi biologis
• Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing –
masing.
• Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentagan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
• Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar.
B. F Skinner, Science and Human Behaviour (New York: McMillan, 1996).
2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil yang membentuk perilaku yang
dikehendaki. Kemudian komponan – komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
terbentuknya perilaku yang dimaksud.
3. Menggunakan secara urut komponen – komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau
hadiah untuk masing – masing komponen tersebut.
4. Melakukan pembentukan dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun. Apabila komponen
pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku
(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen
(perilaku) yang kedua kemudian diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian
berulang – ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat,
dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
Klasifikasi Perilaku Kesehatan(Becker, 1979) :
1. Perilaku hidup sehat (healthy life style) perilaku – perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya atau pola/ gaya hidup sehat (healthy life style).
2. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang
terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang:
penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) orang sakit punya peran (role), hak
(rights) & kewajiban (obligation) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan,
Mengenal, mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang
layak, Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan
kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya
kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
Domain Perilaku
Determinan Perilaku
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan,
misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan , baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
• Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama
atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
• Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat
luas.
Benyamin bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
manusia itu kedalam tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan.
kognitif
(cognitive)
afektif
(affective)
psikomotor
(psychomotor)
Pengukuran Hasil Pendidikan Kesehatan (Modifikasi Teori BLOOM)
1. Intention (niat)
2. Social Support (Dukungan sekitar)
3. Accessibility of Information (Terjangkaunya/tersedia
informasi)
4. Personal Autonomy (Kebebasan pribadi)
5. Action Situation (Kondisi yg memungkinkan)
B = F (Tf, Pr, R, C)
Proses Perubahan Perilaku
&Teori Perubahan Perilaku
Perubahan Perilaku
• Perubahan perilaku dapat menjadi efek sementara atau permanen yang dianggap sebagai
perubahan perilaku individu jika dibandingkan dengan perilaku sebelumnya.
• Perubahan ini umumnya ditandai dengan perubahan pemikiran, interpretasi, emosi, atau
hubungan.
• Perubahan ini bisa baik atau buruk, bergantung pada perilaku mana yang terpengaruh.
• Seringkali, dibutuhkan lebih banyak usaha untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik
daripada mengalami perubahan negatif.
• Pengobatan dapat menyebabkan perubahan ini sebagai efek samping. Interaksi antara proses
fisiologis dan pengaruhnya terhadap perilaku individu adalah dasar dari psikofisiologi .
• Ada beberapa teori tentang mengapa dan bagaimana perubahan perilaku dapat dipengaruhi,
termasuk behaviorisme, teori self-efficacy, dan tahapan model perubahan. [1]
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, disingkat AIETA
1. Tahap Sensitisasi
2. Tahap Publisitas
3. Tahap Edukasi
4. Tahap Motivasi
Tahap Sensitisasi
• Tujuan memberikan informasi & kesadaran pd
masyarakat berkaitan dgn kesehatan
• Tdk memberikan peningkatan/penjelasan
pengetahuan
• Tdk mengarah pd perubahan sikap
• Belum merubah perilaku ttt
• Bentuk kegiatan radio spot, poster, selebaran dll
Tahap Publisitas
•Kelanjutan tahap Sensitisasi
•Penjelasan lebih lanjut jenis/macam
pelayanan kesehatan pd fasilitas
pelayanan kesehatan
•Bentuk kegiatan Press Release
Tahap Edukasi
• Persepsi tentang
kerentanan terhadap
penyakit ‘ x ‘ Persepsi terhadap Kemungkinan mengambil
• Persepsi/pandangan ancaman penyakit ‘ x ‘ tindakan preventif kesehatan
keseriusan terhadap
penyakit ‘ x ‘
• Susceptibility to illness
• The severity of the illness
• The cost involved in carrying out the behaviour
• The benefits involved in carrying out the behaviour
• Cues to action
• Internal
• External
Susceptibility to illness (Kepercayaan ttg
kerentanan terhadap penyakit)
Percieved of Threats
(Persepsi tentang Ancaman)
Threats (ancaman)
• Ancaman mendorong individu melakukan tindakan
pencegahan atau penyembuhan penyakit
• Namun ancaman yang terlalu besar malah menimbulkan
ketakutan yang menghambat melakukan tindakan karena
merasa tidak berdaya (pasrah)
• Guna mengurangi ancaman, ditawarkan suatu alternatif
tindakan oleh petugas kesehatan
• Apakah individu menyetujui atau tidak alternatif tindakan
tersebut tergantung persepsi tentang manfaat dan
hambatan pelaksanaannya
The Benefits Involved in Carrying Out
the Behaviour (persepsi tentang manfaat yang
dirasakan jika berubah perilakunya)
Significant others:
Kepercayaan normatif Norma
subyektif Intensi Perilaku
X
Motivasi kepatuhan
Persepsi kemungkinan
kejadian Persepsi kontrol
X perilaku
Persepsi kemampuan
menghindari
(Ajzen 1985) cit Rutter, 2002
Theory of Reasoned Action (TRA)
• Seseorang berperilaku tergantung pada niat
• Niat dipengaruhi oleh:
• Attitude:
• Sikap dlm teori ini: perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri jika melakukan
perilaku (A)
• Persepsi konsekuensi: pentingnya akibat perilaku A menurut bayangannya (Ax)
• Norma subyektif:
• Normative belief: persepsi terhadap norma significant other jika seseorang
melakukan perilaku (B)
• Motivation to comply: derajat motivasi untuk mematuhi B (Bx)
2. Contemplation
Considering a change
3. Preparation
Make small changes
4. Action
5. Maintenance
Sustaining the change overtime
3. Stages of readiness to change
and action that appropriate
Stage Action
Maintenance Reinforcement
3. Stage models
• PAPM (Precaution Adoption Process Model)
• Stage 1. Unaware of issue
• Stage 2. Unengaged by issue
• Stage 3. Deciding about acting
• Stage 4. Decided not to act (optional)
• Stage 5. Decided to act (optional)
• Stage 6. Acting
• Stage 7. Maintenance
Teori interpersonal
Social Learning Theory
PERSON/ INDIVIDU
• PENGERTIAN :
DIFFUSI : Proses perembesan
INNOVASI : * Ide atau gagasan yang dianggap baru oleh
seseorang atau masyarakat
* perubahan yang direncanakan, yang bertujuan
untuk memperbaiki praktek-praktek (Skogen,’97)
DIFFUSI INNOVASI :
Suatu proses dimana perilaku baru merupakan suatu inovasi yang
dikomunikasikan melalui suatu saluran oleh sumber (pembawa
inovasi) kepada kelompok sasaran.
WAKTU
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN ADOPSI
3. Saluran komunikasi
4. Sistem sosial
DIPENGARUHI OLEH :
1. Keuntungan relatif ( misalnya dalam hal ekonomi, prestise, resiko, kenyamanan, dan hasil
kongkrit yang didapat)
2. Compatibility ( kesesuaian dengan tradisi, nilai2 dan kepercayaan yang ada dimasyarakat)
4. Triability/dapat diujicobakan, setiap inovasi yang dibawa dapat diujicoba dulu oleh sasaran
sehingga dapat dilanjutkan atau tidak tergantung dari persepsi sasaran terhadap inovasi
tersebut.
DIPENGARUHI OLEH :
1. Faktor antecedent
2. Proses
3. Konsekwensi
• Norma Masyarakat
• Toleransi terhadap penyimpangan
• Pola komunikasi
Saluran komunikasi:
- Sumber
- Media
- Obyek
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN AGEN:
• Gencarnya promosi
• Orientasi pada sasaran
• Kerjasama dengan tokoh masyarakat
• Kredibilitas pembawa inovasi di mata sasaran
Kegagalan dalam inovasi
Penyebab umum kegagalan di dalam
memproses inovasi pada organisasi :
1. Definisi sukses yang lemah
2. Konsisten tindakan yang lemah untuk menuju sukses
3. Partisipasi lemah dalam kelompok
4. Monitor hasil yang lemah
5. Cara komunikasi dan akses ke informasi yang lemah
Teori perubahan perilaku tingkat
organisasi
1. STAGE THEORY
2. ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT THEORY
3. INTER ORGANIZATIONAL THEORY
4. COMMUNITY COALITION ACTION THEORY
1. Stage theory
• Stages of change: organisasi didorong untuk bergerak secara bertahap
menuju perubahan yang diinginkan
1. Problem definition (awareness stage)
2. Initiation of action (adoption stage)
3. Implementation of change
4. Institutionalization of change
1. Tahapan stage theory
1. Problem definition (awareness stage)
1. Identifikasi masalah
2. Mengidentifikasi dan memilih solusi
3. melibatkan pimpinan (manajer, kelompok)
2. Budaya organisasi
• Asumsi dan kepercayaan yang diyakini anggota
• Diyakini secara tidak sadar
• Outsider: menggaungkan budaya
3. Kapasitas organisasi
• Fungsi optimal sub-sistem dalam organisasi
• Fungsi optimal organisasi
2. Organizational Development Theory
4. Research action untuk memperbaiki organisasi:
• Diagnosis
• Action planning
• Intervention
• Evaluation
Synergy
Operations
& processes Implementa
Pooled tion of
resources strategies
Coalitin Community
Lead Leadership Member
member- change
agency/Con & staffing engagement
ship outcome
vener group
Assessment
Structures & Planning
Community Health/soci
capacity al outcomes
• Technical assistance
Metode untuk Meningkatkan dukungan dan jaringan
sosial (Bartholomew, 2006)
Metode Parameter
Education
Access to
Access to unhealthy
Fresh, affordable, Home ‘competition’
Healthy And family food choices
food choices
Education
Local Norms Habits/
Food e.g. via
e.g. religion Person Preferences
preparation Schools,
ethnicity of those
and storage CHCs
facilities Live with
Activity
Predispositions Patterns
Role Health
e.g. knowledge, attitudes, e.g. time
Within status
Skills, health concerns To spare
Home
Personal The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Income
Role in Behaviour
Family of Age
Individual
Framework untuk p-D-E
4. PRECEDE-PROCEED
• Precede adalah akronim dari:
• Predisposing causes
Pada tahap diagnosis
• Enabling causes untuk promosi kesehatan
• Reinforcing causes
• Proceed:
• Evaluasi untuk diagnosis dan implementasi
Precede and Proceed Model (Green & Kreuter, 1991)
Phase 5. Phase 4. Phase 3. Phase 2. Phase 1.
Administrative Educational and Behavioral and Epidemiolo- Social
& policy diagnosis organizational environmental gical diagnosis
diagnosis diagnosis diagnosis
Health Promotion
Predisposing
factors
Health
education
Behavior
Reinforcing and
factors life style
Policy
regulation Health Quality
organization of life
Enabling
Environment
factors
FAKTOR EMOSI :