Anda di halaman 1dari 94

Konsep Dasar Perilaku Dan Perubahan

Perilaku
AJENG GALUH WURYANDARI,S.ST,.MPH
Konsep Dasar Perilaku Dan Perubahan Perilaku
1. Pengertian perilaku

2. Batasan bentuk dan domain perilaku

3. Proses Perubahan Perilaku

4. Teori Perubahan Perilaku

5. Penyebab perubahan Perilaku


1.Pengertian perilaku
Pendahuluan
Aspek Biologis

Batasan
Perilaku (Behavior)

S-O-R
Stimulus-Organisme-Respons
Dari segi biologis
• Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing –
masing.

• Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentagan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

• Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar.
B. F Skinner, Science and Human Behaviour (New York: McMillan, 1996).

• Skinner merumuskan bahwa perilaku merupakan respons


atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar).
• Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons.
• Maka teori Skinner ini disebut “S-O-R” atau Stimulus
Organisme Respons.
• Skinner membedakan adanya dua respons
“S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons.

1. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh


rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu.
Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respons – respons yang relatif tetap.
Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keingginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata
tertutup, dan sebagainya.
Respondent response ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih
atau menangis, lulus ujian meluapkan dengan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

2. Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul


dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons.
Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian
tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas
kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Perilaku Dilihat Dari Bentuk Respos Terhadap Stimulus

1. Perilaku tertutup (covert behavior)


• Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Repons atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetauan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain. Oleh sebab itu, disebut covert behavior atau unobservable behavior, misalnya: seorang ibu hamil
tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui
hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk perilaku tertutup lainnya adalah sikap, yakni penilaian terhadap
objek.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
• Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap
stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktik
(practice). Misal: seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk
diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebaginya.
operant
conditioning.

• Sebagian besar perilaku


manusia adalah operant
respons. operant
respons
• Oleh sebab itu, untuk
membentuk jenis respons atau
perilaku perlu dicipatakan perilaku

adanya suatu kondisi tertentu


yang disebut operant
conditioning.
Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini
menurut Skinner
1. Melakukan identifikasi tentang hal – hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah – hadiah atau
rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.

2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil yang membentuk perilaku yang
dikehendaki. Kemudian komponan – komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
terbentuknya perilaku yang dimaksud.

3. Menggunakan secara urut komponen – komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau
hadiah untuk masing – masing komponen tersebut.

4. Melakukan pembentukan dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun. Apabila komponen
pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku
(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka dilakukan komponen
(perilaku) yang kedua kemudian diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian
berulang – ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat,
dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
Klasifikasi Perilaku Kesehatan(Becker, 1979) :
1. Perilaku hidup sehat (healthy life style)  perilaku – perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya atau pola/ gaya hidup sehat (healthy life style).

2. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang
terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang:
penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.

3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)  orang sakit punya peran (role), hak
(rights) & kewajiban (obligation) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan,
Mengenal, mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang
layak, Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan
kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya
kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan
penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
Domain Perilaku
Determinan Perilaku
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan,
misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan , baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

• Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama
atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
• Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat
luas.
Benyamin bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
manusia itu kedalam tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan.

kognitif
(cognitive)

afektif
(affective)

psikomotor
(psychomotor)
Pengukuran Hasil Pendidikan Kesehatan (Modifikasi Teori BLOOM)

1.Pengetahuan (Knowledge)  Pengetahuan Faktual (Factual


knowledge) dan Pengetahuan Konseptual , Pengetahuan
Prosedural , Pengetahuan Metakognitif
2.Sikap (Attitude)  Reaksi atau respons yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
3.Praktik atau tindakan (Practice)  Respons terpimpin
(guided response), Mekanisme (mecanism), Adopsi
(adoption) ,
DETERMINAN
PERILAKU KESEHATAN

1. Teori Lawrence Green


2. Teori Snehandu B. Karr
3. Teori WHO
1. Teori Lawrence Green
1. Predisposing Factors  faktor
mempermudah/mempredesposisi tjd perilaku
(Pengetahuan, sikap, nilai2 dll)
2. Enabling Factors  faktor2 pemungkin / memfasilitasi
perilaku
3. Reinforcing Factors  faktor2 penguat yg mendorong
terjadinya perilaku

B = F (Pf, Ef, Rf)


2. Teori Snehandu B. Karr

1. Intention (niat)
2. Social Support (Dukungan sekitar)
3. Accessibility of Information (Terjangkaunya/tersedia
informasi)
4. Personal Autonomy (Kebebasan pribadi)
5. Action Situation (Kondisi yg memungkinkan)

B = F (Bi, Ss, Pa, As)


3. Teori WHO
1. Thoughts and Feeling (Pemikiran & Perasaan)
2. Personnal References (Referensi seseoarang)
3. Resources (Ketersediaan Sumber Daya)
4. Culture (Sosio Budaya)

B = F (Tf, Pr, R, C)
Proses Perubahan Perilaku
&Teori Perubahan Perilaku
Perubahan Perilaku

• Perubahan perilaku dapat menjadi efek sementara atau permanen yang dianggap sebagai
perubahan perilaku individu jika dibandingkan dengan perilaku sebelumnya.

• Perubahan ini umumnya ditandai dengan perubahan pemikiran, interpretasi, emosi, atau
hubungan.

• Perubahan ini bisa baik atau buruk, bergantung pada perilaku mana yang terpengaruh.

• Seringkali, dibutuhkan lebih banyak usaha untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik
daripada mengalami perubahan negatif.

• Pengobatan dapat menyebabkan perubahan ini sebagai efek samping. Interaksi antara proses
fisiologis dan pengaruhnya terhadap perilaku individu adalah dasar dari psikofisiologi .

• Ada beberapa teori tentang mengapa dan bagaimana perubahan perilaku dapat dipengaruhi,
termasuk behaviorisme, teori self-efficacy, dan tahapan model perubahan. [1]
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, disingkat AIETA

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui


stimulus (objek) terlebih dahulu,
2. Interst, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus,
3. Evaluating (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi,
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru,
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.
Tahap-Tahap Kegiatan dlm Perubahan
Perilaku (Hanlon, 1964)

1. Tahap Sensitisasi
2. Tahap Publisitas
3. Tahap Edukasi
4. Tahap Motivasi
Tahap Sensitisasi
• Tujuan  memberikan informasi & kesadaran pd
masyarakat berkaitan dgn kesehatan
• Tdk memberikan peningkatan/penjelasan
pengetahuan
• Tdk mengarah pd perubahan sikap
• Belum merubah perilaku ttt
• Bentuk kegiatan  radio spot, poster, selebaran dll
Tahap Publisitas
•Kelanjutan tahap Sensitisasi
•Penjelasan lebih lanjut jenis/macam
pelayanan kesehatan pd fasilitas
pelayanan kesehatan
•Bentuk kegiatan  Press Release
Tahap Edukasi

• Tujuan  meningkatkan pengetahuan,


mengubah sikap serta mengarahkan kepada
perilaku yg diinginkan oleh
kegiatan/program
• Bentuk kegiatan  Metode Belajar Mengajar
Tahap Motivasi

• Lanjutan tahap Edukasi


• Tujuan  Perorangan atau Masyarakat yg
benar-benar merubah perilaku negatif
menjadi perilaku positif berhubungan dgn
kesehatan
Pilih teori sesuai area perubahan yang
diinginkan
Areas of change Theories or models
Teori yang menjelaskan perilaku  Health belief model
kesehatan dan perubahan  Theory of reasoned action
perilaku kesehatan dengan  Transtheoretical (stages of
memusatkan perhatian pada change) model
individu  Social learning theory

Teori yang menjelaskan  Community mobilization


perubahan dalam masyarakat  Social action
dan aksi masyarakat terhadap  Community development
kesehatan  Diffusion of innovation
28
…Pilih teori sesuai area perubahan yang diinginkan
Areas of change Theories or models
Teori yang memandu penggunaan  Communication for behavior
strategi komunikasi untuk change
perubahan untuk mempromosikan  Social marketing
kesehatan
Model yang menjelaskan perubahan  Theoriesof organizational change
dalam organisasi dan terciptanya  Models of intersectoral action
praktek organisasi yang mendukung
kesehatan
Model yang menjelaskan pembuatan dan  Ecological framework for policy
implementasi healthy public policy development
 Determinants of policy making
 Indicators of health promotion
policy
Teori-teori Perilaku Individu

1. THE HEALTH BELIEF MODEL (ROSENSTOCK, 1974)


2. THE THEORY OF REASONED ACTION AND PLANNED BEHAVIOR (FISHBEIN
AND AJZEN, 1980)
3. STAGE MODELS: TTM (TRANSTHEORICAL MODEL) (PROCHASKA AND DICLEMENTE,
4. PAPM (PRECAUTION ADOPTION PROCESS MODEL)
Health Belief Model, Rosenstock, 1996
PERSEPSI INDIVIDU FAKTOR PERUBAH KEMUNGKINAN MELAKUKAN

• Variabel • Persepsi tentang hambatan


kependudukan mengenai pencegahan
• Variabel • Persepsi tentang manfaat dari
• Perilaku sosial sebuah pencegahan

• Persepsi tentang
kerentanan terhadap
penyakit ‘ x ‘ Persepsi terhadap Kemungkinan mengambil
• Persepsi/pandangan ancaman penyakit ‘ x ‘ tindakan preventif kesehatan
keseriusan terhadap
penyakit ‘ x ‘

Isyarat untuk bertindak :


• Iklan
• Saran dari orang lain
• Artikel di media
• Pengalaman dari keluarga
HBM memperkirakan perilaku sebagai hasil
keyakinan/kepercayaan yang merupakan persepsi individu
terhadap :

• Susceptibility to illness
• The severity of the illness
• The cost involved in carrying out the behaviour
• The benefits involved in carrying out the behaviour
• Cues to action
• Internal
• External
Susceptibility to illness (Kepercayaan ttg
kerentanan terhadap penyakit)

• Merupakan persepsi seseorang tentang resiko terkena


penyakit
• Seseorang yang merasa mungkin terkena penyakit akan
lebih merasa terancam
• My chances of getting lung cancer are high
The severity of the illness (kepercayaan tentang
keparahan penyakit)

• Persepsi seseorang tentang tingkat keparahan suatu


penyakit akibat perilaku tertentu
• Jika seseorang yakin penyakit makin berat akibatnya maka
akan makin merasa terancam
• Lung cancer is a serious illness
The cost involved in carrying out the
behaviour (Pengorbanan yang dikeluarkan
untuk berubah perilakunya)

• Pengorbanan yang dikeluarkan tidak hanya finansial tapi


juga hal-hal yang bersifat psikologis seperti khawatir,
malu, rasa sakit, dll
• Stopping smoking will make me irritable
• Susceptibility to illness
• The severity of the illness
• The cost

Percieved of Threats
(Persepsi tentang Ancaman)
Threats (ancaman)
• Ancaman mendorong individu melakukan tindakan
pencegahan atau penyembuhan penyakit
• Namun ancaman yang terlalu besar malah menimbulkan
ketakutan yang menghambat melakukan tindakan karena
merasa tidak berdaya (pasrah)
• Guna mengurangi ancaman, ditawarkan suatu alternatif
tindakan oleh petugas kesehatan
• Apakah individu menyetujui atau tidak alternatif tindakan
tersebut tergantung persepsi tentang manfaat dan
hambatan pelaksanaannya
The Benefits Involved in Carrying Out
the Behaviour (persepsi tentang manfaat yang
dirasakan jika berubah perilakunya)

• Seseorang tidak akan menerima tindakan


kesehatan yang dianjurkan kepadanya
kecuali bila ia yakin bahwa tindakan
tersebut dapat mengurangi ancaman
penyakit atau menguntungkan.
• Stopping smoking will save me money
Cues to action
(Isyarat terhadap Tindakan
• Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan
pengertian yang benar tantang kerentanan,
kegawatan, dan kerugian dari tindakan pencegahan
dan pengobatan yang dilakukan, bisa berasal dari
faktor internal maupun eksternal.
• Cues to action
• Internal ( The symptom of breathlessness)
• External ( Information from leaflet)
Kesiapan Individu untuk Melakukan Tindakan

• Kesiapan individu tinggi bila


• Manfaat > hambatan

• Kesiapan individu rendah bila


• Manfaat < hambatan

• Jika manfaat dan hambatan tinggi, konflik akan sulit


dipecahkan
Variabel lain: Demografi, Psikologi Sosial dan
Struktural
• Peran : Menyiapkan kondisi, baik persepsi individu
maupun manfaat yang dirasakan dari tindakan preventif.
2. The Theories of Reason Action and Planned Behavior
Perceived consequences:
Kepercayaan hasil
Sikap
X
Evaluasi hasil

Significant others:
Kepercayaan normatif Norma
subyektif Intensi Perilaku
X
Motivasi kepatuhan

Persepsi kemungkinan
kejadian Persepsi kontrol
X perilaku
Persepsi kemampuan
menghindari
(Ajzen 1985) cit Rutter, 2002
Theory of Reasoned Action (TRA)
• Seseorang berperilaku tergantung pada niat
• Niat dipengaruhi oleh:
• Attitude:
• Sikap dlm teori ini: perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri jika melakukan
perilaku (A)
• Persepsi konsekuensi: pentingnya akibat perilaku A menurut bayangannya (Ax)
• Norma subyektif:
• Normative belief: persepsi terhadap norma significant other jika seseorang
melakukan perilaku (B)
• Motivation to comply: derajat motivasi untuk mematuhi B (Bx)

Note: Significant others= orang di sekitar yang dipercaya


Theory of Planned Behavior (TPB)
• Perilaku selain dipengaruhi oleh:
• Attitude
• Norma subjective

• Juga dipengaruhi oleh:


• Persepsi mengontrol perilaku

• Persepsi mengontrol perilaku (perceived control behavior)


dipengaruhi oleh:
• Control beliefs
• Perceived power
Perceived control behavior
• Dipengaruhi oleh:
• 1. Control beliefs: kepercayaan adanya barier/fasilitas untuk
mempraktekkan perilaku
• Ex: Partner mau memakai kondom (C)

• 2. Perceived power: persepsi tingginya dampak


barier/fasilitas untuk mempraktekkan perilaku
• Ex: Seberapa tinggi C dapat mempengaruhi pemakaian kondom (Cx)
3. Stage models
• TTM (Transtheorical Model) Prochaska &
Di-Clemente (1984)
• Stage 1. Precontemplation
• Stage 2. Contemplation
• Stage 3. Preparation
• Stage 4. Action
• Stage 5. Maintenance
TTM (Transtheorical Model)
Prochaska & Di-Clemente (1984)
TRANS THEORETICAL MODEL OF BEHAVIOUR CHANGE
1. Precontemplation
Not intending to make any changes

2. Contemplation
Considering a change

3. Preparation
Make small changes

4. Action

5. Maintenance
Sustaining the change overtime
3. Stages of readiness to change
and action that appropriate
Stage Action

Not interested Give information


(Precontemplation stage)
Uncertain about prospect Give opportunity to
(Contemplation stage) weigh up pros and
cons of changing
Ready to change (Preparation) Discuss how to
proceed with behavior
Action Reinforcement

Maintenance Reinforcement
3. Stage models
• PAPM (Precaution Adoption Process Model)
• Stage 1. Unaware of issue
• Stage 2. Unengaged by issue
• Stage 3. Deciding about acting
• Stage 4. Decided not to act (optional)
• Stage 5. Decided to act (optional)
• Stage 6. Acting
• Stage 7. Maintenance
Teori interpersonal
Social Learning Theory

Teori belajar sosial memfokuskan pada hubungan


segitiga antara :
- ORANG (menyangkut proses kognitif)
- PERILAKU
- LINGKUNGAN
…yang saling mempengaruhi.
Social Learning Theory

PERSON/ INDIVIDU

Perilaku Reinforcement Lingkungan


Vicarious learning : belajar observasional, belajar dengan
meniru “model”
Social Cognitive Theory

• Environment dan behavior saling mempengaruhi


• Adanya vicarious learning: belajar sambil mengamati lingkungan
sekitarnya
• Ada satu faktor lain yang juga mempengaruhi yakni variable
personal (karakteristik)
Social Cognitive Theory (3)
• Variabel personal terdiri dari:
• Outcome expectation:
• kepercayaan seseorang bahwa perilaku akan menghasilkan
efek yang diinginkan
• Self-efficacy:
• Keyakinan akan kemampuan/kompetensi melakukan
perilaku tertentu pada situasi tertentu
• Contoh:
• “saya merasa tidak mampu berhenti merokok”
• “saya merasa mampu menolak ajakan merokok”
TEORI DIFFUSI INNOVASI

• PENGERTIAN :
DIFFUSI : Proses perembesan
INNOVASI : * Ide atau gagasan yang dianggap baru oleh
seseorang atau masyarakat
* perubahan yang direncanakan, yang bertujuan
untuk memperbaiki praktek-praktek (Skogen,’97)

DIFFUSI INNOVASI :
Suatu proses dimana perilaku baru merupakan suatu inovasi yang
dikomunikasikan melalui suatu saluran oleh sumber (pembawa
inovasi) kepada kelompok sasaran.

HASIL DIFFUSI: bisa diterima atau ditolak oleh seseorang/masyarakat


PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI

ANTECEDENTS PROSES KONSEKUENSI


Terus mengadopsi
Ciri penerima ADOPSI
- Ciri personaliti Sumber komunikasi Tidak terus
(sikap terhadap perubahan) mengadopsi
- Ciri sosial (kosmopolit, lokalit) PENGETAHUAN PERSUASI KEPUTUSAN KONFIRMASI
- Kebutuhan akan inovasi

Ciri sistem sosial CIRI INOVASI Adopsi terlambat


- Norma
- Toleransi terhadap 1. keuntungan relatif PENOLAKAN
penyimpangan 2. kompatibilitas
- Pola komunikasi 3. kompleksitas Terus menolak
4. triabilitas
5. observabilitas

WAKTU
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN ADOPSI

1. Persepsi tehadap faktor-faktor inovasi

2. Jenis keputusan inovasi

3. Saluran komunikasi

4. Sistem sosial

5. Tingkat perubahan, agen promosi dan usaha


Persepsi terhadap faktor – faktor inovasi :

DIPENGARUHI OLEH :

1. Keuntungan relatif ( misalnya dalam hal ekonomi, prestise, resiko, kenyamanan, dan hasil
kongkrit yang didapat)

2. Compatibility ( kesesuaian dengan tradisi, nilai2 dan kepercayaan yang ada dimasyarakat)

3. Complexity/ kerumitan dari inovasi bila dilaksanakan oleh sasaran

4. Triability/dapat diujicobakan, setiap inovasi yang dibawa dapat diujicoba dulu oleh sasaran
sehingga dapat dilanjutkan atau tidak tergantung dari persepsi sasaran terhadap inovasi
tersebut.

5. Observability, meninjau apakah suatu inovasi sudah banyak diadopsi.


JENIS KEPUTUSAN INOVASI
KEPUTUSAN INOVASI DAPAT MERUPAKAN:
1. Keputusan individual : - Optional
- kolektif
2. Keputusan otoritas

Keputusan optional, prosesnya sebagai berikut:


- Tahap kesadaran (Awarenes)
- Tahap menaruh minat (Interest)
- Tahap penilaian (Evaluation)
- Tahap percobaan (Trial)
- Tahap penerimaan (Adoption)
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DIPENGARUHI OLEH :
1. Faktor antecedent
2. Proses
3. Konsekwensi

TAHAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN:


1. Pengenalan
2. Persuasi
3. Keputusan
4. Konfirmasi
Sistem Norma Sosial
Hal – hal yang harus diperhatikan :

• Norma Masyarakat
• Toleransi terhadap penyimpangan
• Pola komunikasi

Saluran komunikasi:
- Sumber
- Media
- Obyek
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN AGEN:

• Gencarnya promosi
• Orientasi pada sasaran
• Kerjasama dengan tokoh masyarakat
• Kredibilitas pembawa inovasi di mata sasaran
Kegagalan dalam inovasi
Penyebab umum kegagalan di dalam
memproses inovasi pada organisasi :
1. Definisi sukses yang lemah
2. Konsisten tindakan yang lemah untuk menuju sukses
3. Partisipasi lemah dalam kelompok
4. Monitor hasil yang lemah
5. Cara komunikasi dan akses ke informasi yang lemah
Teori perubahan perilaku tingkat
organisasi

1. STAGE THEORY
2. ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT THEORY
3. INTER ORGANIZATIONAL THEORY
4. COMMUNITY COALITION ACTION THEORY
1. Stage theory
• Stages of change: organisasi didorong untuk bergerak secara bertahap
menuju perubahan yang diinginkan
1. Problem definition (awareness stage)
2. Initiation of action (adoption stage)
3. Implementation of change
4. Institutionalization of change
1. Tahapan stage theory
1. Problem definition (awareness stage)
1. Identifikasi masalah
2. Mengidentifikasi dan memilih solusi
3. melibatkan pimpinan (manajer, kelompok)

2. Initiation of action (adoption stage)


1. Pembuatan kebijakan
2. Alokasi sumber daya penunjang kebijakan
3. Memberikan pertimbangan: apa yang akan diubah
1. Tahapan stage theory (lanjutan)
3. Implementation of change
1. Implementasi inovasi, muncul reaksi
2. Perubahan peran
3. Menyediakan pelatihan, asisten teknis, pertolongan problem solving
4. Institutionalization of change
1. Kebijakan dan program diadopsi dengan mantap
2. Munculnya nilai baru dalam organisasi
3. Identifikasi tokoh level atas untuk mengintegrasikan perubahan ke dalam
struktur
2. Tahap Organizational Development Theory
1. Iklim organisasi
• Kepribadian organisasi

2. Budaya organisasi
• Asumsi dan kepercayaan yang diyakini anggota
• Diyakini secara tidak sadar
• Outsider: menggaungkan budaya

3. Kapasitas organisasi
• Fungsi optimal sub-sistem dalam organisasi
• Fungsi optimal organisasi
2. Organizational Development Theory
4. Research action untuk memperbaiki organisasi:
• Diagnosis
• Action planning
• Intervention
• Evaluation

5. Intervensi pengembangan organisasi dengan berbagai teknik:


• Survey
• Modifikasi budaya
• T-groups (training group)
• Konsultasi proses
3. Teori Hubungan Interorganisasi
(Interorganizational theory) (Glanz, 2008)

• Bagaimana beberapa organisasi bekerja sama untuk


menyelesaikan permasalahan bersama
• Menentukan organisasi yang berkepentingan dengan masalah
• Menilai tahap dimana organisasi lain merasa berkepentingan
• Menjalin kerja sama sejauh yang diinginkan organisasi-organisasi
yang terlibat
4. Community Coalition Action Theory-CCAT (Glanz,
2008)
COMMUNITY CONTEXT

Synergy
Operations
& processes Implementa
Pooled tion of
resources strategies

Coalitin Community
Lead Leadership Member
member- change
agency/Con & staffing engagement
ship outcome
vener group

Assessment
Structures & Planning
Community Health/soci
capacity al outcomes

Formation Maintenance Instituzionalization


TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU TINGKAT
KOMUNITAS

1. TEORI NORMA SOSIAL


2. TEORI KESADARAN SOSIAL
3. COMMUNITY ORGANIZATION
1. Teori Norma Sosial

• Norma sosial: nilai tak tertulis dalam suatu


komunitas yang mengharapkan anggota untuk
berperilaku tertentu
• Teori norma sosial : berusaha memanfaatkan
norma yang ada dalam masyarakat untuk merubah
perilaku
• Adakah norma-norma sosial di masyarakat yang
terkait?
Metode untuk Merubah Norma Sosial (Bartholomew,
2006)
Metode Parameter
• Mass media role-modelling • Kondisioning untuk percontohan
• Pertimbangan sumber dan saluran
komunikasi; seimbang antara keinginan
• Entertainment education profesi media dan profesi promkes
• Memberi contoh perilaku untuk
masyarakat
• Adanya jaringan pendukung perilaku
sehat
• Behavioral journalism

• Mobilizing social network


2. Kesadaran Sosial
• Anggota satu komunitas menyadari untuk
bertindak bagi komunitasnya karena adanya
dorongan lingkungan sosial di sekitarnya
• Tahap-tahap tanggung jawab untuk bertindak:
• Orientasi perhatian pada lingkungan sosial
• Individu merasa bertanggung jawab untuk ikut
bertindak
• Komunitas merasa bertanggung jawab untuk bertindak
• Bagaimana kepedulian anggota masyarakat untuk permasalahan
promosi kesehatan?
Metode Tingkat Lingkungan (Bartholomew, 2006)
Metode Parameter

• Participatory problem solving • Tahap-tahap problem solving,


kepemilikan
• Advokasi
• Sesuai dengan level lingkungan, isu
yang dibawa, hubungan kekuasaan, dll
• Sesuai kebutuhan lingkungan
• Skills training • Sesuai kebutuhan lingkungan

• Technical assistance
Metode untuk Meningkatkan dukungan dan jaringan
sosial (Bartholomew, 2006)

Metode Parameter

• Mentoring program  • Kemauan jaringan untuk


perluasan network diperluas
• Use of lay health worker • Tokoh penolong yang ada di
masyarakat
Tingkat Komunitas:
3. Community organization/participation
• Komunitas dengan kapasitas problem-solving yang tinggi
• Agen perubah: tokoh masyarakat
• Tindakan: melakukan aksi bersama untuk merubah kondisi kesehatan
masyarakat
• Metode:
• Problem solving yang partisipatif
• Pengorganisasian
• Pembentukan koalisi
• Advokasi

• Adakah organisasi komunitas yang berhasil di masyarakat?


Metode untuk level Komunitas (Bartholomew, 2006)
Metode Parameter

• Reflection-action-reflection • Bersama dengan masyarakat


• Lingkungan kondusif, partisipasi
• Nonjudgemental small group • Lingkungan kondusif, kritis
discussion
• Lingkungan kondusif, dialog
• Question posing partisipatif dan perhatian
• Self-disclosure • Mulai dari dimana masyarakat berada
• Grass-root organizing • Idem
• Professional organizing
Metode Mendorong Kebijakan Publik yang Sehat
(Bartholomew, 2006)
Metode Parameter

• Policy advocacy • Potensial advokat, Koalisi advokasi


• Penerimaan cerita dan delegasi
tanggung jawab penanganan masalah
• Media advocacy
• Sesuai agenda
• Pertimbangan politik, masalah dan
• Tailoring to issue initiation kebijakan
• Timing with policy window
Proses perubahan perilaku komunitas (Bartholomew, 2006)
Ecological
wider
Community

Theory Primary production to


Food policies
And regulations
Wholesale supply of foods Mass e.g. GST
(including storage, Media
Transport)
Available of
Social/cultural Pro culture ‘fast food’
Norms portrayal of food,
Product Local dietary behaviour,
Advertizing Community body image

Education
Access to
Access to unhealthy
Fresh, affordable, Home ‘competition’
Healthy And family food choices
food choices
Education
Local Norms Habits/
Food e.g. via
e.g. religion Person Preferences
preparation Schools,
ethnicity of those
and storage CHCs
facilities Live with
Activity
Predispositions Patterns
Role Health
e.g. knowledge, attitudes, e.g. time
Within status
Skills, health concerns To spare
Home

Personal The image part with relationship ID rId3 was not found in the file.
Income
Role in Behaviour
Family of Age
Individual
Framework untuk p-D-E
4. PRECEDE-PROCEED
• Precede adalah akronim dari:
• Predisposing causes
Pada tahap diagnosis
• Enabling causes untuk promosi kesehatan
• Reinforcing causes
• Proceed:
• Evaluasi untuk diagnosis dan implementasi
Precede and Proceed Model (Green & Kreuter, 1991)
Phase 5. Phase 4. Phase 3. Phase 2. Phase 1.
Administrative Educational and Behavioral and Epidemiolo- Social
& policy diagnosis organizational environmental gical diagnosis
diagnosis diagnosis diagnosis
Health Promotion
Predisposing
factors
Health
education
Behavior
Reinforcing and
factors life style
Policy
regulation Health Quality
organization of life
Enabling
Environment
factors

Phase 6. Phase 7. Phase 8 Phase 9.


Implementation Process Impact Outcome evaluation
Evaluation evaluation
Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

• Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku


karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara
alamiah
• Perubahan terencana (planned change): Perubahan
perilaku karena memang direncanakan oleh yang
bersangkutan
• Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan
perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada
diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda
pada setiap individu.
Penyebab Perubahan Perilaku
Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang
merubah perilaku mereka :
FAKTOR SOSIAL :
Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara
lain sktruktur sosial, pranata permasalahan sosial yang lain. Pada factor
sosial ini bila seseorang berada padalingkungan yang baik yang maka
orang tersebut akan memiliki perilaku sehatyang baik sedangkan
sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yangkurang baik maka
orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga.
Dukungan sosial ( keluarga, teman ) mendorong perubaha perubahan
sehat
Contohnya konsumsi alcohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang
merubah perilaku mereka :
FAKTOR KEPRIBADIAN :
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilakusalah satunya adalah perilaku itu sendiri
(kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap
perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-
dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa
Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehatian – hatian, membatasi porsi pemakaian
internet pada waktu-waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, iniakan membantu
individu agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan (habit) yang dapat
merubah perilaku.
Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang
merubah perilaku mereka :

FAKTOR EMOSI :

• Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan-


harapan yang dimiliki yang bersangkutan.

• Contohnya berhubungandengan stress yang mendorong melakukan


perilaku tidak sehat seperti merokok.
Tugas Pertemuan ke-2
• Jelaskan secara singkat dan jelas :
1. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge)
2. Pengetahuan Konseptual ,
3. Pengetahuan Prosedural ,
4. Pengetahuan Metakognitif
5. kognitif (cognitive),
6. afektif (affective),
7. psikomotor (psychomotor)
Terimakasih Atas Perhatian dan Respon

Anda mungkin juga menyukai