KONSOLIDASI
LEMBAGA NEGARA
PASCA REFORMASI
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie S.H.
PERKEMBANGAN DAN
KONSOLIDASI
LEMBAGA NEGARA
PASCA REFORMASI
Penerbit
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI
Jakarta, 2006
PERKEMBANGAN DAN KONSOLIDASI
LEMBAGA NEGARA
PASCA REFORMASI
Asshiddiqie, Jimly
Jakarta: Setjen dan Kepaniteraan MKRI,
Cetakan Kedua, April 2006
368 hlm; 15 x 22 cm
Penerbit:
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI
Jl. Medan Merdeka Barat No. 7 Jakarta Pusat
Telp. 3520-173, 3520-787
www.mahkamahkonstitusi.go.id
Dari
Penerbit
Dari Penerbit
...........................................................................
Pengantar Penulis
...........................................................................
Daftar Isi
...........................................................................
Bab Kesatu
ORGANISASI NEGARA DAN
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
Bab Kedua
LEMBAGA TINGGI NEGARA
nya sendiri. Sebelum abad ke-19, sebagai reaksi terhadap Namun, gelombang intervensi negara itu terus me
kuatnya cengkraman kekuasaan para raja di Eropa, timbul ningkat sampai pertengahan abad ke-20. Akibatnya corak
revolusi di berbagai negara yang menuntut kebebasan le organisasi negara yang berkembang di seluruh dunia juga
bih bebas bagi rakyat dalam menghadapi penguasa negara. mencerminkan gejala intervensionis itu. Malah, dalam
Ketika itu, berkembang luas pengertian bahwa “the least bentuknya yang paling ekstrim, banyak negara mengadop
government is the best government”2 menurut doktrin si ideologi sosialisme yang ekstrim, yaitu komunisme yang
nachwachtersstaat. memberikan pembenaran terhadap intervensi ekstrim ne
Tugas negara dibatasi seminimal mungkin, seolah- gara ke dalam kehidupan pribadi masyarakat, baik dalam
olah cukuplah jika negara bertindak seperti hansip yang bidang politik, ekonomi, maupun sosial dan budaya. Corak
menjaga keamanan pada malam hari saja. Itulah yang organisasi negara menjadi makin terkonsentrasi di bebe
dimaksud dengan istilah nachwachatersstaat (negara jaga rapa lembaga pengambil keputusan, dan sekaligus tersen
malam). Namun, selanjutnya, pada abad ke-19 ketika disa tralisasi ke pusat-pusat kekuasaan tertentu. Artinya, pusat
dari banyak dan luasnya gelombang kemiskinan di hampir penentu kebijakan atau pusat pengambil keputusan bersifat
seluruh negara Eropa yang tidak terurus sama sekali oleh terkonsentrasi dan tersentralisasi. Karena itu, bangunan
pemerintahan negara-negara yang diidealkan hanya men- kelembagaan negara dalam sistem komunis yang demikian
jaga penjaga malam itu, muncullah pandangan baru secara itu dikenal sangat rigid atau kaku, tetapi menjangkau obyek
meluas, yaitu sosialisme yang menganjurkan tanggungjawab dan subyek yang sangat luas ke semua lini dan sektor5.
negara yang lebih besar untuk menangani soal-soal kes- Ketika komunisme mengalami keruntuhan dan ideo
ejahteraan masyarakat luas. Karena itu, muncul pula doktrin logi liberalisme-kapitalisme merajalela di mana-mana,6
welfare state atau negara kesejahteraan dalam alam pikiran bentuk-bentuk organisasi negara juga dituntut untuk me-
umat manusia.3 nyesuaikan diri.7 Di seluruh dunia, semakin disadari bahwa
Menurut doktrin welfare state (welvaartsstaat) atau bentuk-bentuk organisasi negara yang bersifat invensionis
negara kesejahteraan, negara diidealkan untuk menangani tidak dapat lagi dipertahankan, dan harus mengadakan
hal-hal yang sebelumnya tidak ditangani. Sampai pertengah reformasi kelembagaan dengan sebaik-baiknya. Karena itu,
an abad ke-20, umat manusia menyaksikan kecenderungan mendahului perkembangan bentuk-bentuk, corak dan prin-
meluasnya dimensi tanggungjawab negara yang memberi- sip-prinsip organisasi mutakhir, muncul banyak sekali kritik
kan pembenaran terhadap gejala intervensi negara terhadap dan ketidakpuasan terhadap kinerja organisasi kekuasaan
urusan-urusan masyarakat luas (intervensionist state).
Press, London and Basingstoke, 1979, hal.1.
Bahkan, menurut Ian Gough, “the twentieth century, and 5
Lihat Donald C. Hodges, The Bureaucratization of Socialism, The Univer-
in particular the period since the Second World War, can sity of Massachussetts Press, USA, 1981, hal. 176-177.
6
Lihat Daniel Chirot (ed.), The Crisis of Leninism and the Decline of the
fairly be described as the era of Welfare State”.4 Left: The Revolution of 1989, University of Washington Press, Seattle and
London, 1991.
2
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1980, 7
Lihat misalnya Arthur Brittan, The Privatised World, Routledge & Kegan
hal. 58. Paul, London, Henley and Boston, 1977. Baca juga John Naisbitt and Patricia
3
Lihat Jimly Asshiddiqie, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi Aburdene, Megatrends 2000, Sidwick and Jackson, London, 1990.
dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru-van Hoeve, Jakarta, 1994. 8
Misalnya baca David Osborne and Tedd Gaebler, Reinventing Govern
4
Ian Gough, The Political Economy of the Welfare State, The Macmillan ment, Longman, 1992; dan David Osborne and Peter Plastrik, Banishing
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara
yang diwarisi dari masa lalu. Ratusan dan bahkan ribuan Di Inggris, gejala perkembangan organisasi non-
buku yang berlomba-lomba mengeritik kinerja birokrasi elected agencies ini telah muncul sejak sebelum diperkenal
negara modern yang dianggap tidak efisien.8 Misalnya, kannya kebijakan reorganisasi antara tahun 1972-1974.
seorang psikolog sosial, Warren G. Bennis, menggambar- Pemerintahan lokal di Inggris sudah biasa bekerja dengan
kan dalam tulisannya “The Coming Death of Bureaucracy” menggunakan banyak ragam dan bentuk organisasi yang
(1966)9 bahwa “bureaucracy has become obsolete”. Untuk disebut joint committees, boards, dan sebagainya untuk
mengatasi gejala the death of bureaucracy tersebut, baik di tujuan mencapai prinsip economies of scale dalam rangka
tingkat pusat maupun di daerah di berbagai negara dibentuk peningkatan pelayanan umum. Misalnya, dalam pengope
banyak lembaga baru yang diharapkan dapat bekerja lebih rasian transportasi bus umum, dibentuk kelembagaan ter
efisien. Dalam studi yang dilakukan Gerry Stoker terhadap sendiri yang disebut board atau authority.
pemerintah lokal Inggris, misalnya, ditemukan kenyataan Untuk menangani pengelolaan atas fasilitas umum
bahwa:10 untuk kepentingan bersama seperti crematorium juga
dibentuk komite yang tersendiri; Demikian pula untuk ke
“Prior to the reorganisation in 1972-4, local pentingan perencanaan terpadu mengenai transportasi dan
authorities worked through a variety of joint penggunaan lahan yang menyangkut banyak sekali institusi
committees and boards to achieve economies
yang berwenang juga dibentuk satu joint committee yang
of scale in service provision (for example in bus
operation); to undertake the joint management of tersendiri.
a shared facility (for example, a crematorium); or Pemerintah Pusat Inggris juga menciptakan beraneka
to plan transport and land-use policies across a ragam lembaga baru yang sangat kuat kekuasaannya dalam
number of authorities (Flynn and Leach, 1984).11 urusan-urusan yang sangat spesifik di bidangnya masing-
Central government too created a number of masing (powerful singlepurpose agencies). Misalnya, pada
powerful single-purpose agencies including
mulanya dibentuk Regional Hospital Board dan kemudian
Regional Hospital Boards (and later in 1974, Area
and Regional Health Authorities); New Town pada tahun 1974 menjadi Area and Regional Health Authori-
Development Corporations to launch a ring of ties. New Town Development Corporation juga dibentuk
satellite towns around the metropolitan areas of untuk maksud menyukseskan program yang diharapkan
the country; and rural development agencies in akan menghubungkan kota-kota satelit di sekitar kota-kota
Mid-Wales and the Scottish Highlands.” metoropolitan seperti London dan lain-lain. Demikian pula
untuk program pembangunan pedesaan, dibentuk pula
Bureaucracy, A Plume Book, 1997. badan-badan otoritas yang khusus menangani Rural De-
9
Warren G. Bennis, “The Coming Death of Bureaucracy”, Think, Nov-Dec. velopment Agencies di daerah-daerah Mid-Wales dan the
1966, hal. 30-35.
10
Gerry Stoker, The Politics of Local Government, 2nd edition, The
Scottish Highlands.
Macmillan Press, London, 1991, hal. 60-61. Selain di Inggris, perkembangan di negara-negara
11
N. Flynn, and S. Leach, Joint Boards and Joint Committees: An Evalu lain juga sama. Berbagai kesulitan ekonomi dan ketidak
ation, University of Birmingham, Institute of Local Government Studies,
1984. stabilan akibat terjadinya aneka perubahan sosial dan eko
12
Stephen P. Robbins, op. cit., hal. 322. nomi memaksa banyak negara melakukan eksperimentasi
13
Gerry Stoker, op. cit., hal. 63.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara
de la Communication des Documents Administratifs, dan Lembaga-lembaga seperti inilah seperti diuraikan di atas
Haute Authorite de l’Audiovisuel yang kemudian menjadi di Amerika Serikat disebut juga the headless fourth branch
Commission Nationale de la Communication des Libertes of the government. Di hampir semua negara demokrasi,
dan kemudian pada tahun 1989 diubah lagi menjadi Conseil jumlahnya dewasa ini cukup banyak. Akan tetapi, yang
Superieur de l’Audiovisuel. lebih banyak lagi adalah organisasi yang biasa disebut seba
Di Inggris, seperti sudah diuraikan di atas, berbagai gai komisi, komite, dewan atau dengan sebutan lain yang
komisi yang bersifat independen dengan kewenangan regu menjalankan fungsi sebagai pengelola pelayanan umum
lasi (regulatory power) ataupun kewenangan konsultatif (management of public services).
(consultative power) itu juga memainkan peran yang sa Lembaga-lembaga yang terakhir ini tidak hanya ada
ngat menentukan. Misalnya, the Monopolies and Mergers di tingkat pusat atau federal, tetapi juga di semua lapisan
Commission, the Commission for Racial Equality, the Civil pemerintahan umum. Di Perancis, lembaga publik jenis
Aviation Authority, dan lain-lain sebagainya. ini tercatat ratusan jumlahnya. Bahkan, di Italia, lembaga-
Di Italia, lembaga independen dengan kewenangan lembaga publik seperti ini yang biasa disebut enti pubblici
regulasi dan monitoring ini juga berkembang cukup menen- tercatat lebih banyak lagi, yaitu sekitar 40.000 buah. Di Ing
tukan. Misalnya, CONSOB yang bertanggung jawab dalam gris, lembaga-lembaga seperti inilah yang biasa disebut qua
rangka pemantauan terhadap kinerja Stock Exchange, dan si autonomus non governmental organizations atau yang
Instituto per la Vigilanza sulle Assicurazioni Private. Di disingkat quango’s yang berjumlah lebih dari 500 buah.
Jerman, juga ada banyak lembaga sejenis, seperti misalnya Lembaga-lembaga seperti itu memang mirip dengan
Bundeskartellamt yang bergerak di bidang commercial organisasi non-pemerintah (Ornop), karena berada di luar
mergers.19 struktur pemerintahan eksekutif. Akan tetapi, keberadaan
Karena demikian banyak jumlah dan ragam corak nya bersifat publik, juga didanai oleh dana publik, serta
lembaga-lembaga ini, oleh para sarjana biasa dibedakan untuk kepentingan publik, sehingga tidak dapat disebut se-
antara sebutan agencies, institutions atau establishment, bagai NGO’s dalam arti yang sebenarnya. Karena itu, secara
dan quango’s (quasi autonomous NGO’s). Dari segi tipe tidak resmi memang masuk akal juga untuk disebut sebagai
dan fungsi administrasinya, oleh Yves Meny dan Andrew quasi NGO’s21 yang merupakan singkatan perkataan quasi
Knapp, secara sederhana juga dibedakan adanya three autonomous non governmental organizations.22
main types of specialized administration, yaitu: (i) regula Derajat otonomi lembaga-lembaga independen itu
tory and monitoring bodies; (ii) those responsible for the sendiri berbeda-beda skalanya di berbagai dan di masing-
management of public services; and (iii) those engaged in masing lembaga. Seperti dikatakan oleh Yves Meny dan
productive activities.20 Andrew Knapp,23
Badan-badan atau lembaga-lembaga independen
yang menjalankan fungsi regulasi dan pemantauan biasa 22
Lembaga quasi autonomous non-governmental organizations
dapat dikatakan merupakan organisasi quasi non-pemerintah yang bersifat
nya hanya berada di tingkat federal atau pusat (nasional). otonom yang sepintas lalu kelihatan seperti NGO, tetapi bukan NGO. Cara
kerjanya mirip NGO, tetapi dibentuk oleh negara dan sebagian terbesar atau
Lihat juga Peter Leyland and Terry Woods, Textbook on Administrative
21 pada umumnya juga dibiayai dengan anggaran negara. Karena itu, lembaga
Law, Oxford University Press, 2003, hal. 52-53. ini disebut quasi NGO’s.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
12 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 13
“the degree of autonomy possessed by all these kan di atas serta korporasi-korporasi lainnya yang dibentuk
agencies, establishments, and quangos varies untuk jaminan fleksibilitas pengelolaan kegiatan secara
considerably, ranging from subjection through otonom bagi kepentingan pencapaian tujuan-tujuan yang
strict supervision to almost total independence. It
bersifat publik, menggambarkan telah terjadinya perubahan
depends upon the conditions in which the organi
zation was created, the source of its funding, the yang besar dan sangat mendasar dalam corak dan susunan
type of tasks it is supposed to carry out, and the organisasi negara di zaman sekarang. Corak kelembagaan
ability of its managers to shake off supervision organisasi negara dewasa ini dengan kompleksitas sistem
from other quarters.” administrasinya sudah sangat jauh berkembang, dan tidak
terbayangkan jika kita hubungkan dengan paradigma trias-
Di samping lembaga-lembaga yang menjalankan politica Montesquie pada abad ke 18.
fungsi regulasi dan monitoring serta lembaga-lembaga pe Untuk memberikan gambaran lebih jauh mengenai
layanan umum yang disebut quangos tersebut, ada pula kor corak dan ragam organ-organ independen itu, di bawah ini
porasi-korporasi yang dibentuk sebagai penunjang struktur kita dapat memberikan daftar panjang mengenai lembaga-
organisasi pemerintahan yang harus terlibat dalam berbagai lembaga semacam itu di Amerika Serikat. Lembaga-lembaga
urusan keperdataan, kesejahteraan, dan pelayanan yang tersebut kita batasi pada lembaga yang dibentuk dengan
memerlukan corporate management. undang-undang federal, dan tidak tercakup badan-badan
Sekarang makin luas dikenal adanya konsep nobble otonom seperti yang di Inggris disebut sebagai quangos
industry yang dibedakan dari konsepsi commercial indus yang dibentuk di negara bagian atau di daerah-daerah. Lem-
try. Lembaga-lembaga pelayanan seperti pendidikan dan baga-lembaga itu dapat kita bagi dalam beberapa kelompok
kesehatan di mana-mana dituntut oleh keadaan untuk di- sebagai berikut:
transformasikan menjadi lebih efisien menjadi badan-badan 1) Lembaga-lembaga independen yang dianggap paling
hukum yang bersifat independen, tidak komersial, tetapi penting atau utama (Major Independent Agencies),
juga tidak disubsidi lagi. yaitu:24
Dewasa ini, pemerintah di berbagai negara, terma a) The Central Intelligence Agency (CIA);
suk Indonesia, sedang berusaha keras untuk mencari ben b) The Environmental Protection Agency (EFA);
tuk yang tepat mengenai hal ini. Misalnya, di Indonesia c) The General Services Administration (GSA);
diperkenalkan konsep Badan Hukum Milik Negara, yang d) The Commodity Futures Trading Commission
tidak lain ialah konsep korporasi yang tidak mencari untung (CFTC);
ataupun konsep nobble industry yang menerima prinsip e) The Federal Communications Commission (FCC);
profit oriented yang ditransformasikan untuk kepentingan f) The Federal Reserve Board (the governing body of
pengembangan institusi (institution building). the Federal Reserve System, the central bank of the
Kesemua bentuk organisasi atau lembaga-lembaga United States);
negara yang bersifat auxiliary ataupun quasi seperti diurai g) The Federal Trade Commission (FTC);
23
Yves Meny and Andrew Knapp, op. cit., hal. 282. United_States_Government, 5/15/2005, page 1-5 of 5.
24
http://www.infoctr.edu/fwl/fedweb.indep.htm, 5/15/2005, page 25
Bandingkan dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
1-4 of 4, dan http://en.wikipedia.org/wiki/IndependentAgencies_of_the Lihat UU No. 32 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsi-
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
14 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 15
q) Federal Mine Safety and Health Review Commis itu juga diberi tanggung jawab pelayanan bagi kepentingan
sion; umum, dan menjaga agar proses pemerintahan dan pereko-
r) Office of Government Ethics; nomian dapat berjalan lancar. Seperti diuraikan dalam free
s) Office of Personnel Management; encyclopedia, Wikipedia29,
t) Office Special Council;
4) Korporasi, komisi, dan badan-badan independen lain “Federal independent agencies were established
nya (Other Independent Agencies, Corporation, Com through separate statutes passed by Congress.
Each respective statutory grant of authority de
mittees), yaitu:28
fines the goals the agency must work towards, as
a) Civil Rights Commission; well as what substantive areas, if any, it may have
b) Panama Canal Commission; the power of rulemaking over. These agency rules
c) Corporation for National and Community Ser- (or regulations), while in force, have the power of
vice; federal law in the United States”. “The executive
d) Export-Import Bank of the United States; departments are the major operating units of the
U.S. federal government, but many other agencies
e) Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC);
have important responsibilities for serving the
f) Institute of Museum and Library Services; public interest, and keeping the government and
g) Inter-American Foundation; the economy working smoothly. They are often
h) National Endowment for the Arts; called independent agencies because they are not
i) National Endowment for Democracy; part of the exectuvie departments”.
j) National Endowment for the Humanities;
k) National Railroad Passenger Corporation (AM- Lebih lanjut, dalam Wikipedia, dikemukakan pula,30
TRAK);
l) Overseas Private Investment Coproration; “The nature and purpose of independent agencies
vary midely. Some are regulatory groups with
m) Pension Benefit Guaranty Corporation;
powers to supervise certain sectors of the econo
n) The Peace Corporation; my. Others provide special services either to the
o) Farm Credit Administration; government or to the people. In most cases, the
p) United States Trade Representative; agencies have been created by Congress to deal
q) MITRE Corporation. with matters that have become too complex for
Lembaga-lembaga independen federal (Federal the scope of ordinary legislation. In 1970, for
example, Congress established the Environmental
independent agencies) tersebut di atas, dibentuk melalui
Protection Agency to coordinate governmental
undang-undang yang disahkan oleh Kongres. Di Amerika action to protect the environment.”
Serikat, lembaga-lembaga ini disebut independent agencies
karena tidak termasuk bagian dari departemen pemerintah Perkembangan mengenai badan atau lembaga-lemba
an yang merupakan unit organisasi pemerintahan yang uta
ma (major operating units). Lembaga-lembaga independen States_Government, 5/15/2005, p. 1 of 3.
30
Ibid.
29
http://en.wikipedia.org/wiki/Independent_Agencies_of_the_ United_ 31
L ihat artikel Martin Shapiro dalam Regulation: The Cato Review of
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
18 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 19
ga independen itu semua mengacu kepada ketentuan yang Beberapa di antara lembaga-lembaga independen
diatur dalam The Administrative Procedures Act tahun tersebut, dapat diperkenalkan, misalnya The Central Intel
1946, sehingga pertumbuhan lembaga-lembaga baru itu ligence Agency (CIA). Organisasi ini dikenal luas sangat
tetap terkonsolidasikan dengan baik. The Administrative independen. Tugasnya mengkoordinasikan berbagai keg-
Procedures Act itu kurang lebih dapat kita pahami sebagai iatan inteligen oleh berbagai departemen dan badan-badan
undang-undang tentang Hukum Administrasi Negara yang pemerintah lainnya, menghimpun, menghubungkan, dan
biasa dikenal dengan APA 1946.31 Di dalamnya, diatur men- mengevaluasi informasi inteligen yang berhubungan dengan
genai the protocols for agency rulemaking and decisions in keamanan nasional, dan membuat rekomendasi kebijakan
agency enforcement proceedings. untuk National Security Council (Dewan Keamanan Nasion-
Di dalam APA 1946 itu juga diatur mekanisme judicial al) yang berada dalam lingkup the Office of the President.32
review terhadap tindakan atau keputusan-keputusan yang Demikian pula dengan FTC atau Federal Trade Commission
ditetapkan oleh lembaga independen itu. Apabila semua yang menangani urusan-urusan perdagangan antarnegara
prosedur dan upaya hukum yang tersedia secara internal bagian, dan beberapa lembaga lainnya.33
di lembaga-lembaga independen itu telah diusahakan se- Lembaga independen lainnya adalah Federal Com
bagaimana mestinya, maka judicial review terhadapnya munications Commission (FCC) yang mempunyai pegawai
dapat diajukan langsung ke the D.C. Circuit Court (dan sekitar 6.000-an orang. Lembaga ini diberi tugas untuk
kemudian on appeal to the Supreme Court). The D.C. Cir mengatur sarana dan saluran komunikasi antar negara
cuit Court dapat menunda berlakunya suatu regulasi yang (international) dan antar negara bagian (interstate), mela
ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan atau menye lui radio, televisi, wire, satelit, dan kabel. FCC berwenang
rahkan kembali kepada lembaga yang bersangkutan untuk mengatur, mengeluarkan ijin, dan mencabut ijin bagi sta
penyelesaiannya, atau meminta lembaga yang bersangkutan siun radio dan televisi, menentukan frekuensi radio, dan
untuk menyampaikan pertimbangan dan informasi lebih menegakkan peraturan untuk menjamin agar harga kabel
lanjut untuk pengambilan keputusan. langganan terjangkau. FCC juga mengatur common carriers,
Keputusan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan seperti perusahaan telephone dan telegraph, dan juga tele
oleh lembaga independen haruslah cukup beralasan (suffi communications service providers tanpa kabel (wireless).
ciently justified by the agency to withstand judicial review) The Federal Reserve Board yang biasa dikenal dengan
sehingga dapat dipertahankan oleh lembaga independen. sebutan The Fed atau The Federal Reserve merupakan the
Jika keputusan (beschikking) ataupun peraturan (regeling) governing body of the Federal Reserve System. Lembaga
yang dibuatnya memang cukup mempunyai factual and independen ini tidak lain adalah the central bank of the
rational basis, Pengadilan tidak akan mengabulkan per United States of America yang dipimpin oleh the Federal
mohonan atau gugatan judicial review tersebut. Reserve Board tersebut. Lembaga ini menjalankan kebijak
Business and Government, “A Golden Anniversary? The Administrative an moneter bangsa (the nation’s monetary policy) dengan
Procedures Act of 1946”, http://www.cato.org/pubs/regulation/reg 19n3i.
html,5/15/2005, p.1 of 6. Kita di Indonesia, belum memiliki undang-undang States_Government, 5/15/2005, p.1of 3.
seperti ini, meskipun materi yang diaturnya disana sini tersebar di dalam 33
Lihat Jimly Asshiddiqie, Pergumulan Peran Pemerintah dan Par
berbagai undang-undang yang sudah ada. lemen dalam Sejarah, UI-Press, Jakarta, 1997.
32
http://em.wikipedia.org/wiki/Independent_Agencies_of_the_ United_ 34
http://em.wikipedia.org/wiki/Independent_Agencies_of_the_ United_
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
20 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 21
cara melakukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan tration)36 juga tidak kalah independennya. Lembaga ini
yang mempengaruhi volume kredit dan uang yang beredar bertanggung jawab untuk melestarikan atau preservasi
(the volume of credit and money in circulation). The Federal the nation’s history by overseeing the management of all
Reserve mengatur (regulates) lembaga-lembaga perbankan federal records. Penyelenggaraan arsip nasional menca
swasta, bekerja untuk mengelola risiko sistemik dalam kup bahan-bahan tekstual yang asli atau orisinal, film-film
pasar uang (financial markets), dan menyediakan layanan- gambar bergerak (motion pictures), rekaman suara dan
layanan finansial tertentu untuk pemerintah, publik, dan video, peta, gambar diam (still pictures), dan data kompu
lembaga-lembaga keuangan.34 ter. Berbagai dokumen sejarah seperti The Declaration of
Lembaga independen lainnya yang juga menarik untuk Independence, The U.S. Constitution, The Bill of Rights, dan
dipelajari oleh kita di Indonesia adalah The Office of Person- dokumen-dokumen penting lainnya tersimpan dengan baik
nel Management (OPM). Lembaga independen ini meru- di gedung National Archives, Washington D.C.
pakan the federal government’s human resources agency. Di samping itu, ada pula lembaga independen seperti
Lembaga ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa SBA atau The Small Business Administration yang didirikan
pelayanan umum (the nation’s civil service) sungguh-sung- pada tahun 195337. Lembaga ini bertanggung jawab untuk
guh terbebas dari pengaruh-pengaruh politik, dan pegawai memberikan nasihat, bantuan, dan perlindungan bagi
negeri (the federal employees) diangkat dan dipromosikan kepentingan-kepentingan pengusaha kecil. SBA memberi
atau dipilih dan diperlakukan secara adil (fairly treated) kan jaminan pinjaman-pinjaman bagi usaha-usaha kecil,
dan berdasarkan merit system. OPM mendukung lembaga- memberikan bantuan bagi korban-korban banjir, kebakaran,
lembaga lain dengan pelayanan personel dan kebijakan dan berbagai bencana alam lainnya, serta mempromosikan
kepemimpinan yang dibutuhkan, serta mengelola sistem pertumbuhan usaha-usaha minoritas dalam kepemilikan
pensiun federal (federal retirement system) dan program perusahaan (the growth of minority-owned firms), dan
asuransi kesehatan (health insurance program).35 membantu mengamankan kontrak-kontrak bagi usaha-
Lembaga independen lain yang juga menarik adalah usaha kecil untuk penyediaan barang-barang dan jasa bagi
The General Service Administration (GSA). Lembaga GSA kebutuhan pemerintah federal (helps secure contracts for
ini bertanggungjawab untuk pembelian, supply atau perse small businesses to supply goods and services to the federal
diaan, operasi, dan pemeliharaan (maintenance) terhadap government).38
semua properties, bangunan-bangunan, dan peralatan - The National Science Foundation (NSF), meskipun di
peralatan, serta untuk penjualan terhadap semua item atau namakan foundation, juga merupakan lembaga negara yang
barang yang berlebih (surplus items). The General Service bersifat independen. Lembaga ini bertugas memberikan
Administration juga mengelola semua kendaraan bermotor, dukungan terhadap aneka kegiatan penelitian dasar (basic
kapal, dan pesawat milik pemerintah, dan juga overseas disejajarkan dengan lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di
telecommunicating centers and child care centers. Jl. Kemang Raya, Jakarta Selatan.
NARA (The National Archives and Records Adminis
37
Bandingkan dengan struktur pemerintah kita dimana urusan
pembinaan koperasi dan usaha kecil dan menengah ditangani oleh satu
States_Government, 5/15/2005, p.1of 3. kementerian tersendiri, yaitu Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan
35
Ibid., page 2 of 3. Menengah.
36
National Archives and Records Administration (NARA) ini dapat 38
http://em.wikipedia.org/wiki/Independent_Agencies_of_the_ United_
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
22 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 23
research) dan pendidikan dalam bidang sains dan teknologi dapat lagi diandalkan. Karena itu, pada waktu yang hampir
(science and engineering) di Amerika Serikat. Lembaga ini bersamaan muncul gelombang deregulasi, debirokratisasi,
memberikan bantuan dalam bentuk grant, kontrak, dan privatisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi.
bentuk-bentuk agreement lainnya yang diberikan kepada Salah satu akibatnya, fungsi-fungsi kekuasaan yang
universitas-universitas, colleges, dan lembaga-lembaga biasanya melekat dalam fungsi-fungsi lembaga-lembaga
nirlaba (non-profit) serta badan-badan usaha kecil (small eksekutif, legislatif, dan bahkan yudikatif dialihkan menjadi
business institutions). The NSF juga menganjurkan ker- fungsi organ tersendiri yang bersifat independen. Karena
jasama antara universitas, industri, dan pemerintah, dan itu, kadang-kadang lembaga-lembaga baru tersebut men
memajukan (promosi) kerjasama internasional di bidang jalankan fungsi-fungsi yang bersifat campuran, dan masing-
ilmu pengetahuan dan teknologi (science and engineer masing bersifat independen (independent bodies).
ing).39 Lembaga-lembaga independen itu sebagian lebih de
Lembaga lain yang juga dikenal sangat independen, kat ke fungsi legislatif dan regulatif, sebagian lagi lebih dekat
misalnya, adalah The United States Postal Service, dan The ke fungsi administratif-eksekutif, dan bahkan ada juga yang
Postal Rate Commission yang sama-sama didirikan pada lebih dekat kepada cabang kekuasaan yudikatif. Misalnya,
tahun 1971. Ada pula The National Aeronautics and Space Komisi Nasional Hak Asasi Manusia fungsinya lebih dekat
Administration (NASA) yang dibentuk pada tahun 1958. ke fungsi perjuangan aspirasi seperti DPR tetapi sekaligus
Lembaga lain adalah The National Labor Relations Board dekat dengan fungsi pengadilan. Badan Pemeriksa Keuan-
(NLRB), The Securities and Exchange Commission (SEC), gan (BPK) jelas hubungannya sangat dekat dengan fungsi
The Social Security Administration (SSA), The Environ pengawasan oleh DPR. Meskipun demikian, substansi tugas
mental Protection Agency (EFA), dan The Federal Trade BPK itu sebenarnya juga mempunyai sifat quasi atau semi
Commission (FTC). Sementara itu, dalam urusan interna peradilan. Karena itu, lembaga serupa ini di Perancis disebut
sional, juga dikenal adanya The United States Agency for Cour d’Compt. Disebut Cour atau pengadilan karena sifat
International Development (USAID).40 pekerjaannya juga bersifat peradilan.
Berkembangnya demikian banyak lembaga-lembaga Komisi Yudisial jelas lebih dekat ke cabang kekua-
yang bersifat independen tersebut mencerminkan adanya saan kehakiman. Di samping itu, ada pula organ Kejak-
kebutuhan untuk mendekonsentrasikan kekuasaan dari saan Agung, KPK (Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
tangan birokrasi ataupun organ-organ konvensional peme Korupsi), Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi
rintahan tempat kekuasaan selama masa-masa sebelumnya Manusia), dan sebagainya. Berbeda dari Komisi Yudisial
terkonsentrasi. Sebagai akibat tuntutan perkembangan yang yang tercantum eksplisit dalam Pasal 24B UUD 1945, ke-
semakin kompeks dan rumit, organisasi-organisasi kekua- tiga lembaga terakhir ini belum diatur dalam UUD 1945,
saan yang birokratis, sentralistis, dan terkonsentrasi tidak melainkan hanya diatur dalam undang-undang. Namun,
pengaturan mengenai hal ini terkait erat dengan delegasi
pengaturan yang ditentukan oleh Pasal 24 ayat (3) UUD
States_Government, 5/15/2005, p.2 of 3.
39
Ibid. 1945 yang menyatakan, “Badan-badan lain yang fungsinya
40
Ibid. berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam un
41
Undang-Undang No. 32 Tahun 2003 tentang Penyiaran (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4342).
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
24 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 25
dang-undang”. Karena itu, ketiga lembaga tersebut dapat a) Presiden dan Wakil Presiden;44
dikatakan memiliki constitutional importance yang setara b) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);
dengan lembaga lain yang secara eksplisit diatur dalam UUD c) Dewan Perwakilan Daerah (DPD);
1945, seperti TNI, Kepolisian, dan Komisi Yudisial. Dalam d) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);45
sistem demokrasi dan negara hukum, kita tidak mungkin e) Mahkamah Konstitusi (MK);
menganggap Kepolisian lebih penting daripada Kejaksaan f) Mahkamah Agung (MA);
Agung hanya karena Kepolisian diatur keberadaannya dalam g) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
UUD 1945 sedangkan Kejaksaan Agung sama sekali belum 2) Lembaga Negara dan Komisi-Komisi Negara yang
ditentukan keberadaannya dalam UUD 1945. bersifat independen berdasarkan konstitusi atau yang
Demikian pula dengan lembaga-lembaga seperti KPI memiliki constitutional importance lainnya, seperti:
(Komisi Penyiaran Indonesia)41, KPU (Komisi Pemilihan a) Komisi Yudisial (KY);46
Umum), PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi b) Bank Indonesia (BI) sebagai Bank sentral;
Keuangan)42, KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)43, c) Tentara Nasional Indonesia (TNI);
dan lain sebagainya yang dibentuk berdasarkan ketentuan d) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI);
undang-undang. Pada umumnya lembaga-lembaga ini bersi- e) Komisi Pemilihan Umum (KPU);
fat independen dan mempunyai fungsi campuran antara f) Kejaksaan Agung yang meskipun belum ditentukan
sifat legislatif, eksekutif, dan/atau sekaligus yudikatif. kewenangannya dalam UUD 1945 melainkan hanya
Corak dan struktur organisasi negara kita di Indonesia dalam UU, tetapi dalam menjalankan tugasnya seb-
juga mengalami dinamika perkembangan yang sangat pesat. agai pejabat penegak hukum di bidang pro justisia,
Setelah masa reformasi sejak tahun 1998, banyak sekali juga memiliki constitutional importance47 yang
lembaga-lembaga dan komisi-komisi independen yang sama dengan kepolisian;
dibentuk. Banyak orang yang bingung dan tidak mengerti g) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga diben-
dengan pertumbuhan kelembagaan semacam ini. Karena tuk berdasarkan UU tetapi memiliki sifat consti
itu, untuk melengkapi informasi mengenai soal, beberapa tutional importance berdasarkan Pasal 24 ayat (3)
di antara lembaga-lembaga atau komisi-komisi independen UUD 1945;48
dimaksud dapat diuraikan di bawah ini dan dikelompokkan h) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOM-NAS-
sebagai berikut. 45
Meskipun kedudukan MPR adalah sebagai salah satu lembaga
tinggi negara yang tersendiri, tetapi kedudukan protokoler pimpinannya
1) Lembaga Tinggi Negara yang sederajat dan bersifat in tergantung apakah pimpinannya dirangkap oleh pimpinan DPR dan DPD
dependen, yaitu: atau bersifat tersendiri. Jika kepemimpinan MPR seperti yang ada sekarang,
42
Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pen maka kedudukan protokoler ketua/pimpinan lembaga tinggi negara terdiri
cucian Uang (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 30, Tambahan Lembar atas 8 orang, yaitu Presiden, Wakil Presiden, Ketua DPR, Ketua MPR, Ketua
an Negara Nomor 4191). DPD, Ketua MA, Ketua MK, dan Ketua BPK.
43
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Mo 46
Seperti halnya TNI dan POLRI, kewenangan Komisi Yudisial juga
nopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Tahun 1999 diatur dalam UUD 1945. Namun, karena fungsinya bersifat penunjang, maka
Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817). kedudukan protokolernya tidak dapat disamakan dengan Mahkamah Agung,
44
Presiden dan Wakil Presiden merupakan dua jabatan konstitu Mahkamah Konstitusi, DPR, DPD, MPR, Presiden dan Wakil Presiden.
sional dalam satu kesatuan institusi. Secara hukum, keduanya adalah satu Hanya saja, untuk menjamin independensi dan efektifitas pengawasannya
kesatuan institusi, yaitu satu lembaga kepresidenan. terhadap kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim, kedudukan
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
26 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 27
misi, ataupun korporasi-korporasi yang bersifat independen sebelumnya, seperti kepolisian dan kejaksaan dianggap tidak
tersebut merupakan gejala yang mendunia, dalam arti tidak maksimal atau tidak dapat diharapkan efektif melakukan
hanya di Indonesia. Seperti dalam perkembangan di Inggris pemberantasan korupsi. Jika kelak, pemberantasan korupsi
dan di Amerika Serikat, lembaga-lembaga atau komisi- telah dapat dilakukan dengan efektif oleh kepolisian dan
komisi itu ada yang masih berada dalam ranah kekuasaan kejaksaan, tentu keberadaan KPK dapat ditinjau kembali.
eksekutif, tetapi ada pula yang bersifat independen dan be- Hal yang sama terlihat dengan dibentuknya Badan Pe
rada di luar wilayah kekuasaan eksekutif, legislatif, ataupun laksana Koordinasi Pembangunan Kembali Daerah Bencana
yudikatif. Pada umumnya, pembentukan lembaga-lembaga Aceh dan Nias. Jika rehabilitasi Aceh dan Nias kelak telah
independen ini didorong oleh kenyataan bahwa birokrasi di berhasil diselesaikan, dan pemerintahan daerah sepenuhnya
lingkungan pemerintahan dinilai tidak dapat lagi memenuhi telah berjalan dan dapat mengambil alih fungsinya, maka
tuntutan kebutuhan akan pelayanan umum dengan standar tentunya badan ad hoc ini dapat dibubarkan sebagaimana
mutu yang semakin meningkat dan diharapkan semakin mestinya. Tentu tidak semua lembaga-lembaga independen
efisien dan efektif. yang dikemukakan di atas bersifat ad hoc. Sebagian terbesar
Birokrasi yang gemuk, di samping dinilai tidak efisien di antaranya juga bersifat permanen atau tetap. Misalnya,
untuk kepentingan pelayanan umum (public services), juga Komisi Pemilihan Umum (KPU), dalam Pasal 22E ayat (5)
dinilai cenderung korup, tertutup, dan tidak lagi mampu UUD 1945 sendiri dinyatakan sebagai komisi yang bersifat
menampung aspirasi rakyat yang terus berkembang. Din- nasional, tetap, dan mandiri.59
amika tuntutan demokrasi, hak-hak warga negara, dan tun Dari uraian mengenai contoh-contoh perkembangan
tutan akan partisipasi terus meningkat dari waktu ke waktu. yang timbul di berbagai negara, dapat dikatakan bahwa un
Karena itu, doktrin pembatasan dan pemisahan kekuasaan tuk memahami konsepsi dan pengertian lembaga negara
yang memang sudah dikenal sebelumnya, diperluas penger- secara tepat, kita memang tidak dapat lagi menggunakan
tiannya sehingga corak bangunan organisasi negara diide- kacamata Montesquieu (1689-1785). Banyak sekali hal-
alkan agar semakin terdekonsentrasi dan terdesentralisasi. hal yang sudah berubah sehingga fungsi-fungsi kekuasaan
Organisasi negara, semakin mengalami devolusi, dianggap negara tidak lagi bersifat trikotomis antara fungsi kekuasaan
semakin ideal. legislatif, eksekutif, dan yudikatif semata. Ragam struktur
Itu sebabnya di mana-mana organisasi negara meng organisasi kekuasaan negara dewasa ini sudah berkembang
alami perubahan drastis. Bentuk organisasi pemerintahan sangat bervariasi, sehingga yang dinamakan organ negara
yang semula didominasi oleh bangunan struktur departemen atau lembaga negara tidak lagi hanya terbatas pada tiga
pemerintahan, sekarang banyak diisi oleh bentuk-bentuk de- fungsi menurut doktrin klasik yang dikembangkan sejak
wan, dan komisi-komisi. Bahkan di antaranya, banyak juga abad ke-18.
yang bersifat ad hoc, alias tidak permanen. Seperti misalnya, Bahkan dalam bukunya yang terbit pertama kali dalam
pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sifat- bahasa Jerman pada tahun 1925, Allgemeine Staatslehre60,
nya jelas tidak permanen. Ia dibutuhkan karena dorongan dinyatakan,”Whoever fulfills a function determined by the
kenyataan bahwa fungsi lembaga-lembaga yang sudah ada Russell, New York, 1961, hal. xiii, ref., hal. 192-195.
tetap, dan mandiri”. 61
Kamus Besar Bahasa Indonesia, lihat H.A.S. Natabaya, dalam Jimly As-
60
Lihat Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Russell & shiddiqie dkk (editor Refly Harun dkk)., Menjaga Denyut Nadi Konstitusi:
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
30 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 31
legal order is an organ”. These functions, menurut Kelsen, Non-Governmental Organizations (NGO’s). Oleh sebab itu,
“be they of a norm-creating or of a norm-applying char lembaga apa saja yang dibentuk bukan sebagai lembaga ma-
acter, are all ultimately aimed at the execution of a legal syarakat dapat kita sebut sebagai lembaga negara. Lembaga
sanction.” Siapa saja yang menjalankan suatu fungsi yang negara itu dapat berada dalam ranah legislatif, eksekutif,
ditentukan oleh tata-hukum (legal order) adalah organ atau yudikatif, ataupun yang bersifat campuran.
lembaga negara, baik yang bersifat menciptakan norma Konsepsi tentang lembaga negara ini dalam bahasa Be
(norm-creating) ataupun yang sifatnya melaksanakan landa biasa disebut staatsorgaan. Dalam bahasa Indonesia
norma hukum (norm-applying). hal itu identik dengan lembaga negara, badan negara, atau
Cara yang sederhana untuk menentukan apakah suatu disebut juga dengan organ negara. Dalam Kamus Besar
organ atau suatu institusi itu lembaga negara atau bukan Bahasa Indonesia (KBBI 1997), kata “lembaga” diartikan
adalah dengan cara melihat domain keberadaannya sebagai sebagai (i) asal mula atau bakal (yang akan menjadi ses-
subyek hukum kelembagaan. Suatu organ dikatakan ter- uatu); (ii) bentuk asli (rupa, wujud); (iii) acuan, ikatan; (iv)
golong berada dalam domain kehidupan masyarakat (civil badan atau organisasi yang bertujuan melakukan penyeli-
society) apabila organisasi itu mencerminkan keperluan dikan keilmuan atau melakukan suatu usaha; dan (v) pola
untuk melembagakan subjek hak dan kewajiban dalam din- perilaku yang mapan yang terdiri atas interaksi sosial yang
amika kehidupan bermasyarakat. Demikian pula di lingkun- berstruktur.61
gan dunia usaha (market domain), organ-organnya tentulah Dalam Kamus Hukum Belanda-Indonesia,62 kata
dimaksudkan untuk melembagakan subjek penyandang hak staatsorgaan itu diterjemahkan sebagai alat perlengkapan
dan kewajiban dalam dunia usaha. Organ atau organisasi negara. Dalam Kamus Hukum Fockema Andreae yang di
yang dibentuk di luar kedua domain masyarakat (civil soci terjemahkan oleh Saleh Adiwinata dkk, kata orgaan juga
ety) dan dunia usaha atau pasar tersebut (market), tentulah diartikan sebagai perlengkapan.63 Karena itu, istilah lembaga
merupakan organ atau institusi dalam kerangka kehidupan negara, organ negara, badan negara, dan alat perlengkapan
bernegara. Yang terakhir inilah yang kita sebut sebagai organ negara seringkali dipertukarkan satu sama lain. Akan tetapi,
negara seperti yang akan diuraikan di bawah. menurut Natabaya, penyusun UUD 1945 sebelum peruba-
han, cenderung konsisten menggunakan istilah badan
B. Lembaga Negara negara, bukan lembaga negara atau organ negara. Untuk
maksud yang sama, Konstitusi RIS (Republik Indonesia
1. “Trias Politica” Lembaga Negara Serikat) tahun 1949 tidak menggunakan istilah lain kecuali
alat perlengkapan negara. Sedangkan UUD 1945 setelah
Sebenarnya, secara sederhana, istilah organ negara perubahan keempat (tahun 2002), melanjutkan kebiasaan
atau lembaga negara dapat dibedakan dari perkataan organ MPR sebelum masa reformasi dengan tidak konsisten meng-
atau lembaga swasta, lembaga masyarakat, atau yang biasa gunakan peristilahan lembaga negara, organ negara, dan
disebut Ornop atau Organisasi Non Pemerintah yang dalam badan negara.
bahasa Inggris disebut Non-Government Organization atau Memang benar bahwa istilah-istilah organ, lembaga,
Refleksi Satu Tahun Mahkamah Konstitusi, Konstitusi Press, Jakarta, 2004,
hal.60-61. Lihat juga Firmansyah Arifin dkk, Lembaga Negara dan Seng keta Kewenangan antarLembaga Negara, Sekretariat Jenderal MKRI dan
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
32 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 33
badan, dan alat perlengkapan itu seringkali dianggap identik di dalam tiga jenis organ negara, sering terlihat tidak relevan
dan karena itu sering saling dipertukarkan. Akan tetapi, satu lagi untuk dijadikan rujukan.
sama lain sebenarnya dapat dan memang perlu dibedakan, Namun, karena pengaruh gagasan Montesquieu
sehingga tidak membingungkan. Untuk memahaminya sangat mendalam dalam cara berpikir banyak sarjana, se
secara tepat, maka tidak ada jalan lain kecuali mengetahui ringkali sangat sulit melepaskan diri dari pengertian bahwa
persis apa yang dimaksud dan apa kewenangan dan fungsi lembaga negara itu selalu terkait dengan tiga cabang alat-alat
yang dikaitkan dengan organisasi atau badan yang bersang- perlengkapan negara, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudika
kutan. Misalnya, Di dalam Dewan Perwakilan Rakyat ada tif. Seakan-akan, konsep lembaga negara juga selalu harus
Badan Kehormatan, tetapi di dalam Mahkamah Agung dan terkait dengan pengertian ketiga cabang kekuasaan itu.
Mahkamah Konstitusi dapat dibentuk Dewan Kehormatan. Sebelum Montesquieu, di Perancis pada abad ke-XVI,
Di dalam Lembaga seperti Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang pada umumnya diakui sebagai fungsi-fungsi kekuasaan
seperti Radio Republik Indonesia (RRI) ada Dewan Penga- negara itu ada lima. Kelimanya adalah (i) fungsi diplomacie;
was. Artinya, yang mana yang lebih luas dan yang mana yang (ii) fungsi defencie; (iii) fungsi financie; (iv) fungsi justicie;
lebih sempit dari istilah-istilah dewan, badan, dan lembaga, dan (v) fungsi policie. Oleh John Locke di kemudian hari,
sangat tergantung konteks pengertian yang dimaksud di konsepsi mengenai fungsi kekuasaan negara itu dibaginya
dalamnya. Yang penting untuk dibedakan apakah lembaga menjadi empat, yaitu (i) fungsi legislatif; (ii) eksekutif; (iii)
atau badan itu merupakan lembaga yang dibentuk oleh dan fungsi federatif. Bagi John Locke, fungsi peradilan tercakup
untuk negara atau oleh dan untuk masyarakat. dalam fungsi eksekutif atau pemerintahan. Akan tetapi,
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lembaga oleh Montesquieu yang mempunyai latar belakang sebagai
apa saja yang dibentuk bukan sebagai lembaga masyarakat hakim, fungsi yudisial itu dipisahkan tersendiri, sedangkan
dapat kita sebut sebagai lembaga negara. Lembaga negara fungsi federatif dianggapnya sebagai bagian dari fungsi ekse-
itu dapat berada dalam ranah legislatif, eksekutif, yudikatif, kutif. Karena itu, dalam trias politica Montesquieu, ketiga
ataupun yang bersifat campuran. Akan tetapi, seperti diurai fungsi kekuasaan negara itu terdiri atas (i) fungsi legislatif;
kan di atas, baik pada tingkat nasional atau pusat maupun (ii) fungsi eksekutif; dan (iii) fungsi yudisial.
daerah, bentuk-bentuk organisasi negara dan pemerintahan Sementara itu, sarjana Belanda, C. van Vollenhoven
itu dalam perkembangan dewasa ini berkembang sangat mengembangkan pandangan yang tersendiri mengenai
pesat. Karena itu, doktrin trias politica yang biasa dinis- soal ini. Menurutnya, fungsi-fungsi kekuasaan negara itu
batkan dengan tokoh Montesquieu64 yang mengandaikan terdiri atas empat cabang yang kemudian di Indonesia bia
bahwa tiga fungsi kekuasaan negara selalu harus tercermin sa diistilahkan dengan catur praja, yaitu (i) fungsi regeling
(pengaturan); (ii) fungsi bestuur (penyelenggaraan peme
KRHN, Jakarta, 2005, hal.29-30.
62
Marjanne Termorshuizen, Kamus Hukum Belanda-Indonesia, rintahan); (iii) fungsi rechtsspraak atau peradilan; dan (iv)
Djambatan, cet-2, Jakarta, 2002, hal. 390. fungsi politie yaitu berkaitan dengan fungsi ketertiban dan
63
H.A.S. Natabaya, op.cit., hal. 61-62.
64
Buku Montesquieu yang sangat terkenal adalah Espirit des Lois.
keamanan. Sedangkan Goodnow65 mengembangkan ajaran
Buku ini terbit pertama kali pada tahun 1748. yang biasa diistilahkan dengan di praja, yaitu (i) policy mak
65
Moh. Kusnardi dan Bintan Saragih, Ilmu Negara, edisi revisi, Gaya 66
Charles Louis de Secondat, “Baron de la Brede et de Mostesquieu”,
Media Pratama, Jakarta, 2000, hal. 223. lihat Lee Cameron McDonald, Western Political Theory, Part I, Pomona Col-
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
34 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 35
ing function (fungsi pembuatan kebijakan); dan (ii) policy theme was that where these three functions were combined
executing function (fungsi pelaksanaan kebijakan). Namun, in the same person or body of magistrates, there would be
pandangan yang paling berpengaruh di dunia mengenai soal no the end of liberty”.69
ini adalah seperti yang dikembangkan oleh Montesquieu, Yang diidealkan oleh Baron de Montesquieu (1689-
yaitu adanya tiga cabang kekuasaan negara yang meliputi 1785) adalah bahwa ketiga fungsi kekuasaan negara itu ha
fungsi legislatif, eksekutif, dan yudisial. rus dilembagakan masing-masing dalam tiga organ negara.
Apa sebenarnya hakikat pandangan Montesquieu itu Satu organ hanya boleh menjalankan satu fungsi (functie),
sendiri tentang trias politica? Montesquieu sendiri memang dan tidak boleh saling mencampuri urusan masing-masing
dikenal luas dengan pandangannya tentang konsep pemi dalam arti yang mutlak. Jika tidak demikian, maka kebe-
sahan kekuasaan atau separation of power. Misalnya, oleh basan akan terancam.
Lee Cameron McDonald dikatakan, “In dozens of books Konsepsi trias politica yang diidealkan oleh Montes
and thousands of lectures of examination papers the name quieu ini jelas tidak relevan lagi dewasa ini, mengingat tidak
of Montesquieu means one thing separation of powers”.66 mungkin lagi mempertahankan bahwa ketiga organisasi
Bahkan di seluruh dunia, sampai sekarang, Montesquieu itu tersebut hanya berurusan secara eksklusif dengan salah satu
tidak saja disebut dalam ratusan atau ribuan, melainkan juga dari ketiga fungsi kekuasaan tersebut. Kenyataan dewasa
sudah jutaan buku dan makalah di seluruh dunia. menunjukkan bahwa hubungan antar cabang kekuasaan
Menurut Montesquieu, di setiap negara, selalu terda itu tidak mungkin tidak saling bersentuhan, dan bahkan
pat tiga cabang kekuasaan yang diorganisasikan ke dalam ketiganya bersifat sederajat dan saling mengendalikan satu
struktur pemerintahan, yaitu kekuasaan legislatif, dan sama lain sesuai dengan prinsip checks and balances.
kekuasaan eksekutif yang berhubungan dengan pemben
tukan hukum atau undang-undang negara, dan cabang 2. Konsepsi tentang Organ Negara
kekuasaan eksekutif yang berhubungan dengan penerapan
hukum sipil.67 (In every government, there are three sorts Untuk memahami pengertian organ atau lembaga
of powers: the legislative; the executive in respect to things negara secara lebih dalam, kita dapat mendekatinya dari
dependent on the law of nations; and the executive in regard pandangan Hans Kelsen mengenai the concept of the State-
to matters that depend on civil law).68 Organ dalam bukunya General Theory of Law and State.
Menurut Lee Cameron McDonald, yang dimaksudkan Hans Kelsen menguraikan bahwa “Whoever fulfills a func
oleh Montesquieu dengan perkataan “the executive in re tion determined by the legal order is an organ”.70 Siapa saja
gard to matters that depend on the civil law” itu tidak lain yang menjalankan suatu fungsi yang ditentukan oleh suatu
adalah the judiciary. Ketiga fungsi kekuasaan tersebut, yaitu
kekuasaan dan catur praja menurut pendapat van Vollenhoven.
legislature, eksekutif atau pemerintah, dan judiciary. Jika 68
Lee Cameron McDonald, Western Political Theory, Part I, Pomona
ketiga fungsi kekuasaan itu terhimpun dalam satu tangan College, 1968, hal. 377-379. Lihat op. cit., hal. 378.
atau satu badan, niscaya kebebasan akan berakhir. Seperti
69
Ibid.
70
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Russell & Russell,
dikatakan oleh McDonald, “The heart of Montesquieu’s New York, 1961, hal.192.
lege, 1968, hal. 377-379. 71
Ibid.
67
Bandingkan dengan pendapat John Locke tentang empat fungsi 72
Pejabat yang biasa dikenal sebagai pejabat umum misalnya adalah
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
36 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 37
tata-hukum (legal order) adalah suatu organ. Individu dikatakan organ negara hanya apabila ia secara
Artinya, organ negara itu tidak selalu berbentuk orga pribadi memiliki kedudukan hukum yang tertentu (...he
nik. Di samping organ yang berbentuk organik, lebih luas personally has a specific legal position).75 Suatu transaksi
lagi, setiap jabatan yang ditentukan oleh hukum dapat pula hukum perdata, misalnya, kontrak, adalah merupakan tin
disebut organ, asalkan fungsi-fungsinya itu bersifat men dakan atau perbuatan yang menciptakan hukum seperti
ciptakan norma (normcreating) dan/atau bersifat menjalan halnya suatu putusan pengadilan.
kan norma (norm applying). “These functions, be they of Para pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak itu,
a norm-creating or of a norm-applying character, are all demikian juga hakim yang memutus, menjalankan fungsi
ultimately aimed at the execution of a legal sanction”.71 penciptaan norma hukum (law-creating function). Namun,
Menurut Kelsen, parlemen yang menetapkan undang- menurut Kelsen, yang dapat disebut sebagai organ negara
undang dan warga negara yang memilih para wakilnya me- hanya hakim, sedangkan para pihak yang terlibat kontrak
lalui pemilihan umum sama-sama merupakan organ negara perdata itu bukanlah dan tidak dapat disebut sebagai organ
dalam arti luas. Demikian pula hakim yang mengadili dan atau lembaga negara.
menghukum penjahat dan terpidana yang menjalankan Hakim adalah organ atau lembaga negara, karena ia
hukuman tersebut di lembaga pemasyarakatan, adalah juga dipilih atau diangkat untuk menjalankan fungsi tersebut.
merupakan organ negara. Pendek kata, dalam pengertian Karena ia menjalankan fungsinya itu, maka ia diberi imbal
yang luas ini, organ negara itu identik dengan individu yang an gaji dari negara. Kata Kelsen, “The State as subject of the
menjalankan fungsi atau jabatan tertentu dalam konteks ke- property is the Fisc (Fiscus).” Kekayaan negara itu berasal
giatan bernegara. Inilah yang disebut sebagai jabatan publik dari pendapatan negara, dan pendapatan itu terdiri atas
atau jabatan umum (public offices) dan pejabat publik atau imposts and taxes yang dibayar oleh warga negara. Ciri-ciri
pejabat umum (public officials).72 penting organ negara dalam arti sempit ini adalah bahwa
Dikatakan oleh Hans Kelsen, “An organ, in this sense, (i) organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki
is an individual fulfilling a specific function”.73 Kualitas in jabatan atau fungsi tertentu; (ii) fungsi itu dijalankan sebagai
dividu itu sebagai organ negara ditentukan oleh fungsinya. profesi utama atau bahkan secara hukum bersifat eksklusif;
“He is an organ because and in so far as he performs a dan (iii) karena fungsinya itu, ia berhak untuk mendapatkan
law-creating or law-applying function”.74 Individu tersebut imbalan gaji dari negara.
dapat disebut sebagai organ negara, karena ia menjalankan Dengan demikian, lembaga atau organ negara dalam
fungsi yang menciptakan hukum (law-creating function) arti sempit dapat dikaitkan dengan jabatan dan pejabat (of
atau fungsi yang menerapkan hukum (law-applying func
tion). Padahal, semua pejabat publik adalah pejabat umum. Karena yang dimaksud
dalam kata jabatan umum itu tidak lain adalah ‘jabatan publik’ (public office),
Di samping pengertian luas itu, Hans Kelsen juga bukan dalam arti general office.
menguraikan adanya pengertian organ negara dalam arti 73
Hans Kelsen, op. cit.
yang sempit, yaitu pengertian organ dalam arti materiil.
74
Ibid.
75
Ibid., hal. 193.
76
Dalam pengertian lembaga swadaya masyarakat ini, dapat dibeda
notaris dan pejabat pembuat akta tanah (PPAT). Seringkali orang berang- kan antara Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM), dan
gapan seakan-akan hanya notaris dan PPAT yang merupakan pejabat umum. Lembaga Swadaya Pengembangan Masyarakat (LSPM).
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
38 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 39
ficials), yaitu jabatan umum, jabatan publik (public office) sebagai organisasi jabatan. Karena itu, LSM yang bersang
dan pejabat umum, pejabat publik (public official). Namun, kutan tidak termasuk ke dalam pengertian organ dalam arti
tidak semua individu yang menjalankan fungsi organ negara sempit tersebut di atas.
itu sendiri sungguh-sungguh memegang jabatan dalam arti Artinya, memang tidak semua orang atau individu
sebenarnya. Setiap warga negara yang menggunakan hak yang menjalankan fungsi-fungsi negara dimaksud mem
pilihnya dalam pemilihan umum dapat disebut menjalankan punyai posisi sebagai pejabat (Not every individual who
fungsi sebagai organ, yaitu berpartisipasi dalam mencip- actually functions as an organ of the State in the wider sense
takan organ legislatif negara, tetapi tidak harus memegang holds the position of an official). Individu warga negara yang
jabatan tertentu dalam struktur organisasi negara sama melaksanakan hak pilihnya dalam pemilu, menjalankan
sekali, sehingga tidak disebut sebagai pejabat (officials). fungsi kenegaraan dalam rangka membentuk lembaga leg-
Dengan perkataan lain, meskipun dalam arti luas islatif, tetapi ia tidak dapat disebut sebagai organ, karena
semua individu yang menjalankan law-creating and law status sebagai pemilih itu bukan jabatan yang menyebabkan
applying function adalah organ, tetapi dalam arti sempit dia dapat disebut pejabat (official).
yang disebut sebagai organ atau lembaga negara itu hanyalah Dalam konteks pengertian organ negara yang demi
yang menjalankan law-creating or law applying function kian itu, harus pula disadari bahwa sebenarnya, negara itu
dalam konteks kenegaraan saja. Individu yang berada di luar sendiri hanya dapat bertindak melalui organ-organnya itu.
konteks jabatan organik kenegaraan, tidak relevan disebut Dikatakan oleh Hans Kelsen, “The State acts only through its
sebagai organ atau lembaga negara. organs”.77 Sedangkan organ negara itu sendiri pun bekerja
Karena itu, dalam arti yang lebih sempit lagi, lembaga melalui individu-individu yang ditentukan oleh hukum un-
atau organ negara itu dapat diidentikkan dengan jabatan dan tuk itu, karena “... the legal order can be created and applied
individu yang menjalankan jabatan itu disebut sebagai pe- only by individuals designated by the legal order itself”.78
jabat (official). Hal ini tentu berbeda dari individu-individu Misalnya, Republik Indonesia dapat bertindak atau
yang menjalankan law-creating and/or law-applying func melakukan tindakan hukum melalui perbuatan individu
tion tetapi bukan sebagai pejabat (official). Misalnya, seperti yang menjadi presiden. Karena, presiden itu memang meru
yang sudah disebut di atas, warga negara yang menggunakan pakan individu yang ditugaskan untuk menjalankan jabatan
hak pilihnya dalam pemilu sebenarnya sudah menjalankan kepresidenan itu, maka tindakan negara itu terletak pada
fungsi kenegaraan juga, tetapi bukan dengan itu ia menjadi tindakan yang dilakukan individu yang kebetulan ditugaskan
pejabat negara. untuk menjalankan jabatan kepresidenan itu. Dengan per-
Suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)76 yang kataan lain, konsep organ negara dan lembaga negara itu
melakukan gugatan class action dapat juga disebut men sangat luas maknanya, sehingga tidak dapat dipersempit
jalankan fungsi law applying function. Misalnya, kelompok hanya pada pengertian ketiga cabang kekuasaan legislatif,
LSM yang bersangkutan mengajukan gugatan class action eksekutif, dan yudikatif saja.
atas suatu perkara pencemaran lingkungan hidup. Hal itu, Pertama, dalam arti yang paling luas, pengertian per
tentu dapat disebut menjalankan law-applying function, 78
Ibid.
tetapi lembaga swadaya masyarakat itu tidak dapat disebut 79
Lihat Pasal 24C ayat (1) UUD 1945.
77
Hans Kelsen, op. cit., hal. 195. 80
Lihat Rancangan Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, Sekre
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
40 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 41
tama, organ negara paling luas mencakup setiap individu nya di daerah maka sebaiknya disebut sebagai lembaga
yang menjalankan fungsi law-creating dan law-applying; daerah.
Kedua (pengertian kedua), organ negara dalam arti luas Kelima, di samping itu keempat pengertian di atas,
tetapi lebih sempit dari pengertian pertama, yaitu mencakup untuk memberikan kekhususan kepada lembaga-lembaga
individu yang menjalankan fungsi law-creating atau law- negara yang berada di tingkat pusat yang pembentukan-
applying dan juga mempunyai posisi sebagai atau dalam nya diatur dan ditentukan oleh UUD 1945, maka lembaga-
struktur jabatan kenegaraan atau jabatan pemerintahan; lembaga seperti MPR, DPR, MA, MK, dan BPK dapat pula
Ketiga (pengertian ketiga), organ negara dalam arti yang disebut sebagai lembaga negara yang tersendiri, yaitu
lebih sempit, yaitu badan atau organisasi yang menjalankan lembaga negara dalam arti sempit atau lembaga negara
fungsi law-creating dan/atau law-applying dalam kerangka dalam pengertian kelima. Karena kedudukannya yang ting
struktur dan sistem kenegaraan atau pemerintahan. Di gi, sekiranya lembaga-lembaga konstitusional ini hendak
dalam pengertian ini, lembaga negara mencakup penger- disebut sebagai lembaga tinggi negara juga dapat diterima.
tian lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, Dewasa ini, memang tidak dikenal lagi adanya lembaga
Peraturan Presiden ataupun oleh keputusan-keputusan yang tertinggi negara. Semua lembaga konstitusional diang-
tingkatannya lebih rendah, baik di tingkat pusat ataupun di gap sederajat dan hanya dibedakan dari perbedaan fungsi
tingkat daerah. dan kewenangannya masing-masing. Akan tetapi, untuk
Keempat, dalam pengertian keempat yang lebih lembaga-lembaga negara yang kewenangannya ditentukan
sempit lagi, organ atau lembaga negara itu hanya terbatas dalam UUD 1945, tetap relevan untuk disebut sebagai lem-
pada pengertian lembaga-lembaga negara yang dibentuk baga tinggi negara.
berdasarkan UUD, UU, atau oleh peraturan yang lebih ren- Lembaga-lembaga negara dalam arti sempit yang
dah. Lembaga negara yang dibentuk karena UUD misalnya dapat disebut sebagai lembaga tinggi negara itu menurut
adalah presiden, MPR, DPR, DPD, MK, MA, BPK, TNI, Polri, UUD 1945 ada tujuh institusi, yaitu (i) Presiden dan Wakil
Bank Sentral, Komisi Penyelenggara Pemilu, dan Komisi Presiden sebagai satu kesatuan institusi kepresidenan; (ii)
Yudisial. Yang dibentuk karena undang-undang, misalnya DPR; (iii) DPD; (iv) MPR; (v) MK; (vi) MA; dan (vii) BPK.
adalah Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi Pemberantasan Ketujuh lembaga tinggi negara inilah dewasa yang dapat
Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dikaitkan dengan pengertian alat-alat perlengkapan negara
dan sebagainya. Di samping itu, dalam pengertian keempat yang utama (main organs) yang lazim dipergunakan selama
ini, pengertian lembaga negara mencakup pula lembaga ini. Karena itu, agar tidak menyulitkan saya usulkan ketujuh
negara tingkat pusat dan lembaga negara tingkat daerah. lembaga ini tetap disebut lembaga tinggi negara. Kedelapan
Lembaga daerah adalah lembaga negara yang terdapat di organ alat perlengkapan negara ini tentunya tidak dapat
daerah. Misalnya, DPRD Kabupaten adalah lembaga negara dipahami secara sempit dalam konteks paradigma trias-
yang kewenangannya diatur dan diberikan oleh UUD 1945, politica Montesquieu.
tetapi adanya di daerah. Pada hakikatnya, DPRD Kabupaten
itu adalah juga lembaga negara, tetapi karena keberadaan- 3. Pemahaman tentang Lembaga Negara
tariat Jenderal MPR-RI, Jakarta, 2002.
81
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meski
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
42 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 43
Lembaga negara terkadang disebut dengan istilah pengertiannya atau kadang-kadang saling dipertukarkan
lembaga pemerintahan, lembaga pemerintahan non-de- penggunaan sehari-hari, sehingga tidak baku. Misalnya,
partemen, atau lembaga negara saja. Ada yang dibentuk pemerintahan sering diartikan lebih luas dari pemerintah,
berdasarkan atau karena diberi kekuasaan oleh UUD, ada tetapi kadang-kadang bukan soal luas sempitnya yang men
pula yang dibentuk dan mendapatkan kekuasaannya dari jadi persoalan, melainkan kata pemerintahan dilihat sebagai
UU, dan bahkan ada pula yang hanya dibentuk berdasarkan proses, sedangkan pemerintah dilihat sebagai institusi.
Keputusan Presiden. Hirarki atau ranking kedudukannya Bab III UUD 1945 mengatur tentang Kekuasaan Peme
tentu saja tergantung pada derajat pengaturannya menurut rintahan Negara. Isinya di satu segi menggambarkan proses
peraturan perundang-undangan yang berlaku. dan sistem pemerintahan negara. Bahkan sebelum disahkan
Lembaga negara yang diatur dan dibentuk oleh UUD Perubahan Pertama (tahun 1999), pengertian pemerintahan
merupakan organ konstitusi, sedangkan yang dibentuk ber negara dalam Bab III Pasal 4 sampai dengan Pasal 15 UUD
dasarkan UU merupakan organ UU, sementara yang hanya 1945 itu juga mencakup pengertian yang luas meliputi fungsi
dibentuk karena keputusan presiden tentunya lebih rendah legislatif dan eksekutif sekaligus. Hal ini dapat dilihat dalam
lagi tingkatan dan derajat perlakuan hukum terhadap peja- rumusan Pasal 5 ayat (1) yang asli yang berbunyi, “Presiden
bat yang duduk di dalamnya. Demikian pula jika lembaga memegang kekuasaan membentuk undang-undang den
dimaksud dibentuk dan diberi kekuasaan berdasarkan Per- gan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.”
aturan Daerah, tentu lebih rendah lagi tingkatannya. Dengan perkataan lain, konsep pemerintah dan
Karena warisan sistem lama, harus diakui bahwa di te pemerintahan dalam UUD 1945 sebelum perubahan men
ngah masyarakat kita masih berkembang pemahaman yang cakup pengertian yang luas, seperti halnya dalam bahasa
luas bahwa pengertian lembaga negara dikaitkan dengan Inggris Amerika dengan kata government. Dalam Konsti
cabang-cabang kekuasaan tradisional legislatif, eksekutif, tusi Amerika Serikat, kata “The Government of the United
dan yudikatif. Lembaga negara dikaitkan dengan pengertian States of America” jelas dimaksudkan mencakup pengertian
lembaga yang berada di ranah kekuasaan legislatif disebut pemerintahan oleh Presiden dan Kongres Amerika Serikat.
lembaga legislatif, yang berada di ranah eksekutif disebut Artinya, kata “government” itu bukan hanya mencakup
lembaga pemerintah, dan yang berada di ranah judikatf pemerintah dan pemerintahan eksekutif.
disebut sebagai lembaga pengadilan. Istilah yang berlaku dalam sistem Amerika Serikat
Karena itu, sebelum perubahan UUD 1945, biasa di itu tentu berbeda sekali dengan istilah yang berlaku dalam
kenal adanya istilah lembaga pemerintah, lembaga depar sistem di Inggris. Meskipun kedua negara Amerika Serikat
temen, lembaga pemerintah non departemen, lembaga ne dan Inggris sama-sama menggunakan bahasa yang sama,
gara, lembaga tinggi negara, dan lembaga tertinggi negara. tetapi istilah bahasa Inggris untuk perkataan government
Dalam hukum tata negara biasa dipakai pula istilah yang dalam konteks sistem hukum Amerika Serikat dan Kerajaan
menunjuk kepada pengertian yang lebih terbatas, yaitu alat Inggris jelas berbeda satu sama lain.
perlengkapan negara yang biasanya dikaitkan dengan ca Di Inggris yang menganut sistem pemerintahan par
bang-cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudisial. lementer atau sistem kabinet, istilah government itu hanya
Kata pemerintah dan pemerintahan bercampur baur menunjuk kepada pengertian pemerintahan eksekutif saja.
Parlemen tidak pernah disebut sebagai bagian dari penger
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
44 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 45
tian kata government. Karena itu, dapat dikatakan bahwa penjelmaan seluruh rakyat. Dari lembaga tertinggi inilah,
sebelum diadakan Perubahan Pertama pada tahun 1999, Un kekuasaan dari rakyat itu dibagi-bagikan kepada lembaga-
dang-Undang Dasar 1945 menganut pengertian pemerintah lembaga tinggi negara yang lain secara distributif (distri
dan pemerintahan (government) dalam arti yang luas. bution of power atau division of power).
Demikian pula dengan perkataan pemerintah dan Karena itu, paham yang dianut bukan pemisahan
pemerintahan daerah, juga diartikan secara luas dalam kekuasaan dalam arti horisontal (horizontal separation
berbagai produk peraturan perundang-undangan tentang of power), melainkan pembagian kekuasaan dalam arti
pemerintahan daerah. Dalam Undang-Undang tentang Pe vertikal (vertical distribution of power). Sekarang sejak
merintah Daerah yang diberlakukan juga dianut pengertian diadakannya Perubahan Pertama yang kemudian lebih di
atas istilah pemerintah dan pemerintahan daerah secara lengkapi lagi oleh Perubahan Kedua, Ketiga, dan Keempat
luas, yaitu meliputi Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan UUD 1945, konstitusi negara kita meninggalkan doktrin
Rakyat Daerah. pembagian kekuasaan itu dan mengadopsi gagasan pemisa-
Namun, setelah Perubahan Pertama UUD Negara han kekuasaan dalam arti horizontal (horizontal separation
Republik Indonesia Tahun 1945, mulai diadakan pergeseran of power). Pemisahan kekuasaan itu dilakukan dengan
kekuasaan legislatif dengan mengalihkan lebih banyak pe menerapkan prinsip checks and balances di antara lembaga-
ranan dalam membentuk undang-undang dari kewenangan lembaga konstitusional yang sederajat itu yang diidealkan
presiden menjadi kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat. saling mengendalikan satu sama lain.
Pasal 5 (1) yang semula berbunyi seperti di atas, diubah men- Dengan adanya pergeseran pengertian yang demikian
jadi, “Presiden berhak mengajukan rancangan undang- itu, maka konfigurasi kekuasaan dan kelembagaan negara
undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.” Pasal 20 ayat juga mengalami perubahan secara mendasar. Sekarang tidak
(1), sebaliknya, menentukan, “Dewan Perwakilan Rakyat dikenal lagi adanya pengertian mengenai lembaga tertinggi
memegang kekuasaan membentuk undang-undang.” negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bukan lagi
Dengan adanya pergeseran itu, dengan sendirinya lembaga tertinggi negara seperti sebelumnya.
muatan ketentuan Bab III UUD 1945 mengenai Kekuasaan Memang benar, keberadaan MPR sebagai lembaga
Pemerintahan Negara berubah pula substansinya, tidak yang tersendiri di samping DPR dan DPD memang tidak
lagi mencakup kekuasaan untuk membentuk undang- dapat dipungkiri. Sebabnya ialah UUD 1945 sendiri tetap
undang yang telah dipindahkan menjadi materi Pasal 20 memberikan kewenangan kepadanya terpisah dari ke
dalam Bab VII tentang Dewan Perwakilan Rakyat. Artinya, wenangan DPR ataupun DPD. Sesuai prinsip hukum yang
cabang kekuasaan pembentukan undang-undang atau ca- berlaku, ada functie menunjukkan bahwa organnya memang
bang kekuasaan legislatif bukan lagi termasuk rezim hukum ada. Karena itu, dapat dipastikan bahwa MPR itu sendiri
kekuasaan pemerintahan negara seperti sebelumnya. memang merupakan lembaga yang tersendiri di samping
Di samping itu, pergeseran tersebut berkaitan pula DPR dan DPD, sehingga struktur parlemen Indonesia
dengan doktrin pembagian kekuasaan versus pemisahan berdasarkan UUD 1945 pasca Perubahan Keempat, dapat
kekuasaan. Sebelum diadakan perubahan, kedaulatan rak dikatakan bersifat trikameral alias terdiri atas tiga kamar
yat dianggap tercermin dalam kekuasaan lembaga tertinggi atau institusi sekaligus.
negara bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai Tidak ada satupun negara di dunia ini yang mempu
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
46 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 47
nyai struktur parlemen tiga kamar, kecuali Indonesia. Di Karena itu, dari segi protokoler, kedudukan ketua dan
dunia hanya dikenal kalau tidak satu kamar atau unikame wakil ketua MPR jelas lebih rendah dibandingkan dengan
ral, tentu struktur yang dianut adalah bikameral atau dua ketua dan wakil ketua DPR dan DPD. Pimpinan DPR dan
kamar. Sedangkan struktur parlemen kita, seperti tersebut di DPD diadakan oleh UUD, sedangkan pimpinan MPR yang
atas, terdiri atas tiga kamar atau institusi, yaitu DPR, DPD, tersendiri diadakan oleh pembentuk undang-undang.
dan MPR. Kedudukan ketiganya sederajat satu sama lain. Perbedaan itu tentunya terkait dengan kenyataan bah
Bahkan keberadaan MPR itu sendiri dapat dikatakan meru- wa organ MPR itu sendiri sebenarnya baru dapat dikatakan
pakan perpanjangan tangan atau sebagai organ pendukung ada jikalau fungsi dari organ MPR itu sedang berjalan.
(auxiliary organ), ataupun sebagai kelengkapan forum yang Menurut ketentuan UUD 1945, fungsi MPR itu sendiri se-
tersendiri bagi DPR dan DPD untuk mengambil keputusan bagai lembaga negara terbatas hanya menyangkut empat
di luar kewenangan DPR dan DPD sendiri. hal saja, yaitu: (i) menetapkan dan mengubah UUD yang
Apabila kewenangan DPR dan DPD dibandingkan, tentunya tidak bersifat rutin; (ii) memberhentikan Presiden
jelas sekali bahwa kedudukan DPR lebih penting atau lebih dan/atau Wakil Presiden seperti dituntut pemberhentiannya
utama daripada DPD. Namun, jika keduanya dibandingkan oleh DPR berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi bah-
dengan MPR, jelas pula bahwa kedudukan DPR dan DPD wa yang bersangkutan memang terbukti bersalah melakukan
sebagai lembaga negara yang menjalankan tugas konsti pelanggaran hukum sebagaimana dimaksud oleh UUD. Hal
tusional sehari-hari lebih penting daripada MPR yang tu ini juga tidak bersifat rutin; (iii) memilih Presiden dan/atau
gas-tugasnya tidak bersifat rutin. Wakil Presiden untuk mengisi jabatan apabila terjadi keko-
Itu pula sebabnya, ketentuan mengenai pimpinan songan dalam jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden
MPR tidak diatur tersendiri dalam UUD, melainkan hanya itu; dan (iv) menyelenggarakan sidang paripurna yang
dalam UU. Berbeda dengan DPR dan DPD, yang pengatur bersifat fakultatif untuk mendengarkan dan menyaksikan
an mengenai institusi ketua dan wakil ketua diatur dalam pengucapan sumpah Presiden dan/atau Wakil Presiden
UUD sendiri. Institusi ketua dan wakil ketua MPR tidak Republik Indonesia.
diadakan oleh UUD, melainkan oleh pembentuk undang- Keempat kegiatan itu tidak bersifat rutin. Yang bersifat
undang belaka. Artinya, adalah kewenangan pembentuk rutin, yaitu setiap lima tahun sekali hanyalah sidang majelis
undang-undang untuk mengadakan atau meniadakan yang diadakan untuk mendengarkan dan menyaksikan
institusi pimpinan MPR itu secara tersendiri. Dapat saja pengucapan sumpah jabatan presiden dan wakil presiden.
terjadi bahwa pembentuk UU menentukan ketua dan wakil Akan tetapi sifat persidangan ini adalah fakultatif dalam
ketua MPR dirangkap secara ex officio oleh Ketua DPR dan arti tidak mutlak harus ada. Jika persidangan MPR tidak
Ketua DPD saja. dapat diadakan karena sesuatu sebab, pengucapan sum
Namun keberadaan ketua dan wakil ketua MPR yang pah dapat diadakan dalam persidangan Dewan Perwakilan
ada sekarang adalah sah karena dibentuk berdasarkan Rakyat ataupun cukup diselenggarakan dengan disaksikan
ketentuan UU Susduk. Jika di masa yang akan datang, UU oleh pimpinan Mahkamah Agung sesuai dengan ketentuan
menentukan lain, maka tentunya pengaturan mengenai Pasal 9 ayat (2) UUD 1945.
institusi pimpinan MPR itu dapat mengalami perubahan. Artinya, meskipun diakui bahwa MPR itu tetap meru
pakan lembaga yang mempunyai kewenangan yang berdiri
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
48 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 49
sendiri di samping DPR dan DPD, sehingga membentuk checks and balances, hubungan antara lembaga-lembaga
susunan parlemen Indonesia yang berpilar tiga atau tri- negara yang ada bersifat horisontal saja, tidak ada yang le
kameral, keberadaan institusi MPR itu sendiri tidak lagi bih tinggi dan yang lebih rendah.
bersifat tertinggi dan sifat pekerjaannya tidak lagi bersifat Kalaupun derajat kelembagaannya diperlukan untuk
rutin. Sebagai lembaga tinggi negara, MPR itu baru ada jika menentukan perlakukan hukum secara tepat, terutama
sedangkan menjalankan fungsinya yang tidak bersifat terus menyangkut tata krama keprotokolan, maka saya selalu
menerus. Karena itu, sebenarnya, tidak lagi diperlukan ad- mengaitkannya dengan teori yang saya namakan teori ten
anya pimpinan ataupun kesekretariatan yang bersifat tetap tang norma sumber legitimasi. Apa bentuk norma hukum
seperti yang ada sekarang ini. Organisasi pimpinan lembaga yang menjadi sumber atau yang memberikan kewenangan
MPR ini sebaiknya cukup dilembagakan secara ad hoc saja, kepada lembaga negara itu berkait dengan siapa yang meru
tidak dibentuk secara permanen seperti sekarang. pakan sumber atau pemberi kewenangan terhadap lembaga
Dengan demikian, terlepas dari soal sifat tugasnya negara yang bersangkutan.
seperti tersebut di atas, sistem ketatanegaraan Indonesia Di tingkat pusat, kita dapat membedakannya dalam
yang baru memang tidak lagi mengenal adanya lembaga empat tingkatan kelembagaan, yaitu:
tertinggi negara. Meskipun MPR membuat UUD yang status 1) Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD yang diatur
hukumnya lebih tinggi daripada undang-undang yang dibuat dan ditentukan lebih lanjut dalam atau dengan UU, Per-
oleh DPR, tetap saja MPR tidak lebih tinggi daripada DPR. aturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Keputusan
Secara fungsional, DPR-lah yang justru lebih penting karena Presiden;
fungsinya bersifat rutin dan terus menerus. 2) Lembaga yang dibentuk berdasarkan undang-undang
Hal yang mirip dengan itu adalah antara Mahkamah yang diatur atau ditentukan lebih lanjut dalam atau
Konstitusi dan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan
mengawal Undang-Undang Dasar, sedangkan Mahkamah Keputusan Presiden;
Agung mengawal undang-undang. Siapa saja yang melang 3) Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemer-
gar undang-undang dan diadili oleh pengadilan di dalam intah atau Peraturan Presiden yang ditentukan lebih
lingkungan Mahkamah Agung. Begitu pula pengujian per lanjut dengan Keputusan Presiden;
aturan di bawah undang-undang terhadap undang-undang 4) Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 24A ayat (1) UUD yang ditentukan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri
1945, dilakukan oleh Mahkamah Agung. atau keputusan pejabat di bawah Menteri.
Mengapa batu ujinya undang-undang, bukan Un Lembaga negara pada tingkatan konstitusi misalnya
dang-Undang Dasar? Karena Mahkamah Agung memang adalah Presiden, Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
mengawal undang-undang, bukan mengawal Undang-Un (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permu
dang Dasar seperti Mahkamah Konstitusi yang menguji syawaratan Rakyat (MPR), Mahkamah Konstitusi (MK),
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Karena Mahkamah Agung (MA), dan Badan Pemeriksa Keuangan
UUD lebih tinggi daripada UU, maka timbul anggapan se (BPK). Kewenangannya diatur dalam UUD, dan dirinci
olah-olah Mahkamah Konstitusi itu lebih tinggi daripada lagi dalam UU, meskipun pengangkatan para anggotanya
Mahkamah Agung. Jawabnya jelas bahwa sesuai prinsip
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
50 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 51
ditetapkan dengan Keputusan Presiden sebagai pejabat bersumber dari beleid Presiden (presidential policy). Arti
administrasi negara yang tertinggi. nya, pembentukan, perubahan, ataupun pembubarannya
Lembaga-lembaga tingkat kedua adalah lembaga yang tergantung kepada kebijakan presiden semata. Pengaturan
dibentuk berdasarkan undang-undang yang berarti sumber mengenai organisasi lembaga negara yang bersangkutan
kewenangannya berasal dari pembentuk undang-undang. juga cukup dituangkan dalam Peraturan Presiden yang
Proses pemberian kewenangan kepada lembaga-lembaga bersifat regeling dan pengangkatan anggotanya dilakukan
ini melibatkan peran DPR dan Presiden, atau untuk hal-hal dengan Keputusan Presiden yang bersifat beschikking.
tertentu melibatkan pula peran DPD (Dewan Perwakilan Yang lebih rendah lagi tingkatannya ialah lembaga
Daerah). Karena itu, pembubaran atau pengubahan bentuk yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri. Atas inisia
dan kewenangan lembaga semacam ini juga memerlukan tif menteri sebagai pejabat publik berdasarkan kebutuhan
keterlibatan DPR dan presiden. Jika pembentukannya berkenaan dengan tugas-tugas pemerintahan dan pem
melibatkan peran DPD, maka pembubarannya juga harus bangunan di bidang-bidang yang menjadi tanggungjawab
melibatkan peran DPD. Misalnya, Kejaksaan Agung, Bank nya, dapat saja dibentuk badan, dewan, lembaga, ataupun
Indonesia (BI), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi panitia-panitia yang sifatnya tidak permanen dan bersifat
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), Komisi Peny- spesifik.
iaran Indonesia (KPI), PPATK, Komnas Hak Asasi Manusia, Dewan, badan atau lembaga semacam ini dapat
dan sebagainya dibentuk berdasarkan undang-undang, dan dipastikan bukan merupakan lembaga masyarakat atau
karena itu tidak dapat diubah atau dibubarkan kecuali den- swasta, sehingga tetap dapat dikategorikan sebagai lemba
gan mengubah atau mencabut undang-undangnya. ga pemerintah atau lembaga negara, tetapi keberadaannya
Pengaturan kewenangan mengenai lembaga-lembaga tergantung kepada kebijakan pemerintah berdasarkan
tersebut terdapat dalam undang-undang (UU), tetapi peng kebutuhan yang tidak permanen. Kadang-kadang lemba
angkatan anggotanya tetap dengan Keputusan Presiden seb- ga-lembaga atau badan seperti ini diatur keberadaannya
agai pejabat administrasi negara tertinggi. Bahkan, lembaga- dalam Peraturan Presiden, tetapi pengangkatan anggotanya
lembaga negara yang dibentuk berdasarkan undang-undang ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Ada juga yang peng
dasarpun pengangkatan anggotanya tetap dilakukan dengan aturan kelembagaannya terdapat dalam Peraturan Menteri
Keputusan Presiden, sehingga pembentukan dan pengisian dan pengangkatannya juga dilakukan dengan Keputusan
jabatan keanggotaan semua lembaga negara tersebut tetap Menteri. Bahkan, dapat pula terjadi bahwa pengangkatan
melibatkan peran administratif yang kekuasaan tertingginya anggota badan-badan yang diatur dengan peraturan Menteri
berada di tangan presiden sebagai kepala pemerintahan. itu didelegasikan kepada pejabat di bawah Menteri, misal-
Presiden adalah kepala pemerintahan dan karena itu pres- nya, oleh Direktur Jenderal yang bersangkutan.
iden jugalah yang merupakan administratur negara tertinggi Di tingkat daerah, lembaga-lembaga semacam itu ten
atau pejabat tata usaha negara yang tertinggi. tu tidak disebut sebagai lembaga negara. Lembaga-lembaga
Pada tingkat ketiga adalah lembaga-lembaga yang tersebut dapat disebut sebagai lembaga daerah, sepanjang
sumber kewenangannya murni dari presiden sebagai kepa bekerjanya dibiayai oleh anggaran belanja negara atau
la pemerintahan, sehingga pembentukannya sepenuhnya daerah, dan memang dimaksudkan bukan sebagai lembaga
swasta atau lembaga masyarakat. Kategori kelembagaannya
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
52 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 53
tetap dapat disebut lembaga daerah menurut pengertian Ada pula lembaga negara yang tidak disebut namanya
lembaga negara tersebut di atas. Lembaga-lembaga daerah secara tegas tetapi kewenangannya ditentukan, meskipun
semacam itu dapat dibedakan pula, yaitu: tidak rinci. Misalnya, komisi pemilihan umum tidak disebut
1) Lembaga Daerah yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, kan dengan tegas namanya ataupun susunan organisasi.
Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden yang Akan tetapi, Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 menentukan
pengangkatan anggota dilakukan dengan Keputusan dengan tegas bahwa pemilihan umum itu harus diseleng
Presiden; garakan oleh satu komisi yang bersifat nasional, tetap, dan
2) Lembaga Daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan mandiri.
tingkat pusat atau Peraturan Daerah Provinsi, dan peng Selain itu, UUD 1945 juga mengatur mengenai peme
angkatan anggotanya ditetapkan dengan Keputusan rintah dan pemerintahan daerah yang ditentukan batas-ba-
Presiden atau Pejabat Pusat; tas kewenangannya secara tegas dalam Pasal 18, Pasal 18A
3) Lembaga Daerah yang kewenangannya diatur dalam Per dan Pasal 18B. Misalnya, dalam Pasal 18 ayat (2) dinyatakan,
aturan Daerah Provinsi dan pengangkatan anggotanya “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan
dilakukan dengan Keputusan Gubernur; kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerin
4) Lembaga Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan tahan menurut asas otonomi dan tugas perbantuan.” Ayat
Gubernur yang pengangkatan anggotanya ditetapkan (5)-nya menentukan, “Pemerintahan daerah menjalankan
dengan Keputusan Gubernur; otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang
5) Lembaga Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerin
Gubernur yang pengangkatan anggotanya ditetapkan tah Pusat”. Pasal 18 ayat (6) menentukan, “Pemerintahan
dengan Keputusan Bupati atau Walikota; daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan per
6) Lembaga Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan aturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
Daerah Kabupaten/Kota yang pengangkatan anggotanya tugas perbantuan”.
ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau Walikota; Demikian pula dalam Bab XII Pasal 30, diatur pula
7) Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupa tentang Pertahanan dan Keamanan Negara yang membagi
ti/Walikota yang keanggotaannya ditetapkan dengan tugas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik
Keputusan Bupati/Walikota. Indonesia secara tegas, yaitu dalam Pasal 30 ayat (3) dan
Dari berbagai bentuk dan tingkatan lembaga negara ayat (4). Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdiri atas Ang-
dan lembaga daerah tersebut di atas, ada beberapa lembaga katan darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai
negara yang disebut-sebut dalam Undang-Undang Dasar alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
1945. Ada yang oleh UUD disebutkan secara tegas namanya, memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Sedangkan
bentuk dan susunan organisasi, dan sekaligus kewenangan Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat
nya. Misalnya presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konsti- bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
tusi, dan Badan Pemeriksa Keuangan ditentukan dengan serta menegakkan hukum.
jelas organisasi dan kewenangannya dalam UUD. Dari uraian-uraian di atas, persoalan konstitusionali
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
54 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 55
tas lembaga negara itu tidak selalu berkaitan dengan per- Konstitusi untuk memutus sengketa kewenangan antar
soalan derajat hirarkis antara lembaga yang lebih tinggi atau lembaga negara dirumuskan, kemungkinan persengketaan
yang lebih rendah kedudukannya secara konstitusional. Per- antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah belumlah
soalan yang juga relevan dengan tugas Mahkamah Konstitusi terbayangkan atau bahkan tidaklah tercakup.
ialah persoalan apa dan bagaimana Undang-Undang Dasar Alasan yang terpokok ialah bahwa sengketa sema
(UUD) mengatur dan menentukan hal-hal yang berkaitan cam itu tidak relevan dalam bangunan negara kesatuan.
dengan lembaga negara dimaksud. Sengketa semacam itu dianggap hanya masuk akal terjadi
Meskipun kedudukannya lebih rendah dari lembaga di lingkungan negara-negara federal dimana pemerintah
konstitusional yang biasa, tetapi selama ketentuan menge pusat dan negara bagian dapat dilihat sebagai badan hu-
nai lembaga yang bersangkutan diatur dalam Undang-Un kum sendiri-sendiri. Oleh karena itu, persengketaan antara
dang Dasar (UUD), berarti lembaga yang bersangkutan pusat dan daerah tidak boleh terjadi. Tetapi, persoalannya
bersangkutan dengan persoalan konstitusionalitas. Jika bukanlah terletak pada masalah status pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan amanat undang-undang dasar dan pemerintah pusat sebagai subyek hukum yang masing-
yang terkait dengan keberadaan lembaga yang bersangkutan masing berdiri sendiri atau bukan.
menimbulkan konflik hukum (legal dispute) atau sengketa Masalahnya justru terletak pada persengketaan yang
kewenangan konstitusional dengan lembaga negara lain- mungkin terjadi sebagai akibat perbedaan penafsiran ked-
nya, maka untuk menyelesaikan persengketaan semacam uanya mengenai amanat UUD untuk dilaksanakan oleh
itu termasuk kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk masing-masing pemerintah pusat dan pemerintah daerah
memutusnya.79 itu. Jika persoalannya dilihat dari sudut pandang seperti
Misalnya, antara TNI dan POLRI dapat timbul masa itu, maka mau tidak mau konflik penafsiran itu harus dise-
lah dalam pelaksanaan ketentuan Pasal 30 UUD 1945. Jika lesaikan dengan putusan final dan mengikat oleh Mahkamah
permasalahan itu berkaitan dengan pertentangan penafsiran Konstitusi.
mengenai kewenangan masing-masing berdasarkan keten- Di samping uraian di atas, dapat pula dikemukakan
tuan Pasal 30 ayat (3) versus ayat (4), maka Mahkamah bahwa sebenarnya yang disebut atau disebut-sebut dalam
Konstitusilah yang berwenang menentukan penafsiran yang UUD 1945, lebih dari 34 buah. Ada yang hanya disebut
benar atas ketentuan Pasal 30 ayat (3) dan (4) UUD 1945 secara implisit, ada pula yang disebut secara implisit dan
tersebut. Demikian pula mengenai Pemerintahan Daerah, diatur keberadaannya dalam UUD 1945. Organ, jabatan,
jika bersengketa dengan Pemerintah Pusat dalam menafsir- atau lembaga-lembaga dimaksud adalah:
kan pengertian yang terkandung di dalam ketentuan Pasal (i) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diatur
18, Pasal 18A, dan Pasal 18B, maka yang berhak memutus- dalam Bab II;
kan mana yang benar adalah Mahkamah Konstitusi. (ii) Presiden Republik Indonesia dan
Sudah tentu dapat timbul perdebatan tersendiri (iii) Wakil Presiden yang diatur dalam Bab III;
mengenai kemungkinan timbulnya sengketa kewenangan (iv) Dewan pertimbangan presiden diatur dalam Pasal
antarpemerintah daerah dengan pemerintah pusat ini. 16 UUD 1945;
Pertama, dari sudut pandang atau perspektif the framer’s (v) Kementerian Negara diatur dalam Bab V;
intent, ketika ketentuan mengenai kewenangan Mahkamah
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
56 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 57
(vi) Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan lanjut dengan undang-undang;
Menteri Pertahanan secara bersama-sama sebagai (xxiii) Satu bank sentral yang ditentukan dalam Bab VIII
triumvirat yang diatur dalam Pasal 8 ayat (3) UUD dan akan diatur lebih lanjut dengan undang-un-
1945; dang;
(vii) Menteri Dalam Negeri sebagai tirumvirat yang (xxiv) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diatur
diatur dalam Pasal 8 ayat (3) UUD 1945; dalam Bab VIIIA;
(viii) Menteri Pertahanan sebagai triumvirat dalam (xxv) Mahkamah Agung (Bab XIV);
Pasal 8 ayat (3) UUD 1945; (xxvi) Mahkamah Konstitusi (Bab XIV);
(ix) Duta yang diatur dalam Pasal 13 ayat (1), (2), dan (xxvii) Komisi Yudisial (Bab XIV);
(3) UUD 1945; (xxviii) Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Bab XII);
(x) Konsul yang diatur dalam Pasal 13 ayat (1) UUD (xxix) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bab XII).
1945; (xxx) Angkatan Darat (TNI AD) yang diatur dalam Pasal
(xi) Pemerintahan Daerah Provinsi diatur dalam Bab 10 UUD 1945;
VI yang mencakup: (xxxi) Angkatan Laut (TNI AL) diatur dalam Pasal 10 UUD
(xii) Gubernur/Kepala Pemerintah daerah provinsi; 1945;
(xiii) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD (xxxii) Angkatan Udara (TNI AU) diatur dalam Pasal 10
provinsi); UUD 1945;
(xiv) Pemerintahan Daerah Kabupaten yang menca (xxxiii) Satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
kup: atau istimewa seperti diatur dalam Pasal 18B ayat
(xv) Bupati/Kepala Pemerintah daerah kabupaten, (1) UUD 1945;
dan (xxxiv) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan
(xvi) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten kekuasaan kehakiman yang diatur dalam Pasal 24
(DPRD Kabupaten); ayat (3) UUD 1945.
(xvii) Pemerintahan Daerah Kota; Dari setidaknya ke-34 lembaga tersebut di atas, ada
(xviii) Walikota/Kepala Pemerintah Daerah Kota; dan yang substansi kewenangannya belum ditentukan dalam
(xix) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota (DPRD UUD 1945, misalnya bank sentral. Dalam Pasal 23D UUD
Kota); 1945 hanya ditentukan, “Negara memiliki suatu bank sen
(xx) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang tral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung
diatur dalam Bab VII UUD 1945; jawab, dan independensinya diatur dengan undang-un
(xxi) Dewan Perwakilan Daerah diatur dalam Bab dang”. Artinya, apa yang menjadi kewenangan bank sentral
VIIA; itu sendiri masih akan diatur dengan undang-undang. Arti
(xxii) Komisi penyelenggara pemilihan umum yang oleh nya, UUD sama sekali belum memberikan kewenangan apa-
undang-undang dinamakan Komisi Pemilihan apa kepada bank sentral yang oleh UU dan oleh kebiasaan
Umum (KPU) dalam Bab VIIB dan diatur lebih sejarah selama ini disebut Bank Indonesia. UUD 1945 hanya
menyebutkan sifat dari kewenangan bank sentral itu yang
pun TNI dan POLRI telah dipisahkan secara tegas menurut UUD 1945, tetapi
dinyatakan bersifat independen, meskipun independensinya
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
58 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 59
itu sendiri masih harus diatur dalam undang-undang. dang”. Yang dimaksud dengan badan-badan lain dalam ayat
Sedangkan komisi pemilihan umum, meskipun na ini antara lain adalah Kejaksaan Agung. Kejaksaan Agung
manya belum disebut secara pasti, tetapi kewenangannya memang tidak disebut secara eksplisit dalam UUD 1945,
sebagai penyelenggara sudah ditegaskan. Dalam Pasal 22E tetapi fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman.
ayat (5) UUD 1945 ditentukan bahwa “Pemilihan umum Hal mengenai Kejaksaan Agung ini, diatur lebih lanjut
diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang dalam undang-undang atau bahkan dengan undang-undang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri”. Artinya, bahwa ko tersendiri. Namun, kedudukannya dalam sistem peradilan
misi pemilihan umum itu adalah penyelenggara pemilu, terpadu dan prinsip negara hukum yang demokratis secara
dan sebagai penyelenggara ia bersifat nasional, tetap, dan konstitusional jelas sama pentingnya (constitutional impor
mandiri (independen). tance) dengan Kepolisian Negara yang secara khusus diatur
Oleh karena itu, baik bank sentral maupun komisi ketentuannya dalam Pasal 30 UUD 1945. Artinya, hal tidak
penyelenggara pemilihan umum masih dapat dilihat segi- diaturnya Kejaksaan Agung dalam UUD 1945, berbanding
segi konstitusionalitas kewenangannya. Jika pelaksanaan dengan diaturnya Kepolisian tidak dapat dijadikan alasan
operasional kewenangan atau sifat kewenangannya itu me- untuk menyatakan bahwa Kepolisian Negara lebih penting
nyimpang dari ketentuan UUD, maka hal demikian dapat atau lebih tinggi kedudukannya konstitusionalnya daripada
saja menjadi objek persengketaan di pengadilan. Sejauh Kejaksaan Agung. Secara konstitusional, kedua-duanya
menyangkut aspek-aspek konstitusionalitas kewenangannya sama-sama penting dalam rangka menjamin tegaknya hu
itu, tidak dapat tidak forum peradilannya adalah Mahkamah kum dan keadilan dalam upaya perwujudan cita-cita negara
Konstitusi. hukum (rechtsstaat atau the rule of law).
Dari ke-34 organ atau lembaga-lembaga tersebut di Contoh kejaksaan sebagai lembaga yang tercakup
atas yang sama sekali tidak ditentukan hak-hak atau kewe dalam perkataan “badan-badan lain” menurut Pasal 24
nangannya dalam UUD 1945 adalah (i) Duta; (ii) Konsul; ayat (3) itu sejalan pula dengan latar belakang perumusan
(iii) Angkatan Darat; (iv) Angkatan Laut; dan (v) Angkatan ketentuan Pasal 24 ayat (3) seperti yang diuraikan di atas.
Udara. Organ atau lembaga-lembaga selain bank sentral Pada mulanya, berkembang gagasan untuk mencantum
dan komisi pemilihan umum serta kelima organ terakhir ini kan pengaturan mengenai kejaksaan dalam bab tentang
pada umumnya disebut tegas namanya dengan kewenangan Kekuasaan Kehakiman UUD 1945. Ide ini masih tercan
yang juga jelas ditentukan dalam UUD 1945. Oleh karena tum dalam Rancangan Perubahan UUD 1945 yang masih
itu, dengan ikut memperhitungkan komisi penyelenggara tersisa sesudah disahkannya Perubahan Ketiga UUD 1945
pemilihan umum dan bank sentral, maka dapat dikatakan pada tahun 2001.80 Namun demikian, setelah naskah Per
bahwa dalam UUD 1945, terdapat 34 lembaga atau organ ubahan Keempat disahkan pada tahun 2002, ketentuan
negara yang memiliki kewenangan konstitusional atau yang mengenai kejaksaan ini tidak mendapat kesepakatan untuk
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945. dicantumkan dalam pasal secara eksplisit. Sebagai ganti
Di samping itu, dalam Pasal 24 ayat (3) UUD 1945 nya, muncullah rumusan Pasal 24 ayat (3) tersebut di atas.
ditentukan, “Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan Karena itu, salah satu badan yang dimaksud dalam ayat ini
dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-un memanglah lembaga kejaksaan. Namun karena dinyatakan
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
60 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 61
disitu badan-badan lain, maka terbuka kemungkinan ada tinggi negara masih tetap relevan untuk dikaitkan dengan
pula badan lain yang terkait dengan kekuasaan kehakiman ketujuh lembaga negara di atas yang diwakili oleh 8 delapan
itu selain kejaksaan. jabatan tersebut.
Dengan demikian, ada kemungkinan jumlah badan- Kedua, dari 34 lembaga atau lebih tersebut tercatat
badan lain itu lebih dari satu, sehingga jumlah keseluruhan beberapa lembaga negara yang kewenangannya langsung
lembaga negara berdasarkan UUD 1945 juga lebih dari 34 diberikan oleh undang-undang dasar, tetapi tidak tepat
buah. Misalnya, selain kejaksaan, lembaga lain yang juga untuk disebut sebagai lembaga tinggi negara. Sebabnya ia
berkaitan fungsinya dengan kekuasan kehakiman adalah lah (i) fungsinya hanya bersifat supporting atau auxiliary
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), Ad- terhadap fungsi utama, seperti Komisi Yudisial yang bersifat
vokat, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan para pejabat penunjang terhadap kekuasaan kehakiman. Tugas komisi
yang tergolong ke dalam pengertian penyidik pegawai neg- ini sebenarnya bersifat internal di lingkungan kekuasaan
eri sipil (PPNS), seperti petugas bea cukai, petugas pajak, kehakiman, tetapi agar pengawasan yang dilakukannya
petugas Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), efektif, kedudukannya dipastikan bersifat independen di
dan bahkan termasuk TNI Angkatan Laut yang mempunyai luar dan sederajat dengan Mahkamah Agung dan Mahkamah
kewenangan tertentu di bidang penyidikan dalam kasus-ka- Konstitusi; (ii) pemberian kewenangan konstitusional yang
sus tindak pidana di laut.81 Dengan perkataan lain, apabila eksplisit hanya dimaksudkan untuk menegaskan kedudu-
ditambah dengan lembaga-lembaga atau badan-badan lain kan konstitusionalnya yang independen, meskipun tetap
yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman berada dalam ranah atau domain urusan pemerintahan,
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 24 ayat (3) UUD 1945, seperti misalnya Tentara Nasional Indonesia dan Kepoli-
maka jelaslah bahwa jumlah lembaga negara yang disebut sian Negara; (iii) penentuan kewenangan pokoknya dalam
secara eksplisit dan implisit dalam UUD 1945 berjumlah undang-undang dasar hanya bersifat by implication, bukan
lebih dari 34 buah. dirumuskan secara tegas (strict sense), seperti kewenangan
Ke-34 organ negara atau lebih itu sendiri dapat pula sebagai penyelenggara pemilihan umum yang dikaitkan
dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pertama, kelompok dengan komisi pemilihan umum. Bahkan komisi pemilihan
lembaga negara yang dapat disebut sebagai Lembaga inipun tidak tegas ditentukan namanya dalam UUD 1945,
Tinggi Negara (LTN), yaitu (i) Presiden dan Wakil Presiden melainkan hanya ditegaskan oleh undang-undang; atau (iv)
sebagai satu kesatuan institusi; (ii) DPR; (iii) DPD; (iv) karena keberadaan kelembagaannya atau kewenangannya
MPR; (v) MK; (vi) MA; dan (vii) BPK. Jika Presiden dan tidak tegas ditentukan dalam undang-undang dasar, melain-
Wakil Presiden serta lembaga-lembaga tinggi negara terse kan hanya disebut akan ditentukan diatur dengan undang-
but dilihat dari segi pejabatnya, maka jumlahnya menjadi undang, seperti keberadaan bank sentral yang menurut
delapan yang masing-masing diwakili oleh (i) Presiden; Pasal 23D UUD 1945 masih akan diatur dengan undang-
(ii) Wakil Presiden; (iii) Ketua DPR; (iv) Ketua DPD; (v) undang. Tetapi, dalam undang-undang dasar ditentukan
Ketua MPR; (vi) Ketua MK; (vii) Ketua MA; dan (viii) Ketua bahwa kewenangan itu harus bersifat independen. Artinya,
BPK. Meskipun sekarang kita tidak lagi mengenal adanya
lembaga tertinggi negara, namun sebutan sebagai lembaga TNI Angkatan Laut tetap menjalankan tugas-tugas penyidikan dalam kasus-
kasus pidana-pidana tertentu yang terjadi dalam lingkup tugas keamanan di
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
62 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 63
by implication kewenangan bank sentral itu diatur juga dalam rangka perwujudan prinsip-prinsip good governance
dalam UUD 1945, meskipun bukan substansinya, melainkan dalam rangka pelayanan umum (public services). Cita-cita
hanya kualitas atau sifatnya. UUD 1945 sebagai konstitusi negara kesejahteraan82 atau
Dengan demikian, di samping lembaga-lembaga ne welfare state, yang oleh Bung Hatta pernah diterjemahkan
gara yang secara eksplisit disebut dalam UUD 1945, ada dengan perkataan negara pengurus83, juga berkaitan dengan
pula lembaga-lembaga negara yang memiliki constitutional fungsi lembaga seperti ombudsman yang dapat berperan
importance yang sama dengan lembaga negara yang dise- penting dalam pengawasan dan penyaluran keluhan-kelu-
butkan dalam UUD 1945, meskipun keberadaannya hanya han masyarakat akan buruknya kualitas pelayanan umum
diatur dengan atau dalam undang-undang. Baik yang diatur (public services) oleh birokrasi pemerintahan. Jika lembaga
dalam UUD maupun yang hanya diatur dengan atau dalam ombudsman ini dibentuk berdasarkan undang-undang, bu-
undang-undang, asalkan sama-sama memiliki constitu kan tidak mungkin suatu kali nanti dapat pula berkembang
tional importance, dapat dikategorikan sebagai lembaga penafsiran bahwa lembaga ini juga akan dianggap sebagai
negara yang memiliki derajat konstitusional yang serupa, lembaga yang penting secara konstitusional.84
tetapi tidak dapat disebut sebagai lembaga tinggi negara. Khusus mengenai Komisi Yudisial, dapat dikatakan
Lembaga-lembaga negara dalam kategori kedua ini bahwa kedudukannya secara struktural sederajat dengan
yang memenuhi keempat kriteria di atas adalah (i) Komisi Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Akan tetapi,
Yudisial; (ii) Menteri dan Kementerian Negara; (iii) Menteri secara fungsional, peranannya bersifat penunjang (auxi
Triumpirat; (iv) Dewan pertimbangan presiden; (v) Bank liary) terhadap lembaga kekuasaan kehakiman. Komisi
sentral; (vi) Tentara Nasional Indonesia; (vii) Kepolisian Yudisial, meskipun fungsinya terkait dengan kekuasaan
Negara; dan (viii) Komisi penyelenggara pemilihan umum. kehakiman, tetapi tidak menjalankan fungsi kekuasaan
Di samping kedelapan lembaga negara yang disebut secara kehakiman. Komisi Yudisial bukanlah lembaga penegak
eksplisit ataupun implisit dalam UUD 1945 tersebut, ada norma hukum (code of law), melainkan lembaga penegak
pula lembaga-lembaga negara yang murni diciptakan oleh norma etik (code of ethics). Lagi pula komisi ini hanya
undang-undang, yang dapat dikategorikan sebagai lembaga berurusan dengan persoalan kehormatan, keluhuran mar-
yang memiliki constitutional importance juga. Lembaga- tabat, dan perilaku hakim, bukan dengan lembaga peradilan
lembaga seperti dimaksud misalnya adalah (ix) Kejaksaan atau lembaga kekuasaan kehakiman secara institusional.
Agung; (x) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Keberadaannyapun sebenarnya berasal dari lingkungan
(KPK); dan (xi) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOM- internal hakim sendiri, yaitu dari konsepsi mengenai majelis
NAS HAM); dan lain-lain sebagainya. kehormatan hakim yang terdapat di dalam dunia profesi
Misalnya, ombudsman yang mempunyai peran penting kehakiman dan di lingkungan Mahkamah Agung. Artinya,
sebelumnya, fungsi ethical auditor ini bersifat internal.
laut. Dengan perkataan lain, untuk membantu tugas-tugas Kepolisian di laut,
sampai sekarang tugas-tugas tersebut masih ditangani oleh TNI Angkatan Namun, untuk lebih menjamin efektifitas kerjanya dalam
Laut. rangka mengawasi perilaku hakim, maka fungsinya ditarik
82
Jimly Asshiddiqie, “UUD 1945: Konstitusi Negara Kesejahteraan
dan Realitas di Masa Depan”, Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas
keluar menjadi external auditor yang kedudukannya dibuat
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1998. sederajat dengan para hakim yang berada di lembaga yang
83
Jimly Asshiddiqie, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
64 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 65
sederajat dengan pengawasnya. Komisi Yudisial bukan lembaga yudikatif, eksekutif, apalagi
Memang benar bahwa kewenangan Komisi Yudisial, legislatif. Ia hanya berfungsi menunjang tegaknya kehor-
seperti halnya Mahkamah Agung dan Mahkamah Konsti matan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim sebagai
tusi, juga diatur dalam UUD 1945. Tepatnya, Mahkamah pejabat penegak hukum dan lembaga yang menjalankan
Agung diatur dalam Pasal 24A, Komisi Yudisial dalam Pasal fungsi kekuasaan kehakiman (judiciary).
24B, sedangkan Mahkamah Konstitusi dalam Pasal 24C Dengan demikian, dalam menjalankan tugas dan ke-
UUD 1945. Akan tetapi, pengaturan mengenai kewenangan wenangannya, Komisi Yudisial juga bekerja berdampingan
sesuatu lembaga dalam UUD tidak mutlak harus diartikan dengan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, bukan
bahwa lembaga yang bersangkutan adalah lembaga yang dengan pemerintah ataupun dengan lembaga perwakilan
dapat dikategorikan sebagai lembaga tinggi negara. Sebab- rakyat. Dalam bekerja, Komisi Yudisial, meskipun tetap
nya ialah Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara bersifat independen, haruslah lebih dekat dengan Mah-
juga diatur kewenangannya dalam UUD 1945, yaitu dalam kamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, bukan dengan
Pasal 30. Namun, fungsi organisasi tentara dan kepolisian pemerintah ataupun dengan parlemen. Lebih tegasnya,
sebenarnya termasuk ke dalam kategori fungsi pemerin- Komisi Yudisial harus mengambil jarak sehingga tidak men-
tahan (eksekutif), sehingga kedudukan protokolernya tidak jadi alat politik para politisi, baik yang menduduki jabatan
dapat disederajatkan dengan Presiden, Wakil Presiden, DPR, eksekutif maupun legislatif, pemerintah ataupun lembaga
DPD, MPR, MK, MA, dan BPK hanya karena kewenangannya perwakilan rakyat untuk mengontrol dan mengintervensi
sama-sama diatur dalam UUD 1945. Mirip dengan itu, maka independensi kekuasaan kehakiman.
Komisi Yudisial juga tidak dapat disejajarkan dengan lem- Dari ke-34 atau lebih lembaga negara yang sama
baga tinggi negara yang lain hanya karena kewenangannya sekali tidak atau belum ditentukan substansi kewenangan
diatur dalam Pasal 24B seperti halnya kewenangan tentara nya dalam UUD 1945 adalah pula bank sentral. Mengenai
dan kepolisian yang diatur dalam Pasal 30 UUD 1945. bank sentral ini, Pasal 23D UUD 1945 hanya menentukan,
Secara struktural dapat dikatakan bahwa Komisi “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, ke
Yudisial memang sederajat dengan Mahkamah Agung dan dudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independen
Mahkamah Konstitusi. Namun, karena sifat fungsinya yang sinya diatur dengan undang-undang”. Artinya, apa yang
khusus dan bersifat penunjang (auxiliary), maka kedudukan menjadi kewenangan bank sentral itu sendiri masih akan
protokolernya tidak perlu dipahami sebagai lembaga yang diatur dengan undang-undang. Artinya, undang-undang
pemohon dalam perkara konstitusi guna menampung keluhan-keluhan
diperlakukan sama dengan Mahkamah Agung dan Mahka- konstitusional (constitutional complaint) warga negara terhadap sesuatu
mah Konstitusi serta DPR, MPR, DPD, dan BPK. Karena, undang-undang ataupun konstitusionalitas tindakan pemerintahan lainnya.
Komisi Yudisial itu sendiri bukanlah lembaga negara yang Kedua ide ini, memang tidak berhasil memperoleh kesepakatan. Tetapi,
ide ini muncul bukan tanpa alasan rasional sesuai tingkat perkembangan
menjalankan fungsi kekuasaan negara secara langsung. kebutuhan kenegaraan Indonesia dewasa ini dan nanti. Oleh karena itu,
mungkin saja ide semacam ini akan muncul lagi dan mendapat tempat di
dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru-van Hoeve, Jakarta, 1994. masa depan.
84
Dalam rangka perubahan UUD 1945, pernah berkembang ide un- 85
Lihat misalnya R. Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan
tuk mencantumkan keberadaan ombudsman dalam UUD 1945. Di samping Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Penerbit
itu, dalam RUU tentang Mahkamah Konstitusi, lembaga ini juga pernah Alumni, Bandung, 2001, hal. 7-8. Bandingkan dengan C.S.T. Kansil dan
diusulkan agar diberi kedudukan hukum (legal standing) untuk menjadi Cristine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Badan Hukum, Pustaka Sinar Harapan,
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
66 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 67
dasar sama sekali belum memberikan kewenangan apa- laku Menteri Triumpirat, (vii) Menteri Pertahanan selaku
apa kepada bank sentral yang oleh UU dan oleh kebiasaan Menteri Triumpirat, (viii) Dewan pertimbangan presiden;
sejarah selama ini disebut Bank Indonesia. Yang ditentukan (ix) Pemerintahan Daerah Provinsi; (x) Gubernur/Kepala
dalam UUD 1945 hanya sifat kewenangan bank sentral itu, Pemerintah daerah provinsi; (xi) Dewan Perwakilan Rakyat
yaitu diharuskan bersifat independen. Dengan demikian, Daerah Provinsi; (xii) Pemerintahan Daerah Kota; (xiii)
harus diakui, tetap ada persoalan konstitusionalitas yang ter- Walikota/Kepala Pemerintah Daerah Kota; (xiv) Dewan
kait dengan kewenangan bank sentral ini, bukan mengenai Perwakilan Rakyat Daerah Kota; (xv) Pemerintahan Daerah
substansinya, tetapi mengenai sifat kewenangan konstitu- Kabupaten; (xvi) Bupati/Kepala Pemerintah daerah kabu-
sionalnya itu. Artinya, bank sentral juga dapat menghadapi paten; (xvii) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten;
persoalan konstitusionalitas kewenangan yang menjadi (xviii) Satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
obyek perkara di Mahkamah Konstitusi. atau istimewa; (xix) Dewan Perwakilan Rakyat; (xx) Dewan
Sedangkan komisi penyelenggara pemilihan umum, Perwakilan Daerah; (xxi) Komisi pemilihan umum; (xxii)
meskipun namanya belum disebut secara pasti, tetapi kewe Badan Pemeriksa Keuangan; (xxiii) Mahkamah Agung;
nangannya sebagai penyelenggara sudah ditegaskan. Dalam (xxiv) Mahkamah Konstitusi; (xxv) Komisi Yudisial; (xxvi)
Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 ditentukan bahwa “Pemilihan Bank Sentral; (xxvii) Tentara Nasional Indonesia; dan (xx-
umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum viii) Kepolisian Negara Republik Indonesia.
yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri”. Artinya, bahwa Sedangkan lima organ atau jabatan lainnya, ke
komisi pemilihan umum itu adalah penyelenggara pemilu, wenangannya sama sekali tidak atau belum disebut dalam
dan sebagai penyelenggara pemilu ia diharuskan bersifat UUD 1945, baik secara implisit ataupun apalagi secara
nasional, tetap, dan mandiri (independen). eksplisit. Kelima organ yang dimaksud adalah (i) Duta; (ii)
Organ atau lembaga-lembaga selain bank sentral dan Konsul; (iii) Angkatan Darat; (iv) Angkatan Laut; dan (v)
komisi pemilihan umum tersebut pada umumnya disebut Angkatan Udara. Sementara itu, seperti telah diuraikan di
tegas namanya dengan kewenangan yang ditentukan dengan atas, ada pula beberapa lembaga lain yang termasuk kategori
jelas pula dalam UUD 1945. Dapat dikatakan, dari 34 lem- seperti yang dimaksud oleh Pasal 24 ayat (3) UUD 1945.
baga negara yang telah diuraikan di atas, ada 28 lembaga Badan-badan lain dimaksud dapat disebut sebagai lembaga
yang kewenangannya ditentukan baik secara umum maupun negara yang juga memiliki constititonal importance atau
secara rinci dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun yang secara konstitusional dianggap penting tetapi belum
1945. Ke-28 lembaga negara inilah yang dapat disebut seb- disebut secara eksplisit dalam UUD 1945.
agai lembaga negara yang memiliki kewenangan konstitu-
sional atau yang kewenangannya diberikan secara eksplisit C. BADAN HUKUM PUBLIK
oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ke-28 lembaga negara itu adalah: (i) Majelis Permu 1. Pengertian Badan Hukum
syawaratan Rakyat; (ii) Presiden; (iii) Wakil Presiden; (iv)
Menteri atau Kementerian Negara; (v) Menteri Luar Negeri Dalam ilmu hukum, subjek hukum (legal subject)
selaku Menteri Triumpirat, (vi) Menteri Dalam Negeri se- adalah setiap pembawa atau penyandang hak dan kewajiban
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
68 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 69
dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum. Pemba gezamenlijke vermogens theorie dari P.A. Molengraaff
wa hak dan kewajiban itu dapat merupakan orang yang biasa yang juga diikuti oleh Star Busmann, R. Kranenburg, dan
disebut juga natuurlijke persoon (menselijk persoon) atau lain sebagainya.
bukan orang yang biasa disebut pula dengan rechtspersoon. Menurut Molengraaff, badan hukum pada hakikatnya
Rechtspersoon itulah yang biasa dikenal sebagai badan merupakan hak dan kewajiban dari para anggotanya secara
hukum yang merupakan persona ficta atau orang yang bersama-sama, dan di dalamnya terdapat harta kekayaan
diciptakan oleh hukum sebagai persona (orang fiktif). bersama yang tidak dapat dibagi-bagi. Setiap anggota ti-
Pandangan demikian dianut oleh banyak sarjana, se dak hanya menjadi pemilik sebagai pribadi untuk masing-
perti Carl von Savigny, C.W. Opzoomer, A.N. Houwing, dan masing bagiannya dalam satu kesatuan yang tidak dapat
juga Langemeyer. Mereka berpendapat bahwa badan hukum dibagi-bagi itu, tetapi juga sebagai pemilik bersama untuk
itu hanyalah fiksi hukum, yaitu merupakan buatan hukum keseluruhan harta kekayaan, sehingga setiap pribadi anggota
yang diciptakan sebagai bayangan manusia yang ditetapkan adalah juga pemilik harta kekayaan yang terorganisasikan
oleh hukum negara. Oleh karena itu, dalam berbagai litera- dalam badan hukum itu.
tur, aliran pandangan yang demikian ini disebut sebagai Sementara itu, berbeda dari teori fiksi dari von Savig
teori fiktif atau teori fiksi.85 ny, Otto von Gierke memandang badan hukum sebagai
Di samping itu, ada pula beberapa sarjana yang men sesuatu yang nyata (realiteit), bukan fiksi. Teori Otto von
dekati persoalan badan hukum ini dari segi harta kekayaan Gierke yang juga diikuti oleh L.C. Polano ini kadang-kadang
yang dipisahkan tersendiri. Pandangan begini biasa disebut disebut juga teori organ yang memberikan gambaran bahwa
teori pemisahan kekayaan dengan beberapa variasi. Teori badan hukum merupakan een bestaan, dat hun realiteit
van het ambtelijk vermogen yang diajarkan oleh Holder dan dari konstruksi yuridis seolah-olah sebagai manusia yang
Binder mengembangkan pandangan bahwa badan hukum sesungguhnya dalam lalu lintas hukum, yang juga mempu-
adalah badan yang mempunyai harta yang berdiri sendiri nyai kehendak atau kemauan sendiri yang dibentuk melalui
yang dimiliki oleh pengurus harta itu karena jabatannya alat-alat kelengkapannya yaitu pengurus dan anggotanya,
sebagai pengurus harta yang bersangkutan. dan sebagainya. Apa yang mereka putuskan dianggap seb-
Teori zweck vermogen ataupun doelver mogens theo agai kemauan badan hukum itu sendiri.
rie yang diajarkan oleh A. Brinz dan F. J. van der Heyden Semua pandangan teoritis tersebut berusaha mem
mengembangkan pendapat bahwa badan hukum merupa berikan pembenaran ilmiah terhadap keberadaan badan
kan badan yang mempunyai hak atas kekayaan tertentu hukum sebagai subyek hukum yang sah dalam lalu lintas
yang tidak dimiliki oleh sebagai subyek manusia manapun hukum. Teori propriete collective atau gezamenlijke vermo
yang dibentuk untuk tujuan melayani kepentingan tertentu. gens theorie pada umumnya relevan diberlakukan untuk
Adanya tujuan itulah yang menentukan bahwa harta kekay- korporasi ataupun badan hukum yang mempunyai anggota
aan dimaksud sah untuk diorganisasikan menjadi badan lainnya. Tetapi untuk badan hukum yayasan, teori ini kurang
hukum. cocok dipakai.
Selain itu, tentu ada pula teori lain lagi, seperti teori Sebaliknya, teori kekayaan bertujuan (doelver mogens
organ yang diajarkan oleh Otto von Gierke, dan teori pro theorie) justru hanya tepat untuk badan hukum yayasan
priete collective yang diajarkan oleh Marcel Planiol atau (stiftung, stichting, wakaf) yang tidak mempunyai anggota.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
70 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 71
Sementara itu, teori fiktie dan teori organ yang nampaknya dalam hukum pidana tidak mungkin kecuali hanya terhadap
berkebalikan, sebenarnya, dapat dilihat sebagai dua sisi manusia (natuurlijke persoon). Akan tetapi, menurut Paul
dari mata uang yang sama saja, yaitu bahwa badan hukum Scholten, dalam bidang keperdataan, penghinaan dapat
itu dapat diakui sebagai subyek hukum sebagai rechtsper saja terjadi oleh dan terhadap badan hukum yang berakibat
soon atau menselijk persoon yang merupakan lawan kata merugikan kehormatan dan nama baik (citra) badan hukum
dan sekaligus pasangan bagi konsep orang sebagai subyek itu. Oleh sebab itu, akibat penghinaan itu, badan hukum
hukum atau natuurlijke persoon. yang bersangkutan dapat digugat perdata.
Oleh karena sebagai subyek hukum, keduanya –yaitu Di samping semua uraian tersebut di atas, yang juga
natuurlijke persoon dan rechtspersoon– pada dasarnya penting dikemukakan ialah bahwa setiap badan hukum
sama saja, apa dengan begitu keduanya mempunyai ke yang dapat dikatakan mampu bertanggungjawab (rechts
mampuan yang juga sama dalam melakukan semua jenis bevoegheid) secara hukum,87 haruslah memiliki empat
perbuatan hukum? Jawabnya jelas tidak. Badan hukum itu unsur pokok, yaitu:
tidak mempunyai kehendak sendiri. Ia hanya dapat melaku- 1) Harta kekayaan yang terpisah dari kekayaan subyek hu
kan perbuatan melalui perantaraan orang-orang biasa kum yang lain;
(natuurlijke persoon) yang menjadi pengurusnya. Pengurus 2) Mempunyai tujuan ideal tertentu yang tidak bertentang
itu bekerja tidak untuk dirinya sendiri atau sekurangnya an dengan peraturan perundang-undangan;
tidak semata untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dan 3) Mempunyai kepentingan sendiri dalam lalu lintas hu-
atas nama badan hukum itu.86 kum;
Oleh karena kekhususannya jika dibandingkan dengan 4) Ada organisasi kepengurusannya yang bersifat teratur
subyek hukum orang biasa (natuurlijke persoon) itu, maka menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
tidak semua perbuatan hukum dapat dilakukan oleh badan dan peraturan internalnya sendiri.
hukum. Artinya, badan hukum tidak dapat menerima semua Unsur kekayaan yang terpisah dan tersendiri dari
jenis hak dan menjalankan semua jenis kewajiban seperti pemilikan subyek hukum lain, merupakan unsur yang pa
halnya manusia biasa (natuurlijke persoon). Semua badan ling pokok dalam suatu badan untuk disebut sebagai badan
hukum memang dapat mempunyai harta kekayaan, tetapi hukum (legal entity) yang berdiri sendiri. Unsur kekayaan
jenis-jenis haknya berbeda-beda satu sama lain. Misalnya, yang tersendiri itu merupakan persyaratan penting bagi
yayasan tanah wakaf tidak boleh dibebani hak milik atas badan hukum yang bersangkutan (i) sebagai alat baginya
tanah. Karena badan hukum tidak dapat meninggal dunia, untuk mengejar tujuan pendirian atau pembentukannya.
maka apabila ia bubar, kekayaannya tidak dapat diwariskan Kekayaan tersendiri yang dimiliki badan hukum itu; (ii)
kepada ahli waris para pengurusnya. dapat menjadi objek tuntutan dan sekaligus menjadi; (iii)
Mahkamah Agung Belanda dalam putusannya tanggal objek jaminan bagi siapa saja atau pihak-pihak lain dalam
16 Februari 1891 (W. 6083) menyatakan bahwa penghinaan mengadakan hubungan hukum dengan badan hukum yang
2002, hal. 14. bersangkutan.
86
Soediman Kartohadiprodjo, Pengantar Tata Hukum di Indonesia,
Penerbit Pembangunan, Jakarta, 1965, hal. 39. Dengan adanya unsur keterpisahan harta ini, maka
87
W.C.K. van der Grinten, Asser’s Handleiding tot de Beoefening van siapa yang saja yang menjadi pendiri dan pengurus badan
het Nderlands Burgerijk Recht, Zwolle, 1973, hal. 132-dst dalam Arifin P.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
72 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 73
hukum serta pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penting dirumuskan dengan jelas, sehingga upaya-upaya
badan hukum yang bersangkutan, haruslah benar-benar yang perlu dilakukan untuk mencapainya juga menjadi
memisahkan antara unsur pribadi beserta hak milik pribadi, jelas.
dengan institusi dan harta kekayaan badan hukum yang Kejelasan hubungan antara usaha dan tujuan itulah
bersangkutan. Karena itu, perbuatan hukum pribadi orang yang nantinya akan menentukan lingkup kompetensi atau
yang menjadi anggota atau pengurus badan hukum itu den- kewenangan badan hukum itu sendiri sebagai subyek hukum
gan pihak ketiga tidak mempunyai akibat hukum terhadap dalam dinamika lalu lintas hubungan-hubungan hukum.
harta kekayaan badan hukum yang sudah terpisah tersebut. Kejelasan ini penting, karena badan hukum hanya dapat
Menurut Arifin Soeria Atmadja, kekayaan badan hukum bertindak melalui perantaraan organ-organ jabatan yang
yang terpisah itu, membawa akibat antara lain: ada di dalamnya, dimana pemegang jabatan-jabatan itu
a. kreditur pribadi para anggota badan hukum yang ber pada akhirnya adalah orang per orang pengurusnya atau
sangkutan tidak mempunyai hak untuk menuntut harta anggotanya. Dengan adanya kejelasan lingkup kompetensi
kekayaan badan hukum tersebut; itu, tentu akan mudah untuk membedakan mana perbuatan
b. para anggota pribadi tidak dapat menagih piutang badan yang bersifat pribadi dari pengurusnya dan mana perbuatan
hukum terhadap pihak ketiga; yang merupakan perbuatan badan hukum itu sebagai subyek
c. kompensasi antara hutang pribadi dan hutang badan hukum (rechtspersoon).
hukum tidak dimungkinkan; Misalnya, seorang pengurus suatu badan hukum
d. hubungan hukum, baik persetujuan maupun proses yayasan pendidikan menggunakan uang kas yayasan itu
antara anggota dan badan hukum, dilakukan seperti untuk keperluan membeli kado bagi anak tetangganya
halnya antara badan hukum dengan pihak ketiga; yang menikah, harus dicatat sebagai hutang pribadi yang
e. pada kepailitan, hanya para kreditur badan hukum dapat bersangkutan kepada badan hukum yayasan. Karena kegiat
menuntut harta kekayaan yang terpisah. an menyumbang untuk kado perkawinan tidak ada kaitan
Dalam setiap badan hukum dipersyaratkan pula ad- sama sekali dengan tujuan dan lingkup kegiatan badan
anya tujuan tertentu yang tidak bertentangan dengan per hukum yayasan pendidikan yang bersangkutan. Kegiatan
aturan perundang-undangan. Tujuan badan hukum dapat pemberian kado itu adalah perbuatan pribadi pengurus yang
berupa tujuan yang bersifat ideal tertentu, ataupun tujuan bersangkutan yang tentunya harus dipertanggungjawabkan
yang relatif lebih praktis yang bersifat komersial atau yang secara pribadi pula.
berkaitan dengan keuntungan. Misalnya, badan hukum Unsur ketiga yang harus dimiliki oleh setiap badan
dapat berorientasi mencari keuntungan (profit-oriented) hukum adalah kepentingan tersendiri dalam lalu lintas
atau tidak mencari keuntungan (non-profit-oriented). Tu- hukum. Sebagai akibat adanya kekayaan yang tersendiri
juan-tujuan itu haruslah merupakan tujuan badan hukum dan tujuan serta aktivitas tersendiri, maka badan hukum
sebagai institusi yang terpisah dari tujuan-tujuan yang (rechtspersoon) juga mempunyai kepentingan-kepentingan
bersifat pribadi dari para pendirinya ataupun pengurusnya. juga Pasal 29 KUH Perdata.
88
J.H.A. Logeman, Over de Theori van een Stellig Staatsrecht, ter-
Karena itu, tujuan-tujuan institusi badan hukum ini sangat jemahan Makkatutu dan J.C. Pangkerego dalam bahasa Indonesia, Tentang
Soeria Atmadja, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum: Teori, Praktek, Teori Suatu Hukum Tata Negara Positif, dengan diberi pengantar oleh G.J.
dan Kritik, Badan Penerbit Universitas Indonesia, 2005, hal. 124-125. Lihat Resink, Ichtiar Baru-van Hoeve, 1975, hal. 69.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
74 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 75
subyektif yang tersendiri pula dalam pergaulan hukum. Ke- Organisasi yang baik dan teratur biasanya selalu
pentingan-kepentingan subyektifnya itu sendiri dilindungi menjadikan anggaran dasar sebagai konstitusi, anggaran
oleh hukum, sehingga setiap badan hukum dapat memper- rumah tangga, dan peraturan-peraturan keorganisasian
tahankan kepentingannya itu terhadap pihak lain dalam lainnya serta kode etika yang berlaku secara internal seba
pergaulan hukum (rechtsbetrekking).88 gai pegangan atau rujukan dalam setiap kegiatan keorgani
Unsur terakhir atau keempat adalah adanya organisa sasian. Jika timbul permasalahan, perbedaan pendapat,
si kepengurusan yang bersifat teratur menurut peraturan atau perselisihan antar pengurus atau anggota, di dalam
perundang-undangan negara dan peraturan-peraturan in- berbagai peraturan tersebut tentunya sudah diatur adanya
ternalnya sendiri. Di satu pihak badan hukum terikat pada mekanisme penyelesaian yang dapat dijadikan rujukan.
hukum negara (state law), tetapi secara internal badan Dengan demikian, perbedaan pendapat tidak perlu menye-
hukum itu juga terikat pada internal law yang berlaku di babkan timbulnya perpecahan organisasi yang tidak dapat
dalamnya, yaitu yang tertuang dalam anggaran dasar dan diselesaikan secara damai dan bermartabat sesuai dengan
anggaran rumah tangga serta peraturan-peraturan yang perangkat norma hukum dan etika (rule of law ataupun rule
dibuat secara internal oleh pengurusnya. Keteraturan organ- of ethics) yang berlaku.
isasi badan hukum itu, di samping ditentukan oleh ketaatan Jika keempat unsur pokok yang diuraikan di atas itu
kepada norma-norma hukum negara, juga tergantung ke- sudah terpenuhi, maka suatu badan atau organisasi tertentu
pada ketaatan terhadap norma-norma hukum yang berlaku dapat disebut sebagai badan hukum. Namun dalam praktik,
secara internal tersebut. meskipun organisasi itu telah memenuhi unsur-unsur per-
Setiap badan hukum hanya dapat bertindak melalui tama sampai dengan unsur keempat, tetapi selama belum
organ kepengurusannya. Karena itu, keteraturan organisa terdaftar sebagai badan hukum, organisasi itu secara formal
si kepengurusan badan hukum itu menjadi sangat penting. belum dapat diakui sah sebagai badan hukum. Karena itu,
Dalam anggaran dasar harus diatur pembagian tugas dan timbul persoalan mengenai apakah pendaftaran sebagai
tanggungjawab yang baru dan jelas (stelselmatige arbeids badan hukum juga dapat disebut sebagai unsur kelima dari
deling) agar tidak timbul masalah dalam upaya mencapai tu- badan hukum. Jika suatu organisasi telah resmi terdaftar
juan organisasi badan hukum yang bersangkutan. Anggaran menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, ba-
dasar badan hukum itu tidak ubahnya merupakan konstitusi rulah statusnya sebagai badan hukum dapat dikatakan sah
atau hukum yang tertinggi dalam setiap organisasi badan menurut hukum. Karena itu, apa salahkah tindakan pendaf-
hukum. Anggaran dasar sebagai konstitusi itu dijabarkan taran itu juga dianggap sebagai unsur pokok kelima?
lagi dalam anggaran rumah tangga, dan berbagai peraturan Pada umumnya, untuk dapat diakui sebagai badan
yang ditetapkan oleh pengurus. Di samping itu, dapat pula hukum (rechtspersoon), tentunya organisasi yang ber
dibentuk tersendiri adanya Code of Ethics yang diberlaku- sangkutan harus didaftarkan menurut ketentuan peraturan
kan bagi pengurus dan anggota, jika anggota badan hukum perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi, di antara
yang bersangkutan sangat banyak jumlahnya dan memang para sarjana ada juga yang berpendapat lain mengenai hal
memerlukan kode etika atau kode perilaku yang tersendiri. itu. Di samping itu, masing-masing bentuk badan hukum
juga berlain-lainan pula pengaturannya mengenai saat ter-
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
76 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 77
bentuknya badan hukum itu. Misalnya, koperasi dibentuk gan yang berlaku dan peraturan internalnya sendiri; dan (v)
dengan atau dianggap terbentuk pada saat hasil musyawarah terdaftar sebagai badan hukum sesuai dengan peraturan
rapat anggota untuk tujuan pendirian koperasi itu selesai perundang-undangan yang berlaku.
memutuskan hal itu. perseroan terbatas dibentuk dan disah- Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, krite
kan pada saat badan hukumnya disahkan oleh menteri yang ria suatu lembaga atau organisasi dapat dikatakan sebagai
berwenang untuk itu, dan lain sebagainya. badan hukum atau bukan, tidaklah dirinci diatur. Titel
Menurut Paul Scholten dan juga Pitlo, tidak benar jika XIX Pasal 1653 Burgerlijk Wetboek hanya menyebut van
dikatakan bahwa suatu yayasan memperoleh status badan Zedelijke lichaam atau rechtspersoon yang dalam bahasa
hukum dengan mencatatkannya dalam daftar seperti yang Indonesia biasa diterjemahkan dengan perkumpulan.90
dimaksud dalam Pasal 3 Armenwet Tahun 1912. Menurut Menurut Arifin Soeria Atmadja, terjemahan zedelijke licha
Paul Scholten, “... kita harus menerima bahwa yayasan am dengan perkumpulan itu adalah keliru, karena menurut
sudah lebih dulu berkedudukan sebagai badan hukum dan Fockema Andreae, zedelijke lichaam itu identik dengan
memperoleh kedudukan itu dari sumber lain”.89 rechtspersoon.91
Akan tetapi, sesuai tuntutan perkembangan modern, Dalam Pasal 1653 Burgerlijk Wetboek dinyatakan,
pendaftaran status badan hukum itu sekurang-kurangnya “Behalve de eigenlijke maatschap erkent de wet ook ver
dapat dilihat sebagai syarat formil selain keempat syarat ma eenigingen van personen als zedelijke lichamen het zij
teriil yang sudah disebut sebagai unsur pokok dalam uraian dezelve op openbaar gezag als zoodaniniginge-steld of
di atas. Untuk kepentingan tertib hukum, sudah seharusnya, ekend, het zij als geoorlofd zijn toe gelaten, of aleen tot een
semua badan hukum terdaftar, dan status pendaftaran itu bepaalde oog merk, niet strijdig met de wetten of met de
diberi arti dengan ditambahkan sebagai syarat formil yang goede zeden, zijn zamengesteld”.92 Secara bebas, ketentuan
diperlukan untuk sahnya badan hukum itu dalam lalu lintas Pasal 1653 B.W. tersebut dapat diterjemahkan, “Selain per
hukum di mata negara. seroan sejati, oleh undang-undang dikenal pula perkum
Dengan demikian, di alam hukum modern dewasa ini, pulan-perkumpulan orang-orang sebagai badan hukum,
untuk dapat disebut sebagai badan hukum, suatu organisasi, baik karena didirikan atau diakui oleh pemerintah sebagai
badan, perkumpulan, atau suatu perikatan hukum sebaiknya pemegang otoritas publik maupun karena telah diterima
haruslah memenuhi lima unsur persyaratan sekaligus. Ke- adanya atau karena telah berdiri untuk maksud-maksud
lima unsur persyaratan itu adalah adanya (i) harta kekayaan tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang
yang terpisah dari kekayaan subyek hukum yang lain; (ii) atau kesusilaan yang baik”.
unsur tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka dari segi
peraturan perundang-undangan; (iii) kepentingan sendiri pembentukannya, oleh Arifin P. Soeria Atmadja, dikemuka
dalam lalu lintas hukum; (iv) organisasi kepengurusannya kan adanya tiga jenis badan hukum, yaitu:
yang bersifat teratur menurut peraturan perundang-undan- 1) Badan hukum yang diadakan atau dididirikan oleh pe
merintah;
89
Lihat Ali Rido, op. cit., hal.111.
90
Lihat Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terjemahan R. Sub- 2) Badan hukum yang diakui oleh pemerintah; dan
ekti dan Tjitrosoebono, Jakarta, 1982, hal. 385-dst. 3) Badan hukum dengan konstruksi perdata.
91
Lihat van der Grinten, op. cit., hal. 117 dan 207-dst, S.J. Fockema Andreae,
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
78 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 79
Dengan perkataan lain, badan hukum publik itu between public and private law resides precisely
sendiri terkait erat dengan organisasi negara sebagai pe- in the fact that the relation between the State and
gang otoritas publik atau pemegang kekuasaan umum. its subjects can have not only a “public” but also
a “private” character.”
Selanjutnya, negara itu sebagai badan hukum publik tidak
mungkin melaksanakan kewenangan-kewenangan publik
Untuk menentukan apakah suatu badan hukum
nya tanpa melalui organ-organnya. Seperti dikatakan oleh
adalah publik atau privat, biasanya dapat dilihat dari segi
Hans Kelsen, “The State acts only through its organs.”97
statusnya merupakan organ atau bagian dari organ negara
Salah satunya adalah pemerintah yang diberikan kewenan-
sebagai pemegang kekuasaan umum atau bukan. Jika badan
gan berdasarkan konstitusi untuk mewakili negara sebagai
hukum itu merupakan organ atau bagian dari organ negara
pemegang otoritas publik.
yang mempunyai otoritas publik, dan mempunyai kewenan-
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,
gan untuk mengikat untuk umum, maka badan hukum itu
badan hukum negara dapat pula mendirikan badan-badan
dikatakan badan hukum publik. Karena itu dapat dikatakan
hukum publik lainnya atau lembaga-lembaga negara, se
bahwa semua badan hukum publik adalah juga lembaga
suai dengan kebutuhannya menurut hukum. Negara dapat
negara, meskipun tidak semua lembaga negara mempunyai
mendirikan badan hukum publik seperti daerah-daerah
kedudukan sebagai badan hukum publik.
atau pemerintahan daerah, ataupun mendirikan badan-ba
Namun demikian, lembaga-lembaga negara yang me-
dan hukum perdata seperti mendirikan persero, koperasi,
nyandang predikat sebagai badan hukum publik itu sendiri
badan hukum milik negara, dan sebagainya. Sedangkan
tetap dapat pula bertindak di lapangan hukum privat seperti
badan hukum perdata tidak mempunyai kewenangan untuk
menyewa rumah atau membeli alat tulis kantor dan seb-
membentuk badan publik.98
againya. Berbagai transaksi di lapangan hukum perdata itu
Bahkan, seperti dikemukakan oleh Hans Kelsen dalam
tidak menyebabkan badan hukum publik yang bersangkutan
bukunya General Theory of Law and State,99
berubah menjadi badan hukum perdata. Sebaliknya, badan
“In all modern legal orders, the State, as well as hukum perdata seperti persero ataupun koperasi dapat saja
any other juristic person, may have rights in rem terlibat dalam akitiftas di lapangan hukum publik. Misalnya,
and rights in personam, nay any of the rights sebagai badan hukum melakukan pelanggaran hukum di
and duties stipulated by “private law”. When there bidang hukum administrasi negara. Misalnya melanggar
is a civil code, its norms apply equally to private persyaratan perijinan yang diberikan oleh pemerintah untuk
persons and to the State. Disputes concerning
melakukan sesuatu perbuatan hukum di bidang pertam-
such rights and obligations of the State are usu
ally settled in the same way as similar disputes bangan tertentu di luar yang sudah ditentukan. Meskipun
between private parties. The fact that a legal bidang hukum yang dilanggar adalah hukum publik, yaitu
relationship has the State for one of its parties hukum administrasi negara, tidak lantas badan hukum
does not necessarily remove it from the domain perdata yang bersangkutan berubah menjadi badan hukum
of private law. The difficulty in distinguishing publik karenanya.
96
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik Dalam Perspektif Dengan perkataan lain, untuk mudahnya, seperti di
Hukum: Teori, Praktek, dan Kritik, Badan Penerbit Universitas Indonesia, 2005, hal.124.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
82 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 83
nyatakan oleh Arifin Soeria Atmadja, badan hukum publik itu baik di pusat maupun di daerah. Unit-unit pelayanan itu
adalah badan yang mempunyai kewenangan mengeluarkan bersifat publik, tetapi mengalami proses privatisasi sesuai
kebijakan publik, baik yang mengikat umum atau algemeen tuntutan konsumen di pasar (market). Saking banyaknya
bindend seperti undang-undang perpajakan atau yang tidak unit-unit kegiatan untuk kepentingan umum atau publik
mengikat umum seperti undangan anggaran pendapatan yang ditangani oleh organisasi-organisasi yang tersendiri di
dan belanja negara. Sedangkan badan hukum perdata tidak luar struktur pemerintahan yang konvensional, di Inggris,
mempunyai kewenangan mengeluarkan kebijakan publik muncul istilah Quango’s sebagai singkatan quasi autono
yang bersifat mengikat masyakarat umum.100 mous non-gevermental organizations atau quasi NGO’s
Dipandang secara umum, memang pengertian demi untuk menyebut organisasi dengan bentuk seperti NGO’s
kian dapat dijadikan pegangan untuk memahami perbedaan tetapi merupakan organ yang dibentuk secara resmi oleh
antara badan hukum publik dan badan hukum privat atau pemerintah.
perdata pada umumnya. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan Jika organisasi-organisasi tersebut diberi status badan
kompleksitas perkembangan yang terjadi dengan berbagai hukum sulit rasanya untuk menyebutnya sebagai badan
aneka bentuk dan corak organisasi-organisasi pemerintahan hukum publik atau perdata. Demikian pula badan-badan
dan kenegaraan pada umumnya, serta kompleksitas corak hukum milik negara seperti perguruan tinggi, kurang tepat
dan bentuk organisasi kemasyarakatan yang berkembang untuk disebut murni sebagai badan hukum perdata. Se-
dewasa ini dimana-mana, kita patut untuk memikirkan bab, masih dapat dipersoalkan apakah Keputusan Rektor
ulang mengenai pembedaan antara kedua jenis badan hu- Universitas BHMN yang mungkin merugikan mahasiswa
kum publik dan privat itu. Misalnya, apakah sudah tepat dapat digugat ke pengadilan tata usaha negara atau tidak?
partai politik kita kategorikan sebagai badan hukum privat Jika Rektor Universitas BHMN dianggap sebagai subyek
semata-mata karena pendirinya adalah orang per orang hukum perdata biasa, berarti bukan subyek hukum tata
privat? Demikian pula dengan perkumpulan organisasi pen- usaha negara, maka gugatan terhadapnya harus diajukan ke
didikan sebesar Muhammadiyah, apakah tepat jika hanya peradilan umum, bukan peradilan tata usaha negara.
disebut sebagai badan hukum privat? Demikian pula keputusan Majelis Wali Amanat seba
Lagi pula dewasa ini bermunculan pula bentuk-bentuk gai pemangku mandat selaku wali amanat yang bertindak
organisasi Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Badan- untuk dan atas nama pemerintah sebagai pemilik badan
badan Layanan Umum (BLU)101, dan unit-unit kegiatan hukum, apakah dapat dianggap sebagai obyek peradilan
pelayanan masyarakat yang diorganisasikan terpisah dari tata usaha negara atau bukan? Kepastian aturan mengenai
fungsi-fungsi yang sebelumnya secara tradisional melekat hal-hal seperti ini patut diperhatikan dengan sungguh-sung-
dalam fungsi-fungsi pelayanan oleh organisasi pemerintah, guh, sehingga tidak menimbulkan kesulitan di kemudian
hari. Selintas memang dapat dikatakan sepanjang kekayaan
97
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Russel and Russel, negara sudah dipisahkan, berarti organisasi badan hukum
New York, 1973, hal. 195. milik negara itu sudah menjadi subyek hukum perdata
98
Arifin P. Soeria Atmadja, op. cit., hal. 124.
99
Hans Kelsen, op. cit., hal. 202. Cetak tebal oleh penulis.
100
Arifin P. Soeria Atmadja, op. cit., hal. 91. dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
101
Mengenai Badan Layanan Umum ini dapat dibaca pengaturannya Keuangan Badan Layanan Umum, yang ditetapkan tanggal 13 Juni 2005
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
84 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 85
biasa. Akan tetapi, tetap harus dibedakan antara BUMN hukum atau bukan, apalagi untuk mempersoalkan apakah
dengan BHMN. Yang satu bertujuan mencari keuntungan, statusnya merupakan badan hukum publik atau privat.
sedangkan yang lain tidak. Teori tentang badan hukum itu dapat dikatakan
Tujuan BHMN semata-mata untuk meningkatkan barulah menjadi penting, apabila topik yang dibicarakan
mutu pelayanan kepada masyarakat, yang tadinya adalah adalah persoalan harta kekayaan dan transaksi kekayaan
tugas pemerintahan, tetapi kemudian dipisahkan melalui organisasi atau badan yang bersangkutan dengan pihak
kelembagaan badan hukum tersendiri dengan maksud agar lain. Jika yang sedang dipersoalkan adalah persoalan harta
pelayanan (public services) itu dapat ditingkatkan lebih kekayaan organisasi yang bersangkutan, atau jika lembaga
bermutu untuk kepentingan masyarakat luas. Kepentingan yang bersangkutan mengadakan transaksi dengan pihak
masyarakat yang luas itulah yang disebut sebagai kepentin- lain yang mempunyai konsekuensi keuangan atas kekaya
gan publik (public interest) yang menyebabkan karakteristik an badan atau lembaga tersebut, barulah soal status badan
badan hukum milik negara itu mempunyai sifat sebagai hukum publik atau privat itu menjadi penting. Karena itu
badan hukum publik, meskipun juga mengandung unsur- dapat dikatakan bahwa sebenarnya pembicaraan tentang
unsur sifat badan hukum perdata. Dengan perkataan lain, badan status hukum publik atau perdata ini hanya relevan
Badan Hukum Milik Negara itu dapat saja disebut sebagai untuk konteks hukum perdata saja.
semi-publik atau semi-privat, ataupun quasi privat dan Jika badan hukum itu murni perdata (privat) berarti
sekaligus quasi publik. pengaturan mengenai harta kekayaannya tunduk sepenuh
Kebutuhan untuk membedakan antara badan hu nya di bawah rezim hukum perdata. Sebaliknya, jika badan
kum publik atau privat itu sebenarnya hanyalah pemikiran hukum itu bersifat publik, maka ketentuan mengenai keuan-
praktis di kalangan ahli hukum perdata saja. Sebab, dalam gan publik atau keuangan negara harus dijadikan referensi.
perspektif hukum tata negara, tidak terlalu banyak guna Jika badan hukum itu bersifat campuran, maka kedua rezim
nya membedakan keduanya. Badan hukum publik itu bagi hukum itu tetap perlu dijadikan rujukan, meskipun tetap
para sarjana hukum tata negara (constitutional lawyers) harus dibedakan satu sama lain, sehingga tidak terjadi per-
adalah lembaga negara atau organ negara, yang tentunya campuradukan yang menimbulkan kekacauan hukum.
merupakan subyek hukum (legal-subject) tersendiri dalam Contoh lain untuk menggambarkan betapa tidak
hukum tata negara ataupun hukum administrasi negara. mudahnya membedakan secara tegas antara badan hukum
Semua lembaga negara organ pemerintahan adalah juga ba publik dan badan hukum perdata adalah organisasi seperti
dan hukum yang bersifat dan karenanya dapat menyandang korpri (Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia) dan
hak dan kewajiban tersendiri yang terpisah dari individu kadin (Kamar Dagang dan Industri). Sebenarnya, kedua
anggota atau pengurusnya. Karena itu, dengan sebutan
an Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
lembaga negara atau state institutions, state agencies, atau Negara Republik Indonesia Nomor 4355). Lihat Lembaran Negara Tahun
state organs, status hukum kelembagaan yang bersangkutan 2005 Nomor 48 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502.
102
Keputusan Presiden ini ditetapkan pada tanggal 8 Juni 2005.
sudah dapat diselesaikan masalahnya. Dengan demikian, 103
Keputusan Presiden No. 93 Tahun 2001 bertanggal 1 Agustus 2001.
statusnya tidak perlu dilihat apakah merupakan badan
dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahara
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
86 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 87
publik. Untuk disebut sebagai badan hukum, lembaga tujuan dibentuknya badan hukum yang bersangkutan, yai
negara atau lembaga pemerintahan yang bersangkutan tu untuk tujuan-tujuan yang bersifat publik atau perdata
harus memenuhi syarat-syarat sebagai badan hukum seb- (privat). Misalnya, orang mendirikan partai politik tentulah
agaimana telah diuraikan di atas. Di samping itu, statusnya dengan maksud untuk bergerak dalam kegiatan di lapangan
sebagai badan hukum publik harus dinyatakan dengan tegas hukum publik, sehingga badan hukum partai politik dapat
berdasarkan peraturan perundang-undangan, khususnya disebut sebagai badan hukum publik, dan tidak dapat dise-
untuk memungkinkan lembaga negara yang bersangkutan but sebagai badan hukum privat.
mengikatkan diri dalam transaksi keperdataan yang berkai- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang telah
tan dengan harta kekayaannya sebagai badan hukum yang menjadi perseroan yang tersendiri, statusnya sudah merupa
terpisah. kan badan hukum perdata yang murni bergerak di lapangan
Mempertimbangkan berbagai perkembangan dan dunia usaha, meskipun ia dibentuk secara resmi oleh Pemer-
kompleksitas contoh-contoh kasus tersebut di atas, menurut intah dan mayoritas atau seluruh sahamnya dimiliki oleh
saya, memang perlu diperhatikan pula bahwa sebenarnya di Pemerintah. Sebaliknya, organisasi seperti Muhammadiyah,
dalam praktek, pembedaan antara status badan hukum pub- Nahdlatul Ulama, partai-partai politik dan sebagainya yang
lik atau privat itu tidaklah terlalu diperlukan. Kalaupun di- kegiatannya bergerak di lapangan hukum publik, tidak salah
anggap perlu, maka untuk menentukan apakah suatu badan jika dikelompokkan sebagai badan hukum semi atau quasi
hukum itu publik atau privat, kita dapat saja melihatnya dari publik, meskipun pada saat yang bersamaan dapat pula
berbagai sudut pandang. Dari satu segi mungkin, badan hu- diperlakukan dan berfungsi sebagai badan hukum perdata.
kum itu bersifat perdata (privat), tetapi dari segi yang lain ia Sifat publik atau perdata yang terkait dengan status badan
dapat pula disebut publik, tergantung konteks dan peristiwa hukum ini tergantung kepada sifat dan corak transaksi atau
atau hubungan hukum yang melibatkan badan hukum itu hubungan hukum yang terkait atau yang melibatkan badan
sendiri sebagai subyeknya. Badan hukum itu dapat dilihat hukum itu sebagai subyeknya.
dari segi subyek kepentingan hukum yang diwakilinya atau Dengan demikian, meskipun kita dapat saja membagi
pada pada tujuan aktivitas yang dijalankannya. pengelompokan mana badan hukum yang bersifat perdata
Dari segi kepentingan yang diwakilinya, badan hu- dan mana yang bersifat publik, tetap saja pengelompokan
kum dapat disebut sebagai badan hukum publik apabila itu tidak bersifat mutlak. Ada saja tipe badan hukum yang
kepentingan yang menyebabkannya dibentuk didasarkan bersifat campuran, tergantung transaksi hukum yang meli-
atas kepentingan umum atau kepentingan publik, bukan ke batkan badan hukum itu sendiri sebagai subyeknya.
pentingan orang per orang. Sebaliknya apabila kepentingan Organisasi-organisasi seperti Muhammadiyah, Taman
yang menyebabkan ia dibentuk didasarkan atas kepentingan Siswa, atau organisasi lainnya yang berbentuk perkumpulan
pribadi orang per orang, maka badan hukum tersebut dise- (vereeniging) yang memang dimaksudkan untuk mengem-
but badan hukum privat atau perdata. bangkan kegiatan di bidang pendidikan, tentu dapat juga
Di pihak lain, badan hukum tersebut disebut sebagai disebut sebagai badan hukum yang bersifat publik, yang
badan hukum publik juga dapat dilihat dari maksud dan bukan murni bersifat privat. Akan tetapi, dalam lalu lintas
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
90 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 91
hukum perdata (privat), perkumpulan Muhammadiyah juga (1) Lembaga-lembaga negara yang dibentuk dengan mak
menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban di lapangan sud untuk kepentingan umum dapat mempunyai status
hukum perdata. Muhammadiyah didirikan oleh pribadi- sebagai badan hukum yang mewakili kepentingan umum
pribadi orang dan memiliki hak-hak perdata atas tanah dan menjalankan aktivitas di bidang hukum publik. Mis-
yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Muhammadiyah alnya Komisi Pemilihan Umum yang dalam menjalankan
sebagai organisasi juga terlibat aktif dalam transaksi-tran- tugasnya menetapkan keputusan tentang partai politik
saksi keperdataan dalam kegiatannya sehari-hari, sehingga yang berhak mengikuti pemilihan umum.
di pihak lain organisasi ini juga dapat disebut sebagai badan (2) Badan hukum yang mewakili kepentingan publik dan
hukum perdata. menjalankan aktivitas di bidang hukum perdata. Misal
Akan tetapi, karena sifat publiknya sebagai organisasi nya, Bank Indonesia sebagai bank sentral menurut ke
keagamaan terbesar kedua di samping Nahdlatul Ulama, tentuan Undang-Undang Dasar 1945 mengadakan dan
Muhammadiyah lebih merupakan badan hukum publik dari menandatangani perjanjian jual beli valuta asing dengan
pada badan hukum perdata, meskipun ia dapat bertindak badan usaha lain.
sebagai subyek hukum di bidang-bidang keperdataan. (3) Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata
Karena, meskipun dari segi kepentingan yang diwakilinya pendirinya tetapi menjalankan aktivitas di bidang hu
maupun segi tujuan kegiatannya, badan hukum Muham kum publik. Misalnya, suatu yayasan yang dibentuk
madiyah itu juga mempunyai sifat publik, seperti diuraikan oleh pribadi-pribadi para dermawan untuk membantu
di atas. Sebaliknya, badan hukum privat atau perdata juga pemberian bantuan obat-obatan dan fasilitas kesehatan
dapat menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang bagi orang miskin atau pegawai negeri sipil golongan I
bersifat publik dalam lalu lintas hukum publik. Oleh karena di suatu daerah tertentu.
itu, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur kepentingan yang (4) Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata
diwakili dan tujuan kegiatan badan hukum itu sangat me- pendirinya dan menjalankan aktivitas di bidang per
nentukan apakah suatu badan hukum dapat dikategorikan data. Misalnya koperasi ataupun perseroan terbatas
sebagai badan hukum publik atau badan hukum perdata yang didirikan oleh pendirinya untuk kepentingan
atau privat, atau dapat merupakan kedua-duanya. perdata dan menjalankan aktivitas perdagangan yang
Jika ketiga kategori badan hukum tersebut dihubung mendatangkan keuntungan perdata bagi yang bersang
kan dengan pengertian lembaga negara seperti diuraikan di kutan.
atas, ada juga lembaga negara yang dapat disebut sebagai Badan hukum kategori pertama seperti Komisi Pe
badan hukum publik. Artinya, lembaga negara itu karena milihan Umum (KPU) tersebut dapat diidentikkan dengan
dibentuk oleh kekuasaan umum dan dimaksudkan untuk lembaga negara. Tetapi tidak semua lembaga negara iden
menyelenggarakan kegiatan yang mempunyai tujuan untuk tik dengan badan hukum publik ataupun sebaliknya tidak
kepentingan umum, dapat pula berstatus sebagai badan semua badan hukum publik adalah lembaga negara. Partai
hukum, yaitu badan hukum publik. Jika dikaitkan dengan politik, seperti dikemukakan di atas bukanlah lembaga
hal ini, maka kita dapat membedakan adanya empat macam negara, tetapi dapat disebut sebagai badan hukum publik
badan hukum, yaitu: dan bukan merupakan badan hukum perdata.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
92 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 93
Oleh sebab itu, antara lembaga negara dengan badan Semua kegiatan tersebut bersifat perdata, dan partai politik
hukum publik memang tidak identik, meskipun ada diantara yang bersangkutan sebagai badan hukum dapat bertindak
nya yang merupakan badan hukum publik yang sekaligus sebagai subyek hukum yang sah. Dalam hal demikian itu,
merupakan lembaga negara. Misalnya, Bank Indonesia meskipun bertindak dalam lalu lintas hukum perdata, or-
sebagai bank sentral dapat disebut sebagai badan hukum ganisasi partai politik tersebut tetap tidak dapat disebut
publik dan sekaligus merupakan lembaga negara. sebagai badan hukum perdata, melainkan by nature meru-
Keberadaan berbagai organisasi-organisasi yang bu pakan badan hukum yang bersifat publik atau setidaknya
kan termasuk pengertian lembaga negara seperti partai poli semi atau kuasi publik.
tik, organisasi kemasyarakatan dan sebagainya, terkait pula Demikian pula suatu badan usaha, seperti perseroan
dengan pengertian lembaga-lembaga non-negara atau non- terbatas ataupun koperasi yang didirikan oleh para pegawai
pemerintah. Organisasi-organisasi seperti itu biasa disebut suatu lembaga negara untuk maksud-maksud yang tiada
pula sebagai Organisasi Non-Pemerintah (ORNOP) ataupun lain bersifat perdata, meskipun didirikan oleh warga suatu
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau yang dikenal lembaga negara yang bersifat publik tetap merupakan
sebagai Non-Governmental Organizations (NGO’s). badan hukum yang bersifat perdata. Misalnya, karyawan
Jika lembaga-lembaga semacam itu diberi status oleh dan pegawai serta para hakim konstitusi di Mahkamah
undang-undang sebagai badan hukum (legal body) atau Konstitusi bersama-sama membentuk Koperasi Mahkamah
rechtspersoon, maka badan-badan dimaksud dapat disebut Konstitusi.
sebagai badan hukum publik atau setidaknya semi atau quasi Tujuan pembentukan koperasi itu jelas bersifat perda
publik yang berbeda ciri-cirinya dari badan hukum perdata ta untuk kepentingan anggota koperasi itu sendiri, sehingga
seperti perseroan, koperasi, dan sebagainya yang memang oleh karenanya setelah koperasi tersebut memperoleh status
dimaksudkan untuk bergerak di lapangan hukum perdata. sebagai badan hukum sebagaimana mestinya, tetap disebut
Meskipun demikian, organisasi-organisasi seperti sebagai badan hukum perdata atau privat, bukan badan hu-
partai politik memang didirikan untuk tujuan-tujuan dan kum publik hanya karena yang mendirikannya adalah para
kepentingan-kepentingan politik yang bukan bersifat perda anggota suatu lembaga negara. Dengan perkataan lain, krite-
ta. Namun dalam kegiatannya sehari-hari, aktivitas-aktivitas ria utama yang menentukan suatu badan hukum itu perdata
yang dilakukannya dapat saja berkaitan dengan hal-hal yang atau publik terletak pada kepentingan yang diwakili badan
bersifat publik atau semi publik ataupun dengan hal-hal hukum yang bersangkutan yang tercermin dalam tujuan dan
yang berkenaan dengan soal hak dan kewajiban yang bersi- kepentingan para pendiri badan hukum itu sendiri.
fat perdata. Sebagai partai politik sudah tentu kegiatannya Namun, terlepas dari perbedaan antara publik atau
berkaitan dengan dunia politik yang berkenaan dengan perdata itu, atau apakah pembedaan itu memang diperlu
kepentingan rakyat banyak. kan atau tidak, yang penting, seperti diuraikan di atas, ba
Tetapi sebagai badan hukum, partai politik itu dapat dan yang bersangkutan untuk dapat disebut sebagai badan
saja terlibat dalam lalu lintas hukum perdata, misalnya, hukum haruslah memenuhi lima syarat. Kelima syarat itu
mendapatkan hak atas tanah dan bangunan kantor, meng adalah: (i) adanya unsur harta kekayaan yang terpisah dari
adakan jual beli benda-benda bergerak seperti kendaran kekayaan subyek hukum yang lain; (ii) adanya tujuan ideal
bermotor, alat-alat tulis kantor, dan lain-lain sebagainya.
Perkembangan dan Konsolidasi Organisasi Negara
Lembaga Negara dan
94 Pasca Reformasi Lembaga-Lembaga Negara 95
merupakan rahasia Komisi Yudisial yang diperoleh ber- lanjut mengenai tata cara pelaksanaan tugas sebagaimana
dasarkan kedudukannya sebagai anggota. dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Komisi Yudisial.25
Pelaksanaan tugas dimaksud, tidak boleh mengurangi Apabila kita memperhatikan, dapat diketahui bahwa
kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.20 rumusan ketentuan mengenai wewenang Komisi Yudisial
Jangan sampai mentang-mentang diberi kewenangan untuk dalam Pasal 13 UU No. 22 Tahun 2004 sangat berbeda da
mengawasi perilaku hakim, komisi ini bertindak sedemikian ri rumusan Pasal 24B ayat (1) UUD 1945. Pasal 24B ayat
rupa memasuki ranah substansi putusan ataupun melaku- (1) tersebut berbunyi, “Komisi Yudisial bersifat mandiri
kan hal-hal lain yang dapat berakibat timbulnya ketakutan yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung
di kalangan para hakim dalam memeriksa sesuatu perkara. dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga
Hal ini pada gilirannya dapat mempengaruhi sikap bebas dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
atau kemerdekaan para hakim dalam memeriksa dan memu- perilaku hakim”.
tus perkara-perkara lain. Jika demikian yang terjadi, maka Kedua versi ketentuan tersebut, yaitu UUD 1945 dan
salah satu roh kekuasaan kehakiman telah dihancurkan, dan versi UU tentang Komisi Yudisial, memang jelas satu sama
dengan demikian pilar negara hukum juga menjadi runtuh lain berbeda. Pertama, dalam undang-undang, “Komisi
karenanya. Yudisial mempunyai wewenang mengusulkan pengang
Badan peradilan dan para hakim wajib memberikan katan hakim agung kepada Dewan Perwakilan Rakyat.”
keterangan atau data yang diminta Komisi Yudisial dalam Padahal, dalam Pasal 24B ayat (1) UUD 1945 dinyatakan,
rangka pengawasan terhadap perilaku hakim dalam waktu “Komisi Yudisial .... berwenang mengusulkan pengangkat
paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal permintaan an hakim agung ....”. Kedua, dalam undang-undang
Komisi Yudisial diterima.21 Dalam hal badan peradilan atau dinyatakan, “Komisi Yudisial mempunyai wewenang
hakim tidak memenuhi kewajiban dimaksud pada ayat (4), menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
Mahkamah Agung dan/atau Mahkamah Konstitusi wajib menjaga perilaku hakim.” Sedangkan UUD 1945 menyata
memberikan penetapan berupa paksaan kepada badan kan, “Komisi Yudisial ... mempunyai wewenang lain dalam
peradilan atau hakim untuk memberikan keterangan atau rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
data yang diminta oleh Komisi Yudisial.22 martabat, serta perilaku hakim.”
Dalam hal badan peradilan atau hakim telah diberikan Dari segi yang pertama, Pasal 24B ayat (1) UUD 1945
peringatan atau paksaan sebagaimana dimaksud pada ayat memang menentukan bahwa Komisi Yudisial berwenang
(5) tetap tidak melaksanakan kewajibannya, pimpinan badan mengusulkan pengangkatan hakim agung. Dalam ketentu
peradilan atau hakim yang bersangkutan dikenakan sanksi an konstitusi itu, tidak dibatasi dan juga tidak ditentukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang bagaimana dan kemana usul tersebut disampaikan oleh
kepegawaian.23 Semua keterangan dan data sebagaimana
24
Pasal 22 ayat (7).
20
Pasal 22 ayat (3).
25
Pasal 22 ayat (8).
21
Pasal 22 ayat (4).
26
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
22
Pasal 22 ayat (5). (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor
23
Pasal 22 ayat (6). 4439).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
194 Pasca Reformasi Lainnya 195
Komisi Yudisial. Misalnya, perkataan “mengusulkan peng itu dianggap dapat dimaknai atau dianggap identik dengan
angkatan hakim agung” dapat dimaknai sebagai kegiatan tindakan pengusulan untuk pemilihan oleh DPR.
mengusulkan kepada presiden untuk menerbitkan Keputus Dari segi yang kedua, Pasal 24B ayat (1) UUD 1945
an Presiden untuk pengangkatan hakim agung yang telah menentukan, “Komisi Yudisial ... mempunyai wewenang
diseleksi menurut prosedur yang berlaku. Artinya, tindakan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
pengangkatan yang dimaksudkan disitu diartikan sebagai keluhuran martabat, serta perilaku hakim”. Dari ketentuan
tindakan administratif berupa penetapan Keputusan Pres- ini dapat dielaborasi menjadi (i) menjaga kehormatan ha
iden yang bersifat beschikking belaka. kim; (ii) menjaga keluhuran martabat hakim; (iii) menjaga
Akan tetapi, Pasal 13 UU No. 22 Tahun 2004 tentang perilaku hakim; (iv) menegakkan kehormatan hakim; (v)
Komisi Yudisial justru membatasi pengusulan itu harus menegakkan keluhuran martabat hakim; dan (vi) mene
dilakukan dari Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan gakkan perilaku hakim. Dalam kata menjaga terkandung
Rakyat. Dengan demikian, fungsi Komisi Yudisial menjadi pengertian tindakan yang bersifat preventif, sedangkan
supporting system terhadap kewenangan Dewan Perwakilan dalam kata menegakkan terdapat pengertian tindakan yang
Rakyat untuk memilih calon hakim agung. Jika pengusulan bersifat korektif. Karena itu, tiga kewenangan yang pertama
itu diajukan oleh Komisi Yudisial kepada DPR, berarti yang bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan tiga yang
diajukan itu bukanlah calon hakim agung, melainkan baru kedua bersifat korektif.
bakal calon yang akan dipilih oleh DPR. Namun demikian, dalam rumusan Pasal 13 huruf b,
Di samping itu, pengusulan yang diajukan kepada DPR rumusan salah satu kewenangan Komisi Yudisial tersebut
itu, bukanlah merupakan pengusulan untuk pengangkatan diubah menjadi, “menegakkan kehormatan dan keluhuran
seperti yang dimaksud oleh Pasal 24B ayat (1) UUD 1945, martabat serta menjaga perilaku hakim.” Jika dielaborasi,
melainkan hanya pengusulan untuk pemilihan bakal calon cakupannya menjadi jauh lebih sempit, yaitu hanya (i) men-
hakim agung. Oleh karena itu, bagi penganut pandangan egakkan kehormatan hakim; (ii) menegakkan keluhuran
yang demikian ini, ketentuan Pasal 13 UU No. 22 Tahun martabat hakim; dan (iii) menjaga perilaku hakim. Dari sini
2004 itu justru bertentangan (tegen gesteld) dengan keten- dapat dikatakan bahwa pembentuk undang-undang dengan
tuan Pasal 24B ayat (1) UUD 1945. sengaja telah membatasi pengertian yang terkandung dalam
Tentu saja, ada pula pandangan yang sama sekali Pasal 24B ayat (1) UUD 1945. Yang bersifat preventif hanya
berbeda mengenai soal ini seperti yang tercermin dalam dikaitkan dengan upaya menjaga perilaku hakim, sedangkan
rumusan ketentuan Pasal 13 UU No. 22 Tahun 2004 ten yang bersifat korektif hanya dikaitkan dengan upaya men-
tang Komisi Yudisial tersebut. Undang-undang ini disusun egakkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim.
setelah mendapatkan pembahasan bersama dan mengha Perbedaan ini tentu dapat saja dianalisis lebih men
silkan perstujuan bersama antara DPR dengan pemerintah dalam dari segi gramatikal dan dari segi makna kata.
(presiden). Pilihan politik yang diambil oleh DPR bersama Boleh jadi, apa yang dirumuskan dalam undang-undang
Pemerintah adalah seperti yang telah dirumuskan dalam memang benar. Akan tetapi, secara selintas saja sudah da
Pasal 13 itu. Artinya, pemerintah dan DPR sama-sama pat diketahui bahwa pembentuk undang-undang dengan
berbagi pendapat bahwa pengusulan untuk pengangkatan sengaja telah mengubah rumusan Pasal 24B ayat (1) UUD
1945 yang dapat saja menimbulkan kontroversi tersendiri
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
196 Pasca Reformasi Lainnya 197
di kemudian hari. Padahal, tidaklah ada kerugian apa-apa lakukan secara internal oleh para hakim sendiri. Akan tetapi,
bagi pembentuk undang-undang jika mengikuti saja ru pengawasan perilaku yang bersifat internal melalui majelis
musan apa adanya dari UUD 1945, sehingga terhindar dari kehormatan hakim di Mahkamah Agung seperti selama ini
kemungkinan timbulnya perdebatan yang tidak perlu di dinilai tidak efektif. Karena itu, ide pembentukan Komisi Yu-
kemudian hari. disial dalam rangka pengawasan eksternal atas kehormatan
Mengenai kedudukan kelembagaan Komisi Yudisial dan perilaku hakim (external audit) ini diadopsikan. Dengan
(KY) dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut. demikian, dapat diketahui bahwa keberadaan Komisi Yudi-
Pertama, apabila dibandingkan dengan Mahkamah Agung sial ini berada dalam rumpun kekuasaan kehakiman. Akan
dan Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial ini jelas bu- tetapi, untuk menjamin efektifitas kerjanya keberadaannya
kan lembaga penegak hukum (the enforcer of the rule of ditentukan bersifat mandiri atau independen.
law), melainkan lembaga penegak etika kehakiman (the Namun, perlu dipahami apa sebenarnya yang dimak
enforcer of the rule of judicial ethics and good conduct). sud dengan mandiri dalam ketentuan Pasal 24B ayat (1)
Lembaga negara yang mempunyai fungsi kehakiman atau UUD 1945, yaitu “Komisi Yudisial bersifat mandiri yang
menjalankan fungsi peradilan tertinggi adalah Mahkamah berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung
Agung dan Mahkamah Konstitusi. Komisi Yudisial lebih dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga
merupakan lembaga etika daripada lembaga hukum. Kedua, dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan
terhadap fungsi kekuasaan kehakiman, Komisi Yudisial itu perilaku hakim”. Secara terminologis, mandiri dan keman
bersifat menunjang atau supporting system atau sebagai dirian sebenarnya berbeda dari independen dan indepen
auxiliary organ terhadap dan dalam cabang kekuasaan densi yang lebih berkenaan dengan kemerdekaan. Namun,
kehakiman. perumus UUD 1945 tidak konsisten menggunakan kata-kata
Cabang kekuasaan kehakiman sebagai pilar ketiga ini, seperti terlihat dalam Pasal 22E ayat (5) tentang komisi
negara demokrasi yang berdasar atas hukum (principle of pemilihan umum, dan Pasal 23D tentang bank sentral.
constitutional democracy) atau the third estate of demo Komisi penyelenggara pemilihan umum disebut mandiri,
cracy tercermin dalam kekuasaan Mahkamah Agung dan tetapi bank sentral dikatakan independen. Sebenarnya, jika
Mahkamah Konstitusi. Sedangkan Komisi Yudisial ber ditelusuri, dalam banyak ketentuan, penggunaan istilah
fungsi sebagai penjaga dan penegak kehormatan, keluhuran mandiri itu sendiri seringkali dimaksudkan sebagai terje
martabat, dan perilaku hakim. Demokrasi perlu diimbangi mahan kata independen.
oleh rule of law, dan berkembang efektifnya rule of law Oleh karena itu, tanpa harus terjebak dalam persoal
dan bahkan rule of just law sangat tergantung kepada an semantik, keberadaan Komisi Yudisial ini juga dimak
keterpercayaan aparatur penegak hukum, khususnya para sudkan bersifat mandiri dan sekaligus independen itu.
hakim. Karena itu, kehormatan, keluhuran martabat, dan Independensinya itu harus diberi makna, (i) independensi
perilaku hakim menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan terhadap subjek yang ia awasi, yaitu para hakim, agar Komisi
dalam sistem demokrasi konstitusional. Yudisial dapat bekerja efektif tanpa diintervensi oleh Pimpi-
Selama ini, upaya menjaga dan menegakkan kehormat nan Mahkamah Agung; dan juga (ii) independen dalam
an, keluhuran martabat, dan perilaku hakim itu, hanya di- menjalankan tugasnya, sehingga tidak boleh diintervensi
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
198 Pasca Reformasi Lainnya 199
atau membiarkan diri seakan dikontrol dan dikendalikan kehakiman, Komisi Yudisial ini juga haruslah bersifat inde
oleh lembaga-lembaga lain yang boleh jadi mempunyai penden. Komisi Yudisial tidak boleh menjadikan dirinya
kepentingan politik tertentu, seperti partai-partai politik, alat politik bagi lembaga legislatif, eksekutif, ataupun ke
pengusaha, lembaga DPR, DPD, dan presiden. kuatan partai politik dan para pemilik modal atau dunia
Mengenai independensi dari dan terhadap para ha usaha untuk mempengaruhi kinerja cabang kekuasaan ke
kim dan lembaga Mahkamah Agung, sangatlah penting, hakiman yang merdeka. Roh hakim dan lembaga kekuasaan
karena para hakimlah yang harus diawasi perilakunya oleh kehakiman terletak antara lain pada independensi dan
Komisi Yudisial. Dengan dijadikan sebagai external auditor imparsialitasnya.
seperti ini diharapkan, pengawasan diharapkan menjadi Karena itu, jangan sampai Komisi Yudisial sebagai
efektif, tidak seperti sebelumnya dimana di antara sesama lembaga pengawas perilaku hakim dipergunakan atau
hakim justru terjadi hubungan saling membela dan melin membiarkan dirinya dipakai oleh pihak-pihak yang berke
dungi yang menyebabkan pengawasan tidak efektif. Namun pentingan untuk mengganggu kemerdekaan hakim. Sebagai
demikian, tidak karena menjadi external auditor lalu Komisi konsekuensinya, para pejabat dari lingkungan cabang-ca-
Yudisial menjadi lawan atau musuh para hakim. Komisi bang kekuasaan di luar kekuasaan kehakiman tidak boleh
Yudisial tidak boleh menempatkan diri sebagai musuh, dan melakukan hal-hal yang dapat merendahkan martabat pen-
sebaliknya para hakim juga tidak boleh memperlakukan gadilan dan cabang kekuasaan kehakiman pada umumnya.
komisi ini sebagai seteru. Komisi Yudisial juga tidak boleh melakukan hal-hal yang
Komisi Yudisial adalah partner atau mitra bagi Mah- dapat menyebabkan dirinya dimanfaatkan oleh pihak-pihak
kamah Agung dalam menjaga dan menegakkan kehormatan, yang berkepentingan itu untuk merendahkan, mengurangi
keluhuran martabat, dan perilaku hakim. Oleh karena itu, atau menyebabkan terjadinya delegitimasi kehormatan
setiap hakim berkepentingan untuk menjaga dan menegak- hakim dan lembaga kehakiman.
kan kehormatan hakim dan lembaga kehakiman. Oleh sebab
itu, hubungan antara Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung D. Tentara Nasional Indonesia
bersifat kemitraan, bukan persaingan atau apalagi perse-
teruan. Baik Mahkamah Agung, Komisi Yudisial maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI) diatur tersendiri
cabang kekuasaan di luar kehakiman dan warga masyarakat, dalam UUD 1945, yaitu dalam Bab XII tentang Pertahan
tidak boleh menjadikan keduanya berseteru satu sama lain. an dan Keamanan Negara, yaitu pada Pasal 30. Di sini
Bagaimanapun, bagi Mahkamah Agung, keberadaan Komisi ditentukan dengan jelas mengenai perbedaan tugas dan
Yudisial itu justru sangat penting artinya agar kehormatan, kewenangan masing-masing untuk menjamin perwujudan
keluhuran martabat, dan perilaku para hakim di seluruh demokrasi dan tegaknya rule of law. Dalam Pasal 27 ayat (3)
Indonesia yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, dapat UUD 1945 ditentukan bahwa “Setiap warga negara berhak
dijaga dan dipertahankan serta ditegakkan sebagaimana dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
mestinya. Sementara itu, Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menentukan,
Mengenai independensi yang kedua, yaitu dari dan “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
terhadap cabang-cabang kekuasaan lain di luar kekuasaan dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
200 Pasca Reformasi Lainnya 201
Pasal 30 ayat (2) menentukan pula bahwa “Usaha jutan dari jabatan Panglima ABRI (Angkatan Bersenjata
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui Republik Indonesia) yang ada pada masa orde baru yang
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Ten menggabungkan organisasi kepolisiannya sebagai angkatan
tara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik keempat dalam ABRI.
Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai Sesudah reformasi nasional, diadakan pemisahan yang
kekuatan pendukung”. Sementara itu, ayat (3) Pasal 30 tegas antara kedudukan dan peran TNI dan Polri, sehingga
tersebut menentukan, “Tentara Nasional Indonesia terdiri ABRI ditiadakan. Pemisahan tersebut ditetapkan dengan
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan POLRI, serta Ketetapan MPR No. VII/MPR/2000 ten-
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara”. tang Peran TNI dan Peran Polri. Berdasarkan hal itu, pada
Sebelum adanya Pasal 30 yang termaktub dalam Bab tahun 2002 diundangkan UU No. 2 Tahun 2002 tentang
XII UUD 1945 yang berjudul Pertahanan dan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan juga UU No. 3
Negara tersebut, ketentuan mengenai tentara ini hanya Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara
terdapat pada Pasal 10 UUD 1945. Pasal 10 itu berbunyi, Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lem-
“Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Ang baran Negara Republik Indonesia Nomor 4169).
katan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara”. Dari Selanjutnya, pada tahun 2004 dibentuk pula un
ketentuan Pasal 10 itu tidak diharuskan adanya jabatan dang-undang khusus tentang TNI. Rancangan UU tentang
Panglima Tentara Nasional Indonesia yang tersendiri. TNI itu disetujui bersama oleh DPR dan Presiden pada
Presiden sebagai kepala pemerintahan eksekutif langsung rapat paripurna DPR 30 September 2004. RUU yang telah
bertindak sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi atas mendapat persetujuan bersama itu selanjutnya disahkan
ketiga angkatan tentara itu, sehingga presiden biasa disebut dan diundangkan menjadi UU No. 34 Tahun 2004 pada
dengan istilah Panglima Tertinggi. tanggal 19 Oktober 2004.26 Berdasarkan UU tentang TNI
Menurut paradigma atau jalan pikiran yang terkan ini, jelas ditentukan bahwa TNI terdiri atas angkatan darat,
dung dalam ketentuan Pasal 10 UUD 1945 tersebut, cukup laut, dan udara. Masing-masing angkatan dipimpin oleh
diadakan jabatan Kepala Staf Angkatan Darat, Udara, dan Kepala Staf Angkatan.
Laut, serta Kepala Staf Gabungan yang tunduk kepada Sesuai ketentuan Pasal 2 UU No. 34 Tahun 2004 ten
otoritas presiden sebagai Panglima Tertinggi. Akan tetapi, tang TNI tersebut, Tentara Nasional Indonesia adalah:
dalam Pasal 30 UUD 1945 yang disepakati dalam rangka a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal
Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun 2000, ketiga ang dari warga negara Indonesia;
katan darat, angkatan udara, dan angkatan laut itu dilihat b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegak
dalam satu kesatuan organisasi Tentara Nasional Indonesia kan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak
(TNI). Dalam konsep organisasi tentara itu, sebagaimana mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menye
telah menjadi kelaziman sejak masa-masa pemerintahan lesaikan tugasnya;
sebelumnya, dianggap perlu adanya Panglima TNI yang c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia
tersendiri. Keberadaan Panglima TNI ini merupakan kelan- yang bertugas demi kepentingan negara di atas ke
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
202 Pasca Reformasi Lainnya 203
pentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama; c. pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang ter
d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, ganggu akibat kekacauan keamanan. (2) Dalam melak
diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak sanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengi- TNI merupakan komponen utama sistem pertahanan
kuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip de- negara.
mokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan Sedangkan rincian tugasnya diuraikan dalam Pasal 7
hukum nasional, dan hukum internasional yang telah ayat (1), yaitu TNI bertugas untuk menegakkan kedaulatan
diratifikasi. negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kes-
Bab III tentang Kedudukan, Pasal 3 (1) menentukan atuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
bahwa dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan militer, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
TNI berkedudukan di bawah presiden; ayat (2)-nya menen 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
tukan bahwa dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keu-
dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi departe- tuhan bangsa dan negara. Selanjutnya Pasal 7 ayat (2)-nya
men pertahanan. Sementara itu, Pasal 4 (1) mengatur bahwa menentukan bahwa tugas pokok sebagaimana dimaksud
TNI terdiri atas TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, pada ayat (1) itu dilakukan dengan (a) operasi militer untuk
dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan tugasnya perang; dan (b) operasi militer selain perang, yaitu untuk:
secara matra atau gabungan di bawah pimpinan Panglima. 1. mengatasi gerakan separatis bersenjata;
Tiap-tiap angkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 2. mengatasi pemberontakan bersenjata;
ditegaskan oleh ayat (2)-nya mempunyai kedudukan yang 3. mengatasi aksi terorisme;
sama dan sederajat. 4. mengamankan wilayah perbatasan;
Selanjutnya, dalam BAB IV diatur pula tentang pe 5. mengamankan objek vital nasional yang bersifat stra
ran, fungsi, dan tugas TNI. Menurut Pasal 5, TNI berperan tegis;
sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam men 6. melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan
jalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan kebijakan politik luar negeri;
politik negara. Fungsinya ditentukan dalam Pasal 6 ayat 7. mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta ke
(1), yaitu bahwa selaku alat pertahanan negara, TNI itu luarganya;
berfungsi sebagai: 8. memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pen
a. penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan
dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri ter semesta;
hadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan 9. membantu tugas pemerintahan di daerah;
bangsa; 10. membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
b. penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang
dimaksud pada ayat (1) huruf a; dan diatur dalam undang-undang;
11. membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala
27
Menurut ketentuan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, Keputusan Presiden yang berisi norma yang bersifat negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang
mengatur selanjutnya harus dibaca atau diperlakukan sebagai Peraturan Presiden berada di Indonesia;
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
204 Pasca Reformasi Lainnya 205
12. membantu menanggulangi akibat bencana alam, pe laut.
ngungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan; Sedangkan Pasal 10 UU TNI No. 34 Tahun 2004
13. membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan mengatur tentang tugas-tugas Angkatan Udara, yaitu seba
(search and rescue); serta gai berikut:
14. membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran a. melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang per
dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, tahanan;
dan penyelundupan. b. menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wila
Semua ketentuan seperti yang diatur dalam Pasal 7 yah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan
ayat (2) tersebut di atas, dilaksanakan berdasarkan kebijak hukum nasional dan hukum internasional yang telah
an dan keputusan politik negara. diratifikasi;
Selanjutnya, dalam Pasal 8 UU TNI juga diatur dengan c. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
jelas mengenai tugas-tugas masing-masing angkatan. Tugas pengembangan kekuatan matra udara; serta
Angkatan Darat adalah: d. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan uda
a. melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang per ra.
tahanan; Khusus mengenai postur dan organisasi TNI diatur
b. melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wi pula dengan jelas dalam Bab V UU No. 34 Tahun 2004 ter
layah perbatasan darat dengan negara lain; sebut. Dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2), ditegaskan bahwa
c. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan postur TNI dibangun dan dipersiapkan sebagai bagian dari
pengembangan kekuatan matra darat; dan postur pertahanan negara untuk mengatasi setiap ancaman
d. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di militer dan ancaman bersenjata. Postur TNI seperti di
darat. maksud dibangun dan dipersiapkan sesuai dengan kebijakan
Tugas-tugas Angkatan Laut diatur dalam Pasal 9, pertahanan negara.
yaitu: Sedangkan mengenai organisasi, juga diatur dengan
a. melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang perta sangat jelas mulai dari Pasal 12 sampai dengan Pasal 16.
hanan; Dalam Pasal 12 ditegaskan bahwa organisasi TNI terdiri
b. menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wila atas Markas Besar TNI yang membawahkan Markas Besar
yah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan TNI Angkatan Darat, Markas Besar TNI Angkatan Laut, dan
hukum nasional dan hukum internasional yang telah Markas Besar TNI Angkatan Udara. Markas Besar TNI terse-
diratifikasi; but terdiri atas unsur pimpinan, unsur pembantu pimpinan,
c. melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam unsur pelayanan, badan pelaksana pusat, dan komando
rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang utama operasi. Markas Besar Angkatan juga terdiri atas un-
ditetapkan oleh pemerintah; sur pimpinan, unsur pembantu pimpinan, unsur pelayanan,
d. melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pe badan pelaksana pusat, dan komando utama pembinaan.
ngembangan kekuatan matra laut; Perbedaannya hanya terletak pada komando utama operasi
e. melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan ada di Markas Besar TNI, sedangkan komando utama pem-
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
206 Pasca Reformasi Lainnya 207
binaan terdapat di Markas Besar Angkatan. Sesuai Pasal 12 ayat (7), ayat (8), dan ayat (9), diatur lebih lanjut dengan
ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi Keputusan Presiden.
TNI sebagaimana tersebut di atas, diatur dengan Keputusan Selanjutnya, ditentukan pula dalam Pasal 14 ayat (1)
Presiden atau Peraturan Presiden.27 bahwa masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang
Selanjutnya, dalam Pasal 13 UU No. 34 Tahun 2004 kepala staf angkatan yang berkedudukan di bawah pangli
itu ditentukan bahwa TNI dipimpin oleh seorang panglima. ma serta bertanggung jawab kepada panglima. Kepala staf
Panglima diangkat dan diberhentikan oleh presiden setelah angkatan diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Pengang usul panglima. Kepala staf angkatan tersebut diangkat dari
katan dan pemberhentian panglima dilakukan berdasarkan perwira tinggi aktif dari angkatan yang bersangkutan dengan
kepentingan organisasi TNI. Jabatan panglima itu dapat memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.
dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap- Menurut Pasal 14 ayat (4), tata cara pengangkatan dan
tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai pemberhentian kepala staf angkatan sebagaimana dimaksud
kepala staf angkatan. pada ayat (2) dan ayat (3) Pasal 14 UU No. 34 Tahun 2004
Untuk mengangkat panglima sebagaimana dimaksud tentang TNI tersebut diatur dengan Keputusan Presiden.
pada Pasal 13 ayat (3) UU tentang TNI, presiden mengusul Pasal 15 UU TNI juga mengatur tugas dan kewajiban
kan satu orang calon panglima untuk mendapat persetujuan panglima. Panglima TNI mempunyai tugas dan kewajiban
Dewan Perwakilan Rakyat. Persetujuan Dewan Perwakilan untuk:
Rakyat terhadap calon panglima yang dipilih oleh presiden, 1. memimpin TNI;
disampaikan paling lambat 20 (dua puluh) hari tidak ter- 2. melaksanakan kebijakan pertahanan negara;
masuk masa reses, terhitung sejak permohonan persetujuan 3. menyelenggarakan strategi militer dan melaksanakan
calon panglima diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat. operasi militer
Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui 4. mengembangkan doktrin TNI;
calon panglima yang diusulkan oleh presiden sebagaimana 5. menyelenggarakan penggunaan kekuatan TNI bagi ke
dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6), presiden mengu pentingan operasi militer;
sulkan satu orang calon lain sebagai pengganti. Jika Dewan 6. menyelenggarakan pembinaan kekuatan TNI serta me
Perwakilan Rakyat tidak menyetujui calon panglima yang melihara kesiagaan operasional;
diusulkan oleh presiden, DPR memberikan alasan tertulis 7. memberikan pertimbangan kepada Menteri Pertahanan
yang menjelaskan ketidaksetujuannya. Dalam hal DPR tidak dalam hal penetapan kebijakan pertahanan negara;
memberikan jawaban seperti dimaksud, DPR dianggap telah 8. memberikan pertimbangan kepada Menteri Pertahanan
menyetujui, selanjutnya presiden berwenang mengangkat dalam hal penetapan kebijakan pemenuhan kebutuhan
panglima baru dan memberhentikan panglima lama. TNI dan komponen pertahanan lainnya;
Menurut ketentuan Pasal 13 ayat (10), tata cara peng 9. memberikan pertimbangan kepada Menteri Pertahan
angkatan dan pemberhentian panglima sebagaimana di an dalam menyusun dan melaksanakan perencanaan
maksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), 28
Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4168.
menurut undang-undang ini. 29
Lembaga Negara Tahun 1997 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3710.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
208 Pasca Reformasi Lainnya 209
strategis pengelolaan sumber daya nasional untuk ke dengan TNI Angkatan Laut. Oleh karena itu, di samping
pentingan pertahanan negara; Tentara Nasional Indonesia, masing-masing angkatan darat,
10. menggunakan komponen cadangan setelah dimobilisasi laut, dan udara ini juga secara khusus perlu diperlakukan se-
bagi kepentingan operasi militer; bagai subjek hukum konstitusi secara sendiri-sendiri, karena
11. menggunakan komponen pendukung yang telah disiap potensinya sebagai penyandang tugas dan kewenangan yang
kan bagi kepentingan operasi militer; serta ditentukan oleh UUD 1945.
12. melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. E. Kepolisian Negara Republik Indonesia
Sedangkan Pasal 16-nya mengatur mengenai tugas
dan kewajiban kepala staf angkatan, yaitu: Seperti halnya Tentara Nasional Indonesia (TNI),
1. memimpin Angkatan dalam pembinaan kekuatan dan Kepolisian Negara juga diatur dalam Bab XII Pasal 30 UUD
kesiapan operasional Angkatan; 1945. Keduanya diatur dalam bab dan pasal yang sama untuk
2. membantu Panglima dalam menyusun kebijakan tentang maksud memastikan pembedaan dan pemisahan fungsi-
pengembangan postur, doktrin, dan strategi serta operasi fungsi keamanan dan pertahanan negara yang tercermin
militer sesuai dengan matra masing-masing; dalam kedua organisasi TNI dan POLRI. Dalam Pasal 30
3. membantu Panglima dalam penggunaan komponen ayat (4) UUD 1945 ditentukan bahwa “Kepolisian Negara
pertahanan negara sesuai dengan kebutuhan Angkatan; Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga ke-
serta amanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
4. melaksanakan tugas lain sesuai dengan matra masing- mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hu-
masing yang diberikan oleh Panglima. kum.”
Berkenaan dengan TNI, UUD 1945 mengatur pula Dalam Pasal 30 ayat (5) ditentukan bahwa “Susunan
mengenai Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepoli-
Udara. Pasal 10 UUD 1945 menentukan, “Presiden meme sian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
gang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara”. Sebagai bagian dari usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang
TNI, maka ketiga angkatan itu sama-sama berperan sebagai terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
alat negara di bidang pertahanan negara sebagaimana yang undang-undang.” Dalam rangka pelaksanaan amanat UUD
ditentukan dalam Pasal 30 UUD 1945. Akan tetapi, khusus 1945 itulah, maka pada tahun 2002 telah dibentuk Undang-
mengenai Angkatan Laut, berdasarkan ketentuan Undang- Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Re-
Undang sampai sekarang masih tetap diberi fungsi sebagai publik Indonesia. Undang-undang ini diundangkan pada 8
aparat keamanan di laut. Karena itu, dalam praktik sering Januari 2002.28 Dalam Pasal 2 UU ini, ditentukan bahwa
timbul masalah atau perselisihan pendapat di lapangan kepolisian merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi
antara aparat Polisi Air dengan TNI Angkatan Laut. Perten- pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan
tangan pendapat Perbedaan ini mengandung potensi untuk dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum (law enforce
menjadi peselisihan antara POLRI dengan TNI, khususnya ment), perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
210 Pasca Reformasi Lainnya 211
masyarakat. pula bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia itu ber
Pengaturan konstitusional seperti tersebut di atas, pa tujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang me
da pokoknya, sejalan dengan semangat reformasi nasional liputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat,
yang antara lain mendorong dilakukannya pemisahan anta tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan,
ra TNI dan Polri dari struktur organisasi yang sebelumnya pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbi-
bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). nanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi
Dalam undang-undang yang diundangkan satu tahun hak asasi manusia. Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebelum reformasi, yaitu UU No. 28 Tahun 1997 tentang merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara
Kepolisian Negara Republik Indonesia,29 masih ditentukan keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hu-
dalam Pasal 5 ayat (1)-nya, yaitu “Kepolisian Negara Repub- kum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
lik Indonesia adalah unsur Angkatan Bersenjata Republik pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
Indonesia yang terutama berperan memelihara keamanan keamanan dalam negeri. Kepolisian Negara RI Kepolisian
dalam negeri.” Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melak-
Keadaan itu menjadi berubah setelah reformasi ta sanakan peran tersebut di atas.
hun 1998. Kepolisian dipisahkan sama sekali dari TNI. Mengenai susunan dan kedudukan kepolisian, diten-
Keputusan mengenai pemisahan ini dikukuhkan dengan tukan dengan jelas dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 12,
Ketetapan MPR-RI tahun 1999, dan satu tahun kemudian, yaitu bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
yaitu dengan Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun 2000, melaksanakan peran dan fungsi kepolisian sebagaimana
pemisahan itu dikuatkan lagi dalam pengaturan UUD 1945, dimaksud dalam Pasal 2 dan 5 meliputi seluruh wilayah
yaitu dalam Pasal 30 seperti yang diuraikan di atas.30 Setelah negara Republik Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan
itu, UU No. 28 Tahun 1997 tersebut diubah dengan UU No. peran dan fungsi kepolisian, wilayah negara Republik In
2 Tahun 2002.31 donesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan
Menurut ketentuan undang-undang yang baru ini, pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Ketentuan mengenai daerah hukum tersebut diatur dengan
Republik Indonesia yang sama sekali terpisah dari fungsi Peraturan Pemerintah.
Tentara Nasional Indonesia (TNI). Polisi sebagai pengem Menurut ketentuan Pasal 7 dibentuk Undang-Undang
ban fungsi kepolisian dibantu oleh (a) kepolisian khusus, No. 2 Tahun 2002, susunan organisasi dan tata kerja Ke-
(b) penyidik pegawai negeri sipil, dan/atau (c) bentuk-ben polisian Negara Republik Indonesia disesuaikan dengan ke-
tuk pengamanan swakarsa. Pengemban fungsi kepolisian pentingan pelaksanaan tugas dan wewenangnya yang diatur
dimaksud melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan lebih lanjut dengan Keputusan Presiden (Keppres). Pasal 8
peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum
1945-2004, Divisi Pembinaan Hukum POLRI, Jakarta, 2005.
nya masing-masing. 31
Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor
Selanjutnya, dalam Pasal 4 dan 5 UU ini ditentukan 4168.
32
Diundangkan pada tanggal 2 Juli 1991. Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3451.
30
Mengenai perkembangan hukum kepolisian ini, baca Irjen. Pol. Drs. DPM 33
Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 254, Tambahan Lembaran Negara Nomor
Sitompul, SH. MH., Perkembangan Hukum Kepolisian di Indonesia Tahun 2298.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
212 Pasca Reformasi Lainnya 213
menentukan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia (3), calon yang diajukan oleh Presiden dianggap disetujui
berada di bawah presiden, dipimpin oleh kapolri yang dalam oleh Dewan Perwakilan Rakyat;
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada presiden (6) Dalam keadaan mendesak, Presiden dapat memberhenti
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. kan sementara Kapolri dan mengangkat pelaksana tugas
Kepala Polri, menurut Pasal 9, menetapkan, menye Kapolri dan selanjutnya dimintakan persetujuan Dewan
lenggarakan, dan mengendalikan kebijakan teknis kepolisi Perwakilan Rakyat;
an. Kapolri memimpin Kepolisian Negara Republik Indone (7) Calon Kapolri adalah Perwira Tinggi Kepolisian Negara
sia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas: Republik Indonesia yang masih aktif dengan memper
a. penyelenggaraan kegiatan operasional kepolisian dalam hatikan jenjang kepangkatan dan karier;
rangka pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik (8) Tata cara pengusulan atas pengangkatan dan pember
Indonesia; dan hentian Kapolri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
b. penyelenggaraan pembinaan kemampuan Kepolisian (2), dan (6) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Pre
Negara Republik Indonesia. siden;
Ditegaskan oleh Pasal 10 ayat (1) bahwa Pimpinan (9) Ketentuan mengenai pengangkatan dan pemberhenti
Kepolisian Negara Republik Indonesia di daerah hukum se an dalam jabatan selain yang dimaksud dalam ayat (1)
bagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), bertanggung diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.
jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang kepolisian Jabatan penyidik dan penyidik pembantu ditentukan
secara hirarki. Ketentuan mengenai tanggung jawab se sebagai jabatan fungsional yang pejabatnya diangkat den-
cara hirarki tersebut menurut ketentuan Pasal 10 ayat (2) gan Keputusan Kepala Kepolisian RI atau kapolri. Jabatan
diserahkan pengaturannya lebih lanjut kepada Kepala Ke fungsional lainnya di lingkungan kepolisian negara juga
polisian RI untuk menetapkannya dengan keputusan. ditentukan dengan Keputusan Kapolri.
Selanjutnya, dalam Pasal 11, diatur hal-hal sebagai Mengenai tugas dan wewenang Kepolisian diatur
berikut: dalam Bab III mulai dari Pasal 13 sampai dengan 19 diben
(2) Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden den- tuk Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Polri. Tugas
gan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; pokok Kepolisian Negara adalah (a) memelihara keamanan
(3) Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diajukan dan ketertiban masyarakat; (b) menegakkan hukum; dan
oleh Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat disertai (c) memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
dengan alasannya; kepada masyarakat.
(4) Persetujuan atau penolakan Dewan Perwakilan Rakyat Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut,
terhadap usul Presiden sebagaimana dimaksud dalam maka menurut ketentuan Pasal 14, kepolisian negara RI
ayat (2) harus diberikan dalam jangka waktu paling bertugas:
lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal surat a. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan
Presiden diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat; patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah
(5) Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak memberikan sesuai kebutuhan;
jawaban dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
214 Pasca Reformasi Lainnya 215
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di ja Dalam rangka menyelenggarakan tugas dimaksud,
lan; Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum dinya
c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi takan berwenang:
masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta keta- a. menerima laporan dan/atau pengaduan;
atan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan b. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyara
perundang-undangan; kat yang dapat mengganggu ketertiban umum;
d. turut serta dalam pembinaan hukum nasional; c. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit ma
e. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan syarakat;
umum; d. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan
f. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan tek atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;
nis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri e. mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup ke-
sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa; wenangan administratif kepolisian;
g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua f. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari
tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;
peraturan perundang-undangan lainnya; g. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran h. mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memo
kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepoli- tret seseorang;
sian untuk kepentingan tugas kepolisian; i. mencari keterangan dan barang bukti;
i. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masya j. menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Na
rakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban sional;
dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan k. mengeluarkan surat ijin dan/atau surat keterangan yang
pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manu- diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;
sia; l. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan
j. melayani kepentingan warga masyarakat untuk semen pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain,
tara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang serta kegiatan masyarakat;
berwenang; m. menerima dan menyimpan barang temuan untuk semen
k. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai den- tara waktu.
gan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan
serta peraturan perundang-undangan lainnya berwenang pula:
l. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan per a. memberikan ijin dan mengawasi kegiatan keramaian
undang-undangan. umum dan kegiatan masyarakat lainnya;
Tata cara pelaksanaan ketentuan-ketentuan tersebut b. menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan
di atas didelegasikan pengaturannya lebih lanjut oleh un bermotor;
dang-undang kepada pemerintah untuk menetapkannya c. memberikan surat ijin mengemudi kendaraan ber
dengan Peraturan Pemerintah (PP). motor;
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
216 Pasca Reformasi Lainnya 217
d. menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik; d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanya
e. memberikan ijin dan melakukan pengawasan senjata kan serta memeriksa tanda pengenal diri;
api, bahan peledak, dan senjata tajam; e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. memberikan ijin operasional dan melakukan pengawas f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
an terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan; tersangka atau saksi;
g. memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hu
kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa bungannya dengan pemeriksaan perkara;
dalam bidang teknis kepolisian; h. mengadakan penghentian penyidikan;
h. melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
dalam menyidik dan memberantas kejahatan interna j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat
sional; imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi
i. melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mence-
orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan gah atau menangkal orang yang disangka melakukan
koordinasi instansi terkait; tindak pidana;
j. mewakili pemerintah RI dalam organisasi kepolisian k. memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada
internasional; penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil pe
k. melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam nyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan
lingkup tugas kepolisian. kepada penuntut umum; dan
Tata cara pelaksanaan ketentuan tersebut di atas juga l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang ber
didelegasikan pengaturannya lebih lanjut (delegated regu tanggung jawab.
lation) kepada Pemerintah untuk menetapkannya dengan Tindakan lain yang dimaksud di atas adalah tindakan-
Peraturan Pemerintah. tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan jika
Di samping itu, dalam Pasal 16 UU No. 2 Tahun 2002 memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
tentang Kepolisian Negara RI ini, ditentukan pula bahwa a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
dalam rangka menyelenggarakan tugasnya sebagaimana b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan
dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 di bidang proses pidana, tindakan tersebut dilakukan;
Kepolisian Negara Republik Indonesia pula berwenang c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkung
untuk: an jabatannya;
a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang
dan penyitaan; memaksa; dan
b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki e. menghormati hak asasi manusia.
tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidik Pejabat Kepolisian Negara RI menjalankan tugas dan
an; wewenangnya di seluruh wilayah negara Republik Indone
c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik sia, khususnya di daerah hukum pejabat yang bersangkutan
dalam rangka penyidikan; ditugaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
218 Pasca Reformasi Lainnya 219
Untuk kepentingan umum pejabat kepolisian negara dalam Struktur organisasi kejaksaan itu berpuncak pada Ke
melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak jaksaan Agung yang dibentuk berdasarkan undang-undang.
menurut penilaiannya sendiri. Pelaksanaan ketentuan ini Undang-undang terakhir yang mengatur kejaksaan adalah
hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu UU No. 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan32 yang mengubah
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, secara mendasar ketentuan-ketentuan dalam UU No. 15
serta Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indo- Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejak-
nesia. saan.33 Undang-undang ini, pada tahun 2004, digantikan
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, peja dengan undang-undang baru, yaitu UU No. 16 Tahun 2004
bat Kepolisian Negara senantiasa dituntut untuk bertindak tentang Kejaksaan.34 Dalam undang-undang terakhir ini, di-
berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku dan dengan tentukan bahwa jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi
mengindahkan norma-norma agama, kesopanan, kesusi- wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai
laan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang
melaksanakan tugas dan wewenangnya, ditentukan pula telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang
bahwa Kepolisian harus mengutamakan tindakan pence- lain berdasarkan undang-undang.35
gahan (preventif) daripada tindakan represif. Jika tindakan Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga peme
preventif dilupakan, polisi cenderung hanya akan bertindak rintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
represif dan pada gilirannya, karena terus-terusan bertindak penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-un
represif, lama kelamaan polisi akan menjadi ancaman bagi dang.36 Sebelumnya, dalam UU No. 5 Tahun 1991, ditentukan
rakyat yang justru membutuhkan pengayoman dan rasa bahwa kejaksaan merupakan satu-satunya lembaga pelaksa-
aman dari kepolisian. na kekuasaan negara yang mempunyai tugas dan wewenang
di bidang penuntutan dalam penegakan hukum dan keadilan
F. Kejaksaan di lingkungan peradilan umum. Sekarang, dalam UU No. 16
Tahun 2004, ketentuan demikian ditiadakan.
Seperti telah diuraikan di atas, Kejaksaan Agung tidak Sama seperti undang-undang sebelumnya, dalam
diatur eksplisit dalam UUD 1945. Meskipun semula hal ini UU No. 16 Tahun 2004 ini ditentukan bahwa kejaksaan
diusulkan dalam rancangan Perubahan UUD 1945, tetapi adalah satu kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan,37 yang
sampai Perubahan Keempat disahkan dalam Sidang MPR dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bertindak
Tahun 2002, hal itu tidak mendapat kesepakatan. Akan demi keadilan dan kebenaran berdasarkan Ketuhanan
tetapi, dalam kaitan dengan ketentuan Pasal 24 ayat (3) yang Yang Maha Esa, dan senantiasa menjunjung tinggi prinsip
menyatakan, “Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan persamaan kedudukan di dalam atau di hadapan hukum
dengan kekuasaan kehakiman”, maka fungsi kejaksaan jelas (equality before the law). Maksudnya, ialah bahwa kejaksa
sangat berkaitan dengan kekuasaan kehakiman. Oleh karena an itu memiliki satu landasan dalam melaksanakan tugas
itu, Kejaksaan Agung dapat dikatakan sebagai salah satu dan wewenangnya di bidang penuntutan yang bertujuan
badan yang dimaksud, yang juga penting secara konstitu- memelihara kesatuan kebijakan di bidang penuntutan se-
sional (constitutionally important state institution). hingga dapat menampilkan ciri khas yang menyatu dalam
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
220 Pasca Reformasi Lainnya 221
tata pikir, tata laku, dan tata kerja kejaksaan. Oleh karena masi, muncul ide untuk mengatur agar pengangkatan dan
itu, kegiatan penuntutan di pengadilan oleh kejaksaan tidak pemberhentian jaksa agung ini tidak lagi ditentukan sebagai
akan berhenti hanya karena jaksa yang semula bertugas ber- kewenangan mutlak (hak prerogatif) presiden. Seperti
halangan. Dalam hal demikian, penuntutan oleh kejaksaan Kepala Polri dan panglima TNI ditentukan diangkat dan
akan tetap berlangsung sekalipun untuk itu dilakukan oleh diberhentikan oleh presiden atas pertimbangan DPR.
jaksa lainnya sebagai pengganti. Pengaturan demikian itu dimaksudkan untuk men
Kejaksaan sebagai lembaga pemerintah terdiri atas jamin independensi kejaksaan agung dalam menjalankan
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri. tugas dan wewenangnya di bidang penuntutan. Indepen
Kejaksaan Agung berkedudukan di ibukota negara dan densi itu penting untuk menjamin agar proses penegakan
daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara hukum dan keadilan tidak dipengaruhi oleh dinamika poli
Republik Indonesia. Kejaksaan dipimpin oleh jaksa agung tik kekuasaan. Ketika saya sendiri menjabat sebagai salah
yang mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang seorang asisten Wakil Presiden B.J. Habibie yang kemudian
kejaksaan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, setelah Presiden Soeharto meletakkan jabatan berubah men
jaksa agung dibantu oleh seorang wakil jaksa agung dan jadi presiden pada bulan Mei 1998, muncul ide dari presiden
beberapa orang jaksa agung muda. Wakil jaksa agung dan untuk menetapkan Kejaksaan Agung dan Gubernur Bank
jaksa agung muda diangkat dan diberhentikan oleh presiden Indonesia berada di luar struktur kabinet, agar keduanya
atas usul jaksa agung. dapat dikembangkan menjadi dua institusi yang independen
Jaksa agung adalah pimpinan dan penanggung ja dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
wab tertinggi kejaksaan yang mengendalikan pelaksanaan Ketika presiden menanyakan kedua hal itu kepada
tugas dan wewenang kejaksaan. Karena itu, Jaksa Agung saya, saya sendiri mendukung ide independensi kedua lem
juga merupakan penanggungjawab tertinggi dalam bidang baga negara itu dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
penuntutan. Menurut ketentuan Pasal 37 ayat (1) dan (2) Namun, karena alasan suasana politik yang masih belum
juncto Pasal 19 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004,38 jaksa menentu, saya menyarankan agar presiden mendahulukan
agung diangkat dan diberhentikan oleh serta bertanggung kebijakan independensi Bank Indonesia. Karena itu, dalam
jawab kepada presiden. Ketentuan pertanggungjawaban ke pengumuman kabinet Presiden B. J. Habibie, Gubernur
pada presiden ini perlu mendapat perhatian karena terkait Bank Indonesia dikeluarkan dari susunan kabinet, tetapi
erat dengan prinsip kemerdekaan jaksa dalam menjalankan jaksa agung masih tetap tercantum, dan terus terlibat seba
tugas dan wewenangnya. gai peserta dalam sidang-sidang kabinet. Sedangkan Guber
Terkait dengan hal itu, ketika memasuki era refor nur Bank Indonesia tidak lagi ditetapkan sebagai anggota
34
Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor kabinet, dan sejak itu ide independensi bank sentral terus
4401. bergulir. Bahkan sekarang, ketentuan independensi bank
35
Pasal 1 butir 1 UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indone- sentral itu telah tercantum dalam ketentuan Pasal 23D
sia.
36
Pasal 2 ayat (1). Ibid. UUD 1945.
37
Pasal 2 ayat (3). Ibid. Sayangnya, ide independensi Kejaksaan Agung tidak
38
Ibid.
39
Pasal 30 ayat (1), (2), dan ayat (3). Ibid.
40
Yang dimaksud dengan keputusan lepas bersyarat adalah keputusan menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang pemasyarakatan.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
222 Pasca Reformasi Lainnya 223
berhasil diadopsikan dalam UUD 1945. Ketika rancangan No. 16 Tahun 2004 tersebut, laporan pertanggungjawaban
perubahan Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman, ber jaksa agung diharuskan pula disampaikan kepada presiden
kembang luas gagasan untuk mencantumkan pengaturan sesuai dengan prinsip akuntabilitas.
tentang kejaksaan di dalamnya, tetapi akhirnya kandas Seperti dikemukakan di atas, menurut Pasal 37 UU
karena tidak mendapat kesepakatan. Ketika rancangan UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan tersebut, Jaksa Agung
tentang Kejaksaan yang baru disusun, muncul lagi usul bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan
yang mengingatkan pentingnya independensi kejaksaan. secara independen demi keadilan berdasarkan hukum dan
Akan tetapi, dalam UU tersebut, ide independensi itu juga keadilan. Pertanggungjawaban dimaksud disampaikan ke-
tidak berhasil diadopsikan secara konkrit dalam bentuk pada presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan
pengaturan mengenai prosedur pengangkatan dan pember prinsip akuntabilitas. Laporan yang disampaikan kepada
hentian jaksa agung seperti yang telah diatur untuk pang DPR ini dilakukan melalui mekanisme Rapat Kerja dengan
lima TNI dan kepala POLRI. Komisi di DPR. Bahkan, seperti ditegaskan dalam Penjelasan
Meskipun demikian, gagasan independensi itu sendiri Umum UU No. 16 Tahun 2004 tersebut,
pada pokoknya diterima sebagai semangat yang menjiwai
keseluruhan isi UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. “Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang
Dalam Penjelasan Umum UU No. 16 Tahun 2004 diurai melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penegakan hukum dengan berpegang pada
kan dengan tegas bahwa penyempurnaan yang dilakukan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan
atas undang-undang sebelumnya, mencakup antara lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demi
bahwa: kian, Jaksa Agung diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden serta bertanggung jawab kepada
“Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang Presiden.”
melaksanakan kekuasaan negara di bidang pe
nuntutan ditegaskan agar dilaksanakan secara Mengenai tugas dan wewenang kejaksaan, diatur
merdeka. Oleh karena itu, Kejaksaan dalam
secara rinci dalam Bab III Bagian Pertama UU No. 16 Ta
melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan hun 2004 tentang Kejaksaan. Secara umum,39 tugas dan
kekuasaan lainnya.” wewenang kejaksaan ditentukan sebagai berikut.
(1) Di bidang Pidana:
Akan tetapi, oleh karena ketentuan mengenai prinsip a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana;
independensi ini hanya bersifat abstrak, pelaksanaannya di b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan peng
lapangan sangat tergantung kepada komitmen presiden dan adilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
jaksa agung sendiri. Apakah dalam pelaksanaan tugas dan tetap;
kewenangan kejaksaan itu akan benar-benar terbebas dari c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pu
campur tangan dan kepentingan politik kekuasaan presiden. tusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan,
Apalagi, seperti yang ditentukan oleh Pasal 37 ayat (2) UU dan keputusan lepas bersyarat;40
d. melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana
41
Seperti yang ditentukan, misalnya, oleh UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pen-
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
224 Pasca Reformasi Lainnya 225
tertentu berdasarkan undang-undang; 41
f. Mencegah atau menangkal orang tertentu masuk atau
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu keluar wilayah negara Republik Indonesia karena ke
dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum terlibatannya dalam perkara pidana sesuai dengan per
dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksana aturan perundang-undangan.
annya dikoordinasikan dengan penyidik; Jaksa agung juga dapat memberikan ijin kepada ter
(2) Di bidang Perdata dan tatausaha negara, kejaksaan sangka atau terdakwa untuk berobat atau menjalani pera
dengan kuasa khusus, dapat bertindak di dalam dan di watan di rumah sakit dalam negeri, kecuali dalam keadaan
luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau Peme tertentu dapat dilakukan perawatan di luar negeri.44 Ijin
rintah; tertulis untuk berobat atau menjalani perawatan di dalam
(3) Di bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksa negeri diberikan oleh kepala kejaksaan negeri setempat atas
an juga turut menyelenggarakan kegiatan: nama jaksa agung, sedangkan untuk berobat atau menjalani
i. peningkatan kesadaran hukum masyarakat; perawatan di rumah sakit di luar negeri hanya diberikan
ii. pengamanan kebijakan penegakan hukum; oleh jaksa agung.45
iii. pengamanan peredaran barang cetakan; Ijin tertulis yang dimaksud di atas, hanya dapat di
iv. pengawasan kepercayaan yang dapat membahaya berikan berdasarkan rekomendasi tertulis dari dokter yang
kan masyarakat dan negara; bersangkutan. Dalam hal diperlukan perawatan di luar
v. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan negeri, rekomendasi dokter tersebut harus pula dengan jelas
agama; menyatakan adanya kebutuhan untuk itu, yang disebabkan
vi. penelitian dan pengembangan hukum dan statistik oleh kenyataan bahwa fasilitas perawatan di dalam negeri
kriminal. memang belum mencukupi.46 Dengan demikian, ijin per-
Sedangkan secara khusus, jaksa agung mempunyai awatan atau berobat di luar negeri tersebut dapat dijamin
tugas dan wewenang untuk:42 tidak disalahgunakan untuk membebaskan tersangka atau
a. menetapkan dan mengendalikan kebijakan penegakan terdakwa di luar maksud diadakannya pengaturan mengenai
hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan ijin keluar negeri itu.
wewenang kejaksaan;
b. Mengefektifkan proses penegakan hukum yang diberikan G. Komisi Pemberantasan Korupsi
oleh undang-undang;43
c. mengesampingkan perkara demi kepentingan umum; Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk berdasarkan
d. Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Mahkamah Agung dalam perkara pidana, perdata, dan
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. UU No.
tata usaha negara; 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
e. Dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada 42
Pasal 35. Ibid.
Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara 43
Ketentuan ini menggantikan ketentuan sebelumnya yang terdapat dalam
UU No. 5 Tahun 1991 yaitu, “mengkoordinasikan penanganan perkara pidana
pidana; tertentu dengan instansi terkait berdasarkan undang-undang yang pelaksana
an koordinasinya ditetapkan oleh Presiden. Yang dimaksud dengan perkara
gadilan HAM, dan UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana pidana tertentu itu adalah perkara-perkara pidana yang berakibat meresahkan
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
226 Pasca Reformasi Lainnya 227
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 1 undang-47
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna upaya pembe
undang ini menentukan bahwa pemberantasan tindak rantasan tindak pidana korupsi50 yang sudah berjalan sejak
pidana korupsi merupakan serangkaian tindakan untuk sebelumnya. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui itu, Komisi bekerja berdasarkan asas-asas (a) kepastian
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyi hukum, (b) keterbukaan, (c) akuntabilitas, (d) kepentingan
dikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, umum, dan (e) proporsionalitas.51
dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan per Menurut ketentuan Pasal 6 UU No. 30 Tahun 2002
undang-undangan yang berlaku. Tindak Pidana Korupsi itu itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempunyai tu
sendiri adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam gas-tugas sebagai berikut:
UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak a. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No- pemberantasan tindak pidana korupsi;
mor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 b. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. pemberantasan tindak pidana korupsi;
Setiap penyelenggara negara, seperti yang dimaksud dalam c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyeleng terhadap tindak pidana korupsi;
gara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pida
Nepotisme, diharapkan dapat dibebaskan dari segala bentuk na korupsi; dan
perbuatan yang tidak terpuji ini, sehingga terbentuk aparat e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerin
dan aparatur penyelenggara negara yang benar-benar bersih tahan negara.
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Menurut Pasal 15 undang-undang ini, Komisi Pem
Dengan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 ini, berantasan Korupsi berkewajiban:
nama Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi se a. memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor
lanjutnya disebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)48. yang menyampaikan laporan ataupun memberikan ke
Status hukum komisi ini secara tegas ditentukan sebagai terangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi;
lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan we b. memberikan informasi kepada masyarakat yang memer
wenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh lukan atau memberikan bantuan untuk memperoleh
kekuasaan manapun49. Pembentukan komisi ini bertujuan data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak
pidana korupsi yang ditanganinya;
masyarakat, membahayakan keselamatan negara, dan/atau dapat merugikan
perekonomian negara.” c. menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya
44
Pasal 36 ayat (1). Ibid. kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakil
45
Pasal 36 ayat (2). Ibid.
46
Pasal 36 ayat (3). Ibid.
an Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa
47
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Ko- Keuangan;
rupsi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4250). 51
Pasal 5. Ibid.
48
Pasal 2. Ibid. 52
Pasal 19 ayat (1). Ibid.
49
Pasal 3. Ibid. 53
Pasal 19 ayat (2). Ibid.
50
Pasal 4. Ibid. 54
Pasal 20. Ibid.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
228 Pasca Reformasi Lainnya 229
d. menegakkan sumpah jabatan; secara bersama-sama merupakan penanggung jawab terting
e. menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya gi Komisi Pemberantasan Korupsi56. Menurut ketentuan
berdasarkan asas-asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, untuk dapat diangkat sebagai Pimpinan Komisi
Pasal 5. Pemberantasan Korupsi harus memenuhi persyaratan se
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkedudukan bagai berikut:
di ibukota negara Republik Indonesia dan wilayah kerjanya a. warga negara Republik Indonesia;
meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia.52 Kare b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
na luasnya cakupan dan jangkauan tugas dan kewenangan c. sehat jasmani dan rohani;
nya itu, maka ditentukan pula bahwa Komisi Pemberantasan d. berijazah sarjana hukum atau sarjana lain yang memi
Korupsi dapat membentuk perwakilan di daerah-daerah liki keahlian dan pengalaman sekurang-kurangnya 15
provinsi di seluruh Indonesia.53 tahun dalam bidang hukum, ekonomi, keuangan, atau
Dalam menjalankan atau melaksanakan tugas dan perbankan;
kewenangannya,54 KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) e. berumur sekurang-kurangnya 40 tahun dan setinggi-
bertanggung jawab kepada publik atas pelaksanaan tugasnya tingginya 65 tahun pada proses pemilihan;
dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala f. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
kepada presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan g. cakap, jujur, memiliki integritas moral yang tinggi, dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pertanggungjawaban memiliki reputasi yang baik;
publik yang dimaksud itu dilaksanakan dengan cara (a) wajib h. tidak menjadi pengurus salah satu partai politik;
audit terhadap kinerja dan pertanggungjawaban keuangan i. melepaskan jabatan struktural dan atau jabatan lain
sesuai dengan program kerjanya, (b) menerbitkan laporan nya selama menjadi anggota Komisi Pemberantasan
tahunan, dan (c) membuka akses informasi. Korupsi;
Struktur organisasi Komisi Pemberantasan Korupsi j. tidak menjalankan profesinya selama menjadi anggota
(KPK) sendiri meliputi (a) Pimpinan Komisi Pemberantasan Komisi Pemberantasan Korupsi; dan
Korupsi yang terdiri dari lima Anggota Komisi Pemberan- k. mengumumkan kekayaannya sesuai dengan peraturan
tasan Korupsi, (b) Tim Penasihat yang terdiri dari empat perundang-undangan yang berlaku.
Anggota; dan (c) Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi itu dipilih
sebagai pelaksana tugas. Pimpinan Komisi Pemberantasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota
Korupsi sebagaimana dimaksud terdiri atas seorang Ketua yang diusulkan oleh Presiden Republik Indonesia.57 Calon-
merangkap anggota, dan empat orang Wakil Ketua yang calon yang terpilih disampaikan oleh pimpinan Dewan
masing-masing merangkap sebagai anggota.55 Perwakilan Rakyat Republik Indonesia kepada Presiden
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ditentukan Republik Indonesia paling lambat tujuh hari kerja terhitung
sebagai pejabat negara, dan merupakan penyidik dan pe sejak tanggal berakhirnya pemilihan untuk disahkan oleh
nuntut umum. Pimpinan KPK bekerja secara kolektif, dan Presiden Republik Indonesia58. Presiden Republik Indonesia
55
Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2). Ibid.
56
Pasal 21 ayat (3), (4), (5), dan ayat (6). Ibid. yatakan bahwa status presiden yang mengesahkan pengangkatan Pimpinan KPK
57
Pasal 30 ayat (1). Ibid. itu adalah presiden dalam kapasitasnya sebagai kepala negara. Padahal, dalam
58
Pasal 30 ayat (12). Ibid. Dalam ketentuan Pasal 30 ayat (12) ini masih din- paradigma pemikiran sistem presidensil yang dewasa ini dianut oleh UUD 1945
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
230 Pasca Reformasi Lainnya 231
wajib menetapkan calon terpilih paling lambat 30 hari kerja landasan kebijakan yang kuat dalam usaha memerangi tin-
terhitung sejak tanggal diterimanya surat pimpinan Dewan dak pidana korupsi. Berbagai kebijakan tersebut tertuang
Perwakilan Rakyat59 untuk masa jabatan selama empat ta- dalam berbagai peraturan perundang-undangan, antara
hun. Masa jabatan pimpinan KPK itu selama empat tahun lain dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
dan sesudah itu dapat dipilih kembali hanya untuk sekali Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Peny-
masa jabatan.60 elenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi,
Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi berhenti dan Nepotisme; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
atau diberhentikan karena:61 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
a. meninggal dunia; Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta Undang-Undang No-
b. berakhir masa jabatannya; mor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
c. menjadi terdakwa karena melakukan tindak pidana ke Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
jahatan; Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Un-
d. berhalangan tetap atau secara terus-menerus selama dang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
lebih dari tiga bulan tidak dapat melaksanakan tugas Pidana Korupsi.
nya; Berdasarkan ketentuan Pasal 43 Undang-Undang
e. mengundurkan diri; atau Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pida
f. dikenai sanksi berdasarkan undang-undang ini. na Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang
Dalam hal Pimpinan KPK menjadi tersangka tindak Nomor 20 Tahun 2001, telah pula dibentuk badan khusus
pidana kejahatan, maka yang bersangkutan diberhentikan untuk menangani upaya pemberantasan korupsi. Badan
untuk sementara waktu dari jabatannya. Pemberhentian khusus tersebut dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2002
sementara tersebut ditetapkan oleh Presiden Republik In ini adalah Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
donesia.62 Dalam hal terjadi kekosongan Pimpinan Komisi yang selanjutnya disebut Komisi Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan Korupsi, Presiden Republik Indonesia meng (KPK). Komisi ini seperti telah diuraikan di atas, memiliki
ajukan calon anggota pengganti kepada Dewan Perwakilan kewenangan melakukan koordinasi dan supervisi, termasuk
Rakyat. Prosedur pengajuan calon pengganti dan pemilihan
Lihat Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Konpress,
calon anggota yang bersangkutan dilaksanakan sesuai den- Jakarta, 2004.
gan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 59
Pasal 30 ayat (13), Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 (Lembaran Negara
30, dan Pasal 31 UU No. 30 Tahun 2002.63 Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4250).
60
Pasal 34. Ibid.
Sebenarnya, sebelum berlakunya UU No. 30 Tahun 61
Pasal 32 ayat (1). Ibid.
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 62
Pasal 32 ayat (2) dan (3). Ibid.
63
Lihat Pasal 33 ayat (1) dan (2). Ibid.
ini, telah berlaku beberapa peraturan perundang-undangan 64
Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor
yang dimaksudkan sebagai instrumen hukum yang efektif 4277.
untuk pemberantasan korupsi. Dalam rangka mewujudkan
65
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 39, Tambahan Lembaran Negara
supremasi hukum, Pemerintah Indonesia telah meletakkan Republik Indonesia No. 3889).
sesudah Perubahan Keempat tidak lagi membedakan dan apalagi memisahkan
66
Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
antara status presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan. (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4191).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
232 Pasca Reformasi Lainnya 233
melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan, se- 4) berfungsi untuk melakukan supervisi dan memantau
dangkan mengenai pembentukan, susunan organisasi, tata institusi yang telah ada, dan dalam keadaan tertentu da
kerja dan pertanggung jawaban, tugas dan wewenang serta pat mengambil alih tugas dan wewenang penyelidikan,
keanggotaannya diatur dengan undang-undang. penyidikan, dan penuntutan (superbody) yang sedang
Di samping itu, pada saat berlakunya UU No. 30 Ta dilaksanakan oleh kepolisian dan/atau kejaksaan.
hun 2002 ini, pemberantasan tindak pidana korupsi juga Selain itu, dalam usaha pemberdayaannya secara
sudah dilaksanakan oleh berbagai institusi seperti kejaksaan efektif, KPK telah didukung pula oleh ketentuan-ketentuan
dan kepolisian dan badan-badan lain yang berkaitan den- yang bersifat strategis antara lain:
gan pemberantasan tindak pidana korupsi, oleh karena itu 1) ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun
pengaturan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi se
dalam Undang-Undang ini dilakukan secara berhati-hati bagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dengan 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Un-
berbagai instansi tersebut. Karena itu, kewenangan KPK dang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan Tindak Pidana Korupsi yang memuat perluasan alat
tindak pidana korupsi, ditentukan meliputi tindak pidana bukti yang sah serta ketentuan tentang asas pembuktian
korupsi yang (i) melibatkan aparat penegak hukum, penye terbalik;
lenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan 2) ketentuan tentang wewenang KPK yang dapat melaku
tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak kan tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
hukum atau penyelenggara negara; (ii) mendapat perhatian terhadap penyelenggara negara, tanpa ada hambatan
yang meresahkan masyarakat; dan/atau (iii) menyangkut prosedur karena statusnya selaku pejabat negara;
kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,- (satu 3) ketentuan tentang pertanggungjawaban KPK kepada
milyar rupiah). publik dan menyampaikan laporan secara terbuka kepa
Dengan pengaturan dalam Undang-Undang ini, maka da Presiden, DPR, dan BPK;
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK): 4) ketentuan mengenai pemberatan ancaman pidana pokok
1) dapat menyusun jaringan kerja (networking) yang kuat terhadap Anggota Komisi atau pegawai pada KPK yang
dan memperlakukan institusi yang telah ada sebagai melakukan korupsi; dan
counter partner yang kondusif sehingga pemberantasan 5) ketentuan mengenai pemberhentian tanpa syarat kepada
korupsi dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif; Anggota KPK yang melakukan tindak pidana korupsi.
2) tidak memonopoli tugas dan wewenang penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan; H. Komisi Pemilihan Umum
3) berfungsi sebagai pemicu dan pemberdayaan institusi
yang telah ada dalam pemberantasan korupsi (trigger 1. Penyelenggara Pemilu
mechanism); Komisi Pemilihan Umum atau KPU tidak dapat dise
jajarkan kedudukannya dengan lembaga-lembaga (tinggi)
negara yang lain yang kewenangannya ditentukan dan di-
berikan oleh UUD 1945. Bahkan, nama Komisi Pemilihan
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
234 Pasca Reformasi Lainnya 235
Umum itu sendiri tidaklah ditentukan oleh UUD 1945, me- lihan Umum (KPU). Itu sebabnya dalam rumusan Pasal 22E
lainkan oleh Undang-Undang tentang Pemilu. Kedudukan UUD 1945 itu, perkataan komisi pemilihan umum ditulis
KPU sebagai lembaga negara dapat dianggap sederajat huruf kecil. Artinya, komisi pemilihan umum yang disebut
dengan lembaga-lembaga negara lain yang dibentuk oleh dalam Pasal 22E itu bukanlah nama, melainkan perkataan
atau dengan undang-undang. umum untuk menyebut lembaga penyelenggara pemilu itu.
Akan tetapi, karena keberadaan lembaga penyeleng Dengan demikian, sebenarnya, undang-undang dapat saja
gara pemilihan umum disebut tegas dalam Pasal 22E UUD memberi nama kepada lembaga penyelenggara pemilu itu,
1945, kedudukannya sebagai penyelenggara pemilu yang misalnya, dengan sebutan Badan Pemilihan Umum atau
bersifat nasional, tetap dan mandiri, mau tidak mau menja Komisi Pemilihan Pusat dan Komisi Pemilihan Daerah, dan
di sangat penting artinya, dan keberadaaannya dijamin dan sebagainya.
dilindungi secara konstitusional dalam UUD 1945. Inilah Namun demikian, oleh karena sejak sebelum Peru
salah satu contoh lembaga negara yang dikatakan penting bahan UUD 1945, lembaga penyelenggara pemilu itu sendiri
secara konstitusional atau lembaga negara yang memiliki sejak dulu sudah dikenal dengan nama Komisi Pemilihan
apa yang disebut sebagai constitutional importance, terlepas Umum, maka oleh Undang-Undang tentang Pemilihan
dari apakah ia diatur eksplisit atau tidak dalam undang- Umum, lembaga penyelenggara pemilu tersebut juga tetap
undang dasar. dipertahankan dengan nama Komisi Pemilihan Umum.
Jika lembaga penyelenggara pemilu itu tidak bersifat Karena itulah, lembaga penyelenggara pemilu yang ada se
nasional, tetap, dan mandiri, maka lembaga tersebut bukan karang bernama Komisi Pemilihan Umum sebagai komisi
lah lembaga sebagaimana dimaksud oleh UUD 1945. Atau yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri sesuai dengan
jika, di samping lembaga penyelenggara pemilu yang me- ketentuan Pasal 22E ayat (5) UUD 1945.
menuhi syarat-syarat konstitusi itu diadakan lagi lembaga Di masa yang akan datang, seperti telah dikemukakan
lain yang bersifat tandingan, hanya karena para politisi yang di atas dapat saja dikembangkan gagasan bahwa komisi
mengendalikan proses pembentukan undang-undang (mis- penyelenggara pemilu itu dibedakan antara komisi penye
alnya) tidak menyukai independensi lembaga penyelenggara lenggara di tingkat pusat dan di tingkat daerah. Misalnya,
yang sudah ada, maka kedudukan konstitusional lembaga ada Komisi Pemilihan Pusat untuk menyelenggarakan
penyelenggara pemilu itu jelas dilindungi oleh UUD 1945. pemilihan umum nasional, dan Komisi Pemilihan Daerah
Oleh sebab itu, meskipun derajat kelembagaannya sama untuk menyelenggarakan pemilihan umum di daerah-dae-
dengan lembaga-lembaga negara lainnya yang dibentuk oleh rah yang jadwalnya tidak harus sama di setiap daerah. Akan
undang-undang, pembahasan mengenai lembaga KPU ini tetapi, sejauh menyangkut ketentuan mengenai pemilihan
juga perlu disinggung dalam bab ini. umum dan komisi penyelenggara pemilihan umum menu-
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah nama yang rut Pasal 22E UUD 1945, jelas dapat diketahui bahwa pe-
diberikan oleh Undang-Undang tentang Pemilihan Umum milihan umum diselenggarakan secara nasional, dan komisi
untuk lembaga penyelenggara pemilihan umum (pemilu). penyelenggara pemilu itu juga bersifat nasional. Bahkan
Dalam Pasal 22E UUD 1945 sendiri, nama lembaga penye dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945, jelas ditegaskan bahwa
lenggara pemilu itu tidak diharuskan bernama Komisi Pemi komisi penyelenggara itu harus bersifat nasional, tetap, dan
mandiri. Oleh sebab itu, yang diidealkan oleh Pasal 22E
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
236 Pasca Reformasi Lainnya 237
UUD 1945 itu adalah satu badan yang dapat saja dinamakan dan oleh anggota. Setiap anggota KPU mempunyai hak su
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mempunyai sifat-sifat ara yang sama.
(i) nasional, (ii) tetap, (iii) mandiri atau independen. Menurut Pasal 17 UU Pemilu ini, struktur organisasi
KPU menurut UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pe penyelenggara Pemilu terdiri atas KPU, KPU provinsi, dan
milu adalah pelaksana dan sekaligus pengawas pelaksa KPU kabupaten/kota. KPU provinsi dan KPU kabupaten/
naan pemilu. Seharusnya, KPU adalah penyelenggara. kota adalah pelaksana Pemilu di provinsi dan kabupaten/
Dalam konsep penyelenggaraan itu tercakup pengertian kota yang merupakan bagian dari KPU. Dalam menjalankan
pelaksanaan dan pengawasan. Karena itu, KPU sebagai tugasnya, KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota
penyelenggara cukup menjalankan fungsi sebagai policy mempunyai sekretariat. Pola organisasi dan tata kerja
maker dan regulator. Sedangkan untuk pelaksanaan pemi KPU ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Presiden
lu, KPU membentuk Panitia Pelaksana Pemilu, dan untuk berdasarkan usul KPU sesuai dengan ketentuan peraturan
pengawasan oleh KPU dapat dibentuk Panitia Pengawas perundang-undangan.
Pemilu. Baik Panitia Pelaksana maupun Panitia Pengawas Dalam pelaksanaan Pemilu, KPU kabupaten/kota
bersifat ad hoc, dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada membentuk PPK dan PPS. Dalam melaksanakan pemu
KPU, serta anggota-anggota dan pimpinannya diangkat dan ngutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia
diberhentikan oleh KPU. Pemungutan Suara (PPS) membentuk KPPS. Panitia Pe
Dalam UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan milihan Kecamatan (PPK) berakhir tugasnya dua bulan
Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD,64 lembaga atau ba setelah hari pemungutan suara. Sedangkan tugas PPS dan
dan penyelenggara pemilu itu memang diberi nama Komisi KPPS berakhir satu bulan setelah hari pemungutan suara.
Pemilihan Umum (KPU). Ketentuan mengenai hal ini diatur Dalam pelaksanaan Pemilu di luar negeri, KPU membentuk
dalam Bab IV tentang Penyelenggara Pemilu mulai dari PPLN dan selanjutnya PPLN membentuk KPPSLN. Tugas
Pasal 15 sampai dengan Pasal 45. Pada Bagian Pertama Bab PPLN dan KPPSLN sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
IV itu, pada Pasal 15, ditentukan bahwa pemilu diselengga- berakhir satu bulan setelah hari pemungutan suara. Untuk
rakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, mengawasi pelaksanaan Pemilu, KPU membentuk Penga-
tetap, dan mandiri. Komisi Pemilihan Umum inilah yang was Pemilu.
ditentukan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pe- Mengenai syarat-syarat untuk dapat menjadi anggota
milihan umum. Dalam melaksanakan tugasnya itu, Komisi KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota, seperti diatur
Pemilihan Umum (KPU) menyampaikan laporan dalam dalam Pasal 18 , adalah:
tahap penyelenggaraan pemilu (pemilihan umum) kepada a. warga negara Republik Indonesia;
presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. b. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-
Menurut ketentuan Pasal 16, jumlah anggota KPU Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
sebanyak-banyaknya 11 orang, KPU provinsi sebanyak dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
lima orang, dan KPU kabupaten/kota sebanyak lima orang. c. mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan
Keanggotaan KPU terdiri atas seorang ketua merangkap adil;
anggota, dibantu seorang wakil ketua merangkap anggota, d. mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya
dan para anggota. Ketua dan wakil ketua KPU dipilih dari Pemilu, tegaknya demokrasi dan keadilan;
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
238 Pasca Reformasi Lainnya 239
e. memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem Keputusan KPU pusat.
kepartaian, sistem dan proses pelaksanaan Pemilu, Menurut ketentuan Pasal 20 UU a quo, anggota KPU,
sistem perwakilan rakyat, serta memiliki kemampuan KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota dapat saja berhenti
kepemimpinan; antar waktu karena beberapa kemungkinan sebab sebagai
f. berhak memilih dan dipilih; berikut:
g. berdomisili dalam wilayah Republik Indonesia yang a. meninggal dunia;
dibuktikan dengan KTP; b. mengundurkan diri;
h. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan c. melanggar sumpah/janji;
kesehatan menyeluruh dari rumah sakit; d. melanggar kode etik; atau
i. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik; e. tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud da
j. tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan lam Pasal 18.
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum Pemberhentian anggota seperti yang dimaksud di atas
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dilakukan dengan ketentuan bahwa:
dengan pidana penjara lima tahun atau lebih; a. untuk anggota KPU, pemberhentiannya dilakukan oleh
k. tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struk Presiden atas persetujuan dan/atau usul DPR;
tural, dan jabatan fungsional dalam jabatan negeri; b. untuk anggota KPU provinsi, pemberhentiannya dilaku
l. bersedia bekerja sepenuh waktu. kan oleh KPU (pusat);
Calon anggota KPU diusulkan oleh presiden untuk c. sedangkan untuk anggota KPU kabupaten/kota, pem
mendapat persetujuan DPR guna ditetapkan sebagai ang berhentiannya dilakukan oleh KPU (pusat).
gota KPU. Sementara itu, calon anggota KPU provinsi di Sesuai ketentuan Pasal 21, maka untuk menjaga ke
usulkan oleh Gubernur untuk mendapat persetujuan KPU mandirian, integritas, dan kredibilitasnya, KPU diharuskan
untuk ditetapkan sebagai anggota KPU provinsi. Sedangkan menyusun kode etik (code of ethics) yang bersifat mengikat
calon anggota KPU kabupaten/kota diusulkan oleh bupati/ serta wajib dipatuhi oleh KPU. Untuk memeriksa peng
walikota untuk mendapat persetujuan KPU provinsi guna aduan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
ditetapkan menjadi anggota KPU kabupaten/kota. Calon anggota Komisi Pemilihan Umum, dibentuk pula Dewan
anggota KPU yang diusulkan sebagaimana dimaksud di atas Kehormatan KPU yang bersifat ad hoc. Keanggotaan De
sebanyak dua kali jumlah anggota yang diperlukan. wan Kehormatan Komisi Pemilihan Umum itu sebanyak
Penetapan keanggotaan komisi penyelenggara pemi tiga orang terdiri atas seorang ketua dan anggota-anggota
lu ini dilakukan oleh presiden dan oleh KPU untuk masa yang dipilih dari dan oleh anggota KPU. Dewan Kehormatan
jabatan lima tahun sejak pengucapan sumpah/ janji. Keang KPU merekomendasikan tindak lanjut hasil pemeriksaannya
gotaan Komisi Pemilihan Umum (pusat) ditetapkan dengan kepada Komisi Pemilihan Umum. Mekanisme kerja Dewan
Keputusan Presiden, sedangkan keanggotaan KPU provinsi Kehormatan tersebut ditetapkan lebih lanjut oleh Komisi
dan KPU kabupaten/kota, ditetapkan oleh atau dengan Pemilihan Umum sebagaimana mestinya.
Mengenai persoalan keuangan dan anggaran, Pasal
23 UU tentang Pemilu ini telah sangat jelas menentukan
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
240 Pasca Reformasi Lainnya 241
bahwa keuangan KPU bersumber dari Anggaran Penda dan wewenang KPU adalah:
patan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan a. merencanakan penyelenggaraan pemilihan umum;
Belanja Daerah. Artinya, Komisi Pemilihan Umum tidak b. menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan
dapat bekerja dengan dasar keuangan atau anggaran selain pelaksanaan Pemilu;
dari APBN dan APBD. Jika hal itu terjadi, berarti ada pelang c. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengen
garan yang dilakukan karena tidak sesuai dengan apa yang dalikan semua tahapan pelaksanaan Pemilu;
telah ditentukan dalam Undang-Undang. d. menetapkan peserta Pemilu;
Sebelum menjalankan tugas, para anggota Komisi Pe e. menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon
milihan Umum (KPU), KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD Kabupa
PPK, PPS, PPLN, KPPS, KPPSLN diharuskan terlebih dulu ten/ Kota;
mengucapkan sumpah/janji. Sumpah/janji anggota KPU, f. menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kam
KPU provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, PPLN, panye, dan pemungutan suara;
KPPS, dan KPPSLN adalah sebagai berikut: g. menetapkan hasil Pemilu dan mengumumkan calon
“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji: terpilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban Kabupaten/Kota;
saya sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum/
h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemi
KPU provinsi/KPU kabupaten/kota/PPK/PPS/
PPLN/KPPS/KPPSLN dengan sebaik-baiknya dan lu;
seadil-adilnya; Bahwa saya akan menyelenggara i. melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur
kan Pemilihan Umum sesuai dengan peraturan undang-undang.
perundang-undangan dengan berpedoman pada Menurut ketentuan Pasal 26, Komisi Pemilihan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Re Umum berkewajiban:
publik Indonesia Tahun 1945;
a. memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajib
an tidak akan tunduk pada tekanan dan pengaruh guna menyukseskan Pemilu;
apa pun dari pihak mana pun yang bertentangan b. menetapkan standardisasi serta kebutuhan barang dan
dengan peraturan perundang-undangan; jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewe berdasarkan peraturan perundang-undangan;
nangan, akan bekerja dengan sungguh-sungguh, c. memelihara arsip dan dokumen Pemilu serta mengelola
jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilihan
barang inventaris KPU berdasarkan peraturan perun
Umum, tegaknya demokrasi dan keadilan, serta
mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan dang-undangan;
Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi d. menyampaikan informasi kegiatan kepada masyara
atau golongan”. kat;
e. melaporkan penyelenggaraan Pemilu kepada Presiden
2. Komisi Pemilihan Umum (KPU) selambat-lambatnya tujuh hari sesudah pengucapan
sumpah/janji anggota DPR dan DPD;
Dalam Pasal 25 UU Pemilu ditentukan bahwa tugas f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
242 Pasca Reformasi Lainnya 243
diterima dari APBN; dan e. menyampaikan laporan secara periodik kepada Guber
g. melaksanakan kewajiban lain yang diatur undang-un nur;
dang. f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
Sedangkan sekretariat jenderal, diatur dalam Pasal diterima dari APBN dan APBD; dan
27 Undang-Undang tentang Pemilihan Umum ini. Dalam g. melaksanakan kewajiban lain yang diatur undang-un
Pasal 27 ini diatur bahwa sekretariat jenderal KPU dipimpin dang.
oleh sekretaris jenderal dan dibantu oleh wakil sekretaris Selanjutnya Pasal 30-nya menentukan pula bahwa:
jenderal. Juga ditentukan dalam undang-undang ini bah (1) Sekretariat KPU provinsi dipimpin oleh seorang sekre
wa sekretaris jenderal dan wakil sekretaris jenderal adalah taris.
pegawai negeri sipil yang diangkat dan diberhentikan (2) Sekretaris KPU provinsi adalah pegawai negeri sipil yang
dengan Keputusan Presiden. Sekretaris jenderal dan wakil diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Sekre
sekretaris jenderal dipilih oleh KPU dari masing-masing taris Jenderal KPU.
tiga calon yang diajukan oleh pemerintah dan selanjutnya (3) Sekretaris KPU provinsi dipilih oleh KPU provinsi dari
ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Ditegaskan pula tiga orang calon yang diajukan oleh Gubernur dan selan
bahwa pegawai sekretariat jenderal harus diisi oleh pegawai jutnya ditetapkan dengan keputusan Sekretaris Jenderal
negeri sipil. KPU.
KPU provinsi diatur dalam Pasal 28 sampai dengan Tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Dae
Pasal 30 UU Pemilu dengan tugas dan wewenang: rah Kabupaten/Kota diatur dalam Pasal 31, yaitu:
a. merencanakan pelaksanaan Pemilu di provinsi; a. merencanakan pelaksanaan Pemilu di kabupaten/ko
b. melaksanakan Pemilu di provinsi; ta;
c. menetapkan hasil Pemilu di provinsi; b. melaksanakan Pemilu di kabupaten/kota;
d. mengkoordinasi kegiatan KPU kabupaten/kota; dan c. menetapkan hasil Pemilu di kabupaten/kota;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU. d. membentuk PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan), PPS
Dalam Pasal 29 ditentuk bahwa KPU provinsi berke (Panitia Pemungutan Suara), dan KPPS dalam wilayah
wajiban untuk: kerjanya;
a. memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara; e. mengkoordinasi kegiatan panitia pelaksana Pemilu da
b. menyampaikan informasi kegiatan kepada masyara lam wilayah kerjanya; dan
kat; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU dan
c. menjawab pertanyaan, menampung, dan memproses KPU provinsi.
pengaduan dari peserta Pemilu dan masyarakat; Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten/Kota,
d. menyampaikan laporan periodik dan mempertanggung berdasarkan ketentuan Pasal 32, mempunyai kewajiban
jawabkan kegiatan pelaksanaan Pemilu kepada KPU; sebagai berikut:
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
244 Pasca Reformasi Lainnya 245
a. memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara; merupakan ciri pokok negara hukum atau paham negara de-
b. menyampaikan informasi kegiatan kepada masyara mokrasi konstitusional (constitutional democracy). Untuk
kat; memajukan dan melindungi hak asasi manusia dalam UUD
c. menjawab pertanyaan serta menampung dan memproses 1945, negara memerlukan membentuk satu lembaga negara
pengaduan dari peserta Pemilu dan masyarakat; yang tersendiri. Akan tetapi, karena lembaga semacam itu
d. menyampaikan laporan secara periodik dan memper tidak biasa diatur khusus dalam undang-undang dasar,
tanggungjawabkan seluruh kegiatan pelaksanaan Pemilu melainkan biasanya diatur dengan undang-undang.
kepada KPU provinsi; Namun, karena lembaga itu khusus diadakan untuk
e. menyampaikan laporan secara periodik kepada bupati/ memajukan dan melindungi hak asasi manusia, maka su
walikota; dah seharusnya keberadaannya dianggap sangat penting
f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang secara konstitusional. Apalagi, sumber hukum tata negara
diterima dari APBN dan APBD; dan tidaklah hanya terbatas kepada konstitusi dalam arti yang
g. melaksanakan seluruh kewajiban lainnya yang diatur tertulis. Karena itu, meskipun keberadaannya tidak tercan
undang-undang. tum dalam UUD 1945, tetapi Komnas HAM dapat dikata
Sedangkan mengenai sekretariat KPU kabupaten/ko kan memiliki sifat constitutional importance yang sama
ta, ditentukan dalam Pasal 33 bahwa sekretariat dipimpin dengan lembaga-lembaga lain, seperti Kejaksaan Agung dan
oleh seorang sekretaris. Sekretaris KPU kabupaten/kota kepolisian negara. Apalagi, keberadaan lembaga ini dapat
adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dan diberhenti pula dibaca dari kacamata atau dari pintu masuk Pasal 24
kan dengan keputusan Sekretaris Jenderal KPU. Sekretaris ayat (3) yang mengatur mengenai “badan-badan lain yang
KPU kabupaten/kota dipilih oleh KPU Kabupaten/Kota dari fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
tiga orang calon yang diajukan oleh bupati/walikota dan se dalam undang-undang”. Fungsi Komnas HAM sebagai
lanjutnya ditetapkan dengan keputusan Sekretaris Jenderal lembaga negara juga berkaitan fungsinya dengan kekuasaan
Komisi Pemilihan Umum. kehakiman, dan karena itu dapat dikatakan juga memiliki
ciri sebagai lembaga konstitusional.
I. Komisi Nasional HAM Dalam konsideran Undang-Undang HAM ditegaskan
bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan mengem
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas ban tugas mengelola dan memelihara alam semesta untuk
HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang tentang Hak kesejahteraan umat manusia, manusia dianugerahi hak
Asasi Manusia.65 Namun demikian, lembaga ini dapat dikata asasi untuk menjamin harkat dan martabat kemuliaan
kan merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki dirinya serta keharmonisan lingkungannya. Selanjutnya
constitutional importance yang sama dengan Kejaksaan dan dikatakan dasar yang secara kodrat melekat pada diri ma
Kepolisian. Mengapa demikian? Pertama, di setiap negara nusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu ha
konstitusional, jaminan hak asasi manusia dalam undang- rus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh
undang dasar dianggap sebagai sesuatu yang mutlak ada diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Manu
nya. Bahkan jaminan konstitusional hak asasi manusia itu sia selain memiliki hak asasi juga mempunyai kewajiban
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
246 Pasca Reformasi Lainnya 247
dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan HAM dan diresmikan oleh Presiden selaku kepala negara
terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan [Pasal 83 ayat (1)]. Komnas HAM dipimpin oleh seorang
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. ketua dan dua orang wakil ketua yang dipilih oleh dan dari
Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bang anggota [Pasal 83 ayat (2) dan (3)]. Mereka menjabat selama
sa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk lima tahun dan setelah berakhir dapat diangkat kembali
menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal hanya untuk satu kali masa jabatan.
tentang HAM, serta berbagai instrumen internasional lain- Mereka yang dapat dipilih menjadi anggota Komnas
nya mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh HAM, menurut Pasal 84, adalah warga negara Indonesia
negara Republik Indonesia. Komisi Nasional Hak Asasi yang memiliki pengalaman dalam upaya memajukan dan
Manusia ini bertujuan mengembangkan kondisi yang kon- melindungi orang atau kelompok yang dilanggar hak-hak
dusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan asasi manusianya, berpengalaman sebagai hakim, jaksa,
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Piagam Per- polisi, pengacara, atau sebagai pengemban profesi hukum
serikatan Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak lainnya. Di samping itu, dipersyaratkan pula bahwa yang
Asasi Manusia. Selain itu komisi ini dimaksudkan untuk bersangkutan haruslah berpengalaman di berbagai bidang
meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna fungsi legislatif, eksekutif, dan/atau di lembaga tinggi nega
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya ra, atau mereka itu berasal dari kalangan tokoh agama, to
dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang koh masyarakat, atau tokoh dan aktivis lembaga swadaya
kehidupan. Dalam Pasal 76 ayat (1) dikatakan untuk men- masyarakat, dan kalangan perguruan tinggi.
capai tujuannya, komisi melaksanakan fungsi pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang J. PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS
hak asasi manusia. TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)
Dari segi keorganisasiannya, Komisi Nasional HAM ini
beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang profesional, PPATK dibentuk sesuai dengan ketentuan UU Tindak
berdedikasi dan berintegritas tinggi, menghayati cita-cita Pidana Pencucian Uang.66 Latar belakang pembentukan
negara hukum dan negara kesejahteraan yang berintikan lembaga ini terkait dengan kejahatan pencucian uang dari
keadilan, menghormati hak asasi manusia dan kewajiban hasil kejahatan. Dalam konsideran undang-undang ter
dasar manusia [Pasal 76 ayat (2)]. Karena luasnya cakupan sebut dikatakan bahwa kejahatan yang menghasilkan harta
wilayah kerjanya Komnas HAM berkedudukan di ibukota kekayaan dalam jumlah yang besar semakin meningkat,
negara dan dapat mendirikan Perwakilan di daerah [Pasal baik kejahatan yang dilakukan dalam batas wilayah RI mau
76 ayat (3)]. pun yang melintasi batas wilayah negara. Asal-usul harta
Dilihat dari jumlah anggotanya Komnas HAM adalah kekayaan yang merupakan hasil dari kejahatan tersebut,
organisasi yang cukup besar dengan jumlah anggota 35 disembunyikan atau disamarkan dengan berbagai cara yang
orang yang dipilih oleh DPR berdasarkan usulan Komnas dikenal sebagai pencucian uang.
Perbuatan pencucian uang harus dicegah dan dibe
rantas agar intensitas kejahatan yang menghasilkan atau
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
248 Pasca Reformasi Lainnya 249
melibatkan harta kekayaan yang jumlahnya besar dapat pekerjaan lain; dan tidak pernah dijatuhi pidana penjara.
diminimalisasi sehingga stabilitas perekonomian nasional Karena PPATK ini bersifat independen, maka semua
dan keamanan negara terjaga; bahwa pencucian uang bukan pihak tidak boleh melakukan campur tangan dalam segala
saja merupakan kejahatan nasional tetapi juga kejahatan bentuknya terhadap pelaksanaan tugas dan kewenangan
transnasional, oleh karena itu harus diberantas, antara lain PPATK [Pasal 25 ayat (1)] dan kepala dan wakil kepala
dengan cara melakukan kerja sama regional atau internasi- PPATK wajib menolak setiap campur tangan dari pihak
onal melalui forum bilateral atau multilateral. manapun dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya
PPATK dibentuk berdasarkan UU Pencucian Uang [Pasal 25 ayat (2)]. PPATK dalam melakukan pencegahan
dengan tujuan untuk mencegah dan memberantas tindak dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, dapat
pidana pencucian uang, dengan Undang-undang ini diben melakukan kerja sama dengan pihak yang terkait, baik na-
tuk PPATK [Pasal 18 ayat (1)]. Lembaga ini dalam melak sional maupun internasional [Pasal 25 ayat (3)].
sanakan tugas dan kewenangannya bersifat independen Dalam melaksanakan fungsinya PPATK mempunyai
dan bertanggung jawab kepada presiden [Pasal 18 ayat (2) tugas sebagai berikut: mengumpulkan, menyimpan, menga-
dan (3)]. Karena lembaga jasa keuangan tersebar luas di nalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh PPATK
seluruh daerah yang dapat menerima penerimaan uang sesuai dengan Undang-undang ini; memantau catatan dalam
dari manapun, maka meskipun berkedudukan di Jakarta buku daftar pengecualian yang dibuat oleh penyedia jasa
[Pasal 19 ayat (1)] juga dapat membuka perwakilan di dae keuangan; membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan
rah [Pasal 19 ayat (2)]. transaksi keuangan mencurigakan; memberikan nasihat dan
Sebagai organisasi PPATK dipimpin oleh seorang ke bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi
pala dan dibantu oleh paling banyak empat orang wakil kepa yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan ketentuan dalam
la [Pasal 20 ayat (1)] yang diangkat dan diberhentikan oleh undang-undang ini; mengeluarkan pedoman dan publikasi
presiden atas usul menteri keuangan. Masa jabatan kepala kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang kewajibannya yang
dan wakil kepala adalah empat tahun dan dapat diangkat ditentukan dalam undang-undang ini atau dengan peraturan
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya perundang-undangan lain, dan membantu dalam mende-
[Pasal 20 ayat (2)]. Susunan organisasi dan tata kerja PPATK teksi perilaku nasabah yang mencurigakan; memberikan
diatur dengan Keputusan Presiden [Pasal 20 ayat (3)]. rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya-upaya
Untuk menduduki jabatan kepala atau wakil kepala pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian
PPATK, calon yang bersangkutan harus memenuhi syarat uang; melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang
sebagai berikut: Warga Negara Indonesia; berusia seku berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada kepolisi
rang-kurangnya 35 dan setinggi-tingginya 60 tahun pada an dan kejaksaan; membuat dan memberikan laporan
saat pengangkatan; sehat jasmani dan rohani; takwa, jujur, mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan
adil, dan memiliki integritas pribadi yang baik; memiliki lainnya secara berkala enam bulan sekali kepada presiden,
salah satu keahlian dan pengalaman di bidang perbankan, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang
lembaga pembiayaan, perusahaan efek, pengelola reksa
dana, hukum, atau akuntansi; tidak merangkap jabatan atau
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Konstitusional
250 Pasca Reformasi Lainnya 251
melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan
(Pasal 26).
Untuk melaksanakan tugasnya, PPATK mempunyai
wewenang:
a. meminta dan menerima laporan dari penye-
dia jasa keuangan;
b. meminta informasi mengenai perkembangan
penyidikan atau penuntutan terhadap tindak pidana pen
cucian uang yang telah dilaporkan kepada penyidik atau
penuntut umum;
c. melakukan audit terhadap penyedia jasa
keuangan mengenai kepatuhan kewajiban sesuai dengan
ketentuan dalam undang-undang ini dan terhadap pedoman
pelaporan mengenai transaksi keuangan;
d. memberikan pengecualian kewajiban pel-
aporan mengenai transaksi keuangan yang dilakukan secara
tunai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf
b.
Dalam melakukan audit lembaga ini terlebih dahulu
melakukan koordinasi dengan lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan [Pasal 27
ayat (2)]. Karena menyangkut transaksi keuangan melalui
lembaga jasa keuangan, maka dalam melaksanakan kewe
nangan, terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan UU lain
yang berkaitan dengan ketentuan tentang rahasia bank
dan kerahasiaan transaksi keuangan lainnya [Pasal 27 ayat
(3)].
Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara
252 Pasca Reformasi
4
...........................................................................
Lembaga Negara Lainnya
A. Lembaga Daerah
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4437). (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem-
23
Pasal 27 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah baran Negara Republik Indonesia No. 4437).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
304 Pasca Reformasi Daerah 305
tralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai den- n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-un
gan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggara dangan sesuai dengan kewenangannya; dan
kan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah, termasuk o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-
juga pemerintah daerah kabupaten harus menggunakan undangan.
asas otonomi dan tugas pembantuan. Pasal 21 menentukan Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud di
bahwa dalam menyelenggarakan otonomi, daerah termasuk atas harus diwujudkan dalam bentuk rencana kerja peme
daerah kabupaten dan kota mempunyai hak: mengatur rintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapat
dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya; memilih an, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam
pimpinan daerah; mengelola aparatur daerah; mengelola sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
kekayaan daerah; memungut pajak daerah dan retribusi daerah tersebut ditentukan harus dilakukan secara efisien,
daerah; mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat
daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah; pada peraturan perundang-undangan. Hal ini berlaku,
mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; baik bagi pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten,
dan mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan maupun kota.
perundang-undangan. Seperti yang ditentukan dalam Pasal 25 UU No. 32
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah termasuk Tahun 2004, tugas dan wewenang bupati sebagai kepala
daerah kabupaten dan kota mempunyai kewajiban:21 daerah adalah:
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah ber
dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kes- dasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
atuan Republik Indonesia; b. mengajukan rancangan Perda;
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan
c. mengembangkan kehidupan demokrasi; bersama DPRD;
d. mewujudkan keadilan dan pemerataan; d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang
e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan
f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; bersama;
g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;
layak; f. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan,
h. mengembangkan sistem jaminan sosial; dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya
i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah; g. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan
k. melestarikan lingkungan hidup; peraturan perundang-undangan.
l. mengelola administrasi kependudukan; Sedangkan wakil bupati, seperti juga wakil kepala
m. melestarikan nilai sosial budaya;
27
Selanjutnya, pembentukan, susunan, tugas, dan wewenang alat kelengkapan
24
Ibid., ayat (3). tersebut diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD dengan berpedoman pada
25
Ibid., ayat (4). peraturan perundang-undangan. Lihat Pasal 46 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004
26
Ibid., ayat (5). tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
306 Pasca Reformasi Daerah 307
daerah lainnya, menurut ketentuan Pasal 26 ayat (1) mem nesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memeli-
punyai tugas: hara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
a. membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
pemerintahan daerah; c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
b. membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan d. melaksanakan kehidupan demokrasi;
kegiatan instansi vertikal di daerah, menindaklanjuti e. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-
laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat peng undangan;
awasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan f. menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan
pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pele- pemerintahan daerah;
starian sosial budaya dan lingkungan hidup; g. memajukan dan mengembangkan daya saing daerah;
c. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan peme h. melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih
rintahan kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah dan baik;
provinsi; i. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan penge
d. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerin lolaan keuangan daerah;
tahan di wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau desa j. menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi ver
bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota; tikal di daerah dan semua perangkat daerah;
e. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala k. menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan peme
daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah rintahan daerah di hadapan Rapat Paripurna DPRD.
daerah; Selain mempunyai kewajiban tersebut, bupati juga
f. melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lain mempunyai kewajiban juga untuk memberikan laporan
nya yang diberikan oleh kepala daerah; dan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah
g. melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apa dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban
bila kepala daerah berhalangan. kepada DPRD serta menginformasikan laporan penye
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, bupati sebagai lenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.23
wakil kepala daerah bertanggung jawab kepada kepala bupa Laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
ti sebagai kepala daerah. Wakil bupati dapat menggantikan Pemerintah dimaksud disampaikan kepada menteri dalam
kedudukan bupati sebagai kepala daerah sampai habis masa negeri melalui Gubernur satu kali dalam satu tahun.24 Lapo-
jabatannya apabila bupati meninggal dunia, berhenti, diber- ran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan Pemer-
hentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama intah sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan
enam bulan secara terus menerus dalam masa jabatannya. pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan lebih
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang dimaksud, ke- lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan25.
pala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
untuk:22 (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam Peraturan
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melak 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4437).
sanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo
28
Pasal 49 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae-
rah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4437).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
308 Pasca Reformasi Daerah 309
Pemerintah.26 Seperti halnya pengaturan mengenai hubungan anta
ra gubernur dan DPRD untuk daerah provinsi, dalam UU
3. DPRD Kabupaten No. 32 Tahun 2004, hubungan antara bupati dan DPRD
kabupaten juga diatur dengan pola yang sama. Karena itu,
Dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan, tidak banyak yang perlu diuraikan disini mengenai hal itu.
“Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah- Namun, seperti sudah diuraikan di atas, sebenarnya, daerah
daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabu kabupaten itu memang berbeda dari daerah kota. Karena itu,
paten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan sudah seharusnya DPRD kabupaten mengorganisasikan diri
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur ataupun diorganisasikan secara berbeda dari DPRD kota.
dengan undang-undang”. Pemerintahan daerah provinsi Kalaupun struktur dan mekanisme yang diatur di dalamnya
mempunyai gubernur dan DPRD provinsi, pemerintahan sama, setidaknya DPRD dapat menjalankan tugas-tugas-
daerah kabupaten mempunyai bupati dan DPRD kabupa nya secara berbeda dari satu daerah ke daerah yang lain,
ten, dan pemerintahan daerah kota mempunyai walikota disesuaikan dengan kebutuhan setempat, dan juga berbeda
dan DPRD kota. dari apa yang dilakukan di daerah perkotaan.
Dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan, Misalnya anggota DPRD kabupaten sudah seharusnya
“Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah- diberi kesempatan untuk lebih sering mengadakan acara
daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabu pertemuan dengan masyarakat di kecamatan-kecamatan
paten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan dan bahkan di desa-desa. Karena itu, kegiatan para ang-
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur gota DPRD kabupaten haruslah berbeda dari apa yang
dengan undang-undang”. Pemerintahan daerah provinsi dilakukan oleh para anggota DPRD Kota. Misalnya, dalam
mempunyai gubernur dan DPRD provinsi, pemerintahan perilaku masyarakat pedesaan, hubungan pribadi dan
daerah kabupaten mempunyai bupati dan DPRD kabupa pendekatan kekeluargaan jauh lebih efektif dibandingkan
ten, dan pemerintahan daerah kota mempunyai walikota dengan pendekatan formal dan kedinasan, sehingga para
dan DPRD kota. wakil rakyatpun seyogyanya menyesuaikan diri dengan
Secara lebih khusus, Pasal 18 ayat (3) UUD 1945 juga kultur setempat.
menyebutkan, “Pemerintahan daerah provinsi, daerah ka Namun demikian, secara umum, apa yang berlaku
bupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Dae bagi DPRD provinsi, berlaku pula bagi DPRD Kabupaten.
rah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan Misalnya, alat kelengkapan DPRD, diatur dalam Pasal 46
umum.” Artinya, di setiap pemerintahan daerah kabupaten ayat (1), yaitu terdiri atas:27
terdapat dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten yang a. pimpinan;
bersama-sama dengan bupati merupakan satu kesatuan b. Komisi;
pengertian pemerintahan daerah kabupaten. c. panitia musyawarah;
d. panitia anggaran;
29
Pasal 50 ayat (2).
30
Pasal 50 ayat (3).
31
Pasal 50 ayat (4). 33
Pasal 50 ayat (6).
32
Pasal 50 ayat (5). 34
Pasal 50 ayat (7).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
310 Pasca Reformasi Daerah 311
e. badan kehormatan; dan verifikasi, dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada
f. alat kelengkapan lain yang diperlukan. huruf c sebagai rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh
Menurut ketentuan Pasal 47, Badan Kehormatan DPRD.
DPRD dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan DPRD. DPRD wajib menyusun kode etik untuk menjaga mar
Anggota Badan Kehormatan DPRD tersebut dipilih dari dan tabat dan kehormatan anggota DPRD dalam menjalankan
oleh anggota DPRD dengan ketentuan: tugas dan wewenangnya.28 Kode etik sebagaimana dimaksud
a. untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan sam pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
pai dengan 34 berjumlah tiga orang, dan untuk DPRD a. pengertian kode etik;
yang beranggotakan 35 sampai dengan 45 berjumlah b. tujuan kode etik;
lima orang. c. pengaturan sikap, tata kerja, dan tata hubungan antar
b. untuk DPRD provinsi yang beranggotakan sampai den- penyelenggara pemerintahan daerah dan antaranggota
gan 74 berjumlah lima orang, dan untuk DPRD yang serta antara anggota DPRD dan pihak lain;
beranggotakan 75 sampai dengan 100 berjumlah tujuh d. hal yang baik dan sepantasnya dilakukan oleh anggota
orang. DPRD;
Pimpinannya terdiri atas seorang Ketua dan seorang e. etika dalam penyampaian pendapat, tanggapan, jawab
Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehor an, sanggahan; dan
matan. Dalam menjalankan tugasnya, Badan Kehormatan f. sanksi dan rehabilitasi.
dibantu oleh sebuah sekretariat yang secara fungsional di- Pasal 50 ayat (1) menentukan bahwa setiap anggota
laksanakan oleh Sekretariat DPRD. Adapun tugas Badan Ke- DPRD wajib berhimpun dalam fraksi. Jumlah anggota seti
hormatan itu, seperti ditentukan dalam Pasal 48 adalah: ap fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-ku
a. mengamati, mengevaluasi disiplin, etika, dan moral pa rangnya sama dengan jumlah komisi di DPRD.29 Anggota
ra anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari satu partai
kehormatan sesuai dengan Kode Etik DPRD; politik yang tidak memenuhi syarat untuk membentuk satu
b. meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota fraksi, wajib bergabung dengan fraksi yang ada atau mem-
DPRD terhadap Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik bentuk fraksi gabungan.30 Fraksi yang ada wajib menerima
DPRD serta sumpah/janji; anggota DPRD dari partai politik lain yang tidak memenuhi
c. melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas syarat untuk dapat membentuk satu fraksi.31 Dalam hal frak-
pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pe- si gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) setelah
milih; dibentuk, kemudian tidak lagi memenuhi syarat sebagai
d. menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, fraksi gabungan, seluruh anggota fraksi gabungan tersebut
wajib bergabung dengan fraksi dan/atau fraksi gabungan
35
Pasal 52 ayat (1). lain yang memenuhi syarat.32 Parpol yang memenuhi per-
36
Pasal 52 ayat (2).
37
Pasal 52 ayat (3).
syaratan untuk membentuk fraksi hanya dapat membentuk
38
Pasal 25 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem satu fraksi.33 Fraksi gabungan dapat dibentuk oleh partai
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran politik dengan syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Negara Republik Indonesia No. 4437).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
312 Pasca Reformasi Daerah 313
dan ayat (5). 34
diancam dengan pidana mati, atau tindak pidana kejahatan
Menurut ketentuan Pasal 51 ayat (2), DPRD kabupa terhadap keamanan negara. Setelah tindakan sebagaimana
ten/kota yang beranggotakan 20 sampai dengan 35 orang dimaksud pada ayat (4) dilakukan, tindakan penyidikan ha-
membentuk tiga komisi. Bagi DPRD yang beranggotakan rus dilaporkan kepada pejabat yang memberikan ijin paling
lebih dari 35 orang dapat membentuk empat komisi. Ang- lambat 2 x 24 jam.
gota DPRD tidak dapat dituntut dihadapan pengadilan
karena pernyataan, pertanyaan dan/atau pendapat yang B. Daerah Kota
dikemukakan secara lisan ataupun tertulis dalam rapat
DPRD, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata 1. Pemerintahan Daerah Kota
Tertib dan kode etik DPRD.35 Ketentuan tersebut tidak ber-
laku dalam hal anggota yang bersangkutan mengumumkan Pemerintahan daerah kota juga dapat disebut tersen
materi yang telah disepakati dalam rapat tertutup untuk diri sebagai lembaga negara di daerah kota. Dalam Pasal
dirahasiakan, atau hal-hal yang dimaksud oleh ketentuan 18 ayat (2) dan (3) UUD 1945 jelas ditentukan bahwa peme
mengenai pengumuman rahasia negara dalam peraturan rintahan daerah kota juga mengatur dan mengurus sendiri
perundang-undangan.36 Anggota DPRD tidak dapat di- urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
ganti antar waktu karena pernyataan, pertanyaan dan/atau pembantuan. Pemerintahan daerah kota juga memiliki De
pendapat yang dikemukakan dalam rapat DPRD.37 wan Perwakilan Rakyat Daerah kota yang para anggotanya
Sementara itu, ditentukan pula dalam Pasal 53 bahwa dipilih melalui pemilihan umum.
tindakan penyidikan terhadap anggota DPRD dilaksanakan Selanjutnya, Pasal 18 ayat (5) dan (6) UUD 1945 juga
setelah adanya persetujuan tertulis dari menteri dalam menentukan bahwa pemerintahan daerah kota menjalankan
negeri atas nama presiden bagi anggota DPRD provinsi otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
dan dari gubernur atas nama menteri dalam negeri bagi oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
anggota DPRD kabupaten/kota. Dalam hal persetujuan pusat. Pemerintahan daerah kota berhak menetapkan per-
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan aturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melak-
dalam waktu paling lambat 60 hari semenjak diterimanya sanakan otonomi dan tugas pembantuan.
permohonan, proses penyidikan dapat dilakukan. Tindakan Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah bahwa
penyidikan yang dilanjutkan dengan penahanan diperlukan subyek pemerintahan daerah itu, dalam hal ini satuan
persetujuan tertulis dengan cara sebagaimana dimaksud. pemerintahan daerah kota dapat disebut sebagai subyek
Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan ini adalah (a) hukum yang tersendiri apabila satu pemerintahan daerah
tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan; kota itu dilihat sebagai satu kesatuan yang mencakup ja
atau (b) disangka melakukan tindak pidana kejahatan yang
39
Pasal 41 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lem 43
Pasal 43 ayat (4).
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran 44
Pasal 43 ayat (5).
Negara Republik Indonesia No. 4437). 45
Pasal 43 ayat (6).
40
Pasal 43 ayat (1). 46
Pasal 43 ayat (7).
41
Pasal 43 ayat (2). 47
Pasal 43 ayat (8).
42
Pasal 43 ayat (3). 48
Pasal 44 ayat (2).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
314 Pasca Reformasi Daerah 315
batan walikota sebagai kepala pemerintah daerah kota dan punyai tugas:
DPRD kota. Jika walikota dan DPRD Kota disebut secara 1) membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pe
sendiri-sendiri, maka subyek hukum kelembagaannya ada merintahan daerah;
lah walikota dan DPRD kota itu masing-masing. 2) membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan
Karena itu, seperti juga di tingkat provinsi dan daerah kegiatan instansi vertikal di daerah, menindaklanjuti
kabupaten, di tingkat pemerintahan daerah kota terdapat laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat peng
tiga subyek hukum yang masing-masing dapat disebut seba awasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan
gai lembaga negara yang tersendiri, yaitu (i) pemerintahan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pele-
daerah kota; (ii) walikota sebagai kepala pemerintah daerah starian sosial budaya dan lingkungan hidup;
kota; dan (iii) DPRD kota. Ketiganya dapat disebut sebagai 3) memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan peme
lembaga daerah atau lembaga negara di daerah. rintahan kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah
provinsi;
2. Walikota 4) memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerin
tahan di wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau desa
Menurut ketentuan UU No. 32 Tahun 2004, walikota bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota;
adalah kepala daerah pemerintahan daerah kota. Sebagai 5) memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala
kepala daerah, maka seperti yang juga ditentukan untuk daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah
gubernur dan bupati sebagai kepala daerah, maka tugas dan daerah;
wewenang walikota juga adalah:38 6) melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lain-
1) memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah ber nya yang diberikan oleh kepala daerah; dan
dasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; 7) melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apa
2) mengajukan rancangan Perda; bila kepala daerah berhalangan.
3) menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan Menurut ketentuan Pasal 199 UU No. 32 Tahun 2004
bersama DPRD; ini, kawasan perkotaan dapat berbentuk:
4) menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang a. kota sebagai daerah otonom;
APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan ber b. bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perko
sama; taan;
5) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah; c. bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan lang
6) mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, sung dan memiliki ciri perkotaan.
dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya Kawasan perkotaan yang berbentuk kota sebagai
sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan daerah otonom dikelola oleh pemerintah kota di bawah
7) melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan kepemimpinan walikota. Kawasan perkotaan yang merupa
peraturan perundang-undangan. kan bagian dari daerah kabupaten yang memiliki ciri-ciri
Sedangkan wakil bupati, seperti juga wakil kepala 49
Pasal 51 ayat (2).
daerah lainnya, menurut ketentuan Pasal 26 ayat (1) mem 50
Pasal 50 ayat (1).
51
Pasal 50 ayat (2).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
316 Pasca Reformasi Daerah 317
perkotaan dikelola oleh daerah atau lembaga pengelola yang kerjanya kepada DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya,
42
dibentuk dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah panitia angket dapat memanggil, mendengar, dan memer-
kabupaten. Sedangkan kawasan perkotaan yang merupakan iksa seseorang yang dianggap mengetahui atau patut men-
bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan langsung getahui masalah yang sedang diselidiki serta untuk meminta
dan memiliki ciri-ciri perkotaan, dalam hal penataan ruang menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan
dan penyediaan fasilitas pelayanan umum tertentu dikelola hal yang sedang diselidiki.43 Setiap orang yang dipanggil,
bersama oleh daerah-daerah yang terkait. didengar, dan diperiksa wajib memenuhi panggilan pani-
Di kawasan perdesaan yang direncanakan dan di tia angket kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan
bangun menjadi kawasan perkotaan, pemerintah daerah perundang-undangan.44 Dalam hal telah dipanggil dengan
yang bersangkutan dapat membentuk badan pengelola pem patut secara berturut-turut tidak memenuhi panggilan, pa-
bangunan. Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, nitia angket dapat memanggil secara paksa dengan bantuan
dan pengelolaan kawasan perkotaan, pemerintah daerah Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan per-
mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan aturan perundang-undangan.45 Seluruh hasil kerja panitia
masyarakat. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas, diatur angket tersebut bersifat rahasia.46 Tata cara penggunaan
lebih lanjut dengan peraturan daerah dengan berpedoman hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat
pada Peraturan Pemerintah. diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman
pada peraturan perundang-undangan.47
3. DPRD Kota Menurut ketentuan Pasal 44 ayat (1), anggota DPRD
mempunyai hak untuk (a) mengajukan rancangan Perda;
Sesuai ketentuan Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004, (b) mengajukan pertanyaan; (c) menyampaikan usul dan
DPRD, baik tingkat provinsi, kabupaten ataupun kota me pendapat; (d) memilih dan dipilih; (e) membela diri; (f)
rupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudu imunitas; (g) protokoler; dan (h) keuangan dan adminis
kan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. tratif. Kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan
DPRD ditentukan memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan anggota DPRD diatur dalam Peraturan Pemerintah.48 Alat
pengawasan.39 Hak-hak DPRD adalah (a) hak interpelasi, kelengkapan DPRD terdiri atas (a) pimpinan; (b) panitia mu
(b) hak angket, dan (c) hak untuk menyatakan pendapat.40 syawarah; (c) panitia anggaran; (d) Badan Kehormatan; dan
Pelaksanaan hak angket tersebut dilakukan setelah diajukan (e) alat kelengkapan lain yang diperlukan. Pembentukan,
hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a susunan, tugas, dan wewenang alat kelengkapan dimaksud
dan mendapatkan persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD dengan berpedo-
yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota man pada peraturan perundang-undangan. DPRD kota yang
DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang- beranggotakan 20 sampai dengan 35 orang membentuk tiga
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir.41 komisi, yang beranggotakan lebih dari 35 orang membentuk
Dalam menggunakan hak angket dibentuk panitia ang 52
Pasal 50 ayat (3).
ket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD yang bekerja 53
Pasal 50 ayat (4).
dalam waktu paling lama 60 hari telah menyampaikan hasil 54
Pasal 50 ayat (5).
55
Pasal 50 ayat (6).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
318 Pasca Reformasi Daerah 319
empat komisi. 49
daerah itu dipimpin oleh Sekretaris Daerah. 57
Setiap anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi.50 Sekretaris daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
Jumlah anggota setiap fraksi sebagaimana dimaksud pada (1) mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala
ayat (1) sekurang-kurangnya sama dengan jumlah komisi di daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasi
DPRD.51 Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat kan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.58 Dalam pe
(1) dari satu partai politik yang tidak memenuhi syarat untuk laksanaan tugas dan kewajibannya itu, sekretaris daerah
membentuk satu fraksi, wajib bergabung dengan fraksi yang bertanggung jawab kepada kepala daerah.59 Apabila sekre
ada atau membentuk fraksi gabungan.52 Fraksi yang ada wa- taris daerah berhalangan melaksanakan tugasnya, tugas
jib menerima anggota DPRD dari partai politik lain yang ti- sekretaris daerah dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk
dak memenuhi syarat untuk dapat membentuk satu fraksi.53 oleh kepala daerah.60
Dalam hal fraksi gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat Menurut ketentuan Pasal 122, sekretaris daerah di
(3) setelah dibentuk, kemudian tidak lagi memenuhi syarat angkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyarat
sebagai fraksi gabungan, seluruh anggota fraksi gabungan an. Sekretaris daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tersebut wajib bergabung dengan fraksi dan/atau fraksi untuk provinsi diangkat dan diberhentikan oleh presiden
gabungan lain yang memenuhi syarat.54 Parpol yang me- atas usul gubernur sesuai dengan peraturan perundang-un-
menuhi persyaratan untuk membentuk fraksi hanya dapat dangan. Sekretaris daerah untuk kabupaten/kota diangkat
membentuk satu fraksi.55 Fraksi gabungan dapat dibentuk dan diberhentikan oleh gubernur atas usul bupati/walikota
oleh partai politik dengan syarat sebagaimana dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sekretaris
pada ayat (2) dan ayat (5).56 daerah karena kedudukannya sebagai pembina pegawai
negeri sipil di daerahnya.
E. Perangkat Daerah Di DPRD juga diadakan pula kesekretariatan tersen
diri. Ditentukan oleh Pasal 123 bahwa Sekretariat DPRD
Ketentuan mengenai perangkat daerah baik untuk dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD itu di-
daerah provinsi, kabupaten maupun kota, diatur dalam angkat dan diberhentikan oleh gubernur/bupati/walikota
Pasal 120 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan dengan persetujuan DPRD. Sekretaris DPRD itu mempunyai
Daerah. Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat tugas:
daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis a. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan
daerah, sedangkan perangkat daerah kabupaten/kota terdiri DPRD;
atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lem b. menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD;
baga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan. Sekretariat
63
Pasal 124 ayat (3).
56
Pasal 50 ayat (7). 64
Pasal 125 ayat (1).
57
Pasal 121 ayat (1). 65
Pasal 125 ayat (2).
58
Pasal 121 ayat (2). 66
Pasal 125 ayat (3).
59
Pasal 121 ayat (3). 67
Pasal 126 ayat (1).
60
Pasal 121 ayat (4). 68
Pasal 126 ayat (2).
61
Pasal 124 ayat (1). 69
Pasal 126 ayat (3).
62
Pasal 124 ayat (2). 70
Pasal 126 ayat (4).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
320 Pasca Reformasi Daerah 321
c. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota
d. menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah67.
diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
Selanjutnya, Pasal 123 ayat (4), (5) dan (6)-nya menen pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk
tukan bahwa sekretaris DPRD dalam menyediakan tenaga menangani sebagian urusan otonomi daerah.68 Selain tugas
ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) camat juga menyeleng-
meminta pertimbangan pimpinan DPRD. Sekretaris DPRD garakan tugas umum pemerintahan meliputi:69
dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masya
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan rakat;
DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentram
kepala daerah melalui sekretaris daerah. Susunan organisasi an dan ketertiban umum;
sekretariat DPRD ditetapkan dalam peraturan daerah ber- c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peratur
pedoman pada Peraturan Pemerintah. an perundang-undangan;
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi d. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasi
daerah.61 Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas yang di- litas pelayanan umum;
angkat dan diberhentikan oleh kepala daerah dari pegawai e. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan peme
negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris dae- rintahan di tingkat kecamatan;
rah.62 Kepala dinas daerah bertanggung jawab kepada kepala f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/ atau
daerah melalui sekretaris daerah.63 Lembaga teknis daerah kelurahan;
merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat di
spesifik berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum laksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
daerah.64 Badan, kantor atau rumah sakit umum daerah Camat sebagaimana dimaksud di atas diangkat oleh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh kepala bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota
badan, kepala kantor, atau kepala rumah sakit umum daerah dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan tek
yang diangkat oleh kepala daerah dari pegawai negeri sipil nis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan
yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah.65 Kepala peraturan perundang-undangan.70 Dalam menjalankan
badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah sebagaimana tugas-tugasnya, camat dibantu oleh perangkat kecamatan
dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada kepala dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui
daerah melalui sekretaris daerah.66 sekretaris daerah kabupaten/kota71. Perangkat kecamatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bertanggung jawab
71
Pasal 126 ayat (5).
72
Pasal 126 ayat (6).
73
Pasal 126 ayat (7). 76
Pasal 200 ayat (3).
74
Pasal 200 ayat (1). 77
Pasal 201 ayat (1).
75
Pasal 200 ayat (2). 78
Pasal 201 ayat (2).
79
Pasal 203 ayat (1).
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
322 Pasca Reformasi Daerah 323
kepada camat . Pelaksanaan ketentuan-ketentuan tersebut
72
suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa sebagaimana
di atas ditetapkan dengan peraturan bupati atau walikota dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sebagai kepala desa.80
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah73. Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
F. Desa dan Pemerintahan Desa yang diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat
setempat yang ditetapkan dalam Perda dengan berpedoman
Menurut ketentuan Pasal 200 UU No. 32 Tahun 2004, pada Peraturan Pemerintah.81
dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun dan
pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan
badan permusyawaratan desa.74 Pembentukan, penghapus berikutnya.82 Urusan pemerintahan yang menjadi kewe
an, dan/atau penggabungan desa dengan memperhatikan nangan desa mencakup:83
asal usulnya atas prakarsa masyarakat.75 Desa di kabu- a. urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
paten/kota secara bertahap dapat diubah atau disesuaikan asal-usul desa;
statusnya menjadi kelurahan sesuai usul dan prakarsa b. urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan ka
pemerintah desa bersama badan permusyawaratan desa bupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada
yang ditetapkan dengan Perda.76 Pendanaan sebagai akibat desa;
perubahan status desa menjadi kelurahan dibebankan pada c. tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah pro
APBD kabupaten/kota.77 Dalam hal desa berubah statusnya vinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota;
menjadi kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah d. urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan per
dan dikelola oleh kelurahan yang bersangkutan78. undang-perundangan diserahkan kepada desa.
Menurut Pasal 202, pemerintah desa terdiri atas ke Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah pro
pala desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari vinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota kepada desa
sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris desa disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi dari pegawai sumber daya manusia.84 Tugas dan kewajiban kepala desa
negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Kepala desa seb- dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
agaimana dimaksud dalam Pasal 202 ayat (1) dipilih lang- diatur lebih lanjut dengan Perda berdasarkan Peraturan
sung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik Pemerintah.85 Selanjutnya, UU No. 32 Tahun 2004 meng
Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihan atur pula mengenai badan permusyawaratan desa. Badan
nya diatur dengan Perda yang berpedoman kepada Per- permusyawaratan desa berfungsi menetapkan peraturan
aturan Pemerintah.79 Calon kepala desa yang memperoleh desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat.86
80
Pasal 203 ayat (2). 86
Pasal 209.
81
Pasal 203 ayat (3). 87
Pasal 211 ayat (1).
82
Pasal 204. 88
Pasal 211 ayat (2).
83
Pasal 206.
84
Pasal 207.
85
Pasal 208.
Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga
Lembaga Negara Lembaga
324 Pasca Reformasi Daerah 325
Dalam Pasal 210 ditentukan bahwa anggota badan Belanja desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan
permusyawaratan desa adalah wakil dari penduduk desa masyarakat desa. Pengelolaan keuangan desa tersebut dilakukan oleh kepala desa yang
bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan dituangkan dalam peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa. Pedoman
mufakat. Pimpinan badan permusyawaratan desa dipilih pengelolaan keuangan desa ditetapkan oleh bupati/walikota dengan berpedoman pada peraturan
dari dan oleh anggota badan permusyawaratan desa. Masa perundang-undangan. Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan
jabatan anggota badan permusyawaratan desa adalah enam dan potensi desa. Badan usaha milik desa dibentuk dan dijalanakan dengan berpedoman pada
tahun dan dapat dipilih lagi untuk satu kali masa jabatan peraturan perundang-undangan. Badan usaha milik desa tersebut dapat melakukan pinjaman
berikutnya. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 212 dan Pasal 213. Keuangan desa itu adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban dimaksud menimbulkan
pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa. Sedangkan sumber-sumber pendapatan desa
c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/
kota;
Britain, France, Italy, Germany, 3rd edition, Oxford University Press, 1998, hal. 281.
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
340 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 341
atau lembaga non-pemerintahan (Ornop) atau NGO’s dan kemudian pada tahun 1989 diubah lagi menjadi Conseil
(non-govermental organisations). Namun, keberadaan Superieur de l’Audiovisuel.
nya tidak berada dalam ranah cabang kekuasaan legislatif Di Inggris, seperti sudah diuraikan di atas, berbagai
(legislature), eksekutif, ataupun cabang kekuasaan keha komisi yang bersifat independen dengan kewenangan regu
kiman (judiciary). Ada yang bersifat independen dan ada lasi (regulatory power) ataupun kewenangan konsultatif
pula yang semi atau quasi independen, sehingga biasa juga (consultative power) itu juga memainkan peran yang sangat
disebut “independent and quasi independent agencies, cor menentukan. Misalnya, the Monopolies and Mergers Com-
porations, committees, and commissions”23. mission, the Commission for Racial Equality dan the Civil
Sebagian di antara para ahli tetap mengelompokkan Aviation Authority.
independent agencies semacam ini dalam domain atau Di Italia, lembaga independen dengan kewenangan
ranah kekuasaan eksekutif. Akan tetapi, ada pula sarjana regulasi dan monitoring ini juga berkembang cukup menen
yang mengelompokkannya secara tersendiri sebagai the tukan. Misalnya, CONSOB yang bertanggung jawab dalam
fourth branch of the government. Seperti dikatakan oleh rangka pemantauan terhadap kinerja Stock Exchange, dan
Yves Meny dan Andrew Knapp24, Instituto per la Vigilanza sulle Assicurazioni Private. Di
Jerman, juga ada banyak lembaga sejenis, seperti misalnya
“Regulatory and monitoring bodies are a new Bundeskartellamt yang bergerak di bidang commercial
type of autonomous administration which has mergers.25
been most widely developed in the United States
Di antaranya, ada pula lembaga-lembaga yang hanya
(where it is sometimes referred to as the ‘headless
fourth branch’ of the government). It takes the bersifat ad hoc atau tidak permanen. Badan-badan atau
form of what are generally knownas Independent lembaga-lembaga yang bersifat ad hoc itu, betapapun,
Regulatory Commissions”. menurut John Alder, tetap dapat disebut memiliki alasan
pembenaran konstitusionalnya sendiri (constitutional jus
Di Perancis, lembaga-lembaga seperti ini juga tercatat tification). Menurutnya26,
cukup banyak. Misalnya, Commission des Operations de
Bourse, Commission Informatique et Libertes, Commission “Ad hoc bodies can equally be used as a method of
de la Communication des Documents Administratifs, dan dispersing power or as a method of concentrating
power in the hands of central government nomi
Haute Autorite de l’Audiovisuel yang kemudian menjadi
nees without the safeguard of parliamentary or
Commission Nationale de la Communication des Libertes democratic accountability. The extent of govern
25
Ibid., hal. 280-282. mental control can be manipulated according to
26
John Alder and Peter English, Constitutional and Administrative Law, Mac- the particular circumstances.”
millan, London, 1989, hal. 225.
27
Sir Ivor Jennings, Cabinet Government, London, hal.76-76.
28
John Alder and Peter English, op.cit., hal. 225. Lembaga-lembaga negara yang bersifat ad hoc itu di
29
Yves Meny and Andrew Knapp, op.cit., hal. 280. Inggeris, menurut Sir Ivor Jennings,27 biasanya dibentuk
30
Stephen P. Robbins, op.cit., hal. 322. Biasanya agencies yang dimaksudkan
disini disebut dengan istilah dewan (council), komisi (commission), komite dalam setiap pasal atau pasal-pasal tanpa ayat mulai dari Pasal 1 ayat (1) sampai
(committee), badan (board), atau otorita (authority). dengan Pasal II Aturan Tambahan. Jika setiap rumusan kalimat itu dalam ayat
31
Angka ini dapat kita peroleh dengan cara menghitung jumlah rumusan ayat atau pasal itu dianggap sebagai rumusan satu kaedah dasar atau norma dasar,
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
342 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 343
karena salah satu dari lima alasan utama (five main rea Hukum Milik Negara (BHMN).
sons), yaitu: Karena demikian banyak jumlah dan ragam corak
1. The need to provide cultural or personal services sup lembaga-lembaga ini, oleh para sarjana biasa dibedakan
posedly free from the risk of political interference. antara sebutan agencies, institutions atau establishment,
Berkembangnya kebutuhan untuk menyediakan pela dan quango’s (quasi autonomous NGO’s). Dari segi tipe
yanan budaya atau pelayanan yang bersifat personal dan fungsi administrasinya, oleh Yves Meny dan Andrew
yang diidealkan bebas dari risiko campur tangan poli- Knapp, secara sederhana juga dibedakan adanya tiga tipe
tik, seperti misalnya the BBC (British Broadcasting utama lembaga-lembaga pemerintahan yang bersifat khusus
Corporation); tersebut (three main types of specialized administration),
2. The desirability of non-political regulation of mar yaitu: (i) regulatory and monitoring bodies (badan-badan
kets. Adanya keinginan untuk mengatur dinamika yang melakukan fungsi regulasi dan pemantauan); (ii) those
pasar yang sama sekali bersifat non-politik, seperti responsible for the management of public services (badan-
misalnya Milk Marketing Boards; badan yang bertanggung jawab melakukan pengelolaan
3. The regulation of independent professions such as pelayanan umum); and (iii) those engaged in productive
medicine and the law. Keperluan mengatur profesi- activities (badan-badan yang terlibat dalam kegiatan-keg-
profesi yang bersifat independen seperti di bidang iatan produksi).29
hukum kedokteran; Dari pengalaman di berbagai negara, dapat diketahui
4. The provisions of technical services. Kebutuhan untuk bahwa semua bentuk organisasi, badan, dewan, komisi,
mengadakan aturan mengenai pelayanan-pelayanan otorita, dan agencies yang dikemukakan di atas tumbuh
yang bersifat teknis (technical services) seperti antara begitu saja bagaikan cendawan di musim hujan. Ketika
lain dengan dibentuknya komisi, the Forestry Com- ide pembaruan kelembagaan diterima sebagai pendapat
mission; umum, maka dimana di semua lini dan semua bidang, orang
5. The creation of informal judicial machinery for set berusaha untuk menerapkan ide pembentukan lembaga
tling disputes. Terbentuknya berbagai institusi yang dan organisasi-organisasi baru itu dengan idealisme, yaitu
berfungsi sebagai alat perlengkapan yang bersifat untuk modernisasi dan pembaruan menuju efisiensi dan
semi-judisial untuk menyelesaikan berbagai sengketa efektivitas pelayanan. Akan tetapi, yang menjadi masalah
di luar peradilan sebagai ‘alternative dispute reso ialah, proses pembentukan lembaga-lembaga baru itu tum-
lution’ (ADR). buh cepat tanpa didasarkan atas desain yang matang dan
Kelima alasan tersebut ditambah oleh John Alder komprehensif.
dengan alasan keenam, yaitu adanya ide bahwa public Timbulnya ide demi ide bersifat sangat reaktif, sek
ownership of key sectors of the economy is desirable in it toral, dan bersifat dadakan, tetapi dibungkus oleh idealisme
self.28 Pemilikan oleh publik di bidang-bidang ekonomi atau dan heroisme yang tinggi. Ide pembaruan yang menyertai
sektor-sektor tertentu dianggap lebih tepat diorganisasikan pembentukan lembaga-lembaga baru itu pada umumnya
dalam wadah organisasi tersendiri, seperti yang banyak
dikembangkan akhir-akhir ini, misalnya dengan ide Badan Sedangkan UUD 1945 setelah empat kali mengalami perubahan dengan Per
maka naskah UUD 1945 sebelum Perubahan Pertama berisi 71 butir ketentuan. ubahan Pertama sampai dengan Perubahan Keempat, terdiri atas 199 butir
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
344 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 345
didasarkan atas dorongan untuk mewujudkan idenya sese negara maju tanpa kesiapan sosial-budaya dan kerangka
gera mungkin karena adanya momentum politik yang lebih kelembagaan dari masyarakatnya untuk menerapkan ide-
memberi kesempatan untuk dilakukannya demokratisasi di ide mulia yang datang dari dunia lain itu.
segala bidang. Oleh karena itu, trend pembentukan lembaga- Perubahan-perubahan dalam bentuk perombakan
lembaga baru itu tumbuh bagaikan cendawan di musim mendasar terhadap struktur kelembagaan negara dan biro
hujan, sehingga jumlahnya banyak sekali, tanpa disertai krasi pemerintahan di semua lapisan dan di semua sektor,
oleh penciutan peran birokrasi yang besar. selama sepuluh tahun terakhir dapat dikatakan sangat luas
Upaya untuk melakukan slimming down bureau dan mendasar. Apalagi, dengan adanya perubahan UUD
cracies seperti yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins,30 1945, maka desain makro kerangka kelembagaan negara kita
belum lagi berhasil dilakukan, lembaga-lembaga baru yang juga harus ditata kembali sesuai dengan cetak biru yang dia-
demikian banyak malah sudah dibentuk dimana-mana. Aki- manatkan oleh UUD 1945 hasil empat rangkaian perubahan
batnya, bukan efisiensi yang dihasilkan, melainkan justru pertama dalam sejarah republik kita. Kalau dalam praktek,
menambah inefisiensi karena meningkatkan beban ang- kita mendapati bahwa ide-ide dan rancangan-rancangan
garan negara dan menambah jumlah personil pemerintah perubahan kelembagaan datang begitu saja pada setiap
menjadi semakin banyak. Kadang-kadang ada pula lembaga waktu dan pada setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa
yang dibentuk dengan maksud hanya bersifat ad hoc untuk perombakan struktural yang sedang terjadi berlangsung
masa waktu tertentu. Akan tetapi, karena banyak jumlahnya, tanpa desain yang menyeluruh, persis seperti pengalaman
sampai waktunya habis, lembaganya tidak atau belum juga yang terjadi di banyak negara lain yang justru terbukti tidak
dibubarkan, sementara para pengurusnya terus menerus menghasilkan efisiensi seperti yang diharapkan. Karena itu,
digaji dari anggaran pendapatan dan belanja negara ataupun di masa transisi sejak tahun 1998, sebaiknya bangsa kita
anggaran pendapatan dan belanja daerah. melakukan konsolidasi kelembagaan besar-besaran dalam
Dengan perkataan lain, pengalaman praktek di ba rangka menata kembali sistem kelembagaan negara kita
nyak negara menunjukkan bahwa tanpa adanya desain sesuai dengan amanat UUD 1945.
yang mencakup dan menyeluruh mengenai kebutuhan akan C. Reformasi dan Konsolidasi
pembentukan lembaga-lembaga negara tersebut, yang akan
dihasilkan bukanlah efisiensi, tetapi malah semakin inefisien Seperti dikemukakan di atas, Indonesia telah meng
dan mengacaukan fungsi-fungsi antar lembaga-lembaga alami perubahan-perubahan struktural yang besar-besaran
negara itu sendiri dalam mengefektifkan dan mengefisien- dan mendasar, terutama sejak reformasi dicetuskan pada
kan pelayanan umum (public services). Apalagi, jika negara- tahun 1998. Sebelum tahun 1998, secara simbolis ada dua
negara yang sedang berkembang dipimpin oleh mereka hal yang tidak terbayangkan untuk dapat disentuh oleh ide
yang mengidap penyakit inferiority complex yang mudah perubahan, yaitu (i) perubahan dalam jabatan Presiden
kagum untuk meniru begitu saja apa yang dipraktekkan di Soeharto dan (ii) perubahan terhadap Undang-Undang
Dasar 1945 yang cenderung dikeramatkan. Kedua hal itu,
ketentuan. Bahkan dari 71 butir ketentuan yang asli, sekarang tinggal tersisa 25
butir ketentuan saja yang masih tetap dipertahankan rumusannya seperti bunyi
aslinya. Sementara itu, 174 butir lainnya, sama sekali merupakan ketentuan atau
kaidah hukum dasar yang sama sekali baru.
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
346 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 347
selama lebih dari 30 tahun terus bertahan di puncak pira pan itu dengan segala kelebihan dan kekurangan yang sudah
mid kekuasaan, sehingga tanpa disadari telah mengalami berhasil disepakati dalam perumusan UUD yang baru, yang
proses sakralisasi alamiah, dan menyebabkan kedua menja kemudian secara resmi diberi nama Undang-Undang Dasar
di simbol kesaktian dalam politik kekuasaan di Indonesia. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu.
Namun pada bulan Mei 1998, puncak kesaktian kekuasaan Memang dapat dikatakan tidak keliru bahwa Un
Presiden Soeharto tumbang, dan dilanjutkan dengan diteri dang-Undang Dasar yang baru itu tetap dipertahankan
ma dan disahkannya Perubahan Pertama UUD 1945 pada namanya sebagai UUD NRI Tahun 1945. Pertama, Pem
tanggal 18 Oktober 1999 yang menandai runtuhnya kedua bukaan UUD 1945 ini tetap tidak mengalami perubahan
simbol kesaktian kekuasaan Orde Baru, dan sekaligus bera- sama sekali, sehingga jiwanya sebagai konstitusi proklama
lihnya zaman menuju era baru, era reformasi, demokrasi, si masih tetap terpelihara sebagaimana jiwa yang diwarisi
dan konstitusi. Reformasi menuju demokrasi konstitusional dari the founding fathers and mothers Negara Republik
(constitutional democracy) dan sekaligus negara hukum Indonesia; Kedua, meskipun ketentuan yang lama hanya
yang demokratis berdasarkan UUD Negara Republik Indo- tersisa 25 butir saja dari 199 butir substansi seluruhnya,
nesia Tahun 1945. atau hanya 25 butir saja dari 71 butir yang asli, tetapi ke-25
Perubahan yang tercermin dalam Perubahan UUD butir ketentuan asli itu membuktikan bahwa UUD 1945 yang
1945 berlangsung sangat cepat dan dalam skala yang sangat ada sekarang memang bukanlah undang-undang dasar yang
luas dan mendasar. Perubahan UUD 1945 dari naskahnya baru sama sekali; Ketiga, perubahan UUD 1945 disepekati
yang asli sebagai warisan zaman proklamasi tahun 1945 dilakukan dengan metode amandemen terpisah dari naskah
yang hanya berisi 71 butir kaedah hukum dasar, sekarang aslinya, yaitu seperti praktek yang diterapkan di Amerika
dalam waktu empat kali perubahan, telah berisi 199 butir Serikat. Karena itu, naskah undang-undang dasar yang dija-
kaedah hukum dasar.31 Perubahan-perubahan substantif dikan standar atau pegangan dalam melakukan perubahan
itu menyangkut konsepsi yang sangat mendasar dan sangat konstitusi adalah naskah UUD 1945 versi Dekrit Presiden
luas jangkauannya, serta dilakukan dalam waktu yang relatif tanggal 5 Juli 1959, di mana antara lain, terdapat lampiran
sangat singkat, yaitu secara bertahap selama empat kali dan Penjelasan UUD 1945 yang biasa dikenal. Karena itu, yang
empat tahun, yaitu masing-masing Perubahan Pertama pada harus dianggap sebagai naskah resmi UUD NRI Tahun 1945
tahun 1999, Perubahan Kedua tahun 2000, Perubahan Ke- yang ada sekarang ini adalah naskah yang terdiri atas (i)
tiga tahun 2001, dan Perubahan Keempat tahun 2002. Tidak naskah UUD 1945 versi Dekrit 5 Juli 1959 dengan dilampiri
cukup waktu yang tersedia untuk perdebatan-perdebatan oleh (ii) naskah Perubahan Pertama UUD 1945 tahun 1999,
substantif yang sangat mendalam, karena momentum re
formasi dirasakan tidak mungkin akan kembali, jika agenda
perubahan tidak segera dituntaskan. Karena itu, perubahan
UUD 1945 itu dituntaskan segera dalam waktu empat taha-
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
348 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 349
(iii) naskah Perubahan Kedua UUD 1945 tahun 2000, (iv) bersifat sektoral dan sepenggal-sepenggal. Jika perubahan
naskah Perubahan Ketiga UUD 1945 tahun 2001, dan (v) dilakukan tanpa desain, dikuatirkan bahwa perubahan yang
naskah Perubahan Keempat UUD 1945 tahun 2002. terjadi tidak akan menghasilkan kebaikan yang diharapkan.
Karena banyak, luas, dan mendasarnya perubahan Jika yang diharapkan adalah efisiensi dan efektivitas, sangat
substantif kaedah-kaedah dasar yang terkandung dalam boleh jadi hasilnya justru berkebalikan, yaitu inefisiensi
UUD NRI Tahun 1945 yang baru itu, maka akibatnya ter dan inefektivitas, seperti juga contoh-contoh yang dapat
hadap sistem norma hukum terkandung dalam segenap dipelajari dari negara-negara lain.
produk peraturan perundang-undangan Republik Indonesia Oleh karena itu, kata kunci (key word) yang dapat
tentulah bersifat besar-besaran pula. Oleh karena itu, tidak dimajukan dalam hal ini adalah konsolidasi dan penataan ke
ada jalan lain bangsa kita, kecuali mengadakan peninjauan lembagaan secara menyeluruh. Bandingkanlah peta kondisi
ulang secara menyeluruh terhadap segenap sistem hukum kelembagaan negara dan kelembagaan pemerintahan, baik
nasional kita. Di samping itu, sesuai dengan obyek kajian di tingkat pusat maupun di daerah-daerah; baik yang lama
buku ini, perubahan besar-besaran pada level undang-un- maupun yang baru; baik di bidang politik, ekonomi, maupun
dang dasar tersebut juga berakibat sangat besar terhadap kebudayaan; pada aspek perencanaan, pelaksanaan, ataupun
skema dan format kelembagaan negara kita mulai dari pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Periksalah kondisi
tingkat yang paling tinggi sampai ke tingkat yang paling internalnya masing-masing baik yang menyangkut sumber
rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga tertinggi negara daya manusia (personil), kondisi keuangan dan aset atau
sampai ke bentuk pemerintahan desa diharuskan mengalami kekayaan negara yang dikelola, sistem aturan yang berlaku
perubahan mendasar menurut amanat UUD NRI Tahun di dalamnya serta perangkat-perangkat sistem administrasi
1945 kita yang baru. yang dijalankan, lalu bandingkan tugas pokok dan fungsinya
Di samping itu, seperti telah digambarkan di atas, dengan hasil kerja dan kinerjanya dalam kenyataan, serta
dunia global dan praktek-praktek di hampir semua negara di perhitungkan nilai kegunaannya untuk kepentingan bangsa
dunia, juga sedang menghadapi gelombang perubahan yang dan negara dengan membandingkannya dengan nilai dari
juga besar-besaran dalam skema dan format kelembagaan segala perangkat yang dimilikinya itu seperti jumlah per-
negara mereka masing-masing. Buku-buku ilmiah tentang sonil, nilai keuangan dan kekayaan negara yang dikelola,
perubahan demi perubahan itu tersaji sangat banyak untuk dan sebagainya. Lalu bandingkan pula antara satu lembaga
dijadikan contoh bagi para penyusun dan penentu kebijakan dengan lembaga lain yang sejenis yang boleh jadi juga dide-
kelembagaan negara mengenai ke arah mana reformasi sain untuk maksud yang sama atau mirip dengan lembaga
kelembagaan negara kita hendak dibawa. Keduanya, yaitu yang bersangkutan.
perintah UUD dan tuntutan realitas perkembangan zaman Apabila pertanyaan-pertanyaan ini dijawab dengan
sama-sama bersifat imperative, tetapi mengingat skala seksama, tentu akan diperoleh data yang sangat berguna
perubahan yang diharapkan sangat luas, menyeluruh, dan dalam rangka melakukan penataan dan konsolidasi kelem
mendasar, maka mau tidak mau diperlukan suatu desain bagaan negara kita di masa transisi dewasa ini. Saya nama
makro yang sangat menyeluruh pula, untuk memandu kan transisi, karena tujuh tahun setelah reformasi belum
jalan bagi perumusan kebijakan-kebijakan reformasi yang cukup untuk menyelesaikan semua agenda perbaikan yang
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
350 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 351
diperlukan. Jika kita melihat pengalaman negara lain, di- BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) yang
perlukan sekitar 10-15 tahun untuk menata kembali sistem berada di dalam struktur pemerintah dan berfungsi sebagai
kelembagaan negara sesuai dengan cetak biru yang dike- internal auditor bagi pemerintah, sedangkan BPK berfungsi
hendaki oleh gerakan reformasi yang berskala besar seperti sebagai external auditor. Namun upaya konsolidasi ke arah
yang kita alami di tahun 1998. Misalnya, pada tingkat yang integrasi ataupun penataan kembali sebagian urusan dan
paling tinggi, untuk apa diadakan pimpinan dan sekretariat sebagian struktur organisasi BPKP yang dewasa ini jauh
jenderal yang tersendiri untuk Majelis Permusyawaratan lebih besar daripada BPK belum juga dilakukan. Meskipun
Rakyat sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Ketua BPK sendiri sudah berkirim surat mengenai hal ini,
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan tetapi sampai sekarang tindak lanjutnya secara teknis belum
DPRD? Bukankah kewenangan MPR itu sebagai lembaga juga dilakukan sebagaimana mestinya.
negara yang diatur dalam UUD 1945 hanya (i) mengubah Contoh lain yang dapat dipertimbangkan pula adalah
dan menetapkan UUD; (ii) (dengan syarat-syarat tertentu) keberadaan lembaga-lembaga dan dewan-dewan penasihat
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden; (iii) presiden untuk urusan-urusan tertentu. Sampai sekarang,
memilih presiden dan/atau wakil presiden untuk mengisi jika dihimpun, cukup banyak dewan, komisi, ataupun badan
lowongan jabatan presiden dan/atau wakil presiden; dan (iv) yang sudah dibentuk dengan fungsi yang bersifat advisory
mengadakan persidangan untuk acara pengucapan sumpah terhadap presiden. Banyak juga di antaranya yang langsung
jabatan presiden dan wakil presiden. diketuai oleh presiden sendiri, sehingga dengan demikian,
Satu-satunya tugas MPR yang bersifat rutin adalah masukan yang diberikan secara langsung dapat dimanfaat-
menyelenggarakan sidang untuk pelantikan presiden dan kan oleh presiden untuk diambil keputusan sebagaimana
wakil presiden, yaitu dalam keadaan norma setiap lima mestinya. Misalnya, Dewan Pertahanan Nasional, Dewan
tahun sekali. Akan tetapi, forum sidang MPR untuk acara Antariksa Nasional, dan banyak lagi dewan-dewan yang
pelantikan itu sendiri bersifat fakultatif, tidak mutlak. Jika diketuai langsung oleh presiden.
MPR tidak dapat bersidang, acara pelantikan presiden dan Dewan-dewan yang mempunyai fungsi penasihat atau
wakil presiden dapat pula dilakukan dalam rapat paripurna advisory terhadap menteri tidak pula kalah banyaknya. Di
DPR-RI. Oleh karena itu, pimpinan MPR dapat saja dirang setiap departemen, ada saja dewan-dewan yang dibentuk
kap oleh pimpinan DPR dan pimpinan DPD, dan sekretariat untuk maksud memberikan nasihat dan pertimbangan men-
jenderalnya pun dapat dirangkap atau digabungkan dengan genai kebijakan sektor tertentu kepada menteri. Misalnya,
sekretariat jenderal DPR atau sekretariat jenderal DPD. di Departemen Pendidikan Nasional ada Dewan Perbukuan
Demikian pula dengan Badan Pemeriksa Keuangan Nasional. Di lingkungan kantor Menristek ada Dewan Riset
yang menurut desain UUD 1945 yang baru haruslah meng Nasional, di lingkungan Departemen Agama juga terdapat
alami perubahan mendasar, Di satu pihak, kedudukan dan pula beberapa dewan penasihat. Kadang-kadang ada dewan
kewenangannya menjadi semakin besar dan kuat, di pihak yang dibentuk oleh menteri terdahulu, tidak dibubarkan
lain jangkauan tugasnya juga meluas sampai ke daerah- oleh menteri baru, tetapi fungsinya tidak berjalan sama
daerah di seluruh Indonesia. Karena itu, perlu diadakan sekali sampai-sampai sesudah beberapa periode, ada pula
penataan kembali dalam hubungan antara BPK dengan lembaga pensihat yang hanya tinggal nama, tetapi secara
Perkembangan dan Konsolidasi Pentingnya
Lembaga Negara Konsolidasi
352 Pasca Reformasi Kelembagaan Negara 353
hukum surat-surat keputusannya masih berlaku. semakin gemuk dan tidak efisien. Banyaknya lembaga-lem-
Yang juga dapat dipersoalkan ialah apakah kegiatan baga tersebut yang pada umumnya bersifat auxiliary seperti
kursus kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Lemhan yang diuraikan dalam bab-bab terdahulu pada pokoknya
nas (Lembaga Ketahanan Nasional) memang tidak dapat memberikan gambaran bagaimana rumitnya upaya koor-
diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan dan pelatihan dinasi dalam pelaksanaan tugas lembaga-lembaga tersebut
kepemimpinan administrasi negara yang diselenggarakan masing-masing.
oleh LAN (Lembaga Administrasi Negara). Apakah seba- Oleh karena itu, sekali lagi, kata kuncinya adalah perlu
gian fungsi lainnya dari Lemhanas memang tidak mungkin nya penataan dan konsolidasi kelembagaan yang segera dan
diintegrasikan dengan fungsi Dewan Pertahanan Nasional menyeluruh. Hal itu, tentu saja, tidak mungkin dilakukan
(Dewan TANNAS) yang langsung diketuai oleh presiden. oleh satu dua lembaga atau satu dua pakar. Prakarsa untuk
Apakah BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) reformasi ke arah penataan dan konsolidasi kelembagaan itu
tidak mungkin diintegrasikan dengan mengadakan refor- harus datang dari presiden sendiri dengan kepiawaian kepe-
masi terhadap LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) mimpinannya menggerakkan roda penataan dan konsolidasi
beserta pusat-pusat penilitian di hampir semua bidang ilmu kelembagaan itu secara luas, menyeluruh, dan mendasar. Di
pengetahuan dan teknologi. Bagaimana pula dengan cara samping itu, karena luas dan mendasarnya permasalahan
kerja BAPPEPTI (Badan Pengawas Perdagangan berjangka yang dihadapi, perumusan kebijakan mengenai soal ini
Komoditi) yang berada di bawah menteri perdagangan den- haruslah bersifat partisipatoris dengan melibatkan semua
gan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) yang berada institusi dan stake-holders yang terkait. Penataan dan
di bawah menteri keuangan, sehingga Bursa Komoditi dan konsolidasi tidak akan berjalan hanya karena ditentukan
Bursa Saham tunduk kepada rezim administrasi yang ber- dari atas, melainkan harus digerakkan dengan partisipasi
beda, meskipun dalam praktek keduanya memerlukan pola dari bawah. Karena itu, selain (i) faktor kepemimpinan
pembinaan yang mirip-mirip saja satu sama lain. dan keteladanan, juga diperlukan; (ii) upaya demokratisasi
Banyak lagi contoh-contoh lain yang dapat diberikan dan partisipasi dalam segenap upaya pembaruan birokrasi,
dan dirinci satu per satu mengenai hal ini. Akan tetapi, yang dan pembaruan kelembagaan; dengan (iii) dukungan pe-
penting dari contoh-contoh tersebut di atas adalah untuk nataan sistem aturan dan sistem administrasi penunjang
menggambarkan bahwa memang terdapat cukup banyak in- yang diperlukan untuk itu; serta (iv) dukungan sarana
efisiensi dalam pola kelembagaan negara dan pemerintahan dan prasarana yang mungkin. Dengan begitu, impian kita
kita dewasa ini. Hal ini bertambah lagi dengan tumbuh dan tentang agenda konsolidasi dan penataan kembali sistem
berkembangnya sangat banyak lembaga, badan, lembaga, kelembagaan negara dan pemerintahan kita dapat segera
komisi, dan dewan-dewan yang baru yang dibentuk pada era dimulai dengan terukur dan terjadwal dengan pasti.
reformasi dewasa ini. Bukan tidak mungkin di waktu-waktu
mendatang, bentuk-bentuk kelembagaan baru itu akan
muncul semakin banyak banyak yang semuanya menambah
beban anggaran negara dan anggaran daerah, serta beban
personil yang membesar birokrasi negara sehingga menjadi
Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara
354 Pasca Reformasi
Daftar
Pustaka 355
Daftar Pustaka
...........................................................................
Buku-Buku
Nama Lengkap:
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.
Alamat Rumah:
Jl. Widya Chandra III No. 7, Jakarta Selatan
Alamat Kantor:
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6-7, Jakarta Pusat
Telp/Fax. 021-3522087.
e-mail
jimly21@hotmail.com
jimly_asshiddiqie@yahoo.com
jimly@mahkamahkonstitusi.go.id
Pendidikan
1. Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1982
(Sarjana Hukum).
Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara Tentang
370 Pasca Reformasi Penulis 371
2. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
1984 (Magister Hukum). Indonesia dalam rangka Perubahan Undang-Undang
3. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia Jakar Dasar 1945 (2001).
ta (1986-1990), dan Van Vollenhoven Institute, serta 8. Senior Scientist bidang Hukum BPP Teknologi, Jakarta,
Rechts-faculteit, Universiteit Leiden, program doctor 1990-1997.
by research dalam ilmu hukum (1990). 9. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
4. Post-Graduate Summer Course, Harvard Law School, Indonesia, Jakarta, 1993-1998.
Cambridge, Massachussett, 1994. 10. Anggota Tim Pengkajian Reformasi Kebijakan Pendi
5. Dan berbagai short courses lain di dalam dan luar ne dikan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebuday-
geri. aan, Jakarta, 1994-1997.
11. Asisten Wakil Presiden Republik Indonesia bidang
Pengabdian dalam Tugas Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan,
Jabatan Publik lainnya 1998-1999 (Asisten Wakil Presiden B.J. Habibie yang
1. Pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia sejak kemudian menjadi Presiden RI sejak Presiden Soeharto
tahun 1981 sampai sekarang. Sejak tahun 1998 diang mengundurkan diri pada bulan Mei 1998).
kat sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara, dan sejak 12. Diangkat dalam jabatan akademis Guru Besar dalam
16 Agustus 2003 berhenti sementara sebagai Pegawai Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Negeri Sipil (PNS) selama menduduki jabatan Hakim Indonesia, Jakarta, 1998.
Konstitusi, sehingga berubah status menjadi Guru Be- 13. Koordinator dan Penanggungjawab Program Pasca
sar Luar Biasa. Sarjana Bidang Ilmu Hukum dan Masalah Kenegara
2. Anggota Tim Ahli Dewan Perwakilan Rakyat Republik an, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,
Indonesia, 1988-1993. 2000-2004.
3. Anggota Kelompok Kerja Dewan Pertahanan dan Ke 14. Anggota Senat Akademik Universitas Indonesia, 2001-
amanan Nasional (Wanhankamnas), 1985-1995. sekarang.
4. Sekretaris Dewan Penegakan Keamanan dan Sistem 15. Penasehat Ahli Sekretariat Jenderal MPR-RI, 2002-
Hukum (DPKSH), 1999. 2003.
5. Ketua Bidang Hukum Tim Nasional Reformasi Na 16. Penasehat Ahli Menteri Perindustrian dan Perdagangan
sional Menuju Masyarakat Madani, 1998-1999, dan Republik Indonesia, 2002-2003.
Penanggung jawab Panel Ahli Reformasi Konstitusi 17. Anggota tim ahli berbagai rancangan undang-undang di
(bersama Prof. Dr. Bagir Manan, SH), Sekretariat Ne bidang hukum dan politik, Departemen Dalam Negeri,
gara RI, Jakarta, 1998-1999. Departemen Kehakiman dan HAM, serta Departemen
6. Anggota Tim Nasional Indonesia Menghadapi Tantang Perindustrian dan Perdagangan, sejak tahun 1997-
an Globalisasi, 1996-1998. 2003.
7. Anggota Tim Ahli Panitia Ad Hoc I (PAH I), Badan 18. Pengajar pada berbagai Diklatpim Tingkat I dan Tingkat
II Lembaga Administrasi Negara (LAN) sejak tahun
Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara Tentang
372 Pasca Reformasi Penulis 373
1997-sekarang. 78 Negara, Jakarta: PSHTN-FH-UI, 2003.
19. Pengajar pada kursus KSA dan KRA LEMHANNAS 12. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Ke
(Lembaga Pertahanan dan Keamanan Nasional) sejak kuasaan dalam UUD 1945, Yogyakarta: FH-UII-Press,
2002-sekarang. 2004.
20. Guru Besar Tidak Tetap pada Fakultas Hukum berbagai 13. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta:
Universitas Negeri dan Swasta di Jakarta, Yogyakarta, MKRI-PSHTN FHUI, 2004.
Surabaya, dan Palembang. 14. Memorabilia Dewan Pertimbangan Agung Republik
Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press, 2004.
Publikasi Ilmiah: 15. Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi, Ja
1. Gagasan Kedaulatan dalam Konstitusi dan Pelaksa karta: Konstitusi Press, cetakan pertama, 2004 dan
naannya di Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoe cetakan kedua, 2005.
ve, 1994. 16. Model-model Pengujian Konstitusional di Berbagai
2. Pembaruan Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Negara, Jakarta: Konstitusi Press, cetakan pertama
Angkasa, 1995. dan cetakan kedua 2005.
3. Pergumulan Peran Pemerintah dan Parlemen dalam 17. Sengketa Kewenangan Konstitusional Antarlembaga
Sejarah, Jakarta: UI-Press, 1996. Negara, Jakarta: Konstitusi Press, 2005.
4. Agenda Pembangunan Hukum di Abad Globalisasi, 18. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, cetakan
Jakarta: Balai Pustaka, 1997. pertama 2004 dan cetakan kedua 2005.
5. Undang-Undang Dasar 1945: Konstitusi Negara 19. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakar
Kesejahteraan dan Realitas Masa Depan, Jakarta: ta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
Universitas Indonesia, 1998. Konstitusi RI, 2005.
6. Reformasi B.J. Habibie: Aspek Sosial, Budaya dan 20. Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Poli
Hukum, Bandung: Angkasa, 1999. tik, dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Sekretariat
7. Islam dan Kedaulatan Rakyat, Jakarta: Gema Insani Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,
Press, 1997. 2005.
8. Teori dan Aliran Penafsiran dalam Hukum Tata Ne 21. Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Jakarta:
gara, Jakarta: InHilco, 1998. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah
9. Pengantar Pemikiran Perubahan Undang-Undang Konstitusi RI, 2005.
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 22. Beberapa naskah buku yang sedang dipersiapkan, an-
1945, Jakarta: The Habibie Center, 2001. tara lain: (i) Peradilan Konstitusi di 10 Negara dan (ii)
10. Konsolidasi Naskah UUD 1945 Pasca Perubahan Ke Pengantar Hukum Tata Negara.
empat, Jakarta: PSHTN FHUI, 2002. 23. Ratusan makalah yang disampaikan dalam berbagai
11. Mahkamah Konstitusi: Kompilasi Ketentuan UUD, forum seminar, lokakarya dan ceramah serta yang
UU, dan Peraturan tentang Mahkamah Konstitusi di dimuat dalam berbagai majalah dan jurnal ilmiah,
Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara
374 Pasca Reformasi
ataupun dimuat dalam buku ontologi oleh penulis lain
berkenaan dengan berbagai topik.