Resume SAPN Pertemuan Ke-3
Resume SAPN Pertemuan Ke-3
NIM : 1802110579
Pertemuan ke- : 3
Struktur APBN
1. Belanja negara
b. Belanja daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke pemerintah daerah, untuk kemudian masuk
dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja daerah meliputi:
a. Pembiayaan dalam negeri, meliputi pembiayaan perbankan, privatisasi, surat utang Negara,
serta penyertaan modal Negara.
o Penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek.
o Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, terdiri atas jatuh tempo dan monatorium.
3. Pendapatan Pajak
Pendapatan Pajak Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak penghasilan (PPh), Pendapatan
pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah, Pendapatan pajak
bumi dan bangunan, Pendapatan cukai, Pendapatan pajak lainnya. Selanjutnya Pendapatan Pajak
Internasional pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.
4. Pendapatan Negara
Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak.
Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya melalui kepabean dan cukai, penerimaan pajak,
dan hibah. Pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari APBN.
Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap tahunnya. Penerimaan
pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen lainnya yang ada dalam APBN.
Selain melalui penerimaan perpajakan, pendapatan negara juga didapat melalui penerimaan
negara bukan pajak dan lainnya. Pendapatan tersebut antara lain adalah Pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU),Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara
dan hibah yang didapat. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi dan kebijakan lainnya
Berasal dari Penerimaan sumber daya alam dan gas bumi (SDA migas), penerimaan sumber daya
alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non migas), Pendapatan bagian laba BUMN,
pendapatan laba BUMN perbankan, pendapatan laba BUMN non perbankan, PNBP lainnya,
pendapatan dari pengelolaan BMN, pendapatan jasa pendapatan bunga pendapatan kejaksaan
dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi dan lain-lain.
B. Fungsi APBN
APBN adalah sebagai alat mobilisasi dana investasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan
pengeluaran yang menjadi keajiban negar dalam suatu tahun. Anggaran harus dimasukkan dalam
APBN. Surplus penerimaan Negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara
tahun anggaran berikutnya. Oleh karena itu apbn mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut:
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran Negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, dengan demikian
pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat.
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran Negara dapat menjadi pedoman
bagi Negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu penbelanjaan
telah direncanakan sebelumnya, maka Negara dapat membuat rencana-rencana untuk
mendukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan
membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bias berjalan
dengan baik dan lancer.
3. Fungsi pengawasan, berartianggaran Negara harus menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelengaraan pemerintah Negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi masyarakat untuk menilai apakah
tindakan pemerintah mengunakan uang Negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan
atau tidak.
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran Negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas
perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran Negara harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilitasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
C. Penyusunan APBN
Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu:
(1) pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan Februari sampai dengan
pertengahan bulan Agustus
(2) Pengajuan pembahasan dan penetapan APBN, dari pertengahan bulan Agustus sampai
dengan bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara singkat kedua tahapan dalam proses
penyusunan APBN tersebut.
Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahap ini diawali dengan beberapa kali
pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan
APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain
meliputi penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran.
Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai dengan Pidato Presiden
sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan
baik antara Menteri Keuangan dengan Panitia Anggaran.
D. Siklus APBN
Siklus APBN adalah masa atau jangka waktu saat anggaran disusun sampai dengan laporan
keuangan disahkan oleh undang-undang.